SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat dan Tugas-
Tugas Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teologi Program Studi Teologi
Kependetaan di Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang
Oleh:
NIM: 118560
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
(Studi Kasus)
Ditulis oleh:
Misel Kasenda
NIM: 118560
Skripsi ini telah dipertahankan oleh Penulis dalam Sidang Ujian Skripsi pada
Senin, 18 Mei 2020
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR DEWAN PENGUJI SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
(Studi Kasus)
i
Ditulis oleh:
Misel Kasenda
NIM: 118560
Ketua,
Anggota:
Penguji I Penguji II
ii
SKRIPSI ini didedikasikan untuk
Motto
i
BERSYUKURLAHDALAMSEGALAHAL
iii
KATA PENGANTAR
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
i
banyak Terima Kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak
1. Bapak Pdt. Dr. Ir. Samuel Sianto M.Th. dan Ibu Dra. Ngirana Prima Wati, M.A.
masing-masing selaku Ketua Dewan Pembina dan Ketua Yayasan Tri Manunggal
Eka
2. Bapak Pdt. Dr. Adriaan M.F. Wakkary, M.Th. selaku Ketua STT Yestoya
3. Bapak Pdt. Dr. Roike R. Kowal, M.PdK. selaku Wakil Ketua I STT Yestoya,
4. Ibu Ratri Kusuma Wijaya, S.E., M.Th. selaku Wakil Ketua II STT Yestoya, dan
5. Bapak Pdt. Jefri Wungow, M.Th. selaku Wakil Ketua III STTYestoya
6. Ibu Pdt. Ilona O. Karamoy, M.Th., selaku Wakil Ketua IV STT Yestoya, dan
9. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dalam segala hal dan
yang senantiasa mendoakan sehingga tugas akhir ini bisa dikerjakan dengan
baik.
iv
10. Kepada someone special, teman dekat penulis yang selalu setia memberikan
baik.
i
11. Sahabat-sahabat penulis, para orang hebat Gerald Rivaldo, Serlon Paulus,
Jeffanto Eluama, Fifi Kristiani Gulo, Kezia Yunike, Andreas Christian dan
rekan yang lainnya yang selalu membantu dalam mengerjakan tugas akhir
ini.
… segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
Misel Kasenda
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
i
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................................38
B. Lokasi Penelitian................................................................................. 39
C. Fokus Penelitian..................................................................................39
D. Pemilihan Informan.............................................................................40
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 40
F. Analisis Data dan Penafsiran Data...................................................42
A. Kesimpulan.........................................................................................60
B. Saran...................................................................................................63
KEPUSTAKAAN............................................................................................... 65
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Sabat berarti perhentian atau istirahat. Itu adalah satu kata Ibrani
yang diadopsi. Ketika orang Ibrani menggunakan kata „Sabat‟, kata itu
membawa pikiran mereka kepada makna yang sama dengan kata „Istirahat‟.
Allah beristirahat bukan karena Allah lelah secara fisik, kita harus mengerti
bahwa Allah adalah Roh, jadi perhentian ini bukanlah perhentian karena
keletihan secara fisik tetapi karena segala pekerjaan Allah dalam karya
Karena hari Sabat adalah hari yang dikuduskan Tuhan Allah maka orang
Kristen berpandangan bahwa hidup mereka juga harus kudus pada hari itu,
Sabat adalah hari dimana umat Allah berhenti beristirahat ketika pekerjaan
atau segala rutinitas harian telah selesai maka, saat itulah harusnya umat
Allah mengkhususkan waktu untuk Sabat. Dalam pengertian ini Sabat adalah
pujian dan penyembahan dalam Roh dan Kebenaran. Jika makna Sabat
dipahami dengan benar maka orang Kristen akan mengerti bahwa menjaga
kekudusan hidup harus dilakukan setiap hari dan bukan pada hari Sabat atau
Dalam penulisan ini, penulis mendapati kasus ternyata saat ini masih
1 Ellet Joseph Waggoner, Tiga Sabat: Mengungkap Makna dan Hakikat di Balik Hari
Ibadah, (Minahasa Utara: Eden Way Publishing, 2001), 12.
1
2
banyak sekali orang Kristen yang belum mengerti makna hari Sabat dengan
benar. Penulis menyoroti salah satu gereja di Mojokerto yaitu, GPdI Dadapan
Jetis Mojokerto ternyata jemaat disana masih ada yang menganggap bahwa
untuk menjaga kekudusan hidup hanya khusus hari minggu saja karena hari
itu adalah hari Sabat atau hari Perhentian yang dikuduskan Allah.
Dari konsep pemahaman yang kurang tepat ini maka penulis memutuskan
berdasarkan landasan Alkitab sehingga tidak ada lagi pandangan yang keliru
berkaitan dengan hari Sabat di jemaat GPdI Dadapan Jetis Mojokerto. Penulis
berpandangan bahwa dalam kasus ini peranan seorang hamba Tuhan atau
atau konsep dasar yang benar karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
jemaat.
Hari Sabat adalah suatu tema yang utama dan sering diperdebatkan dalam
tema ini memiliki muatan teologis yang kental maka dari tema ini muncul
pengajaran yang sangat beragam, serta tidak banyak juga yang saling
sehingga tidak lagi terikat dengan perintah yang ada dalam Dekalog. Ada juga
dalam kumpulan orang yang akan menerima hukuman kekal. 3 Sedangkan ada
juga kelompok lain yang berdiri di tengah-tengah kedua kubu tersebut yang
menerapkan perintah
penafsiran makna dari hari Sabat di dalam Alkitab. Untuk itu, Skripsi ini akan
sesama orang Kristen saling menyalahkan serta ada juga kelompok orang
yang hanya menjaga kesucian atau kekudusan hidup pada hari Sabat saja.
Lewat tulisan ini penulis akan mencoba memberikan makna dari hari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
dalam beribadah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis.
2. Bagi Gereja.
F. Metode Penelitian
yaitu dengan metode wawancara dan menggunakan sumber data dari buku
serta internet, untuk menghasilkan data yang valid, objektif dan dapat
ini dilakukan secara interktif dan langsung secara terus menerus sampai
G. Hipotesa
Hipotesa adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk
pengertian di atas, maka penulis membuat suatu hipotesa “Makna hari Sabat
demikian, para hamba Tuhan serta Gereja harus memberikan pengerti dan
bimbingan yang benar berkaitan dengan tema ini sesuai dengan Teologi
H. Definisi Istilah
1. Dekalog
Allah, Dasa Titah, satu kumpulan prinsip biblika terkait etika dan ibadah dalam
untuk hubungan kovenan antara Allah dan Israel; Dekalog lebih baik disebut
penyembahan.7
2. Pengaruh
Diartikan sebagai daya yang timbul dari sesuatu, orang atau benda
3. Kesetiaan
4. Ibadah
8 Desi Anwar, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), 318.
9 . John Garmo, Ph.D., Developing Character: Teacher‟s Guide, (America: Character
Solutions International, 2011), 95.
7
tobat dan doa permohonan. Ibadah merupakan liturgi yang berpusat kepada
I. Sistematika Penulisan
berikut.
Secara keseluruhan, bagian ini terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Bab II, berisi landasan teori yang menjadi acuan penulisan ini, berupa
teori yang berisi Makna hari Sabat dalam Alkitab, makna hari Sabat menurut
Perjanjian Lama, makna hari Sabat menurut Perjanjian Baru, makna hari
Sabat bagi orang percaya, serta penjelasan makna menurut Keluaran 20:8-11
Penulis dan Waktu Penulisan, Tujuan Penulisan, Latar Belakang Sosial, Latar
Belakang Politik, Latar Belakang Agama, Garis Besar Kitab Keluaran, Ciri
Penelitian.
Para ahli memberikan lima teori tentang sumber di luar Alkitab yang
menjadi asal-usul hari Sabat, yaitu: Babylonian Origin, Lunar Origin, Kenite
Origin, Socioeconomic Origin dan Calendar Origin.11 Dari kelima teori di atas
tidak satu pun memiliki dasar argumentasi yang meyakinkan untuk diterima,
makna hari Sabat adalah Alkitab. Secara epistemologis, istilah “hari Sabat”
dalam Alkitab pertama kali muncul di Keluaran 16:22-30 ketika orang Israel
berada di padang gurun Sin. Saat itu Allah memberikan manna kepada bangsa
Israel sebagai makanan harian dan lewat Musa memerintahkan mereka untuk
memungutnya setiap hari, kecuali hari ketujuh yang oleh Allah disebut sebagai
disejajarkan dengan tindakan Allah berhenti dari karya penciptaan pada hari
ketujuh (Kej. 2:1-3),13 serta dianggap sebagai persiapan bagi umat Israel
menerima perintah untuk menjalankan hari Sabat lewat Dekalog yang akan
9
9
dari Allah pada masa penciptaan alam semesta dan disampaikan kepada
bangsa Israel serta diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain sampai
tema hari Sabat, dapat ditemukan sebuah pokok pikiran utama yang dapat
mengakomodasi makna hari Sabat, yakni hari Sabat adalah hari perhentian.
Lama.16 Konsep ini muncul dengan jelas dalam teks pertama di dalam Alkitab
yang memperkenalkan tema hari Sabat kepada bangsa Israel di Keluaran 16:21-
30. Dalam bagian ini, hari Sabat diperkenalkan sebagai hari perhentian penuh
(ay. 23), yakni hari di mana orang Israel tidak boleh melakukan pekerjaan dapur
(yakni membakar dan memasak), tidak perlu keluar untuk memungut manna (ay.
26), dan tidak boleh meninggalkan tempat tinggalnya (ay. 29). Alasan perhentian
ini adalah selama enam hari sebelumnya orang Israel sudah melakukan semua
kegiatan tersebut,sehingga hari ketujuh adalah hari perhentian bagi mereka (ay.
22, 26). Konsep perhentian juga menjadi alasan bagi bangsa Israel untuk
menjalankan hari Sabat dalam perintah keempat dari Dekalog (Kel. 20:8-11; Ul.
5:12-15). Dalam perintah ini, Allah memerintahkan bangsa Israel beserta seisi
rumahnya (dari istri, anak cucu, hamba, sampai kepada ternak) untuk tidak
bekerja pada hari ketujuh (Kel. 20:10; Ul. 5:14). Selain itu, perintah untuk
membajak (Kel. 34:21), larangan untuk melakukan transaksi jual beli di kota
masuk kota Yerusalem (Yer. 17:22), dari beberapa teks di atas dapat disimpulkan
bahwa hari Sabat identik dengan hari perhentian yang disimpulkan dengan istilah
harus memiliki perhentian pada hari Sabat. Alasan pertama terdapat dalam
tindakan-Nya berhenti dari karya penciptaan alam semesta pada hari ketujuh
sebagai dasar untuk memerintahkan orang Israel berhenti dari pekerjaan pada
hari ketujuh. Ketika Allah mengadakan perhentian dari karya penciptaan di hari
dan menguduskan hari Sabat (Kel. 20:11). Dengan demikian, secara implisit
Alkitab menyamakan hari ketujuh dan hari Sabat, karena samasama adalah
17 Dalam Pentateukh (Im. 24:8; Bil. 28:9-10; Ul. 15:32-36); dalam kitab-kitab sejarah
(2Raj. 4:25; 16:18; 2Taw. 2:4; Neh. 10:31-33); dalam kitab puisi (Mzm. 92:1); dan dalam
kitab para nabi (Yes. 1:13; 56:2, 6; Yer. 17:21-27; Yeh. 46:1-12; Am. 8:5).
18 W. Stott, “Sabbath” dalam The New International Dictionary of New Testament
Theology, (vol. 3; ed. Colin Brown; Grand Rapids: Zondervan, 1986), 406. 19 “The
Sabbath in the Old Testament”, 26.
11
hari yang diberkati dan dikuduskan Allah. 19 Ketika bangsa Israel menjalankan
hari Sabat, mereka diingatkan akan hari ketujuh yang pada gilirannya akan
menuntun ingatan mereka kepada Allah yang berhenti dari karya penciptaan
alam semesta pada hari tersebut. Dengan kata lain, hari Sabat merupakan
berkat yang Allah berikan kepada bangsa Israel. Berkat ini memberi perhentian
dari pekerjaan yang sekaligus mengantar bangsa Israel kepada ingatan akan
dalam sebuah ibadah yang penuh sukacita karena bangsa Israel telah
memasuki sebuah hari yang diberkati dan dikuduskan Allah. 19 Pada saat yang
adalah Sang Pencipta yang memiliki dan memelihara alam semesta beserta
Alasan kedua dari perintah Allah agar orang Israel memiliki perhentian
pada hari Sabat terdapat pada Ulangan 5:15, yakni supaya mereka mengingat
bahwa dulu mereka adalah budak di Mesir dan Allah telah melepaskan mereka
keluar dari perbudakan tersebut dengan tangan yang kuat dan lengan yang
bahwa Allah mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka dulu adalah budak
yang harus bekerja siang malam tanpa perhentian. Sekarang mereka telah
para budak, orang asing, binatang, dan ternak. Esensi dari motif kemanusiaan
adalah agar bangsa Israel di dalam sebuah persekutuan yang penuh sukacita
menembus waktu dan sejarah dan muncul lagi dalam pengajaran tentang
Yesus Kristus “bermasalah” dengan para pemimpin agama Yahudi dalam hal
gandum pada hari Sabat (Mat. 12:1-5 dan paralelnya); Yesus Kristus
menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat (Mat.
22 Kesimpulan ini senada dengan tulisan John Calvin yang berbunyi: “First,
under
the repose of the seventh day the heavenly Lawgiver meant to represent to the people
of
Israel spiritual rest, in which believers ought to lay aside their own works to allow God
to work in them. Secondly, he meant that there was to be a stated day for them to
assemble to hear the law and perform the rites, or at least to devote it particularly to
meditation upon his works, and thus through this remembrance to be trained in piety.
Thirdly, he resolved to give a day of rest to servants and those who are under the
authority of others, in order that they should have some respite from toil” (dikutip dari
Gaffin, Calvin and the Sabbath 29).
13
dirasuki roh selama delapan belas tahun pada hari Sabat (Luk. 13:10-17);
Yesus Kristus menyembuhkan seorang yang sakit busung air pada hari Sabat
Betsaida pada hari Sabat (Yoh. 5:1-18); dan Yesus Kristus menyembuhkan
seorang yang buta sejak lahirnya pada hari Sabat (Yoh.9:1-41). Perlu dicatat
bahwa dari semua kisah di atas, tidak ada indikasi Yesus Kristus meniadakan
Taurat dan kitab para nabi, melainkan menggenapinya (Mat. 5:17-18). Artinya,
antara Ia dan para pemimpin agama Yahudi. Para pemimpin agama Yahudi
bekerja pada hari Sabat, karena tindakan murid-murid memetik gandum dan
adalah Tuhan atas hari Sabat (Mat. 12:8) dan hari Sabat diadakan untuk
manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Mrk. 2:27); berbuat baik
kepada manusia lebih penting daripada menjalankan hari Sabat (Mat. 12:12);
baik diizinkan dilakukan pada hari Sabat (Luk. 14:5); dan Ia menyamakan
diriNya dengan Allah (Yoh. 5:18). Dari semua respons yang Yesus Kristus
Sabat, yakni: hari Sabat diadakan untuk manusia, sehingga di hadapan Allah
manusia lebih penting daripada hari Sabat, oleh sebabitu makna perhentian
Kristuslah orang yang berhak mengubahnya karena Ia adalah Tuhan atas hari
Sabat.24
Dengan demikian, Yesus Kristus tidak pernah mengubah esensi hari Sabat
sebagai berkat yang Allah berikan bagi manusia. Yang diubah adalah makna
dan pelaksanaan perhentian hari Sabat di Perjanjian Lama, yang telah diganti
dengan makna baru yang diajarkan olehNya. 27 Dengan kata lain, perhentian
hari Sabat yang ditawarkan oleh-Nya adalah berbeda dengan perhentian yang
yang tercakup di dalam perhentian hari Sabat yang diberikan Yesus Kristus.
dari beban dosa.29 Respons terhadap perhentian ini adalah sebuah ibadah
diajarkan dalam Ibrani 3:7, 4, 10. Teks ini mengindikasikan adanya perhentian
yang belum dimasuki atau diterima oleh orang percaya. Perhentian hari Sabat
ini akan didapatkan orang percaya ketika dia berhenti dari segala
pekerjaannya, yakni setelah meninggal dunia dan masuk ke surga, atau ketika
juga perhentian “already but not yet” yang artinya di satu pihak orang-orang
pihak lain perhentian ini baru akan dinikmati di dalam dunia kekekalan nanti,28
Pandangan ini didukung oleh Calvin yang menyatakan bahwa “Christians must
practice a perpetual Sabbath through the whole of life, resting from their sinful works, so that
God, through his Spirit, may work in them” (dikutip dari Gaffin, Calvin and the Sabbath 60). 30
dalam From Sabbath to Lord‟s Day 364. Dalam bagian ini Lincoln membuat observasi yang
baik dengan menyatakan bahwa Injil Markus dan Lukas menempatkan perikop insiden
mengenai hari Sabat tepat setelah pengajaran Yesus Kristus tentang anggur baru yang harus
ditaruh di dalam kantung yang baru untuk menyatakan bahwa makna lama hari Sabat di PL
harus diganti dengan makna baru di PB.
16
Yang biasanya dilakukan seminggu sekali pada hari Minggu, namun tidak menutup
kemungkinan untuk dilaksanakan pada hari-hari lain. Alkitab tidak mengindikasikan terjadinya
pergantian hari untuk beribadah dari hari Sabat (yakni hari Sabtu) ke hari Minggu oleh para
rasul (Slane, “Sabbath” 699). Bahkan Alkitab beberapa kali mencatat para rasul melakukan
ibadah pada hari Sabat (Kis. 13:14-44; 17:2; 18:4). Selain itu, Alkitab juga memberi referensi
bahwa orang percaya di kota Efesus mengadakan pertemuan ibadah pada hari pertama
dalam minggu itu (hari Minggu – Kis. 20:7). Kenyataan ini berarti bahwa esensi pelaksanaan
ibadah sebagai wujud perhentian Sabat terletak pada fokus ibadah, yakni sebuah pujian,
penyembahan, dan ucapan syukur kepada Allah serta persekutuan dengan sesama (Robert
Sherman, “Reclaimed by Sabbath Rest,” Interpretation 59/1 [Jan. 2005] 50), sedangkan
persoalan hari apa melakukannya (apakah pada hari Sabat atau Minggu atau hari yang lain)
bukan lagi merupakan persoalan yang esensial. Untuk pembahasan yang komprehensif
mengenai perbedaan Sabat dan Minggu, silakan baca tiga artikel R. J. Bauckham dalam buku
From Sabbath to Lord‟s Day yang secara terpisah menyorot hubungan antara hari Sabat dan
hari Minggu dalam masa Post-apostolic, Medieval Church in the West, dan Protestant
Tradition.
31
F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews (NICNT; Grand Rapids: Eerdmans, 1981),
77-79.
32
Lincoln, “Sabbath, Rest, and Eschatology in the New Testament”, 214.
3. Makna Hari Sabat Bagi Orang Kristen
menjadi tiga kategori, yakni: 1) Moral law: prinsip-prinsip yang Allah berikan
kepada umat manusia dalam rangka menjalin hubungan yang benar dengan
Allah dan sesama, sehingga berlaku bagi segala umat manusia sepanjang
masa;26 2) Civil law: hukum dan per- aturan yang Allah berikan kepada Israel
peraturan mengenai tata cara ibadah dan penyembahan bangsa Israel kepada
Allah.35 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa moral law bersifat universal
dan kekal, sehingga berlaku bagi semua manusia di segala zaman, baik orang
Israel yang hidup di bawah hukum Taurat maupun orang Kristen yang hidup di
26 Making Sense of the Old Testament: Three Crucial Questions (Grand Rapids: Baker,
1998), 110.
27 Ibid, 110-111.
35
Ibid, 111.
17
bawah hukum kasih dan anugerah. Sedangkan civil law dan ceremonial law.
Secara literal hanya berlaku bagi orang Israel di Perjanjian Lama. Bagi orang
Kristen hanya perlu menjalankan prinsip di balik peraturan tersebut tanpa perlu
mengandung dua aspek dari kategori di atas, yakni aspek moral dan aspek
alam semesta oleh Allah, beribadah kepada Allah, melayani Allah, beristirahat,
perintah ini adalah penetapan hari ketujuh sebagai hari Sabat. 30 Dengan
hari ketujuh. Orang Kristen di zaman Perjanjian Baru bebas memilih satu hari
Dari penelusuran atas makna hari Sabat berdasarkan teologi biblika, maka
dari segala pekerjaan oleh semua anggota keluarga, termasuk orang asing,
yang penuh sukacita dengan-Nya dan mengakui Allah sebagai Pencipta yang
Kedua, sebagai Tuhan atas hari Sabat, Yesus Kristus memiliki otoritas untuk
mengubah makna dari hari Sabat. Makna perhentian hari Sabat yang
diberikan-Nya adalah perhentian sebagai hasil dari kelepasan dari beban dosa
dan perhentian eskatologis yang akan diterima semua orang percaya dalam
Mesir oleh Allah dan keberangkatan dari negeri itu sebagai umat
leluhur Israel bahwa Ia akan memberikan tanah kepada mereka dan keturunan
Nama firaun yang berhadapan dengan Musa tidak disebut, pasti dengan sejarah
Mesir dan Palestina pada waktu itu. Bukti mengenai peristiwa itu semuanya
bersifat tidak berlangsung, karena itu persoalan sejarah harus ditangani dahulu
sebelum kita beranjak lebih lanjut pada isi dan teologia kitab
ini.34
Kitab keluaran sangat penting, baik ditinjau dari sudut pandang orang
penyelesaian dan penahbisan kemah suci di Sinai pada buku pertama tahun
kedua sesudah peristiwa keluaran dari Mesir (bdg. 1:1;2:1-14; 19: 1; 40:17).
Jadi sejarah aktual dari kitab keluaran meliputi jangka waktu sekitar delapan
Pemahaman kita tentang keluaran umat Ibrani menjadi semakin rumit oleh
32 Ibid, 95.
33 W.S. Lasor D.A. Hubbard F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat Dan Sejarah,
(Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 59.
34 Ibid, 63.
35 Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran, (Jakarta: Gunung Mulia,
2004), 1.
36 Ibid, 3.
20
ketika melintas padang gurun dan letaknya Gunung Sinai masih belum
diketahui dengan pasti. Tiga pilihan sudah diajukan untuk rute keluaran yang
ditempuh oleh umat Ibrani teori rute Sinai paling utara, teori rute Sinai tengah,
Kitab Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut
dalam kanon Perjanjian Lama atau Tanakh (Alkitab Ibrani).38 Dalam bahasa
Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata pertama Ve-eleh shemoth.
Sedangkan dalam bahasa Eropa, disebut dengan nama Exodus. Kata ini
bahwa Musa hanya menulis bagian utama dari Keluaran dan beberapa
tambahan tertentu telah dibuat oleh Editor-editor di kemudian hari. Orang lain
Yosua atau Imam Eleazar, berdasarkan tradisi lisan yang diterima dari Musa
dan Harun. Akan tetapi bagaimanapun juga, semua pandangan ini tetap
mengakui bahwa Musa adalah sumber dari Dokumen tertulis yang mencatat
37 Andrewe . Hill Dan Jhon .H. Walton, Buku Survei Perjanjian Lama, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2000), 40.
38 James Barr, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, 87.
39 Andrewe . Hill Dan Jhon .H. Walton, Buku Survei Perjanjian Lama, 49-50.
21
Penulis kitab ini adalah Musa. Waktu penulisannya anatar 1450 dan 1400
kebanyakan bukti dibandingkan dengan penentu waktu lainnya. Atas dasar ini
dapat ditentukan bahwa Firaun penindas orang Israel adalah Seti I ( 1305-
1290 sM) dan Firaun dalam kitab keluaran adalah Rameses II (1290-1224).
belum ada penyelesaian akhir dapat diberikan atas masalah kronologi dan
geografis yang rumit sehubungan dengan peristiwa itu. Zaman umum yang
cocok dengan kebanyakan bukti di dalam dan di luar Alkitab adalah peruhan
pertama abad ke-13 (1300-1250 sM).41 Kitab Keluaran merupakan buku kedua
dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang disusun oleh Musa, dan
Ibrani).51
b. Tujuan Penulisan
Tujuan teologis pokok dari kitab ini adalah penyataan diri Allah. Allah tidak
tetapi juga kepada Israel sebagai Yahweh (Kel 6:2-3). Walaupun penyataan
Yahweh ini terjadi dalam berbagai manifestasi, hasil akhirnya adalah bahwa Ia
akan memanggil Israel ssebagai umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka
40 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas,
2004), 166.
41 W.S. Lasor D.A. Hubbard F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat
Dan Sejarah, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 65. 51Ibid, 66.
22
membentuk dan memelihara jati diri Israel sebagai umat Yahweh (23:20-23). 43
yang tidak lagi dialami pada masa modern, yang menanamkan perasaan
pertolongan.44
peperangan
tersebut.45
Bagian ini dimulai dengan riwayat tetang nasib orang-orang Israel yang
perselian itu.
selatan. Namun, situasi berubah di bawah Tutmosis III (1490-36 sM), salah
seorang dari penguasa Mesir yang paling pandai. Dalam pertempuran terkenal
kedua belah pihak membuat perjanjian itu karena takut akan bangkitnya
kembali orang Het yang menekan Sirian bagian utara. 46 Namun semua
Musa lahir pada masa yang suram dalam sejarah bansa Israel. Akan tetapi
musa dijadikan anak Angkat oleh puteri Firaun dan ia diberi pendidikan pusat
peradaban yang paling terkemuka serta mendidik dalam segala hikmat Mesir
Mesir serta juga keadaan Orang Israel yang nempaknya tidak member
harapan.59
Karena hanya ada dua Firaun di mesir yang memerintah lebih dari empat
puluh tahun (jangka waktu pengasingan musa di pusat padang gurun selama
periode sejarah Mesir yang di kenal sebagai masa kerajaan baru dan Zaman
Musa.50 Musa adalah seorang yang di asuh oleh Puteri Firaun dan diberi
Sejarah politik dalam kitab keluaran ini pada pertempuran besar Kadesy
pada tahun ke-5 pemerintahan Rameses II, baik Mesir maupun orang Het
realistis salam riwayat dari Kitab Keluaran ini. Misalnya, Ketika Musa meminta
izin Firaun untuk pertama kalinya agar orang-orang Isael pergi ke padang
gurun, Firaun marah sekali. Ia menang dalam perselisian melawan dia. Juga
keadaan mereka dulu sebagai budak-budak lebih baik dan aman. Mereka lalu
menuduh Musa sebagai orang yang menyebabkan nasib mereka menjai lebih
49 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei perjanjian Lama, 163.
50 W.S. Lasor D.A. Hubbard F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat
Dan Sejarah, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 86. 62 Ibid,88.
51 Ibid,90.
25
jelek (Kel 14:10-12; 15:24). Sama seperti banyak orang lain, mereka harus
dalam perikop tetang kelahiran Musa (Kel 2:1-10) terdapat keterangan bahwa
puteri Firaun datang untuk mandi di Sungan Nill. Namun, menurut para sarjana
yang mempelajari Negeri Mesir secara teliti seorang puteri Firaun tidak
mungkin mandi di sana. Memang luar biasa jika seorang puteri raja, yang
tinggal di istana yang besar dan mewah, mandi di Sungai. Menurut ayat
10, Puteri Firaun menghubungkan nama Musa dengan kata kerja bahasa
Israel untuk beribadah, Musa selalu mencari cara untuk mereka boleh
beribadah dengan membuat Tulah kepada bangsa Mesir. Firaun masih tetap
tanah Kanaan.66 Pada zaman keluaran, Mesir mungkin merupakan negeri yang
terkuat di seluruh dunia, dan sebab itu berhala yang dipujanya dianggap yang
terkuat pula. Tatkala Allah memanggil Israel keluar untuk suatu hidup baru, dan
pengetahuan sejati tentang Keesaan Allah, maka bersamaan dnegan itu Ia pun
52 J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 1 :Kejadian-Ester, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih,2001), 79.
53 David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, (Jakarta : BPK-GM, 1991), 58.
66
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 1 :Kejadian-Ester, 83.
26
melepaskan bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir. Maksud tulah-tulah
itu (Kel 9:16) ialah menunjukkan kuasa Allah yang besar, baik kepada bangsa
alam yang biasa, namun kuasa Allah yang ilahi itu nyata dalam peningkatan,
peraturan. Menurut riwayat, Tuhan menampakkan diri di atas gunung itu dan
Musa harus menjadi pengantar antara Tuhan dan mereka diikat dengan
upacara (Kel 24:111) sebelum Musa naik ke gunung (Kel 24:12-18). Kelompok
hukum yang pertama terkenal sebagai “Kesepuluh Firman” (Kel 20:1-17), dan
15:22-18:27)
1. Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa. 2.
Dalam kesepuluh hukum (pasal 20), kitab ini memuat ringkasan hukum moral
pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, iblis dandunia.
4. Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah.
TERJEMAHAN PENULIS
Ayat 8
Ingatlah72 hari Sabat73 dan tahbiskanlah74 Ayat 9 enam hari lamanya engkau akan
Ayat 10
58 Ibid, 201-202.
29
Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; jangan melakukan
lakilaki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di
tempat kediamanmu.
Ayat 11
Karena enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi laut dan segala isinya,
karena semua itu75 Ia istirahat76 pada hari yang ketujuh itulah sebabnya
72
Berasal dari kata (zäkôr) kata kerja Qal invinitif absolut yang berarti “to
remember” diterjemahkan (ingatlah) LAI, KJV, NIV, BGT menggunakan terjemahan yang sama
yaitu “to remember” diterjemahkan (ingatlah), penulis memberikan perubahan dalam urutan
karena ada sedikit perbedaan antara terjemahan LAI dengan terjemahan menurut KJV, NIV,
BGT. Penulis memutuskan untuk menggunakan tata cara susunan kata menurut KJV, NIV,
BGT karena terjemaha inilah yang paling mendekati dengan bahasa aslinya. 73
Dari kata air 䁒 (haššaBBät) kata benda umum tunggal absolut yang jika
diterjemahkan tetap memiliki arti yang sama yaitu “Sabat” LAI, KJV, NIV, BGT menerjemahkan
dengan kata yang sama. Penulis memutuskan untuk tetap mengikuti semua terjemahan yang
ada karena sesaui dengan teks aslinya kata ini tidak memiliki bunyi atau terjemahan yang
berbeda hanya saja dimaknai atau diartikan oleh orang Yahudi sebagai kata “Beristirahat atau
Berhenti”.
74
Dari kata 䁒 a (lüqaDDüšô) kata kerja Piel invinitif orang ke-3 maskulin tunggal yang
berarti “consecrate” diterjemahkan dengan arti (mentahbiskan), LAI, KJV, NIV menerjemahkan
dengan kata “Holy” yang berarti (Kudus) akan tetapi BGT menerjemahkan “consecrate” yang
berarti (mentahbiskan) sehingga dari terjemahan perbandingan di atas maka penulis
memutuskan untuk menggunakan terjemahan dari BGT yaitu dengan kata “consecrate” yang
berarti (mentahbiskan) karena terjeamahan inilah yang paling mendekati teks aslinya.
75
Akar kata r (wü´et-Kol) kata benda umum maskulin tunggal memiliki arti “because
all” (karena semua) LAI, KJV, NIV tidak menerjemahkan teks ini, tetapi BGT menerjemahkan
kata “because all” (karena semua) yang sama dengan terjemahan dari teks
SINTAK GRAMATIKA
Ayat 8
Kata pertama (zäkôr) kata kerja Qal invinitif absolut kata kerja Qal invinitif
30
absolut dari akar kata diterjemahkan “to remember” yang berarti (ingatlah)
Kata kerja Qal merupakan “bentuk kata dasar sederhana” Qal terdiri dari dua
menyatakan tindakan atau perbuatan, misalnya “go” yang berarti “pergi” “say”
stem Qal jenis kedua yaitu Fientive yang berfungsi untuk menyatakan suatu
bentuk kata invinitif yang berarti kata ini tidak memiliki perubahan bentuk
kata ini merupakan kata yang mutlak atau tidak dapat digugat lagi.
aslinya sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan terjemahan dari BGT dengan kata
“because all” (karena semua).
76
Dari kata ינחr (wayyäºnaH) kata kerja Qal waw konses orang ke-3 maskulin tunggal
diterjemahkan “to rested” yang berarti (beristirahat) LAI menerjemahkan dengan
menggunakan kata “Berhenti” tetapi KJV, NIV dan BGT menerjemahkan dengan kata “to
rested” yang berarti (beristirahat), dari perbandingan di atas penulis memutuskan untuk
menggunakan terjemahan dari KJV, NIV dan BGT menggunakan kata “to rested” yang berarti
(beristirahat) dengan alasan terjemahan ini merupakan terjemahan yang paling mendekati
teks aslinya.
77
Dari kata 䁒a (lüqaDDüšô) kata kerja Piel invinitif orang ke-3 maskulin
tunggal yang berarti “consecrate” diterjemahkan dengan arti (mentahbiskan), LAI, KJV, NIV
menerjemahkan dengan kata “Holy” yang berarti (Kudus) akan tetapi BGT menerjemahkan
“consecrate” yang berarti (mentahbiskan) sehingga dari terjemahan perbandingan di atas
maka penulis memutuskan untuk menggunakan terjemahan dari BGT yaitu dengan kata
“consecrate” yang berarti (mentahbiskan) karena terjeamahan inilah yang paling mendekati
teks aslinya.
78
F. Brown S. R. Driver and C. A. Bringgs, A Hebrew and English Lexicon of the testament,13.
Dari pernyataan di atas penulis memyimpulkan bahwa kata r (zäkôr) dari
suatu kata perintah untuk dilakukan tanpa ada perubahan seiring berjalannya
waktu serta meyatakan bahwa kata ini merupakan hal yang mutlak dan tidak
31
dapat digugat lagi. Diterjemahkan dengan kata “Ingatlah” menurut KBBI kata
ini berarti (1) Tidak lupa, (2) Sadar, (3) Menaruh perhatian. Jadi, maksud dari
kata ini yaitu untuk memberitahukan agar selalu sadar akan sesuatu yang
menandakan bahwa kata ini merupakan kata yang mutlak atau tidak dapat
digugat lagi. Jika diterjemahkan tetap memiliki arti yang sama yaitu “Sabat”
sesaui dengan teks aslinya kata ini tidak memiliki bunyi atau terjemahan yang
berbeda hanya saja dimaknai atau diartikan oleh orang Israel sebagai kata
“Beristirahat atau Berhenti”. Orang Israel harus memiliki perhentian pada hari
alam semesta sebagai dasar untuk memerintahkan orang Israel berhenti dari
Ayat 11
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
79
“The Sabbath in the Old Testament”, 26.
33
Kata pertama (wü´et-Kol) kata benda umum maskulin tunggal. Gender
jenis kelamin dari tata bahasa untuk suatu objek, misalnya „ house‟ „Rumah‟;
misalnya „ life‟, „old age‟.80Kata benda maskulin tidak memiliki ciri tertentu
Kol) diterjemahkan “because all” dan berarti (karena semua) menunjuk pada
dan berarti (karena semua) menunjuk pada segala sesuatu yang telah TUHAN
TUHAN mengerjakan semuanya itu maka kata ini menjadi pengantara atau
jembatan menuju kata berikutnya yang menjadi akibat dari semua yang telah
TUHAN selesaikan.
Kata kedua ינחr (wayyäºnaH) kata kerja Qal waw konses orang ke-3 maskulin
(beristirahat). Qal merupakan sesuatu keadaan atau kondisi. Kata Qal berarti
“bentuk kata dasar sederhana”.82 Qal memiliki dua bentuk. Pertama, Stative,
yang menyatakan suatu keadaan atau kondisi, seperti: „be heavy‟, „be small‟,
80
F. Brown S. R. Driver and C. A. Bringgs, A Hebrew and English Lexicon of the
testament, 8
81
T.G.R. Boeker , Bahasa Ibrani Jilid I, 57
82
Pdt. Dr. Agus Santoso, Tata Bahasa Ibrani (Bandung: Bina Media Informasi, 2011) 67.
34
misalnya: „go‟, „give‟, „put‟. Bentuk imperatif, hal ini memberikan penjelasan
59
kedua; Kedua, penggunaan yang dimaksud pada saat atau kondisi yang
sangat mendesak yan diikuti waw; Ketiga, merupakan suatu arti yang
suatu yang mendesak untuk pelayanan sebagai kata seru yang digunakan
pada bentuk tunggal.60 Kata benda maskulin lebih banyak jumlahnya dari pada
kata benda feminim. Kata benda maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang
putra, dsb.61 Partikel Waw sebagai penghubung antar kalimat. w di pakai untuk
berada di depan kata kerja dan mempunyai fungsi khusus, yang mengubah
tense kata kerja tersebut (waw konsekutif). 62 Terjemahan dasar ialah “Dan”.
dua hal, w dapat ditempatkan baik di depan hal pertama maupun di depan hal
jenis kelamin maskulin, misalnya „father‟ „ayah‟, „ King‟ „Raja‟; kedua, untuk
menunjukan jenis kelamin dari tata bahasa untuk suatu objek, misalnya „ house‟
„Rumah‟; ketiga, menunjukan gagasan- gagasan yang abstrak, misalnya „ life‟, „old
age‟.65Kata benda maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang menunjukan jenis
kelaminnya. Namun sebutan untuk manusia dan binatang tentu mengikuti jenis
maskulin pada kata ini menunjuk pada fokus yang abstrak karena menunjuk
“Berhenti sejenak” TUHAN beristirahat bukan karena TUHAN lelah secara fisik,
selesai.67 Ketika bangsa Israel menjalankan hari Sabat, mereka diingatkan akan
hari ketujuh yang pada gilirannya akan menuntun ingatan mereka kepada
TUHAN yang berhenti dari karya penciptaan alam semesta pada hari tersebut.
Dengan kata lain, hari Sabat merupakan berkat yang TUHAN berikan kepada
terbuka, kontekstual, jamak, menyeluruh, dan terkait satu dengan yang lain,
Pendekatan Kualititatif memiliki ciri-ciri yang dapat diuji, diantaranya: (1) latar
karena realitas diasumsikan meiliki nuansa ganda yang sulit dipahami tanpa
mengekspresikan dengan yang tak terkatakan, (4) analisa data induktif (dari
38
khusus ke umum), (5) aplikasi tentatif karena disebabkan realitas ganda dan
berbeda, interaksi peneliti dan responden bersifat khusus dan tidak dapat
hasil temuan.69
B. Lokasi Penelitian
68 Stevri I. Lumintang & Danik Astuti Lumintang, Theologia Penelitian & Penelitian
Theologis (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2016), 99.
69Tholchah Hasan, Penelitian Kualitatif dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial
5.
39
C. Fokus Penelitian
ingin menerapkannya bagi kehidupan jemaat yang ada di GPdI Dadapan Jetis
tentang pengertian atau makna dari hari Sabat. Penulis ingin menberi suatu
jalan bagi para hamba Tuhan di GPdI Dadapan Jetis Mojokerto dalam
bimbingan sesuai tema hari Sabat guna mengarakan jemaat pada konsep
D. Pemilihan Informan
besar. Informan dipilih sekitar 20% dari orang-orang yang ada. Anggota
kelompok terdiri dari 6-12 orang. Pemilihan ini didasarkan atas dua hal yaitu:
Dalam penelitian ini, informan yang digunakan oleh peneliti adalah para
pelayan Tuhan di Youth GPdI Dadapan Jetis Mojokerto yang sudah melayani
lebih dari satu tahun, peneliti mengambil 7 informan untuk diteliti. Karena
dan data-data tambahan seperti dokumen dan literatur lain. 71 Dalam penelitian
dokumentasi).
kepada peneliti, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan
tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film.
menggunakan data tertulis adalah selalu tersedia dan murah. Kedua, rekaman
akuntabilitas.74
yang berulang-ulang; versi kedua pertanyaan lebih tajam dan lebih halus dari
versi pertama, dan rumusan ketiga merupakan susunan akhir yang lebih tajam
permasalahan yang terdiri dari enam atau tujuh permasalahan penelitian. 75`
Dalam penelitian ini, ada dua macam teknik pengumpulan data yang
mana dari hasil yang didapat digunakan sebagai dasar kebenaran yang mutlak
Analisa Data
(1984), aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
Aktivitas dalam data melalui langkah – langkah sebagai berikut data reduction,
atau lebih dari satu situs. Seorang analis saat mengadakan analisis data wajib
satu situ atau dua situs atau lebih dari dua situs. Atas dasar pemahaman
Reduksi Data
ini memungkinkan peneliti untuk bolak-balik antara berpikir tentang data yang
koreksi terhadap informasi yang kurang jelas; dan mengaitkan semua itu
diberi kode, untuk ditarik ke luar, dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan
Kode pola adalah kode eksplanatori atau inferensial, yaitu kode yang
78 Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data: Model Bogdan & Biklen, Model
Miles & Hubermann, Model Strauss & Corbin, Model Spradley, Model Philipp Marying dan
Program Komputen Nvivo (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 129
79Tholchah Hasan, Penelitian Kualitatif dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial
77.
80 Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, 130.
81 Muhammad Tholchah Hasan, Penelitian Kualitatif dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial
dan Keagamaan, 78.
Muhammad dan Keagamaan (Malang:
Kalimasahada Press, 1994),
44
Bentuk paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif.
Dalam tujuan pengerjaan penelitian, model yang lebih baik akan menjadi jalan
masuk utama untuk analisis kualitatif yang valid. Model tersebut mencakup
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja dan bagan. Semua dirancang untuk
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format
orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat
Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
masih jauh, baru mulai dan pertama masih samar, kemudian meningkat
83 Muhammad Tholchah Hasan, Penelitian Kualitatif dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial dan
Keagamaan, 79.
84 Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, 133.
46
beberapa orang kepala keluarga di GPdI Dadapan Jetis mojokerto oleh bapak
Pdt. L. Tuwanakota.
● Suwito
• Suwarno
• Potro
• Tasmari
• Saturi
• Rahman
• Dirjo
• Sumarno
• Sunarko
• Katoyo
• Sidik
• Seno
46
Perhimpunan keluarga pertama kali diadakan di rumah bapak Agus
salim yang terletak didepan masjid yang lama, beliau adalah orang Kristen
pertama di dadapan karena sudah terlebih dahulu dibabtis oleh bapak Pdt.
Koyo di Babad Kab. Lamongan. Saudara Agus salim menjadi motor utama
bersekutu dan berhimpun bersama, dengan kasih dan karunia Bapa sorgawi
gereja. Pada tahun itu juga dengan kasih Kristus bangunan gereja yang
Kristus masih berdiri gedung gereja GPdI Dadapan dengan jemaat yang di
gembalakan oleh bapak Pdt. Yan Suatman dilantik tahun 1967 dari awal
dipanggil pulang ke rumah Bapa yang ada di surga. Karena demikian maka
yang dilantik pada tahun 2015 yang lalu. Selama masa kepemimpinan beliau
Bapa sorgawi.
Setelah peristiwa tersebut, istri dari Pdt. Yusuf yaitu Ibu Pdt. Lea
Purwanti dilantik untuk menggantikan posisi Alm. Pdt. Yusuf yang menjabat
sebagai gembala gereja. Sampai dengan sekarang ini di masa pelayanan Pdt.
Lea ada sedikit perubahan yang dilakukan seperti jadwal ibadah Youth
yang dulunya dilaksanakan pada hari minggu sore kini diganti pada hari sabtu
Jumlah Pemuda dan Remaja kurang lebih 35 orang dan Anak Sekolah
tergolong gereja yang terletak di daerah pedesaan. Menurut E.N Soriton dan
bentuk kampung, dusun, udik dan umumnya terletak di luar kota atau
desa bergerak dalam sistem adat istiadat, nilai budaya, dan mentalitas yang
lambat.85
yang benar tentang makna dari beribadah sesuai dengan Firman Allah agar
jemaat mengerti dan memahaminya secara benar. 86 Strategi ini terbukti dapat
membawa jemaat menyadari bahwa ibadah berfokus pada Yesus Kristus yang
adalah Tuhan.
Kesetiaan adalah suatu pilihan. 87 Dari definisi ini para pemimpin yang ada di
menjadikan jemaat setia atau taat yaitu pilihan secara pribadi merupakan hal
menghargai dan menghormati Tuhan Yesus Kristus bukan hanya pada saat
datang ke gereja untuk beribadah melainkan setiap hari, setiap waktu dan
benar dapat menghasilkan sikap “Kesetiaan” ini karena jemaat akan mengerti
Public), 63.
86 Ibid, 64.
87 John Garmo, Ph.D, Developing Character: Teacher‟s Guide, (America: Character
Solutions International, 2011), 95.
50
jemaat terlebih khusus kepada pemuda dan remaja yang ada. Lewat
menghormati Allah tidak hanya pada satu waktu saja melainkan di setiap
waktu. Cara lain yang digunakan yaitu dengan pengembalaan atau bimbingan
konseling.
pengertian kepada jemaat bahwa Yesus Kristus sebagai fokus atau pusat dari
jemaat tidak taat yaitu fokus dan pusat pujian penyembahannya sudah tidak
memenuhi tuntutan hidup sebagai orang Kristen. Maka dari itu para pemimpin
Memberikan pengertian tentang arti dan tujuan dari ibadah yaitu tindakan
antara kita dengan Tuhan. Selain itu, makna ibadah secara khusus adalah
Bersyukur atas kebaikan Tuhan, Tindakan iman yang nyata mengakui Yesus
Kristus adalah Tuhan, mengingat keselamatan yang tidak dari kebaikan kita
kayu salib.
saat dan bukan pada hari minggu saja. Bersekutu dengan Allah harus setiap
waktu lewat pujian dan penyembahan, maka dari itu para hamba Tuhan yang
ada di GPdI Dadapan Jetis Mojokerto selalu meminta jemaat setiap hari harus
- Bpk. Srianto
- Bpk. Ngateno
- Bpk. Keman
- Bpk. Kaleb
- Bpk. Yusak
VIII. Penatua : - Bpk. Sunhadi
- Ibu. Sipora
- Bpk. David
- Bpk. Suparto
- Bpk. Bekti
IX. Ketua Youth : Andika Krisdianto
Demikian pula program gereja yang diadakan saat ini dalam rangka
- Jadwal kebersihan untuk para ibu-ibu yang di mulai pada setiap hari
yang kemudian dilanjutkan dengan latihan tim PAW pada pukul 19:00 –
21:00.
- Doa malam bagi seluruh jemaat yang diadakan setiap hari senin dan
- Ibadah Wanita Kaum Ibu yang diadakan setiap hari kamis pukul 18:00
– 20:00.
belum mengerti makna hari Sabat dengan benar. Penulis menyoroti salah
satu gereja di Mojokerto yaitu, GPdI Dadapan Jetis Mojokerto ternyata jemaat
disana masih ada yang menganggap bahwa untuk menjaga kekudusan hidup
hanya khusus hari minggu saja karena hari itu adalah hari Sabat atau hari
Perhentian yang dikuduskan Allah. Pengertian yang salah ini yang membuat
E. Temuan penelitian
53
1 Rintani P 34
2 Yohanes Setiawan L 35
3 David L 18
4 Lea Purwanti P 42
5 Unike P 19
6 Carlita P 24
7 Steffani P 19
Analisis Taksonomi
oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui
taksonomi yaitu: pertama, memilih salah satu domain untuk dianalisis; kedua,
dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis; kelima,
4 Biasa diperingati pada hari sabtu atau minggu sebagai hari beribadah
yang tertera pada tabel di atas mengenai pertanyaaan “Apa yang kalian
mengatakan bahwa hari Sabat adalah hari beribadah kepada Allah pada hari
makna dari hari Sabat dalam kehidupan jemaat GPdI Dadapan Jetis
Pengertian makna dari hari Sabat yang keliru dapat menjadikan jemaat
berpikir sempit tentang arti menjaga kekudusan hidup
No Jawaban atas pertanyaan
Mengapa banyak orang Kristen yang hanya menjaga kekudusan hidupnya lewat keseharian ativitas
secara nyata dan kehidupan di dunia maya lewat status media sosial hanya pada hari minggu saja?
Jelaskan!
6 Tuntutan hidup sebagai orang Kristen beribadah dan membagikan berkat lewat status media sosial
di hari beribadah
7 Karena mereka merasa bersalah atas dosa senin – sabtu maka dari itu datang bertobat di hari
minggu
Tabel 4.3 Pengertian makna dari hari Sabat yang keliru dapat menjadikan jemaat berpikir
ativitas secara nyata dan kehidupan di dunia maya lewat status media sosial
hanya pada hari minggu saja? Jelaskan!” telah dikatahui bawah 2 partisipan
mengatakan bahwa hari minggu adalah hari untuk beribadah, hari yang
dikuduskan sehingga orang Kristen juga harus kudus pada hari minggu. 3
56
partisipan mengatakan bahwa itu sebagai hari pertobatan atas dosa yang
tersebut terjadi karena tuntutan sebagai orang Kristen yang beribadah pada
hari minggu yang kudus sehingga mereka harus membagikan berkat lewat
Apakah dengan pengertian bahwa menjaga kekudusan hanya pada satu hari saja membawa
pengaruh yang buruk terhadap kehidupan kesetiaan jemaat dalam beribadah kepada Allah?
2 Ya. Karena Allah mau setiap hari kita bersekutu dengan Dia, untuk datang kepada Allah
tentunya kehidupan kita harus berkenan kepadaNya. Jika hanya satu hari namanya
Kristen musiman bukan Kristen setia
4 Ya. Karena hanya satu hari saja, setia artinya berkomitmen yang dilakukan setiap saat.
5 Iya bisa. Karena pengikut Kristus yang benar setia adalah orang-orang yang senantiasa
menjaga kekudusaan hidupnya setiap hari sebagai bukti menghargai dan menghormati
Allah dan sebagai tanda suka bersekutu dengan Allah.
pengertian bahwa menjaga kekudusan hanya pada satu hari saja membawa
karena jika demikian maka mereka akan menghargai dan menghormati Allah
hanya pada hari minggu saja, 1 partisipan mengatakan bahwa Ya. Karena
Allah mau setiap hari kita bersekutu dengan Dia, untuk datang kepada Allah
tentunya kehidupan kita harus berkenan kepada-Nya. Jika hanya satu hari
bahwa Setia bukan hanya satu hari melainkan setiap waktu, 1 partisipan
mengatakan bahwa Ya. Karena hanya satu hari saja, setia artinya
bisa. Karena pengikut Kristus yang benar setia adalah orang-orang yang
Bukti kesetiaan itu dengan menghargai dan menghormati Allah. Kalau hanya
1 Karena pemahaman yang benar akan menghasilkan tindakan yang benar dalam hal
kesetiaan.
2 Karena jika mereka mengerti dengan benar maka akan menghasilkan rasa menghargai
dan menghormati Allah setiap hari.
3 Menjadikan mereka setia serta giat dalam bersekutu dengan Allah tidak pada hari-hari
tertentu saja.
4 Membuat mereka paham bahwa menjadi berkat bukan hanya pada satu
hari saja.
5 Memberikan pandangan yang jelas serta wawasan yang luas tentang pentingnya arti
pesekutuan dengan Allah yang sangat dibutuhkan untuk membentuk kerohanian orang
percaya.
6 Membuat mereka mengerti bahwa menjadikan hidup kudus haruslah setiap hari karena
saat.
7 Menjadikan mereka dewasa dalam suatu pemahaman yang luas tentang isi dari Firman
Tuhan.
pemahaman yang benar akan menghasilkan tindakan yang benar dalam hal
dalam bersekutu dengan Allah tidak pada hari-hari tertentu saja, 1 partisipan
jelas serta wawasan yang luas tentang pentingnya arti pesekutuan dengan
kudus haruslah setiap hari karena Allah ingin umat-Nya berkenan kepada-Nya
suatu pemahaman yang luas tentang isi dari Firman Tuhan. Memberikan
pengertian tentang makna dari hari Sabat dengan benar dapat mempengaruhi
BAB V
● Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan Allah, atau biasa diartikan sebagai satu hari yang kudus
II. Makna dari kata “Sabat” di dalam Dekalog orang Yahudi menurut
memaknai kata “Sabat” dengan arti satu hari yang sudah ditentukan
60
yang sama yaitu “Sabat” sesaui dengan teks aslinya kata ini tidak
“Sabat” dengan nama hari, maka akan ada banyak orang Kristen
datang beribadah kepada Tuhan pada hari itu saja. Sebaliknya jika
jemaat mengerti dengan tepat makna dari kata “Sabat” atau inti
satu hari saja. Hal ini yang menjadikan jemaat kurang menghormati
Allah lewat tindakan yang nyata atau lewat kehidupan di dunia maya
jemaat akan berjuang untuk tetap terus fokus dan berpusat kepada
juga lewat status media sosial yang kita punya. Dengan begitu dapat
pusat dari seluruh hukum taurat. Mengasihi Allah tidak hanya pada
● Saran
Pada akhir dari tulisan ini, maka penulis memberikan beberapa saran
yang kiranya dapat berguna bagi setiap pembaca skripsi ini, yaitu:
Pendeta dan para pemimpin gereja serta para hamba Tuhan yang
memahami dan mengerti tentang makna hari “Sabat” dalam Dekalog menurut
Keluaran 20:8-11 bahwa kata “Sabat” tidak diterjemahkan sebagai arti dari
63
nama hari melainkan memberi makna bahwa setiap orang percaya harus
bentuk ungkapan syukur atas berkat Tuhan dan sebagai bukti nyata dalam
sebagai fokus atau pusat dari pujian dan peyembahan kita. Tidak hanya
sekedar memahami dan mengerti tetapi juga memberikan contoh nyata lewat
tindakan hidup para pendeta dan jajaran kepelayanan gereja yang ada.
pentingnya hal ini yang kemudian menjadikan jemaat semakin setia beribadah
kepada Allah.
Para anggota jemaat diharapkan mau membuka diri untuk belajar semakin
dalam mengenai Firman Allah, khususnya tema makna dari hari “Sabat” dalam
menghormati Allah setiap hari dan betapa pentingnya hubungan akrab dengan
Allah lewat pujian dan penyembahan serta terus menjadikan Allah sebagai
fokus atau pusat kehidupan sehingga jemaat menjadikan diri semakin setia
perbuatan, pikiran dan tulisan yang dituangkan melalui status media sosial.
Menjadikan diri setiap hari sebagai orang Kristen yang sungguh atau tidak
musiman yang menjaga kekudusan hidup hanya pada satu hari saja yaitu hari
beribadah kepada Allah itu harus setiap hari lewat kekudusan hidup kita yang
64
mengerti terlebih dahulu tentang kesetiaan dalam beribadah kepada Allah dan
memiliki rasa hormat serta menghargai Allah setiap saat, menjadikan pribadi
yang senantiasa bersekutu dengan Allah sebagai bukti ucapan syukur atas
berkat Tuhan yang kita terima setiap waktu melalui “Sabat” yaitu dengan
Nya lewat pujian dan penyembahan. Sebab jika tidak demikian maka usaha
DAFTAR PUSTAKA
ALKITAB
BUKU