Anda di halaman 1dari 14

BAB III

BAHASA DAN JENIS SURAT DINAS


Surat-menyurat merupakan jenis komunikasi tulisan. Dalam hal pemenuhan
bahasa surat dinas yang baku, ada sumber-sumber aturan yang dipakai sebagai acuan.
Pertama, yakni Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kedua, Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Ketiga, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Keempat,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Dalam bab ini, bahasa surat dinas ditekankan dengan lebih banyak
memiperlihatkan contoh kesalahan disertai pembakuannya. Sekiranya ada uraian,
uraian yang teoretik hal itu merupakan pengantar saja. Praktik berbahasa surat dinas
menjadi hal yang paling penting sehingga dalam perkuliahan mahasiswa diharapkan
dapat mengkritisi contoh-contoh surat dinas yang ditemukan mereka di lapangan .

A. Bahasa Surat
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh satu pihak kepada pihak lain. Surat dinas adalah surat yang
berisi hal penting berkenaan dengan administrasi pemerintahan dan pembangunan
yang dibuat oleh lembaga pemerintahan. Pada umumnya, surat terdiri atas: 1)
kapala/kop surat, 2) tanggal surat, 3) nomor surat, 4) lampiran, 5) hal/perihal, 6)
alamat tujuan, 7) sifat surat, 8) salam pembuka, 9) alinea pembuka, alinea inti, dan
alinea penutup, 10) salam penutup, 11) nama penanda tangan surat, 12) tanda tangan,
inisial, logo atau lambang, 13) NIP/NIK
Pemakaian ragam baku bahasa Indonesia dalam surat dinas mencerminkan
pikiran yang cendekia dan berwibawa. Berikut ini uraian dan contoh kalimat
pembuka surat dan kalimat penutup surat yang dapat dijadikan contoh dalam
penulisan surat yang diambil dalam
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/412

1. Kalimat Pembuka Surat


Salah satu hal penting di dalam surat, yaitu kalimat pembuka surat. Kalimat
pembuka surat berfungsi sebagai pengantar isi surat yang mengajak pembaca untuk
memperhatikan pokok surat. Untuk menyampaikan hal itu, penulis surat dituntut
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, kalimat pembuka surat
yang sering ditemukan dari berbagai instansi, antara lain, sebagai berikut.
(1) Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 22 Juli 2003, No. 225/U.IV/2003
tentang permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia untuk orang asing. Kami ingin
menanggapi sebagai berikut.

(2) Menjawab surat Saudara tanggal 17 April 2003, No.257/F/III/2003 tentang pen-
calonan peserta Seminar Lingkungan Hidup di Jakarta, kami beri tahukan bahwa semua
peserta yang diusulkan dapat diterima.

(3) Bersama ini kami beri tahukan bahwa rapat pemegang saham PT Malabar
dibatalkan karena pembukuan keuangan belum semua dilaporkan.

Penggunaan kalimat pembuka surat seperti (1), (2), dan (3) itu perlu
dicermatkan. Kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya sesuai dengan
kaidah bahasa. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Selain itu,
kalimat yang digunakan tidak perlu berbelit-belit. Apabila kita perhatikan, kalimat (1)
tidak benar karena unsur yang ada hanya berupa keterangan yang ditandai oleh
kelompok kata sehubungan dengan dan diakhiri tanda titik (.) sebelum kalimat itu
selesai. Kesalahan kalimat (2) disebabkan oleh tidak adanya kata penghubung sebagai
penanda keterangan yang berbentuk anak kalimat. Kalimat (1) dan (2) di atas dapat
diperbaiki menjadi sebagai berikut.
(1a) Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 22 Juli 2003, No. 225/U.IV/2003,
tentang permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia untuk orang asing, kami ingin
menanggapi beberapa hal sebagai berikut.

(2a) Berkenaan dengan surat Saudara tanggal 17 April 2003, No.257/F/III/2003,


tentang pencalonan peserta Seminar Lingkungan Hidup di Jakarta, kami beri tahukan
bahwa semua peserta yang Saudara usulkan dapat kami terima.

Kesalahan kalimat (3) terletak pada isinya. Surat itu hanya memberitahukan
sesuatu, tidak menyertakan lampiran dan bukan merupakan surat pemberitahuan
tentang pengiriman barang sehingga tidak tepat menggunakan ungkapan bersama ini.
Kelompok kata bersama ini digunakan jika ada lampiran yang disertakan atau surat itu
memberitahukan ada sesuatu yang dikirimkan bersama-sama pengiriman surat itu.
Dengan demikian, kalimat (3) sebaiknya diperbaiki menjadi sebagai berikut.
(3a) Kami beri tahukan bahwa rapat pemegang saham PT Malabar dibatalkan karena
pembukuan keuangan belum semua dilaporkan. Berikut ini contoh kalimat pembuka
surat yang disertai lampiran atau pemberitahuan pengiriman barang (4) dan kalimat
pembuka surat yang berisi pemberitahuan (5), (6), dan kalimatnpembuka surat untuk
surat balasan (7).

(4) Bersama ini kami kirimkan contoh laporan yang Saudara minta.
(5) Kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat yang akan diselenggarakan
pada hari Selasa, tanggal 6 Agustus 2003.

(6) Sesuai dengan surat Saudara tanggal 14 Februari 2003, No.986/I/IX/2003,


tentang penerimaan pegawai baru, kami ingin memberitahukan beberapa hal berikut.

(7) Surat Anda tanggal 25 Januari 2003 No. 453/L/II/2003 sudah kami terima.
Sehubungan dengan itu, berikut kami sampaikan jawaban kami atas pertanyaan Anda.

2. Kalimat Penutup Surat


Surat merupakan sarana komunikasi tulis. Agar dapat dipahami oleh
pembacanya, di dalam penulisan surat (resmi), penulis perlu mempertimbangkan
faktor kesederhanaan, kesantunan bahasa, kelugasan kalimat, kecermatan dan
ketepatan dalam pemilihan kata dan struktur kalimat, serta keserasian atak. Walau
pun demikian, faktor kelaziman juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, bagian isi
surat selalu terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
Bagian penutup surat dapat berupa harapan pengirim surat atau ucapan terima
kasih kepada penerima surat. Hingga saat ini masih terdapat kalimat pada bagian
penutup surat resmi sebagai berikut.
(1) Demikian agar Saudara maklum adanya.
(2) Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
(3) Demikian, atas perhatian Bapak, kami haturkan terima kasih.
Setiap surat yang dikirimkan tentu diharapkan untuk dapat dimaklumi oleh
penerima surat. Oleh karena itu, pernyataan seperti pada kalimat (1) tidak diperlukan
lagi. Selain itu, pernyataan pada kalimat (1) "Demikian agar Saudara maklum adanya"
bukanlah sebuah kalimat yang lengkap karena tidak memiliki subjek dan predikat.
Pernyataan itu hanya berupa anak kalimat yang tidak disertai induk kalimatnya.
Oleh karena itu, pernyataan itu dapat dikatakan mubazir karena tidak informatif. Pada
kalimat (2) penggunaan kata ganti -nya pada Atas perhatiannya diucapkan terima
kasih tidak jelas mengacu kepada siapa. Bentuk -nya itu lebih tepat jika diganti dengan
kata sapaan untuk orang kedua, seperti Saudara, Bapak, atau Anda karena komunikasi
yang terjadi di dalam surat ialah komunikasi antara pihak pertama dan kedua. Selain
itu, penggunaan imbuhan di- pada kata diucapkan terasa tidak masuk akal karena
secara logika akan timbul pertanyaan, "Siapakah yang mengucapkan terima kasih itu."
Ucapan terima kasih itu disampaikan oleh penulis surat kepada penerima surat. Oleh
karena itu, kalimat penutup surat yang dapat digunakan ialah, Atas perhatian Saudara,
kami sampaikan ucapan terima kasih. Pada
contoh kalimat penutup surat nomor (3), Demikian atas perhatian Bapak, kami
haturkan terima kasih. Kata demikian tidak diperlukan pada penutup surat itu karena
penggunaan kata itu tidak memberikan informasi apa pun. Selain itu, penggunaan kata
haturkan tidaklah tepat karena kata haturkan itu masih bersifat kedaerahan,
sedangkan surat yang dibuatnya adalah surat resmi, yang menuntut penggunaan
kosakata baku bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kata haturkan lebih tepat jika diganti
dengan kata sampaikan apabila kita memang ingin menyampaikan sesuatu, yaitu
ucapan terima kasih kepada penerima surat. Jadi, di dalam penulisan surat dinas, pada
kalimat penutup surat sebaiknya tidak digunakan kata-kata yang masih bersifat
kedaerahan dan tidak digunakan kata-kata yang tidak memberikan kejelasan
informasi.
Ada banyak hal dalam tata ejaan yang terlihat salah di banyak surat dinas, baik
berkaitan dengan pemenggalan huruf, penulisan huruf kapital, penggunaan tanda baca
maupun tata kalimat, sebagaimana kutipan yang dicontohkan oleh Sugihastuti (2017),
tetapi telah dibuat penyesuaian. Berikut bentuk kesalahan yang dikomentari dan
diikuti pembetulannya.
(1) Sehubungan dengan akan diadakan Pameran Forum Dan Komersialisasi Hasil
Riset Dan Teknologi Industri yang akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal
13 s/d 5 Maret 2004, bersama ini kami sampaikan 1 (satu) lembar
pamflet/poster Publikasi Pameran Teknologi, kami mohon bantuan Saudara
untuk di informasihkan atau di sebar luaskan melalui penempelan di instansi
saudara.
Perhatikan pemakaian kata Dan pada contoh di atas. Huruf kapital dipakai
sebagi huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Kata Dan di
atas seharusnya tidak berhuruf kapital.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik,
misalnya dll., dsb., dst., hlm., sda., Yth., tetapi s/d ditulis menjadi s.d. digunakan
tanda titik, bukan tanda garis miring.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Bilangan 1 (satu) lembar
pada contoh di atas tidak perlu diperjelas dengan huruf sekaligus karena informasi itu
bukan dokumen resmi atau kuitansi.
Pamflet artinya surat selebaran. Arti denotatif kata pamflet ini berbeda dengan
poster yang artinya plakat yang dipasang di tempat umum berupa pengumuman atau
iklan. Pastikan penggunaan kata yang artinya tepat. Pada contoh terlihat bahwa kata
pamflet disamakan dengan poster.
Bentukan kata turunan pada di informasikan dan di sebar luaskan pada contoh
juga salah. Seharusnya gabungan kata itu ditulis serangkai karena di pada contoh
bukan kata depan, melainkan awalan. Bentukannya menjadi diinformasihkan dan
disebarluaskan.
Contoh (1) di atas berkalimat panjang, yang informasinya bertumpuk. Agar
efektif, kalimat itu dapat dipecah sehingga struktur kalimatnya benar. Perhatikan
penggalan kalimat … kami mohon bantuan Saudara untuk diinformasikan atau
disebarluaskan melalui penempelan di instansi Saudara. Kalimat ini berstruktur salah,
bukan? Ubahannya dapat menjadi, misalnya, … kami mohon bantuan untuk
menginformasikannya di instansi Saudara. Selain kalimat contoh di atas rancu terlalu
panjang, juga strukturnya pun belum tepat.
(2) Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Kata Demikian tidak diperlukan dalam kalimat di atas. Bentukan kata turunan
kerjasamanya salah, seharusnya kerja sama. Ubahan kalimat contoh (2) di atas yakni
Atas perhatian dan kerja sama Saudara kami sampaikan terima kasih. Akhiran -nya
pada kata kerjasamanya belum tepat. Sebut saja Saudara, Anda, Bapak, atau Ibu dengan
setiap kata itu diawali dengan huruf kapital sebagai tanda ejaan sebutan penghormat.

(3) Kepada Yth.


Rektor Universitas Sam Ratulangi
Di Manado
Alamat surat pada surat dinas tidak mencantumkan kata kepada, cukup ditulis
Yth. Dari sejumlah contoh surat masuk, banyak pengirim surat yang belum tepat
menuliskan nama diri, demikian juga nama alamat. Lebih dari itu, alamat surat dinas
juga tidak menyertakan kata depan di. Pengirim surat harus cermat dalam
menuliskan nama diri alamat surat.

(4) Sehubungan dengan dibukanya Penerimaan Mahasiswa Baru Program Pasca


Sarjana Prodi Linguistik UNSRAT semester gasal 2018 / 2019, maka bersama
ini kami kirimkan brosur program tersebut.
Penggunaan huruf kapital pada contoh (4) di atas salah, misalnya pada kelompok
kata Penerimaan Mahasiswa Baru. Seharusnya huruf kapital tidak digunakan. Demikian
juga kesalahan muncul pada Pasca Sarjana yang seharusnya ditulis
Pascasarjana. Tanda hubung dan tanda pisah mempunyai aturan-aturan tersendiri.
Dalam hal pengetikan garis miring, tanda itu ditulis rapat dengan huruf/angka sebelum
dan sesudahnya. Misalnya, yang benar adalah 2018-2019 atau 2018/2019.
(5) Kami mohon bantuan Bapak / Ibu untuk dapat menyebarluaskan informasi
kegiatan tersebut di instansi yang Bapak / Ibu Pimpin. Apabila Bapak / Ibu
memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat Program
Pasca Sarjana sebagaimana tercantum dalam brosur.
Penulisan tanda garis miring pada Bapak / Ibu seharusnya rapat dengan huruf yang
mendahului dan mengikutinya, yang benar, yakni Bapak/Ibu. Kalimat pada contoh (5)
tidak efektif karena bersubjek ganda. Alternatif ubahannya dapat menjadi Kami mohon
bantuan untuk menyebarluaskan informasi ini di instansi yang Bapak/Ibu pimpin.
Kalimat kedua pada contoh di atas juga tidak efektif. Ubahannya dapat, misalnya,
menjadi informasi lebih lanjut tercantum dalam brosur.
Brosur artinya (1) bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem, (2) cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman yang dapat
dilipat tanpa dijilid, (3) selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
(6) Kami informasikan dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi Kotamadia
Manado, Panitia Hari Jadi menyelenggarakan Sembada Fun Bike tahun 2018
pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 6 Juli 2018
Pukul : 06.30 WIB
Start/Finish : Lapangan Stadion Klabat
Jl. Sam Ratulangi, Manado
Guna memeriahkan dan mensukseskan acara tersebut, kami mohon partisipasi
Saudara dengan mengirimkan perwakilan 5 – 10 peserta dari instansi saudara, dengan
fasilitas dan criteria sebagaimana terlampir. Pendaftaran dapat dilakukan di Bagian
Humas Setda Kotamadia Manado dengan biaya pendaftaran Rp 22.500,- per peserta.
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan
terima kasih.

Manado, 2 Juli 2018


a.n. Ketua Panitia
Wakil Ketua

Dra. Anita Imbang , M.Si.


NIP. 490 024 842
Perhatikan kalimat pertama pada contoh (6) di atas. Ada kata sambung bahwa yang
seharusnya dieksplisitkan sesudah Kami informasikan sehingga bentuknya menjadi
Kami informasikan bahwa . . .
Ada kecenderungan massa untuk merasa sok asing dengan menggunakan kata
asing, padahal kata Indonesia dimilikinya, contohnya adalah Sembada Fun Bike.
Mengapa harus memilih kata asing yang sudah ada padanya dalam bahasa Indonesia
jika bangsa ini mencintai dan bangga bahasa nasional dan bahasa negaranya?
Penulisan tanda titik dua (:) rapat dengan kata yang mendahuluinya, misalnya
pada:. Pemakaian huruf kapital pada kata Hari, Tanggal, Pukul, dan Start/Finish tidak
tepat, seharusnya tidak berhuruf kapital karena masih merupakan satu rangkaian
kalimat dengan kelompok kata sebelumnya. Jika terpaksa menggunakan kata asing,
kata asing itu dicetak miring. Bentukan kata turunan mensukseskan tidak baku, yang
baku adalah menyukseskan karena huruf /s/ pada awal kata luluh jika dilekatkan
dengan awalan me(N)-. Tanda yang dipakai untuk menyatakan arti sampai adalah
tanda pisah, bukan tanda hubung seperti terlihat pada 5 – 10 peserta. Jika tidak ada
tanda pisah, yang wujud garisnya lebih panjang daripada tanda hubung, digunakan dua
tanda hubung yang diketik serangkai (--). Kata saudara sebagai sebutan nama diri dan
sebagai tanda penghormatan ditulis dengan huruf kapital menjadi Saudara; demikian
juga dengan kata Anda, Bapak, dan Ibu. Penulisan angka rupiah yang baku adalah
dengan mencantumkan dua angka nol sesudah angka terakhir dan didahului dengan
tanda koma; sesudah huruf Rp langsung diikuti dengan angka, tanpa jeda, tidak ada
tanda titik. Ubahan Rp 22.500,- menjadi Rp22.500,00. Kata per dapat digantikan dengan
tanda garis miring (/). Masih saja salah, bukan? Penulisan kerjasamanya salah,
seharusnya kerja sama Anda/Saudara/Bapak/Ibu.
Tanggal surat salah menempatkannya. Tidak seharusnya berada di bagian
penutup surat dinas. Penulisan nomor NIP juga salah, tanpa jeda, tanpa juga titik.
Singkatan NIP tidak diikuti dengan tanda titik.

Contoh Pemberian Kode Surat Dinas


156/H12/KM/2018
Nomor urut surat keluar
Kode unit kerja
Kode perihal
Tahun pembuatan surat
3. Pemakaian Singkatan a.n., anb., u.b., apb., plh., wks., dan u.p.

1) a.n. (atas nama); penulisan a dan n dengan huruf keccil dan masing-masing diakhiri
titik, dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat menguasakan
penandatanganan surat kepada pejabat setingkat di bawahnya, sedangkan
pertanggungjawaban isi surat tetap di tangan yang memberi kuasa.
Contoh: a.n. Kepala Biro Umum
Kepala Bagian Tata Usaha

nama jelas
NIP
2) anb. (atas nama beliau); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri titik,
dipergunakan jika pejabat menguasakan penandatanganan surat kepada pejabat
setingkat dibawahnya.
Contoh: Menteri Pendidikan Nasional
Anb.
Sekretariat Jenderal

nama jelas
NIP
3) u.b. (untuk beliau); penulisan u dan b dengan huruf kecil dan masing-masing
diakhiri titik, dipergunakan jika pejabat yang diberi kuasa menandatangani surat
memberikan kuasa lagi kepada setingkat di bawahnya;
Contoh: a.n. Sekretariat Jenderal
Kepala Biru Hukum dan Organisasi
u.b.
Kepala Bagian Ketatalaksanaan

nama jelas
NIP
4) a.p. (atas perintah); penulisan a dan p dengan huruf kecil dan masing-masing
diakhiri titik, dipergunakan jika pejabat yang berwenang menandatangani surat
memberikan kuasa kepada bawahannya;
contoh: a.p. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha

nama jelas
NIP
5) apb. (atas perintah beliau); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri
titik, dipergunakan jika Pejabat menguasakan penandatanganan surat kepada
bawahannya;
contoh: Menteri Pendidikan Nasional
apb.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

nama jelas
NIP
6) plh. (pelaksana harian); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri titik,
dipergunakan jika pejabat yang berwenang menandatangani surat berhalangan
untuk waktu tertentu karena tugas dinas menguasakan penandatanganan surat
kepada pejabat setingkat di bawahnya selama pejabat tersebut tidak berada di
tempat;
contoh: plh. Kepala Biro Keuangan
Kepala Bagian Anggaran

nama jelas
NIP
7) wks. (wakil sementara); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri titik,
dipergunakan jika pejabat yang belum ditunjuk penggantinya atau berhalangan
karena tugas, untuk sementara penandatanganan surat dilakukan oleh pejabat
yang setingkat dengan eselonnya;
contoh: wks. Kepala Biro Keuangan
Kepala Bagian Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

nama jelas
NIP
8) u.p. (untuk perintah); penulisan u dan p dengan huruf kecil dan masing-masing
diakhiri titik, dipergunakan atau ditujukan kepada seseorang atau pejabat teknis
yang menangani suatu kegiatan atau suatu pekerjaan tanpa memerlukan kebijakan
langsung dari pimpinan pejabat yang bersangkutan;
contoh: Yth. Kepala Biro Kepegawaian
Departemen Pendidikan Nasinal
u.p. Kepala Bagian Mutasi Dosen
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta
B. Jenis Surat
1. Nota dinas;

Nota dinas adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau oleh
bawahan kepada atasan langsung atau yang setingkat berisikan catatan/pesan
singkat tentang suatu pokok persoalan kedinasan.
2. Memo
Memo adalah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan kepada
bawahan tentang pokok persoalan kedinasan.

3. Surat pengantar;
Surat pengantar adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau pejabat yang
berfungsi untuk mengantar surat, dokumen, barang, dan/atau bahan lain yang
dikirim. Surat pengantar dapat berbentuk surat dinas biasa atau surat berbentuk
kolom.
4. Surat edaran;
Surat edaran merupakan surat yang berisi penjelasan atau petunjuk tentang cara
pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah.
5. Surat undangan;
Surat undangan merupakan surat pemberitahuan keepada seseorang untuk
menghadiri suatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Surat
undangan dapat berbentuk lembaran surat atau kartu.
6. Surat tugas;
Surat tugas adalah surat yang berisikan penugasan dari pejabat yang berwenang
kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Surat tugas dapat
berbentuk lembaran surat dan berbentuk kolom.
7. Surat kuasa;
Surat kuasa adalah surat yang berisi kewenangan penerima kuasa untuk bertindak
atau melakukan suatu kegiatan atas nama pemberi kuasa.
8. Surat pengumuman;
Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu
hal yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum.
9. Surat pernyataan;
Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai
pertanggungjawaban atas pernyataan tersebut.
10. Surat keterangan;
Surat keterangan adalah surat yang berisikan keterangan mengenai suatu hal agar
tidak menimbulkan keraguan.
11. Berita acara.
Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa
mengenai waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan petunjuk lain
sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tersebut.

C. Rangkuman
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh satu pihak kepada pihak lain. Surat dinas adalah surat yang
berisi hal penting berkenaan dengan administrasi pemerintahan dan pembangunan
yang dibuat oleh lembaga pemerintahan. Pada umumnya, surat terdiri atas: 1)
kapala/kop surat, 2) tanggal surat, 3) nomor surat, 4) lampiran, 5)
hal/perihal, 6) alamat tujuan, 7) sifat surat, 8) salam pembuka, 9) alinea pembuka,
alinea inti, dan alinea penutup, 10) salam penutup, 11) nama penanda tangan surat,
12) tanda tangan, inisial, logo atau lambang, 13) NIP/NIK. Pemakaian ragambaku
bahasa Indonesia dalam surat dinas mencerminkan pikiran yang cendekia dan
berwibawa
D. Latihan
1. Apa saja sumber-sumber aturan yang dipakai dalam penulisan bahasa
Indonesiayang baku?
2. Apa fungsi dari kalimat pembuka dan penutup dalam surat?
3. Mengapa dalam penulisan surat harus memakai bahasa Indonesia yang baku?
4. Mengapa penggunaan klausa “atas perhatiannya” merupakan bentuk yang
tidakbaku? Apa yang harus diperbaiki dalam klausa tersebut?
5. Jelaskan kepanjangan dari singkatan:
a. a.n.;
b. anb.;
c. u.b.;
d. apb.;
e. plh.;
f. wks.; dan
g. u.p.
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis surat dinas!
7. Siapkan satu contoh surat dinas dari salah satu instansi, kemudian kritisi
(terutama ketidaktepatan ejaan, diksi, kalimat dan syarat-syarat yang ada dalam
surat dinas, serta buatkan laporan dalam bentuk powerpoint.

E. Daftar Pustaka
Alwi, H. dkk. 2013. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
BalaiPustaka.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan bahasa
Indonesia. Jakarta.
Departemen Penddikan Nasional. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Ed. Ke-4). Jakarta: Gramedia.
Finoza. Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Bandung: Diksi Insan
Mulia.Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
Nadia, Faizatin dan Sugihastuti. 2018. Surat Dinas: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rizal, Yose. 2003. Pola Komponen-Komponen Dasar Korespondensi.Semarang: CV
Aneka Ilmu.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum EBI Kesalahan Berbahasa. Solo: Genta
SmartPublisher.
Sugihastuti, M.S. 2014. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugihastuti. 2017. Bahasa Surat Dinas: Teori dan Praktik. Yogyakarta: A.Com
Printing.Sugiyono, dkk. 2014. ‘Draf Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik’
dalam
Workshop Pengayaan Pembelajaran Berbasisi Saintifik, oleh
DirektoratPembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal
PT.
Widjono, Hs. 2012. Bahasa Indonesia: Mata kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kompas Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai