Anda di halaman 1dari 79

1

EFEKTIFITAS BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP AKHLAK


SISWA DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH
DARUL ARQAM PUNNIA KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperoleh
GelarSarjanaSosial (S.Sos) Pada Program Studi
KomunikasidanPenyiaran Islam Fakultas Agama Islam
UniversitasMuhammadiyah Makassar

OLEH:
NURUL AISYA MAULANA
NIM: 105270010715

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442H/2020M
2

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor Jl. Sultan Alauddin No.256 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 866972 Makassar 90223

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬


.

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Saudari Nurul Aisya maulana, NIM. 105270010715 yang berjudul


“EFEKTIFITAS BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP AKHLAK
SISWA DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH DARUL ARQAM
PUNNIA KABUPATEN PINRANG” telah diujikan pada hari Selasa 13
Rabiul Awwal 1442 H, bertepatan dengan 30 Oktober 2020 M dihadapan
tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar , 13 Rabiul Awwal 1442 H
30 Oktober 2020 M

Dewan penguji :

Ketua :Dr. M. Ilham Muchtar, MA (…………………..)

Sekretaris :Dr. Sudir Koadhi, S. S., M. Pd. I (…………………..)

Penguji :

1. Dr. M. Ilham Muchtar, MA (…………………..)

2. Dr. Sudir Koadhi, S. S., M. Pd. I (…………………..)

3. M. Zakaria Al Anshori, S.Sos.I., M.Sos.I (…………………..)

4. Wiwik Laela Mukromin, M. Pd.I (…………………..)

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I


NIDN : 0931126249

ii
3

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor Jl. Sultan Alauddin No.256 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 866972 Makassar 90223

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar,


setelah mengadakan sidang Munaqasyah pada hari Jumat 13 Rabiul
Awwal 1442 H / 30 Oktober 2020 M yang bertempat di Gedung Ma‟had
Al-Birr Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

MEMUTUSKAN
Bahwa Saudari

Nama : NURUL AISYA MAULANA


NIM : 105270010715
Judul skripsi : EFEKTIFITAS BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TERHADAP AKHLAK SISWA DI PONDOK PESANTREN
MUHAMMADIYAH DARUL ARQAM PUNNIA
KABUPATEN PINRANG

Dinyatakan : LULUS

Ketua, Sekretaris,

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dr. Amirah Mawardi,S.Ag, M.Si


N NIDN : 0931126249 NIDN : 0906077301

Dewan penguji :
1. Dr. M. Ilham Muchtar, MA. (…………………..)
2. Dr. Sudir Koadhi, S. S., M. Pd.I (…………………..)
3. M. Zakaria Al Anshori, S.Sos.I., M.Sos.I (…………………..)
4. Wiwik laela Mukromin, M.Pd.I (…………………..)

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I


NBM: 554612

iii
4

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Aisya Maulana

NIM : 105270010715

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas : Agama Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul;


“Efektifitas Bimbingan Konseling Islam Terhadap Akhlak Siswa Di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang” adalah hasil karya pribadi
dan sepanjang pengetahuan penulis tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis
orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan.

Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis.

Makassar, 10 Rabiul Awal 1442 H

27 Oktober 2020 M

Yang Menyatakan

Nurul Aisya Maulana

NIM: 105 270 010 715

IV
5

ABSTRAK

NURUL AISYA MAULANA. 105270010715. 2019. Efektifitas Bimbingan


Konseling Islam Terhadap Akhlak Santri Di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang. Dibimbing oleh
Sudir Koadhi dan Meisil B Wulur.

Penelitian ini berjudul Efektifitas Bimbingan Konseling Islam


Terhadap Akhlak Siswa Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul
Arqam Punnia Kabupaten Pinrang. Tujuan utama yang diinginkan adalah
mengetahui efektifitas Bimbingan Konseling Islam terhadap akhlak siswa
dan faktor – faktor pendukung dan penghambat efektifitas bimbingan
konseling Islam terhadap akhlak siswa di pondok pesantren
Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang. Permasalahan
utama yang diangkat adalah bagaimana efektifitas bimbingan konseling
islam terhadap akhlak siswa dan apakah faktor-faktor pendukung dan
penghambat efektifitas bimbingan konseling islam terhadap akhlak siswa.

Secara metodologis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu


sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta
empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan pada logika keilmuan,
prosedur dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai
disiplin keilmuan yang ditekuni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan konseling islam di
pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten
Pinrang santrinya terdiri dari 2 (dua) tempat tinggal. Ada yang tinggal di
Asrama/pondok dan ada yang tinggal diluar Asrama/pondok, sehingga
secara umum masih dianggap kurang efektif. Tetapi, secara khusus yaitu
bagi santri yang tinggal diasrama/pondok sudah berjalan dengan baik,
dimana pembina asrama baik putra maupun putri dikoordinir langsung
oleh masing-masing Pembina Asrama. Meskipun memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhi, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat
yang berdampak langsung pada proses pembinaan terhadap akhlak santri
di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten
Pinrang.
Penelitian ini berimplikasi terhadap perencanaan program yang
matang dan kreatif, serta inovatif dalam pelaksanaannya sehingga
memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat masyarakat.

IV
V
6

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa teriring

dalam setiap hela nafas atas kehadirat da junjungan allah SWT. Bingkisan

salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Naibullah Muhammad

SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa

istiqomah dalam-nya.Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa

tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan

keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai di titik akhir

penyelesaian skripsi, namun semua tak lepas dari uluran tangan berbagai

pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantual moril dan materil.

Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. AMBO ASSE, M.Ag selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Dr. (HC) M.M Thayyib Khoory, selaku Founder dan Donatur

Asia Muslim Charity Foundation (AMCF)

3. Bapak Drs. H, Mawardi Pawangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas

Agama Islam

4. Bapak Dr. Abbas Baco Miro, Lc.,MA. Selaku Ketua Prodi

Komunikasi dan Penyiaran Islam .

5. Dr. Sudir Koadhi,S.S. M.Pd.I Selaku Sekertaris Prodi Komunikasi

dan Penyiaran Islam

vi
7

6. Bapak Dr. Dr. Sudir Koadhi,S.S. M.Pd.I dan Ibu Dr. Meisil B. Wulur,

S. Kom. I., M. Sos.I. selaku pembimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak/ibu Para dosen Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar khususnya dosen Ma‟had Al-Birr.

8. Kedua orang tua tercinta Drs. Jalaluddin Maulana dan Sri Al

Anshoriyah, yang tiada henti – hentinya, mendoakan, memberi

dorongan moril maupun materi selama menempuh pendidikan,

terima kasih atas doa, motivasi, dan bantuannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman dan Sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis senantiasa megharapkan kritikan dan saran dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Namun,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Makassar,30 Oktober 2020

Penulis

Nurul Aisya Maulana


NIM: 105270010715

vii
8

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………..i
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………….iv
ABSTRAK………………………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR…..………………………….……………………………vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat penelitian ........................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7


A. Bimbingan Konseling Islam ........................................................... 7
1. Sejarah dan Bimbingan Konseling Islam .................................... 7
2. Faktor Keberhasilan Bimbingan Konseling islam…………...….14
B. Akhlak Siswa................................................................................ 15
1. Pengertian siswa .................................................................... 15
2. Pengertian akhlak ................................................................... 16
3. Faktor siswa berperilaku buruk ............................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 22


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................. 22
B. Lokasi dan Objek Penelitian .......................................................... 25
C. Fokus penelitian ........................................................................... 25
D. Deskriptif Fokus Penelitian ........................................................... 25
E. Sumber Data Penelitian ................................................................ 26
F. Instrumen penelitian ...................................................................... 27
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
BAB IV Hasil penelitian………………………………………………………..33
A. Deskripsi Lokasi penelitian……………………………………………33
1. Gambaran Umum Desa Punnia Kabupaten Pinrang…………..33

vii
9

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren…………………34


Darul Arqam Muhammadiyah Punnia Kabupaten Pinrang
3. Kondisi Pondok Pesantren………………………………………..35
4. Tujuan Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul……………...38
Arqam Punnia
5. Sarana dan prasarana Pondok Pesantren………………………40
Muhammadiyah Darul Arqam Punnia
6. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah……..42
Darul Arqam Punnia
B. Efektifitas Bimbingan Konseling Islam Terhadap Akhlak………..45
Siswa di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia
C. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Efektifitas…………….52
Bimbingan Konseling Islam Terhadap Akhlak Siswa
BAB V PENUTUP……………………………………………………………...60
a. Kesimpulan…………………………………………………………......60
b. Saran…………………………………………………………………....61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………...………………......62
RIWAYAT HIDUP…..………………………………………………………….64
LAMPIRAN-LAMPIRAN…...……………………………………………….....65
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan

oleh Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena

kecenderungannya dalam berfikir itu manusia tak pernah luput dari

berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi keharusan

dalam kehidupan sosial, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung

tinggi. Dalam hal ini, bukan hanya bantuan materi yang dibutuhkan, lebih

dari itu, dorongan moril dan spiritual sangat berpengaruh dalam

membantu seseorang dalam mengoptimalkan kemampuan diri dan

memberikan solusi dari masalah–masalah yang dihadapinya. Dalam hal

ini, tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat–kiat

khusus agar tujuan yang diharapkan dapat mengena pada sasaran yang

diharapkan.1

Sebagai orang tua, guru, dai, dan murabbi sudah pasti memiliki

tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik para anak, murid,

maupun santri dan mutarabbinya agar menjadi pribadi yang lebih baik

kedepannya. Dengan demikian sudah selayaknya mampu memahami

karakter/pribadi mereka untuk memberikan pemahaman yang efektif,

1
http://prasetyowidodo22.blogspot.com/2013/05/makalah perkembangan

1
2

efisien, dan terarah, sehingga mampu mengoptimalkan potensi anak agar

lebih dewasa dan mandiri serta berakhlak mulia.

Bimbingan dan Konseling Islam merupakan bagian dari syariat

serta merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebagai aktualisasi dari syahadat yang pertama ketika manusia masih di

alam ruh, seperti diabadikan dalam Alqru‟an sebagai berikut. “Dan

(ingatlah), ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka

(seraya berfirman): “Bukanlah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:

“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang

demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya

kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan

Tuhan).” (Q.S. Al-A‟raf [7]: 172).2

Layanan bimbingan merupakan bagian yang melekat dalam

kehidupan manusia secara umum dan melekat pada kepribadian

muslimin, khususnya orang tua, guru, dai, dan murabbi dalam

membimbing dan membina anak atau siswa/santri. Karena meningkatnya

permasalahan yang ada sekarang ini, baik dilingkungan masyarakat

umum maupun dilingkungan para siswa.

Bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi orang tua, guru,

dai, dan murabbi, karena pada hakikatnya setiap dari kita memiliki

2
Djauharah Bawazir, Be a Moslem be a Counselor. (cet II; Jakarta Timur: Bunyan
Andalan Sejati, 2013), h. 63
3

tanggung jawab yang sama, yaitu membimbing dan mengarahkan anak,

murid, dan mutarabbi walaupun bukan sebagai guru BK.

Pada dasarnya bimbingan dilakukan oleh seorang konselor atau

orang yang ahli dalam bidangnya. Namun, bimbingan dapat dilakukan

oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Sebagai contoh, seorang ibu

yang sedang memasak, melibatkan anaknya untuk membantu.

Sebenarnya, saat itu sang ibu sedang melakukan bimbingan. Kemudian

ketika seorang guru menjenguk siswanya yang sedang sakit, guru itu juga

sedang melakukan bimbingan. Serta ketika seorang murabbi melakukan

rihlah bersama binaannya, itu pun berarti ia sedang melakukan

bimbingan.3

Bimbingan konseling perlu untuk dipelajari khususnya sebagai

seorang muslim yang lebih mengkhususkan kepada perkembangan

akhlak dan ibadah anak, maka perlu mempelajari bimbingan konseling

Islam yang mengkaji secara khusus mengenai bimbingan dan konseling

sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang telah diajarkan oleh

Rasulullah SAW dan juga yang menjadi dasar pedoman kita yaitu Al-

Qur‟an dan Hadist.

Demikian pula bimbingan konseling islam pada pondok pesantren

terhadap pembinaan akhlak siswa. Dengan kegiatan bimbingan konseling

yang dilaksanakan oleh pondok pesantren dimaksudkan untuk membantu

siswa/individu dalam menanggulangi penyimpangan perkembangan

3
Djauharah Bawazir, Be a Moslem be a Counselor. h. 72
4

dirinya. Sehingga dapat menyadarkan kembali perbuatan yang

dilakukannya dengan segera.

Khususnya bimbingan konseling islam pada pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang dapat

memberikan pembinaan yang efektif terhadap akhlak siswa. Untuk

mengetahui efektifitas bimbingan konseling islam terhadap akhlak siswa di

pondok pesantren Darul Arqam Punnia, maka perlu dilakukan suatu

pengamatan dan observasi secara langsung pada lokasi penelitian.

Sehingga diperoleh suatu hasil bagaimana efektifitas bimbingan konseling

islam terhadap akhlak siswa di pondok pesantren Darul Arqam Punnia

serta apa saja faktor pendukung dan penghambat terhadap akhlak siswa

di pondok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas bimbingan konseling Islam terhadap akhlak

siswa di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia?

2. Apakah faktor-faktor penghambat dan pendukung efektifitas

bimbingan konseling Islam terhadap akhlak siswa di pondok

pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia?


5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan konseling Islam terhadap

akhlak siswa di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia!

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung

efektifitas bimbingan konseling Islam terhadap akhlak siswa di

pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia!

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terjadi atas manfaat Teoritis dan

manfaat Praktis:

1. Manfaat Teoritis

Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena

dengan penelitan ini kita dapat mengetahui bagaimana bimbingan

konseling Islam terhadap siswa di Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Kabupaten Pinrang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan

referensi bersama untuk melihat bagaimana bimbingan konseling Islam

terhadap siswa dan efektifitasnya sekaligus merupakan sumbangan

pemikiran dan evaluasi bagi Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Kabupaten Pinrang dalam memajukan dan


6

mencerahkan bangsa menjadi lebih baik di tengah perkembangan

dunia pendidikan yang modern ini.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Konseling Islam

1. Sejarah dan Bimbingan Konseling Islam

a. Sejarah Bimbingan Konseling Islam

Konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal dalam sejarah

manusia. Penelusurannya dapat diawali dari sejarah “developing one’s

potential” (pengembangan potensi individu) dari masyarakat Yunani kuno.

Mereka meyakini bahwa dalam diri manusia terdapat kekuatan-kekuatan

yang dapat distimulasi dan dibimbing kearah tujuan-tujuan yang berguna,

bermanfaat, atau menguntungkan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi

masyarakat.

Bimbingan dan konseling awalnya dilakukan secara mandiri oleh

pihak swasta. Selanjutnya, kegiatan itu mulai didukung oleh pemerintah

pada tahun 1905 ketika Uni Soviet meluncurkan Sputnik I yang

menimbulkan keresahan dan protes di kalangan masyarakat Amerika. 4

Bimbingan dan konseling telah ada di Indonesia sejak awal

kemerdekaan, meskipun dari segi pendekatannya saat itu berbeda

dengan pendekatan yang dikenal saat ini. Pada tahun 1964 diikuti dengan

pendirian jurusan Bimbingan dan Penyuluhan di beberapa IKIP di

Indonesia. Selanjutnya, mulai tahun 1984-1985, jurusan Bimbingan dan

4
Djauharah Bawazir. Be a Moslem Be a Counselor, (cet.II; Jakarta Timur: 2013),
h.28-29
8

Penyuluhan menjelma menjadi jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan (PBB) yang meliputi dua program studi, yaitu program studi

Psikologi pendidikan dan program studi Bimbingang dan Konseling. 5

Keberadaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam arti sederhana

dan hakiki sudah ada sejak dahulu kala. Sejarah telah menjabarkan

bahwa Nabi Adam as pernah merasa berdosa dan bersalah kepada Allah

swt. Dalam Al-Qur‟an Q.S Al-Baqarah ayat 36 dijelaskan bahwa :

‫فازلهماالشيطن عنهافاخرخهمامماكانافيه ۖوقلنااهبطوابعضكم لبعض عدوولكم فىاالرض‬

‫مستقرومتاع لى حين‬

Terjemahan :

“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan


dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu!
Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tembat
kediaman di bumi, dan kesenagan hidup sampai waktu yang ditentukan.” 6

Menurut Kamal Ibrahim Mursi, aktifitas konseling yang dijumpai

pada zaman klasik Islam dikenal dengan nama hisbah atau Ihtisab,

konselornya disebut muhtasib, dan klien dari hisbah tersebut dinamakan

muhtasab’alaih.7

Khalifah Umar bin Al-Khattab adalah orang pertama yang mengatur

pelaksanaan hisbah sebagai suatu sistem dengan merekrut dan

mengorganisir muhtasib (konselor). Kemudian, ia menugaskan mereka ke

segala pelosok negeri kaum muslimin guna membantu orang-orang yang

5
Djauharah Bawazir. Be a Moslem Be a Counselor, h. 33-34
6
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya Special For
Women.(Bandung: 2009), h.6
7
Djauharah Bawazir. Be a Moslem Be a Counselor, h. 39-40
9

bermasalah. Khalifah berikutnya juga meneruskan kebijaksanaan Umar

sehingga ketika itu jabatan muhtasib menjadi jabatan yang terhormat di

mata masyarakat.

b. Pengertian Bimbingan

Kata bimbingan berasal dari kata “guide” yang berarti mengarahkan

(direct) menunjukkan (pilot), atau mengatur (manage). Ditinjau dari sudut

bahasa maka bimbingan merupakan suatu bantuan kepada individu yang

berasal pada pengalaman individu untuk membantu dirinya sendiri sesuai

dengan kebutuhan mereka.8

Istilah bimbingan adalah arti dari “guidance” (Bahasa Inggris). Kata

“guidance” itu sendiri selain diartikan bimbingan atau bantuan juga

diartikan: pimpinan, arahan, pedoman, petunjuk, dan kata “guidance”

berasal dari kata dasar “(to) guide”; menuntut, mempedomani, menjadi

petunjuk jalan, mengemudikan.

Bimbingan konseling berdasarkan Undang–Undang Nomor 21

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan

Pemerintah Nomor 28 dan Nomor 29 tahun 1990 masing-masing tentang

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Sebagai contoh, dalam PP

Nomor 28 disebutkan secara Eksplisit bahwa pelayanan bimbingan oleh

tenaga pendidik yang kompeten merupakan bagian dari penyelenggara

pendidikan. Selanjutnya, dalam PP Nomor28 pasal 25 disebutkan bahwa

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam

8
Sabil Risaldy & Meity H. Idris, Bimbingan dan Konseling. (cet II; Jakarta Timur:
PT. Luxima Metro Media, 2015), h. 3
10

rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan

masa depan.9

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari

seseorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami

pengertian dari bimbingan.10

Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu

mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para

ahli sebagai berikut :

1). “Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk

dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan

dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya”. Frank

Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberpa aspek

yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu

jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini

masih sangat spesifik yang berorientasi karir.

2).“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang

menekankan proses belajar yang sistematik”. Mathewson

mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan

yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan

9
Muhammad Nur Salim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2015), h. 19
10
Sabil Risaldy dan Meity H. Idris, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Timur: PT.
Luxima Metro Media, 2015), h. 3
11

bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri,

tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar. 11

Maka ada beberapa pendekatan yang umumnya dilakukan dalam

proses bimbingan yaitu; memberikan keteladanan, melalui keteladanan

yang ada pada diri konselor, dapat mengarahkan konseli tanpa membuat

konseli merasa bahwa sebenarnya ia sedang diarahkan. Memberikan

perhatian, perhatian merupakan siraman segar bagi jiwa seseorang.

Perhatian membuat orang berharga dan bermakna. Dengan demikian,

perhatian dapat menguatkan rasa percaya diri yang selanjutnya

menghadirkan kekuatan untuk menghadapi kesulitan maupun hambatan

yang dihadapi dalam kehidupan. Memberikan pujian, pujian yang tepat

bagi konseli memberikan kesan penghargaan dan penguatan atas apa

yang dilakukannya. Pujian selalu ditampilkan dalam ucapan. Namun, yang

perlu diperhatikan pada pemberian pujian adalah memuji perbuatannya,

bukan orangnya. Melakukan pembiasaan dengan menanamkan kebiasaan

yang baik kepada konseli. Memberikan nasihat dan anjuran.

Menyampaikan kisah, hal ini karena kisah mempunyai daya Tarik

tersendiri. Memberikan hukuman, hukuman juga merupakan salah satu

bentuk bimbingan. Hukuman adalah suatu konsekuensi logis sebagai

akibat dari pelanggaran yang dilakukan konseli.12

11
Sabil Risaldy dan Meity H. Idris. Bimbingan dan Konseling. h. 4
12
Djauharah Bawazir. Be a Moslem Be a Counselor. h. 72-79
12

c. Pengertian Konseling

Konseling berasal dari istilah Inggris “Counseling” yang kemudian di

Indonesia menjadi “Konseling”. Konseling adalah suatu proses yang

learning-oriented atau suatu proses yang berorientasikan belajar, yang

dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial, antara seorang dengan

seorang, dimana seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional

dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis, konselor

berusaha membantu klien tersebut dalam hubungannya dengan

keseluruhan program, agar individu dapat mempelajari lebih baik tentang

dirinya sendiri.

d. Pengertian Islam

Islam merupakan din (agama) samawi yang mengatur segala

kehidupan manusia agar kehidupan ini senantiasa seimbang dan tidak

akan segera rusak.13 Islam adalah agama yang diturunkan Allah swt

kepada nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk

menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.

Secara harfiyah Islam artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.

Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), dan M (mim)

yang bermakna dasar “selamat” (Salama). Menurut bahasa Islam berasal

dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan

bentuk mashdar dari kata aslama ini.

13
Choiruddin Hadhiri. Akhlak dan Adab Islami, h. 2
13

Menurut istilah Islam adalah „ketundukan seorang hamba kepada

wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya

Muhammad saw guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai

hukum/aturan Allah swt yang dapat membimbing umat manusia ke jalan

yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. 14

d. Pengertian Bimbingan Konseling

Pengertian bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk

peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara

optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang

berlaku.15

e. Pengertian bimbingan konseling Islam

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian diatas tentang

pengertian bimbingan dan konseling serta terkhususnya lagi bimbingan

konseling yang dapat disimpulkan yaitu pelayanan bantuan untuk peserta

didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal

dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

Sehingga dapat ditarik suatu simpulan bimbingan konseling Islam

merupakan layanan bantuan kepada peserta didik baik individu maupun

kelompok agar lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam

hubungan pribadi, sekolah, karir dan lainnya melalui berbagai jenis


14
http://pilarislam.blogspot.com/2016/02/pengertian-islam-menurut-bahasa
15
Sabil Risaldy dan Meity H. Idris. Bimbingan dan Konseling. h. 6
14

layanan dan kegiatan pendukung yang dikhususkan sesuai dengan ajaran

syariat Islam yang berpegang pada pedoman yaitu Al-Qur‟an dan Hadist

sesuai yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dapat

menjadi teladan yang baik.

2. Faktor Keberhasilan Bimbingan Konseling Islam

a. Sistematis dan Terprogram

Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun secara

berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang

tertinggi. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari

sebuah bimbingan dan konseling yang telah dilakukan dalam memberikan

pelayanan kepada anak didik.

Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara

sistematis dan terprogram yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaannya

yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing individu anak

didik dan keadaan tempat layanan bimbingan dan konseling berlangsung.

b. Mengontrol Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Pengontrolan pelaksanaan bimbingan dan konseling harus

senantiasa dikontrol agar program yang telah disusun dapat berjalan

dengan baik. Hal penting yang tidak boleh dilupakan untuk dikontrol

adalah kerjasama antara guru, pihak yang diserahi secara profesional,

dan orangtua anak didik. Kerja sama dalam memberikan pelayanan


15

bimbingan dan konseling ini penting sekali agar lebih mudah mencapai

keberhasilan.16

c. Ketaqwaan kepada Allah swt

d. Kemampuan profesional sebagai pembimbing (konselor)

e. Berakhlaqul karimah (kepribadian yang baik) sebagaimana yang

dicontohkan oleh sifat nabi yaitu: amanah, tabligh, fatonah, mukhlis, sabar,

tawadu‟, dan adil

B. Akhlak Siswa

1. Pengertian Siswa

Siswa adalah anak didik yang mandiri, yaitu yang mempunyai hak

atas dirinya sendiri. Dikatakan demikian karena siswa adalah orang yang

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda satu sama lainnya, latar

belakang intelektual, latar belakang sosial ekonomi, latar belakang asal-

usul, dan latar belakang budaya. Oleh karena itu setiap siswa mempunyai

kepribadian yang berbeda-beda. Karakter siswa sangat penting sekali.

Dengan mengenal karakteristik siswa, guru dapat mengkonstruksikan dan

mengorganisasi pembelajaran yang sedemikian rupa. 17

Harvey Greenberg, seorang profesor psikiatri untuk remaja di

Sekolah Tinggi Kesehatan Einstein, berkata bahwa anak muda zaman

sekarang “sedang berhadapan dengan budaya yang sia-sia dengan tidak

adanya nilai-nilai kehidupan yang memagari mereka, sehingga mereka

16
Akhmad Muhaimin Azzet. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (cet.I;
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011), h. 28-32
17
Harun Utuh, Proses Belaja Mengajar PMP, (Cet.I. Surabaya: Usaha Nasional,
1987), h. 24-25
16

bertindak semau mereka. Mereka membutuhkan seorang mentor atau

penasihat (konselor). Sejauh ini telah dibahas bagaimana seorang guru

dapat membangun sebuah hubungan dengan seluruh siswa dan

menggunakannya sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan

masukan moral. Namun, interaksi-interaksi individu dan hubungan-

hubungan dengan para siswa sama pentingnya, terkadang lebih. 18

2. Pengertian Akhlak

Akhlak diartikan sebagai prilaku, budi pekerti, sopan santun, dan

tingkah laku sehari-hari. Akhlak yang baik dapat diperoleh dengan

pembiasaan-pembiasaan sejak kecil.19

Menurut bahasa akhlak berasal dari kata akhlaqun, bentuk jamak,

sedangkan bentuk tunggalnya adalah khuluq yang berarti, perangai atau

kelakuan, budi pekerti atau moral, dan kebiasaan atau tabiat. Menurut

istilah syar‟I akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan

terjadinya perbuatan-perbuatan dengan mudah. (Sayyid Sabiq). 20

Menurut Al-Ghazali, akhlak bukanlah pengetahuan (marifah)

tentang baik dan jahat maupun qudrat untuk baik dan buruk, bukan pula

pengalaman (fi’l) yang baik dan jelek, melainkan suatu keadaan jiwa yang

mantap (hay’a rasikha fin nafsi). Ia mendefinisikan akhlak sebagai suatu

18
Thomas Lickona, Educating For Character, (cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 129
19
Komari & Sunarsih, Akhlak Anak Islam, (cet. IX; Makassar: Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Al-Qur‟an (LP3Q), 2016), h. 8
20
Choiruddin Hadhiri. Akhlak dan Adab Islami,(Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer,
2015), h. 14
17

kemantapan jiwa yang menghasilkan perbuatan atau pengalaman dengan

mudah, tanpa harus direnungkan dan disengaja. Jika kemantapan itu

demikian, sehingga menghasilkan amal-amal yang tercela yang muncul

dari keadaan (kemantapan) itu, maka itu dinamakan akhlak buruk.21

Akhlak memiliki tiga unsur pokok yaitu, pertama: perbuatan

sifat/keadaan jiwa seseorang artinya pembicaraan akhlak pada pokoknya

berbicara mengenai keadaan atau gejala-gejala jiwa seseorang yang

menimbulkan suatu perbuatan. Perbuatan-perbuatan orang yang sehat

akalnya akan muncul dari kehendak jiwa atau hatinya. Kedua: perbuatan

yang muncul bukan paksaan, tetapi dengan mudah dilakukan tanpa

pertimbangan akal. Akan tetapi adakalanya, bahkan tidak jarang perlu

pemaksaan pada tahap awal sebagai suatu bentuk pengajaran. Dengan

pengajaran itulah akhlak bisa berubah. Ketiga: perbuatan yang dilakukan

itu menjadi kebiasaan sehari-hari, artinya perbuatan sehari-hari yang

dilakukan spontanitas dalam menanggapai berbagai permasalahan itulah

gambaran yang muncul sebagai bentuk akhlak yang baik atau yang

buruk.22

Islam memuji akhlak yang baik, menyerukan kaum muslimin untuk

membinanya, dan mengembangkan di hati mereka, karena beberapa

keutamaan-keutamaan yang dimiliki, antara lain : akhlak yang baik adalah

sarana untuk mendapatkan surga tertinggi. Akhlak yang baik adalah

21
Abu Muhammad Iqbal. Konsep Pemikiran Al-Ghazali, (cet. I; Jakarta: Jaya Star
Nine, 2013), h. 201
22
Choiruddin Hadhiri. Akhlak dan Adab Islami. h.15
18

amalan yang paling berat timbangannya. Akhlak yang baik adalah tugas

diutusnya para Rasul. Dengan akhlak yang baik kita dapat diterima oleh

masyarakat di manapun kita berada. Akhlak yang baik adalah penyebab

menjadi orang yang paling sempurna keimanannya. Akhlak yang baik

adalah amal perbuatan yang terbaik. Orang yang paling baik akhlaknya

adalah orang yang paling dicintai dan paling dekat tempat duduknya

dengan Rasulullah Sallallahu „alaihi wasallam di hari Kiamat. Dan yang

paling banyak memasukkan orang ke surga adalah takwa dan akhlak yang

baik.23

3. Faktor Siswa Berakhlak/berperilaku Buruk

Akhlak yang tercela/buruk, adapun macam-macamnya, antara lain:

suka mengganggu atau berlaku dzholim, meminta-minta, bersifat

iri/dengki, kikir/bakhil/dengki, berkata yang buruk (seperti; mengolok-

olok/menghina, mencaci maki, menggunjing, dan memanggil dengan

julukan jelek), sombong dan ujub, egois, khianat dan penipu, malas, dan

lain sebagainya.24

Berlaku dzholim sangat jelas dalam Al-Qur‟an QS. Al-A‟raf ayat 33

Allah menjelaskan bahwa:

‫نماحرم ربي الفواحش ماظهرمنهاومابطن واالثم والبغي بغيرالحق وان‬ٟ‫قُ ْل ا‬


‫تشركواباهلل ما لم ينزل به سلطناوان تقولوا على هلل ماالتعلمون‬

23
Komari & Sunarsih, Akhlak Anak Islam. h. 8
24
Komari & Sunarsih, Akhlak Anak Islam. h. 10
19

Terjemahnya:

Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya mengharamkan segala


perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa,
perbuatan zalim tanpa alasan yang jelas, dan (mengharamkan)
kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak
menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu
membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui”. 25

Sifat khianat dan penipu dalam Al-Qur‟an QS. Al-Anfal ayat 27 Allah
telah menjelaskan bahwa : ‫ؘ‬

‫يايهاالذين امنواالتخونوهللاا والرسول وتخونواامنتكم وانتم تعلمون‬

Terjemahnya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati


Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat
yang dipercayakan kepada kamu, sedang kamu mengetahui”. 26

a. Faktor dari luar lingkungan

1). Orangtua siswa memiliki pengalaman buruk ketika mereka

bersekolah, dan menyampaikan pengalaman tersebut kepada

anak-anaknya.

2). Dukungan untuk belajar di rumah kecil atau bahkan tidak ada.

3). Terdapat prospek yang luar biasa di luar pendidikan di wilayah

tersebut.

b. Faktor dari dalam lingkungan

25
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya Special For Women.
2009
26
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya Special For Women.
2009
20

1). Etos dari sekolah atau perguruan tinggi didefinisikan dengan buruk,

terdapat kesan bahwa kekacauan diperbolehkan dan siswa dapat

melakukan apa yang mereka inginkan.

2). Kebijakan perilaku tidak berjalan secara efektif.

3).Jumlah siswa nakal yang sangat banyak, atau mereka dengan

masalah perilaku yang serius.

c. Faktor yang berhubungan dengan pendidik

1). Guru merasa bingung dan tidak pasti tentang perilaku yang ingin

dilihatnya.

2). Guru bersikap kasar kepada para siswa, menganggap bahwa

mereka tidak layak mendapatkan rasa hormat dibandingkan

dengan guru tersebut.

3). Guru bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil, mengubahnya

jadi konfrontasi.

d. Faktor yang berhubungan dengan siswa

1). Siswa memiliki kesulitan belajar, dan sulit memahami pelajaran.

2). Siswa memiliki kebutuhan pendidikan perilaku khusus, dan merasa

sulit untuk berperilaku dengan benar.

3). Siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar, atau belum pernah

mempelajari keterampilan disiplin diri dan fokus.

4). Siswa telah diajarkan bahwa belajar itu membosankan dan tidak

berarti.
21

5). Tekanan negative dari teman memiliki pengaruh yang kuat

terhadap kelompok.

6). Adanya rasa rendah diri, baik dalam individual maupun

kelompok.27

27
Sue Cowley. Panduan Manajemen Perilaku Siswa,h. 150-151
22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara-cara atau prosedur tertentu yang

sistematis untuk menyelidiki permasalahan yang memerlukan suatu

jawaban ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur yang digunakan untuk

memperoleh pengetahuan yang memenuhi kriteria ilmu, dan dengan cara

tertentu yang digunakan untuk menganalisis bukti empiris dalam upaya

mendukung atau menolak konsep sebelumnya. Metode ilmiah berguna

untuk menilai kesahihan gagasan tentang realitas dan keberadaan dengan

cara pengamatan dan studi yang sistematis, serta digabungkan dengan

perekaman pengamatan-pengamatan dan bagaimana diperolehnya

sehingga fakta-fakta yang dihasilkan dapat dicek dan dimodifikasi oleh

orang lain.28

Untuk mendukung kebenaran suatu karya ilmiah agar dapat

diterima secara rasional, maka diperlukan suatu kelengkapan data, fakta

dan informasi tentang pokok pembahasan. Kelengkapan yang diinginkan

tentu hanya dapat terwujud bila melalui penelitian yang saksama dan baik

serta ditunjang oleh cara berpikir yang rasional melalui penerapan

penelitian yang tepat.

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata penelitian

yaitu rancangan yang berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan

28
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, h. 516-517
23

diteliti, teknik–teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan

analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu. 29

Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji pelaksanaan

bimbingan konseling Islam terhadap siswa adalah jenis kualitatif. Menurut

Margono penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang

dan prilaku yang dapat diamati. 30

Penelitian kualitatif adalah “realitas jamak”. Oleh karena itu, tidak

menggunakan sampel dari populasi. Penelitian kualitatif, tidak berangkat

dari teori, tetapi berangkat dari fenomena kenyataan. 31

Penelitian kualitatif, termasuk penelitian historis dan deskriptif,

adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,

statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun

asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian.

Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara

sistematis dalam pengumpulan dan pengelolahan data untuk memberikan

penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang

dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh

29
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian, (cet. II; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 5
30
S. Margono. Metodologi Penelitian. (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), h. 36
31
Ardial. Paradigm dan Model penelitian Komunikasi. (cet I; Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2014), h. 248-249
24

pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam

penelitian historis atau deskriptif.32

Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektifitas,

sistematik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi,

sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian

kualitatif adalah totalitas atau gestal. Pertimbangan penelitian dalam

menggunakan penafsiran makna tergantung didalam fenomena temuan

sangat diperlukan. Pertimbangan dilakukan dengan cara menetapkan

kategori yang lain, dan menentukan kriteria yang akan digunakan

terhadap kategori-kategori itu. Analisis yang digunakan dalam penelitian

kualitatif lebih bersifat deskrptif-analitik yang berarti interpretasi terhadap

isi dibuat dan disusun secara sistematik/menyeluruh dan sistematis.

Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang

diamati.33

Berdasarkan judul yang peneliti pilih yaitu “Efektifitas Bimbingan

Konseling Islam Terhadap Akhlak Siswa di Pondok Pesantren Darul

Arqam Muhammadiyah Kabupaten Pinrang.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengungkap suatu

peristiwa yaitu bagaimana efektifitas bimbingan konseling Islam dan faktor

32
Hariwijaya. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis & Disertasi, h. 30
33
Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 249
25

pendukung dan penghambat bimbingan konseling Islam terhadap akhlak

siswa. Oleh karena itu, untuk memahami fenomena secara menyeluruh

tentunya harus memahami segenap konteks dan penjabarannya dengan

dideskriptifkannya.

B. Lokasi Dan Objek penelitian

Lokasi dalam penelitian menunjukkan tempat pelaksanaan

penelitian di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Kabupaten

Pinrang dan menguraikan objek dalam pelaksanaan penelitian yang

objeknya adalah siswa di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

dimana peneliti akan meneliti tentang efektifitas bimbingan konseling Islam

dan faktor pendukung dan penghambat terhadap akhlak siswa.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang peneliti buat maka

peneliti memfokuskan penelitian yaitu pada efektifitas bimbingan konseling

Islam dan faktor-faktor pendukung dan penghambat bimbingan konseling

Islam terhadap akhlak siswa.

D. Deskriptif Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian maka peneliti akan mendiskripsikan

dari pada fokus penelitian yaitu efektifitas adalah daya guna, keaktifan,

serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang

melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara umum

efektifitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan

atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan
26

waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Bimbingan

konseling Islam merupakan layanan bantuan kepada peserta didik baik

individu maupun kelompok agar lebih mandiri dan berkembang secara

optimal dalam hubungan pribadi, sekolah, karir, dan lainnya melalui

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dikhususkan sesuai

dengan ajaran syariat Islam yang berpegang pada pedoman yaitu Al-

qur‟an dan hadist sesuai yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW,

sehingga dapat menjadi teladan yang baik. Akhlak diartikan sebagai

perilaku, budi pekerti, sopan santun, dan tingkah laku sehari-hari yang

dapat diperoleh dengan pembiasaan-pembiasaan sejak kecil. Siswa

adalah anak didik yang mandiri, yang memiliki ha katas dirinya sendiri.

Dengan latar belakang yang berbeda-beda satu sama lainnya, latar

belakang intelektual, sosial ekonomi, asal-usul, dan budaya.

E. Sumber Data Penelitian

Dilihat dari sudut ilmu system informatika, data adalah suatu fakta

dan angka yang secara relative belum dapat dimanfaatkan bagi pemakai.

Oleh karena itu, data harus ditransformasikan terlebih dahulu.

Data yang diperlukan dalam penelitian merupakan indikator dari

dimensi variable. Selanjutnya dibuat operasionalisasi variabel yang

digolongkan menurut jenis dan sifat data. Jenis data dapat digolongkan

kepada data primer dan sekunder.

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian, yaitu sumber pertama di


27

mana sebuah data dihasilkan. Data sekunder berasal dari primer yang

telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik,

diagram, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak

lain. Dengan demikian, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

sumber data yang kedua dari data yang kita butuhkan. 34

Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah guru, dai,

atau murabbi dan siswa itu sendiri. Adapun sumber data yang

dipergunakan dalam penelitian ini didasari data sumber yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu sumber pokok yang diterima langsungdalam

penulisan yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan komite sekolah.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pendukung atau pelengkap

yang diperoleh secara langsung dari dokumen-dokumen, data-data,

serta buku-buku referensi yang membantu permasalahan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Intstrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian dalam suatu penelitian. 35 Selain itu

instrument juga merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan

informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik variable

penelitian secara objektif. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

variable yang diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan

34
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, h. 359-360
35
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur, (cet. XVI;
Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013), h. 247
28

digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variable yang diteliti.

Adapun alat-alat yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1. Pedoman Observasi

Dalam pengamatan observasi yang dilakukan adalah

mengamati kerja guru/pembina dan komite sekolah serta siswa.

Tujuannya untuk memperoleh informasi dari data mengenai

program bimbingan konseling Islam.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu percakapan, Tanya jawab

lisan antara dua orang atau lebih yang sudah berhadapan

secara fisik dan diarahkan pada masalah tertentu. Dalam

penelitian ini peneliti ingin mewawancarai guru, komite sekolah

dan siswa. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana efektifitas

bimbingan konseling Islam terhadap akhlak siswa di Pondok

Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Kabupaten Pinrang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam hal ini peneliti mengambil dokumen melalui

menulis, gambar, ataupun merekam sebagai bukti keaslian data

yang di peroleh.
29

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.36

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah kegiatan yang paling utama dan teknik penelitian

yang paling penting.37 Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengamatan berperan serta (participant observation) di mana

peneliti ingin mengetahui apakah tanpa kehadiran subjek berperilaku tetap

atau menjadi berbeda dan sebagainya.

Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan, dan merinci

gejala yang terjadi. Observasi sering dilakukan untuk memperoleh data

yang dapat diperoleh dengan teknik-teknik penelitian lainnya. 38

Berdasarkan hal tersebut, sebagai pengamat tahap awal observasi

masih merupakan tahap memahami situasi untuk memudahkan dalam

menyesuaikan diri dengan tempat penelitian. Pada tahap ini banyak

dimanfaatkan untuk berkenalan dengan kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru-guru, beserta staf-staf sekolah dan yang terpenting adalah

36
Sugiyono. Metode Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 308
37
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (cet I; Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2104), h.367
38
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, h. 368
30

pengamatan tujuan yang sebenarnya. Setelah tahap ini peneliti yakin akan

merasa membaur dengan lingkungan tempat penelitian.

Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

sekolah yang berlangsung di lokasi penelitian dan peneliti akan

mempersiapkan lembar observasi. Instrument yang akan digunakan dalam

observasi yaitu tustel/hp, lembar fieldnotes, alat tulis, dan lembar panduan

wawancara.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah salah satu dari sekian teknik pengumpulan data

yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan uang

diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau

kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang

diri sendiri atau (self-report), atau setidaknya ada pengetahuan dan/atau

keyakinan pribadi. 39

Selain menggunakan teknik pengamatan, teknik wawancara dapat

digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara merupakan sebuah

percakapan dua orang atau lebih dimana pertanyaan diajukan seseorang

(pewawancara). Wawancara dilakukan dengan mengajukan sejumlah

39
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, h. 37
31

pertanyaan tidak bersifat menguji kemampuan dan tidak menyulitkan

subjek penelitian serta memberikan keleluasaan untuk mengatakan

keinginan dan harapan mereka.

Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka atau tidak

terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.40

Pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu disusun sedemikian rupa

dan membuat beberapa keputusan tentang pertanyaan-pertanyaan yang

akan ditanyakan dan bagaimana mengurutkannya.

Dalam wawancara ini yang menjadi sasaran wawancara ini adalah

kepala sekolah, guru, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam

melakukan proses wawancara, jika ingin berhasil maka pewawancara

harus mau mendengar dengan sabar, dapat melakukan interaksi dengan

responden secara baikdan mampu memberi umpan balik dengan baik apa

yang sedang ditanyakan jika suatu waktu hasil wawancara belum cukup

memberikan informasi yang diharapkan pewawancara. Instrumen yang

digunakan dalam wawancara yaitu alat perekam suara, lembar fieldnotes,

alat tulis, dan recorder.

40
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, h. 377
32

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dengan

mengurutkan data ke dalam pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesa kerja seperti yang

disarankan data. Data yang telah diorganisasi kedalam suatu pola dan

membuat kategorinya, maka data dapat diolah dengan menggunakan

analisis data model Miles dan Hubberman, yaitu: 41

1. Metode Deduktif

Metode ini penulis menganalisis data dari yang umum ke yang

khusus.

2. Metode Induktif

Yakni menganalisis data dari yang bersifat khusus kemudian ditarik

kesimpulan yang bersifat umum.

3. Metode Komparatif

Yakni setiap data yang diperoleh baik umum maupun yang bersifat

khusus, selanjutnya dibandingkan kemudian ditarik satu kesimpulan.42

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode komparatif

dalam menganalisis data yang diperoleh dengan membandingkan data

khusus maupun umum kemudian ditarik kesimpulan.

41
Salim dan Syahrun. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Citapustaka
Media. 2012), h. 147
42
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, h. 42
33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia Kabupaten Pinrang

Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam yang berada dilingkungan

pedesaan yang sangat kondusif bagi terciptanya lingkungan yang tenang

untuk proses belajar mengajar. Disamping itu untuk mengembangkan

perekonomian disektor peternakan sangat potensial karena didukung oleh

alam pedesaan yang mempunyai lahan hamparan (kosong) yang masih

luas. Berdasarkan potensi sumber daya pakan peternakan didaerah

Pinrang pada umumnya dan daerah Punnia pada khususnya maka

Agrobisnis Peternakan merupakan pilihan utama yang sangat

direkomendasikan oleh Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

melalui lahan yang dimiliki yaitu seluas 20.000 m2 (2 Ha).

Table I : Luas Penggunaan tanah di Pondok pesantren Darul Arqam


Punnia
No Penggunaan Tanah Luas (m2)

1 Bangunan 1.500

2 Lapangan Olahraga 1.000

3 Kebun 1.000

4 Empang Air Tawar 500

5 Belum Digunakan 16.000


34

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Muhammadiyah

Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang.

Pesantren Darul Arqam punnia adalah salah satu lembaga

pendidikan yang bernafas ke-Islam-an dibawah naungan Muhammadiyah,

didirikan dan dibina langsung oleh PD Muhammadiyah Kabupaten

Pinrang. Pesantren ini terletak di Desa Bunga, Kecamatan Mattiro Bulu

Kabupaten Pinrang. „Punnia‟ yang melekat pada nama pondok pesantren

ini adalah nama salah satu dusun yang ada di desa Marannu. Dusun

Punnia pada awal berdirinya pondok pesantren merupakan sebuah desa,

Desa Punnia. Pada tahun 1987 Desa Punnia dimekarkan menjadi dua

desa yang terpisah, Desa Marannu dan Desa Bunga. Pondok Pesantren

sendiri masuk dalam lokasi Desa Bunga, sedangkan dusun punnia masuk

kedalam wilayah desa Marannu. Namun nama „Punnia‟ yang melekat

pada nama pondok pesantren tetap digunakan sebagai nama yang paten

untuk pesantren ini.

Secara historis, pendirian pondok pesantren ini berawal dari

penyerahan tanah wakaf oleh salah satu seorang tokoh masyarakat, H.

Andi Wahid kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten

Pinrang. Dalam penyerahan tanah wakaf ini termuat perjanjian

penggunaan tanah wakaf. Bahwa tanah yang diwakafkan diperuntukkan

untuk membangun lembaga pendidikan. Sehingga pada tahun 1972 M.

atas prakarsa lima pimpinan daerah Muhammadiyah, PDM Kab. Pinrang,

PDM Kab. Enrekang, PDM Kab. Sidrap, PDM Parepare, dan PDM Kab.
35

Barru, didirikanlah lembaga pendidikan Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia.

Pondok Pesantren, adalah salah satu lembaga pendidikan yang

dianggap paling cocok untuk didirikan pada saat itu. Hal ini dikarenakan

belum adanya lembaga pendidikan yang bernafas ke-Islam-an yang dibina

oleh Muhammadiyah di wilayah Ajatappareng. Disamping itu ghirah untuk

mendirikan pesantren, tidak hanya didukung oleh masyarakat sekitar.

Namun, beberapa Pimpinan Daerah Muhammadiyah disekitar Kabupaten

Pinrang menyatakan untuk bersama-sama membangun dan membina

pondok pesantren yang akan didirikan.

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam dalam

perjalanannya, mengalami pasang surut dalam menjalankan prosesnya.

Hal ini ditengarai karena Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang berada

di luar Kabupaten Pinrang, tidak lagi terlibat aktif dalam pembinaan

pondok pesantren. Sehingga beberapa tahun kemudian, siswa yang

belajar di pesantren ini hanya berjumlah 3 orang. Kemudian tiga orang

siswa ini dipindahkan ke Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara,

Makassar. Maka pada saat itu, terjadilah kekosongan kegiatan proses

belajar mengajar.

Pada tahun 1992, proses belajar mengajar dan kegiatan pondok

kembali berjalan atas inisiasi Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara

yang mengirimkan tenaga pengajarnya untuk kembali membuka proses

belajar mengajar dan menjalankan kegiatan ke-pondok-an. Pada saat itu,


36

Pesantren Darul Arqam merupakan kelas jauh dari Pondok Pesantren

Darul Arqam Gombara.

Berselang dua tahun berikutnya, pada tahun 1994 Pimpinan

Daerah Muhammadiyah kabupaten Pinrang mengambil alih pembinaan

Pondok pesantren Darul Arqam Punnia dengan menugaskan H. Taswin l.,

S. Ag sebagai pucuk pimpinan.

3. Kondisi Pondok Pesantren

Sejak berdirinya Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia Labumpung telah menjalani pasang surut dalam

perkembangannya demikian pula pada aspek tenaga pendidik (guru).

Tenaga pendidik yang dimanfaatkan pada beberapa tahun terakhir

mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda baik dari

perguruan tinggi negeri maupun swasta, untuk lebih jelasnya dikemukakan

seperti pada tabel berikut ini :

Tabel II : Keadaan Guru pada Pondok Pesantren Muhammadiyah


Darul Arqam Punnia Labumpung
STATUS 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

Yayasan 10 15 10 15 15 18

Depag 3 3 3 3 3 3

Diknas - - - - - -

Honorer 15 16 15 16 16 16

Tenaga yang
diperbantuka 8 12 8 12 12 14
n
Jumlah 36 46 36 46 46 51
37

Data yang ada dapat diketahui bahwa keadaan guru pada Pondok

Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia mengalami peningkatan

yang cukup baik dari tahun ke tahun, khususnya pada tahun ajaran

2018/2019 ini. Dimana jumlah peningkatan saat ini yaitu 51 orang dari

keseluruhan staf yang ada di pondok.

Adapun mengenai kondisi jenjang pendidikan guru dapat ditampil seperti

pada table berikut :

Tabel III : Jenjang Pendidikan Guru dan Pegawai Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Labumpung tahun ajaran
2018/2019

STATUS SMU/SMA D1 D2 D3 S1 S2 Jumlah

Yayasan - - - - 13 5 18

Depag - - - - - 3 3

Diknas - - - - - - -

Honorer - - - - 16 - 16

Tenaga yang

diperbantukan - - - - 11 3 14

Jumlah - - - - 40 11 51

Data diatas dapat disimpulkan bahwa jenjang pendidikan guru dan

pegawai Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia tahun

ajaran 2018/2019 rata-rata jenjang pendidikan yang dimiliki adalah lulusan

Sarjana S1 dan S2 dari status masing-masing tingkatan.


38

Kondisi santri pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia Labumpung pada beberapa tahun ajaran terakhir dapat dilihat

pada table berikut ini.

Tabel IV : Keadaan santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul


Arqam Punnia Labumpung tahun ajaran 2013/2014 s.d 2018/2019
T. A 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019

Jenis

Kelamin L P L P L P L P L P L P

Sub Total 90 89 100 99 112 107 123 115 132 121 161 145

Jumlah 179 199 219 238 253 306

Kondisi santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia tahun ajaran 2018/2019 dapat dikatakan mengalami peningkatan

yang sangat baik. Hal ini didukung dengan adanya data yang didapatkan

oleh peneliti dilokasi. Dimana jumlah keadaan santri mengalami

peningkatan tiap tahunnya. Dengan jumlah santri laki-laki lebih banyak

yaitu 161 orang jumlah santri perempuan yaitu 145 orang sehingga santri

yang ada pada tahun ajaran 2018/2019 keseluruhannya berjumlah 306

orang.

4. Tujuan dan Visi Misi Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul

Arqam Punnia

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia adalah

salah satu lembaga pendidikan yang bernafas ke-Islam-an dibawah


39

naungan Muhammadiyah, yang berlandaskan al-qur‟an dan al-hadist,

yang memiliki visi dan misi yaitu :

Visi :

Menjadikan Pondok Pesantren Darul Arqam Punnia Labumpung

sebagai lembaga pendidikan kader yang berwatak Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan, bertafakkuh fidin, dan berdaya saing dan berakhlak

karimah.

Misi :

a. Menjadi pusat pembinaan kader ummat, bangsa dan persyarikatan di

Kabupaten Pinrang.

b. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan

pembelajaran komprehensif yang mengintegrasi sains religious

(pendidikan agama) dan sains rasional (pendidkan umum).

c. Mengembangkan dan mencerahkan pendidikan khusus pesantren

dalam penguasaan keilmuan melalui pendidikan bahasa arab,

babathsul kutub, dan kemuhammadiyahan.

d. Menyelenggarakan dan mengembangkan model-model pembinaan

dan pengkaderan serta da‟wah islamiyah.

e. Menyelenggarakan kegiatan ektrakulikuler dan intrakulikuler

PontrenMu dalam bentuk olahraga, olah rasa, dan olah rasio.

f. Menjalin serta mengembangkan hubungan serta kerjasama

kelembagaan dengan berbagai pihak selama tidak bertentangan

dengan asas dan prinsip kemuhammadiyahan.


40

Sedangkan tujuan Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia yaitu, menjadikan santri yang berimtaq dan beriptek, sehingga

menjadi generasi yang berakhlaqul kharimah dan intelektual. Bukan hanya

cerdas dibidang agama tetapi dibidang ilmu pengetahuan umum lainnya

sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul

Arqam Punnia

Suatu organisasi atau lembaga, kalau tidak memiliki sarana dan

prasarana maka dapat dikatakan bahwa fasilitas yang ada pada lembaga

tersebut masih sangat kurang. Demikian pula dengan sarana dan

prasarana yang ada di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia, kiranya dapat memfasilitasi segala kegiatan baik untuk proses

pembelajaran dalam kelas maupun luar kelas, serta untuk memenuhi

kebutuhan lainnya di pondok.

Sarana dan prasarana dipondok pesantren Darul Arqam Punnia ini

dapat dikatakan bahwa telah mengalami kemajuan dan perkembangan

dalam hal pembangunan pondok.

Fasilitas yang dimiliki pondok pesantren Muhammadiyah Darul

Arqam Punnia, yang penulis peroleh dari data pondok yaitu :


41

Tabel V : Fasilitas yang dimiliki Pondok Pesantren Muhammadiyah


Darul Arqam Punnia.
No Fasilitas Jumlah Kondisi

Baik Kurang

1 Ruang Kelas 12 10 2

2 Ruang Guru 2 2 -

3 Ruang Direktur 1 1 -

Pondok

4 Ruang Wakil Direktur 1 1 -

Kepesantrenan

5 Ruang Wakil Direktur 1 1 -

Persekolahan

6 Ruang Kepala Sekolah 2 2 -

7 Ruang Administrasi 3 3 -

8 Sarana Olahraga 4 4 -

9 Mesjid 1 - 1

10 Laboratorium 2 2 -

Komputer

11 Asrama 4 4 -

12 Perpustakaan 1 1 -

13 Koperasi 1 1 -

14 Mess Guru 8 7 1

15 Dapur Umum 1 1 -
42

16 Toilet Sekolah 4 4 -

17 Toilet Asrama Putri 6 6 -

18 Toilet Asrama Putra 10 10 -

6. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia

Berikut ini adalah susunan pengurus Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Labumpung sebagai berikut :

a. Penasehat

1). Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Pinrang

2). Majelis Dikdasmen Kab. Pinrang

b. Badan Pembina Harian

1). Ketua : Ir. H. A. Mukti As‟ad Nur

2). Sektretaris : Ikhsan, S.Pd., M.Pd

3). Bendahara : Asmaul Husna, S.Pd

c. Pimpinan dan Personalia Pondok Pesantren

1). Direktur : Drs. Syahrir Bedo

2). Wakil Direktur Kepesantrenan : A.Syamiluddin, S.Pd., M.PdI

3). Wakil Direktur Persekolahan : Drs. M. Rusni Husain, M. Ag

Bendahara : Asmaul Husna, S.Pd

Tata Usaha : Ikhsan, S.Pd., M.Pd

Pembina Asrama Putra : Muh. Saad, S.Pdi, Ikhsan, S.Pd

4). Pembina Asrama Putri : Mardhatillah, S.Pd., M.Pd


43

5). Pembina Tahfiz Putra : Muh. Saad, S.PdI

6). Pembina tahfiz Putri : Maenah

7). Pembina Tapak Suci : Munawir, S.Pd

8). Pembina Perpustakaan : Syamsuriana, S.Pd

9). Pembina Pandu HW : Ismail H. Mawi, S.Ip., M.Si

d. Kepala Madrasah

Ka. Madrasah Tsanawiyah : Drs. M. Rusni Husain, M.Ag

Ka. Madrasah Aliyah : Nasmiati, S.Pd, MA

7. Prestasi Santri dan Program Kerja Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia.

a. Prestasi Santri

1). Juara III Lomba Qosidah Tingkat Propinsi yang dilaksanakan Fajar

Suzuki safari Ramadhan tahun 2009

2). Juara Umum II Perkemahan Hizbul Wathan Tingkat Propinsi

Sulawesi Selatan di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

3). Juara I Pencak Silat antar pesantren se-Ajatappareng di Pinrang

tahun 2009.

4). Juara I Lomba Pidato Pecinta Alam Tingkat Pelajar SLTA se-

Sulawesi Selatan yang dilaksanakan oleh Sintalaras UNM di SMK 3

Pinrang tahun 2010.

5). Juara I Lomba Drama antar Pesantren Muhammadiyah se-Sulawesi

Selatan di Universitas Muhammadiyah Makassar 2010.


44

6). Juara I Lomba Qasida antar Pelajar sekab. Pinrang di Pinrang

tahun 2011.

7). Juara Umum II Perkampungan Pelajar SLTA se Kab. Pinrang oleh

BEM se-Ajatappareng tahun 2011.

8). Juara II Lomba Baca Kitab Kuning antar Pondok Pinrang 2010

9). Juara I Pencak Silat Putra POSPEDA VII SULSEL tahun 2011

10). Juara I Qasidah Putri Porseni HUT Kementrian Agama tahun

2012.

11). Juara I Volly Ball Putri Porseni HUT Kementrian Agama tahun

2013.

12). Juara Umum II Pencak Silat antar Cabang tahun 2014.

13). Juara I Atletik Putri Pospeda 2015.

b. Program Kerja Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam

Punnia.

Program kerja dari pondok pesantren darul arqam punnia yang

sementara berjalan yaitu: perbaikan masjid khususnya tempat wudhu,

pembangunan aula pondok, pembangunan pagar di sekeliling area

pondok, pembangunan asrama tahfidz putra, dan perbaikan kantor

pondok (pengadaan ruang rapat).

Sedangkan program yang belum berjalan yaitu : pembangunan

asrama putra dan putri, sarana olahraga permanent, penyediaan

laboratorium bahasa, dan penyediaan laboratorium IPA.


45

B. Efektifitas Bimbingan Konseling Islam terhadap akhlak siswa di

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia.

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia

merupakan satu-satunya ponpes muhammadiyah yang berada di

kabupaten Pinrang desa Punnia. Dimana perannya sebagai pondok

pesantren khususnya lagi dibawah naungan organisasi Muhammadiyah,

memiliki peran yang amat penting di desa punnia tersebut. Sesuai dengan

visi dan misinya.

Efektifitas bimbingan konseling islam terhadap akhlak siswa agar

dapat tercapai maka dibutuhkan persiapan dan program yang terarah dan

konsisten sehingga pembinaan terhadap akhlak santri dapat tercapai.

Demikian bagi Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia

yang memiliki tujuan agar setiap santri dapat berakhlak karimah.

Program bimbingan konseling pada pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia saat ini masih belum dapat terpenuhi

dengan baik secara keseluruhan. Hal ini karena bimbingan konseling yang

ada baru pada tingkatan MTs sedangkan untuk tingkatan MA belum ada

sama sekali. Sehingga dalam pembinaan akhlak santri secara umum

masih dianggap kurang efektif. Tingkat MTs sendiri program bimbingan

konselingnya masih kurang berjalan dan aktif untuk saat ini. Sehingga

pihak pondokpun belum memprogramkan untuk membuka program

bimbingan konseling pada tingkat MA.


46

Hal ini sesuai dengan penjelasan direktur pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia pada saat penulis melakukan sesi

wawancara bersama Bpk. Drs. Syahrir Bedo, bahwa :

Bimbingan konseling yang ada dipondok ini masih sebatas pada


tingkatan MTs saja dan belum pada MA, hal ini disebabkan karena
salah satunya adalah kurangnya dana untuk membuka program
bimbingan konseling pada tingkatan MA. Dan untuk bimbingan
koseling di MTs sendiri masih kurang berjalan dengan baik
sehingga pelaksanaannya belum efektif. Oleh karenanya peran
guru sangat dibutuhkan dalam pembinaan akhlak santri dipondok
saat ini berhubung program bimbingan konseling yang ada belum
efektif.43

Pembinaan akhlak terhadap santri dipondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, khususnya bagi santri yang tinggal

diasrama pembinaannya dilaksanakan oleh pembina asrama yang

bertugas mengawasi dan mengarahkan santri pada setiap kegiatan yang

ada diasrama. Baik asrama umum putra/putri maupun asrama tahfidz

putra/putri.

Pembinaan terhadap akhlaq santri di pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia memiliki beberapa program yang

sedang berjalan. Adapun pelaksanaan program pembinaan terhadap

akhlak santri di pondok pesantren Darul Arqam Punnia yang saat ini

sedang berjalan yaitu:

1. Shalat Berjamaah di Masjid

43
Syahrir Bedo (59thn), Direktur Pondok. Wawancara dikantor direktur pondok
Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia pada tanggal 17 Februari 2019.
47

Shalat adalah tiang agama bagi umat Islam, dimana apabila tak

dikerjakan maka belum sempurnalah Islam seseorang. Bagaikan sebuah

rumah yang tidak memiliki tiang maka rumah tersebut tidak akan berdiri

dengan tegak. Perintah melaksanakan sholat sudah sangat jelas

diterangkan dalam Al-Qur‟an.

Pelaksanaan shalat berjamaah dimesjid pada pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia merupkan salah satu pembinaan

yang diberikan kepada santri dengan tujuan agar mereka terbiasa

melaksanakan shalat secara bersama dan tepat waktu. Bukan hanya

dalam hal shalat, tetapi untuk kegiatan yang lainpun agar mereka dapat

bekerjasama. Dengan diarahkannya untuk shalat berjamaah dimasjid

dapat pula melatih para santri untuk lebih disiplin dan menghargai waktu.

Sedangkan santri yang tidak melaksanakan shalat berjamaah

dimasjid dan bagi santri yang datang terlambat pada saat shalat (masbuk)

maka akan diberikan sanksi, seperti membersihkan lingkungan masjid dan

lingkungan asrama. Hal ini dilakukan agar menumbuhkan kesadaran para

santri tentang keutamaan yang dimiliki shalat berjamaah dimasjid dan

untuk lebih disiplin dalam waktu.

2. Pelaksanaan Shalat Lail/ Tahajjud

Seperti halnya pelaksanaan shalat berjamaah dimasjid, shalat

lail/tahajjud merupakan salah satu kegiatan yang ada di pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia. Melihat betapa dahsyatnya

keutamaan dari shalat lail/ tahajjud maka para santri dibiasakan untuk
48

melaksanakannya. Pelaksanaan shalat lail/tahajjud setiap malam senin

dan malam kamis diasrama.

Meski pelaksanaanya masih kurang efektif, namun antusias para

santri cukup baik dalam merespon kegiatan tersebut. Khususnya bagi

santri putri. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembinaan

terhadap akhlak santri di pondok.

3. Pengadaan Kajian/ Halaqoh

Pengadaan kajian/ halaqoh merupakan salah satu program yang di

adakan di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam punnia oleh

Pembina asrama sebagai bentuk bimbingan atau pembinaan terhadap

akhlak santri.

Adapun isi materi yang diajarkan kepada para santri yaitu materi

tentang akhlak, adab, Ibadah praktis dan prakteknya, serta materi umum

lainnya. Dengan tujuan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

umum bagi para santri di pondok. Khususnya untuk materi tentang akhlak

dan adab. Kajian/ halaqoh dilaksanakan dimasjid pondok pada hari sabtu

sampai kamis setelah pelaksanaan shalat dzhuhur.

4. Pelaksanaan Puasa Senin–Kamis

Salah satu pembinaan terhadap akhlak santri yaitu membiasakan

santri untuk puasa senin dan kamis. Meski hanya beberapa santri yang

melaksanakannya, respon yang diberikan dari para santri sudah cukup

baik.
49

Kegiatan ini merupakan salah satu metode pembinaan terhadap

akhlak santri di pondok yang awalnya hanya berupa proses pembiasaan

saja. Harapan kedepannya agar pelaksanaan kegiatan ini dapat

membudaya, bukan hanya untuk dilaksanakan dilingkungan pondok

pesantren saja namun dapat diluar lingkungan pondok pesantren pun.

Untuk itu para santri masih membutuhkan arahan dan bimbingan

dalam proses pelaksanaanya agar tercapainya tujuan yang diharapkan.

Karena dengan adanya kegiatan ini dapat melatih santri untuk menahan

hawa nafsunya serta melatih kesabaran mereka.

5. Pembentukan Piket Kebersihan Masjid

Kegiatan ini pun merupakan salah satu proses pembinaan terhadap

akhlak santri. Dengan adanya pembentukan piket kebersihan masjid dapat

menumbuhkan kecintaan santri pada rumah Allah yakni masjid yang

merupakan tempat ibadah bagi umat Islam. Demikian pula dengan masjid

pondok, diharapkan setiap santri dapat menjaga kebersihan masjid agar

tetap bersih. Sehingga orang-orang yang melaksanakan shalat

didalamnya pun dapat khusyuk saat beribadah.

Adapun tujuan yang lain yaitu untuk membentuk karakter para

santri untuk hidup bersih, mencintai lingkungan dan lebih mandiri dengan

membiasakan mereka untuk hidup bersih. Dan pada saat lulus dari

pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia ini dapat

membentuk karakter/ akhlak dan pengetahuan mereka.sehingga menjadi

pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab serta berakhlak kharimah.


50

Sebelum masuknya waktu shalat, setiap santri yang bertugas pada

hari itu bertanggung jawab membersihkan masjid sesuai dengan jadwal

piket yang telah ditetapkan. Dan bagi santri yang tidak melaksanakan

akan mendapatkan sanksi. Tujuannya agar melatih santri untuk

bertanggung jawab dengan amanah yang diberikan.

Dari program pembinaan akhlak terhadap santri yang dipaparkan

peneliti dapat disimpulkan bahwa dengan adanya beberapa program yang

sedang berjalan dapat memberikan pengaruh dan perubahan yang positif

untuk perkembangan para santri di pondok. Dengan adanya program

kegiatan pembinaan ini maka keberadaan pondok pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia sangat berperan penting terhadap

pembinaan akhlak santri.

Dari apa yang telah penulis jelaskan diatas dapat disimpulkan

bahwa respon dari beberapa santri tentang keberadaan Pondok

Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang

terhadap akhlak santri menyatakan sangat baik. Kemudian ada juga

beberapa santri yang menyatakan keberadaan Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia terhadap akhlak santri cukup baik.

Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Direktur Pimpinan

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Pinrang Bpk Drs.

Syahrir Bedo bahwa :

Kalau pembinaan anak-anak di pondok saya kira mereka diajarkan


untuk puasa senin-kamis serta mereka menambah lagi dengan
puasa yaumul bidh. Saya merasa hal ini sudah termasuk
51

pembinaan akhlak kepada mereka melalui dengan pembiasaan


puasa Sunnah. Dan juga pelaksanaan shalat lail bagi anak yang
tahfiz sudah masuk pembinaan terhadap akhlak mereka dan hal ini
berlaku pula kepada santri yang umum. Termasuk ketika mereka
mau pulang pada saat hari libur. Mereka meminta izin terlebih
dahulu kepada pimpinan pondok dan ibu asrama serta Pembina
asrama. Hal ini pun sudah termasuk dalam pembinaan akhlak
kepada santri.44
Ditempat dan hari yang berbeda Ibu Mardatilah salah satu Pembina

asrama putri serta pengajar di Pondok Muhammadiyah Pesantren Darul

Arqam menambahkan :

Selama ini pembinaan sudah bagus, hanya saja kontrolingnya yang


mau lebih diperketat lagi. Dan juga adanya kegiatan tambahan baik
kegiatan dari pihak persekolahan sendiri maupun dari Pembina
asrama dari anak mahasiswa yang kkn di pondok. Sehingga waktu
yang digunakan anak-anak dapat lebih bermanfaat dan efektif.
Serta adanya kerjasama dari berbagai aspek dalam pembinaan
akhlak anak sehingga dapat efektif.45
Peneliti telah memaparkan diatas tentang beberapa program yang

ada di pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, peneliti

memperoleh beberapa data dari hasil observasi dan wawancara yang

dilaksanakan sebelumnya.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan penambahan

materi-materi yang dibawakan langsung oleh beberapa guru yang

mengajar dipondok. Seperti yang dijelaskan oleh Direktur Pimpinan

Pondok Bpk. Drs. Syahrri Bedo bahwa :

Bukan lagi dalam pembelajaran sore tetapi adanya pembelajaran


tambahan yang dibawakan oleh beberapa guru seperti: qur‟an
44
Syahrir Bedo (59thn), Direktur Pondok. Wawancara dikantor direktur pondok
Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 17 Februari
2019.
45
Mardhatillah (27thn), Pembina Asrama dan Pendidik di pondok Pesantren Darul
Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019.
52

hadist, tafsir, dan sebagainya. Serta mulai diaktifkannya tapak suci


agar waktu yang ada tidak terlalu luang dan akhirnya berpikir yang
tidak-tidak sehingga menimbulkan permasalahan terhadap santri. 46

C. Faktor-faktor pendukung dan penghambat efektifitas Bimbingan

Konseling Islam terhadap akhlak siswa di pondok.

Melihat kenyataan di lokasi penelitian, ada beberapa hal yang

penulis temukan, diantaranya ialah faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan pembinaan akhlak siswa. Adapun faktor pendukung

dan penghambat efektifitas Bimbingan Konseling Islam di Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia. Dibawah ini akan penulis paparkan

beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak

siswa di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, yaitu:

a. Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukung dalam pembinaan akhlak santri di

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia yaitu:

1. Adanya pengaruh pimpinan pondok pesantren

Seorang pimpinan tidak hanya mempunyai pengaruh besar

terhadap pesantren, namun juga terhadap masyarakat sekitar karena

selain sebagai pengasuh pondol pesantren, pimpinan juga menjadi tokoh

agama dan tokoh masyarakat yang budi pekertinya selalu menjadi cermin

suri tauladan bagi masyarakat. Sehingga seorang pimpinan pondok

46
Syahrir Bedo (59thn), Direktur Pondok. Wawancara dikantor direktur pondok
Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 17 Februari
2019.
53

pesantren apabila menginginkan pesantren berkembang dan

menginginkan santrinya menjadi santri yang agamis dan berakhlak mulia,

maka selain harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan agama yang

tinggi dan pengetahuan yang luas, pimpinan juga harus mempunyai

akhlak yang baik, karena dengan akhlak yang baik dan mulia akan timbul

karismatik dan wibawa dalam dirinya dan selalu disegani oleh para santri

dan masyarakat khususnya para santri selalu mengikuti apa yang telah

disampaikan dan diperintahkan sehingga hal ini akan mempermudah

terlaksananya suatu program yang ingin dicapai.

Begitu pula halnya dengan pimpinan Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia yakni Ustazd Syahrir Bedo beliau

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap para santri dan

masyarakat, khususnya pada santri di Darul Arqam Muhammadiyah

Punnia, yang masih minim pengetahuan tentang agama. Sehingga

pengetahuan yang luas, akhlak yang baik, karismatik serta wibawa yang

dimiliki oleh beliau benar-benar dijadikan cermin suri tauladan bagi

masyarakat dan santri.

2. Kegiatan pembinaan tambahan

Salah satu yang menjadi pendukung terhadap pembinaan santri di

pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah punnia yaitu dengan

adanya beberapa kegiatan tambahan yang dilaksanakan diluar jam

sekolah sehingga memberikan bekal tambahan ilmu bagi para santri

khususnya lagi bagi santri yang tinggal diasrama.


54

Hadirnya kegiatan pembinaan ini dapat kiranya menambah

pengetahuan bagi santri khususnya perkembangan ilmu agama. Kegiatan

tambahan ini memberikan materi-materi yang berkenaan dengan akhlak

dan kemandirian yang diharapkan dapat dimiliki para santri sehingga

menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri dan bertanggung jawab.

Harapan dengan hadirnya kegiatan-kegiatan pembinaan baik dari

pendidik pesantren sendiri maupun dari mahasiswi/da‟iyah yang yang

dikirim kepondok pesantren ini, dapat memberikan motivasi dan

menumbuhkan semangat santri untuk terus menuntut ilmu agama,

khususnya lagi di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia.

2. Adanya minat yang tinggi dari para santri

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Mardhatillah selaku

Pembina asrama putri dan pengajar di Pondok Pesantren Muhammadiyah

Darul Arqam Punnia bahwa:

Adanya kegiatan tambahan dari Pembina sementara


(mahasiswi/da‟iyah) yang diutus kepondok selama beberapa bulan
ini memberikan dampak yang positif kepada para santri, serta
berjalannya pula kegiatan tambahan dari pengajar pondok seperti
pengajian-pengajian.47

Adanya minat yang tinggi dari para santri juga menjadi faktor

pendukung terhadap keberhasilan Pondok Pesantren Muhammadiyah

Darul Arqam Punnia dalam pembinaan akhlak santri.

47
Mardhatillah (27thn), Pembina Asrama dan Pendidik di pondok Pesantren Darul
Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019.
55

b. Faktor Penghambat

Berbagai macam faktor pendukung telah penulis paparkan diatas

dan dibawah ini akan peneliti paparkan beberapa faktor yang menjadi

penghambat dalam pembinaan akhlak remaja di Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, antara lain:

1. Pengaruh lingkungan/pergaulan

Kaburnya nilai-nilai keagamaan dimata generasi muda. Mereka

dihadapkan kepada berbagai kontrakdiksi dan aneka ragam pengalaman

moral yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik

dan buruk untuk mereka. Hal itu nampak jelas pada mereka yang sedang

berada pada masa remaja baik yang didesa maupun perkotaan, terutama

yang hidup di kota-kota besar yang mencoba mengembangkan diri kearah

kehidupan yang lebih maju dan mandiri, dimana berkecamuk beraneka

ragam budaya asing yang masuk seolah-olah tanpa disaring.

Terkhusus lagi pada pondok pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Punnia salah satu faktor yang mempengaruhi akhlak

santri karena adanya pengaruh luar yakni santri yang tinggal diluar

pondok. Melihat beberapa santri yang diluar pondok/asrama memiliki

jangkauan pergaulan yang lebih luas dan kurang batasan dari keluarga

dari pada santri yang berada diasrama seringkali membawa pengaruh-

pengaruh yang lain kepada santri yang tinggal diasrama. Sehingga

memberikan pengaruh yang kurang baik bagi perkembangan akhlak para

santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia.


56

2. Kurangnya perhatian atau peran guru terhadap akhlak santri

Seorang pendidik sudah sepatutnya memberikan contoh dan

menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Bukan hanya sekedar teori

tetapi memberikan praktik langsung kepada para anak didik Sehingga

apapun yang diajarkan dan disampaikan dengan baik dapat diterima oleh

anak didik dengan baik pula.

Guru merupakan orang tua kedua bagi santri disekolah, karena

orangtua telah menitipkan anak-anak mereka disekolah kepada para guru

agar mendidik dan membekali mereka dengan didikan yang baik yang

diajarkan disekolah. Maka sudah sepantasnyalah seorang pendidik atau

guru berusaha dan memprioritaskan keberhasilan para pendidiknya

disekolah. Khususnya lagi menanamkan pribadi yang berakhlakul

kharimah dan mandiri.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Direktur Pimpinan Pondok

Pesantren Darul Arqam Punnia, tentang peran guru dalam melakukan

pembinaan akhlak santri, yaitu Bpk. Syahrir Bedo, bahwa :

Kalau guru dalam pembinaan akhlaknya anak-anak hampir semua


guru kita arahkan sebelum mengajar, supaya mereka memberikan
arahan-arahan dalam pembinaan akhlak itu. Karena kalau hanya
dari aqidah akhlak saja tidak mencukupi makanya diharapkan
semua guru memberikan bimbingan-bimbingan. Namun, terkadang
guru juga kurang memperhatikan dan membantu anak-anak kita
disini. Karena,guru yang kita gunakan juga banyak yang datang
untuk menambah jam saja. Adapun guru-guru yang dipondok kita
harapkan benar-benar mengajar bukan sekedar mengajar saja
57

tetapi membina juga lebih difokuskan. Kalau ada yang melanggar


yah apa boleh buat lebih ditegaskan lagi.48

Dari penjelasan dan hasil wawanacara yang telah diperoleh peneliti

dapat disimpulkan bahwa kurangnya perhatian dan peran guru terhadap

pembinaan akhlak merupakan salah satu faktor penghambat terhadap

pembinaan akhlak santri dipondok pesantren Darul Arqam Punnia.

Sehingga diharapkan kedepannya peran dan perhatian guru terhadap

santri dapat lebih ditingkatkan dan lebih diperhatikan lagi.

3. Pengaruh media elektronik

Perkembangan zaman yang semakin maju telah membuktikan

dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih saat ini.

Berbagai hal dapat tersuguhkan secara instan melalui media-media

teknologi sekarang. Sehingga para penggunanya pun menjadi lebih

dimudahkan dalam mengerjakan apapun. Seperti sekarang ini dimana

banyaknya masyarakat yang menggunakan handphone dan

computer/laptop sebagai media searching. Apabila difungsikan secara

bijak akan memberikan dampak yang positif namun jika sebaliknya akan

memberikan dampak yang negatif bagi penggunanya.

Hal ini juga terjadi dilingkungan para pelajar atau siswa yang

banyak menggunakan kedua media ini. Apalagi dengan sistem ujian yang

beberapa sekolah sudah banyak menggunakan computer/laptop, bahkan

baru-baru ini handphone pun dijadikan sebagai media pembelajaran.


48
Syahrir Bedo (59thn), Direktur Pondok. Wawancara dikantor direktur pondok
Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 17 Februari
2019.
58

Pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia salah satu

pesantren yang sudah menerapkan pelaksanaan ujian dengan

menggunakan computer/laptop dan handphone. Pihak pondokpun

memiliki aturan sendiri bagi para santri dalam menggunakan media

elektronik tersebut. Dimana memberikan batasan bagi santri ketika

menggunakannya, akan tetapi masih ada saja beberapa santri yang masih

kurang sadar dengan aturan yang ditetapkan ketika menggunakannya

tidak sesuai pada kebutuhannya. Hal ini pun memberikan dampak yang

kurang baik bukan hanya pada individu itu sendiri akan tetapi kepada

santri yang lainnya pun. Sehingga pihak pondok memberikan konsekuensi

bagi siswa tidak taat pada aturan.

4. Kurangnya Tenaga Pembina Asrama

Kurangnya tenaga pembina merupakan salah satu faktor yang

menghambat pembinaan akhlak terhadap santri di Pondok Pesantren

Muhammadiyah Darul Arqam Punnia ini. Dengan kurangnya tenaga

Pembina pelaksanaan beberapa kegiatan masih kurang terkontrol dengan

efisien, khususnya lagi bagi asrama putra yang sangat membutuhkan

seorang Pembina putra.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Mardhatillah selaku Pembina

asrama putri dan pengajar di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul

Arqam Punnia bahwa:

Masih membutuhkan tenaga Pembina tambahan, namun karena


kurangnya pendanaan sehingga belum mampu menambah tenaga
Pembina lagi. Khususnya lagi bagi asrama putra yang
membutuhkan tenaga Pembina putra dalam mengontrol keseharian
59

santri putra di asrama, baik asrama putra umum maupun asrama


tahfidz putranya. 49

Dari paparan data dan wawancara diatas, maka dapat ditemukan

tentang faktor pendukung dan penghambat pondok pesantren dalam

pembinaan akhlak santri yaitu:

Pertama, faktor pendukung pondok pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Punnia dalam pembinaan akhlak santri, yaitu:

(a). Adanya pengaruh pimpinan pondok.

(b). Adanya kegiatan pembinaan tambahan.

(c). Adanya minat yang tinggi dari para santri.

Kedua, faktor penghambat Pondok Pesantren Muhammadiyah

Darul Arqam Punnia dalam pembinaan akhlak terhadap santri, yaitu:

(a). Pengaruh lingkungan atau pergaulan.

(b). Kurangnya perhatian guru terhadap akhlak santri.

(c). Pengaruh media elektroni.

(d). Kurangnya tenaga Pembina asrama.

49
Mardhatillah (27thn), Pembina Asrama dan Pendidik di pondok Pesantren Darul
Arqam Punnia, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019.
60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Efektifitas Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren Darul

Arqam Punnia terhadap akhlak siswa masih kurang, dibutuhkan arahan

dan dukungan dalam membentuk akhlak yang baik bagi para santri. Hal ini

karena bimbingan konseling yang ada sekarang tidak difungsikan dengan

baik dan juga belum meliputi segala aspek dipondok, program BK yang

ada saat ini hanya terbatas pada tingkat MTs saja dan belum pada

tingkatan MA. Dan BK pada tingkat MTs sendiri masih kurang berjalan

baik karena beberapa alasan. Sehingga dalam menangani akhlak santri,

guru dan Pembina asrama yang bertanggung jawab dalam

pelaksanaannya.

2. Faktor pendukung dan penghambat pondok pesantren Darul Arqam

dalam pembinaan akhlak remaja. Faktor pendukung yaitu; Adanya

pengaruh pimpinan pondok pesantren, adanyan kegiatan pembinaan

tambahan, adanya minat yang tinggi dari para santri. Faktor penghambat

yaitu; adanya penagaruuh lingkungan/pergaulan, kurangnya perhatian


61

guru terhadap akhlak santri, adanya pengaruh media elektronik, dan

kurangnya tenaga Pembina.

B. Saran-Saran

Setelah penulis mengemukakan kesimpulan tersebut di atas, maka

terdapat pula berupa saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu disusun perencanaan program yang matang dan kreatif, inovatif

dalam pelaksanaannya untuk menarik minat masyarakat maupun

dipondok. Khususnya bagi bimbingan konseling islam terhadap

pembinaan akhlak santri yang dilakukan pondok pesantren Darul Arqam

juga harus disusun program yang matang sekaligus didukung kegiatan-

kegiatan yang kreatif-inovatif sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi

santri.

2. Setiap kegiatan pembinaan akhlak santri termasuk melalui pondok

pesantren perlu direncanakan sebaik mungkin agar dapat berjalan dengan

lancar sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dari waktu ke waktu.
62

DAFTAR PUSTAKA

Ardial.2014.Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi


Aksara.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011.Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bawazir, Djauharah. 2017. How to Be a Moslem Counselor. Yogyakarta:
Writing Revolution.
Bawazir, Djauharah.2013.Be a Moslem be a Counselor. Jakarta Timur:
Bunyan Andalan Sejati.
Cowley, Sue. 2010.Panduan Manajemen Perilaku Siswa, Jakarta:
Erlangga.
Departemen Agama RI. 2009.Al-Qur’an dan terjemahan Special for
Women. Bandung: Syaamil Qur‟an.
Hadhiri, Choiruddin.2015.Akhlak dan Adab Islami. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Populer.
http://pilarislam.blogspot.com/2016/02/pengertian-islam-menurut-bahasa-
dan.html
http://prasetyowidodo22.blogspot.com/2013/05/makalah-perkembangan-
bimbingan.html
Iqbal, Abu Muhammad. 2013.Konsep Pemikiran Al-Ghazalai. Jakarta:
Jaya Star Nine.
Komari, Sunarsih. 2016. Akhlak Anak Islam. Makassar: Lembaga Pembina
dan Pengembangan Pendidikan Al-Qur‟an.
Lickona, Thomas.2015.Educating For Charactercet. Jakarta: Bumi Aksara.
Ma‟ruf, Hidayat. 2015. Landasan Bimbingan&Konseling. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Nur Salim, Muhammad. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan dan
Konseling.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Risaldy, Sabil dan Meity H. Idirs.2015.Bimbingan dan Konseling. Jakarta
Timur: PT. Luxima Metro Media.
S. Margono. 1997.Metodologi Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Salim dan Syahrun.2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Citapustaka Media.
Sanjaya, Wina. 2013.Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Sugiyono.2015.Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
63

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Utuh,Harun. 1987.Proses Belaja Mengajar PMP. Surabaya: Usaha
Nasional.
64

BIOGRAFI SINGKAT

Nurul Aisya Maulana, lahir di Ujung Pandang pada

tanggal 28 Oktober 1990. Anak kedua dari tujuh

bersaudara. Pasangan ayahanda Jalaluddin Maulana

dan Ibunda Sri Al Anshoriyah.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan dasar pada tahun 1997, di

SD Negri KIP Bara-baraya II Makassar dan tamat pada tahun 2003.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP IRNAS

Makassar dan tamat pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis

melanjutkan pendidikan ke SMA Muhammadiyah 06 Makassar dan tamat

pada tahun 2009.

Tahun 2015 penulis mendaftar sebagai Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Makassar pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Agama Islam.


65

LAMPIRAN
66

Lampiran I

Daftar Tabel

Table I Luas Penggunaan tanah di Pondok pesantren


Darul Arqam Punnia…………………………………………. 33

Tabel II Keadaan Guru pada Pondok Pesantren Muhammadiyah


Darul Arqam Punnia Labumpung…………………….......... 36

Tabel III Jenjang Pendidikan Guru dan Pegawai Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Labumpung
tahun ajaran 2018/2019……………………………………… 37

Tabel IV Keadaan santri Pondok Pesantren Muhammadiyah


Darul Arqam Punnia Labumpung
tahun ajaran 2013/2014 s.d 2018/2019……………………. 38

Tabel V Fasilitas yang dimiliki Pondok Pesantren Muhammadiyah


Darul Arqam Punnia………………………………………….. 41
67

Lampiran II

PEDOMAN WAWANCARA

“Efektifitas Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang”

Nama Responden : Drs. Syahrir Bedo


Profesi : Direktur Pondok
Waktu : Ahad, 17 Februari 2019

Wawancara Dengan Direktur Pimpinan Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia

Pertanyaan:

1. Bagaimana pendapat bpk terhadap akhlak santri secara umum di


pesantren DAM?

2. Apakah dalam pembinaan akhlak santri dilaksanakan suatu


bimbingan konseling atau lebih kepada pembinaan secara khusus
saja?

3. Bagaimana efektifitas bimbingan/pembinaan terhadap akhlak santri


di PDAM?

4. Apakah usaha-uasaha yang telah dilakukan pondok dalam


pembinaan akhlak santri?

5. Apakah guru sudah memberikan perannya dalam pembinaan


akhlak?

6. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak


santri di PDAM?
68

Lampiran III
PEDOMAN WAWANCARA

“Efektifitas Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia Kabupaten Pinrang”

Nama Responden : Mardatillah. Spd


Profesi : Pembina Asrama/Guru Bahasa Inggris
Waktu : Senin, 18 Februari 2019

Wawancara Dengan Pembina Asrama/Pendidik di Pondok Pesantren


Muhammadiyah Darul Arqam Punnia

pertanyaan:

1. Bagaimana menurut ibu tentang akhlak santri di PDAM?

2. Apakah usaha-usaha yang telah dilakukan dalam pembinaan


akhlak santri?

3. Bagaimana efektifitas bimbingan/pembinaan terhadap akhlak


santri?

4. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak


santri?
69

Gambar 1.1 Dokumentasi Bersama beberapa Guru

Gambar 1.2 Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Punnia


70
70

Gambar 1.3 Dokumentasi wawancara dengan Pimpinan Pondok

Gambar 1.4 Dokumentasi Kegiatan Halaqoh Bersama Santri Putri

Anda mungkin juga menyukai