Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

Membuat Surat Lamaran Pekerjaan

A.Mengidentifikasi Isi dan Sistematika Surat Lamaran Pekerjaan


Surat lamaran pekerjaan merupakan surat yang berisi permohonan untuk bekerja di
suatu lembaga. Hal yang perlu dikemukakan di dalam surat lamaran adalah identitas diri, jasa
yang dapat diberikan, pendidikan, kecakapan/keahlian, serta pengalaman (kualifikasi). Hal
terpenting yang harus diperhatikan di dalam sebuah surat lamaran adalah bahasa yang
digunakan yaitu menggunakan bahasa formal.
Dilihat dari bagiannya, surat lamaran terdiri atas bagian surat dan riwayat hidup.
Kedua bagian ini cukup ditampilkan dalam satu halaman untuk surat dan 3-4 halaman untuk
riwayat hidup. Bagian surat diawali dengan pernyataan umum (tesis) yang berfungsi sebagai
informasi awal terkait dengan pekerjaan yang akan dilamar. Untuk menguatkan pernyataan
umum (tesis), penulis lamaran harus memberikan argumentasi (pendapat/uraian).

➢ Berikut adalah contoh tesis surat lamaran pekerjaan

➢ Berikut adalah contoh argumentasi surat lamaran pekerjaan

1
Penjenisan Surat Lamaran
Dasarkan jenis pembuatannya, surat lamaran pekerjaan dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis:
1. Surat lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae).
Dalam cara ini, riwayat hidup termasuk isi surat karena isinya berupa gabungan cara
ini juga disebut dengan model gabungan.
2. Surat lamaran yang dipisahkan dari riwayat hidup. Dalam cara ini riwayat hidup
merupakan lampiran dan cara ini disebut modal terpisah.

Jenis-Jenis surat
1. surat pribadi atau surat keluarga
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat
berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga.Ciri-ciri surat pribadi yaitu:
a. Tidak menggunakan kop surat
b. Tidak ada nomor surat
c. Salam pembuka dan penutup bervariasi
d. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
e. Format surat bebas

2. Surat resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik
perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan
surat pemberitahuan.Ciri-ciri surat resmi:
a. Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
b. Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
c. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
d. Penggunaan ragam bahasa resmi
e. Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
f. Ada aturan format baku Bagian-bagian surat resmi:
1) Kepala/kop surat terdiri dari:
- Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
- Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
- Logo instansi/lembaga
2) Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
3) lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
4) Hal, berupa garis besar isi surat
5) Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
6) Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
7) Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
8) Isi surat.
Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis
dengan huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan
(EYD) haruslah menyesuaikan.

2
9) Penutup surat, berisi:
● salam penutup
● jabatan
● Tanda tangan
● nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP).
10) Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya
suatu kegiatan.

3. Surat dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas
dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu
instansi. Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat
berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan
pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi.
Ciri-ciri surat dinas:
a. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
b. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
c. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
d. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
e. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat.

4. Surat niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga
seperti industri dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan
dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat
jual beli, kuitansi, dan perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat
niaga eksternal. Salah satu contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat
penagihan.

Format atau Bentuk surat


1. Bentuk lurus
Pada dasarnya sama dengan surat bentuk lurus penuh, perbedaannya terletak pada
penempatan tanggal, salam penutup, nama instansi, nama terang dan nama jabatan
ditulis di sebelah kanan surat.
2. Bentuk setengah lurus
Sebenarnya sama dengan surat bentuk lurus, perbedaannya terletak pada penulisan
isi surat dan tiap alinea baru menjorok ke dalam.
3. Bentuk lurus penuh
Yaitu bentuk surat yang penulisan tanggal, kata penutup sampai kata lampiran yang
ditulis di sebelah bawah penulisannya dimulai dari kiri.
4. Bentuk Indonesia baru
Merupakan variasi bentuk setengah lurus dan bentuk resmi Indonesia, bedanya
dengan bentuk setengah lurus terletak pada penulisan salam penutup yang  berada
pada margin kanan yang setara dengan penulisan tembusan.

3
5. Bentuk paragraf menggantung
Sebenarnya juga sama dengan surat bentuk lurus, perbedaannya hanya pada
penulisan alamat dan alineanya. Setiap alinea ditulis rata kiri, sedang baris berikutnya
menjorok kedalam.

Fungsi surat
Selain sebagai  alat  komunikasi,  surat  juga berfungsi sebagai berikut:
1. Alat Bukti Tertulis
Surat dapat dijadikan sebagai bukti tertulis jika terjadi perselisihan antar organisasi /
perusahaan atau antar orang-orang  yang  telah  mengadakan  hubungan 
surat-menyurat.
Contoh: surat perjanjian.
2. Alat Pengingat
Surat dapat dipakai untuk mengetahui hal-hal yang telah lama disepakati atau
disetujui bersama.
Contoh: surat pesanan dan surat undangan.
3. Bukti Historis / Sejarah
Surat   dapat   dijadikan  bahan   riset/penelitian untuk mengetahui aktivitas organisasi
/ perusahaan di masa yang lalu.
Contoh: surat keterangan dan surat pengiriman pesanan.
4. Duta Organisasi
Semua surat dapat berfungsi sebagai duta organisasi karena surat membawa pesan
kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi/perusahaan.
5. Pedoman
Surat dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
Contoh: surat tugas.
6. Sarana Promosi
Surat dapat dijadikan sarana promosi suatu perusahaan, karena biasanya pada surat
resmi tercantum pada kepala surat mengenai identitas perusahaan.

B. Menyajikan Simpulan Sistematika dan Unsur-Unsur Isi Surat Lamaran


Pekerjaan
Secara umum, sistematika surat lamaran pekerjaan meliputi tempat dan tanggal
pembuatan surat, lampiran dan perihal, alamat surat, salam pembuka, alinea pembuka, isi,
penutup, salam penutup, serta tanda tangan dan nama terang.
Berikut penjelasan dari masing-masing komponen sistematika surat lamaran pekerjaan
tersebut :
1. Tempat dan tanggal pembuatan surat
Tempat dan tanggal pembuatan surat ditempatkan di pojok kanan atas tanpa titik di
akhir karena bukan merupakan kalimat.
contoh : Kalianda, 26 November 2021
2. Lampiran dan hal
a. Kata 'lampiran' dan 'hal' tidak disingkat, seperti lamp.

4
b. Angka dalam kolom lampiran ditulis menggunakan huruf.
Contoh : Lampiran : Empat lembar
Hal : Pemberitahuan
3. alamat surat
a. Tidak menggunakan kata "kepada".
b. Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris.
c. Jabatan tidak boleh menggunakan jenis kalimat seperti bapak atau ibu.
d. Tulisan "Jalan" pada alamat tidak boleh disingkat.
e. Tidak menggunakan titik di masing-masing akhir barisannya.
Contoh : Yth. Manager sukses Mandiri
Jalan M Yamin nomor 02, Kalibata
Jakarta
4. salam pembuka
setelah kata "Dengan hormat" digunakan tanda baca koma (,).
contoh :
Dengan hormat,
Berdasarkan………...
5. Alinea pembuka
Alinea pembuka sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan sopan agar para pihak
atau instansi yang membacanya tidak tersinggung. Di dalam alinea ini juga sudah
harus muncul pernyataan umum yang menggambarkan diri pelamar (tesis).
6. Isi
Dalam puisi terdapat hal-hal berikut.
a. identitas
isi identitas berisi keterangan berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat, pendidikan
terakhir dan dapat ditambah lagi sesuai dengan keperluan. Di dalam menulis
Keterangan tersebut, huruf awal kata digunakan huruf kecil.
Contoh : nama : Nitriana safitri
tempat tanggal lahir : Jakarta, 7 Januari 1995
pendidikan terakhir : S-1 Sastra Inggris
alamat : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273
b. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan merupakan keterangan tentang alasan pengirim atau pelamar
pekerjaan menulis surat.
c. Menyatakan lampiran
Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa lampiran tentang syarat yang sudah
diminta oleh instansi yang membutuhkan pekerjaan. Oleh karena itu, pelamar harus
memenuhi lampiran yang diminta tersebut. Kemudian, di setiap rincian digunakan
tanda baca titik koma (;) dan di akhir lampiran digunakan baca tanda baca titik (.).
Contoh : foto copy Ijazah yang sudah dilegalisir;
fotocopy kartu tanda penduduk;
pas foto 3 × 4 dua lembar.
7. Penutup

5
Di dalam surat lamaran pekerjaan, isi penutup harus menunjukan keantusiasan
pelamar pekerjaan kepada instansi yang dituju.
Contoh :
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya buat. Besar harapan saya untuk dapat
menjadi bagian dari perusahaan…
8. Salam penutup
Salam penutup sebagai bentuk etika, sopan santun, dan penghormatan.
Contoh : Hormat saya,
9. Tanda tangan dan nama terang
Tanda tangan ini biasanya berada di pojok kanan bawah surat, lalu di bawahnya
ditulis nama lengkap.
Contoh : Hormat saya,
(Ttd)
Nitriana Safitri

C. Memformulasikan Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan


Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan terkait
dengan bahasa yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan bentuk surat yang standar.
b. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
c. Menggunakan kata-kata yang sopan.
d. Menggunakan kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informatif dan tepat sasaran.
e. Tulisan bersih, mudah dibaca, dan sesuai dengan kaidah ejaan.
f. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma bahasa surat (seperti penulisan unsur
hal, tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan
dan nama terang.

Surat lamaran pekerjaan dapat ditulis berdasarkan sumber informasi di media massa,
informasi dari seseorang, permintaan suatu instansi, atau inisiatif sendiri. Berikut ini contoh
penulisan pada bagian alinea pembuka untuk masing-masing sumber informasi tersebut
(Romadi dan Rustamaji, 2010:4).
1. Iklan
Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian … tanggal … yang isinya
menyatakan bahwa …
Dalam harian … tanggal … saya membaca iklan yang menyatakan bahwa PT …
membutuhkan … berkenaan dengan hal tersebut, maka …
2. Informasi seseorang
Menurut informasi dari bapak … , perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan …
Sehubungan dengan hal itu …
3. Pengumuman resmi dari instansi yang membutuhkan tenaga
Berdasarkan dengan pengumuman nomor: … tanggal … tentang penerimaan
karyawan PT … , maka yang bertanda tangan di bawah ini: …
4. Permohonan instansi pada sekolah

6
Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah tentang permohonan tenaga kerja …
5. Inisiatif sendiri
Yang bertanda tangan di bawah ini, … dengan ini mengajukan permohonan untuk
diterima sebagai karyawan pada …

D. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan


Berikut ini disajikan tips dalam membuat surat lamaran pekerjaan.
1. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
2. Menulis dengan susunan format rapi.
3. Melengkapi data sesuai dengan keperluan.
4. Melampirkan surat pendukung seperti sertifikat pengalaman kerja.

E. Melaporkan Kegiatan Membaca Buku


Berikut langkah-langkah yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam melaporkan
kegiatan membaca buku :
1. Carilah buku nonfiksi (buku pengayaan) di perpustakaan atau di toko buku.
2. Jika kamu memiliki uang, Pergilah ke toko buku. Carilah buku nonfiksi yang dapat
kamu miliki untuk dibaca.
3. Siapkan buku tulis dan alat tulis untuk melaporkan kegiatan membaca.
4. Tuliskanlah judul buku, nama penulis, nama penerbit, tahun terbit dan kota terbit.
5. Amatilah daftar isi buku tersebut, lalu tuliskanlah ada berapa bab isi buku tersebut.
6. Sebelum membaca secara menyeluruh, berdasarkan daftar isi buku, susun pertanyaan
yang mungkin akan kamu dapatkan dari isi buku.
7. Mulailah membaca. Tandailah butir-butir penting dari setiap bab yang dibaca atau
tuliskanlah pada buku laporan membaca.
8. Pada setiap akan memulai membaca, tuliskan terlebih dahulu hari, tanggal dan waktu
membaca agar kegiatan terdata.
9. Lakukanlah kegiatan membaca buku tersebut selama satu minggu.
10. Jika sudah selesai membaca buku, susunlah laporan kegiatan tersebut dalam buku
rekaman tertulis kegiatan membaca.

7
➢ Contoh surat lamaran pekerjaan atas inisiatif sendiri

➢ Contoh Surat Lamaran Pekerjaan Berdasarkan Iklan dari Surat Kabar

8
BAB 2
Menikmati Cerita Sejarah

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah


Novel Sejarah adalah novel yang didalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang
fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu
yang memiliki nilai kesejahteraan, bisa bersifat naratif atau deskriptif. Novel sejarah
termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan
waktu. Namun, jika novel sejarah disajikan secara simbolisasi verbal, novel tergolong ke
dalam teks deskriptif.
Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Berdasarkan jenisnya,
novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni :
1. Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara
langsung.
2. Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti
eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
3. Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan
diceritakan secara lebih rinci.
Berdasarkan penjelasan di atas, novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif.
Artinya, novel tersebut didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan
kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya,
kegemaran, emosi, dan keluarga.

Struktur teks cerita sejarah


1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)
Orientasi adalah bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah. Dalam
bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun
peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh,
menata adegan, dan hubungan antar tokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai
situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point,komplikasi)
Bagian ini disebut pula bagian klimaks. Pada bagian ini, ditentukannya perubahan
nasib beberapa tokohnya.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib
yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak.
6. Koda

9
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai
penutup.

Membandingkan novel sejarah dengan teks sejarah

No Teks Sejarah Novel Sejarah

1. Dituntut menunjuk kepada hal-hal yang Dapat saja menggambarkan sesuatu yang
memang pernah ada atau terjadi. tidak pernah ada atau terjadi. kesemuanya
bersumber pada rekaan.

2. Sejarawan terkait pada keharusan. yaitu Novel sepenuhnya bebas untuk


bagaimana sesuatu sebenarnya terjadi di menciptakan dengan imajinasinya
masa lampau, artinya tidak dapat mengenai apa, kapan, siapa, dan di
ditambah tambah atau direka. mananya.

3. Hubungan antara fakta satu dengan Faktor perekayasaan pengarang lah yang
fakta lainnya perlu direkonstruksi, mewujudkan cerita sebagai suatu
paling sedikit hubungan topografi atau kebulatan atau koherensi, dan sekali-kali
kronologisnya. Sejarawan perlu ada relevansinya dengan situasi sejarah.
menunjukkan bahwa yang ada sekarang
dan disini dapat dilacak eksistensinya di
masa lampau. Hal itu berguna sebagai
bukti atau saksi dari apa yang
direkonstruksi mengenai kejadian di
masa lampau

4. Sejarawan sangat terikat pada fakta Pengarang novel tidak terikat pada fakta
mengenai apa, Siapa, kapan, dan di sejarah mengenai apa, siapa, kapan, dan
mana. di mana. Kesemuannya dapat berupa fiksi
tanpa ada kaitannya dengan fakta sejarah
tertentu. Begitu pula mengenai
peristiwa-peristiwanya, tidak diperlukan
bukti, berkas atau saksi.

5. Pelaku-pelaku, hubungan antara Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka,


mereka, kondisi dan situasi hidup dan kondisi dan situasi hidup, dan
masyarakat, kesemuanya adalah harus masyarakat, kesemuanya adalah hasil
sesuai dengan kenyataan yang terjadi. imajinasi.

B. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah


Bahasa novel sejarah yang dianut adalah bahasa yang digunakan dalam karya sastra
pada umumnya yakni konotatif dan emotif. Hal ini berbeda dengan bahasa ilmiah yang
denotatif dan rasional. Sekalipun konotatif dan emotif, bahasa novel tetap mengacu kepada
bahasa yang digunakan masyarakat (konvensional) agar tetap dipahami oleh pembacanya.
Beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku pada novel Sejarah adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Banyak kalimat bermakna lampau.

10
2. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis,
temporal), seperti: Sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja
material).
4. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai
cara menceritakan tuturan seorang tokoh atau pengarang. Misalnya, mengatakan
bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan,
menuturkan.
5. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental), misalnya, merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, akan menganggap.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("…") dan
kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau sasaran.

C. Mengonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah


Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, selalu mengandung nilai (value). Tersebut
dikemas secara implisit dalam alur latar tokoh dan tema. Nilai yang terkandung dalam novel
antara lain:
1. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang
mendalam dengan suatu masyarakat peradaban atau kebudayaan.
2. Nilai moral atau etika adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah
atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
3. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber pada
nilai-nilai agama.
4. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam
masyarakat.
5. Nilai estetis yaitu nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur
pembangunan cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.

➢ Contoh teks sejarah


TSUNAMI ACEH
Peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan
Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa
melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra
Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur
lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak di temukan dan ribuan pula mayat yang di kuburkan
secara masal.

Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur
3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa
ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat

11
dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung
Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan
bumi, yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit). Beberapa pakar gempa mengatakan
menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan
amplitude getaran di atas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga
memicu beberapa gempa bumi di berbagai tempat di dunia.

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8


negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar
sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan
jumlah kematian terbesar.

Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai magnitude 9.0. Pada Februari 2005
dilaporkan gempa berkekuatan magnitude 9.3. Meskipun Pacific Tsunami Warning Center
telah menyetujui angka tersebut. Namun, United States Geological Survey menetapkan
magnitude 9.2. atau bila menggunakan satuan seismik momen (Mw) sebesar 9.3.

Kecepatan rupture diperkirakan sebesar 2.5km/detik ke arah antara utara – barat laut
dengan panjang antara 1200 hingga 1300 km. Menurut Koordinator Bantuan Darurat
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami
di 13 negara (hingga minggu 2/1/2005) mencapai 127.672 orang.

Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang
sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB
memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya,
sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang
terisolir.

Sementara itu data jumlah korban tewas di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang.
Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak
168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu
16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000
diantaranya dialami rakyat Aceh.

Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan
1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan
186.983 tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 10 tahun
terakhir.

Di Indonesia, gempa dan tsunami menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung
hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di
Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan
korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh.

12
Pemerintahan daerah Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan Tsunami Aceh,
kebetulan di Jakarta sendiri sedang di adakan acara Halal Bi Halal masyarakat Aceh pasca
menyambut lebaran Idul Fitri. Gempa Bumi yang terjadi pada jam 08:00 WIB dengan 9 Skala
Richter Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas
pantai barat Aceh. Tepat jam 09:00 WIB satu persatu masyarakat Aceh yang hadir di Istora
Jakarta panik karena hubungan telepon seluler ke Aceh putus total, mata mereka pada
berkaca-kaca.

Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat mengenaskan dan paling banyak
memakan korban yang pernah terjadi di Indonesia. Semoga kejadian ini tidak terjadi kembali
di negri kita yang tercinta ini.

➢ Contoh novel sejarah

RORO MENDUT
Kekuasaan telah membunuh Mendut dan Pronocitro di ujung keris sakti Panglima Perang
Mataram, Tumenggung Wiroguno. Sekali lagi kita melihat, absurditas cinta mati sia-sia.
Sebuah tema yang terus berulang, tercampakkan dan hanya hidup dalam legenda.

Menurut cerita Romo Mangun, Mendut adalah simbol kekuatan daerah pesisir (Pantai
Utara) yang ditaklukan oleh kekuasaan Mataram, simbol kerajaan dan budaya pedalaman,
yang agraris dan cenderung otoritarian. Para ahli sastra, sarjana dan satrawan sepakat bahwa
Mendut adalah pejuang emansipasi perempuan. Dia berani menolak hasrat birahi seorang
Panglima, walaupun dengan itu, dia harus menanggung resiko membayar pajak upeti seperti
layaknya sebuah daerah ataupun orang-orang yang takluk oleh kekuasaan Mataram.

Mendut hanyalah seorang anak nelayan dari desa Teluk Cikal yang kebetulan hidup dalam
kekuasaan Adipati Pragolo II, sang keris penguasa Kadipaten Pathi. Dan sebelum jatuh ke
tangan Tumenggung Wiroguno, Mendut telah pula diculik oleh prajurit Adipati Pragolo II,
saat sedang asyik-asyiknya membantu pamannya di pesisir pantai. Mendut di bawa begitu
saja karena kecantikannya. Keceriaan remajanya dirampas dan dipingit dalam Puri Kadipaten
Pathi. Tapi sebelum keremajaannya dinodai oleh Adipati Pragolo II, Kadipaten Pathi, keraton
serta putrinya telah habis dirangsek oleh Tumenggung Wiroguno, utusan Kerajaan Mataram.
Sebab diduga Kadipaten Pathi akan memberontak terhadap kekuasaan besar Kerajaan
Mataram, dengan mencoba memerdekakan diri dan enggan membayar upeti menghadap
Istana Mataram di Karta.

Jadilah Mendut seperti barang pampasan perang Kerajaan Mataram. Mulanya di


persembahkan pada Ingkang Sinuhun Susuhunan Hanyokro-Kusumo, Senopati Ingalogo
Mataram Abdurrahman Sayyidin Panotogomo (Sultan Agung), tapi karena Tumenggung
Wiroguno berkenan pada Mendut, Sultan Agung Mataram menyerahkannya pada
Tumenggung Wiroguno.

Pemberontakan Mendut pada awalnya ditanggapi dengan lunak. Tapi lama kelamaan,
Tumenggung merasa kesal dan jengkel. Pajak yang tadinya ditetapkan setiap bulan ditekan

13
menjadi setiap minggu. Mendut tak kehilangan akal, kemudian menjual semua perhiasannya
untuk dijadikan modal berjualan puntung rokok.

Di alun-alun Mataram Istana Karta, tepatnya di tengah pasar rakyat, Mendut membuka
warung puntung rokoknya. Sambil diiringi tarian erotis penuh gerakan kebebasan ala budaya
pantai utara, Mendut menghisap rokok dan bekasnya dijual pada setiap pengunjung yang mau
membeli. Tentu saja harganya lebih mahal dari rokok biasa, karena rokok tersebut sudah
tersentuh dan dihisap oleh Mendut, yang menurut anggapan rakyat banyak, Mendut adalah
seorang Putri Selir Mataram dari Tumenggung Wiroguno.

Di pasar itulah, Mendut mengenal Pronocitro pada pandangan pertama. Cinta mulai
bersemi di dada masing-masing dua insan yang sedang jatuh cinta. Pronocitro pun kemudian
tahu tentang cerita Mendut sebagai Puteri Boyongan dari Kadepaten Pathi. Sedangkan
Pronocitro sendiri adalah seorang pengembala yang lari dari keinginan ibunya Nyai Singa
Barong, seorang saudagar armada dagang di Pekalongan, yang menginginkan putranya
meneruskan bisnisnya. Terdamparlah Pronocitro di Mataram dan menemukan Mendut
sebagai jodohnya.

Dengan ketampanan dan keperkasaan tubuhnya, Pronocitro akhirnya dapat masuk ke dalam
Puri Wirogunan sebagai pemelihara kuda. Awalnya Wiroguno tidak mencurigai
keberadaannya, sebagai kekasih gelap Den Roro Mendut, tapi akhirnya hubungan mereka
berdua tercium juga oleh Wiroguno.

Suatu malam Pronocitro dan Mendut merencanakan untuk kabur, karena sebelumnya
mereka sudah tahu bahwa, Wiroguno akan menangkap basah mereka saat berduaan. Dengan
bantuan dayang-dayang Puri Wirogunan, yang setuju dengan hubungan Mendut-Pronocitro,
akhirnya mereka berhasil mencuri start, sebelum Wiroguno dan pasukannya datang
menyergap.

Wiroguno kalang-kabut dan bersama pasukannya mencoba mengejar dan menangkap


mereka hidup-hidup. Setelah pencarian siang dan malam, akhirnya Mendut dan Pronocitro
dapat terkejar dan tersudut di Muara sungai Oya-Opak. Mereka sudah terkepung dan sulit
berkutik lagi. Namun Pronocitro dengan gagah berani tampil ke depan menghadapi seorang
Panglima Mataram. Dia tahu kalau kekuatannya tidak sebanding dengan Tumenggung
Wiroguno, tapi cinta telah menuntunnya untuk berani disaat-saat yang begitu mendesak.
Perkelahian tak dapat dihindari dan kemenangan sudah dipastikan akan berpihak pada
Wiroguno. Disodorkanlah keris sakti Wiroguno ke hadapan tubuh Pronocitro, namun secepat
kilat Mendut telah berdiri tepat di hadapan Pronocitro. Keris Wiroguno tertancap menusuk
jantung Mendut dan tembus ke dada Pronocitro. Mereka rubuh bersimbah darah. Tubuh
mereka hanyut dihempas ke muara sungai menuju samudera, tempat asal mereka dulu.

Cinta telah menyatukan mereka dalam satu nafas, kehidupan dan kematian. Sedangkan
kekuasaan memang selalu menyiratkan kekuataan senjata dan darah, lalu melupakan
nilai-nilai kemanusiaan tentang cinta dan kasih sayang.

14
BAB 3
Memahami Isu Teknis Lewat Editorial

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Editorial


Editorial merupakan salah satu rubrik yang ada di media massa cetak seperti Koran,
majalah, atau buletin. Editorial biasanya menjadi sebuah cara untuk merespon suatu isu atau
permasalahan dan memberikan tawaran solusi di akhir teks. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang lugas.
Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan
pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan),
fenomenal dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Teks editorial disebut juga
tajuk rencana. Editorial dalam suatu media massa cetak biasanya berada dalam rubrik yang
sama, yaitu opini.
Gaya penulisan editorial hampir sama dengan ragam artikel atau karya ilmiah lainnya
yakni eksposisi. Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan untuk mengklarifikasi,
menjelaskan, atau mengevaluasi. Dilihat dari isinya, editorial yang bersifat ekspositoris berisi
tesis (pernyataan umum), diikuti oleh argumentasi-argumentasi secukupnya, dan diakhiri
dengan penegasan ulang atas argumentasi-argumentasi tersebut. Ketiga unsur tersebut dalam
editorial Wajib hadir.
Jenis-Jenis teks editorial
1. Interpretative editorial, editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan
menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
2. Controversial editorial, editorial bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada
keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam
editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
3. Explanatory editorial, editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh
pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu masalah
dan membuka mata masyarakat untuk memperhatikan suatu isu.

Ciri-ciri teks editorial


1. Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan dibicarakan secara
luas oleh masyarakat), bersifat aktual dan faktual.
2. Teks editorial bersifat sistematis dan logis.
3. Teks editorial merupakan sebuah opini/ pendapat yang bersifat argumentative.
4. Teks editorial menarik untuk dibaca, karena ditulis dengan menggunakan kalimat
yang singkat, padat dan jelas.

B. Menyeleksi Ragam Informasi sebagai Bahan Teks Editorial


Sebagai sebuah media massa, daya tarik sebuah opini akan menentukan publik
menerima untuk membacanya atau tidak. Artinya, daya tarik atau dapat juga disebut "daya
jual" menjadi sangat penting diperhatikan saat redaktur membuat teks editorial.
Isu aktual, fenomenal, dan kontroversial Dapat dibaca pada berita utama suatu surat

15
kabar atau berita utama di radio dan televisi. Pada surat kabar, berita utama Disajikan di
halaman depan bagian atas dengan gambar dan penulisan huruf mencolok. Pada berita di
radio atau televisi, berita utama ditayangkan atau dibacakan paling awal.

Tujuan teks editorial


1. Teks editorial bertujuan mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang isu aktual
yang sedang hangat dibicarakan atau sedang terjadi di kehidupan sekitar.
2. Teks editorial bertujuan untuk memberikan opini atau pandangan redaksi kepada
pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial


Editorial termasuk kedalam jenis teks eksposisi, seperti halnya ulasan dan teks-teks
sejenis diskusi. Dengan demikian, struktur umum dari teks editorial meliputi:
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah
mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya.
2. Penyampaian pendapat/argumen
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi Terhadap isu
yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
3. Penegasan
Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Didalamnya
juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau
mengatasi persoalan yang terjadi dalam isi tersebut.

Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri
bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial:
1. Penggunaan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pernyataan yang tidak
ditujukan untuk mendapatkan jawabannya. Pernyataan-pernyataan tersebut
dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut
sehingga tergugah untuk membuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya
Terhadap isu yang dibahas.
2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya.
Tujuannya agar pembaca tetap merasa rileks meskipun membaca masalah yang serius
dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.
3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau
hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.
4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti Sebab, karena, sebab, oleh
sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan
redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Fungsi teks editorial


1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
2. Memberi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.

16
3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan yang bisa terjadi.
4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

D. Merancang Teks Editorial


Agar lebih fokus dalam menulis teks editorial, berikut ini tahap-tahap yang harus dilalui:
1. Bacalah dua sampai tiga teks editorial dari sumber media massa yang berbeda.
2. Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi pernyataan umum.
3. Telusuri data-data pendukung atas pernyataan umum yang sudah kamu buat, misalnya
dari buku, majalah, Badan Pusat Statistik, atau artikel jurnal.
4. Buatlah perincian data tersebut dan analisis menjadi sebuah argumen.
5. Argumen-argumen yang kamu buat secara terperinci ditafsirkan menjadi sebuah
pendapat, baik berupa kritik, penilaian, maupun Harapan.
6. Buatlah saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu isu yang
berkembang.
7. Kemaslah hasilnya dalam satu tulisan teks editorial dengan panjang tulisan 8-10
paragraf dengan masing-masing paragraf antara 2-3 kalimat.

Manfaat teks editorial


1. Memberikan informasi kepada pembaca.
2. Bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca.
3. Teks editorial terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.

17
➢ Contoh teks editorial

Pendidikan Hanya Menghasilkan Orang Pintar Bukan Orang Terdidik

Zaman sekarang banyak terjadi tindakan yang memalukan di negara ini seperti suap,
korupsi, dan lainnya. Tetapi anehnya pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang pintar
yang mempunyai gelar sarjana dari lulusan universitas yang terkenal.
Melihat fenomena tersebut, sepertinya ada yang tidak benar dengan pola pendidikan
formal di Negara ini yang semestinya sudah harus dikaji ulang.
Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan mengenai ilmu dunia sehingga
menghasilkan orang pintar tetapi sayangnya tidak terdidik dan tidak mempunyai budi pekerti
yang baik.
Akibatnya orang pintar tersebut malah menjadi orang yang jahat, maling, menindas
kaum yang lemah. Padahal seharusnya mereka menjadi penolong dan pemimpin yang baik
untuk menciptakan manfaat bagi banyak orang.
Banyak orang terhormat di Negeri ini yang tertangkap tangan melakukan tindakan
korupsi atau penyuapan. Bahkan mereka berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, tetapi
tindakannya sangat memalukan dan merugikan.
Bahkan tindakan tersebut ada yang dilakukan bersama teman-temannya yang katanya
juga “terhormat”. Lebih miris lagi ketika mereka tertangkap oleh pihak berwajib mereka
bersikap tenang dan melemparkan senyum lebar pada masyarakat yang seolah-seolah mereka
tidak merasa bersalah dan senang dengan apa yang diperbuatnya.
Apa mereka tidak mengetahui dan tidak pernah diajari bahwa memakan uang yang
bukan haknya merupakan perbuatan dosa dan hukumnya haram untuk mereka.
Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya. Untuk
itu sistem pendidikan formal yang ada saat ini harus segera diperbaiki dengan tidak hanya
mementingkan hasil, tetapi juga proses agar tercipta orang pintar yang mempunyai akhlak
yang baik.

18
BAB 4
Menikmati Novel

A. Menafsir Pandangan Pengarang Terhadap Kehidupan


Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang mengandung Rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu “novella” yang berarti sebuah
kisah atau cerita. Penulis yang menulis sebuah novel disebut sebagai noveli. Novel termasuk
dalam kategori teks narasi yang berisi rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan
orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku
Sebuah novel menceritakan tentang kehidupan yang ada kaitannya dengan latar sosial
budaya pengarang nya. Salah satunya yaitu novel Ronggeng Dukuh paruk karya Ahmad
Tohari, di dalam novel tersebut terdapat nilai-nilai sosial budaya yang dialami oleh pengarang
dalam kehidupannya. Nilai-nilai sosial budaya didasari dari lingkungan pengarang yang lahir
dan tinggal di daerah tersebut.

B. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel


Berikut ini uraian unsur-unsur intrinsik novel yang terdiri dari:
1. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita tokoh cerita adalah orang-orang
yang ditampilkan dalam suatu karya fiksi yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan
dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Membedakan tokoh dilihat dari segi peranan
atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita sebagai tokoh utama (tokoh sentral) dan
tokoh tambahan (tokoh bawah).
Penokohan merupakan teknik atau cara-cara tokoh ditampilkan atau digit dicitrakan di
dalam fiksi. Para ahli menunjukkan dua cara menampilkan atau menciptakan tokoh
yakni cara analitik (dicitrakan langsung) dan cara dramatik (dicitrakan melalui
dialog).
2. Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan
kausalitas. Di dalam alur terkandung peristiwa, konflik dan klimaks. Alur atau plot
memiliki kaidah plausability (kemasukakalan), surprise (kejutan), suspense (misteri),
dan Unity (keutuhan).
3. Latar atau setting adalah gambaran yang digunakan untuk menempatkan peristiwa di
dalam suatu penceritaan fiksi. Latar dibedakan menjadi tiga macam yakni tempat,
waktu, dan sosial.
4. Sudut pandang atau point of view memasalahkan Siapa yang bercerita. Sudut pandang
dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
5. Tema merupakan pokok pikiran atau dasar sebuah cerita yang memiliki kaitan dengan
makna kehidupan.

Berikut ini uraian unsur-unsur ekstrinsik novel yang terdiri dari:


1. Sejarah atau Biografi Pengarang

19
Biasanya sejarah atau biografi pengarang sangat berpengaruh pada jalan cerita yang
terdapat dalam novel.
2. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi secara tidak langsung maupun langsung akan berpengaruh kepada
hasil karya novel.
3. Nilai-Nilai dalam Cerita
a) Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau kepribadian seseorang.
Entah itu baik ataupun buruk.
b) Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat.
c) Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan mempunyai nilai
dalam kehidupan manusia.
d) Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni dan estetika dalam sebuah
karya sastra.

Jenis-jenis novel
Berdasarkan Nyata atau Tidaknya Kejadian novel terbagi kedalam 2 jenis, yaitu:

1. Novel fiksi ialah novel yang tidak ada kejadiannya di dunia atau tidak pernah terjadi.
Novel ini hanyalah karangan atau fiktif belaka dari pengarangnya juga sebuah
khayalan atau imanjinasi penulisnya. Contohnya: Spiderman, Harry Potter, Twilight.

2. Novel Non fiksi merupakan jenis novel yang benar-benar terjadi atau nyata serta
pernah ada dan ilmiah. Contohnya: Laskar Pelangi, Sarjana Muda, Semua Ayah
Adalah Bintang.

Berdasarkan gendernya, novel terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:


1. Novel romantic ialah novel yang ceritanya menggambarkan tentang kisah percintaan.
Seperti contoh: novel Dalam Mihrab Cinta, Ayat-ayat Cinta, Cinta Suci Zahrana dan
lain sebagainya.
2. Novel misteri ceritanya menggambarkan kisah-kisah atau cerita penuh misteri yang
biasanya ceritanya menimbulkan teka-teki dan penasaran si pembaca. Contohnya:
Sherlock Holmes, Metropolis, Rebecca dll.
3. Novel horor ceritanya berisikan tentang suatu kisah yang menyeramkan, membuat si
pembaca merasa tegang, dan berdebar-debar. Biasanya cerita dalam novel ini
berkaitan dengan alam-alam ghaib atau makhluk-makhluk ghaib. Contohnya: novel
Dracula.
4. Novel komedi berisikan tentang sebuah cerita yang mengandung unsur humoris atau
kelucuan dan membuat si pembaca tertawa serta gaya pencitraannya lebih
santai. Contohnya: novel Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon.
5. Novel inspiratif berisi tentang cerita yang memberikan inspirasi kepada para
pembaca. Tema yang disuguhkan beraneka ragam seperti tentang ekonomi,
pendidikan, kehidupan yang serba kekurangan, perjuangan, persahabatan dan
lain-lain. Contohnya: Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, Sang Pemimpi.

20
C. Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan Pengarang
Selain tema yang diusung, perbedaan yang ada dalam isi sebuah novel adalah cara
menyajikan cerita dan sudut pandang pengarang.
Berikut struktur novel, yaitu:
1. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada
bagian awal cerita dalam novel.
2. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti
terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
3. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana
setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa
yang lainnya.
4. Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi
terarah menuju suatu titik tertentu.
5. Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang
sedang terjadi.
6. Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.

D. Merancang Novel
Merancang novel adalah membuat gambaran mengenai sebuah cerita yang akan ditulis dalam
bentuk novel. Dalam merancang novel, harus memperhatikan aspek isi dan kebahasaannya.
Berikut merupakan ciri-ciri umum dari novel:
1. Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata.
2. Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
3. Durasi untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
4. Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
5. Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
6. Seleksi cerita dalam novel lebih luas.
7. Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi banyak kalimat yang di ulang-ulang.
8. Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan situasi dan kondisi yang ada di dalamnya.

Ciri – Ciri Novel Angkatan 20 dan 30-an :


1. Umumnya berisi kritikan terhadap adat tempo dulu.
2. Tokoh yang diceritakan dari muda sampai meninggal dunia.
3. Bahasanya yang santun.
4. Memiliki konflik disebabkan oleh perselisihan dalam memilih nilai kehidupan.
5. Menggunakan kata-kata yang berlebihan.

Ciri – Ciri Novel Remaja :

21
1. Kebanyakan bertemakan tentang pertemanan atau persahabatan serta percintaan.
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja.
3. Ciri-ciri yang selanjutnya adalah sama dengan novel umum.

22
DAFTAR PUSTAKA

Suryaman, Maman. 2018. Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

23

Anda mungkin juga menyukai