Anda di halaman 1dari 40

89

PERAN MAJELIS SHOLAWAT DALAM MEMBANGUN


KARAKTER RELIGIUSITAS DAN NASIONALISME
PEMUDA
(Study Kasus di Majelis Cinta Rasul Jatibarang-Brebes)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NUR ANTIKAH LABIQ


NIM. 15311552

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
PERAN MAJELIS SHOLAWAT DALAM
MEMBANGUN KARAKTER RELIGIUSITAS DAN
NASIONALISME PEMUDA
(Study Kasus di Majelis Cinta Rasul Jatibarang-Brebes)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NUR ANTIKAH LABIQ


NIM. 15311552
Pembimbing:

Siti Istiqomah, M. Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Peran Majelis Sholawat dalam Membangun


Karakter Religiusitas dan Nasionalisme Pemuda (Study Kasus di Majelis
Cinta Rasul Jatibarang-Brebes)” yang disusun oleh Nur Antikah Labiq dengan
Nomor Induk Mahasiswa: 15311552 telah melalui proses bimbingan dengan
baik dan dinilai oleh dosen pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk
diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Pembimbing

Siti Istiqomah, M. Pd

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Peran Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter


Religiusitas dan Nasionalisme Pemuda (Study Kasus di Majelis Cinta Rasul
Jatibarang-Brebes)” oleh Nur Antikah Labiq dengan (NIM) 15311552 telah
diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Jakarta, 15 Agustus 2019

Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

Dr. Esi Hairani, M. Pd

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Esi Hairani, M. Pd Reksiana, MA. Pd

Penguji I Penguji II

Sri Tuti Rahmawati, MA Eka Naelia Rahmah, M.A

Pembimbing

Siti Istiqomah, M. Pd

ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Antikah Labiq

NIM : 15311552

Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 06 Mei 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Majelis Sholawat


dalam Membangun Karakter Religiusitas dan Nasionalisme Pemuda (Study
Kasus di Majelis Cinta Rasul Jatibarang-Brebes)” adalah benar-benar
merupakan asli karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan
sumbernya. Kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Demikianlah surat pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya


tanpa rekayasa.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Penulis

Nur Antikah Labiq

NIM. 15311552

iii
MOTTO

ِ ْ ‫اْلحْ َسا ِن إِ اَّل‬


ُ ‫اْلحْ َس‬
‫ان‬ ِ ْ ‫هَلْ َج َزا ُء‬

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.

(Qs. Ar-Rahman {55}: 60)

iv
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Kemuliaan, Maha Pemberi
Rizki, Maha Pemberi Kekuatan, Maha Mengabulkan, Maha Mendengar, Maha
Semesta Alam yang hanya kaepada-Nya tempat meminta dan memohon segala
sesuatu.

Sholawat teriringkan serta salam, tak lupa penulis sanjungkan kepada


Nabi Agung Muhammad SAW. yang dengan mengingatnya begitu damai di
hati, sangat menenangkan bagi ruh, menjadi cahaya pada mata, yang datang
membawa semua kebaikan dan membawa agama yang memudahkan bagi
semua ummat manusia.

Selesainya penulisan skripsi ini tidak luput dari rahmat, karunia,


taufik, hidayah serta inayah-Nya. Demikian juga atas dukungan dari berbagai
pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Maka penulis
haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Hj. Huzaemah
Tahido Yanggo, MA.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Esi
Hairani, M. Pd.
3. Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, Ibu Reksiana, MA. Pd.
4. Ibu Siti Istiqomah, M. Pd. Pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis.
5. Untuk yang teristimewa Abah dan Umi yang tercinta dan tersayang, Abah
Nahrowi dan Umi Mu‟awanah yang telah banyak memberikan

v
segala motivasi serta do‟anya dengan setulus hati kepada ananda serta
memberikan segala pengorbanan dan dukungannya. Ananda berharap ridho
atas segala perjuangannya untuk Abah dan Umi tercinta semoga Allah
SWT. membalasnya dengan kebaikan di syurga-Nya nanti.

6. Kakak dan Adikku yang tercinta, Fatihaturrohmah dan Niky Saffanatul


Maula yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungannya untuk
ananda dalam menyelesaikan skripsi ini agar dapat wisuda tepat pada
waktunya.
7. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang sudah sangat berjasa telah ikhlas mendidik, membimbing dan
mentransfer ilmu pengetahuan selama kegiatan perkuliahan berlangsung.
Juga kepada seluruh staf Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah
banyak membantu hingga akhir skripsi ini penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
8. Kepada seluruh staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
terima kasih yang sudah banyak membantu penulis dengan baik.
9. Kepada para instruktur tahfidz di Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta yang tidak
bisa disebutkan satu persatu penulis ucapkan ribuan terima kasih atas segala
arahan, bimbingan dalam mengajarkan Al-Qur‟an.
10. Jajaran penasehat dan pengurus Majelis Cinta Rasul (MCR) Jatibarang-
Brebes, Abuya Syech Sholeh Basalamah, Bapak Yunito Ilham Setiawan
yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi dan data-data
yang diperlukan penulis dalam menyusun skripsi.
11. Sahabat-sahabat Santri Pondok Pesantren Ummu Al-Mahasin Brebes
dan Santri Pondok Pesantren Tahfidz Ustadz Yusuf Mansyur (UYM)
Jakarta, yang selalu memberikan support dan semangat sehingga penulis tak
pernah patah semangat untuk segera menyelesaikan skripsinya.

12. Kepada seluruh Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta angkatan
tahun 2015 yang telah menjadi saksi sejarah perjalanan perjuangan
merantau di Jakarta yang tak bisa disebutkan satu persatu yang penulis

vi
sayangi, kepada sahabat dan teman-teman saling memberikan support, do‟a,
bara semangat, berbagi, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya semoga Allah SWT. selalu menjadikan kita saudara
sampai akhirat.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas doa,
motivasi bantuan dan perhatiannya yang tulus dan ikhlas.

Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan. Semoga


semua kebaikan dan jasa yang diberikan kepada penulis, Allah SWT. jadikan
amal baik dan diterima serta diberikan pahala yang berlipat ganda disisi-Nya
Amiin. Sebagai penutup semoga Allah SWT. memberikan kita taufiq dalam
kebaikan agama dan akhirat, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Penulis

Nur Antikah Labiq

NIM. 15311552

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
PERNYATAAN PENULIS .................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................viii
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... xi
ABSTRAKSI ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7
D. Perumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 15


A. Pengertian Peran ................................................................... 15
B. Gambaran Umum Majelis Sholawat ..................................... 16
1. Pengertian Majelis Sholawat........................................... 16
2. Fungsi dan Tujuan Majelis Sholawat .............................. 21
C. Karakter Religiusitas dan Nasionalisme ............................... 24
1. Karakter........................................................................... 24
a. Pengertian Karakter .................................................. 24
b. Komponen-komponen Karakter yang Baik .............. 26

viii
c. Nilai-nilai Karakter yang Harus Ditanamkan ........... 31
2. Religiusitas ...................................................................... 37
a. Pengertian Religiusitas.............................................. 37
b. Dimensi Religiusitas ................................................. 40
3. Nasionalisme ................................................................... 42
a. Pengertian Nasionalisme ........................................... 42
b. Karakteristik Nasionalisme ....................................... 47
c. Jenis-jenis Nasionalisme ........................................... 48
d. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia ............... 49
D. Hakikat Pemuda .................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 55


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 55
B. Metode dan Pendekatan Penelitian .................................... 56
C. Sumber Data....................................................................... 59
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 59
E. Analisis Data ...................................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 67


A. Gambaran Umum Majelis Cinta Rasul (MCR) ................. 67
1. Sejarah Berdirinya Majelis Cinta Rasul (MCR) .......... 67
2. Visi, Misi dan Tujuan Majelis Cinta Rasul (MCR) ..... 69
3. Struktur Organisasi Majelis Cinta Rasul (MCR) ......... 71
B. Deskripsi dan Analisis Data ............................................... 72
C. Temuan Penelitian ............................................................. 84

ix
BAB V PENUTUP................................................................................. 89
A. Kesimpulan .......................................................................... 89
B. Saran .................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 92


LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

x
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi (alih aksara) adalah penyalinan dengan penggantian


huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. dalam skripsi ini ditulis
dengan berpedoman kepada buku panduan petunjuk teknis penulisan
proposal, skripsi, tesis dan disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta,
tahun 2017 sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1. Konsonan

‫أ‬ :a ‫ز‬ :z ‫ؽ‬ :q

‫ب‬ :b ‫س‬ :s ‫ؾ‬ :k

‫ت‬ :t ‫ش‬ : sy ‫ؿ‬ :l

‫ث‬ : ts ‫ص‬ : sh ‫ـ‬ :m

‫ج‬ :j ‫ض‬ : dh ‫ف‬ :n

‫ح‬ :h ‫ط‬ : th ‫ك‬ :w

‫خ‬ : kh ‫ظ‬ : zh ‫ق‬ :h

‫د‬ :d ‫ع‬ :„ ‫ء‬ :‫ؙ‬

‫ذ‬ : dz ‫غ‬ : gh ‫م‬ :y

‫ر‬ :r ‫ؼ‬ :f

xi
2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fathah :a ‫آ‬ :â ْ‫ي‬... : ai
Kasrah :i ‫ي‬ :î ْ‫و‬... : au
Dhammah :u ‫ و‬:û

3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (‫ )ال‬qamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh:

‫البقرة‬ : al-Baqarah

‫املد ينة‬ : al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )ال‬syamsiyah


ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:

‫الرجل‬
ّ : ar-Rajul

‫الشس‬
ّ : asy-Syams

‫السيدة‬
ّ : as-Sayyidah

‫ال ّدارمي‬ : ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
ّ sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
(ّ),
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid.

xii
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berlaku
ditengah kata, diakhir
kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
‫آمنّا اِب َّللا‬ : Âmannâ billâhi
َ
‫الس َف َهاء‬ُّ ‫َآم َن‬ : Âmana as-Sufahâ‟u
‫إا َن الَ اذيْ َن‬ : Inna al-ladzîna
‫الرّك اع‬
ُّ ‫َو‬ : wa ar-rukka‟i

d. Ta Marbuthah (‫)ة‬

Ta Marbuthah apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

“h”.

Contoh:

‫اْلفْئا َدةا‬
‫ْا‬ : al-Af‟idah
‫اْل ْلََاميَة‬
‫الَ اام َةة ْا‬
ْ : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah
Sedangkan ta marbuthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan

(diwashal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan


menjadi huruf “t”
Contoh:

ٌ‫َع ااملَةٌ ََن اصبَة‬ : ‘Âmilatun Nâshibah


‫ْاْلَيَةَ الْكْب َرى‬ : al-Âyat al-Kubrâ

xiii
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih
aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan
ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan
kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama
diri, bukan kata sandangnya.
Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an,
Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya

xiv
ABSTRAKSI

Nur Antikah Labiq (15311552) Prodi Pendidikan Agama Islam


(PAI), Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Skripsi
dengan judul “Peran Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter
Religiusitas dan Nasionalisme Pemuda (Study Kasus di Majelis Cinta
Rasul Jatibarang-Brebes)” diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2019.
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri pada seseorang.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter
seseorang, terlebih lagi zaman yang semakin modern dan banyak
pengaruh budaya asing. Oleh karenanya harus ada filter ditengah
masyarakat untuk memberikan masukan positif agar tidak terbawa arus
negatif yang menyebabkan lunturnya jati diri sebagai ummat muslim dan
bangsa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peran majelis sholawat dalam membangun karakter religiusitas dan
nasionalisme pemuda. Adapun dasar pemikiran penulis mengangkat
judul skripsi tersebut adalah bahwa Majelis Cinta Rasul (MCR) berperan
dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat dalam
proses belajar dan menumbuhkan karakter Islami dan jiwa nasionalis.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis
penelitian lapangan (field research) dan menggunakan referensi-referensi
yang berkaitan dengan tema yang dibahas (library research). Peneliti
juga menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang
menuturkan dan menganalisa suatu permasalahanyang timbul dalam
suatu tempat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Majelis Cinta
Rasul (MCR) sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter
masyarakat khususnya remaja yang sedang berada pada fase pencarian
jati diri sehingga menjadi pemuda yang berakhlak sholeh dan berbudi
pekerti luhur yang baik, serta sangat berpengaruh dalam membangun
jiwa nasionalisme masyarakat sehingga nilai-nilai dan budaya-budaya
Indonesia tetap melekat pada jati diri masyarakat Indonesia.

Kata Kunci: Majelis Sholawat dan Karakter Religiusitas dan


Nasionalisme

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Maha suci Allah SWT. yang telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sebaik-baiknya di muka bumi ini melebihi makhluk
lainnya. Karena manusia diberi potensi akal dan pikiran untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu
Allah SWT. menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi agar
potensi tersebut bisa berkembang dengan baik. Manusia berkewajiban
untuk menuntut ilmu guna memperluas pemikiran dan wawasannya, baik
yang menyangkut masalah dunia maupun akhirat, sehingga ia menjadi
manusia yang berakhlak dan berilmu.1
Agama Islam mengharuskan umatnya menghayati ajaran agama
yang bersumberkan pada Al-Qur‟an dan Hadis. Begitu pula dalam
Pendidikan Agama Islam, tidak hanya ditujukan untuk memperoleh ilmu
(knowledge) dan keterampilan (skill) saja, tetapi yang lebih penting dari
itu semua adalah penanaman sikap (attitude) yang positif. Karena
Pendidikan Agama Islam penuh dengan nilai-nilai yang tidak dapat
digambarkan dengan betul atau salah, baik atau buruk, percaya atau tidak
percaya dan suka atau tidak suka.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan ke arah
penghayatan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menyadarkan
manusia terhadap hubungannya dengan Allah SWT, mendorong dan
membimbing untuk beribadah kepada Allah SWT. dan menyadarkan

1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 68

1
2

bahwa tugas utamanya adalah menyembah dan mengabdi kepada Allah


SWT.2
Nilai-nilai yang berada dalam Pendidikan Agama Islam sangat
berguna dalam rangka mencapai kebahagian hidup di dunia dan di
akhirat. Maka dari itu kita perlu mempelajari dan menghayati nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadis. Permasalahan Pendidikan
Agama Islam, baik makna dan tujuannya haruslah mengacu pada
penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial
atau moralitas sosial.
Cara untuk meraih cintanya Allah SWT. dapat dicapai dengan
membaca sholawat. Shalawat adalah yang ditunjukan pada Rasullullah
SAW. sebagai bukti cinta dan hormat manusia kepadanya. Sholawat juga
merupakan doa atau permohonan berkah kepada Allah SWT. Bukan
hanya manusia, akan tetapi Allah dan Malaikatpun bersholawat kepada
Nabi Muhammad SAW. Bahkan Allah SWT. memerintahkan malaikat
untuk mendoakan mereka yang bershalawat, sebagaimana yang
tercantum dalam firman-Nya surat Al-Ahzab [33]:56.

‫صلُّوا ىعلىٍي ًو‬


‫آمنيوا ى‬
‫ين ى‬
ً َّ ُّ ‫اَّللى ىكىمال ئً ىكتىوي يي ى‬
ًٌ ً‫صلو ىف ىعلىى الن‬
‫َّب ىَي أىيُّػ ىها الذ ى‬ َّ ‫إً َّف‬
‫ىك ىسلًٌ يموا تى ٍسلًيما‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]:56).3

Bersholawatlah untuk Nabi Muhammad SAW. yaitu katakanlah


oleh kalian “Allahumma Shalli „Alaa Sayyidina Muhammad Wa Sallim”,

2
Abdul Majid, Pendidkan Agama Islam (KBK 2004), (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 130
3
QS. Al- Ahzab [33]:56, (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009),
h. 426
3

artinya: “Ya Allah! Limpahkanlah sholawat dan salam-Mu kepada


junjungan kami Nabi Muhammad SAW.”4
Dengan kita bersholawat, kita juga diharapkan dapat menjalankan
sunnah-sunnah dan meneladani sikap Rasulullah SAW. Sebagaimana
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Bahwasannya
Rasulullah bersabda:

ً ‫ت ًِليتًىٌم م ىكا ًرـ اِلى ٍخ‬ ً


‫الؽ‬ ‫إً ََّّنىا بيعثٍ ي ى ى‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan
keshalihan akhlak.” (HR. Abu Hurairah r.a.).5

Selain pemahaman agama, generasi muda juga harus mempunyai


jiwa nasionalisme yang kuat sebagai bukti jati diri warga negara bangsa
Indonesia yang cinta tanah air.
Nasionalisme merupakan suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme
dalam bangsa menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki identitas dan
jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Nasionalisme melahirkan
sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa untuk menjadi bangsa yang
benar-benar merdeka. Harapan inilah yang membentuk kesadaran
masyarakat melawan segala bentuk penjajahan, penindasan, eksploitasi
dan dominasi.6
Pendidikan merupakan proses untuk menghasilkan out put yang
mengarah pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas
tinggi. Sehingga manusia dapat hidup mempertahankan eksistensinya
4
Jalaluddin Muhammad dan Jalaluddin Abdurrohman, Tafsir Jalalain,
(Surabaya: Darul Ulum, 2018), h. 111
5
Imam Ahmad, Al-Musnad, vol 2, h. 381
6
Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kyai: Kontruksi Sosial Berbasis Agama,
(Yogyakarta: LKIS, 2007), Cet. I, h. 28
4

dalam masyarakat yang terus berkembang. Kondisi masyarakat yang


plural menjadi sebuah tantangan bagi dunia pendidikan dalam
mengakomodir seluruh perbedaan tersebut.
Tujuan pendidikan dalam suatu bangsa disesuaikan dengan
kepentingan bangsa itu sendiri. Sebagaimana yang tercantum dalam UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal
3 yang menyatakan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional juga berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.7

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, berbagai


usaha telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya adalah pembaharuan
sistem pendidikan.
Pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan generasi muda
yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia
tetapi pendidikan juga harus mampu membentuk jiwa nasionalisme pada
setiap peserta didiknya. Manusia yang cerdas, berbudaya tanpa diimbangi
dengan rasa nasionalisme akan menghancurkan bangsa itu sendiri.
Bangsa Indonesia jangan sampai menjadi bangsa yang kehilangan jati
diri dan kepribadiannya karena tidak mampu mempertahankan apa yang

7
Undang-Undang Sisdiknas, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), h. 5-6
5

telah menjadi miliknya yang semata-mata hanya mengejar kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi semata.
Melenyapnya sifat-sifat kemanusiaan dalam masyarakat seperti
terjadinya korupsi, kekerasan, tindakan asusila, perusakan, perkelahian
massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif bahkan kelunturan rasa
nasionalisme bangsa. Masalah-masalah tersebut menandakan bahwa
pendidikan tidak cukup dengan aspek pengetahuan saja. Berbagai aksi
kerusuhan yang mewarnai dunia pendidikan seperti, tawuran antar pelajar
dan kenakalan-kenakalan remaja dan tindakan yang bernuansa sara
seolah membuktikan bahwa pentingnya pendidikan yang bersifat
humanistic yang lebih menekankan pada aspek moral dan nilai-nilai
kemanusiaan yang mengakui serta menghargai pluralitas.
Pendidikan tidak hanya didapatkan melalui pendidikan formal
saja, akan tetapi bisa didapatkan juga melalui pendidikan atau lembaga
non-formal, misalnya majelis sholawat. Disini penulis akan
menjelaskkan majelis sholawat yang menjadi objek penelitian.
Majelis sholawat yang bernamakan Majelis Cinta Rasul (MCR)
yang bersekretariatkan di dusun Jatibarang, Kabupaten Brebes
merupakan suatu majelis ilmu yang melakukan pendekatan terhadap
masyarakat melalui sholawat. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap
bulan di Masjid Al-Mujahidin Jatibarang.
Majelis sholawat ini memberikan dedikasi kepada masyarakat
untuk lebih mencintai Rasulullah dengan memperbanyak sholawat,
memperdalam pengetahuan Agama Islam dengan mengerjakan ibadah
serta amaliyah lainnya dan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.8
Dimana yang dahulunya masyarakat sekitar kurang mengerti
akan ajaran agama dan masih sering terjadinya tindak kriminal,

8
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009),
cet. I, h. 5-7
6

kerusuhan dan kurangnya kepedulian terhadap sesama. Dengan


diadakannya majelis ini masyarakat menjadi lebih religius dan
tertanam jiwa nasionalis karena merasa bahwa setiap manusia
memiliki hak dan kewajiban yang sama serta memiliki tujuan yang
sama yaitu menjadi hamba Allah yang diridhoi dan menjadi warga
negara yang baik .
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih dalam “Peran Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter
Religiusitas dan Nasionalisme Pemuda di Jatibarang”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang
masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat penulis
identifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya pengetahuan agama Islam masyarakat Jatibarang.
2. Rendahnya pengamalan ajaran Islam beserta sunnah-sunnahnya.
3. Kurangnya pemahaman pentingnya mengetahui risalah, dan
membaca sholawat kepada Rasulullah SAW.
4. Lunturnya karakter Islami karena dampak modernisasi.
5. Lunturnya rasa nasionalisme di kalangan pemuda.
6. Runtuhnya tata nilai dan karakter bangsa Indonesia.
7. Terkikisnya nilai-nilai patriotisme di kalangan pemuda.
8. Melenyapnya sifat-sifat kemanusiaan.
9. Merosotnya nilai-nilai moralitas di kalangan pemuda.
7

C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai uraian latar belakang dan identifikasi masalah
yang penulis sudah uraikan untuk menghindari pembahasan yang
terlalu luas maka penulis membatasi penelitian ini fokus pada: “Peran
Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter Religiusitas dan
Nasionalisme Pemuda”.

D. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan pembatasan masalah yang sudah
dipaparkan tersebut, maka permasalahan yang dibahas dapat penulis
rumuskan sebagai berikut yaitu: “Bagaimana Peran Majelis Sholawat
dalam Membangun Karakter Religiusitas dan Nasionalisme
Pemuda?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah peran majelis sholawat dalam membangun
karakter religiusitas dan nasionalisme pemuda di Jatibarang.
2. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian maka penulis berharap
penelitian ini dapat bermanfaat:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini semoga bermanfaat sebagai sarana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti
dalam mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah
kependidikan dan keagamaan dengan lebih mendalam.
8

b. Bagi Majelis Sholawat


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi majelis sholawat akan pentingnya peran
majelis sholawat dalam membentuk karakter religiusitas dan
nasionalisme pemuda, serta menumbuhkan semangat dalam
mempelajari ajaran agama Islam dan mencintai tanah air atau
hubbul wathon.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penyemangat
dalam mengembangkan khazanah keilmuan Islam terutama
kaitannya dalam kualitas ibadah dan pemahaman agama agar
lebih giat dalam mempelajarinya. Juga menjadi wasilah untuk
lebih mencintai dan selalu bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW.

F. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui dan melihat hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini maka penulis melihat ada beberapa sumber penelitian
yang relevan dan dapat dijadikan sebagai bahan telaah serta rujukan
oleh penulis yang bisa dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini
yaitu dintaranya sebagai berikut:
1. Dyah Sulistiani, NIM 11110244025. Mahasiswi Program Studi
Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015, menulis skripsi
dengan judul “Peran Sekolah dalam Membangun Karakter Jiwa
Nasionalis Siswa di SMA Negeri 10 Yogyakarta”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
9

dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan


Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peran sekolah
dalam membangun karakter jiwa nasionalis siswa adalah dengan
memberikan penanaman dan pelestarian nilai-nilai melalui
berbagai kegiatan pembiasaan pendidikan nasionalis untuk
menumbuhkan karakter jiwa nasionalis dalam diri siswa. Seluruh
warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan, dan
siswa mendukung pelaksanaan kegiatan pembiasaan. Salah satu
faktor penghambat pelaksanaan pembiasaan di sekolah adalah
masih terdapat siswa yang kurang bersungguh-sungguh mengikuti
kegiatan pembiasaan pendidikan nasionalis.
Persamaan skripsi Dyah Sulistiani dengan skripsi penulis
yaitu sama-sama membahas bagaimana membangun karakter jiwa
nasionalis pemuda. Sedangkan perbedaannya , jika Dyah Sulistiani
membahas peran sekolah. Maka penulis disini membahas peran
majelis sholawat dalam membangun karakter religiusitas pemuda.
2. Jamiin Nopri, NIM 11230066. Mahasiswa Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
tahun 2017, menulis skripsi dengan judul “Peran Majlis Dzikir dan
Sholawat Hidayatul Muhtadiin dalam Membangun Kesadaran
Beragama Terhadap Para Preman di kampung Jagalan”.
Upaya melakukan penyadaran adalah suatu tindakan dalam
bentuk kepedulian terhadap sesama bahwa sesama manusia harus
saling mengingatkan dan saling berbagi dalam hal kebaikan.
10

Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran sebuah majlis yang


melakukan penyadaran dengan kegiatan yang sekiranya bisa
mengalih fungsikan hati dan perilaku seseorang dari perilaku yang
jahat menjadi baik.
Dalam penelitian ini penyusun menggunakan penelitian
Deskriptif Kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan suatu masalah secara obyektif dan akurat pada
masalah-masalah yang diteliti. Adapun hasil penelitiannya, yaitu
majlis dzikir dan sholawat ini dapat meningkatkan kesadaran serta
keagamaan para preman, para jama‟ah lebih aktif dalam beribadah
baik di dalam kegiatan maupun di luar kegiatan dan setelah
mengikuti majlis dzikir dan sholawat para preman dapat
meninggalkan kebiasaan buruknya.
Persamaan skripsi Jamiin Nopri dengan skripsi penulis yaitu
sama-sama melakukan penelitian terhadap majelis sholawat akan
perannya dalam membangun kesadaran beragama. Sedangkan
perbedaannya, jika skripsi Jamiin Nopri objeknya adalah preman
kampung Jagalan. Maka skripsi penulis objeknya adalah pemuda
kampung Jatibarang.
3. Ummu Faizah, NIM. F52916020. Mahasiswa Pascasarjana Program
Studi Islam dan Kepemudaan, Fakultas Dirasah Islamiyah,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2018,
menulis tesis dengan judul “Kontribusi Majelis Shalawat Al-
Wasilaa dalam Merubah Kepribadian Pemuda di Desa Dukuh
Mencek Sukorambi Jember”.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
pengumpulan data pengamatan dan wawancara. Data yang diperoleh
kemudian disajikan secara deskriptif menggunakan teori peran Biddle
11

dan Thomas. Data dianalisis menggunakan analisis Miles and


Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi kepribadian
pemuda di Desa Dukuh Mencek Sukorambi Jember sebelum
mengenal majelis Shalawat Al-Wasilaa mengalami degradasi moral,
terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai
seorang pemuda. Adanya kegiatan shalawat Al-Wasilaa memberikan
dampak yang sangat baik untuk perubahan kepribadian pemuda dari
sikap dan perilakunya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan majelis
shalawat Al-Wasilaa yaitu membentuk generasi muda yang kreatif,
bersolidaritas tinggi, berakhlak mulia dan bertaqwa. Selain itu
kegiatan ini juga mengubah pola fikir pemuda tentang sikap atau
perilaku mereka yang baik dari hasil meneladani Nabi Muhammad
SAW.
Persamaan skripsi Ummu Faizah dengan skripsi penulis yaitu
sama-sama mengkaji peran majelis sholawat terhadap karakter atau
kepribadian pemuda. Sedangkan perbedaannya, jika Ummu Faizah
hanya membahas kepribadian atau karakter pemudanya saja. Maka,
penulis disini membahas juga cara membangun jiwa nasionalisme
pemuda.
4. Okta Muslamida, NIM 1441040066. Mahasiswa Program Studi
Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2018, menulis
skripsi dengan judul “Peranan Majelis Taklim Raudhatul Huda
dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Pada Lanjut Usia
(Lansia) di Desa Datar Lebar Kabupaten Muara Enim Sumatera
Selatan”.
12

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan


objek penelitian lapangan yang bersifat deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 46 orang dan sampelnya berjumlah 9 orang
menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan alat
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Metode wawancara adalah alat utama
pengumpulan data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peranan majelis
taklim Raudhatul Huda mampu meningkatkan perilaku keagamaan
pada lanjut usia cukup positif. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pengajian adalah sebagian lansia tidak dapat sepenuhnya
mendengarkan ceramah karena faktor umur. Sedangkan faktor
pendukungnya adalah jiwa kebersamaan lansia yang saling
memotivasi untuk tetap mengikuti pengajian tersebut.
Persamaan skripsi Okta Muslamida dengan skripsi penulis
yaitu sama-sama ingin mengetahui peran majelis dalam peningkatan
perilaku keagamaan. Sedangkan perbedaannya, jika Okta Muslamida
objeknya adalah lansia. Maka, objek dalam skripsi penulis adalah
pemuda.
5. Brian Mitra Negara, NIM B71214083. Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2018,
menulis skripsi dengan judul “Pesan Dakwah Habib Luthfi Bin
Yahya dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Jama’ah Kanzus
Sholawat (Analisis Semiotik)”.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif
dengan menggunakan analisis Semiotik Charles Sander Peirce.
Sedangkan pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
13

fenomenologi, didalam pengumpulan data peneliti menggunakan


teknik wawancara, dokumentasi dan observasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pesan dakwah dengan
menanamkan jiwa nasionalis pada masyarakat agar masyarakat tetap
patuh kepada Tuhan YME, mengikuti jejak Rasul dan memiliki
integritas kepada Negara.
Persamaan skripsi Brian Mitra Negara dengan skripsi penulis
yitu sama-sama penelitian dalam upaya membangun jiwa
nasionalisme. Sedangkan perbedaannya, jika skripsi Brian Mitra
Negara melakukan penelitian terhadap jama‟ah kanzus sholawat.
Maka penulis melakukan penelitian terhadap jama‟ah Majelis Cinta
Rasul Jatibarang-Brebes.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta terbitan
tahun 2017. Untuk lebih jelas dalam penelitian ini, maka hasil akhir dari
penelitian ini dibagi menjadi 5 bab tiap-tiap bab nya terdiri dari sub-sub
rincian, sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan:
Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka Teori:
Pada bab ini pembahasan yang mencakup landasan teoritis di
dalamnya untuk mendukung penulisan skripsi ini yaitu tentang
pengertian peran, gambaran umum majelis sholawat, karakter religiusitas
dan nasionalisme, hakikat pemuda.
14

Bab III Metodologi Penelitian:


Berisi tentang uraian menjelaskan secara rinci tentang tahapan-
tahapan suatu penelitian dilakukan, yang mencakup yaitu tempat dan
waktu penelitian, metode penelitian, sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian, teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian:
Meliputi kajian dan gambaran umum tentang Majelis Cinta Rasul
Jatibarang, kegiatan yang dilakukan di Majelis Cinta Rasul, metode yang
digunakan dalam kegiatan di Majelis Cinta Rasul, implementasi kegiatan
pembelajaran agama di Majelis Cinta Rasul.
Bab V Penutup:
Pada bab ini penjelasan yang mencakup pemaparan akhir dari
pembahasan penelitian ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian.
88

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian dan analisa dari hasil penelitian tentang
Peran Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter Religiusitas dan
Nasionalisme Pemuda Jatibarang – Brebes, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa peran Majelis Cinta Rasul (MCR) sangat berpengaruh
terhadap pembentukan karakter religius dan jiwa nasionalis pada generasi
muda.
Dengan adanya Majelis Cinta Rasul (MCR) generasi muda lebih
tergerak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kerohanian seperti aktif
dalam pengajian-pengajian, aktif dalam menghidupkan masjid-masjid
dan mushola-mushola dengan sholat berjama‟ah dan membaca sholawat
barzanji atau diba‟i setiap malam jum‟at. Karakter ramah dan sopan juga
terbentuk pada generasi muda setelah mengikuti kegiatan di Majelis
Cinta Rasul (MCR). Mereka kini semakin akrab dengan sholawat-
sholawat yang disenandungkan dengan alat musik rebana/hadroh, bahkan
mereka sangat aktif dan sering mengikuti perlombaan rebana/hadroh.
Dewasa ini, mereka semakin paham bahwa perbedaan bukanlah
suatu hal yang untuk diperdebatkan, melainkan untuk ditoleransi selagi
tidak saling merugikan. Rasa cinta kepada Indonesia semakin tertanam
kuat dibuktikan dengan generasi muda harus semakin berprestasi, tidak
memakai narkoba, dan menjaga keutuhan NKRI dengan tidak melakukan
tawuran atau keributan.

88
89

Hal ini semakin diperkuat dengan adanya peran ulama yang selalu
memberikan nasehat-nasehat kepada masyarakat agar senantiasa menjadi
manusia yang baik. Berkat bimbingan dan doanya serta usaha bersama,
Allah SWT. meridhoi kita menjadi manusia yang berakhlaq mulia dan
dijadikan bangsa yang aman dan damai.

B. SARAN
1. Dalam proses menyampaikan materi dakwah hendaknya penceramah
selalu melaksanakan perannya sebaik mungkin sebagai motivator
masyarakat yang beragama muslim dalam mencapai tujuannya untuk
menjadi manusia yang sebaik-baiknya di mata Allah SWT. Kemudian
evaluasi sangat penting guna mengetahui sampai dimana tingkat
pemahaman jama‟ah Majelis Cinta Rasul (MCR) dalam menangkap
poin-poin penting yang diajarkan dalam Majelis Cinta Rasul (MCR).
2. Untuk panitia pelaksana Majelis Cinta Rasul (MCR) agar senantiasa
semangat dan terus mencari ide atau gagasan baru supaya Majelis
Cinta Rasul (MCR) semakin berkembang. Kekurangan sarana dan
prasarana dapat dicarikan solusinya dengan musyawarah dengan
warga atau dibuatkan proposal bantuan dana.
3. Untuk para jama‟ah Majelis Cinta Rasul (MCR) khususnya generasi
mudanya, semoga semakin istiqomah dalam ibadah dan hal-hal
kebaikan, wujud cinta kepada NKRI semakin kuat dibuktikan dengan
semakin dewasanya kepribadian dan pemahaman terhadap kerukunan
dan kedamaian negara serta generasi muda yang semakin berprestasi
baik dibidang akademik maupun non akademik.
90

4. Khususnya untuk penulis semoga selanjutnya dapat memperdalam


terkait dengan hal-hal yang dapat membangun akhlaq atau karakter
religius dan jiwa nasionalis pemuda, agar kesatuan hal tersebut
tidak luntur oleh zaman yang kian berubah.

90
91

DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur‟an dan Terjemahnya.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya. 2006.
Ahmad, Imam. Al-Musnad. vol 2.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Suatu Penelitian Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.


Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2001.

Abdullah, Taufik . Pemuda dan Perubahan Social. Jakarta: LP3CS. 1974.

Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung:


Mizan. 1997.

Alfian. Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta:


UI-Press. 1986.

Ancok, Djamaludin & Fuat N. Suroso. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar. 2008.

Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Berry, David. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada. 1995.

Bin Ibad, Shahib. al-Muhith fi al-Lughah, Beirut: Alam al-Kitab, 1414 H.

Borba, Michele. Membangun Kecerdasan Moral: Tujuh Kebajikan Utama


Untuk Membentuk Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988.

91
92

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Pustaka. 1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa


Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama. 2008.

Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Rajawali Press.
2014.

Herdiawanto, Heri & Jumanta Hamdayana. Cerdas, Kritis, dan Aktif


Berwarganegara. Jakarta: Erlangga. 2010.

Hidayat, Komarudin & Aryumardi Azra. Demokrasi, HAM dan


Masyarakat Madani. Jakarta Selatan : ICCE UIN Syarif
Hidayatullah. 2003.

HR. an-Nasa‟I (no. 1297). Ahmad (3/102 dan 261). Ibnu Hibban (no.
904) dan al-Hakim (no. 2018). dishahihkan oleh Ibnu Hibban
rahimahullah. al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh
adz-Dzahabi rahimahullah juga oleh Ibnu Hajar rahimahullah
dalam “Fathul Baari” (11/168) dan al-Albani rahimahullah
dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).

Huda, Sokhi. Tasawuf Kultural: Fenomena Sholawat Wahidiyah.


Yogyakarta: LkiS. 2008.

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


2010.

J. Bruno, Frank. Kamus Istilah Kunci Psikologi. Yogyakarta: PT.


Kanisius. 1989.

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya. 2006.

Khozin. Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: UMM


PRESS. 2006.
93

Lickona, Thomas. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana


Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan
Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.

Majid, Abdul. Pendidkan Agama Islam (KBK 2004). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2004.
Maksudin. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2013.

Ma‟mur Asmani, Jamal. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter


di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. 2011.

Mawardi, Kholid. “Shalawat Pembelajaran Akhlak Anak Kalangan


Tradisional”. Pasuruan: Insania. 2009.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara 2010.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


2000.

Muhammad, Jalaluddin dan Jalaluddin Abdurrohman. Tafsir Jalalain.


Surabaya: Darul Ulum. 2018.
MK, Muhsin. Manajemen Majelis Taklim. Jakarta: Pustaka Intermasa. 2009.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2001.

Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1995.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2002.

Samani, Muchlas & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
94

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.


Kencana. 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.


Bandung: Alfabeta. 2016.

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2001.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 1996.

Undang-Undang Sisdiknas. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Sinar Grafika. 2003.

Warson Munawir, Ahmad. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka


Progressif. 1997.

Wawancara Ketua Majelis Cinta Rasul Jatibarang-Brebes, dengan


Bapak Yunito Ilham Setiawan, Brebes: 28 Maret 2019.

Wawancara Penceramah Majelis Cinta Rasul Jatibarang-Brebes,


dengan Abuya Syech Sholeh Basalamah, Brebes: 14 Juni
2019.

Wawancara Masyarakat, dengan Khodijah, Brebes: 28 Maret 2019.

Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun


Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2012.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan


Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana. 2017.

Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya


dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011.
BIODATA PENULIS

Nur Antikah Labiq, lahir di Kabupaten Brebes pada


tanggal 06 Mei 1996. Anak ke-2 dari tiga bersaudara
dari pasangan suami istri Bapak Nahrowi dan Ibu
Mu‟awanah.

Tempat tinggal di Jl. Masjid Al-Mujahidin No: 67,


RT: 01/RW: 03, Desa. Jatibarang Kidul, Kec. Jatibarang, Kab. Brebes.

Penulis memulai pendidikannya di TK Muslimat NU Masyithoh


Jatibarang pada usia 5 tahun dan pada usia 6 tahun meneruskan
pendidikannya di SD Negeri 01 Jatibarang, setelah itu penulis
melanjutkan pendidikannya di MTs. Asy-Syafi‟iyyah Brebes
berlangsung sampai jenjang berikutnya yaitu di MA. Asy-Syafi‟iyyah
Brebes. Penulis menyelesaikan masa pembelajaran pada tahun 2014 M.

Pendidikan non-formal penulis yaitu sebagai santri Pon-Pes KHAS


Kempek Palimanan Cirebon dan melanjutkan di Pon-Pes Tahfidz
Ummu Al-Mahasin Brebes.

Adapun kegiatan organisasi yang pernah penulis ikuti adalah sebagai


anggota pada lembaga bimbingan tilawah di MTs. Asy-Syafi‟iyyah
Brebes, sebagai ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Pramuka
tingkat Bantara, PMR (Palang Merah Remaja dan menjadi ketua
organisasi seni Islam Syifaul Qulub di MA. Asy-Syafi‟iyyah Brebes.

Pada tahun 2015, penulis melanjutkan program pendidikan jenjang S1 di


Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, fakultas Tarbiyah, jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI).
Seiring berjalannya waktu tentunya banyak sekali pengalaman yang
penulis dapatkan berserta ilmu-ilmu selama belajar di Institut Ilmu Al-
Qur‟an Jakarta ini, mulai dari ilmu agama, ilmu tentang Al-Qur‟an,
Tafsir, Qira‟at, Rasm Utsmani, Fiqih dan lain sebagainya.

Penulis merasa bahagia karena diberikan kesempatan untuk belajar di


Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, karena IIQ memiliki ciri khas
yaitu memiliki dan mengutamakan program tahfidz. Sehingga
Mahasiswi IIQ selain mendapatkan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh para
Dosen, juga dapat menghafal Al-Qur‟an.

Harapan penulis kepada Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang


tercinta, semakin berkarya dan semoga dapat terus mencetak generasi
Qur‟ani, sehingga kelak mampu menjadi pusat lembaga riset keilmuan
Islam dan Al-Qur‟an. Aamiin …

Anda mungkin juga menyukai