Anda di halaman 1dari 84

BLENDED LEARNING :

Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial untuk Meningkatkan Minat Belajar


Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2 Pamona Selatan

SKRIPSI

Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena

untuk memenuhi sebagaian dari persyaratan

guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen

Oleh :

YAEZER NOVA ALFIANA S MOULA

NIM : 17111216

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH TENTENA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Pembimbing Telah Menyetujui Skripsi dengan judul

BLENDED LEARNING :

Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial untuk Meningkatkan Minat Belajar


Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2 Pamona Selatan

Yang Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena

guna mencapai gelar Sarjana Teologi

Oleh:

Yaezer Nova Alfiana S Moula

NIM: 17111216

Disahkan pada tanggal:

8 Desember 2021

Pembimbing,

Pdt. Naomi H. M. Tololiu, M.Teol

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Teologi

Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Dosen Pembimbing telah membaca dan menyetujui skripsi dengan judul

“BLENDED LEARNING : Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial untuk


Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2 Pamona Selatan”,
yang diajukan oleh (Yaezer Nova Alfiana S Moula) dengan NIM (17111216) untuk melakukan
Ujian Skripsi.

Tentena, 08 Desember 2021

Dosen Pembimbing,

Pdt. Naomi H. M. Tololiu, M.Teol

Penguji 1, Penguji 2,

______________________ ________________________

Mengetahui,

Ketua STT GKST Tentena, Ketua Program Studi,

Pdt. Elfin Efriani Saino. M, Teol Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

iii
PERNYATAAN INTERGTITAS BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yaezer Nova Alfiana S Moula

NIM : 17111216

Tempat/Tanggal Lahir : Poso, 29 November 1999

Program studi : S1 Pendidikan Agama Kristen

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “BLENDED LEARNING :

Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial untuk Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan

Agama Kristen di SMPN 2 Pamona Selatan” dinyatakan bebas dari plagiarisme. Apabila

dikemudian hari ternyata terdapat plagiat dalam tulisan ini, maka dengan ini saya sebagai penulis

menyatakan siap menerima konsekuensi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Lembaga

Pendidikan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena .

Dalam hal ini juga penulis menyatakan bahwa karya tulis ini sepenuhnya diserahkan

kepada Lembaga Pendidikan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena

sebagai pemilik resmi karya tulis ini.

Tentena, 08 Desember 2021

Yaezer Nova Alfiana S Moula

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

kasih dan pertolongan-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan dan kemampuan dapat

mengikuti pendidikan di STT Gereja Krsiten Sulawesi Tengah, Tentena. Puji dan syukur pun

penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat-Nya, penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan penulisan Skripsi ini pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu bahkan mendukung penulis, selama menyelesaikan studi di STT Gereja

Kristen Sulawesi Tengah. Pada kesempatan ini pun, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Pdt. Naomi H. M. Tololiu, M.Teol sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan Skripsi ini.

2. Lembaga Pendidikan STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena, tempat di mana

penulis dipersiapkan untuk menjadi calon pelayan Tuhan.

3. Keluarga besar SMP Negeri 2 Pamona Selatan yang telah memberikan informasi sesuai

dengan topik penelitian penulis dan telah merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan

dari penulis.

4. Papa M. Palalo, S.P dan mama H. Moula, S.Th terkasih yang telah melahirkan,

membesarkan, mendidik dan membiayai penulis selama menempuh kuliah.

5. Kakek tersayang S. Moula (alm), nenek tercinta dan seluruh keluarga besar Moula-

Bukaka yang selalu menyayangi dan memberi semangat serta dukungan bagi penulis.

v
6. Sahabatku, Siska, Milka, Delviolin, Elsi, Lein, Kristin, Vicky, Fandry, Niar, Kekasih

hati, dan teman-teman angkatan 2017 yang selalu ada, menghibur bahkan memberi

motivasi bagi penulis.

7. Teman-teman seperjuangan dalam pembimbingan, Kak evin, Yuli, Nela, dan Sintia yang

sama-sama berjuang memberikan semangat.

8. Tim MOSIKOLA TEOLOGI yang selalu setia berbagi pengetahuan dan pengalaman

dengan penulis

9. Semua pihak yang membantu penulis selama studi dan pada penulisan Skripsi ini.

Tuhan Yesus akan memberkati.

Penulis

Yaezer Nova Alfiana S Moula

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto :

Sukses tidak datang dari apa yang diberikan oleh orang lain, melainkan datang dari kerja

keras kita sendiri.

&

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia. Sedangkan hati orang rajin diberi

kelimpahan (Amsal 23:18).”

Skipsi Ini Dipersembahkan Untuk:

Alamamater Tercinta STT GKST Tentena

Ayah dan Ibuku

Alm. Kakek dan Nenek

Keluarga Besarku “Moula-bukaka”

Sahabat dan Kekasih Hatiku Yang Telah Banyak Mendukung Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................iii

PERNYATAAN INTEGRITAS...............................................................................................iv

KATA PENGANTAR................................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................viii

ABSTRAKSI..............................................................................................................................x

BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Judul.............................................................1

B. Fokus Masalah Penelitian...........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian........................................................................................................5

D. Metode Penelitian......................................................................................................5

E. Manfaat Penelitian......................................................................................................6

F. Prosedur Analisis Data...............................................................................................6

G. Sistematika Penulisan................................................................................................6

BAB 2 : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA.........................................................8

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................................8

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Pamona Selatan......................................................8

viii
2. Profil SMP Negeri 2 Pamona Selatan......................................................................9

3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Pamona Selatan.......................................................10

4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pendidik................................11

5. Kondisi Objektif Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pamona Selatan.............14

B. Hasil Penelitian.........................................................................................................16

1. Model Pembelajaran Sebelum Adanya Pandemi...................................................17

2. Model Pembelajaran Setelah Adanya Pandemi.....................................................18

3. Model Pembelajaran Blended Learning.................................................................18

C. Hasil Analisis Data...................................................................................................29

BAB 3 : KAJIAN TEORI........................................................................................................32

A. Pengertian Pembelajaran..........................................................................................32

B. Tahapan-Tahapan Pembelajaran..............................................................................33

C. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0...................................................................35

D. Pembelajaran Berbasis Blended Learning...............................................................37

1. Definisi Blended Learning.....................................................................................37

2. Komponen Blended learning..................................................................................38

3. Karakteristik Blended Learning.............................................................................39

4. Implementasi Blended Learning............................................................................39

5. Kelebihan Blended Learning..................................................................................40

6. Kekurangan Blended Learning..............................................................................40

ix
7. Blended Learning Sebagai Pembelajaran Efektif Bagi Generasi Milenial............41

8. Blended Learning di Situasi Covid-19...................................................................42

E. Tinjauan Minat Belajar.............................................................................................43

1. Pengertian Minat....................................................................................................43

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat.............................................................43

3. Karakteristik Blended Learning.............................................................................39

4. Implementasi Blended Learning............................................................................39

F. Media Pembelajaran.................................................................................................45

G. Blended Learning untuk Meningkatkan Minat Belajar............................................50

BAB 4 : REFLEKSI TEOLOGIS............................................................................................32

A. Tanggung Jawab Seorang Pendidik ........................................................................52

B. Tanggung Jawab Seorang Peserta Didik..................................................................54

C. Pentingnya Menyiapkan Media dan Metode Pembelajaran yang Baik bagi Seorang

Pendidik...................................................................................................................55

BAB 5 : PENUTUP .................................................................................................................32

A. Kesimpulan .............................................................................................................57

B. Saran.........................................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

LAMPIRAN ................................................................................................................................

CURRICULUM VITAE .............................................................................................................

x
ABSTRAK

Yaezer Nova Alfiana S Moula. 17111216. “BLENDED LEARNING :Pembelajaran Efektif bagi

Generasi Milenial untuk Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2

Pamona Selatan”. Program Studi S1 Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi Gereja

Kristen Sulawesi Tengah Tentena. Dosen Pembimbing: Pdt. Naomi H. M Tololiu, M.Teol

Karya Tulis ini mengkaji minat belajar siswa dalam proses pembelajaran di tengah-

tengah era revolusi industri 4.0, dalam hubungannya dengan penerapan model pembelajaran

blended learning di SMP Negeri 2 Pamona Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

partisipatoris. Dimana peneliti terjun langsung dilapangan untuk melakukan penelitian. Data-data

yang peneliti peroleh bersumber dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. saat peneliti

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran blended learning,

ada tiga tahap yang dilakukan yakni : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari

penelian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang peneliti terapkan yakni blended

learning mampu meningkatkan minat belajar peserta didik terlebih siswa saat ini merupakan

siswa generasi milenial yang telah paham akan teknologi. Blended learning dilakukan dengan

cara memakai berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran sehingga menumbuhkan

semangat dan minat siswa untuk belajar.

Kata Kunci: Generasi Milenial, blended learning, Minat Belajar

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Judul

Saat ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 atau era digital. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, revolusi industri terdiri dari 2 kata yaitu “revolusi” dan “industry”.

Revolusi berarti perubahan yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah

usaha pelaksanaan proses produksi.1 Era digital merupakan suatu perubahan cara hidup

maupun kerja manusia dengan lebih mengutamakan teknologi.2 Berdasarkan dua pernyataan

di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian revolusi industri ialah proses

perubahan yang terjadi secara cepat yang dimana awalnya suatu pekerjaan dikerjakan oleh

manusia kini tergantikan oleh mesin dengan memanfaatkan teknologi. Konsep revolusi

industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Beliau merupakan

ekonom terkenal asal Jerman sekaligus penggagas World Economic Forum (WEF) yang

melalui bukunya, The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri 4.0

secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu dengan

yang lain.3

Era digital saat ini terkenal dengn perkembangan teknologi dan kecerdasan virtual.

Dampak dari Perkembangan teknologi dapat dirasakan dalam kehidupan manusia, salah

satunya pada dunia pendidikan di Indonesia. Untuk menghadapi era revolusi industri,

diperlukan adanya inovasi yang sejalan dengan perkembangan teknologi. Dengan inovasi

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Hamdan. Industri 4.0 : Pengaruh Revolusi Industri pada Kewirausahaan Demi Kemandirian Ekonomi.
Jurnal Nusamba. Vol. 03, No. 02. Oktober 2018. 02
3
Lase, Delipiter. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Sudermann Vol. 01, No. 01 Oktober-
November 2019. 331

1
teknologi, cara dari generasi baru untuk belajar dan cara pemberian pendidikan kepada

pelajar tentu harus sejalan dengan perkembangan-perkembangan yang ada.

Generasi terdahulu dan generasi saat ini tidaklah sama. Generasi saat ini adalah mereka

yang hidup dengan kemudahan mengakses teknologi yang melampaui generasi sebelumnya.

Dalam hal ini, penggunaan teknologi yang canggih itu harus diterapkan dalam dunia

pendidikan, apalagi peluangnya adalah generasi sekarang merupakan orang-orang yang

sudah mengerti dan terbiasa bahkan sudah menghidupi hal tersebut. Oleh sebab itu, guru atau

pendidik harus menyesuaikan hal itu guna tercapainya suatu tujuan pendidikan. Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional, Menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan
peradaban yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab.4

Banyak faktor yang mendukung keberhasilan siswa dalam belajar, salah satunya adalah

minat belajar. Akhir-akhir ini, minat belajar peserta didik mengalami penurunan. 5 Hal

tersebut, disebabkan oleh metode dan model belajar yang monoton, dan gaya belajar yang

kurang kreatif, selain itu terkadang peserta didik juga sering kali sibuk sendiri bermain di

dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak bersemangat serta malas

bertanya, penghafalan konsep dan pemahaman lebih diutamakan guru dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang meminati pelajaran. 6 Tidak hanya

itu, model pembelajaran konvensional yang sudah sangat sering dipakai oleh banyak guru-

guru, membuat banyak siswa cenderung merasa bosan. Menurunnya minat belajar pada

peserta didik ini berdampak pada keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya
4
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003(Jakarta: Sinar Grafika, 2009).
5
Marti’in , Luhur Wicaksono, Purwanti, Analisis Tentang Rendahnya Minat Belajar Peserta Didik, Jurnal
program studi bimbingan dan konseling. hal 02.
6
Ibid.,

2
pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen seharusnya

dapat mengembangkan nilai-nilai dan tingkah laku yang baik sesuai dengan iman Kristen,

agar peserta didik mampu hidup menurut kehendak Allah. Namun, minat belajar yang

menurun menyebabkan tidak dapat dibentuknya Karakter Kristiani peserta didik.

Hal ini juga ditemui di SMP Negeri 2 Pamona Selatan, Dalam pengamatan penulis, para

peserta didik menunjukkan sikap yang seakan-akan bosan dengan proses pembelajaran yang

konvensional. Model pembelajaran yang konvensional ini kurang membangkitkan aktifitas

siswa dalam belajar, sehingga membuat siswa kurang menguasai materi yang diajarkan.

Model pembelajaran yang dilakukan adalah guru menyampaikan materi pelajaran dengan

metode ceramah di depan kelas, siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat, dan

diakhiri dengan pemberian tugas di rumah. Cara ini membuat siswa tidak semangat bahkan

enggan untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menghilangkan kejenuhan

dan untuk meningkatkan kembali minat belajar di kalangan peserta didik, diperlukan suatu

model pembelajaran yang belum pernah digunakan. Penerapan model pembelajaran baru

dapat menjadi kesempatan bagi seorang pendidik untuk menyesuaikan dengan perkembangan

teknologi saat ini. Guru sebagai pendidik diharuskan dapat membuat proses pembelajaran

menjadi bermakna sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik, apalagi

generasi sekarang adalah generasi yang kehidupannya sangat akrab dengan teknologi ataupun

internet, segala macam hal mereka cari tahu di internet, jika guru hanya mengajar dengan

model pembelajaran yang konvensional, itu tidak menjawab apa yang siswa cari. Dunia

sekarang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menggunakan metode konvensional saja,

sehingga penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran blended learning.

3
Blended learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara tatap muka dan

pembelajaran jarak jauh.7 Blended learning juga biasa diartikan sebagai metode belajar

dengan mengkolaborasikan pembelajaran tatap muka dan teknologi. Blended Learning

menggabungkan pembelajaran tradisional dan modern. Blended learning menolong untuk

belajar dimana saja, tidak terikat di satu tempat tertentu yang membuat orang menjadi bosan.

Blended learning dapat membantu siswa dalam hal mengerjakan tugas rumah, misalnya

ketika siswa berada di luar sekolah dan tidak mengerti akan tugas yang diberikan, siswa

tersebut tidak lagi harus pergi ke rumah guru atau teman lain untuk bertanya, melainkan

dapat memanfaatkan teknologi untuk berinteraksi dari jarak jauh dengan guru ataupun

teman-teman yang lain perihal tugas yang diberikan. Dengan menggunakan model

pembelajaran Blended Learning, guru dan siswa dapat mencari, mengumpulkan, mengolah

materi ajar atau materi yang tidak terlalu fokus dengan teks saja, melainkan juga dapat dibuat

se-kreatif dan semenarik mungkin dengan menggunakan media video, gambar, animasi, dan

aplikasi sehingga hal itu akan menambah gairah belajar peserta didik, dan dapat membantu

peserta didik juga untuk belajar sendiri (mandiri).

Alasan Penulis memilih judul ini dikarenakan blended learning memiliki relevansi yang

luas bagi peserta didik. Dengan tersedianya perangkat online, maka siswa dapat lebih aktif

dalam pembelajaran. Blended learning telah menjawab kebutuhan sekarang bahkan dapat

digunakan di berbagai situasi. Dua tahun terakhir ini, dunia dilanda pandemi covid 19.

Keadaan ini mengakibatkan lumpuhnya berbagai aktifitas kehidupan, termasuk didalamnya

dunia pendidikan. Aktivitas pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah kini terpaksa

dihentikan untuk sementara guna menghindari penyebaran covid-19. Pembelajaran tatap

muka kini digantikan dengan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi yang
7
Husamah. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). (Prestasi Pustaka Publisher, 2014). 10

4
ada. Sistem pembelajaran jarak jauh ini berlaku pada semua jenjang pendidikan. Begitu pula

di SMP Negeri 2 Pamona Selatan, aktifitas pembelajaran tatap muka tergantikan dengan

pembelajaran jarak jauh akibat adanya pandemi covid-19. Akan tetapi, model pembelajaran

online tersebut tidak berlangsung lama karena dianggap kurang efektif. Sehingga pada saat

masuk semester ganjil 2020/2021, guru-guru sepakat untuk kembali ke pembalajaran tatap

muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pembelajaran tatap muka berlangsung

masih tetap dengan menggunakan model konvensional yang membuat turunnya minat belajar

siswa, oleh sebab itu blended learning menjadi satu model pembelajaran yang penulis

tawarkan disekolah ini, agar dapat meningkatkan minat belajar siswa guna tercapainya tujuan

pembelajaran.

B. Fokus Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Apa Konsep Blended Learning dalam dunia pendidikan?

2. Apakah penerapan model pembelajaran blended learning dapat meningkatkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 2 Pamona

Selatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan konsep blended learning dalam dunia pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran dapat meningkatkan Minat belajar

peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 2 Pamona

Selatan.

D. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

5
Pada Penelitian ini, penulis hendak memakai metode kualitatif pendekatan

Partisipatoris. Penelitian ini menerapkan studi pustaka dan sekaligus studi lapangan.

Pendekatan partisipatoris menuntut keterlibatan peneliti pada subjek yang hendak

diteliti, melakukan pendampingan secara terbuka, melakukan analisis terhadap fakta

yang ditemukan untuk menghasilkan informasi.8

2. Prosedur Penelitian

Pada prosedur penelitian ini, ada beberapa langkah yang dipakai untuk

mengumpulkan data-data, yakni obervasi, wawancara dan dokumentasi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik agar

mampu memahami konsep blended learning sehingga dapat meningkatkan minat belahar

peserta didik.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru sebagai masukan

dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih efektif guna

meningkatkan minat dan pemahaman belajar siswa.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan contoh kelak sebagai

seorang guru, agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik.

F. Prosedur Analisis Data

8
Wahyudin Darmalaksana, dkk, Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai
Tantangan Pemimpin Digital Abad 21., Karya Tulis Ilmiah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2020. hal.
173

6
Prosedur analisis data dalam pendekatan kualitatif adalah dengan melakukan metode

SWOT. SWOT merupakan singkatan dari Strenghts (Kekuatan), Weaknesse (kelemahan),

Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT ini akan discantumkan

dalam bentuk tabel.

G. Sistematika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan

Bagian ini, berisikan tentang latar belakang dan alasan pemilihan judul, fokus masalah

penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, prosedur analisis data,

dan sistematika penulisan

BAB 3 : Hasil Analisis Data dan Penelitian

Bagian ini menjelaskan mengenai hasil penelitian sesuai dengan data yang ditemukan

BAB 2 : Kajian Teori

Bab ini dipaparkan mengenai beberapa kajian teori yang sesuai dengan penerapan blended

learning sebagai pembelajaran yang efektifmenjelaskan hasil penelitian sesuai data yang

ditemukan

BAB 4 : Refleksi Teologis

Bab ini berisi refleksi Teologis yang bermanfaat bagi penerapan blended learning dalam hal

meningkatkan minat belajar siswa.

BAB 5 : Penutup

bagian ini berisi penutup, yakni kesimpulan dan saran.

7
BAB 2
HASIL PENELITIAN dan ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Pamona Selatan

SMP Negeri 2 Pamona Selatan berdiri pada tahun 1984 yang berlokasi di Desa

Pandajaya, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Jl.

H. Adam Malik. Sekolah ini dibangun karena adanya transmigrasi atau perpindahan

penduduk.9 Penduduk yang melakukan transmigrasi adalah penduduk dari Jawa, Bali

dan Lombok, yang menempati beberapa daerah di Kecamatan Pamona Selatan. Adapun

desa-desa yang mereka tempati, yakni : Pandajaya, Mayajaya, Bangunjaya, Mayoa atas,

Mayasari, dan Pertengahan Wayura-Uelene atau yang sekarang dikenal dengan

Kampung Bali. Ketika mereka sampai di Daerah Pamona Selatan, hanya dua Sekolah

Menengah Pertama (SMP) pada waktu itu, yakni di Desa pendolo dan Bancea, akan

tetapi sekolah tersebut terletak cukup jauh dari beberapa desa yang menjadi tempat

tinggal para transmigran tersebut. oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk mendirikan

beberapa Sekolah secara bertahap, Salah satunya Sekolah Menengah Pertama yang saat

ini dikenal dengan SMP Negeri 2 Pamona Selatan. Dalam bidang pendidikan khususnya

Sekolah Menengah Pertama, tentunya ada yang namanya Pemimpin atau biasa disebut

dengan Kepala Sekolah. Berikut nama pemimpin di SMP Negeri 2 Pamona Selatan dari

awal berdirinya sekolah hingga sekarang :

a. Chornelis Komile
9
Hasil Wawancara dengan Ibu Yakolina (Guru IPS di SMP Negeri 2 Pamona Selatan), Beliau adalah Guru
yang datang lebih awal mengajar di SMP Negeri 2 Pamona Selatan dibanding dengan guru-guru lain.

8
b. L. Bintindjaya,

c. Drs. Kristian Rualemba

d. Arifin S.Pd, M.M

e. Ahmad Yani Bakari S.Pd

f. Siska Riani Mading, S.Pd

2. Profil SMP Negeri 2 Pamona Selatan

a. Identitas Lengkap

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Pamona Selatan

NPSN : 40201308

Jenjang Pendidikan : SMP

Status Sekolah :Negeri

Alamat Sekolah : Jl. H. Adam Malik No. 9

RT/RW :4/4

Kode Pos : 94664

Kelurahan : Panda Jaya

Kecamatan : Kec. Pamona Selatan

Kabupaten/Kota : Kab. Poso

Provinsi : Sulawesi Tengah

Negara : Indonesia

Posisi Geografis : -2, 12225 (Lintang), 120, 7129 (Bujur)

b. Data Pelengkap

SK Pendirian Sekolah : 0557/0/1984

Tanggal SK Pendirian : 1984-11-20

9
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional : 188.45/5455/071/2014

Tanggal SK Izin Operasional : 2014-06-24

Akreditasi :A

SK Akreditas : 180/BAP-S/M/LL/XI/2017

Tanggal SK Akreditasi : 26-11-2017

3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Pamona Selatan

a. Visi

Dalam dunia pendidikan, haru ada visi yang di tetapkan guna menghasilkan

lulusan yang mempunyai karakter dan kepribadian yang baik, cakap dan terampil.

Adapun Visi SMP Negeri 2 Pamona selatan, yaitu :

i. Unggul dalam prestasi, indikatornya adalah :

- Terwujudnya siswa yang unggul dalam proses pembelajaran

- Terwujudnya siswa yang unggul dalam karya ilmiah

- Terwujudnya siswa yang unggul dalam lomba-lomba kreatifitas

ii. Beriman dan bertaqwa, indikatornya adalah :

- Terwujudnya siswa yang beriman dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran

agama yang dianutnya

- Terwujudnya siswa yang memiliki disiplin yang tinggi, sopan santun dan

peduli terhadap sesama

iii. Terampil dan mandiri, indikatornya adalah :

- Terwujudnya siswa yang mampu berpikir kritis dan pandai berbicara di depan

umum.

10
- Terwujudnya siswa yang terampil menggunakan teknologi

b. Misi

Misi di SMP Negeri 2 Pamona Selatan yaitu mengembangkan sumber daya secara

maksimal dalam rangka mempersiapkan siswa di era global. Persiapannya dilakukan

melalui cara meningkatkan mutu siswa yang mempunyai daya saing tinggi,

mengembangkan pembelajaran berbasis TIK serta membekali siswa dengan

keterampilan dan budaya lokal.

4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Peserta didik

a. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidika

Pendidik dan tenaga kependidikan dalam hal mewujudkan tujuan pendidikan,

harus mempunyai kompetensi yang baik. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan

di SMP Negeri 2 Pamona Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan


SMP Negeri 2 Pamona Selatan
Status Jumlah
Kepala Sekolah 1
Guru Mata Pelajaran Umum 8
Guru Agama Kristen 1
Guru Agama Islam 1
Guru Penjas 1
TU 7
Penjaga Sekolah 1
Jumlah 20

b. Keadaan Peserta didik

Jumlah Peserta didik pastinya akan berubah seiring berjalannya waktu sesuai,

seperti beberapa siswa yang memilih pindah maupun siswa yang telah lulus dari

11
tahun ke tahun. Jumlah siswa yang saat ini menempuh pendidikan di SMP Negeri 2

Pamona Selatan dapat dilihat menurut pembagian sebagai berikut :

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah peserta didik di SMP Negeri 2 Pamona Selatan berdasarkan jenis

kelaminya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan


Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki 75
Perempuan 73
Jumlah 148

b. Berdasarkan urutan Kelas

Jumlah peserta didik di SMP Negeri 2 Pamona Selatan berdasarkan urutan

kelas dapat dilihat sebagai berikut :

i. Kelas 7a

Tabel 3. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan


Kelas 7a
Jumlah
Laki-Laki 16
Perempuan 8
Jumlah 24

ii. Kelas 7b

Tabel 4. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan

12
Kelas 7b
Jumlah
Laki-Laki 14
Perempuan 9
Jumlah 23

iii. Kelas 8a

Tabel 5. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan


Kelas 8a
Jumlah
Laki-Laki 13
Perempuan 13
Jumlah 26

iv. Kelas 8b

Tabel 6. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan


Kelas 8b
Jumlah
Laki-Laki 14
Perempuan 15
Jumlah 29

v. Kelas 9a

Tabel 7. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan


Kelas 9a
Jumlah
Laki-Laki 11
Perempuan 14
Jumlah 25

vi. Kelas 9b

Tabel 8. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 2 Pamona Selatan

13
Kelas 9b
Jumlah
Laki-Laki 7
Perempuan 14
Jumlah 21

5. Kondisi Objektif Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pamona Selatan

a. Struktur Organisasi

Setiap Satuan Pendidikan tentunya memiliki struktur organisasi yang bertujuan

untuk memajukan dan mengembangkan Satuan Pendidikan, begitupun di SMP

Negeri 2 Pamona Selatan. Berikut Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Pamona

Selatan :

Komite Sekolah : Risqan H Husain


Penanggung Jawab (Kepala Sekolah ) : Siska Riani Mading, S.Pd
Pengawas Sekolah : WD. Werokila, S.Pd. M.M
Wakil Kepala Sekolah : Jelvin Bintindjaya, S.Pd
Sekretaris : Suci Alwardha, SE
Bendahara : Arbainah
Auditor Internal : - Risfansuma Fimidya, S.Pd
- Kadek Ardiani, S.Pd
Standar Isi : - Y. Kattira, S.Pd
- Marzuki. S.Pd
Standar Proses : - R. Tomba, S.Pd
- Nurjihadi, S.Pd
Standar Kompetensi Lulusan : - E. Pangeja, S.Pd
-Kadek Ardiani I W.Sukarteyasa
Standar Pendidik dan Kependidikan : - Suci Alwardha, SE
- Yepi Torunde
Standar Sarana dan Prasarana : - M. Dirham, S.Pd
-Risfansuma F. Sumardi, S.Pd
14
Standar Pengelolaan : - J. Bintindjaya, S.Pd
- Herlin Dje’o, S.Pd
Standar Pembiayaan : - Arbainah
- Wulan, S.Pd
Standar Penilaian : - Nilawati D. Syiah, S.Pd
- Orvianti Palayukan
- Fonefin Bawoel

b. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan di SMP Negeri 2 Pamona Selatan mengikuti

Peraturan Pemerintah dalam perundang-undangan yakni mencakup sikap,

pengetahuan dan juga keterampilan. Penilaian sikap dilihat dari apakah mereka

mampu memiliki karakter yang beriman kepada Tuhan, jujur, peduli, dan

bertanggung jawab. Penilaian pengetahuan dilihat dari sudah sejauh mana mereka

dapat memahami pelajaran yang diberikan dan apakah mereka mampu

menghubungkan pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan dalam konteks

keluarga dan masyarakat. Dan untuk penilaian keterampilan dilihat dari apakah

mereka mampu berpikir dan bertindak secara kreatif, kritis, dan mandiri sesuai yang

dipelajari disekolah. Penentuan kelulusan siswa juga dilihat dari apakah dia

mencapai dan atau melampaui KKM yang telah ditetapkan.

c. Standar isi Pendidikan

Standar isi pendidikan berkaitan dengan kurikulum. SMP Negeri 2 Pamona

Selatan menyusun kurikulum berdasarkan Kurikulum 2013 yang memiliki dokumen

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk semua mata Pelajaran salah satunya

Pendidikan Agama Kristen, yang dimana untuk dimensi sikap berisikan kata

15
menerima, menghargai, menghayati dan mengamalkan, pengetahuan berisikan kata

mengetahui, memahami, menganalisis, mengevaluasi dan menerapkan, sedangkan

keterampilan berisikan kata mengamati, menanya, mencoba, menyaji dan mencipta.

Untuk Muatan Pendidikan Agama Kristen dimasukkan dalam Kompetensi Inti

dengan melihat ketiga dimensi yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan,

misalnya: Menjelaskan karya Allah dan penyelamatan bagi manusia dan seluruh

ciptaan, menginternalisasi nilai-nilai kristiani dengan menanggapinya secara nyata,

dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan sesama, masyarakat dan gereja

sebagai orang yang sudah diselamatkan. tidak hanya itu SMP Negeri 2 Pamona

Selatan juga menyusun Silabus, Program Tahunan, Semester dan RPP untuk tiap-tiap

mata pelajaran. Di setiap sekolah-sekolah tentunya tidak terlepas dari yang namanya

kalender pendidikan, begitupun dengan di SMP Negeri 2 Pamona Selatan. SMP

Negeri 2 Pamona selatan tetap mengikuti kalender pendidikan yang telah di atur oleh

Pemerintah.

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Lage dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 9. Jumlah Sarana dan Prasarana
Status Jumlah
Kantor 2
Ruang kelas 10
Laboratorium 2
Perpustakaan 2
Sanitasi siswa 2
Dapur Sekolah 1
UKS 1
Toilet 3
Tempat Parkir 1

16
Jumlah

B. Hasil Penelitian

Penelliti mendapatkan data dengan melakukan observasi, wawancara, serta

dokumentasi. Kegiatan observasi dilakukan tentunya dimulai dengan mengamati sekolah

dan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan 4 kali dalam sepekan,

karena adanya Pandemi covid-19, yang menyebabkan terjadinya perubahan jadwal

pembelajaran. Dimana yang sebenarnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

pada kelas 8 hanya di lakukan selama 2 kali dalam sepekan yakni pada kelas 8a dan 8b,

kemudian berubah menjadi 4 kali dalam sepekan dan pembagian jadwal masuknya

disesuaikan dengan desanya. Begitu juga dengan mata pelajaran yang lain dari kelas 7 –

9, pembagian jadwal masuknya disesuaikan dengan desanya. Berikut contoh

pembagiannya :

Gambar 1. Jadwal Mata Pelajaran SMP Negeri 2 Pamona Selatan

Perubahan jadwal Mata Pelajaran ini dilakukan untuk mengurangi jumlah murid

didalam kelas, sesuai dengan protokol kesehatan. Ketika peneliti mengamati proses

17
pembelajaran, terlihat bahwa dalam proses tersebut guru hanya menyampaikan materi

dengan metode ceramah lalu kemudian memberikan siswa tugas. Pada saat pembelajaran

berlangsung, terlihat siswa kelas 8 kurang meminati pelajaran tersebut, hal ini terbukti

dari beberapa siswa yang menunjukkan ekspresi mengantuk mendengar penjelasan guru.

1. Model Pembelajaran Sebelum adanya Pandemi

Pada saat observasi dilakukan, peneliti sempat berdiskusi dan bertanya-tanya

kepada Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Agama Kristen tentang model pembelajaran

pada mata pelajaran tersebut. Menurut ibu H. Dje’o selaku guru Pendidikan Agama

Kristen, model pembelajaran yang selama ini digunakan sebelum adanya pandemi adalah

model pembelajaran tatap muka atau konvensional. Beliau merasa bahwa selama siswa

diajarkan dengan memakai model pembelajaran ini, siswa kurang paham akan materi

yang diberikan, bahkan tidak sedikit siswa yang hanya sekedar datang, duduk, diam, lalu

pulang dengan otak yang kosong.

2. Model Pembelajaran Setelah adanya Pandemi

Saat pandemi muncul di Indonesia, pemerintah memerintahkan sekolah-sekolah

untuk memakai model pembelajaran online guna menghindari kontak fisik dan

kerumunan. Akan tetapi menurut beberapa guru di sekolah tersebut model pembelajaran

online tidak efektif dan optimal juga bagi siswa, sebab guru-guru tidak leluasa

mengawasi siswa, karena hanya berinteraksi lewat handphone saja bahkan siswa kadang

tidak fokus menatap layar mendengarkan apa yang disampaikan dan kurang mendapat

pemahaman yang baik. Peneliti kemudian memperkenalkan model pembelajaran blended

learning, karena sesuai dengan keinginan ibu H. Dje’o bahwa :

18
Saya sebenarnya ingin menggunakan model lain dalam mata pelajaran saya yang mampu membuat
siswa tertarik dengan pelajaran, akan tetapi usia saya tidak memungkinkan lagi, bahkan saya
kurang memahami dengan yang namanya teknologi.10

Diperkuat dengan penyataan dari ibu Siska Riani Mading selaku kepala Sekolah,

bahwa :

Melihat keberadaan siswa saat ini, Harus ada satu model pembelajaran yang mampu membantu
guru menimbulkan semangat siswa bahkan dapat membuat siswa fokus pada pelajaran. 11

Dengan dukungan dari pendidik ini akan memperlancar penerapan model

pembelajaran blended learning.

3. Model Pembelajaran Blended Learning

Model Pembelajaran blended learning memadukan pembelajaran online dan

offline ataupun menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbasis

komputer, akan tetapi tahap yang dipakai sama dengan model pembelajaran yang biasa

dilakukan. Adapun tahap-tahap yang peneliti lakukan, ialah :

a. Tahap Perencanaan

Tahap awal yang perlu dilaksanakan sebelum memulai kegiatan belajar-

mengajar adalah membuat sebuah perencanaan. Dalam penerapan model

pembelajaran blended learning, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. RPP yang dipakai adalah RPP dengan format satu lembar sesuai

dengan perintah dari Kemendikbud. RPP adalah hal yang paling utama dalam

perencanaan proses pembelajaran, sebab dalam RPP telah menjelaskan mengenai

tujuan apa akan dicapai. Hal ini selaras dengan perkataan ibu Siska Riani Mading,

bahwa:

10
Hasil wawancara peneliti dengan Guru Pendidikan Agama Kristen, pada tanggal 2 Agustus 2021.
11
Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pamona Selatan, pada tanggal 2 Agustus
2021.

19
Setiap guru harus mampu menyusun Rencana Program Pembelajaran sebelum memulai proses
pembelajaran. 12

Dalam hal ini, peneliti membuat RPP Pendidikan Agama Kristen untuk

model pembelajaran blended learning. Berikut contoh RPP yang peneliti buat :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 2 Pamona Selatan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti
Kelas / Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Hidup Beriman
Tahun Pelajaran : 2020/2021

A. Kompetensi Dasar
1. Memahami makna hidup beriman
2. Memahami arti sikap hidup beriman dan berelasi dengan sesama
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mensyukuri dirinya dianugerahi iman kepada Yesus Kristus
2. Menunjukkan sikap hidup beriman dan berelasi dengan sesama

KEGIATAN PENDAHULUAN
Offline Online
1. Mempersiapkan LCD untuk menampilkan 1. Menerima siswa untuk masuk di ruang
slide canva. virtual
2. Membuka Kelas dengan Doa. 2. Menyampaikan selamat datang/Hallo
3. Memberi motivasi 3. Menyuruh mengubah nama zoom jika masih
ada siswa yang belum memakai nama asli
4. Membuka kelas dengan doa
5. Memeriksa kehadiran
KEGIATAN INTI
Offline Online
1. Guru memulaikan materi dengan bertanya 1. Guru bertanya kembali mengenai materi
mengenai arti dari hidup beriman yang di bahas pada saat pertemuan tatap
2. Memperlihatkan tokoh alkitab yang muka
memiliki sikap hidup beriman 2. mempersilahkan siswa untuk bertanya
3. Tanya-jawab tentang materi/tugas yang belum dimengerti
4. Guru dan siswa membuat kesimpulan 3. diskusi/sharing yang berkaitan dengan
mengenai materi yang diajarkan materi hidup beriman
4. membuat kesimpulan mengenai kegiatan

12
Ibid.,

20
hari ini
KEGIATAN PENUTUP
Offline Online
1. Guru bersama siswa mengevaluasi 1. Guru dan siswa mengevaluasi kegiatan hari
pembelajaran hari ini dengan bermain kahoot ini dengan menggunakan
2. Memberikan tugas kepada siswa mentimeter/jamboard
3. Memberikan apresiasi kepada siswa atas 2. Memberikan apresiasi kepada siswa
semangatnya dalam proses pembelajaran 3. Menutup dengan doa
4. Menutup dengan Doa

Tidak hanya itu, peneliti juga membuat materi ajar yang terkait dengan pokok-

pokok penting yang akan di sampaikan kepada siswa baik secara offline maupun

online, berhubung peneliti hanya melaksanakan penelitian selama 1 bulan, materi

yang peneliti ajarkan hanya Bab 1 dan 2 saja mengenai Hidup Beriman dan Hidup

Berpengharapan. Tidak hanya menyiapkan materi, peneliti juga mempersiapkan

media untuk dipakai dalam kegiatan pembelajaran. media yang di maksud ialah LCD,

dan beberapa aplikasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran blended learning hadir bukan untuk mengganti model

pembelajaran yang ada, akan tetapi menggabungkan dua model pembelajaran. Dalam

era pandemi saat ini, blended learning sangat membantu, karena model ini

mengurangi jumlah waktu pertemuan tatap muka dan menggantinya dengan

pembelajaran daring. Sehingga para guru-guru tidak lagi merasa khawatir akan

ketidakoptimalnya waktu dan proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran

dengan memakai model pembelajaran ini, peneliti yang mengambil peran sebagai

guru selama melaksanakan penelitian memiliki peran utama. Selama pelaksanaan

model pembelajaran ini, tentunya komunikasi yang baik antara guru dan peneliti.

21
Pelaksanaan model Pembelajaran ini dalam bentuk tatap muka, menggunakan

media LCD, aplikasi canva, dan kahoot, sedangkan dalam bentuk onlinenya

menggunakan google meet, jamboard dan mentimeter. Untuk pembelajaran tatap

muka waktunya tetap sesuai dengan waktu sekolah biasa. Sedangkan untuk

pembelajaran online, peneliti melaksanakan sesuai jadwal yang sudah disepakati

dengan siswa, untuk kembali mempertajam materi yang diberikan pada saat

pembelajaran tatap muka dan melanjutkan materi yang belum sempat tersampaikan

pada saat pembelajaran tatap muka, serta bila ada peserta didik yang hendak bertanya

atau kurang paham akan materi yang diberikan. Karena berhubung waktu

pelaksanaan pertemuan tatap muka hanya 40 menit saja untuk satu mata pelajaran.

Pengurangan waktu proses pembelajaran di kelas dikarenakan sekolah mengikuti

peraturan agar tidak terlalu lama di luar rumah.13

Sehari sebelum pertemuan pertama tatap muka, peneliti telah terlebih dahulu

menyiapkan materi pembelajaran dimulai dari Bab 1 yakni Hidup Beriman dengan

menggunakan canva agar penyajian materinya dapat menarik siswa memperhatikan

apa yang di ajarkan. Hal ini peneliti lakukan sesuai degan perintah dari Ibu H. Dje’o

bahwa :

Harus menggunakan media yang menarik yang mampu membuat siswa fokus pada pelajaran. 14

Sehingga peneliti memilih aplikasi canva, karena didalamnya terdapat

berbagai gambar-gambar yang menarik yang dapat dijadikan background materi

bahkan dengan canva juga peneliti mampu membuat video pelajaran Pendidikan

Agama Kristen yang dapat dipelajari dimana saja. Berikut contoh materi yang

13
Ibid.,
14
Hasil wawancara peneliti dengan Guru Pendidikan Agama Kristen, pada tanggal 2 Agustus 2021.

22
peneliti buat di canva dalam bentuk presentasi biasa akan tetapi menggunakan

backgorund yang menarik untuk pertemuan tatap muka pertama :

Gambar 2. Materi Bab 1 Hidup Beriman

Sebelum memulai kelas, peneliti sudah terlebih dahulu mengirimkan materi

yang akan dipelajari nantinya, agar siswa dapat melihat dan membacanya terlebih

dahulu.

Pertemuan tatap muka kelas pertama yang peneliti ajar adalah kelas 8a untuk

Desa Mayoa dan Wayura. Kelas di mulai pada pukul 08.00 pagi. Sebelum memulai

kelas, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu karena berhubung baru pertama

kalinya mengajar di SMP Negeri 2 Pamona Selatan.

23
Selepas memperkenalkan diri, peneliti kemudian mempersiapkan LCD

terlebih dahulu, berdoa, dan memberikan motivasi.

Motivasi yang penulis berikan ialah kata-kata semangat untuk siswa dalam hal

belajar, dan memberikan sharing pengalaman penulis waktu dulu selama duduk di

bangku SMP. Setelah sharing, penulis memulai penjelasan materi dengan

menampilkan slide canva, menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran dan

bertanya mengenai apa arti iman kepada peserta didik. Setelah selesai menjelaskan

materi, ada dua siswa yang memberikan pertanyaan terkait hidup beriman,

pertanyaannya adalah : 1) siapa Tokoh Alkitab di Perjanjian Baru yang memiliki

sikap hidup beriman? 2) kenapa kita harus hidup beriman?, peneliti yang berperan

sebagai guru kemudian menjawab pertanyaan dari siswa dengan singkat, tidak hanya

itu peneliti juga melemparkan pertanyaan-pertanyaan itu kepada siswa untuk dijawab

juga oleh mereka, hasilnya kelas tersebut menjadi hidup karena hampir semua siswa

sibuk mencari jawaban dan saling berebut untuk menjawab pertanyaan. Akibat dari

asiknya diskusi, waktu 40 menit tersebut tidak terasa. Sebelum meninggalkan kelas,

peneliti memberikan tugas 1 kepada mereka untuk mereka kerjakan. Pada minggu

kedua berjalan peneliti melaksanakan penelitian dan pengajaran kembali di kelas 8a,

peneliti melanjutkan penjelasan materi yang tetap masih berkaitan dengan hidup

beriman. Untuk pertemuan kali ini, peneliti tidak lagi menyuruh siswa untuk

bertanya, melainkan peneliti langsung mengevaluasi siswa menggunakan game

kahoot untuk melihat sejauh mana mereka paham materi yang telah diberikan dari

24
minggu kemarin hingga minggu kedua peneliti mengajar di kelas tersebut, berikut

contoh game kahoot yang siswa mainkan :

Gambar 3. Game Kahoot

Setelah bermain kahoot peneliti mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai

kapan waktu yang pas untuk belajar online. hal yang sama juga peneliti lakukan di

kelas 8b, untuk bab 1 materi hidup beriman pertemuan tatap muka, Minggu pertama

penjelasan materi, diskusi singkat, dan pemberian tugas, lalu minggu kedua

penjelasan materi, mengevaluasi pemahaman siswa lewat game dan penentuan waktu

pembelajaran online. Begitu juga untuk bab 2 mengenai Hidup Berpengharapan,

minggu pertama dan kedua proses pembelajarannya peneliti lakukan sama dengan

waktu pemberian materi bab 1.

Untuk pembelajaran online atau kelas online, peneliti lebih memilih untuk

menggunakan google meet dan ditambahkan dengan permainan mentimeter atau

jamboard, untuk kembali mempertajam materi. Pembelajaran online ini dilakukan

sesuai dengan kesepakatan peneliti dan siswa. Pembelajaran online di laksanakan

pada hari jumat tanggal 13 agustus untuk bab 1, dan untuk bab yang kedua

dilaksanakan pada hari jumat tanggal 27 agustus. Pertemuan pembelajaran online ini,

sudah digabung 8a dan 8b. Sebelum kelas online dimulai, peneliti terlebih dahulu

mengingatkan siswa untuk tetap mengaktifkan kamera agar peneliti bisa menilai
pergerakan mereka selama mengikuti proses pembelajaran online. Pada

pembelajaran online, Guru kembali menggali ingatan siswa mengenai materi yang

telah diberikan, dan memberikan siswa kesempatan unntuk menanyai kembali materi

yang belum dipahami dan diskusi terkait materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan tatap muka. Pembelajaran online berjalan dengan baik, karena banyak

siswa aktif berbicara, bahkan ada beberapa yang saling rebut ingin berbicara duluan.

Setelah diskusi selesai, peneliti mengajak siswa untuk bermain mentimeter.

Permainan Mentimeter digunakan untuk melihat sejauh mana mereka memahami

materi, mentimeter digunakan agar siswa dapat fokus pada pelajaran dan tidak

gampang terganggu dengan apa yang ada disekitarnya. Seperti yang di katakan oleh

ibu H. Dje’o bahwa :

Anak-anak terkadang jika pembelajaran online kurang fokus untuk menatap ke layar, bahkan
seringkali mempunyai kesibukan sendiri.15

Tidak hanya itu peneliti juga mengandalkan aplikasi whatsapp dan untuk

mempermudah peneliti, guru, dan siswa berinteraksi mengenai materi yang masih

kurang dipahami atau untuk memberikan informasi perihal kegiatan pembelajaran.

Pada pembelajaran online, kurang dari 3 siswa tidak memiliki Handphone, akan

tetapi ini tidak mematahkan semangat mereka untuk mengikuti kelas online. Mereka

mencari cara dengan meminjam handphone saudara/kakak mereka untuk mengikuti

kelas. Blended learning harus mampu mengubah kebiasaan dan membangkitkan

minat siswa. Model pembelajaran ini mampu memberikan mereka pengalaman

belajar yang berharga, sebab didalamnya terdapatnya penggunaan berbagai teknologi

yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa saat ini.

15
Ibid.,

26
c. Tahap Evaluasi

Seteleh selesai melaksanakan proses pembelajaran tentunya ada yang

namanya evaluasi, dimana guru akan menguji siswa untuk melihat hasil dari kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan. Hal ini penting, sebab guru harus mengetahui

sudah sampai di mana pemahaman siswa-siswi tentang materi yang telah diberikan,

dan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.

Untuk tahap evaluasi model pembelajaran blended learning di SMPN 2

Pamona Selatan lebih mengutamakan keaktifan dan perhatian siswa sebagai bentuk

ketertarikan mereka (minat) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Ketika

mereka merasa bahwa sesuatu hal sesuai dengan apa yang mereka harapkan, maka

disitulah minat tumbuh. Saat siswa sudah tertarik, maka ia cenderung memberikan

perhatiannya terhadap sesuatu yang dia sukai tersebut bahkan ia akan melibatkan

dirinya mempelajari apa yang disukainya tersebut.

Penerapan model pembelajaran blended learning ini di SMPN 2 Pamona

Selatan ternyata berpengaruh terdapat minat belajar siswa. Hal ini terlihat hasil

pengamatan peneliti, evaluasi yang peneliti lakukan dan juga hasil nilai dari tugas-

tugas mereka yang peneliti berikan. Evaluasi dilakukan dengan memakai game

kahoot, mentimeter, jamboard dan juga melihat hasil nilai tugas para siswa. Dimana

nilai tugas mereka yang dulunya tidak sedikit siswa mendapatkan 70-an bahkan ada

beberapa siswa yang kurang memasukan tugas dan meskipun ada yang mendapat

nilai 80-an, karena guru-guru harus mengisi raport, dan harus menyesuaikan dengan

nilai KKM, maka guru Pendidikan Agama Kristen berinisiatif untuk menambahkan

27
nilai mereka agar melebihi standar KKM dan agar mereka bisa naik kelas. Hal ini

selaras dengan apa yang diucapkan oleh ibu Herlin Dje’o, bahwa :

Nilai tugas dan nilai ulangan akhir anak-anak, saya tinggal tambah-tambah. Supaya mereka

bisa naik kelas. Karena banyak dari mereka yang malas mengumpulkan tugas.16

Ketika Model Pembelajaran ini peneliti terapkan, siswa-siwa yang tadinya

malas mengerjakan tugas mulai berusaha rajin meskipun tidak semua, akan tetapi ada

peningkatan dan bahkan nilai tugas mereka sudah dapat dikatakan cukup baik.

Mereka rata-rata mendapatkan nilai 80-an bahkan ada yang mencapai nilai 95.

Berikut hasil nilai tugas kelas 8a dan 8b :

a. Nilai tugas Agama kelas 8a dan 8b dengan model pembelajaran blended

learning

16
Ibid.,

28
29
b. Nilai tugas agama sebelum adanya model pembelajaran blended learning

Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran

offline, para siswa begitu antusias mengikuti pelajaran, hal ini terlihat dari keseriusan

mereka mengikuti penjelasan, tidak ada yang tengok sana-sini, dan tidak ada yang

membuat kesibukan sendiri bahkan para siswa semangat mengikuti game kahoot

yang di dalamnya mengenai pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang

disampaikan. Ini dikarenakan materi yang peneliti sajikan menggunakan slide canva

yang didalamnya terdapat background yang menarik, hal ini menurut pendapat siswa

kelas 8b, yakni Seila Marcia Poai, bahwa :

Saya senang melihat materi yang ditampilkan di layar, daripada yang dibuku. Karena
menarik untuk dilihat.17

Diperjelas juga oleh pendapat dari temannya, Claudia Marande, bahwa :

Saya suka karena ada gambar yang sesuai dengan umur kita.18

Untuk pembelajaran online, kurang dari setengah siswa tidak mengikuti

kelas. Untuk pertemuan online pertama, ada 11 orang siswa yang tidak hadir dan

untuk pertemuan kedua sudah menurun menjadi 8 orang saja yang tidak hadir. Hal

17
Hasil wawancara peneliti dengan seorang siswa kelas 8b, pada tanggal 24 Agustus 2021.
18
Ibid.,
ini dikarenakan, jaringan yang kurang baik dan kehabisan paket internet. Sebelum

memulai pembelajaran peneliti memerintahkan siswa untuk terus mengaktifkan

kamera mereka agar peneliti bisa melihat bagaimana keseriusan mereka saat peneliti

menjelaskan materi. Meskipun tidak bertatap muka secara langsung, mereka tetap

antusias. Hal ini bisa dilihat ketika mereka mengikuti pembelajaran online dan

kadang jaringan tidak bersahabat, mereka tetap berusaha untuk terus join dan

mengikuti kegiatan pembelajaran. Seperti yang dikatakan salah satu siswa kelas 8a

atas nama Firdaus Lindungi:

Saya suka mengikuti kelas online biarpun jaringan dikampung tidak terlalu bagus, karena cara

memberi materinya bagus.19

Bahkan ada yang rela meminjam Handphone demi mengikuti kelas online.

Keseriusan mereka mengikuti proses pembelajaran juga dapat diketahui melalui

mentimeter dan jamboard, dimana peneliti menggunakan mentimeter dan jamboard

untuk mengukur sejauh mana mereka memahami materi dengan memakai

pertanyaan-pertanyaan evaluasi. Sebagian besar siswa mampu memberikan jawaban

pertanyaan seputar materi yang diberikan pada mentimeter dan jamboard, sebagian

hanya mampu menjawab secara langsung, karena susah mengakses mentimeter dan

jamboard. Akan tetapi, semua siswa mengaku senang dengan model pembelajaran

seperti ini, apalagi dengan mengandalkan teknologi. Berikut contoh evaluasi

menggunakan mentimeter dan jamboard :

Gambar 4. Mentimeter dan Jamboard

1. Mentimeter 2. Jamboard

19
Hasil wawancara peneliti dengan Siswa Kelas 8a, pada tanggal 16 Agustus 2021.
C. Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk

menganalisis data. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

INTERNAL

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Memadukan dua model


Analisis proses pembelajaran men 1. Banyak guru-guru yang
pembelajaran
belum paham teknologi
ggunakan model blended learning 2. Mempermudah guru-guru
2. Jaringan kurang bagus
membuat bahan ajar melalui
dan kehabisan paket
teknologi
internet
3. membantu mengevaluasi
3. Beberapa siswa tidak
siswa dengan cepat lewat
mempunyai handphone
teknologi
E Peluang (O) S/O (Memilih Peluang) W/O (Memanfaatkan

K Peluang)

S 1. Dunia sudah memasuki era 1. Pemanfaatan teknologi Ketika dunia sekarang sudah

T digital untuk membantu serba teknologi, guru harus

E 2. Siswa saat ini adalah mempermudah mencoba lebih mengenal dan

R generasi milenial yang pembelajaran memahami teknologi agar

N memahami teknologi 2. Pemanfaatan teknologi dapat mengajar dengan

A untuk meningkatkan minat menggunakan teknologi

L belajar.

Ancaman (T) S/T (Mengerahkan Kekuatan) W/T (Mengendalikan


Ancaman)
Mengakses hal-hal yang tidak Siswa sekarang adalah Peningkatan keterampilan
siswa yang identik dengan
memiliki kaitan dengan materi dalam pembuatan materi ajar
teknologi, maka hal yang
ketika menggunakan teknologi dengan menggunakan
ditakutkan ialah ketika
pembelajaran berlangsung, teknologi agar menjadi
siswa lebih memilih mengakses
menarik dan sesuai dengan
hal-hal yang tidak memiliki
kebutuhan siswa.
sangkut paut dengan materi.
Untuk itu, perlu membuat
kegiatan pembelajaran tersebut
menjadi semenarik mungkin
untuk menarik perhatian siswa
agar tetap fokus pada pelajaran
dengan memanfaatkan
teknologi

Melihat Hasil Analisis di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknologi juga

memegang peran penting dalam peningkatan minat belajar, dengan adanya penggabungan

pembelajaran tatap muka dan online dan juga pembelajaran dikelas dengan berbasis teknologi ini

mampu menimbulkan daya tarik dari peserta didik pada proses pembelajaran sebab generasi

mereka adalah generasi yang selalu berkaitan dengan teknologi.


BAB 3
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pembelajaran

Hal mendasar yang wajib dilaksanakan oleh setiap siswa untuk menambah dan

memperluas ranah pengetahuan ialah Pembelajaran. Dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab Pertama

menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.20 Jadi ketika siswa dengan guru melakukan suatu

interaksi dalam lingkungan belajar maka hal itu disebut dengan pembelajaran. Corey

berpendapat bahwa Pembelajaran itu bagian dari pendidikan. 21 Melalui Pembelajaran, terjadi

pembentukan sikap dan kreatifitas siswa dari berbagai komunikasi dan pengalaman belajar.

Belajar dalam kegiatan pembelajaran itu tidak sama dengan mengajar, karena belajar

menggambarkan aktifitas peserta didik, sedangkan mengajar hanya fokus ke aktifitas guru.

Pembelajaran itu harus menciptakan belajar pada siswa, sedangkan mengajar

bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa dengan salah satu strategi

pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai usaha membimbing siswa. Siswa tidak

hanya diberi ikan, tapi juga diberikan alat serta cara untuk menangkap ikan tersebut, bahkan

diberikan juga keterampilan untuk menciptakan alat untuk menangkap ikan tersebut. 22 Jadi

dalam Pembelajaran, ditemukan dua pelaku yaitu siswa dengan guru. Siswa merupakan

subyek belajar, sedangkan guru ada subyek yang membelajarkan siswa.

20
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 5
21
Ruslan dan Rusli Yusuf, Perencanaan Pembelajaran PPKN (Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press,
2017), 7.
22
Evelin Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 87
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan yang membutuhkan komunikasi dan hubungan antara siswa dengan

guru untuk membawa perubahan dalam segi sikap, pengetahuan, dan kreatifitas.

B. Tahapan-Tahapan Pembelajaran

Pembelajaran tentunya tidak dapat berjalan sendiri, untuk itu diperlukan beberapa

tahapan-tahapan. Dalam Pembelajaran sederhananya ada tiga tahapan-tahapan yakni :

1. Tahap perencanaan

Tahapan perencanaan adalah tahapan awal yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam proses perencanaan ada beberapa

langkah yang menjadi poin utama dalam model J. E. Kemp yang berdasar

kepada empat unsur perencanaan pembelajaran yang merupakan gambaran

jawaban dari pertanyaan: a) untuk siapa program itu dirancang? Siswa, b)

kemampuan apa yang ingin dipelajari? Tujuan, c) keterampilan apa yang

digunakan? Metode, d) bagaimana cara menentukan tingkat penguasaan

terhadap pelajaran? Evaluasi.23 Proses pembelajaran yang baik bermula dari

perencanaan yang mantap, karena perencanaan yang mantap akan memberikan

hasil yang baik dalam pembelajaran. Berikut sedikit penjelasan dari jawaban-

jawaban atas pertanyaan di atas :

a. Siswa. Siswa adalah alasan mengapa suatu program pembelajaran

dirancang. Lewat program yang dirancang, guru harus mampu

mengembangkan keterampilan siswa agar siswa tersebut memiliki

potensi yang lebih baik lagi.

23
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islan di Sekolah.
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), 222
b. Tujuan. Sebelum membuat suatu program khususnya proses belajar-

mengajar, guru akan memikirkan apa yang hendak di pelajari.

Sehingga dari apa yang hendak dipelajari tersebut pastinya akan

terdapat suatu tujuan yang akan dicapai.

c. Metode. Ketika hendak melakukan suatu proses belajar mengajar, di

dalamnya pasti akan ada suatu Metode pembelajaran yang akan

digunakan untuk menarik minat siswa mengikuti pembelajaran.

d. Evaluasi. Hal ini dilakukan di akhir proses pembelajaran untuk

mengukur sampai dimana siswa telah paham akan materi yang

diberikan dan apakah ada perubahan perilaku siswa, serta menjadi

bahan guru untuk melihat dan meningkatkan kinerjanya.

2. Tahap pelaksanaan.

Ketika guru selesai melakukan perencanaan, maka langkah selanjutnya

ialah melaksanakan apa yang telah dipersiapkan tersebut, dengan kata lain ialah

pelaksanaan proses pembelajaran. Pada Tahap ini, pendidik tentunya

melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran,

pemakaian berbagai media dan pemahaman teori.

3. Tahap evaluasi.

Hamalik memberikan pendapat bahwa evaluasi merupakan pengukuran

kegiatan secara keseluruhan untuk mengetahui bagaimana capaian hasil belajar

siswa setelah sudah melakukan kegiatan belajar. 24 Pada umumnya, evaluasi

adalah proses kegiatan mengukur ada atau tidaknya perubahan perilaku yang

24
E. Mulyasa. Implementasi Kurikukulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: Rosda Karya,
2006), 170-171
terjadi untuk dijadikan sebagai patokan perencanaan selanjutnya. Evaluasi

tentunya jangan dilakukan pada saat ulangan harian umum saja, melainkan

harus juga diberikan tiap kali selesai kegiatan pembelajaran untuk mengetahui

kemajuan siswa.

C. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Istilah Revolusi Industri 4.0 atau era digital mulai muncul ketika masyarakat memasuki

era milenium baru. Tentunya tidak sedikit orang yang belum paham dan mengerti dengan

istilah ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Revolusi industri terdiri dari 2 kata yaitu

“revolusi” dan “industri”. Revolusi adalah perubahan yang bersifat sungguh cepat,

sedangkan industri adalah usaha pelaksanaan proses produksi.25 Revolusi Industri adalah

perubahan cara hidup maupun proses kerja manusia dengan lebih mengutamakan

teknologi.26 Era digital dapat juga dikatakan sebagai perubahan kegiatan yang menciptakan

hal-hal baru yang dapat membantu kehidupan manusia.27 Jadi, kesimpulan pengertiannya

ialah perubahan yang terjadi dengan cepat yang awalnya pekerjaan dilaksanakan oleh

manusia sekarang tergantikan oleh mesin.

Revolusi industri dimulai dari industri 1.0, sampai pada 4.0,28 yakni :

1. Revolusi industri 1.0 dikenal pada tahun 1784, ketika ditemukannya alat tenun

mekanis dengan menggunakan mesin uap. Tenaga manusia kurang digunakan dan

meningkatkan jumlah pengangguran. Dalam hal ini, hampir semua pekerjaan sudah

mengandalkan mesin.

25
Kamus Besar Bahasa Indonesia
26
Hamdan. Industri 4.0 : Pengaruh Revolusi Industri pada Kewirausahaan Demi Kemandirian Ekonomi.
Jurnal Nusamba. Vol. 03, No. 02. Oktober 2018. 02
27
B. A. Setiono, Peningkatan Daya Saing Sumber Daya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi Industri
4.0, Jurnal Apl. Pelayaran Dan Kepelabuhanan, vol. 9, no. 2, p. 179, Dec. 2019.
28
A. Annisa, Sejarah Revolusi Industri dari 1.0 sampai 4.0. Artikel Mahasiswa Sistem Telekomunikasi.
Hal, 02
2. Revolusi industri 2.0. Era ini terjadi dari abad ke 19 sampai 20, Saat munculnya

listrik. Pada revolusi industri ini masih membutuhkan tenaga manusia ketika hendak

memproduksi barang.

3. Revolusi industri 3.0 dikenal ketika muncul teknologi informasi dan penggunaan

elektronika. Era ini lahir pada awal tahun 1970, dan pada masa ini sudah mulai

menggunakan sistem otomisasi yang dikontrok oleh komputer, bahkan informasi

sudah mulai cepat menyebar akibat adanya teknlogi.

4. Tidak berhenti pada revolusi industri 3.0, perkembangan zaman membuat manusia

terus menerus membuat inovasi hingga tiba pada revolusi industri 4.0. industri 4.0

ditandai dengan adanya revolusi digital.

Revolusi industri 4.0 pertama kali dikenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Beliau

merupakan ekonom terkenal asal Jerman sekaligus penggagas World Economic Forum

(WEF) yang melalui bukunya, The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa

revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan

berhubungan satu dengan yang lain.29 Revolusi mampu membuat perubahan besar dalam

kehidupan manusia. Pada era ini, dengan penggunaan teknologi dalam sistem pendidikan di

Indonesia akan membawa perubahan yang sangat besar dan cepat.30

Pada era digital saat ini, manusia dan teknologi disatukan untuk melahirkan hal baru yang

kreratif dan inovatif.. Pendidikan saat ini sudah dipenuhi dengan generasi-generasi yang

paham teknologi, sehingga dalam proses pembelajaran sudah sangat mudah karena dibantu

dengan teknologi untuk menciptakaan hal-hal baru yang kreatif. Dengan teknologi,

29
Lase, Delipiter. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Sudermann, Vol. 01, No. 01 Oktober-
November 2019. hal. 331
30
Afif, Nur. Pengajar dan Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2 No.1 2019, hal.
122
Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Maksudnya, ruang kelas bukan lagi

satu-satunya tempat untuk belajar. Tidak hanya itu, ada dua alasan yang membuat

pendidikan harus di ubah yakni :

1. Pendidikan harus disesuaikan dengan masanya (harus mengikuti era sekarang)

2. Generasi sekarang adalah Generasi Milenial yang identik dengan teknologi

Salah satu hal yang penting dalam pendidikan ialah adanya perkembangan teknologi.

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh kualitas pendidik dan peserta didik. Guru

yang memegang peranan penting dalam pendidikan harus memahami teknologi, mengikuti

perkembangan zaman, dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran. 31 Guru yang belum

memahami teknologi diharuskan untuk mengikuti latihan-latihan tentang teknologi. Hal ini

penting karena pembelajaran pada generasi saat ini hampir semua memanfaatkan teknologi.

Pendidikan sudah tidak dibatasi lagi oleh waktu dan tempat. Pendidikan dapat

dilaksanakan di manapun dan kapanpun. Siswa memiliki banyak sekali kesempatan untuk

belajar mandiri lewat teknologi informasi tidak nanti belajar disekolah. Para siswa lebih

menyukai jika kegiatan pembelajaran diselaraskan dengan pemanfaatan teknologi. Oleh

karena itu, revolusi 4.0 menjadi satu keniscayaan.

D. Pembelajaran Berbasis Blended Learning

1. Definisi Blended Learning

Beberapa ahli memberikan pendapat yang hampir sama mengenai Blended

Learning. Husamah berpendapat bahwa blended learning adalah perpaduan

pembelajaran lanngsung dikelas dan pembelajaran jarak jauh.32 Hampir sama dengan

Husamah, Graham pun memberikan pendapat bahwa Blended learning ialah model

31
Abdul Muis Joenaidy. Konsep dan Strategi Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0. (Yogyakarta:
Laksana, 2019), 12.
32
Husamah. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). (Prestasi Pustaka Publisher, 2014), 10
pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan memanfaatkan

teknologi dalam lingkungan pedagogis.33

Sedangkan, Bersin (2004) mendefinisikan blended learning sebagai:

"the combination of different training "media" (technologies, activities, and types of events) to
create an optimum training program for a specific audience. The term "blended" means that
traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic formats. In the
context of this book, blended learning programs use many different forms of learning, perhaps
complemented with instructor-led training and other live formats".34

Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Blended

Learning merupakan sebuah model belajar yang memiliki tujuan memadukan

pembelajaran di kelas dengan berbagai media yang ada, seperti teknologi dan sumber

belajar lainnya. Blended Learning juga di pahami sebagai kombinasi pembelajaran online

dan tatap muka.

2. Komponen Blended Learning

Adapun beberapa kompenen Blended Learning,35 yakni:

a. Online learning (E-Learning)

Online learning tidak dapat lepas dari teknologi, sebab model ini harus memakai

internet dan aplikasi sebagai salah satu sumber belajar. Penggunaan teknologi

memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran. Online learning dapat dilakukan

dimanapun orang berada, lewat penggunaan teknologi.

b. Pembelajaran tatap muka (Konvensional)

Model pembelajaran ini mempertemukan guru dengan siswa dalam satu ruangan

untuk belajar. Guru dan siswa dalam pembelajaran tatap muka akan menggunakan

33
Ibid.,12
34
Idris, Husni. Pembelajaran Model Blended Learning. Jurnal Iqra’, Vol. 5, No. 01 Januari-Juni 2011. Hal.
2
35
Istiningsih, S. & Hasbullah. Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran Masa Depan. Jurnal
Elemen, Vol. 01, No. 01 Januari 2015. Hal. 5-7
berbagai media daan metode pembelajaran untuk membuat proses pembelajaran

menjadi menarik dan aktif. Pembelajaran tatap muka sampai saat ini masih terus

dilakukan..

c. Belajar Mandiri (Individualizad Learning)

Belajar mandiri merupakan salah satu komponen dalam blended learning. Belajar

mandiri bisa dilakukan kapan saja dan juga dimana saja dengan memanfaatkan

teknologi. Belajar mandiri bisa dilakukan dengan menonton video, membaca artikel-

artikel di internet, dll yang masih berkaitan dengan pembelajaran.

3. Karakteristik Blended Learning

Adapun karakteristik Blended Learning menurut Jhon Watson, (2008),36 yaitu :

a. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model

pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang

beragam

b. Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face), belajar mandiri,

dan belajar mandiri via online.

c. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara

mengajar dan gaya pembelajaran.

d. Guru dan orangtua pembelajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai

fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

4. Implementasi Blended Learning

Implementasi blended learning diartikan sebagai penerapan dari pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tatap muka dan online learning. Untuk

36
Usman. Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning dalam Membentuk Kemandirian Belajar.
Jurnalisa, Vol. 4, No. 01 Mei 2018. Hal. 4
mengimplementasikan pembelajaran blended learning pada tahap permulaan, ada

beberapa cara yang dapat dilakukan menurut Kusairi, antara lain37 :

a. Guru memanfaatkan teknologi dalam pembuatan materi ajar. Seperti halnya guru

membuat gambar atau video yang bisa dimanfaatkan dalam kelas.

b. Guru memanfaatkan email dan whatssap dengan membuat grup sebagai media

komunikasi online dan untuk saling berbagi file, mengirim tugas, dan lain-lain.

c. Guru mempelajari berbagai aplikasi untuk dijadikan media penunjang pembelajaran.

Melihat beberapa poin di atas, maka sangat diharapkan bahwa guru harus dapat

melek bersahabat dengan teknologi, guru harus terus menerus belajar, karena Setiap

manusia tidak dapat menolak kemajuan teknologi.

5. Kelebihan Blended Learning

Dalam setiap model pembelajaran, tentunya memilihi kelebihan. Begitupun

dengan blended learning. Adapun kelebihan-kelebihannya menurut Husama,38 yakni:

a. Siswa dapat belajar mandiri dengan mempelajari dan menggali materi yang

tersedia secara online.

b. Guru dan siswa dapat melakukan proses pembelajaran kapan pun dan dimana

pun.

c. Siswa dapat saling bertukar pikiran dengan guru ataupun dengan sesama siswa di

luar jam sekolah

d. Guru dapat menambah materi secara online

e. Sebelum memulai pembelajaran, guru dapat menyuruh siswa terlebih dahulu

mempelajari materi.

37
Husamah. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). (Prestasi Pustaka Publisher, 2014), 220-221
38
Ibid., 231
f. Siswa maupun guru dapat saling membagikan file.

g. Membuat pelajaran semakin menarik dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

6. Kekurangan Blended Learning


Dibalik suatu Kelebihan tentunya akan terdapat juga kekurangan. Berikut

beberapa kelemahan model pembelajaran blended learning menurut Husama,39 yakni :

a. Media yang hendak digunakan bermacam-macam, sehingga jika sarana dan

prasarana tidak memadai, maka model ini akan sulit dilakukan.

b. Jaringan internet yang tidak lancar dan tidak adanya alat komunikasi.

c. Minimnya pengetahuan guru dan siswa terhadap penggunaan teknologi.

7. Blended Learning sebagai Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial


Pembelajaran efektif merupakan proses pembelajaran yang tentunya dapat

mencapai suatu tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana serta dapat diinternalisasikan

oleh siswa. Pembelajaran efektif tidak seharusnya terus menerus dilaksanakan di dalam

kelas dengan model yang sama, melainkan pembelajarannya dapat dilaksanakan kapan

pun dan dapat memakai berbagai perangkat yang ada, melihat generasi saat ini adalah

generasi milenial yang identik dengan teknologi.

Generasi milenial merupakan anak bangsa yang akan menjadi generasi emas

sebagai impian besar tentang Indonesia yang unggul, maju bersaing dengan bangsa lain.40

Dalam hal ini, generasi milenial adalah harapan bangsa Indonesia. Tapscott menegaskan

bahwa generasi milenial adalah generasi yang memiliki ciri khas suka dengan kebebasan

dan mengandalkan kecepatan informasi yang instan.41 Melihat hal ini, diperlukan

pembelajaran yang sesuai dengan era saat ini, suatu pembelajaran efektif yang tidak
39
Ibid.,
40
Ibid., 68
41
Kalfaris Lalo. Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan Pendidikan Karakter guna
Menyongsong Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Kepolisian, Vol. 12, No. 02, Juli 2018, hal 72
hanya sekedar menyampaikan materi akan tetapi juga yang dapat menyesuaikan dengan

kebutuhan peserta didik, seperti pembelajaran Blended Learning. Model pembelajaran ini

merupakan model pembelajaran yang tentunya sesuai dengan kebutuhan generasi

milenial yang identik dengan teknologi. Blended Learning dapat dikatakan sebagai

pembelajaran efektif generasi milenial atau sebagai solusi suatu permasalahan dalam

proses pembelajaran yang tidak membangkitkan semangat atau minat peserta didik di

generasi saat ini.

8. Blended Learning di Situasi Covid-19


Saat ini Indonesia sedang mengalami pandemi Covid-19 yang tentunya membuat

masyarakat menjadi panik sebab pandemi ini memengaruhi hampir semua kawasan

kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, pekerjaaan sampai pada pelaksanaan ibadah.

Pemerintah Indonesia memberi himbauan supaya masyarakat menjaga jarak dan

membatasi interaksi dengan orang lain agar penyebaran virus tidak terlalu meluas.

Akibat adanya pandemi, sekolah-sekolah diliburkan dan dianjurkan untuk belajar dari

rumah masing-masing secara online, ada juga beberapa sekolah yang menggunakan

pembelajaran Gabungan, yakni pertemuan singkat di sekolah (tatap muka) dan

pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran online tentunya menimbulkan kegelisahan para orang tua. Karena,

memungkinkan memiliki dua ancaman, yaitu putus sekolah serta kurangnya pendidikan

bagi anak-anak. Hal ini diakibatkan oleh banyak anak-anak yang memilih untuk bermain

game atau pergi ke kebun daripada mengikuti pembelajaran jarak jauh, karena mereka

merasa pembelajaran jarak jauh kurang mendapat pengawasan dari guru. Untuk itu,

selama pandemi Covid-19, penggunaan teknologi sangat dibutuhkan dalam


pembelajaran. Salah satu contoh penerapan teknologi dalam pembelajaran yakni dengan

menggunakan model pembelajaran Blended Learning.

Model Pembelajaran ini dapat membantu mengurangi proses pembelajaran di

kelas. Blended Learning dapat disebut sebagai solusi dari permasalahan pembelajaran

selama pandemi covid-19 ini. Hal ini bukan berarti mengganti model pembelajaran di

kelas, akan tetapi lebih memperkuat proses pembelajaran dengan bantuan teknologi.

E. Tinjauan Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah;

keinginan.42 Sesuatu yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

disebut sebagai minat, dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya.43

Dari dua pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa minat merupakan sumber

motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang hal yang ingin dia lakukan. Ketika

seseorang merasa bahwa sesuatu hal bermanfaat, maka ia akan tertarik pada hal tersebut

sampai ia merasa puas. Saat kepuasaannya menurun, maka minatnya juga ikut menurun.

Oleh sebab itu, minat dapat dikatakan tidak selalu melekat pada diri seseorang, tetapi

bersifat sementara. Minat yang ada dalam diri kita tidak datang dengan sendirinya, akan

tetapi ada karena dorongan dari pengalaman serta usaha untuk mengembangkannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat belajar seseorang tentunya tidaklah selalu stabil, akan tetapi selalu berubah.

Menurut Purwanto, ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar,44 yakni:
42
Kamus Besar Bahasa Indonesia
43
Andri Achru P. Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran. Artikel Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar. 207.
44
Lusi Marleni. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 1
BANGKINANG. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1 Mei 2016. Hal. 151-152
a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri. Seperti:

i. Rasa ingin tahu.

Perhatian siswa muncul dengan adanya dorongan keingintahuan. Rasa perlu

mendapat stimulus untuk membuat siswa memberikan perhatiannya kepada

sesuatu hal.

ii. Sikap

Sikap adalah kemampuan siswa menerima ataupun menolak sesuatu sesuai

dengan penilaian terhadap sesuatu itu. Sikap siswa, seperti halnya motif

menimbulkan dan mengarahkan aktifitasnya.

iii. Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan seseorang yang dibawa sejak lahir.

Tentunya setiap manusia memiliki potensi yang beda-beda. Bakat atau

kemampuan biasanya diartikan sebagai kecerdasan.

b. Faktor Eksternal

i. Keluarga

Keluarga memiliki peran yang besar dalam menumbuhkan minat belajar

anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang

pertama bagi anak. Salah satu hal yang dapat mendukung anak dalam belajar ialah

suasana ketenangan di dalam rumah. Tujuannya agar anak merasa nyaman dan

mudah membentuk konsentrasinya terhadap materi yang dihadapi.

ii. Guru
Guru memiliki tugas yang tidak kalah penting dari keluarga, yakni mendidik

dan mengajar anak untuk menjadi manusia yang dapat melakukan tugas-tugas dan

kewajibannya. Guru harus dapat membuat siswa memahami dan melaksanakan

hal-hal dalam cara formal.

iii. Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Sarana dan prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, bahan-bahan

pembelajaran dan media dan model yang digunakan. Dalam lingkungan

pendidikan tentunya diperlukan sarana prasarana yang dapat mendukung proses

belajar mengajar. Semua sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, memiliki maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari

sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa).

F. Media Pembelajaran

1. Canva

Canva merupakan program desain online yang menyajikan berbagai peralatan

untuk digunakan dalam presentasi, poster, pamflet, brosur, grafik , spanduk, penanda

buku, bulletin, video dan sebagainya.45 Dalam proses pemmbelajaran, canva sangat baik

untuk digunakan. Desain yang menarik dan beragam dapat membuat proses

pembelajaran menjadi tidak membosankan melainkan menyenangkan. Canva dapat

membantu guru untuk meningkatkan kreativitasnya dalam hal mendesain media

pembelajaran. Akan tetapi, jika ingin menggunakan canva, pemakai harus mempunyai

paket data terlebih dahulu agar dapat terhubung dan membuat desain, dan juga template

yang ada di canva beberapa merupakan template premium atau berbayar. Meskipun

45
Sony Junaedi, Aplikasi Canva sebagai Media Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Kemampuan
Kreatifitas Mahasiswa pada Mata Kuliah English for Information Communication and Technology. Artikel
fakultas bahasa dan budaya universitas 17 agustus 1945 semarang. 82
beberapa template berbayar, banyak juga template yang bagus dan gratis yang dapat

dipakai. Sehingga, guru-guru tidak perlu khawatir dalam hal penggunaan canva. Berikut

contoh tampilan canva :

Gambar 5. Tampilan Canva

2. Mentimeter

Mentimeter merupakan media pembelajaran berbasis web yang dapat digunakan

untuk melakukan aktivitas pembelajaran maupun seminar.46 Mentimeter dapat

digunakan untuk membuat siswa tertarik dalam belajar, bahkan mentimeter ini juga

dapat digunakan sebagai media pengumpulan data dan menyampaikan pendapat. Media

ini merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.

Mentimeter dapat membantu siswa aktif saat kegiatan belajar – mengajar, karena dalam

proses pembelajaran siswa juga dapat terhubung dan menggunakan media ini. Berikut

contoh tampilan mentimeter.

Gambar 6. Tampilan Mentimeter


46
Nia Amanda Putri, dkk. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Mentimeter terhadap Keaktifan,
Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran Daring di Kelas X. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 5, No. 7, Juli 2021, 3063
3. Kahoot

Kahoot adalah media pembelajaran online berbentuk game yang di dalamnya

berisikan kuiz. Kahoot dapat disebut sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat

membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan tidak membuat bosan baik bagi

siswa maupun bagi guru, sebab media ini mementingkan gaya belajar yang melibatkan

partisipasi siswa dengan siswa lainnya secara kompetitif terhadap pembelajaran yang

telah dipelajarinya.47 Kahoot dapat diakses dan digunakan secara gratis dan tidak

berbayar. Penggunaan media ini dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam

pembelajaran bahkan dapat memudahkan dalam pemahaman materi. Berikut contoh

tampilan kahoot :

Gambar 7. Tampilan Kahoot

47
Lutfi, dkk. Evaluasi Penggunaan Aplikasi Kahoot Pada Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) Pada
Guru. International Journal of Community Service Learning, Volume 4 Nomor 3 2020. 187
4. Google meet

Google meet merupakan sebuah aplikasi yang dapat dipakai untuk rapat atau

pertemuan secara online yang dibuat dan dikembangkan oleh Google. 48 Aplikasi ini

dapat dipakai untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh, seminar-seminar, dan pertemuan-

pertemuan lainnya kapan saja dan dimana saja. Akan tetapi, ketika hendak

mempergunakan aplikasi ini, pengguna harus memastikan jaringan internet mereka

bagus, sebab aplikasi ini membutuhkan jaringan internet untuk mengaksesnya. Berikut

contoh tampilan google meet :

Gambar 8. Tampilan Google Meet

48
NME Juniarti dan IW Rasna. Pemanfaatan Aplikasi Google Meet Dalam Keterampilan Menyimak Dan
Berbicara Untuk Pembelajaran Bahasa Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020. 134
5. Jamboard

Jamboard adalah papan tulis digital dari google.49 Jamboard dapat mendukung

untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang sesuai dengan generasi

milenial. Sebab jamboard dapat membantu hubungan aktif antara guru dan siswa yang

membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, lebih menarik dan interaktif. Guru

dapat mengajak siswa untuk memberikan pendapat di jamboard, membuat sketsa ide,

memecahkan masalah atau menggambar secara kolaboratif.50 Jamboard dapat diakses

lewat handphone maupun laptop. Berikut contoh tampilan Jamboard :

Gambar 9. Tampilan Jamboard

6. Whatsapp

49
Leny Christiana. Pemanfaatan Google Jamboard dalam Pembelajaran Jarak Jauh Kimia Materi
Senyawa Hidrokarbon. Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA 124 Vol. 1 No. 2 Agustus 2021.
126
50
Ibid.,
Whatsapp salah satu jenis media sosial yang banyak digemari orang yang

bertujuan untuk menyampaikan pesan dengan cepat secara individu maupun kelompok. 51

Dengan aplikasi ini, penggunanya dapat melakukan pembicaraan secara online, baik itu

lewat video call, chat, dan Vn. Aplikasi ini juga dapat membantu penggunanya untuk

saling berbagi file, foto, video, lokasi, musik tanpa harus saling berhadap-hadapan. Untuk

itu, aplikasi ini sangat bermanfaat untuk pembelajaran jarak jauh. Sebab guru dan siswa

dapat saling bertukar informasi, berbagi file tugas-tugas tanpa harus bertemu secara

langsung. Berikut contoh tampilan Whatsapp :

Gambar 10. Tampilan Whatsapp

G. Blended Learning untuk Meningkatkan Minat Belajar

51
Trisnani. Pemanfaatan Whatsapp sebagai Media Komunikasi dan Kepuasan dalam Penyampaian Pesan
dikalangan Tokoh Masyarakat. Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, Vol. 6 No. 3, November 2017.
2
Dalam pembelajaran perlu adanya minat, karena dengan adanya minat akan mendorong

siswa untuk belajar lebih baik. Minat ada saat siswa tertarik kepada sesuatu dan menganggap

bahwa sesuatu itu memiliki makna bagi dirinya untuk dipelajari. Siswa yang tertarik akan

sesuatu subyek pasti ia akan memberikan perhatian terhadap subyek tersebut, bahkan akan

ada keterlibatan diri untuk mempelajari hal yang diminatinya tersebut. Akan tetapi, untuk

menimbulkan dan meningkatkan minat siswa diperlukan usaha dari seorang guru. Guru

ketika mengajar hendaknya menggunakan model pembelajaran yang terampil sehingga para

siswa memiliki semangat dan berminat untuk mempelajarinya. Dengan demikian, salah satu

model pembelajaran yang cocok akan hal ini ialah blended learning. Model pembelajaran ini

dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar peseta didik khususnya pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pembelajaran Blended Learning dapat menggunakan

media online apapun, seperti web, aplikasi, dan video. Gabungan antara pembelajaran

langsung dan pembelajaran dengan bantuan internet mampu meningkatkan minat siswa yang

membuatnya mampu menempatkan dirinya sebagai pelajar yang aktif dan berusaha

mencapai pemahaman secara mandiri.52 Model pembelajaran ini sangat menjawab

kebutuhan siswa generasi sekarang. Dimana model ini tidak menyusahkan para siswa karena

mereka dapat dengan mudah mengakses media online dari komputer maupun handphone

dengan bantuan internet, sehingga siswa senang apalagi dengan kebiasaan mereka yang tiap

hari aktif menggunakan teknologi.

52
Wening Kurniasari, Murtono, Deka Setiawan. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Menggunakan Model
Blended Learning Berbasis Pada Google Classroom. Jurnal Education, Vol. 7, No. 1, Maret 2021. Hal. 146
BAB 4
Refleksi Teologis

A. Tanggung Jawab Seorang Pendidik

Guru sebagai seorang pendidik berperan penting dalam pembelajaran. Guru membimbing

siswa kepada nilai-nilai kehidupan manusia dan juga kepada moral dan nilai-nilai spritual,

sehingga siswa dapat saling berhubungan dengan sesamanya, Lingkungannya bahkan dia

dapat Takut akan Tuhannya. Oleh sebab itu selain orang tua, Guru juga memegang tanggung

jawab besar dalam pendidikan peserta didik.

Guru Pendidikan agama Kristen dalam melaksanakan tanggung jawabnya harus memiliki

pemahaman yang sesuai dengan nilai-nilai iman Kristiani. Ia harus melihat tugas

kesehariannya dengan kacamata profesionalisme. Dimana sebagai seorang yang profesional

itu harus memahami bagaimana tanggung jawabnya dalam sebuah pekerjaan, bagaimana ia

mampu memahami memahami peranan nya dalam sebuah pekerjaan. Jabatan Guru

Pendidikan Agama Kristen merupakan karunia dari Allah. Ia diberi kesempatan,

kepercayaan untuk mendidik anak-anak Kristen, khususnya yang berada di bidang akademis.

Panggilan Seorang guru Kristen adalah membawa anak-anak didiknya untuk lebih

mengenal Juruselamat mereka, yakni Yesus Kristus lewat proses pembelajaran. Meskipun

mungkin terkadang dalam proses pembimbingan tersebut, tidak sedikit tantangan yang

didapat oleh seorang guru, seperti rasa enggan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

yang ditunjukkan dengan berbagai macam gerakan. Tentu tidak mudah bagi pendidik untuk

mencari jalan keluar atas permasalahan yang didapati, akan tetapi Pendidik tetap dituntut

untuk menghadapi setiap permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran terlebih khusus

disituasi saat ini. Tanggung jawab yang besar harus benar-benar dilaksanakan oleh pendidik
agar peserta didik tetap menerima dan tetap mampu mengembangkan aspek sikap,

pengetahuan, bahkan keterampilan.

Dalam Lukas 12 : 48b dikatakan bahwa “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi,

daripadanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari

padanya akan lebih banyak lagi dituntut”. Kehidupan didunia merupakan hidup yang penuh

dengan tuntutan, tuntutan dari keluarga, tuntutan dalam pekerjaan bahkan dalam pendidikan

pun terdapat suatu tuntutan. Sejak kecil manusia diajari untuk memenuhi tuntutan itu.

Sebuah tuntutan idealnya dilihat dari kemampuan bertanggung jawab seseorang. Tanggung

jawab dapat dikatakan sebagai kesanggupan seseorang untuk memikul resiko atas suatu

perbuatan yang dilakukan atau diperankan. Semakin banyak peran yang dimainkan

seseorang, semakin berderet pula tanggung jawab yang harus dipenuhinya. Begitu pun

dengan seorang Guru, ia dituntut dan diberi mandat yang besar untuk membantu anak-anak

didik menjadi seorang anak yang berpengetahuan, berakhlak baik, terampil dalam segala hal

dan takut akan Tuhan. Meskipun diperhadapkan dengan berbagai permasalahan yang terjadi

di dalam setiap proses pembelajaran, seorang pendidik tidak diizinkan untuk mengeluh,

malah sebaliknya mereka harus dituntut untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut,

pendidik harus membuat suasana kelas selalu menyenangkan, bahkan harus mencari cara

agar siswa-siswi selalu tertarik dengan proses pembelajaran. Pendidik bisa meneladani

Yesus sebagai guru agung. Dalam kitab Yohanes 13 : 15 di katakan bahwa : “sebab Aku

telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang

telah Kuperbuat kepadamu”. Yesus selalu mengajar orang-orang kapan pun dan di mana

pun Ia berada, di tepi laut, di attas bukit saat melakukan perjalanan, bahkan di rumah pun

Yesus selalu mengajar. Ia tidak pernah mengeluh. Ia mendapatkan hikmat dari Allah untuk
mengajar, membimbing, dan mendidik semua orang dalam situasi apapun. Hal ini bisa

menjadi suatu teladan bagi seorang pendidik, Mereka harus tetap menjalankan tugas dan

tanggung jawab yang telah mereka terima sejak awal mereka mengabdi sebagai seorang

pendidik meskipun diperhadapkan dengan situasi apapun. Tanggung jawab seorang

pendidik memang berat, tetapi jika dilakukan dengan benar dan tulus, maka Tuhan juga akan

berkenan memberkati setiap tugas dan tanggung jawab itu.

B. Tanggung Jawab Seorang Peserta didik

Peserta didik seperti yang kita ketahui adalah orang yang mendapatkan pemahaman

dalam segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peserta didik juga adalah orang yang

dalam proses pembelajaran tentunya mempunyai rasa kepuasaan saat menerima pelajaran

yang diberikan oleh guru. Dalam menjalani masa remajanya sebagai seorang siswa/siswi di

sekolah, tidak sedikit hal yang tentunya tidak sesuai dengan keinginan khususnya dalam

proses pembelajaran, seperti model pembelajaran atau cara guru mengajar di depan kelas,

yang akhirnya membuat siswa seringkali merasa bosan, mengantuk di dalam kelas, bahkan

mengganggu teman-temannya lain. Sikap ini nantinya akan terus menempel di diri siswa.

Bahkan tidak sedikit peserta didik yang menyadari bahwa hal itu adalah kebiasaan buruk

yang dapat merugikan dirinya sendiri. Kebiasaan tersebut haruslah diubah, kebiasaan buruk

harus diganti dengan kebiasaan baik. Menumbuhkan kebiasaan baik mungkin dapat saja

gagal dilakukan oleh peserta didik, akan tetapi tidak boleh berputus asa, baiknya terus

mencoba. Sebab seorang peserta didik, memiliki tanggung jawab yang tidak kalah besar

dengan seorang guru. Tanggung jawab seorang pendidik ialah berpakaian seragam sesuai

aturan, tidak terlambat ke sekolah, dan fokus belajar untuk meraih impian. Salah satu contoh

tekun belajar yang dimaksudkan disini ialah memperhatikan dengan baik penjelasan guru-
guru saat mengajar. Dalam kitab Amsal 23 : 12 dikatakan bahwa “Arahkanlah perhatianmu

kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan”. seorang remaja tidak hanya

harus bertanggung jawab dirumah ataupun di lingkungan masyarakat, ia juga harus

bertanggung jawab di sekolah sebagai seorang peserta didik. Ia harus memusatkan

perhatiannya pada setiap proses pembelajaran yang berlangsung. Meskipun ada sesuatu hal

yang tidak sesuai dengan harapannya dalam proses pembelajaran, ia tetap harus

menerimanya demi untuk menggapai cita-cita dan menjadi seorang peserta didik yang baik

dan bertanggung jawab.

Pendidikan sangat penting bagi semua orang, sebab dengan pendidikan siswa mampu

menjadi orang yang bertanggung jawab serta dengan pendidikan siswa juga mampu

menggapai apa yang diinginkannya. Kitab Matius 7 : 24 – 27 bercerita tentang dua orang

yang sedang membangun rumah. Satu orang adalah orang mendengarkan perkataan Allah, ia

mendirikan rumahnya di atas batu, meskipun datang hujan dan angin kencang, rumah

tersebut tidaklah rubuh, akan tetapi tetap berdiri kuat. Sedang satu orang yang lain yang

tidak mendengarkan perkataan Allah, memilih mendirikan rumahnya di atas pasir. Alhasil

rumah tersebut roboh karena di terjang oleh banjir dan angin. Cerita ini dapat menjadi satu

contoh bagi siswa-siswi tentang betapa pentingnya suatu pendidikan. Ketika seseorang mau

mendengarkan apa yang dikatakan oleh gurunya, maka kelak ia akan berhasil. Berbeda

dengan orang yang memilih untuk cuek dan tidak perduli kepada pendidikan ataupun

perkataan gurunya, kelak ia akan menjadi orang yang gagal. Pendidikan sangat berpengaruh

pada masa depan seseorang nantinya.


C. Pentingnya Menyiapkan Media dan Metode Pembelajaran yang Baik bagi seorang

Pendidik

Dalam proses pembelajaran, media dan metode mengajar tidak dapat dipisahkan,

keduanya merupakan unsur yang saling berkaitan. Media pembelajaran menolong guru

untuk lebih mudah menyampaikan materi, dan metode menolong guru untuk membuat

suasana kelas menjadi menyenangkan. Dalam Alkitab, Yesus memberikan contoh kepada

pendidik sebagai seorang guru Agung yang memiliki model mengajar yang menarik

mencapai sasaran. Model pengajaran Yesus pada saat itu sangat kreatif dan kontekstual,

bahkan sesuai dengan masanya. Yesus mengajar orang-orang dengan menggunakan

perumpamaan dan cerita-cerita yang menarik, yang membuat orang selalu ingin

mendengarkan ajaran-Nya. Tidak hanya itu, Yesus memakai pengalaman hidup para

pendengarnya untuk menyampaikan apa yang akan Ia sampaikan, dengan demikian ajaran

atau pesan yang Ia sampaikan mudah dimengerti oleh semua orang yang mendengarkan-

Nya. Seperti saat Yesus sedang menceritakan tentang perumaan orang samaria yang murah

hati dalam kitab Lukas 10 : 25-37. Dalam bacaan tersebut dikatakan bahwa ada seorang ahli

Taurat yang ingin mencobai Yesus dengan bertanya perihal kasih. Yesus tidak langsung

menjawab pertanyaan dari ahli Taurat tersebut, melainkan memulainya dengan sebuah

perumpamaan. Alhasil dengan menggunakan model ini, ahli Taurat tersebut mudah

memahami apa yang dikatakan oleh Yesus, ia langsung menangkap jawaban dari pertanyaan

yang ia berikan kepada Yesus.

Berdasarkan apa yang Yesus lakukan, hal itu dapat menjadi suatu kontribusi bagi para

pendidik dalam hal menyiapkan media dan model pembelajaran yang baik untuk dipakai

dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik sebelum memulai suatu proses pembelajaran,
baiknya memikirkan dan menyiapkan metode dan media apa yang hendak dipakai dalam

pembelajaran yang sesuai dengan situasi, yang bisa membuat setiap siswa-siswi tertarik dan

fokus pada pembelajaran, dan mudah paham akan apa yang dijelaskan oleh guru.

Menyiapkan metode dan media pembelajaran yang baik sebelum memulai proses

pembelajaran merupakan salah satu profesionalitas seorang guru.


BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Blended Learning merupakan model pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap

muka dan pembelajaran online. Model ini juga mengkolaborasikan pembelajaran tatap muka

dan pembelajaran berbasis teknologi baik secara offline ataupun online. Dari hasil Penelitian

di SMP Negeri 2 Pamona Selatan, peneliti menyimpulkan bahwa Penggunaan model

pembelajaran ini dapat meningkatkan minat ataupun daya tarik belajar peserta didik saat

pembelajaran berlangsung sebab menggunakan beberapa aplikasi baik di pembelajaran

offline maupun online. Dan untuk proses penerapan model pembelajaran ini, dilakukan

secara bertahap, yakni di mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan berakhir pada evaluasi.

Peningkatkan minat belajar siswa karena penerapan model pembelajaran ini tidak menutup

kemungkinan tidak adanya ancaman dalam proses pembelajarannya, ketidakfokusan peserta

didik yang disebabkan oleh kemungkinan mengakses hal-hal yang tidak ada hubungannya

dengan materi merupakan salah satu ancaman dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model ini.

Model pembelajaran Blended learning ini sangat di dukung oleh Era Revolusi Industri

saat ini, akan tetapi model ini tetap memiliki kelemahan, beberapa kelemahannya yakni

Guru-guru yang kurang paham akan teknologi, jaringan internet yang kurang baik, beberapa

siswa yang tidak memiliki handphone, kehabisan paket internet, serta kurangnya sarana dan

prasarana yang disediakan.

B. Saran

1. Bagi Guru
Diharapkan hendaknya lebih memahami teknologi, agar dapat menyesuaikan

dengan era revolusi saat ini dan dapat menyesuaikan dengan situasi generasi milenial.

Guru juga sebaiknya harus lebih kreatif mengatur kelas sehingga kegiatan pembelajaran

berjalan dengan baik secara offline maupun online untuk menarik minat belajar siswa,

dan memberikan mereka kesempatan mereka untuk belajar dari sumber mana saja,

dimana saja dan kapan saja.

2. Bagi Siswa

Diharapkan untuk selalu meningkatkan minat belajarnya. Siswa juga sebaiknya

tidak hanya fokus belajar pada buku paket saja, melainkan mempergunakan handphone

mereka untuk belajar dari sumber-sumber lain, seperti internet, atau video-video

pembelajaran diyoutube yang terkait dengan materi-materi pembelajaran.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dalam penulisan Skripsi ini penulis menggunakan beberapa tambahan referensi, sebagai

berikut:

1. Daftar Buku

Husama, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), Prestasi Pustaka Publisher, 2014.

Joenaidy Abdul Muis, Konsep dan Strategi Pembelajaran di Era Revolusi 4.0,

Yogyakarta: Laksana, 2019.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001.

Mulyasa E, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK, Bandung:

Rosda Karya, 2006

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20

Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika 2019.

Siregar Everlin dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010.

Yusuf Rusli dan Ruslan, Perencanaan Pembelajaran PPKN, Banda Aceh: Syiah

Kuala University Press, 2017.

2. Daftar Jurnal
Afif, Nur. Pengajar dan Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2

No.1 2019.

Hamdan. Industri 4.0 : Pengaruh Revolusi Industri pada Kewirausahaan Demi Kemandirian

Ekonomi. Jurnal Nusamba. Vol. 03, No. 02. Oktober 2018.

Idris, Husni. Pembelajaran Model Blended Learning. Jurnal Iqra’, Vol. 5, No. 01 Januari-Juni

2011

Istiningsih, S & Hasbullah. Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran Masa Depan. Jurnal

Elemen, Vol. 01, No. 01 Januari 2015

Juniarti NME dan IW Rasna. Pemanfaatan Aplikasi Google Meet Dalam Keterampilan

Menyimak Dan Berbicara Untuk Pembelajaran Bahasa Pada Masa Pandemi Covid-19.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020

Kurniasari Wening, Murtono, Deka Setiawan. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Menggunakan

Model Blended Learning Berbasis Pada Google Classroom. Jurnal Education, Vol. 7,

No. 1, Maret 2021

Lalo Kalfaris. Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan Pendidikan Karakter guna

Menyongsong Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Kepolisian, Vol. 12, No. 02, Juli 2018

Lase, Delipiter. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Sudermann Vol. 01, No. 01

Oktober-November 2019.

64
Leny Christiana. Pemanfaatan Google Jamboard dalam Pembelajaran Jarak Jauh Kimia Materi

Senyawa Hidrokarbon. Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA 124 Vol. 1 No. 2

Agustus 2021

Lutfi, dkk. Evaluasi Penggunaan Aplikasi Kahoot Pada Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)

Pada Guru. International Journal of Community Service Learning, Volume 4 Nomor 3

2020

Marleni Lusi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP NEGERI

1 BANGKINANG. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1 Mei 2016

Marti’in , Wicaksono Luhur, dan Purwanti, Analisis Tentang Rendahnya Minat Belajar Peserta

Didik, Jurnal program studi bimbingan dan konseling.

Nia Amanda Putri, dkk. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Mentimeter terhadap

Keaktifan, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran Daring di Kelas X.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 5, No. 7, Juli 2021

Setiono B. A, Peningkatan Daya Saing Sumber Daya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi

Industri 4.0, Jurnal Apl. Pelayaran Dan Kepelabuhanan, vol. 9, no. 2, p. 179, Dec. 2019

Trisnani. Pemanfaatan Whatsapp sebagai Media Komunikasi dan Kepuasan dalam Penyampaian

Pesan dikalangan Tokoh Masyarakat. Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, Vol. 6

No. 3, November 2017

Usman. Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning dalam Membentuk Kemandirian

Belajar. Jurnalisa, Vol. 4, No. 01 Mei 2018

1. Sumber lainnya

65
- Kamus Besar Bahasa Indonesia

- Achru P Andri. Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran. Artikel Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

- Annisa A, Sejarah Revolusi Industri dari 1.0 sampai 4.0. Artikel Mahasiswa Sistem

Telekomunikasi.

- Darmalaksana Wahyudin, dkk, Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic

Covid-19 sebagai Tantangan Pemimpin Digital Abad 21., Karya Tulis Ilmiah, UIN

Sunan Gunung Djati Bandung 2020

- Junaedi Sony, Aplikasi Canva sebagai Media Pembelajaran Daring untuk

Meningkatkan Kemampuan Kreatifitas Mahasiswa pada Mata Kuliah English for

Information Communication and Technology. Artikel fakultas bahasa dan budaya

universitas 17 agustus 1945 semarang.

66
Lampiran Instrumen Pertanyaan Kualitatif

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. NIP :

4. Tanggal Pelaksanaan :

B. Kepala Sekolah

1. Kurikulum apa yang di gunakan di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

2. Bagaimana Standar Penilaian di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

3. Model Pembelajaran seperti apa yang sering digunakan dalam proses pembelajaran?

4. Bagaimana proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

5. Apakah Ibu mengetahui apa itu blended learning?

6. Apakah menurut ibu, model pembelajaran blended learning cocok digunakan di SMP

Negeri 2 Pamona Selatan?

7. Apakah sarana dan parasarana sekolah mendukung untuk dalam penggunaan model

pembelajaran blended learning?

8. Menurut ibu, apakah model pembelajaran blended learning ini dapat meningkatkan

minat belajar siswa?

9. Apakah model pembelajaran blended learning dapat memberikan suasana yang baru

dalam pembelajaran?

67
10. Menurut ibu, Apakah model pembelajaran blended learning dapat memotivasi siswa

untuk lebih aktif dalam pembelajaran?

11. Bagaimana tanggapan ibu, jika peneliti menerapkan model pembelajaran blended

learning?

C. Guru Pendidikan Agama Kristen

1. Bagaimana Proses Pembelajaran Agama Kristen di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

2. Model pembelajaran apa saja yang digunakan pada mata pelajaran Agama Kristen

di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

3. Apakah model pembelajaran tersebut efektif digunakan?

4. Bagaimana hasil dari penggunaan model pembelajaran yang sering digunakan?

5. Apakah model pembelajaran tersebut dapat membangkitkan minat belajar siswa?

6. Apakah ibu ada rasa ingin mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain

yang belum pernah di gunakan di SMP Negeri 2 Pamona selatan untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Kristen?

7. Apakah ibu mengetahui model pembelajaran blended learning?

8. Bagaimana tanggapan ibu, jika peneliti model pembelajaran Blended learning di

SMP Negeri 2 Pamona Selatan untuk meningkatkan minat belajar siswa?

D. Siswa

1. Apakah kalian sering menggunakan Internet / Handphone?

2. Bagaimana pendapat kalian tentang model pembelajaran blended learning ?

3. Apakah kalian merasa pembelajaran menggunakan berbagai aplikasi lebih efektif?

4. Apakah kalian mudah memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran

blended learning?

68
5. Apakah kalian senang dengan model pembelajaran blended learning?

69
CURRICULUM VITAE

Yaezer Nova Alfiana S Moula adalah putri tunggal dari

perkawinan kedua orang tua : Maranatha Palalo S.P (ayah) dan

Helmina Moula S.Th (ibu).

Lahir di Kota Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 29

November 1999.

Jenjang Pendidikan yang ditempuh:

2011 : Tamat Sekolah Dasar di SD Negeri Rato’ombu.

2014 : Tamat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Pamona Selatan.

2017 : Tamat Sekolah Menengah Atas di SMA Makassar Raya

2017 : Mengikuti Pendidikan di STT GKST Tentena, hingga kini.

70
DAFTAR HADIR PEMBIMBINGAN SKRIPSI

STT GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH TENTENA

Program Studi S-1 Pendidikan Agama Kristen

Nama Mahasiswa Yaezer Nova Alfiana S Moula

Judul Skripsi BLENDED LEARNING :

Pembelajaran Efektif bagi Generasi Milenial untuk


Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama
Kristen di SMPN 2 Pamona Selatan

Dosen Pembimbing/NIDN Pdt. Naomi H. M. Tololiu, M.Teol

Tandatangan
Kegiatan
No Tanggal Hasil
Dosen

Memasukk
1 7 Mei 2021 Konsultasi
an BAB 1

Konsultasi
2 8 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Memasukkan
3 14 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

71
Perbaikan

4 15 Mei 2021 BAB 1


Konsultasi

Memasukkan
5 28 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Perbaikan
6 29 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Memasukkan
7 23 September 2021 Konsultasi
BAB 3

konsultasi
8 24 September 2021 Konsultasi
BAB 3

Perbaikan
9 28 September 2021 Konsultasi
BAB 3

Perbaikan
10 1 November 2021 Konsultasi
BAB 3

Konsultasi
11 2 November 2021 Konsultasi
BAB 1-5

Perbaikan
12 3 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5

72
Perbaikan
13 5 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5

Cek

Plagiarisme
14 8 Desember 2021 Konsultasi BAB 1 -5

(ACC)

Tentena……………. 2021
STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah
Ka. Prodi S1-Pendidikan Agama Kristen

Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

73

Anda mungkin juga menyukai