Kelompok 7 (Tujuh )
1. Muhamad Gozali
2. Neng Fadhilah
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL - BAROKAH
Tahun Pelajaran 1011/1013
I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
segenap karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aliran Qadariyah” ini dengan sebagaimana mestinya.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam.
Selain itu, kami berharap makalah ini tidak hanya menjadi sekedar rangkaian
kata-kata diatas kertas saja. Akan tetapi dapat menjadi penambah wawasan kita
dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Akhir kata, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Wassalamu'alaikum wr.wb
II
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN............................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. KESIMPULAN.....................................................................................6
B. SARAN.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama rahmatan lil 'alamin. Sebagai bentuk
realisasinya, Islam selalu mengajarkan kepada para pengikutnya
untuk selalu bertoleransi kepada sesama, baik kepada umat Islam sendiri maupun
kepada para non-muslim. Didalam kehidupan ini kita tentunya kita tidak bisa
memungkiri bahwa kita selalu dihadapkan dengan berbagai perbedaan.
Salah satunya adalah perbedaan dalam memahami agama. Kita sebagai
umat Islam telah mengetahui bahwa didalam agama Islam sendiri terdapat banyak
paham atau aliran kalam. Diantaranya ada paham atau aliran Khawarij, Syiah,
Mu'tazilah, Qadariyah, Asy'ariyah, dll. Berbagai paham ini memiliki karakteristik
ajaran dan pokok-pokok pemikiran yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian aliran Qadariyah ? dan bagaimana penisbatannya ?
2. Bagaimanakah sejarah awal munculnya aliran Qadariyah ?
3. Apa sajakah dalil yang mereka gunakan sebagai landasan pemikiran mereka ?
4. Apa sajakah pokok-pokok pemikiran dari aliran Qadariyah ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan penisbatan nama Qadariyah bagi liran yang
menekan kebebasan bertindak bagi manusia.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya aliran Qadariyah dalam dunia Islam.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an manakah yang mereka jadikan
sebagai landasan berpikir mereka.
4. Untuk mengetahui pokok-pokok pemikiran aliran Qadariyah yang membuat
mereka berbeda dengan aliran kalam lainnya.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid yang diberikan Ibu Siti
Mustianah,S.Th.I,MA
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. SEJARAH MUNCULNYA ALIRAN QADARIYA
Aliran Qadariyah muncul sekitar tahun 70H (689M). Aliran ini dipelopori
oleh seorang yang bernama Ma’bad Al-Jauhany,ditanah Iraq. Ia adalah seorang
yang alim tentang Al-Qur’an dan Hadis, tetapi kemudian ia menjadi sesat dan
membuat pendapat-pendapat yang salah serta batal. Akan tetapi meskipun begitu,
masih ada juga orang-orang yang terpengaruh sehingga menjadi pengikutnya.
Meskipun golongan ini tidak terlalu besar, akan tetapi golongan ini telah pernah
membuat sejarah didalam kehidupan kaum muslimin.
Semasa hidupnya Ma’bad Al-Jauhany berguru kepada Hasan Al-Bashri
sebagaimana Washil bin Atha’ tokoh pendiri Mu’tazilah. Jadi, Ma’bad termasuk
tabi’in atau generasi kedua sesudah Nabi Muhammad saw wafat. Akan
tetapi,setelah diketahui oleh pemerintah diwaktu itu bahwa ia menyebarkan aliran
yang salah dan dianggap sesat, lalu ia pun dibunuh. Ada dua pendapat mengenai
kematiannya. Pendapat pertama mengatakan bahwa ia terbunuh
dalam sebuah pertempuran melawan Al-Hajjaj pada tahun 80H. Ia terlibat dalam
dunia politik dengan mendukung gubernur Sajiztan yaitu Abdurrahman Al-
Asy’ats menentang kekuasaan Bani Umayyah. Sedangkan pendapat kedua
mengatakan bahwa ia dibunuh oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan dan
dimakamkan di Damaskus tahun 80H.
Setelah Ma’bad Al-Jauhany wafat, aliran Qadariyah dilanjutkan
penyebarannya oleh Ghailan Al-Dimasyqi. Ia adalah seorang ahli pidato sehingga
banyak orang yang tertarik dengan kata-kata dan pendapatnya tentang qodar.
Maka, Hisyam bin Abdul Malik yang merupakan khalifah dinasti Umayyah pada
masa itu menahannya dan memerintahkan untuk dipotong kaki dan
tangannya. Setelah itu ia dibunuh dan disalib. Sehingga terhentilah usaha
penyebaran aliran Qadariyah yang dilakukan oleh dua tokoh
besar aliran Qadariyah tersebut karena adanya halangan dari penguasa.
3
C. LANDASAN BERPIKIR ALIRAN QADARIYAH
4
Ajaran Qadariyah yang pokok antara lain adalah manusia mempunyai
kemampuan untuk bertindak (qudrah) dan memilih untuk berkehendak (iradah).
Karena itu manusialah yang berhak menentukan perbuatannya, apakah ia ingin
melakukan suatu kebaikan atau kejahatan. Serta manusia pulalah yang
mempertanggung jawabkan perbuatannya itu dihadapan Alllah swt.
Secara terperinci pokok-pokok pikiran aliran Qadariyah adalah sebagai
berikut:
1. Mengingkari takdir Allah swt.
2. Berlebihan atau melampaui batas didalam menetapkan kemampuan manusia
dengan menganggap mereka bebas berkehendak. Menurut aliran ini didalam
perbuatan manusia Allah swt tidak mempunyai pengetahuan(ilmu) mengenai
perbuatan tersebut dan ia terlepas dari takdir kecuali setelah sesuatu itu terjadi.
3. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an itu adalah makhluk (qadim). Hal ini
disebabkan oleh tindakan pengingkaran mereka terhadap sifat Allah swt.
4. Mengenal Allah swt adalah wajib menurut akal dan iman itu ialah mengenal
Allah swt. Jadi, menurut aliran Qadariyah iman adalah pengetahuan dan
pemahaman. Sedangkan amal perbuatan tidak mempengaruhi iman. Artinya
seseorang yang berbuat dosa besar tidak akan mempengaruhi tingkat
keimanannya.
5. Mereka mengemukakan pendapat tentang surga dan neraka akan musnah
(fana’) setelah ahli surga merasakan nikmat dan ahli neraka merasakan azab.
Menurut aliran Qadariyah, Allah swt tidak mengetahui segala apapun yang
diperbuat oleh manusia dan tidak pula yang diperbuat oleh manusia itu dengan
qudrah dan iradah Allah swt. Bahkan menurut paham ini manusialah yang
mengetahui serta mewujudkan segala yang diamalkannya itu dan semuanya
dengan qudrah dan iradah manusia sendiri. Allah swt sama sekali tidak ikut
campur didalam membuktikan perbuatan-perbuatan itu.
Kaum muslimin (ahlus sunnah wal jamaah) sendiri sudah sepakat
seluruhnya menghukumi aliran Qadariyah ini termasuk golongan kafir. Karena
banyak pokok-pokok pikiran aliran ini yang sangat tidak sesuai dan
bertentangan dengan aqidah ahlus sunnah wal jama'ah yang mengikuti
tuntunan Allah swt dan rasul-Nya.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai agama rahmatan lil ’alamin dan agama yang menjunjung tinggi
adanya toleransi dalam beragama, Islam sendiri mempunyai problematika internal
yang membuat Islam itu sendiri pecah menjadi banyak kelompok atau aliran. Pada
dasarnya aliran-aliran teologi dalam Islam muncul sejak zaman khalifah Ar-
Rasyidin Utsman Ibnu ‘Affan yang menerapkan sistem nepotisme pada
pemerintahannya.
Qadariyah adalah salah satu aliran teologi dalam Islam yang muncul pada
zaman dinasti Umayyah. Qadariyah secara etimologi berasal dari bahasa arab
yaitu qodaro yang artinya kemampuan dan kekuatan. Sedangkan secara
istilah Qadariyah adalah aliran yang melakukan pengingkaran terhadap dalil ‘aql
dan naql (Qur’an dan Hadis) serta menekankan kebebasan kepada manusia dalam
mewujudkan perbuatannya. Pendiri aliran ini adalah Ma’had al-jauhany. Ia
adalah seorang alim Al-Qur’an dan Hadis tetapi kemudian ia menjadi sesat dan
mengeluarkan pendapat-pendapat salah dan batal.
B. SARAN
Sebagai umat Islam kita haruslah mendalami dan mengkaji ilmu-ilmu
yang ada didalam Al-Qur’an dan Hadis. Supaya kita bisa mengetahui mana hal-
hal yang menuju kepada jalan kebenaran dan mana hal-hal yang menuju kepada
kesesatan.
6
DAFTAR PUSTAKA