Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DOWN

SYNDROME(LITERATURE RIVEW)

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana


Keperawatan

Proposal

LULUK BERNI S.W

NIM.17.1342.S

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN

PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

PEKALONGAN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi Bermain puzzle Terhadap

kemampuan motorik halus anak Down Syndrome: Literatur Review” yang disusun

oleh Luluk erni slamet widawati, telah dipertahankan dalam seminar proposal dan

telah diperiksa oleh pembimbing untuk disetujui melaksanakan penelitian.

Pekalongan,

Koordinator Mata Kuliah Skripsi Pembimbing

(Benny Arief Sulistyanto, MSN) (Wiwiek Natalya,M.Kep.,Sp.Kom.)


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini adalah
benar adanya dan merupakan hasil karya saya sendiri. Segala kutipan karya pihak lain
telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari ditemukan
adanya plagiasi, fabrikasi dan falsifikasi maka saya rela gelar kesarjanaan saya
dicabut.

Pekalongan,

Peneliti,

Luluk erni s.w

17.1342.S
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi

LITERATURE REVIEW: Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Down Syndrome

disusunoleh:

Luluk Erni S.W

NIM 17.1342.S

Telahdipertahankan di depan Dewan Penguji

Padatanggal 8 Maret 2021.

Dewan Penguji

Penguji I Penguji II

(Mokhmad Arifin M.Kep ) (Wiwiek Natalia, M.Kep.,Sp.Kom)

Penguji III
(Aisyah Dzil Kamalah M.Kep )

Skripsiinitelahditerimasebagaisalahsatupersyaratan

UntukmemperolehgelarSarjanaKeperawatan

Pekajangan, .................................. 2021

DekanFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahPekajangan

HerniRejeki, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom.

NIK 1968052519961010
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan bagi

seluruh alam semesta, atas berkat limpahan karunia rahmat dan hidayah-Nya peneliti

dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi

Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Down Syndrome”

tanpa halangan apapun.Proposal skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Universitas

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Peneliti mengucapkan terimakasih dan menyampaikan penghormatan yang

begitu besar kepada seluruh pihak yang telah memberikan adilnya dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini.

1. Dr. Nur Izzah, M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

2. Herni Rejeki, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

3. Emi Nurlaela, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Kepala Program Studi Sarjana

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan

Pekolongan.

4. Wiwiek Natalya, M.Kep.,Sp.Kom.selaku Dosen Pembimbing Proposal Skripsi

dan Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi,


semangat serta dukungan yang sangat berarti kepada peneliti selama proses

penyusunan proposal skripsi.

5. Mokhmad Arifin,M.Kep selaku Penguji Kedua yang telah meberikan bimbingan

dan pengarahan kepada peneliti selama proses penyusunan proposal skripsi.

6. Aisyah Dzil Kamalah M.Kep selaku Penguji Ketiga yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada peneliti selama proses penyusunan proposal

skripsi.

7. Segenap dosen, staff dan karyawan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

8. Ibu Dewi Murni, BapakWahyudin, adik, saudara serta Keluarga besar tercinta

yang selalu memberikan Do’a,semangat dan motivasi dalam setiap langkah

menyelesaikan proposal skripsi ini.

9. Mugi Raharjo yang selalu memberikan Do’a, semangat dan motivasi dalam

penyelesaian proposal skripsi ini.

10. Teman–teman seperjuangan Sdxarjana Keperawatan Angkatan 2017 yang selalu

memberikan semangat dan kebersamaannya selama ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.Peneliti menyadari

sepenuhnya dengan kekurangan dan keterbatasan akan pengetahuan, kemampuan

serta pengalaman yang dimiliki sehingga penulisan proposal skripsi ini masih

memerlukan banyak perbaikan kritik dan saran yang memebnagun bagi peneliti

sangat diharapkan adanya agar proposal skripsi ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Demikian kata pengantar yang dapat peneliti sampaikan.Semoga Allah SWT

memberikan balasan semua kebaikan kalian yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini.Peneliti menyadari bahwa proposal ini jauh dari

kata sempurna.Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal ini bisa memberikan manfaat

untuk para pembacanya dan pihak-pihak yang terkait di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum, wr.wb.

Pekalongan,

Peneliti,

Luluk Erni.s.w

17.1342.S
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi kasus kelahiran anak down syndrome di


indonesia mengalami peningkatan dengan prevalensi 0,21% ( Laporan Nasional
RISKESDAS2018). Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS 2018 ), down syndrome
dialami oleh satu dari 700 kelahiran bayi diseluruh dunia. kurang lebih jumlahnya
telah mencapai 8 juta kasus.
Prevalensi Down syndrome di setiap Negara memiliki presentase atau angka
yang berbeda. Amerika Serikat 10:10.000 kelahiran hidup dengan down syndrome
setiap tahunya ( Shin,M.,et al.2015 ). Inggris menyebutkan sebanyak 6:10.000
angka kelahiran hidup dengan down syndrome ( Alexander. M., et al, 2016).
Belanda menyebutkan 22:10.000 pada tahun 2015 (Graaf,G,D ., et., al.2017). dan
Indonesia pada tahun 2018 menduduki angka 2:1000 kelahiran anak dengan down
syndrome ( Laporan Nasional RISKESDAS 2018 ).
Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan telah mencapai lebih dari 300.000
orang ( 3,75%).angka tersebut diperoleh dari perhitungan perbandingan kelahiran
anak down syndrome dengan jumlah anak down syndrome yang mencapai 659.328
anak ( sindonews 2019). Berdasarkan fakta tersebut dapat diperkirakan bahwa
diseluruh dunia termasuk di Indonesia setiap tahun akan ada anak yang dilahirkan
dengan n kondisi down syndrome. Hal ini sesuai dengan data Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2018, total kecacatan sejak lahir sebanyak 0,41%, down syndrome
menyumbang kecacatan terbesar dengan jumlah 0,21%.

Soetjiningsih dan Ranuh, 2015 mengatakan anak down syndrome mengalami


masalah organik dan fungsional sistematik yang menyebabkan mereka
memperlukan waktu 2-3 kali lebih lama dalam mencapai perkembangan tertentu
dibandingkan anak normal. Anak Down Syndrome cenderum memiliki
koordinasi mata dan tangan yang kurang baik. Mereka juga kurang memiliki
tekanan otot yang cukup sehingga menyebabkan anak Down Syndrome memiliki
gangguan pada motorik halus. Gangguan motorik halus ini juga disebabkan Anak
Down Syndrome Memiliki jari-jari yang pendek dan tumpul, kulit kasar dan
kelemahan pada otot tanganya ( Muliar, 2016 ). Motorik halus melibatkan
bantuan otot-otot kecil serta memperlukan koodinasi yang cermat, antara mata
tangan dan jari (Soetjiningsih & Ranuh,2015). Stimulasi tumbuh kembang anak
dapat dilakukan dengan cara bermain.bermain merupakan salah satu kebutuhan
anak dan sebagai salah satu aktivitas yang dapat menstimulasi kemampuan
ketrampilan kognitif, motorik dan afektif yang memperlukan bimbingan (Hidayat
A.,A 2013).

Kemampuan motorik halus dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain


yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta
koordinasi antara mata dan tangan, seperti bermain puzzle,menyusun balok serta
memasukan benda kedalam sesuai bentuknya, dan menuliskan angka sesuai
bentuknya. Kemampuan mengenal angka dikembangkan salah satunya melalui
aktivitas bermain puzzle. Puzzle sendiri yaitu permainan jenis teka teki
menyusun beberapa potongan gambar , huruf atau angka sesuai yang ditentukan
dalam permainan ( yusuf,2013). Bermain puzzle angka ini sangat
bermanfaatuntuk mengenalkan angka guna untuk mlatih kemampuan berfikir
logis dengan menyusun angka sesuai urutanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Dewi Rahmayanti, Lina


Angriyani, Dewi Umu Kulsum (2018) yang berjudul Pengaruh Terapi Bermain
Puzzleterhadap kemampuan motorik halus Anak Down Syndrome DiSLB Negeri
Citeureup, dan didapatkan hasil rata-rata anak yang mengalami perkembangan
motorik halus mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada anak yang sudah
dilakukan beberapa minggu terapi bermain puzzle.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak
penderita Down Syndrome.

B. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Down Syndrome ?
Tabel 1.1 Pernyataan PEO

PEO Bahasa Indonesia English


Population Anak dengan Down Down Syndrome
Syndrome Children
Exposure
Perkembangan motorik halus Fine motor development
Down Syndrome of Down Syndrome
Outcome Therapeutic Effects of
Pengaruh Terapi Bermain Playing Puzzle
Puzzle

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui terkait pengaruh
bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak Down
syndrome.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata kemampuan motorik anak


down syndrome sebelum dilakukan terapi bermain puzzle.
b. Untuk mengetahui hasil skor atau nilai rata-rata kemampuan motorik
anak down syndrome setelah dilakukan terapi bermain puzzle.

D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teori (body of knowledge)
Penelitian ini memberikan pengetahuan, wawasan lebih jauh mengenai
pengaruh terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik anak down
syndrome serta pengalaman dalam melakukan penelitian.

3. Profesi (profesionalism)
Penelitian ini menjadi masukan untuk tim tenaga kesehatan kususnya
perawat spesialis anak, agar dapat meningkatkan efektifitasnya dalam
memberikan edukasi, informasi serta praktik yang terkait dengan anak
perkembangan anak Down Syndrome.

4. Praktik (clinical implication)


Penelitian terkait dengan perkembangan anak Down Syndrome ini
diharapkan bisa digunakan sebagai data dasar penelitian selanjutnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Down Syndrome


1. Definisi Down Syndrome
Down Syndrome yaitu kondisi keterbelakangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom
yaitu serat-serat khusus yang terdapat didalam sel yang berada didalam
tubuh manusia. Dimana terdapat bahan bahan genetik yang menentukan sifat
orang disana. Wiyani ( 2014 :113-114), melengkapi penjelasan bahwa Down
Syndrome terjadi karena adanya kelainan susunan kromosom ke 21, dari 23
kromosom manusia. Pada manusia normal 23 tersebut berpasang – pasangan
hingga jumlahnya menjadi 46. Pada penderita Down Syndrome, kromosom
nomer 21 tersebut berjumlah 3 ( trisomi ), sehingga totalnya menjadi 47
kromosom.( 2012:79 )

2. Karakteristik Down Syndrome

5. EtiologiDown Syndrome
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab Sindrom Down.Namun,
diketahui bahwa kegagalan dalam pembelahan sel inti yangterjadi pada saat
pembuahan dapat menjadi salah satu penyebab yangsering dikemukakan dan
penyebab ini tidak berkaitan dengan apayang dilakukan ibu selama
kehamilan. Sindrom Down terjadi karenakelainan susunan kromosom ke-21,
dari 23 kromosom manusia.Padamanusia normal, 23 kromosom tersebut
berpasang-pasangan hinggaberjumlah 46.Pada penderita Sindrom Down,
kromosom 21 tersebutberjumlah tiga (trisomi), sehingga total menjadi 47
kromosom. (Asim A, Kumar A, Muthuswamy S, Jain S, Agarwal S, 2015)

Kelebihan satu salinan kromosom 21 di dalam genom dapatberupa kromosom


bebas yaitu trisomi 21 murni, bagian dari fusitranslokasi Robertsonian yaitu
fusi kromosom 21 dengan kromosomakrosentrik lain, ataupun dalam jumlah
yang sedikit sebagai bagiandari translokasi resiprokal yaitu timbal balik
dengan kromosomlain. (Jaruratanasirikul S,2017)

Selain nondisjunction, penyebab lain dari Sindrom Down adalah anaphase lag,
yaitu kegagalan dari kromosom atau kromatid untuk bergabung ke salah satu
nukleus anak yang terbentuk pada pembelahan sel, sebagai akibat dari
terlambatnya perpindahan atau pergerakan selama anafase. Kromosom yang
tidak masuk ke nukleus sel anak akan menghilang. Ini dapat terjadi pada saat
meiosis ataupun mitosis.

6. Manisfestasi klinis Down Syndrome


Pada umumnya anak dengan sindrom down memiliki karakteristik fisik yang
berbeda dengan anak normal, yaitu:

1. Fisura palpebral sedikit miring dengan lipatan epikantus yang


menonjol (mongoloid).

2. Pada mata terlihat bintik-bintik pucat kecil (bintik brushfield) dibagian


iris, lipatan epikantus, bulu mata jarang/tipis, katarak, juling, dan
nistagmus sering terjadi.

3. Mulut kecil dan kendor. Setelah masa bayi, lidah menjadi besar dan
sering menonjol keluar.

4. Perawakan pendek dengan leher pendek dan lebar dengan kelebihan


kulit pada bagian posterior.

5. Bentuk kuping abnormal (Displastic Ear)

6. Jari kelingking hanya ada satu sendi

7. Kelenturan yang berlebihan pada persendian (hiperflexibility)

(Kemkes, 2015)
7. Penanganan Anak Down Syndrome
Pada anak yang mengalami Down syndrome, terapi yang di berikan

E. Konsep Terapi Bermain


1. Definisi Terapi bermain
2. Tujuan Terapi Bermain

3. Macam-macam Terapi Bermain

F. Konsep perkembangan motorik


1. Definisi Perkembangan Motorik

8. Macam-macam Perkembangan Motorik

9. Alat ukur perkembangan Motorik


BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature


1. Pemilihan kata kunci
Penelitian ini menggunakan metode literatur review, maka dalam
pemilihan artikel ini menggunakan PEO (Population,Exposure,Outcome)
dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap
perkembangan motorik halus anak Down Syndrome”. Berdasarkan masalah
penelitian tersebut maka dapat menyusun pernyataan PEO sebagai berikut:
Tabel 1.2 Pernyataan PEO

PEO Bahasa Indonesia English


Population Anak dengan Down Down Syndrome
Syndrome Children
Exposure Perkembangan Motorik Fine motor
Halus Down Syndrome development of Down
Syndrome

Outcome Pengaruh Terapi Bermain Therapeutic Effects of


Puzzle Playing Puzzle
Keyword
Pengaruh Terapi Down syndrome Anak dengan
Bermain puzzle Down
Syndrome

Synonym / Istilah The therapeutik Down


terkait benefits of playing Down Syndrome Syndrom
puzzle children

Adapun kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel penelitian


ini adalah sebagai berikut:

tabel 1.3 Pemilihan Kata Kunci

Dari kata kunci tersebut di atas akan digunakan sebagai strategi


pencarian artikel/jurnal. Adapun strategi yang akan digunakan adalah dengan
mengkombinasi beberapa kata kunci tersebut untuk pencarian lanjutan (bolean
search). Berikut ini adalah stategi pencarian yang akan di gunakan:
a. English :“therapy play pazzle”AND “Fine Motor Development”AND
“Children Down Syndrome”.
a. Bahasa indonesia: “terapi bermain pazzle” DAN “perkembangan
motorik halus” AND “Anak Down Syndrome
10. Pemilihan database
a. Peneliti membuka https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/advanced/ ,
Strategi pencarian dengan menggunakan kata kunci sebagai berikut;
“Therapy Play Pazzle”AND “Fine Motor Development”AND
“children Down Syndrome” di dapatkan artikel sebanyak 17Pencarian
menjadi limatahun terakhir sehingga menjadi 8 artikel. Kemudian dari
8artikel tersebutdiidentifikasi berdasarkan judul dan abstrak dan
dipilah berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.
b. Peneliti membuka https://garuda.ristekbrin.go.id/untuk pencarian
artikel berbahasa Indonesia.Namun, setelah peneliti mencoba untuk
mengetikkan kata kunci”pengaruh Terapi Bermain Terhadap
Perkembangan Motorik Halus anak Down Syndrome”tidak didapatkan
hasil. Oleh karena itu, penelitianakan menggunakan
https://scholar.google.co.id/sebagai alternatif pencarian luas (broad
search) artikel berbahasa Indonesia.
c. Peneliti dapat menggunakan sistem kouta dalam pencarian artikel.
Peneliti akan berhenti melakukan pencarian jika sudah di temukan
minimal 5 artikel yaitu yang sesuai untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Dari artikel tersebut kemudian akan di seleksi untuk menilai
kelayakan masing-masing artikel.
G. Proses telaah kritis (Critical Appraisal)
Setelah peneliti menemukan artikel yang sesuai dengan kreteria (judul dan
abstrak) kemudian peneliti akan membaca artikel secara keseluruhan .adapun
artikel yang akan di ambil harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai
berikut:
1. Kriteria inklusi dan ekslusi
a. Kriteria inklusi
1) Sesuai dengan kata kunci “Therapy Play Pazzle”AND “ Fine Motor
Development”AND “children Down Syndrome”.
1) Dipublikasikan dalam rentang waktu 2011 -2020
2) Ditulis dalam bahasa Indonsia dan atau bahasa inggris
d. Kriteria ekslusi
1) Tujuan artikel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini.
3) Naskah artikel tidak lengkap.
11. instrument telaah kritis
Artikel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, kemudian
akan dinilai tingkat kelayakannya dengan menggunakan instrument
DISCREN. Adapun contoh instrument tersebut ada pada lampiran. Oleh
karena instrument tersebut masih dalam bahasa asing(English) maka peneliti
akan menerjemahkan instrument tersebut ke dalam Bhasa Indonesia.
H. Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan

Febuari Maret April Mei juni juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memilih
topik
penelitian

2. Membuat
pertanyaan
penelitian
(PICO/PEO)

3. Menulis
latar
belakang
dan tujuan
penelitian

4. Menulis
tinjauan
teori

5. Menyusun
strategi/
melakukan
pencarian
artikel

6. Melakukan
telaah kritis

7. Mengekstra
k data
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai