Peranan Majelis Shalawat Karakter Religiusitas Brebes
Peranan Majelis Shalawat Karakter Religiusitas Brebes
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Oleh:
Siti Istiqomah, M. Pd
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing
Siti Istiqomah, M. Pd
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Pembimbing
Siti Istiqomah, M. Pd
ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
NIM : 15311552
Penulis
NIM. 15311552
iii
MOTTO
iv
بسم هللا الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Kemuliaan, Maha Pemberi
Rizki, Maha Pemberi Kekuatan, Maha Mengabulkan, Maha Mendengar, Maha
Semesta Alam yang hanya kaepada-Nya tempat meminta dan memohon segala
sesuatu.
1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Hj. Huzaemah
Tahido Yanggo, MA.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Esi
Hairani, M. Pd.
3. Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, Ibu Reksiana, MA. Pd.
4. Ibu Siti Istiqomah, M. Pd. Pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis.
5. Untuk yang teristimewa Abah dan Umi yang tercinta dan tersayang, Abah
Nahrowi dan Umi Mu‟awanah yang telah banyak memberikan
v
segala motivasi serta do‟anya dengan setulus hati kepada ananda serta
memberikan segala pengorbanan dan dukungannya. Ananda berharap ridho
atas segala perjuangannya untuk Abah dan Umi tercinta semoga Allah
SWT. membalasnya dengan kebaikan di syurga-Nya nanti.
12. Kepada seluruh Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta angkatan
tahun 2015 yang telah menjadi saksi sejarah perjalanan perjuangan
merantau di Jakarta yang tak bisa disebutkan satu persatu yang penulis
vi
sayangi, kepada sahabat dan teman-teman saling memberikan support, do‟a,
bara semangat, berbagi, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya semoga Allah SWT. selalu menjadikan kita saudara
sampai akhirat.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas doa,
motivasi bantuan dan perhatiannya yang tulus dan ikhlas.
Penulis
NIM. 15311552
vii
DAFTAR ISI
viii
c. Nilai-nilai Karakter yang Harus Ditanamkan ........... 31
2. Religiusitas ...................................................................... 37
a. Pengertian Religiusitas.............................................. 37
b. Dimensi Religiusitas ................................................. 40
3. Nasionalisme ................................................................... 42
a. Pengertian Nasionalisme ........................................... 42
b. Karakteristik Nasionalisme ....................................... 47
c. Jenis-jenis Nasionalisme ........................................... 48
d. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia ............... 49
D. Hakikat Pemuda .................................................................... 50
ix
BAB V PENUTUP................................................................................. 89
A. Kesimpulan .......................................................................... 89
B. Saran .................................................................................... 90
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
ر :r ؼ :f
xi
2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fathah :a آ :â ْي... : ai
Kasrah :i ي :î ْو... : au
Dhammah :u و:û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( )الqamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
البقرة : al-Baqarah
الرجل
ّ : ar-Rajul
الشس
ّ : asy-Syams
السيدة
ّ : as-Sayyidah
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
ّ sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
(ّ),
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid.
xii
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berlaku
ditengah kata, diakhir
kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
آمنّا اِب َّللا : Âmannâ billâhi
َ
الس َف َهاءُّ َآم َن : Âmana as-Sufahâ‟u
إا َن الَ اذيْ َن : Inna al-ladzîna
الرّك اع
ُّ َو : wa ar-rukka‟i
d. Ta Marbuthah ()ة
“h”.
Contoh:
اْلفْئا َدةا
ْا : al-Af‟idah
اْل ْلََاميَة
الَ اام َةة ْا
ْ : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah
Sedangkan ta marbuthah ( )ةyang diikuti atau disambungkan
xiii
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih
aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan
ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan
kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama
diri, bukan kata sandangnya.
Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an,
Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya
xiv
ABSTRAKSI
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maha suci Allah SWT. yang telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sebaik-baiknya di muka bumi ini melebihi makhluk
lainnya. Karena manusia diberi potensi akal dan pikiran untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu
Allah SWT. menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi agar
potensi tersebut bisa berkembang dengan baik. Manusia berkewajiban
untuk menuntut ilmu guna memperluas pemikiran dan wawasannya, baik
yang menyangkut masalah dunia maupun akhirat, sehingga ia menjadi
manusia yang berakhlak dan berilmu.1
Agama Islam mengharuskan umatnya menghayati ajaran agama
yang bersumberkan pada Al-Qur‟an dan Hadis. Begitu pula dalam
Pendidikan Agama Islam, tidak hanya ditujukan untuk memperoleh ilmu
(knowledge) dan keterampilan (skill) saja, tetapi yang lebih penting dari
itu semua adalah penanaman sikap (attitude) yang positif. Karena
Pendidikan Agama Islam penuh dengan nilai-nilai yang tidak dapat
digambarkan dengan betul atau salah, baik atau buruk, percaya atau tidak
percaya dan suka atau tidak suka.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan ke arah
penghayatan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menyadarkan
manusia terhadap hubungannya dengan Allah SWT, mendorong dan
membimbing untuk beribadah kepada Allah SWT. dan menyadarkan
1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 68
1
2
2
Abdul Majid, Pendidkan Agama Islam (KBK 2004), (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 130
3
QS. Al- Ahzab [33]:56, (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009),
h. 426
3
7
Undang-Undang Sisdiknas, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), h. 5-6
5
8
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009),
cet. I, h. 5-7
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang
masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat penulis
identifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya pengetahuan agama Islam masyarakat Jatibarang.
2. Rendahnya pengamalan ajaran Islam beserta sunnah-sunnahnya.
3. Kurangnya pemahaman pentingnya mengetahui risalah, dan
membaca sholawat kepada Rasulullah SAW.
4. Lunturnya karakter Islami karena dampak modernisasi.
5. Lunturnya rasa nasionalisme di kalangan pemuda.
6. Runtuhnya tata nilai dan karakter bangsa Indonesia.
7. Terkikisnya nilai-nilai patriotisme di kalangan pemuda.
8. Melenyapnya sifat-sifat kemanusiaan.
9. Merosotnya nilai-nilai moralitas di kalangan pemuda.
7
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai uraian latar belakang dan identifikasi masalah
yang penulis sudah uraikan untuk menghindari pembahasan yang
terlalu luas maka penulis membatasi penelitian ini fokus pada: “Peran
Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter Religiusitas dan
Nasionalisme Pemuda”.
D. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan pembatasan masalah yang sudah
dipaparkan tersebut, maka permasalahan yang dibahas dapat penulis
rumuskan sebagai berikut yaitu: “Bagaimana Peran Majelis Sholawat
dalam Membangun Karakter Religiusitas dan Nasionalisme
Pemuda?”.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui dan melihat hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini maka penulis melihat ada beberapa sumber penelitian
yang relevan dan dapat dijadikan sebagai bahan telaah serta rujukan
oleh penulis yang bisa dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini
yaitu dintaranya sebagai berikut:
1. Dyah Sulistiani, NIM 11110244025. Mahasiswi Program Studi
Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015, menulis skripsi
dengan judul “Peran Sekolah dalam Membangun Karakter Jiwa
Nasionalis Siswa di SMA Negeri 10 Yogyakarta”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
9
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta terbitan
tahun 2017. Untuk lebih jelas dalam penelitian ini, maka hasil akhir dari
penelitian ini dibagi menjadi 5 bab tiap-tiap bab nya terdiri dari sub-sub
rincian, sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan:
Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka Teori:
Pada bab ini pembahasan yang mencakup landasan teoritis di
dalamnya untuk mendukung penulisan skripsi ini yaitu tentang
pengertian peran, gambaran umum majelis sholawat, karakter religiusitas
dan nasionalisme, hakikat pemuda.
14
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian dan analisa dari hasil penelitian tentang
Peran Majelis Sholawat dalam Membangun Karakter Religiusitas dan
Nasionalisme Pemuda Jatibarang – Brebes, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa peran Majelis Cinta Rasul (MCR) sangat berpengaruh
terhadap pembentukan karakter religius dan jiwa nasionalis pada generasi
muda.
Dengan adanya Majelis Cinta Rasul (MCR) generasi muda lebih
tergerak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kerohanian seperti aktif
dalam pengajian-pengajian, aktif dalam menghidupkan masjid-masjid
dan mushola-mushola dengan sholat berjama‟ah dan membaca sholawat
barzanji atau diba‟i setiap malam jum‟at. Karakter ramah dan sopan juga
terbentuk pada generasi muda setelah mengikuti kegiatan di Majelis
Cinta Rasul (MCR). Mereka kini semakin akrab dengan sholawat-
sholawat yang disenandungkan dengan alat musik rebana/hadroh, bahkan
mereka sangat aktif dan sering mengikuti perlombaan rebana/hadroh.
Dewasa ini, mereka semakin paham bahwa perbedaan bukanlah
suatu hal yang untuk diperdebatkan, melainkan untuk ditoleransi selagi
tidak saling merugikan. Rasa cinta kepada Indonesia semakin tertanam
kuat dibuktikan dengan generasi muda harus semakin berprestasi, tidak
memakai narkoba, dan menjaga keutuhan NKRI dengan tidak melakukan
tawuran atau keributan.
88
89
Hal ini semakin diperkuat dengan adanya peran ulama yang selalu
memberikan nasehat-nasehat kepada masyarakat agar senantiasa menjadi
manusia yang baik. Berkat bimbingan dan doanya serta usaha bersama,
Allah SWT. meridhoi kita menjadi manusia yang berakhlaq mulia dan
dijadikan bangsa yang aman dan damai.
B. SARAN
1. Dalam proses menyampaikan materi dakwah hendaknya penceramah
selalu melaksanakan perannya sebaik mungkin sebagai motivator
masyarakat yang beragama muslim dalam mencapai tujuannya untuk
menjadi manusia yang sebaik-baiknya di mata Allah SWT. Kemudian
evaluasi sangat penting guna mengetahui sampai dimana tingkat
pemahaman jama‟ah Majelis Cinta Rasul (MCR) dalam menangkap
poin-poin penting yang diajarkan dalam Majelis Cinta Rasul (MCR).
2. Untuk panitia pelaksana Majelis Cinta Rasul (MCR) agar senantiasa
semangat dan terus mencari ide atau gagasan baru supaya Majelis
Cinta Rasul (MCR) semakin berkembang. Kekurangan sarana dan
prasarana dapat dicarikan solusinya dengan musyawarah dengan
warga atau dibuatkan proposal bantuan dana.
3. Untuk para jama‟ah Majelis Cinta Rasul (MCR) khususnya generasi
mudanya, semoga semakin istiqomah dalam ibadah dan hal-hal
kebaikan, wujud cinta kepada NKRI semakin kuat dibuktikan dengan
semakin dewasanya kepribadian dan pemahaman terhadap kerukunan
dan kedamaian negara serta generasi muda yang semakin berprestasi
baik dibidang akademik maupun non akademik.
90
90
91
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
91
92
Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Rajawali Press.
2014.
HR. an-Nasa‟I (no. 1297). Ahmad (3/102 dan 261). Ibnu Hibban (no.
904) dan al-Hakim (no. 2018). dishahihkan oleh Ibnu Hibban
rahimahullah. al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh
adz-Dzahabi rahimahullah juga oleh Ibnu Hajar rahimahullah
dalam “Fathul Baari” (11/168) dan al-Albani rahimahullah
dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).
Majid, Abdul. Pendidkan Agama Islam (KBK 2004). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2004.
Maksudin. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2013.