Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Laku Sunyi Gerakan Mahasiswa


Buku ini adalah refleksi pemikiran penulis mengenai realitas bangsa yang dalam satu dekade pasca reformasi ini belum juga menemukan celah sejarah
kapan Indonesia akan kembali bersinar. Refleksi atas persoalan itu membuat penulis harus melakukan "laku sunyi", memikirkan apa yang terjadi dan
mencari solusi untuk keluar dan bangkit dari persoalan baik diri maupun kolektif.

Menyambung Sejarah Upaya Objektifikasi Al Qur'an


Obyektifikasi Al Quran didasarkan pada upaya menyambung sejarah Obyektifikasi Al Quran yang digagas oleh almarhum Kuntowijoyo. Agar sejarah
pemikiran Islam di Indonesia tampak berkesinambungan dan tidak harus memulainya dari nol.

Maksud Buku Ini


Buku ini mencoba mengungkap lebih banyak ayat yang berkenaan dengan transformasi umat. Gagasan ini ditujukan bagi kaum muda yang memiliki
obsesi menjadi generasi terbaik dan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dengan cara pandang Qur'ani. Tulisan di buku ini bersifat
tulisan reflektif paradigmatis, tidak sebagai panduan teknis. Adapun hal yang bersifat teknis dikembalikan pada gerakan keumatan itu sendiri.

BAGIAN SATU: MEMBACA SIMPUL-SIMPUL REALITAS

Tantangan Menjadi Umat Terbaik


Surat Ali Imran ayat 110 menggambarkan posisi dan peran strategis umat Islam sebagai umat terbaik.
1. Dua Faktor
Dua persepsi terkait keterpurukan umat:
Pertama, kaum kaum kolonial yang menjajah negeri-negeri Islam.
Kedua, internal umat Islam sendiri.
Faktor yang paling krusial adalah faktor internal yang disebabkan umat Islam terkena penyakit wahn (mencintai kehidupan dunia dan takut
akan kematian). Akibatnya timbullah penyakit kemiskinan, keterbelakangan, korupsi, kolusi, nepotisme dll.
2. Kunci Rekonstruksi
Bagaimana Al Quran menjawab persoalan tersebut? Dalam QS. Al Hasyr ayat 13 menjelaskan bahwa eksistensi umat yang disegani karena
ketidakfakihan (ketidakmengertian) musuh-musuhnya.
Dari pemahaman sederhana ini, ayat tersebut dapat diobjektifkan bahwa kunci mengembalikan eksistensi umat adalah dengan mengembalikan
eksistensi pengetahuannya.

Diagnosa Penyebab Keterpurukan Bangsa Menurut Al Quran


QS. Al Isra: 58 menginformasikan bahwa sebelum kiamat terjadi negeri-negeri yang penduduknya durhaka akan diazab. Alam sebagai makrokosmos
yang berkorelasi dengan perilaku manusia mikrokosmos, maka kita akan paham mengenai akar penyebab terjadinya keterpurukan bangsa. Negeri ini
rusak diakibatkan beberapa faktor rasional yang mendasar di antaranya:
1. Lalainya Masyarakat Terhadap Prinsip-prinsip Kebenaran Agama
2. Melemahnya Daya Kritis Terhadap Realitas Ketimpangan yang terjadi
3. Tidak Mensyukuri Nikmat Material dan Spiritual yang Telah Disediakan
4. Kekuasaan yang Cenderung Merusak Potensi Kebaikan dan Tatanan Masyarakat
5. Hilangnya Keharmonisan dan Kontrol Sosial
6. Hilangnya Nuansa Rabbaniyah dan Terputus Dari Relasi Spirit Nubuwah

Reteorisasi Triaspolitika Untuk Perubahan Sosial-politik


Teori Triaspolitika dalam Al Quran, beberapa ayat akan kita temukan bahwa ketiga kekuatan itu selalu bersanding. Ketiga kelompok itu adalah
penguasa (fir'aun), pengusaha (Qorun), Militer (Hamman). Bagaikan tak Jika ketiga poros itu berkorelasi dengan perpolotikan Indonesia dan Dunia,
maka ketiganya akan menguat ke permukaan. Tiga poros tersebut juga relevan dengan teori Huntington mengenai tiga faktor yang membuat kejayaan
Barat atas dunia Islam.
Sebagai Pemuda tugas kita adalah mengambil alih tiga poros itu, melakukan advokasi para pekerja di tiga poros, dan mengisi ketiga poros tadi dengan
sumber Daya Muslim yang mencita-citakan persemaian kebaikan Islam di dalamnya.
Membaca Fenomena Hari ini Dari Surah Al Kahfi
Kisah penghuni gua (terminologi keimanan), kisah pemilik dua kebun (ekonomi dan keimanan), kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir (Intelektual dan
kegaiban), kisah Dzul Qarnain (di akhir zaman kelak akan terwujud kepemimpinan yang akan mengembalikan dunia pada keberkahan Islam. Inti dari
empat kisah itu adalah peringatan akan terjadinya empat musibah besar yang akan menimpa manusia di akhir zaman.
Hari ini berbagai media, diinformasikan telah terjadi musibah agama, musibah ekonomi, musibah intelektual dan musibah politik atau kepemimpinan.
Penyebab dari musibah-musibah besar itu telah Allah isyaratkan pada ayat ke 50, yakni Iblis. Allah memberikan solusi disetiap masalah, berikut
solusinya:
1. Memperkokoh keimanan pada Allah semata dengan intensif mempelajari asholah agama dan menyempurnakan ibadah menurut cara yang
shahih.
2. Memperluas wawasan dengan mengintensifkan tradisi berguru pada guru-guru terbaik yang masih di sekitar kita, siapapun dia, termasuk
ulama-ulama dan ilmuwan kompeten di bidangnya.
3. Membangun kemandirian (ekonomi) diri dan umat yang berbasis keimanan dan jauh dari sistem ribawi.
4. Menyemai pribadi dengan melatih diri menjadi pemimpin yang mukhlis dan kompeten di bidangnya.

Dalam empat kisah itu Allah mengisyaratkan kepada kita untuk senantiasa mobile dalam situasi krisis. Segeralah berpegang teguh pada tali Allah.
Sebarkan dakwah ini dan selamatkan umat dan bangsa ini dengan Islam.

Fenomena Penggantian Generasi


1. Peristiwa Besar di Sekitar Kita
Fenomena besar yang mengrucut pada realitas bangsa dan gerakan dakwah Islam saat ini. Kita merasakan akhir-akhir ini gerakan mengalami
'kekeringan'. Secara internal, nilai spiritual kita menurun. Secara eksternal, citra gerakan keumatan kian meredup dan jarang.
2. Fenomena Penggantian Generasi
Allah sengaja menurunkan kebesaran-Nya melalui anak-anak kecil yang secara ringan berkata dan berbuat sekehendak fitrah Ilahiyah.
Fenomena ini terdapat dalam QS. Muhammad ayat 35 pada bagian akhirnya. Lantas siapakah generasi pengganti itu? Pada QS. Al Fath ayat
29 memaparkan 12 bentuk kemenangan. Lantas apakah kualitas diri kita bagian dari generasi pengganti? Semoga kita termasuk hamba-
hambaNya yang diselamatkan di akhir zaman dan zaman kita saat ini, disini, di negeri ini, di kawasan negeri-negeri yang di sana terucap
kalimat Tauhid.

Anda mungkin juga menyukai