Anda di halaman 1dari 168

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

STRATEGI PEMURIDAN GSM-12 DALAM MEMBENTUK


KEDEWASAAN IMAN REMAJA DAN PEMUDA
DI GEREJA BETHEL INDONESIA
JEMAAT KAMPUNG SAWAH JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen

Oleh:
STEVEN YOSAFAT HASIHOLAN MANALU
19212031

PROGRAM SARJANA (S1)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


JAKARTA
2023
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

SKRIPSI

STRATEGI PEMURIDAN GSM-12 DALAM MEMBENTUK


KEDEWASAAN IMAN REMAJA DAN PEMUDA
DI GEREJA BETHEL INDONESIA JEMAAT
KAMPUNG SAWAH JAKARTA TIMUR

Oleh :
Steven YosafatHasiholan Manalu
19212031

Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dalam Sidang Jakarta, 15 Juni 2023

Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Yada Putra Gratia M.Pd.K Dr. Yoel Betakore


NIDN. 2329129101 NIDN. 2310047401

Menyetujui,

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Kristen Sekolah Tinggi


Teologi Bethel Indonesia

i
PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BATHEL INDONESIA

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Steven Yosafat Hasiholan Manalu

NIM : 19212031

Program studi : Pendidikan Agama Kristen

Menyatakan bahwa SKRIPSI yang berikut:

STRATEGI PEMURIDAN GSM-12 DALAM MEMBENTUK


KEDEWASAAN IMAN REMAJA DAN PEMUDA DI GEREJA BETHEL
INDONESIA JEMAAT KAMPUNG SAWAH JAKARTA TIMUR

1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain.
2. Saya izinkan untuk dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Behtel Indonesia
sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai dengan aturan yang berlaku apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 15 Juni .2023

ii
Steven Yosafat Hasiholan manalu

ABSTRAKSI

STEVEN YOSAFAT ( 19212031): Strategi pemuridan GSM-12 dalam

Membentuk Kedewasaan Iman Remaja dan Pemuda Di Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur.

Penelitian skripsi ini untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam

pemuridan untuk membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja

Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur. Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk menghasilkan iman remaja dan

pemuda yang dewasa.

Peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif

dengan jenis penelitian field research dengan kajian pustaka sebagai data primer

dan wawancara sebagai data sekunder. Wawancara yang dilakukan merupakan

wawancara semi terstruktur yang dilakukan secara hybrid dengan adanya

wawancara secara langsung ke tempat penelitian, dan pemanfaatan media zoom

dan whatsapp.

Dari penelitian yang dilakukan, maka ditemukan bahwa perlunya strategi

dalam pemuridan untuk dapat membentuk remaja dan pemuda untuk memiliki

kedewasaan iman. Berdasarkan hasil analisa wawancara dan observasi bahwa

strategi pemuridan yang tepat dapat membawa pertumbuhan dan perkembangan

kedewasaan iman remaja dan pemuda.

iii
Kata Kunci : Pemuridan, kedewasaan iman.

PRAKATA

Peneliti mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena penyertaan-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat

waktu. Bersyukur atas kasih karunia Tuhan dan pertolonganNya sehingga peneliti

mampu menyelesaikan seluruh kegiatan proses perkuliahan dan juga dalam proses

penulisan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini

tidak lepas dari pertolongan Tuhan Yesus Kristus dan keluarga, keluarga besar

kampus serta teman-teman yang telah mendukung, memberikan semangat,

motivasi bagi peneliti selama berkuliah di Sekolah Tinggi Teologi Bethel

Indonesia. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Frans Pantan, selaku ketua STT Bethel Indonesia yang telah memberikan

dukungan bagi peneliti selama proses perkuliahan hingga dalam proses

penyusunan skripsi.

2. Dr. Sadrakh Sugiono, selaku puket I di Sekolah Tinggi Teologi Bethel

Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dukungan dan motivasi

bagi peneliti selama melaksanakan proses perkuliahan.

3. Dr. Apin Militia Christi, selaku puket II di Sekolah Tinggi Teologi Bethel

Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi peneliti

selama melaksanakan proses perkuliahan.

iv
4. Dr. Donny Charles Chandra, selaku puket III di Sekolah Tinggi Teologi

Bethel Indonesia yang telah memberikan dukungan dan saran bagi peneliti

selama proses perkuliahan dan proses penyusunan skripsi.

5. Yada Putra Gratis, M. Pd. K, selaku dosen pembimbing satu peneliti yang

selama ini telah sabar memberikan bimbingan, dukungan, motivasi, arahan

dan saran bagi peneliti selama proses penyusunan skripsi.

6. Dr. Yoel Betakore, selaku dosen pembimbing dua peneliti yang selama ini

telah membimbing dengan penuh motivasi dan arahan serta saran bagi

peneliti selama proses menyusun skripsi.

7. Dr.Yuel Sumarno, selaku ketua prodi Pendidikan Agama Kristen di Sekolah

Tinggi Teologi Bethel Indonesia yang telah memberikan dukungan, motivasi,

perhatian, arahan, saran dan kritik bagi peneliti selama proses menyusun

skripsi.

8. Ibu Emy Gah M. Th, selaku kepala perpustakaan H. L Senduk Library beserta

seluruh staff perpustakaan yang memberikan dukungan bagi peneliti selama

proses menyusun skripsi.

9. Para dosen, staff dan karyawan Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia

yang selama ini sudah memberikan dukungan bagi peneliti selama proses

perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

10. Orang tua peneliti yaitu bapak Pdt. Sudirman Manalu M.Th dan Pdt. Remika

Siahaan S.Pdk yang penuh kasih sayang memberikan perhatian dan dukungan

semangat, baik dari perkataan maupun doa-doa, dana serta wejangan bagi

v
peneliti selama proses kegiatan perkuliahan di STTBI hingga menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

11. Seluruh keluarga besar peneliti yang sudah atau telah mendukung peneliti

melalui doa-doa dan motivasi.

12. Jemaat GBI DIKAIOS yang telah mendoakan peneliti untuk mampu

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

13. Bpk.Pdt. Samuel Lambok Nainggolan selaku gembala sidang Gereja Bethel

Indonesia Jemaat Kampung Sawah yang telah memberikan kesempatan

berharga kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian telah memberikan

dukungan selama penelitian serta selama proses penulisan skripsi ini.

14. Seluruh keluarga besar Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah,

yang dengan terbuka hati menerima peneliti berada dalam lingkup gereja dan

memberi bantuan bagi peneliti selama proses penyusunan skripsi.

15. Mayasari Manalu, Kristina Sihombing, Reynata, Rebecca Preety Banjar

Nahor, dan Revi selaku narasumber yang telah bersedia menyisihkan waktu

dan tenanganya untuk penyelesaian skripsi ini.

16. Kristi Laura selaku sahabat saya yang telah mendukung dan memberi izin

kepada peneliti untuk dapat menggunakan akun perpustakaan online

17. Kezia Priskilla, Samuel Harry, Melianan Siregar, Rebeka darisera, Beladina

Barus, Yesica Christina Gultom, Fergiawan Abdi Nugroho, Yesaya Imanuel,

Daniel Beny, selaku sahabat-sahabat yang selelu ada setiap keadaan,

mendoakan, menjadi pendengar yang baik, memberikan semangat, menolong

vi
serta memahami peniliti dalam masa-masa susah dan senang, khususnya

dalam menjalani perkuliahan dan penulisan penelitian ini.

18. Keluarga besar angkatan 2019, khususnya kelas PAK 2019 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, yang telah menjadi rekan seperjuangan, berbagi suka

dan duka dengan saling mendukung sehingga dapat menyelesaikan

perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

19. Cindy Darmawan, Altarchya tani, Grace Naltalya, selaku adik rohani yang

memberikan semangat dan sukacita serta dukungan kepada peneliti

20. Semua pihak yang belum peneliti sebutkan namanya dalam skripsi ini dan

yang telah mendoakan, mendukung, membantu, dan memotivasi peneliti

dalam menyelesaikan penulisan skrispi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan kiranya Tuhan Yesus

memberkati dalam segala kelimpahannya bagi bapak/ibu/saudara/i. Biarlah kasih

dan rahmat dari Tuhan Yesus senantiasa menyertai kita semua. Harapan peniliti,

kiranya skripsi ini juga dapat berdaya guna bagi sebanyak orang. Salam Sejahtera.

Jakarta 15 Juni 2023

Steven Yosafat Hasiholan Manalu

vii
DEDIKASI

Skripsi ini dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang

senantiasa memelihara dan menyertai saya dengan penuh kasih

setiaNya yang sempurna.

Serta kepada keluarga yang tecinta, yang telah memberi dukungan

selama pengerjaan skripsi.

Seta seluruh rekan, sahabat, saudara, teman dan dosen yang tidak

dapat disebut satu persatu, yang selalu memberi dukungan, doa dan

semangat kepada saya.

Tuhan Yesus Memberkati

viii
MOTO

Lakukan semua dengan maksimal, seperti

untuk Tuhan bukan untuk manusia.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................ii
ABSTRAKSI....................................................................................................................iii
PRAKATA.......................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................................4
C. Pertanyaan Penelitian..........................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN...........................................6
A. KAJIAN TEORITIS............................................................................................6
1. Strategi Pemuridan..........................................................................................6
2. Kedewasaan Iman Pemuda dan Remaja......................................................41
C. Penelitian yang relevan..................................................................................58
BAB III...........................................................................................................................59
METODE PENELITIAN..............................................................................................59
A. Jenis Metode dan Desain Penelitian....................................................................60
1. Alasan Pemilihan Metode Penelitian............................................................60
2. Desain Penelitian............................................................................................60
B. Lokasi dan Waktu Penelitan................................................................................61
1. Sejarah Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta timur
62
2. Letak Geografis..............................................................................................63
C. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................................63

x
D. Intrumen Penilitian..............................................................................................63
E. Jenis dan Sumber Data........................................................................................64
F. Teknik Pengambilan Data....................................................................................64
G. Teknik Analisa Data.............................................................................................69
H. Validitas dan Reabilitas (Uji Keabsahan Data).................................................70
BAB IV............................................................................................................................71
A. Temuan Hasil Penelitian.......................................................................................71
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................81
C. Kesimpulan Dari Hasil Analisis.........................................................................93
BAB V.............................................................................................................................96
A. KESIMPULAN......................................................................................................96
B. SARAN..................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................99
LAMPIRAN VERBATIM...........................................................................................102
B. Dokumentasi Hasil wawancara........................................................................150
C. Dokumentasi Kegiatan Pemuridan....................................................................150
D. Surat Pengantar Penelitian.................................................................................153
E. Lembar Bimbingan.............................................................................................154

xi
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini, dibahas mengenai beberapa pokok antara lain

latar belakang penelitian, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Generasi remaja dan pemuda merupakan golongan masyarakat yang

berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setiap individu yang beranjak

usia remaja akan mengalami masa kebimbangan dalam hidup. Seorang remaja

akan mudah terombang-ambing dalam mengambil keputusan dalam hidupnya

(Hurlock, 2008), seringkali terjadi berdasarkan faktor eksternal. Masa remaja

disebut juga sebagai masa peralihan antara masa kanak-kanak kepada masa

dewasa. Maka mulai adanya tuntutan-tuntutan baik berdasarkan faktor internal

maupun eksternal seorang individu yang menimbulkan adanya pergolakan-

pergolakan kehidupan, seperti halnya dalam pengambilan keputusan,

pengontrolan emosi, dan kemampuan menjalankan suatu tanggung jawab.

Generasi remaja dan pemuda disebut juga sebagai generasi penerus.

Remaja dan pemuda merupakan golongan masyarkat yang dipersiapkan untuk

mampu mengemban tanggung jawab yang akan merekan jalani dari generasi

pendahulunya. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional, generasi remaja dan pemuda

1
merupakan suatu generasi yang berada di tengah masyarakat, yang di persiapkan untuk

dapat menanggung sebuah tanggung jawab menentukan perjuangan dalam meneruskan

bangsa. Maka masa remaja dan pemuda merupakan periode yang penting yang

membutuhkan pengarahan dan pengembangan, sehingga arah pertumbuhan dari

remaja dan pemuda berada di area yang tepat dalam bermasyarakat.

Namun berdasarkan dengan kondisi dan keadaan nyata dari remaja dan

pemuda terjadinya suatu penurunan minat atau motivasi dari remaja dan pemuda

dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian. Seorang individu akan merasa

bosan dan tidak meminati lagi untuk mengikuti-mengikuti kegiatan kerohanian,

seperti halnya dalam mengikuti kegiatan ibadah di gereja ataupun kegiatan ibadah

lainnya. Berdasarkan hasil survei dari Bilangan Research Center (BRC) ditahun

2018, bahwa terjadinya peningkatan presentase menurunnya kehadiran pemuda

remaja datang beribadah, sebanyak 10.2% pada usia 19-22 tahun, dan mencapai

13.7% pada usia 23-25 tahun. Peningkatan terus terjadi jika dilihat dari usia muda

hingga usia dewasa. Beradasarkan hasil survei permasalahan ini ditemukan pada

remaja dan pemuda diakibakan karna sebanyak 28.2% mengatakan bahwa

kegiatan diluar gereja lebih menarik, sebanyak 21.2% merasa kepemimpinan

gereja yang buruk, 12.4% mengatakan bahwa ia merasa ibadah tidak menarik lagi

bagi dirinya, dan sebanyak 11.2% merasakan banyaknya kepalsuan dari gereja.

Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya 61.8% remaja dan pemuda merasa bahwa

gereja tidak cocok ataupun menarik lagi bagi dirinya. Tingkat presentase akan

terus mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu.

2
Menurunnya minat remaja dan pemuda dalam mengikuti dan menjalankan

ibadah di gereja berakibat kepada iman dan kepercayaan yang tidak tumbuh

dewasa. Berdasarkan pengalaman gembala GBI Kampung Sawah, terjadi

penurunan minat beribadah dari remaja dan pemuda, sehingga munculnya

berbagai masalah seperti halnya pergaulan bebas, lalu adaya pacaran atau

pernikahan beda agama, adanya sikap tidak setia terhadap gereja dan adanya sikap

manipulasi saat di gereja terlihat kudus, namun saat keluar dari gereja kembali ke

sifat awalnya. Permasalahan-permasalahan karna tidak adanya kedewasaan dari

iman remaja dan pemuda GBI Kampung Sawah.

Berdasarkan penjelasan dari gembala GBI Kampung Sawah hal ini terjadi

karna tidak adanya tindak lanjut dari program-program gereja, pemimpin tidak

dapat mendengar dan menjangkau setiap orangnya, kurangnya sistem yang teratur,

dan kurangnya perhatian kepada setiap permasalahan-permasalahan yang terjadi

pada remaja dan pemuda. Sehingga kurangnya pembentukan kedewasaan iman

yang seharusnya dimiliki oleh remaja dan pemuda. Gereja yang tidak berfokus

kepada permasalahan yang terjadi remaja dan pemuda dapat berakibat kepada

hilangnya generasi remaja dan pemuda dari gereja.

Gereja harus terpanggil akan tugas dan tanggung jawabnya dalam

mengatasi dan menjawab permasalahan yang terjadi pada remaja dan pemuda di

gereja. Maka Strategi pemuridan diterapkan sebagai langkah awal dalam

menjawab dan medewasakan iman dari remaja dan pemuda di gereja. Dengan

membentuk suatu rancangan atau strategi diharapkan dapat mengatasi serta

menjawab serta membentuk kedewasaan iman dari generasi muda. Maka

3
Pemuridan menjadi strategi yang akan diterapkan oleh Gereja Bethel Indonesia

Kampung Sawah dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ada, maka peneliti

memfokuskan penelitian kepada strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk

kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat

Kampung Sawah, Jakarta Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka terdapat pertanyaan penelitian

dalam penelitian skripsi ini, yaitu: Bagaiamana strategi pemuridan GSM-12 dalam

membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui dan menganilas penerapan strategi pemuridan

GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja

Bethel Indonesia Kampung Sawah, Jakarta Timur

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian dibagi

menjadi dua bagian, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

4
Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran bagi dunia pengetahuan Pendidikan Agama Kristen,

khususnya dalam Stategi pemuridan dalam strategi pemuridan GSM-12 dalam

membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman praktis bagi dunia Pendidikan Agama Kristen seperti halnya

pembaca, seorang guru, siswa, dan lembaga pendidikan lainnya.

3. Manfaat Institusional

Memberi gambaran pada institusi terhadap strategi pemuridan GSM-12

dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda. Hal ini sangat

berguna bagi institusi sehingga dapat mengusahakan kondisi yang kondusif

dengan meningkatkan pelaksanaan pemuridan dan kedewasaan iman.

5
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas landasan teoritis mengenai strategi

pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di

gereja. Berdasarkan teori ini maka kerangka berpikir dan pengajuan hipotes dapat

di rumuskan.

A. KAJIAN TEORITIS

Pada bagian ini, peneliti akan merumuskan teori tentang strategi

pemuridan GSM-12 dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda. Dalam

bagian ini peneliti mengumpulkan, mengkaji, dan menganalisis teori-teori yang

relevan dengan strategi penelitian dan kedewasaan iman remaja dan pemuda,

tinjauan Alkitab, langkah-langkah pemuridan, komponen strategi pemuridan,

model, dan faktor-faktor yang melandasi pemuridan.

1. Strategi Pemuridan

Bagian pertama, peneliti akan memaparkan teori strategi pemuridan.

peneliti akan memaparkan mengenai arti, tujuan,

a. Pengertian Strategi Pemuridan

Kata Strategi berasal dari kata Yunani “strategos”, yang memiliki arti

suatu usaha untuk mencapai kemenangan pada suatu petempuran. Menurut

KBBI, kata strategi berarti suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan suatu

6
kebijakan atau kepada bentuk rencana yang cermat dalam suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan khusus. Menurut Haudi (2021) kata strategi digunakan untuk

merencanakan atau membentuk berbagai bidang yang memiliki nilai esensinya,

hal ini termasuk kepada konteks pembelajaran. Menurut Asrori bahwa Strategi

menjadi garis besar haluan dalam suatu tindakan yang bertujuan untuk mencapai

sasaran yang ditentukan (2016:165). Menurut Dr.Jim Hoy Yam ( 2020:15) bahwa

strategi dibuat untuk perencanaan dalam meningkatkan keunggulan daya saing,

mempelajari fungsi para pelaku organisasi agar mampu mencapai hasil yang

maksimal dalam mencapai target. Menurut Tiarma bawah strategi merupakan

garis besar haluan dalam mengambil tindakan yang telah ditetapkan. Terdapat

empat tujuan dari perencanaan suatu strategi, sebagai berikut (Della, 2022:10).

1) Mengidentifikasi dan menetapkan kualifikasi yang sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan yang efektif

3) Menetapkan Langkah-langkah yang akan ditempuh

4) Mempertimbangkan kriteria dalam mengukur dan menilai taraf

keberhasilan usaha.

Kesimpulannya bahwa strategi merupakan suatu penentuan, pembentukan,

perancangan dan perencanaan dari suatu usaha ataupun kegiatan guna

mempertimbangkan langkan ataupun jalan yang akan tempuh ketika proses usaha

ataupun kegiatan akan berjalan.

Pemuridan merupakan bagian inti dari Amanat Agung yang diberikan oleh

Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya Mat 28:18-20. “Jadikanlah semua bangsa

7
menjadi murid-Ku” menjadi perintah mutlak Allah untuk menjadikan murid-

murid-Nya dan mengajarkan apa yang selama ini Tuhan perintahkan ataupun

lakukan. Pemuridan menjadi langkah membentuk mendewasakan iman dalam

pribadi yang telah percaya dan memberi diri kepada Kristus.

Pemuridan, memiliki kada dasar yaitu “murid” dan terdiri dari imbuhan

pe-an yang memiliki makna kepada menyatakan proses. Maka Pemuridan

memiliki makna proses menjadikan murid. Pemuridan berasal dari kata kerja

matheusate (Hull, 2011:27) yang memiliki makna membuat atau menjadikan

murid. Kata murid dalam KBBI merupakan seorang yang sedang berguru atau

belajar. Kata murid dalam terjemahan bahasa Ibrani “limmud”, dalam Bahasa

Yunani “mathates” dan dalam Bahasa latin “disciplus”(J. D. Douglas, 1997:100).

Maka murid menjadi seseorang yang sedang menjalani proses pembelajaran. Di

dalam Alkitab kata murid merupakan istilah khusus dalam kitab-kitab injil yang

menunjuk kepada para pengikut yang hidupnya erat dengan Yesus seperti halnya

12 murid-Nya, dan sebutan murid juga diarahkan kepada orang-orang percaya

dalam gereja mula-mula, serta orang-orang kristiani(Hull, 2011:28). Istilah murid

muncul setidaknya 230 kali di kitab-kitab injil dan 28 kali dalam Kisah Para

Rasul.

Hadirnya pemuridan menjadi suatu langkah pembaharuan seseorang untuk

mengalami pembentukan iman setiap orang yang percaya. Ada beberapa definisi

pemuridan yang ingin diungkapkan oleh beberapa tokoh, sepertnya berikut :

1. Menurut Agung Gunawan (2020:6) Pemuridan menjadikan seseorang

mengalami kedewasaan secara rohani.

8
2. Menurut Daturara (2020:4) bahwa Pemuridan merupakan salah satu

metode Allah untuk menghasilkan generasi generasi yang mampu

memimpin secara berkualitas yang dapat mengaplikasikan kehidupan dan

teladan Yesus didalam kehidupannya.

3. Menurut Mangentang dalam artikelnya (2020:3) bahwa Pemuridan

menjadi sebuah proses individu dibentuk untuk menjadi seorang murid,

dan murid itu sendiri menjadi seseorang yang menerapkan dan menghayati

kebeneran Alkitab di segala bidang kehidupannya secara kosisten.

4. Menurut Saptorini,(2021:5Sp) bahwa Pemuridan menjadi sebuah proses

yang dapat menumbuhkan dan mendorong terbangunnya hubungan kepada

Allah, orang lain, serta dirinya sendiri

5. Pemuridan menjadi suatu proses yang dirancang secara sengaja yang

dimana seorang Kristen yang telah dewasa secara rohani membimbing

atau membina orang Kristen lainnya dalam periode tertentu untuk

mencapai kekristenan yang dewasa.(Leigh., 1998:128).

Berdasarkan paparan definisi pemuridan di atas maka kesimpulan dari

penulis bahwa definisi pemuridan adalah suatu proses dipersiapkan untuk

membentuk, membangun, serta mendewasakan iman seorang, untuk dapat

memiliki hubungan yang erat dengan Allah seperti yang Yesus Kristus

perintahkan kepada setiap murid-Nya.

b. Tujuan Pemuridan

Pemuridan memiliki misi untuk membentuk seseorang mengalami

perubahan hidup seseorang secara radikal, dan mengalami pertumbuhan iman

9
menjadi yang dewasa. Seorang murid dilatih dan dibentuk untuk dapat tumbuh

menjadi dewasa, sehingga terjadinya tranformasi besar dalam kehidupan

seorang murid. Ada beberapa bentuk perubahan seorang individu yang

diperoleh dari seorang murid dalam pemuridan, yaitu (Adu, Sumiwi, &

Purwoto, 2021:206–209):

1) Memiliki keyakinan iman yang kokoh

Orang yang telah dewasa secara rohani akan memiliki keyakinan

serta keteguhan dalam iman yang kokoh kepada Allah. Sebelum mengalami

kedewasaan secara iman di ibaratkan dengan anak kecil yang tidak mampu

mencerna makanan yang lebih keras, maka dari itu orang Kristen yang

belum mengalami kedewasaan secara iman tidak memiliki pemahaman dan

kebenaran yang tepat, serta mereka tidak memiliki kebenaran akan firman

Tuhan.

Orang yang telah dewasa secara rohani akan memiliki kepekaan

rohani yang benar, sehingga mampu membedakan benar dan salah dalam

proses pembinaan. Seseorang yang melalui proses pemuridan dapat

mengalami pertumbuhan secara iman dan kepercayaan sehingga dalam

memiliki keyakinan iman yang kokoh. Dalam proses pemuridan seorang

murid menjalani pemimbingan, untuk mengenal Tuhan Yesus lebih

mendalam dengan tujuan untuk murid mengalami pertumbuhan iman,

karena ia memiliki akar yang kuat dalam pengenalan akan Kristus

(Gunawan, 2020:6).

2) Memiliki karakter Kristus

10
Karakter Kristus akan terbentuk dalam diri setiap orang yang telah

mengalami kedewasaan secara iman. Sehingga seseorang yang telah

mengalami kedewasaan secara iman mampu memperkenalkan Kristus

kepada dunia melalui karakter Kristus yang telah tertanam dalam dirinya.

Orang percaya yang memiliki karakter Kristus mampu menjaga dan

mempertahankan kekudusan hidupnya, dengan tidak berkompromi dengan

dosa yang akan merusak dirinya.

Melalui pemuridan setiap orang yang percaya akan memampukan

orang percaya lainnya sehingga adanya saling melengkapi, sehingga setiap

orang yang telah menyerahkan diri ke dalam pemuridan akan dapat

menjadi terang dan garam bagi orang yang berada dilingkungan. Orang

yang memiliki karaktet Kristus akan menjadi pribadi yang manis,

kehadirannya dan keberadaannya dirindukan dan disenangi oleh banyak

orang. Dalam setiap perkataanya menjadi sedap didengar, karena

membawa kepada penguaan dan penghiburan bagi mereka yang

mendengarnya (Gunawan, 2020:7).

3) Memiliki kesetiaan dalam pelayanan

Kualitas seseorang yang telah mengalami kedewasaan iman akan

terlihat bagaiamana mereka setia dalam pelayanannya. Orang yang dewasa

secara iman akan berusaha meneladani Kristus dengan melakukannyan

dengan maksimal dalam pelayananya. Seperti halnya Kristus yang telah

setia dan melakukan dengan maksimal setiap pelayanan-Nya sampai Ia telah

memberikan nyawa-Nya bagi semua umat manusia yang berdosa.

11
Sebaliknya seseorang yang tidak dewasa ia tidak memiliki kerinduan dalam

melayani Tuhan dengan setia dan maksimal. Komitmen menjadi kunci

untuk mampu melayani dengan maksimal. Yesus Kristus telah memberikan

teladan dalam berkomitmen selama pelayanan-Nya, sehingga banyak orang

yang kagum akan apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Bagi murid-murid

Kristus melayani menjadi bentuk keharusan bukan pilihan, maka untuk

setiap orang percaya yang telah dewasa secara iman harus mampu

menyerahkan diri untuk terjun dalam pelayanan kepada Kristus.

Melalui pemuridan seseorang Kristen dibimbing dan dilatih untuk

menyadari karunia yang diberikan Tuhan dalam hidupnya, sehingga mereka

dapat diperlengkapi dengan berbagai karunia yang diberikan kepadanya,

maka ia dapat dipakai dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dengan itu

kehidupannya akan menjadi berkat untuk kemuliaan Tuhan.

4) Fokus kepada kebenaran firman Tuhan

Orang percaya yang telah mengalami kedewasaan iman, akan

memiliki kefokusan kepada kebenaran firman Tuhan, bukan sekedar tentang

teori namun juga keberenaian untuk memiliki kehidupan yang sepenuhnya

diarahkan untuk Tuhan, sehingga berani untuk bersaksi dan memangkan

jiwa. Orang yang fokus kepada firman Tuhan artinya ia harus berjalan dan

memiliki arah tujuan sesuai dengan iman yang kokoh kepada Allah. Maka

dalam dirinya terjadi pertumbuhan akan kebenaran firman Tuhan sehingga

memiliki keyakinan serta perspektif Kristus dalam pengalaman hidupnya.

12
Melalui pemuridan setiap orang yang percaya akan dimampukan

memiliki kefokusan dan perspektif yang jelas akan kebenaran firman,

sehingga ia mampu melihat dengan jelas dapat merenungkan dampak dari

setiap perbuatannya, hal ini yang akan membuatnya berpikir lebih matang

dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya. Melalui pemuridan,

orang percaya dapat melihat segala sesuatu dalam hidupnya sesuai dengan

sudut pandang Tuhan sehingga ia dapat melayani serta mensyukuri semua

perbuatan yang Tuhan telah kerjakan selama hidupnya.

c. Tinjauan Alkitab Strategi Pemuridan

Peneliti memaparkan relevansi pemuridan dengan Alkitab. Bagaimana

pandangan pemuridan dalam konteks Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru.

1) Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama tidak secara langsung menceritakan secara

jelas adanya konsep pemuridan, seperti yang diceritakan dalam

Perjanjian Baru. Perjanjian Lama lebih memparkan perihal konsep

pembinaan, seperti halnya pembinaan dalam kerohanian di rumah, lalu

kepada pengajaran iman dan orang lewi, serta tradisi hikmat dan

kenabian. Pemuridan dalam konteks Perjanjian Lama, lebih berfokus

kepada pembinaan iman dalam kehidupan bangsa Israel(Sin, 2017: 48).

Dalam bahasa Ibrani, terdapat kata talmidh, yang diartikan “orang

yang diajar”. Dalam kisah nabi Ezra di 1 Tawarikh 25:8, ia

menggunakan kata ini kepada sekelompok penyanyi yang berada dalam

13
rumah Allah. Sedangkan Nabi Yesaya dalam Yesaya 8:16; 50:4; 54:13

menggunakan kata limmudh, untuk berbicara “tentang murid-murid”.

Namun dalam nabi Yeremia, limmudh diartikan sebagai “terbiasa untuk”

ditulis dalam Yeremia 13:23. Maka pemakaian kata talmidh dan

limmudh lebih menjelaskan kepada suatu hubungan yang memiliki sifat

yang pribadi, seperti halnya ketika saat guru mengajar dan melatih

seorang murid. Sekalipun dalam bahasa Ibrani kata ini tidak secara

harafiah diartikan relasi kemuridan. Namun, kata-kata tersebut

mengarah kepada relasi guru dan siswa(Hull, 2011:44).

Istilah-istilah pemuridan memang tidak dikatakan dengan tegas

dalam perjanjian Lama. Namun dalam cerita sejarah Bangsa Israel

adanya suatu hubungan yang menunjukan kepada pemuridan. Ada

berbagai bagaian dalam Perjanjian Lama yang dapat dikaitkan dengan

bentuk pemuridan, yaitu :

a) Pembinaan rohani di rumah

Perjanjian Lama mangawali pengenalan dan pengajaran

sejarah perjalanan bangsanya secara lisan atau talmud. Bangsa israel

meneruskan sejarah kepada setiap generasi kepada generasi lainnya.

Maka salah satu sarana yaitu melalui rumah. Perjanjian Lama

menegaskan peran orang tua sebagai sarana untuk menceritakan

kembali kisah-kisah perjanjian Allah dan perbuatan Allah yang luar

biasa di jaman nenek moyang, Dalam Ulangan 6, Allah menegaskan

untuk terus melakukan semua perintah Allah, dan harus mengajarkan

14
mengajarkan semua yang perintah Allah kepada generasi

selanjutnya, setiap waktunya. Adanya perintah Allah yang tertuma

yaitu pengakuan kepada Allah atau shema israel, kata ini diucapkan

setiap waktunya, untuk mengingat bangsa ini akan Allah.

Orang tua harus dapat memiliki komitmen terlebih dulu

atas dirinya, sebelum mengajar kepada anak-anaknya. Anak-anak

menyerap apa yang dilakukan dan dikatakan dan dikatakan oleh

orang tua. Sehingga melalui orang tua anak memiliki pengetahuan

dan pola hidup takut akan Allah. Salah satu bentuk pemuridan

sederhana, tercipta dari keluarga(Sin, 2017: 54).

b) Pemuridan para tokoh Perjanjian Lama

Ada beberapa tokoh yang PL yang dijelaskan secara terang-

terang adanya murid atau sosok penerus. Seperti halnya Musa

dengan Yosua, dan Elia dengan Elisa dan Musa dengan bangsa

Israel. Pemuridan terlihat dalam perjalanan hidup mereka, generasi

sebelumnya meneruskan semangatnya kepada generasi selanjutnya,

sehingga setelah generasi sebelumnnya telah mati, generasi

selanjutnya melakukan hal yang lebih hebat dari generasi

sebelumnya. Tokoh selanjutnya, Yesaya dituliskan memeliki

beberapa murid (Yes 8:16-18). Selain Elia dan Elisa dan Yesaya,

terdapat nabi-nabi lainnya yang juga memiliki seorang penerus atau

murid adalah Samuel. Dalam 1 Samuel 10:5 menjelaskan ada

“serombongan nabi” yang akan menemui Saul, dalam persiapan Saul

15
menjadi raja. Nabi-nabi ini terlihat berada dalam kendali Samuel, ia

mengetahui apa yang akan dilakukan oleh mereka. Dari tokoh-tokoh

PL yang memiliki ciri khas pemuridan dalam perjalanan kehidupan

mereka, terdapat lima ciri yang manusia butuhkan untuk dapat

mengalami pertumbuhan dan perkembangan, antara lain : yang

pertama hubungan yang saling terpelihara : Dalam perjalanan Musa

memimpin bangsa Israel, ia mendapatkan bantuan dari orang-orang

sekitarnya, seperti Harun, saudaranya, Mertuanya, lalu Yosua.

Yang kedua, Waktu belajar untuk mencapai kemampuan.

Sejak perjumpaan Allah dengan Musa dan masalah-masalah yang

dihadapi oleh Musa, Yosua mengamati dan memperlajari cara Musa

memimpin. Elisa yang mengikuti Elia sampai akhirnya Elia ke di

angkat ke surga, dan bahkan Elia mewariskan rohnya kepada Elisa.

Sehingga Yosua dan Elisa melakukan mendapatkan pelatihan dan

pembelajaran dari generasi sebelumnya, sehingga mereka ditulis,

dapat melakukan hal yang lebih hebat dibanding generasi

sebelumnya

Yang ketiga, Bertanggung jawab atas tugas-tugas. Yosua

melihat bagaimana Musa menjalankan tugas dari Allah untuk

memipin umat Israel masuk ke tanah perjanjian. Sehingga pada saat

Yosua yang melanjutkan ia menjalankan tugasnya dengan belajar

dari generasi sebelumnya.

16
Yang keempat, Ketaatan. Yosua menunjukan ketaatannya

pada saat awal kemunculannya sebagai mata-mata bangsa Israel

untuk melihat tanah Kanaan. Hanya Yosua dan Kaleb yang

menjalankan tugasnya dengan baik dan optimis, dibanginkan dengan

yang lainnya. Ketaatan Yosua kepada Allah dan sebagai rekan Musa,

membentuk dirinya menjadi seorang yang beriman dan watak yang

kuat.

Yang kelima, Hikmat dalam pengambilan keputusan. Allah

menjadikan Yosua sebagai pemimpin menggantikan Musa, ketika

Yosua telah siap. Musa melatihnya dan Allah mengurapi Yosua (Ul

31:1-30). Elisa menggantikan Elia dengan kesiapan dan menerima

warisan roh dari Elia (2 Raj 2:6). Kedua tokoh mengandalkan Tuhan

dalam setiap pengambilan keputusan.

Yang keenam, Juru Tulis Tercatat bahwa bangsa Israel

memiliki tiga sumber utama dalam kebijaksanaan dan otoritas

rohani, yaitu. Imam, nabi, juru tulis. Dalam PL Juru tulis tidak

banyak tampak diceritakan, namun orang-orang ini bekerja untuk

meneruskan tulisan-tulisan hikmat yang awalnya hanya bersifat lisa.

Salah satu tokohnya yaitu Ezra, adalah sosok pada saat pembuangan

bangsa Israel, yang kembali mengumpulkan kitab-kitab Taurat. Lalu

nabi Yeremia ditulis memiliki seorang juru tulis, untuk

menyampaikan perkataan Tuhan melalui nabi Yeremia kepada

bangsa Israel. Karya-karya tulis mereka memerlukan pelatihan

17
formal, terutama dalam memiliki hubungan yang erat dengan

gurunya. Pelatihan yang diberikan kepada mereka adalah dapat

mampu membaca, menulis, menyalin dan menguraikan kitab secara

terperinci(Hull, 2011:45–47).

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa perjanjian lama juga memiliki

bentuk pemuridan. yang dimana pemuridan terjadi di para tokoh-tokoh

perjanjian lama, dengan tujuan akan meneruskan perjuangan generasi

sebelumnya dalam tugas pelayanannya.

2) Perjanjian Baru

Perjanjian Baru memaparkan bagaimana kehadiran seorang guru

datang dan memilih murid-muridnya untuk dibimbing dan dibina.

Perjanjian Baru lebih banyak menjelaskan bentuk dari pemuridan, yang

dijelaskan dalam beberapa tokoh. Tokoh yang paling terkenal sebagai

seorang guru dalam pemuridan yaitu Yohanes, Paulus dan Yesus. Dalam

bahasa Yunani mathetes di artikan sebagai murid, atau guru guru

yunani. Istilah mathetes lebih merujuk kepada para pengikut pada masa

Yesus dan gereja mula-mula, dalam makna kata ini, tidak hanya

menekankan kepada pembelajar, namun lebih memiliki makna yang

lebih mendalam yaitu ketaatan kepada guru(Hull, 2011: 44). Perjanjian

Baru mencatat secara rinci kehadiran para tokoh-tokoh yang membawa

perubahan besar bagi dunia. Tokoh-tokoh tersebut memiliki para

pengikut yang dibina, dan dilatih untuk mampu meneruskan apa yang

telah mereka lakukan.

18
a) Yesus

Kedatangan-Nya kedunia membuat suatu perubahan besar

dalam dunia. Yesus menjadi sosok yang telah disebutkan dalam

nubuatan nabi Yesaya (Yes 7:14). Ia datang untuk menjalankan misi

keMesiasannya, untuk menyelematkan semua orang dari dosa yang

selama ini mengikat manusia. Ketika memulai menjalanin misi

keMesisasan-Nya, ia memanggil 12 orang yang dipilih untuk

mengikuti dan menjadi murid-murid-Nya. Ia meminta mereka untuk

ikut kemanapun Yesus pergi, dari situlah mereka dapat belajar secara

langsung dari gurunya. Mereka banyak menyaksikan perbuatan-

perbuatan yang Yesus lakukan. Yesus ingin murid-murid-Nya dapat

memahami langsung semua teologi yang Tuha berikan, agar

kedepannya mereka dapat meneruskan pekerjaan yang Yesus

lakukan. Dalam Amanat Agung Yesus mendelegasikan pekerjaan

tugas dan tanggung jawab baru kepada mereka semua, untuk

meneruskan pemuridan kepada seluruh bangsa.

b) Yohanes Pembaptis,

Ia menjadi tokoh yang dijelaskan sebagai orang yeng

mempersiapkan hadirnya Mesias, atau Yesus. Yohanes adalah orang

yang membaptis Yesus di sungai Yordan (Yoh 3:13-17). Pada saat

kelahirannya, Yohanes telah dinubuatkan bahwa ia akan berjalan

mendahuli Tuhan dengan roh dan kuasa yang dimiliki oleh Elia (luk

1:17). Yohanes dijelaskan aktif berkhotbah dan mengajari banyak

19
orang. Yohanes dijelaskan memiliki beberapa orang murid. ketika

Yohanes berada dalam penjara, namun ia tetap dapat mendengarkan

pekerjaan-pekerjaan habat, yang Yesus lakukan. Dalam Matius 11:3

dikatakan bahwa Yohanes memiliki beberapa orang murid. Dalam

Yohanes 1:35-40 Yohanes berdiri dengan para muridnya, yaitu

Yohanes penuilis injil Yohanes, dan Andreas saudara Simon. Maka

Yohanes tercatata menjadi salah satu guru dalam Perjanjian Baru,

yang memberikan didikan dan pelatihan kepada murid-muridnya.

Salah satunya mengenalkan Yesus sebagai Anak Domba Allah,

sehingga meyakinkan mereka untuk mengikuti Yesus.

c) Paulus,

ia menjadi salah satu tokoh fenomenal dalam Perjanjian

Baru. Ia adalah penulis beberapa kitab Perjanjian Baru, yaitu : 1 dan

2 Tesalonika, Filipi, Kolose, Efesus, Filemon, Ibarni, dan 1 dan 2

Timotius. Paulus menjadi salah seorang murid Yesus yang ke-13. Ia

mengawali karir menjadi seorang yang memburu banyak orang

Kristen, lalu mengakhiri menjadi seorang martir yang telah berjasa

dalam Kekristenan dan gereja. Paulus banyak melakukan perjalanan

ke banyak daerah, dan disanalah ia banyak melakukan

menyampaikan kebeneran firman Tuhan, melakukan pembinaan, dan

pendewasaan iman setiap orang percaya. Ia memberikan semangat

dan nasihat-nasihat kepada semua orang percaya yang tersebar

20
diseluruh wilayah. Paulus menjalankan pemuridan sebagai bentuk

mentaati Amanat Agung.

d. Langkah-langkah pemuridan

Pemuridan menjadi suatu rencana kegiatan dan metode penerapan

yang teratur, hal ini dilakukan agar berbagai ajaran yang diterapkan dalam

pemuridan dapat menyatu dalam setiap pribadi individu yang menjadi murid.

Colson Howard mengemukakan ada beberapa Langkah-langkah dalam

merencanakan pemuridan(Howard, 2019), diantaranya yaitu :

1) Memelihara suasana belajar

Suasana yang hidup dalam kelompok belajar merupakan

faktor yang sangat penting dalam pembelajaran di pemuridan.

Melibatkan murid dalam merencanakan proses pembelajaran yang

akan berlangsung, dan selanjutnya perlunya adanya publikasi, untuk

membangkitkan minat pada bidang tertentu agar mampu memberikan

kontrubusi bagi lingkungannya.

Pengalaman pertama para murid menjadi salah satu hal

penting, dengan adanya perasaan bahwa ia diterima menciptakan

perasaan bersahabat dalam setiap percakapannya di berbagai sesi.

Sikap pemimpin yang antusias dalam melaksanakan kegiatan akan

mendorong motivasi dari murid.

2) Menyeleksi sasaran pembelajaran

Dalam pembelajaran atau diskusi dalam setiap sesinya

harus adanya tujuan atau sasaran. Tanpa adanya tujuan atau sasaran

21
yang jelas pelaksanaan pemuridan hanya akan menjadi bentuk program

biasa. Tema pemebelajaran yang di tentukan dapat menjadi suatu

petunjuk sasaran yang diinginkan. Tema pembelajaran yang di pilih

dengan tepat dapat mengesankan beberapa sasaran atau tujuan yang

akan dicapai.

3) Merencanakan aktivitas belajar

Belajar adalah bagian penting dari pemuridan, dimana

murid adalah penerima pengetahuan. Belajar merupakan sebuah

proses aktif. Dalam hal ini perlunya memilih metode yang akan

menggerakan kelompok untuk mencapai tujuan.

4) Menyiapkan alat bantu belajar

Pengajar atau pemimpin perlu memikirkan atau

merencanakan alat bantu belajar untuk menegaskan kata-kata yang

akan disampaikannya dalam sesi. Untuk memungkinkan pembelajaran

lebih aktif dan atraktif, maka akan lebih baik jika tidak hanya

menggunakan 1 indra saja. Alat bantu belajar dapat memperkaya studi

dan diskusi dalam setiap sesi.

5) Evaluasi hasil

Perlu diketahui bahwa di akhir sesi perlu adanya evaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk menarik kesimpulan dari kegiatan,

merenungkan apa yang telah dicapai, menegaskan dan mengingatkan

kembali apa yang telah diterima dalam pembelajaran pemuridan.

22
Bill hull mengungkapkan ada delapan langkah yang di tempuh

dalam suatu pemuridan (Hull, 2011:137–139), yaitu:

1) Pemilihan

Langkah pertama yang paling penting adalah siapa yang

memuridkan dan siapa yang mengajar dalam pemuridan, pemuridan tidak

akan terjadi tanpa adanya murid atau pengajar. Dalam Amanat Agung,

Yesus percaya bahwa seorang manusia dapat menjangkau manusia

lainnya. Ketika Yesus berada dalam dunia, Dia menunjukan berbagai

mujizat kepada orang banyak, untuk dapat menjangkau mereka yang

mengalami kelemahan di dalam dunia. Sebaliknya, ketika Tuhan

menempatkan seorang laki-laki dan perempuan dalam dunia, dengan

tujuan bahwa mereka dapat menjangkau dunia. sejak awal, Yesus telah

meyakinkan kepada setiap orang percaya untuk dapat menjangkau orang-

orang lainnya yang butuh untuk diselamatkan.

2) Persekutuan

Esensi dari pelatihan pemuridan yang Yesus lakukan adalah ketika

Ia melakukan banyak perjalanan, murid-murid-Nya mengikuti kemana

pun Yesus pergi. Yesus menarik semua murid-murid-Nya untuk dekat

dengan-Nya, sehingga Yesus menjadikan diri-Nya sebagai sekolah dan

kurikulum. Maka murid melihat, belajar dan bahkan mempraktikan

langsung semua yang telah mereka pelajari oleh Gurunya selama mereka

mengikuti-Nya.

3) Pengabdian

23
Dalam pemuridan dibutuhkannya ketaatan. Murid tidak dapat

dibentuk tanpa memiliki ketaatan. Sepanjang perjalanan Yesus dalam

melatih kedua belas murid-Nya, Ia sangat mengharapkan murid-murid-

Nya untuk mentaati perintah-Nya. Sehingga ketaatan menjadi tanda yang

membedakan mereka dengan orang lain. Maka kata “Murid” menjadi

mereka yang belajar dari sang guru. Sehingga dari murid-murid Yesus

orang-orang lainnya yang turut menjadi orang yang percaya Kristus dapat

melihat sosok dan watak dari gurunya.

4) Pemberian diri

Seseorang murid yang memiliki kedewasaan iman terbentuk dari

penyerahan diri atau pemberian dirinya sepenuh-Nya untuk dibentuk. Dan

seorang pemimpin atau pengajar juga harus dapat menyerahkan dirinya

untuk melatih seorang murid. Yesus memberikan segalanya kepada

murid-murid-Nya bahkan sampai nyawa-Nya sendiri. Bahkan apa yang

Bapa berikan kepada-Nya semua diberika kepada murid-murid-Nya.

5) Peragaan

Ketika Yesus hadir dalam dunia, Dia menunjukaka kepada mereka

semua bagaiamana cara menjalani hidup. Yesus memberikan teladan

kepada murid-murid-Nya bagaiamana berdoa, belajar, dan berinteraksi

dengan orang lain. Terbentuknya seorang murid terjadi karna adanya

keadaan nyata yang dapat mereka lihat, sehingga seorang murid dapat

memahami di mana teori dapat di praktikan langsung dalam kehidupan

nyata.

24
6) Pendelegasian

Seorang murid dipersiapkan untuk mampumelakukan suatu

pekerjaan. Yesus melatih murid-murid-Nya untuk menjalankan misi-Nya.

Ia memberikan tanggung jawab kepada murid-murid-Nya untuk

melakukan tugas-tugas seperti yang gurunya lakukan, yaitu memberitakan

injil keseluruh dunia. Yesus mempersiapkan setiap murid-Nya untuk

bertahan mengalami penderitaan.

7) Pengawasan

Ketika Yesus menunjuk muri-murid-Nya untuk melakukan tugas

yang ia berikan, Ia tetap mengawasi mereka. Dia menyediakan waktu

untuk mendengarkan dan menolong mereka dalam memahami alasan

yang mereka lakukan dan mempersiapkan mereka untuk suatu

pengalaman baru. Dia banyak memberikan kesempatan kepada murid-

Nya untuk mempraktikan dan mengambil tindakan untuk mengatasi suatu

permasalahan, seperti halnya mengusir setan, dan berjalan diatas air,

namun Ia tetap memberikan pengawaasan kepada murid-Nya dan setelah

terjadi kesalahan Ia menegur dan menunjukan langsung yang seharusnya.

8) Menjadi lebih banyak

Setalah banyak pelajaran yang telah diterima oleh seorang murid,

akan tiba saat mereka untuk mempraktikan langsung apa yang telah

mereka pelajari dan juga dapat melatih orang lainnya, sehingga

pemuridan terus berlanjut kepada orang lainnya. Yesus menghendaki

dalam mandat-Nya utnuk memanggil mereka semua untuk mengajar

25
semua orang mentaati ajaran-Nya dan menjadikan mereka sebagai murid-

murid-Nya.

e. Kompenen-kompenen Strategi Pemuridan


Starategi pemuridan menjadi suatu pengajaran atau penanaman

nilai-nilai kristiani dalam diri seorang, maka dari itu pemuridan memerlukan

komponen-komponen yang tepat untuk menjadi dasar atau arah bagi

keberlangsungan pemuridan. Sijabat (2014:23) menuliskan adanya

komponen-komponen penting dalam menjalankan strategi pemuridan

sebagai proses kegiatan pembelajaran, yaitu :

1) Tujuan

Dalam menetapkan suatu kegiatan tertentu perlu adanya

tujuan untuk mengetahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang

akan dilangsungkan. Dalam strategi pemuridan, tujuan menjadi hasil

yang akan dicapai dari pemuridan. Tujuan pemuridan dirancang untuk

membimbing, memperbaiki, ataupun mendewasakan setiap orang

percaya kepada kedewasaan iman, sehingga dapat memiliki hidup

sesuai dengan teladan Kristus. Maka dengan mendidik para murid

untuk memiliki kedewasaan iman sehingga mampu memenangkan dan

mendidik yang lainnya untuk mengenal Kristus lebih dalam, sehingga

dapat mampu juga menjadikan orang tersebut menjadi murid, dan yang

sewaktu-waktu dapat mengulangi proses tersebut.(Eims, 1982)

Untuk mencapai tujuan dari pemuridan memerlukan adanya

proses untuk mencapainya. Para murid akan menerima didikan,

26
pengajaran, ataupun pelatihan. Menurut Le Roy Eims (Eims, 1982)

bahwa pelatihan diberikan dalam pemuridan dengan tujuan

merangsang kemajuan selama berjalanan pemuridan.

2) Bahan Ajar

Bahan ajar dipersipakan oleh guru atau pengajar untuk

dapat menghasilkan pengajaran dalam suatu pemuridan secara jelas

dan matang, maka pemuridan dapat berlangsung secara sistematis dan

terarah. Bahan ajar bukan hanya sekedar materi pelajaran namun juga

menjadi bahan untuk dapat dipraktekan dalam kehidupan sehingga

membentuk karakter murid. Bahan ajar yang dirancang agar sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan dimana pemuridan berlangsung,

Alkitab adalah bahan pengajaran yang utama untuk pemuridan.

Alkitab sebagai suatu pedoman yang menjadi sarana Allah untuk

memperkenalkan diri-Nya kepada manusia. Alkitab dapat membentuk

dan membimbing siapa saja yang merindukan Kristus dan percaya

kepada Kristus melalui pengalaman iman, dan ketaatan untuk kesetiaan

tetep memandang ajaran/doktrin (Arrington, 2015).

French Arrington menuliskan dalam bukunya mengenai

pokok-pokok “Doktrin Kritsten, Perspektif Pentakosta” yang menjadi

bahan pengajaran yang penting untuk digunakan dalam

pemuridan(2015:1-577), yaitu :

a) Doktrin tentang Alkitab dan penyataan, pengajaran pemahaman

mengenai Alkitab, dan segala bentuk penyataan yang disampaikan

27
dalam Alkitab dengan keabsahannya tidak dapat diganggu gugat

dengan teori manapun.

b) Doktrin tentang Allah, pengajaran tentang bagaimana Allah

menyingkapi diri-Nya.

c) Doktrin tentang penciptaan, pengajaran bagaimana teori karya

Allah menciptaan Alam semesta.

d) Doktrin tentang manusia, pengajaran siapa sebenarnya mahluk

yang telah diciptakan Allah dengan sedemikian rupa dengan Allah.

e) Doktrin tentang Kristus, pengajaran Kristus, Allah yang hadir

kedunia menjadi manusia

f) Doktrin tentang dosa, pengajran tentang keberdosaan manusia, dan

hukuman atas dosa.

g) Doktirn tentang keselamatan, pengajaran bagaiamana hanya

melalui Allah terdapat keselamatan.

h) Doktrin tentang Roh Kudus, pengajaran mengenai hadirnya Roh

kudus menjadi penyataan Allah dalam diri setiap masing-masing

individu

i) Doktrin tentang gereja, pengajaran mengenai bentuk persekutuan

yang diciptakan Allah melalui gereja, dan tugas tanggung jawab

jemaat dalam gereja.

j) Doktrin tentang akhir zaman, pengajaran mengenai bahwa Yesus

akan datang untuk kedua kali-Nya dan mengakhiri zaman

kesukaran didunia.

28
3) Metode

Metode menjadi cara atau bahkan jalan yang disusun secara

sistematis untuk mencapai tujuan. Menurut Prastowo (Prastowo, 2017)

bahwa metode menjadi suatu cara yang digunakan oleh pengajar dalam

mengimplementasikan rencana yang telah disusun untuk diterapkan

dalam kegiatan nyata sehingga tercapainya tujuan. Untuk mencapai

tujuan yang maksimal pengajar harus dapat menerapkan metode yang

tepat dalam setiap langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran

yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Bararah,

2022).

E. G Hormighausen ( 1985:74) mengatakan perlu diketahui

bahwa dalam sudut teologi bukan karna metode yang menjadi syarat

yang terpenting dalam pemberitaan injil, hal itu disebabkan karna

keselamatan adalah kasih karunia Allah semata-mata. Roh Tuhan yang

melahirkan kepercayaan. Maka dari itu bukan usaha manusialah atau

metode orang diselamatkan. Menurut Homrighausen metode

pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu(Homrighausen, 1985:75) :

a) Metode Otoriter

Seorang guru memberikan suatu ajaran kepada muridnya, ia

harus menerimanya saja dan tunduk kepada apa yang diajarkan

gurunya tanpa adanya tanya jawab, atau minim keaktifan.

b) Metode Kreatif

29
Guru tidak lagi hanya sebagai penyedia materi. Proses

belajar mengajar berlangsung secara spontan, tanpa kendala.

Namun, guru harus selalu dapat berusaha membangun dan

membangun kepercayaan dalam pelajarannya, kepercayaan

pada apa yang dipelajari.

Secara umum dalam dunia pendidikan metode digunakan

sebagai sarana guru untuk menerapkan materi pembelajaran kepada

murid. Ada tujuh macam metode pembelajaran (Rianto, 2006) yaitu:

a) Ceramah

Suatu bentuk metode pembelajaran dengan penyajian

secara lisan. Media yang digunakan berupa suara dan gaya guru

atau penceramah dan murid sebagai audience. Metode ceramah

digunakan untuk memberikan penjelasan kepada peserta didik,

dan memberikan nasihat-nasihat.

b) Tanya Jawab

Suatu metode pembelajaran dengan cara penyajia materi

pelajaran dengan berbentuk memberikan pertanyaan kepada

murid dan murid bertugas untuk memberikan jawaban. Dalam

metode ini dapat terjadinya interkasi secara aktif antara guru

dan murid. pertanyaan yang diberikan seputar dengan topik

ataupun pelajaran. Metode ini efektif diberikan pada saat

setelah ataupun akhir pernyampaian materi, sehingga dapat

mengingat kembali pelajaran yang dilalui, dan guru dapat

30
mengetahui sejauh mana peserta didik menangkap materi yang

disampaikan.

c) Dikusi

Suatu cara penyampaian pelajaran dengan melakukan

saling tukar menukar pendapat dan memecahkan masalah

mengenai suatu objek, peristiwa, ataupun dogma. Dalam

diskusi yang lebih terlibat adalah murid, dan guru hanya

sebagai pengatur jalannya diskusi. Melalui metode ini peserta

didik dapat lebih tertarik akan pelajaran, karna masing-masing

akan memandang topik yang diangkat berdsasarkan

perspektifnya masing-masing.

d) Demonstrasi

Suatu cara penyajian materi pelajaran dengan adanya

illustrasi melalui suatu peragaan atau drama, dengan adanya

pernyataan secara audio visual. Metode ini menggambarkan

tema pelajaran secara langsung, sehingga dapat mudah melihat

rangkaian tema pelajaran.

e) Kerja Kelompok

Suatu penyajian materi dengan mengelompokan murid

membentuk kelompok kecil. Metode ini menitik beratkan

interaksi antar anggota untuk menyelesaikan masalah ataupun

tugas-tugas yan diberikan. Metode ini bertujuan untuk melatih

peserta didik dalam bekerja sama.

31
f) Karyawisata

Suatu cara penyajian materi dengan membawa peserta didik

untuk mengunjungi dan melihat langsung tempat-tempat yang

sesuai dengan tema ataupun topik pembelajaran. Hal ini

bertujuan untuk peserta didik dapat melihat langsung keadaan

situasi dilapangan, dan melihat sesuatu diluar objek yang

selama ini mereka biasanya lihat.

g) Simulasi

Suatu metode pembelajaran dengan cara mempraktikan

langsung materi pelajaran. Metode ini lebih kepada peserta

didik diarahkan untuk melakukan langsung apa yang telah

mereka terima. Pengajar dapat melihat langsung bagaimana

peserta didik mempraktikan sejuah mana mereka dapat

melakukan materi yang telah diterima,

Dalam strategi pemuridan, penerapan metode dalam

pembelajaran merupakan salah satu bentuk sarana untuk mengajar

murid, dan cara penyampaian pengajaran firman Tuhan kepada murid.

sehingga murid dapat memahami apa yang disampaikan dan

dilakukan. Dalam pemuridan penerapan metode menjadi bentuk sarana

penyampaian materi. Sebagai pengajar atau pemimpin pemuridan

metode harus dapat berkolaborasi dengan setiap metodenya sehingga

mengahasilkan penerapan pengajaran dalam pemuridan.

4) Evaluasi

32
Evaluasi menjadi bagian penting dalam mengahasilkan

strategi pemuridan yang sistematis dan terecenana. Evaluasi menjadi

bentuk rancangan dalam pembelajaran untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan efisiensi dari program atau kegiatan yang

dilaksanakan. Menurut Arikunto evaluasi sebagai suatu proses yang

menentukan hasil dari kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan

untuk sampai kepada tujuan. Menurut Sugiyono evaluasi menjadi

proses yang dibuat untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan dapat

dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan yang telah dicapai. (Saragih,

2022). Evaluasi melihat kembali hasil yang telah diperoleh, maka

dalam pemuridan menjadi bagian penting terutama untuk mengetahui

kondisi murid setelah pemuridan diberlakukan.

5) Orang

Dalam pelaksanaan pemuridan hal yang menjadi sangat

penting yaitu kepada siapa pemuridan itu di ajarkan dan siapa yang

mengajar dari pemuridan (Sidjabat, 2014). Pemuridan dilaksanakan

melalui gereja maka pengajar utama dari pemuridan itu ialah Yesus

Kristus, lalu hadirnya gembala jemaat sebagai pemimpin atas jemaat

dalam pemuridan, lalu jemaat yang telah bertumbuh secara

kedewasaan iman dapat menjadi pengajar yang mengajak jiwa-jiwa

untuk masuk dalam pemuridan, dan siklus ini terus menerus hingga

semua jiwa terjangkau (Setiawan, 2000b).

33
f. Model-model Pemuridan

Kehadiran model-model dalam pemuridan berfungsi untuk

membantu dan membimbing pengajar untuk dapat memiliki suatu tekniik,

strategi, dan metode yang akan di gunakan dalam pelaksanaan pemuridan

dengan harapa tujuan dari pemuridan dapat tercapai. Ada beberapa bentuk

model dapat digunakan dalam pemuridan, yaitu :

1) Menurut Bill Hull

Bill Hull mengungkapkan ada beberapa bentuk model pemuridan

yang dapat digunakan dalam program pemuridan di gereja, yaitu (Hull,

2011, hlm. 15–17):

a) Pemuridan Klasik

Bentuk pemuridan yang melakukan pendampingan

pribadi ke pribadi, pendisiplinan untuk memahami Alkitab,

pelatihan bersaksi dan mengajar. Permuridan klasik memiliki

kekuatan dalam hal kefokusan, metode dan kekamampuan dalam

mengatur jumlah orang yang begitu besar, yang diatur dalam

kurikulum. Pemuridan klasik membuat terobosan penting ditengah

gereja, terutama pada generasi baby boomers. Dilakukannya

pembinaan untuk menjadi pendeta serta pemimpiun gereja. Namun

kelemahan dari model ini yaitu kurangnya mementingkan

kehidupan batin dari setiap murid. Akibatnya, adanya kejenuhan

dengan kerohanian yang menjadi hanya menyelesaikan program

yang tidak memberikan perubahan dalam jangka Panjang. Begitu

34
program pemuridan berhenti, pertumbuhan dalam jemaat juga ikut

berhenti.

b) Pembinaan Rohani

Model pembinaan rohani adalah proses pembentukan

seorang individu melalui pembimbingan secara kerohani dengan

mendalam, dengan tujuan individu yang dimuridkan dapat

menampakkan karakter Kirstus, dengan adanya penggabungan antara

anugerah dan usaha manusia. Gerakan ini berusaha menampilkan

kembali kedisiplinann yang dijalan oleh Yesus. Namun dalam model

ini memiliki suatu kelamahan yaitu dari sudut pandang injili mengenai

kedekatannya dengan teologi liberal, yang mengakibatkatkan mudah

terpengaruh dengan dunia sekuler, agama lain, dan filsafat Timur.

c) Pemuridan Berbasis Komunitas

Model pemuridan dengan menarik individu dengan

individu yang lainnya untuk membentuk suatu kelompok yang saling

membentuk satu sama lain. Fokus utama dari model ini adalah

tranformasi kehidupan spritual melalui suatu penerimaan, intergritas

hubungan, dan kepercayaan. Suasana atau komndisi dari komunitas

kelompok menentukan bertumbuh atau tidaknya dari bentuk model

komunitas ini

2) Menurut Oinike Laia

35
Menurut Oineka Laia dalam terdapat beberapa model

pemuridan yang relevan untuk pelayanan pendidikan Kristen, yaitu

(Laia, 2020: 43–47):

a) Model Pemuridan Relasional

Model pemuridan relasional adalah proses pelatihan

dalam pemuridan yang menciptakan hubungan secara langsung,

serta ketaatan total kepada Tuhan, membuat bentuk komitmen

untuk bersekutu dalam Krisus, dan melayani setiap orang yang.

Model iui meniru gaya pemuridan yang dilakukan oleh Yesus.

Rujukan ayat dalam model inni dalam Yohanes 15:1-6 yang

menjelaskan bagaiamana Yesus melakukan pemuridan melalui

hubungan, dalamnya terdapat tiga makna, yaitu : tinggal dalam

Kristus, adanya hubungan yang erat dengan murid-murid lain, serta

melayani orang-orang lain dalam gereja maupun dunia. Melalui

model ini, kegiatan pendidikan menjadi sarana untuk membawa

murid mengalami perjumpaan dengan Kristus, menjadi tinggal di

dalam Kristus, dan menjadi murid Kristus.

b) Model pemuridan naratif

Model pemuridan naratif adalah suatu proses pelatihan

dengan menggunakan teknik penelitian dan analisis nararasi kualitatif

dari suatu pengalaman hidup dari seseorang, yang kemudian akan

dianalisa dan dtafsirkan kedalam firman Tuhan. singkatnya, model ini

di lakukan dengan adanya bertukar pengalaman dengan para

36
partisipan. Model ini lebih diperuntukan kepada para mahasiswa

perguruan tinggi baik sebagai partisipannya ataupun pemimpinnya.

3) Menurut Obaja Tanto Setiawan

Obaja Tanto Setiawan, dalam bukunya Prinsip Kelompok

12 Sel, menjelaskan Model Pemuridan Kelompok Sel-12 sebagai pola

yang dapat digunakan dalam program pemuridan gereja(Setiwan,

2000, hlm. 25).

Kelompok sel-12 adalah suatu proses pembinaan anggota

jemaat masuk dalam pemuridan berbentuk komunitas sel, yang

menjadi suatu bagian terkecil dari gereja yang hidup dan terus

bermultiplikasi. Model ini adalah cara yang efektif untuk melayani

umat Tuhan dengan baik. Kelompok sel-12 menekankan kepada

keterlibatan setiap anggota untuk berperan aktif dalam proses

pertumbuhan. Setiap anggota yang telah dimuridkan bisa untuk

menjadi pemimpin kelompok sel (PKS) bertugas memimpin dan

membentuk kelompok sel lainnya. Pengajaran berfokus kepada

pelaksanaan dalam peribadatan kepada Allah, yang dimana dituntut

adanya pelaksanaan firman yang didapatkan.. Salah satu prinsip model

ini adalah dimuridkan untuk memuridkan. Tujuan yang harus dicapai

adalah menyelamatkan, memelihara, memuridkan, dan menyatukan.

Perancangan model dalam pemuridan tidak menjadi patokan, atau

tidak harus tertuju hanya kepada satu bentuk model saja. Ada banyak model

yang dapat dikembangkan oleh para pengajar atau pemimpin gereja untuk

37
merancang proses pemuridan. Sama halnya dalam menentukan proses

pembelajaran, maka guru di tuntut untuk dapat aktif dan kreatif dalam

merancang model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, agar tercapainya

tujuan dari pembelajaran.

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemuridan

1) Gereja

Michael Griffith mengatakan bahwa gereja menjadi perwujudan

dari apa yang telah Yesus ajarkan. Setiap ajaran Kristus harus dapat

diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.(Griffiths, 1995:80). Melalui

gereja setiap orang Kristen untuk mengenal Kristus, menghidupi Kristus,

dan mengalami kedewasaan secara iman. Gereja menjadi sarana Allah

dalam memelihara dan membina iman setiap umat-Nya.

2) Pengajar

Kehadiran seorang pengajar atau Pembina dalam proses pengajaran

pemuridan sangatlah penting, pemuridan tidak akan terjadi tanpa

kehadiran seorang pengajar atau pembina. Gereja memiliki tanggung

jawab dalam pemuridan, sehingga gembala jemaat atau pendeta menjadi

seorang pengajar atau guru dalam komunitas di pemuridan tanpa

kehadiran seorang gembala maka jemaat tidak akan bergerak dan tidak

akan mengalami pemuridan, peran gembala adalah menjadi pemimpin

jemaat (Setiawan, 2000b). Seorang pembina atau pengajar adalah seorang

yang telah dewasa secara iman sehingga seorang pengajar atau pembina

dapat memimpin dan menggiring muridnya kedalam pemuridan.

38
Seorang pembina atau pengajar bertugas untuk mampu

menciptakan komunikasi yang interaktif kepada setiap muridnya. Oleh

sebab itu pembina atau pengajar harus mampu mengarahkan kepada

menerima pengajaran pemuridan. Seorang pembina atau pengajar harus

mampu menjadi manager of learning didalam pengajarannya, sehingga

murid dapat menerima pelayanan dari pembina berupa menjawab

pertanyaan murid, membagikan pengalaman, memberikan contoh untuk

sebuah tindakan, ataupun memberikan pengajaran dalam pelayanan di

gereja dan kehidupan (Sidjabat, 2014).

3) Jemaat

Dalam Amanat Agung, Yesus menugaskan untuk memuridkan

semua bangsa. Jadi, ungkapan murid tidak hanya tertuju kepada kedua

belas murid-Nya, melainkan semua orang yang rindu dan percaya kepada

Kristus menjadi murid-Nya. orang-orang yang menerima pemuridan yaitu

para jemaat Tuhan. Jemaat adalah orang-orang yang hidup dalam

persekutuan tubuh Kristus didalam gereja. Jemaat adalah orang-orang

yang memiliki kerinduannya kepada Tuhan. Untuk itu pemuridan menjadi

bentuk tindak lanjut dari kerinduan jemaat, pendewasaan iman menjadi

kebutuhan terpenting yang harus terjadi oleh setiap jemaat.

4) Tempat dan Lingkungan

Lingkungan dan tempat merupakan faktor yang penting dalam

menentukan proses keberhasilan dari pembelajaran dalam pemuridan.

Gereja menjadi tempat untuk menunjang kelancaran proses pelaksanaan

39
pemuridan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang disediakan

oleh gereja menjadi pendukung keberhasilan pemuridan tersebut.

Lingkungan menjadi tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan seseorang (Yarmayani & Afrila, 2018).

Gereja dan keluarga adalah tempat pembentukan iman yang

berkelanjutan, hal ini disesuaikan dengan kesediaan setiap pelayan

Tuhan ataupun keluarga dari murida yang bersedia menerima tanggung

jawab untuk diadakannya pembinaan. Respon dan tanggung jawab

menjadi landasan kuat dalam melaksanakan pembinaan (Marbun, 2022).

5) Waktu

Manajemen waktu dalam pemuridan menjadi bagian penting dalam

pendukung terjadinya pemuridan. Dalam pelaksanaan terjadinya

pemuridan perlunya adanya waktu yang diatur secara sistematis,

pemuridan yang dilakukan dalam rentang waktu yang lama ataupun

terlalu singkat tidak akan efisien dalam pelaksanaanya. Manajemen

waktu menjadi bentuk dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, ataupun pengawasan produktivitas keberlangsungan

kegiatan (Fajhriani, 2020). Maka waktu diatur secara efisien dan efektif,

untuk mengahasilkan kegiatan pemuridan yang berkualitas dan tepat.

6) Respon akan kebutuhan

Gereja bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemuridan,

kebutuhan rohani jemaat menjadi tugas gereja untuk memberikan arahan

dan jawaban akan kerinduannya. Gereja harus dapat peka dan merespon

40
peramasalahan dan kebutuhan dari jemaat. Gereja memiliki peran untuk

menumbuhkan iman jemaat, untuk itu gereja harus mampu memenuhi

kebutuhan rohani jemaat melalui persekutuan yang intim dengan setiap

jemaat, gereja dapat terbuka menerima kebutuhan dari setiap jemaat.

2. Kedewasaan Iman Pemuda dan Remaja

a. Pengertian Kedewasaan Iman

Kedewasaan iman menjadi suatu tujuan yang harus dicapai dan

dialami oleh setiap orang yang percaya. Kata Kedewasaan dalam kata kerja

latin disebut “adloscene” yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa. Makna

kedewasaan yang tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu

titik mencapai umur, akil balik, dan telah matang dalam berpikir,

berpandangan, dan sebagainya. Kedewasaan merupakan tahap perubahan

individu untuk mampu belajar dan melihat segala aspek yang ada berada

disekitarannya untuk menjadi sebuah kesempatan dalam mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya. Menurut Yudrik Jahja

( 2011) bahwa masa dewasa merupakan masa dimana seseorang telah dapat

melepaskan ketergantungannya dan mulai belajar mandiri dengan peran dan

tugas yang baru.

Kata Iman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesaia memiliki arti

sebagai suatu bentuk kepercayaan, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah,

nabi, kita dan sebagainya ketetapan hati. Iman sebagai bentuk pengungkapan

besarnya kekuatan seseorang terhadap rasa percayanya sekalipun ia berada

dalam masalah sekalipun. Rasul Paulus menjelaskan makna iman yang

41
sebenarnya dalam kitab Ibrani 11:1, Paulus mengatakan bahwa Iman menjadi

dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan bahkan menjadi bukti dari ha-hal

yang bahkan tidak dapat kita lihat. Iman seberapa hebatnya rasa percaya

terhadap suatu yang kita harapkan.

Maka iman harus mengalami proses pendewasaaan. Kedewasaan

iman menjadi suatu kondisi yang harus dialami oleh setiap orang Kristen.

Sesuai dengan makna kedewasaan adalah mampu melepaskan ketergantungan

dan mulai belajar mandiri, maka proses kedewasaan iman harus mampu

melepaskan ketergantungannya dan mau belajar mandiri akan iman yang harus

mereka miliki, tidak lagi diperintah atau diarahkan, namun dapat percaya

sepenuhnya dengan iman yang mereka miliki. Tidak mampu untuk diombang-

ambingkan atau digoyahkan oleh suatu pengajaran sesat dan mampu mengenali

dan menjauhkan diri dari penyesatan. Iman yang telah menjadi dewasa akan

memiliki pengetahuan akan kebeneran iman kekristenan yang sejati sebagai

pelaku firman Tuhan, yang akan tetap percaya sekalipun seolah-olah Tuhan

tidak menjawab dan melakukan sesuatu atau dalam penganiayaan sekalipun

namun dapat tetap mampu bersukacita. orang beriman yakin kepada kebenaran

janji akan kasih yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus dan bergantung

sepenuhnya kepada janji Allah, sehingga iman menjadi dasar hidup orang

percaya (Kristian, 2019).

b. Pengertian Remaja dan Pemuda

Menurut Elizabet B. Hurlock (Hurlock, 2008, hlm. 206) remaja

adalah suatu keadaan individu ketika berada diusia pertumbuhan sedang

42
mengalami proses berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana usia

seoarang anak tidak lagi merasa dibawah tingkaan orang-orang yang lebih

tua melainkan sama, sekurang-kurangnya dalam permasasalahan hak.

Secara sederhana seorang individu yang sedang memamsuki usia remaja

sedang berada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimulainya

masa remaja ketika seorang individu memasuki usia 13 hingga 17 tahun.

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

usia remaja dimulai dari usia 10-24 tahun dan sebelum menikah. Ada

beberapa fase yang menggolongkan remaja sesuai dengan usia

perkembangan seorang remaja, yaitu :

a) Pra Remaja,

Pada tahap ini berada diusian 11 atau 12-13 atau 14 tahun. Dalam

masa pra remaja ini merupakan masa yang cukup pendek dibangding

dengmasa lain berkisar hanya selama satu tahun. Pada tahap ini mulainya

menunjukan suatu perubahan dari seorang individu yang dimana

terjadinya perubahan hormonal yang dapat merubah suasana hati menjadi

tidak terduga. Sehingga seringkali mengarah suatu penolakan atau

pertentangan dari individu yang memasuki usia ini.

b) Remaja awal

Pada tahap ini berada diusia sekitaran 13 atau 14 tahun-17 tahun.

Terjadinya perubahan dari seorang individu yang sangat pesat dan akan

sampai kepuncak pubertas. Ditahap ini terjadinya perubahan tingkat

43
emosional yang menjadi tidak seimbang dan tidak stabil. Dimasa ini mulai

sang individu mulai mencari identitas dan status yang masih belum jelas.

c) Remaja lanjut

Pada tahap ini seorang individu berada pada usia 17-20 atau 21

tahun. Pada tahap ini seorang individu sedang berada pada titik dimana ia

akan berusaha menonjolkan dirinya. Dengan memiliki idealis, cita-cita

yang tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang besar (Diananda,

2019).

Pemuda didefinisikan sebagai seorang individu yang berusia telah

berusia 15-24 tahun. Berdasarkan BKKN seseorang individu yang telah

beranjak kepada usia pemuda dapat dikategorikan kedalam remaja lanjut.

menurut Hurlock (Hurlock, 2008), bahwa pemuda masuk tingkat

selanjutnya dari remaja yaitu dewasa dini yaitu berada di usia 18 atau 21

tahun. Usia remaja menjadi fase dimana seorang individu berusaha untuk

mencari dan menemukan definisi atas dirinya, atau dimulainya

penyesuaian antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Pemuda menjadi masa perjuangan antara membangun pribadi yang

lebih dewasa, mandiri yang mulai melepaskan ketergantungan kepada

orang lain dan terlibat aktif dalam sosial untuk mendapatkan suatu

pengalaman. Seorang pemuda menjadi generasi penerus dari genarasi

sebelumnya, oleh karna itu seorang pemuda dilibatkan lebih banyak

kepada kegiatan-kegiatan sosial, guna menghasilkan genarasi yang dapat

melanjutkan apa yang telah dibuat oleh generasi sebelumnya. Pada tahap

44
ini, seorang pemuda memiliki permasalahan yang sangat bervariasi, yang

membuat kerap kali mengalami gangguan pada mental atau psikis dari

pemuda, yang jika tidak dapat diatasi secara profesional pemuda akan

kehilangan fungsinya menjadi gernerasi yang dapat meneruskan generasi

sebelumnya.

c. Tinjauan Alkitab Kedewasaan Iman

1) Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama kata “Iman” tidak banyak disebutkan,

Namun dalam PL, makna iman nyata dari keteguhan kepercayaan tokoh-

tokoh PL. PL lebih berfokus bagaiamana manusia seharusnya bersikap

kepada Tuhan (J. D. Douglas, 1997, hlm. 430). Ada beberapa tokoh dalam

Perjanjian Lama yang diakui keimanannya oleh Perjanjian Baru. Pertama,

Abraham. Keteguhan kepercayaan Abraham kepada Tuhan diakui dalam

Ibrani 11:8-16, dan Roma 4:18. Sekalipun banyak hal yang membuat

Abraham bingung akan perintah Tuhan, namun ia tidak kehilangan

kepercayaannya kepada Tuhan.

Kedua, Ayub. Ia menjadi salah satu tokoh yang memiliki iman

yang sangat besar. Ayub mengalami pencobaan yang begitu besar, yang

merebut semua harta, anak, dan bahkan kesehatannya. Namun disaat

terjadinya permasalahan yang menimpa Ayub, dia menunjukan imanya,

dan tetap memuji Tuhan (Ayub 1:21).

Ketiga, Nuh. Ia tetap berharap kepada Tuhan dan percaya

sepenuhnya kepada Allah. Iman yang dimiliki oleh Nuh mendapatkan

45
pengakuan dari Allah, sehingga ia mendapatkan kasih karunia Tuhan ( Kej

6:8). Sekalipun kondisi pada jaman Nuh, semua orang mendukakan hati

Tuhan, sehingga Tuhan ingin membinasakan manusia, Nuh menjadi satu-

satunya orang yang tetap berpegang kepecayaan kepada Tuhan. Bahkan

ketika ia diperintahkan untuk membangun Bahtra, dan semua orang

mengolok-ngolok, Nuh tetap mentaati Tuhan membangun Bahtra.

Sekalipun kata “Iman” tidak banyak dijelaskan dan tuliskan dalam

PL namun, iman menjadi perwujudan dari semua kepercayaan yang

dimiliki oleh setiap tokoh dalam Perjanjian Lama. Tidak hanya mereka

yang memiliki iman yang luar biasa, masih banyak tokoh Perjanjian Lama

yang memiliki iman yang luar biasa.

2) Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru Iman memiliki bentuk kata benda pistis

dan kata kerja pisteuo, kata ini muncul sebanyak 240 kali dalam PB.

Iman dalam PB digunakan untuk menggambarkan kepercayaan nyata

seseorang, sehingga dalam PB iman menjadi dasar dari semua harapan

manusia. Pemakaian iman dalam setiap kitabnya dijelaskan dengan

memiliki ciri khasnya.

a) Injil Sinoptik, Kesembuhan terjadi karna adanya iman. Bahkan

Yesus mengatakan dengan tegas dalam Matius 17:20 ukuran

iman yang hanya sebesar biji sesawi, dapat melakukan perkara

yang sangat besar, seperti memindahkan sebuah gunung

46
b) Kisah Para Rasul, kata iman menjadi kekuatan untuk

menjalankan penginjilan. Iman menjadi bentuk dari

pengambilan suatu keputusan, sehingga hasil dari penginjilan

atau buah dari pelayanan adalah iman itu sendiri.

c) Surat-surat Paulus, kehidupan setiap orang percaya dapat

terilihat jelas. Iman menjadi ciri khas dari kehidupan setiap

orang percaya.

d) Surat Yohanes, iman menjadi sarana penghubung antara orang

percaya dengan Kristus. Sehingga Yohanes menyebutkan

secara berulang-ulang percaya kepada-Nya atau dalam nama

Kristus. Nama menjadi mengungkapkan kehadiran seseorang,

maka percaya kepada Kritus menjadi percaya seutuhnya kepada

Yesus (Yoh 3:18).

Maka kesimpulannya Perjanjian Baru menjelaskan bahwa iman

menjadi kekuatan hidup setiap orang percaya. Melalui iman terjadinya

kesembuhan, kelepasan, mujizat, kemenangan, serta keselamatan. Yesus

menjadi sumber pengaharapan.

d. Ciri-ciri Kedewasaan Iman

Seseorang yang memiliki kedewasaan iman adalah orang-orang

yang telah percaya sepenuhnya kepada Kristus, yang telah percaya bahwa

dirinya telah diselamatkan dan ditebus oleh Kristus, sehingga adanya

perubahan yang terjadi kepadanya yaitu pengalaman hidup baru melalui

iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Rasul Paulus menjelaskan

47
( Filipi 3:12-14) bahwa proses pendewasaan iman berlangsung terus

menerus sepanjang hidupnya, sehingga Paulus terus berusaha dan

menyerahkan diri untuk diproses.

Seorang Kristen yang telah mengalami hidup baru telah mengalami

pertumbuhan dan perkembangan menuju kepada kedewasaan iman. Orang

yang telah mengalami kedewasaan rohani ditandai dengan adanya

perubahan besar dalam hidupnya, Kitab Roma 15:14 menuliskan beberapa

tanda orang yang telah mengalami kedewasaan Rohani, yaitu :

1) Penuh dengan kebaikan

2) Kaya akan pengetahuan

3) Sanggup saling menasihati

ciri-ciri kedewasaan iman, penulis menggunakan berbagai sumber

sebagai referensinya, Untuk menjelaskan lebih lagi tentang untuk

menjelaskan ciri-ciri orang yang telah mengalami kedewasaan iman, yaitu :

1) Mandiri

Seorang yang telah dewasa, mampu melepaskan

ketergantungannya kepada orang lain, sehingga mereka mampu

mengambil suatu tindakan sendiri, dan menentukan keputusannya

sendiri. Orang yang telah dewasa mereka akan terus mau belajar

sendiri tanpa adanya perintah dan arahan dari seseorang. Sehingga

orang yang mandiri dapat mampu berpikir kebutuhan orang lain, tanpa

memikirkan kepentingannya sendiri lagi.

2) Berintegritas

48
Orang yang telah dewasa dapat membangun dirinya untuk

memiliki intergritas. Orang yang berintergritas memiliki kecakapan

hidup. Dengan kosistensi hidup seseorang individu yang berintergritas

dapat menyatukan seluruh potensinya, seorang individu dapat menjadi

teladan bagi orang lain, Sehingga mereka memiliki nilai mutu dan

kualitas hidup yang tinggi. Semakin dewasa iman seseorang, semakin

berkualitas juga kehidupannya.

3) Menerima diri sendiri

Orang yang telah dewasa, dapat menerima semua kekurangnya,

dan kelemahannya, lalu mampu memperbaiki dan menutupi

kekurangnya, dengan meningkatkan kemampuan dalam bidang yang

menjadi kekuatannya. Sehingga semakin dewasanya seseorang,

mereka akan seamkin percaya diri, semakin menghargai dirinya

mampu mengembangkan potensinya, dan dapat menerima orang lain.

Orang yang belum dewasa baik secara iman ataupun mental mereka

akan terus menyalahkan dirinya atas kesalahan dan dosa yang mereka

perbuat, namun sulit untuk lepas dan memperbaiki dirinya.

4) Fokus kepada Tuhan

Orang yang telah dewasa secara iman, akan dapat fokus akan

kepada tujuannya terutama kepada pengenalan akan Tuhan. Dewasa

secara iman memiliki keteguhan dan sikap keyakinan penuh kepada

Tuhan, hidupnya diserahkan untuk melayani Tuhan, mengandalkan

49
Tuhan di segala permasalahan, dan mampu memimpin orang lain

orang lain untuk juga dapat tumbuh dewasa dalam Tuhan(Dr, 1995).

5) Menjadi berkat bagi sesama

Seseorang yang telah tumbuh dewasa secara imannya, tidak lagi

berfokus untuk dirinya sendiri. Mereka akan menjadi teladan bagi

orang lain, mereka akan mampu mengarahkan, mereka akan mampu

menolong sesamanya. Semakin dewasanya iman seseorang, mereka

akan semakin berpikir untuk bagaimana menjadi dampak bagi orang

lain. Sehingga mereka akan memenuhi perintah Yesus dalam Amanat

Agung, untuk turut serta mengambil bagian dalam memuridkan semua

orang.

e. Metode-metode pendewasaan iman

Pemibinaan jemaat atau murid menjadi salah satu bentuk tanggung

jawab dari gereja. Iman yang bertumbuh dewasa timbul dari kerinduan akan

pengenalan dan kedekatan denga Tuhan. Gereja harus mampu membina

kehidupan jemaatnya, dengan memberikan wadah atau tempat kepada setiap

orang yang merindukan terjadinya kedewasaan iman. Bentuk-bentuk pembinaan

yang dapat gereja lakukan antra lain (Yohanes, 2018, hlm. 7) :

1) Ibadah

Ibadah menjadi suatu bentuk ungkapan kepercayaan, iman

dan pernyataan kasih dari setiap orang percaya kepada Tuhan yang

dibentuk menjadi rangkaian liturgi atau ritual. Ibadah dijalankan secara

rutin sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, untuk memuliakan dan

50
mengaggungkan nama Tuhan. Melaui ibadah mewujudkan

persekutuan Bersama Allah, melalui ibadah seseorang menjadi lebih

dekat dengan Tuhan dan merasakan hadirat Tuhan(Zega, 2020).

Berdasarkan bentuk tata Ibadah di Gereja Bethel Indonesia umumnya

ada tiga tata acara dalam ibadah yang harus diikuti oleh jemaat yaitu

pujian dan penyembahan (Praise and Worship), persembahan, dan

khotbah.

Pujian dan penyembahan dalam ibadah yang dilakukan oleh

jemaat adalah sebagai bentuk pengungkapan syukur, bentuk

penghormatan serta pengagungan kepada Tuhan. Pujian dan

penyembahan sebagai bentuk pengungkapkan perasaan, doa dan

permohonan kepada Tuhan (Dakhi, 2021, hlm. 143). Semakin

dewasanya iman yang dimiliki oleh jemaat akan semakin menikmati

dalamnya makna dari pujian dan penyemabahan kepada Tuhan.

Pemberian persembahan oleh jemaat menjadi tanda ucapan

syukur kepada Tuhan, Ucapan syukur atas banyaknya berkat yang

udah diberikan oleh Tuhan kepada manusia dari segala bidang yang

dibutuhkan, seperti halnya dalam Kesehatan, pekerjaan, ataupun

keuangan. Namun seringkali makna pemberian persembahan ini

memiliki banyak tafsiran yang salah, seperti halnya dihubungkan

kepada materialistis gereja, atau hanya untuk memenuhi kebutuhan

finansial gereja. Perlu untuk dipahami bahwa pemberian persembahan

harus dilakukan dengan tulus dan sebagai mana bentuk ucapan syukur,

51
karna Tuhan menyertai kehidupan setiap orang percaya. Gereja

menjadi sarana untuk memberikan persembahan, karna melalui gereja

setiap jemaat Tuhan di layani dan mendapatkan pembentukan dan

didikan iman.

Di dalam ibadah setiap jemaat menerima firman Tuhan

melalui Khotbah. Khotbah memberikan dampak besar untuk

pertumbuhan pengetahuan firman jemaat untuk semakin dewasa.

Firman Tuhan membentuk dan menguatkan setiap orang percaya yang

rindu akan pengenalan akan Allah. Berdasarkan Roma 10:17

mengatakan bahwa iman akan semakin tumbuh melalui apa yang

seseorang dengar. Firman menjadi pengungkapan kehadiran Allah itu

sendiri. Allah berdialog dengan manusia melalui firman yang telah

disampaikan-Nya, bahkan hingga ratusan tahun lamanya firman itu

terus diterima. Berdasarkan Yoh 1:1 Allah menyatakan diri-Nya

adalah firman. Maka setiap orang yang ingin mengenal kebenaran akan

Allah diperoleh melalui firman.

2) Pengasuhan

Kata pengasuhan secara umum adalah suatu proses

interaksi antara orang tua dan anak yang saling mempengaruhi, dan

mengubah satu sama lain sampai pertumbuhan sang anak (Maimun,

2017:29). Pengasuhan dalam gereja menjadi interaksi antara gereja

dengan jemaat yang saling mempengaruhi dan mengubah sampai

52
terjadinya pertumbuhan iman. Jemaat membutuhkan gereja untuk

mendapatkan pemenuhan akan kebutuhan rohani.

Maka Gereja harus mampu memberikan “kasih” dalam

setiap jemaat. Jemaat yang dewasa secara iman tumbuh dari gereja

yang mampu memberikan makanan dan vitamin secara rohani kepada

setiap jemaatnya, sehingga jemaat merasakan kasih yang diberikan

gereja. Tugas gereja harus mampu mentransfer kasih itu kepada setiap

jemaat, agar kemudian jemaat juga dapat kembali memberikan kasih

itu kepada orang lainnya.

Gereja harus siap menghadapi dengan kondisi jemaat yang

memiliki perbedaan generasi. Setiap generasi memiliki keluh kesahnya

masing-masing, gembala dan para pelayan gereja harus menyadari

dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh setiap generasi.

Pengasuhan oleh gereja harus dapat menjangkau setiap generasi,

sehingga pertumbuhan kedewasaan iman dapat diterapkan mulai dari

sejak dini, sejak usia dimana mereka telah menerima dan percaya

Kristus sebagai Juruselamat.

3) Nasihat (konseling)

Kedewasaan iman dihasilkan melalui ketaatan untuk

mendengarkan nasihat. Setiap oramg percaya perlu mendapatkan

pembinaan lebih lanjut melalui pemuridan. Sehingga orang percaya

yang telah dibina dapat memiliki hidup baru. Gereja menjadi tempat

untuk memberikan nasihat kepada jemaat. Seperti yang dikatakan

53
dalam Amsal 27:7 bahwa besi menajamkan besi sehingga yang satu

menajamkan yang lainnya. Gereja bertanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kepada jemaat berupa pemberian nasihat

(konseling). Nasihat menjadi kekuatan bagi setiap orang yang

mendengar dan menerimanya, melalui nasihat setiap orang percaya

kembali mendapatkan bimbingan lebih mengenai kehidupan atau

pengambilan suatu keputusan. Dalam Amsal 19:20 bahwa melalui

nasihat setiap orang yang menerimanya akan mendapatkan suatu

didikan, untuk dapat dapat bijak di masa depan nantinya.

4) Pelayanan

Pelayanan merupakan bentuk gereja memberikan kasihnya

kepada jemaat. Pelayanan yang diberikan kepada jemaat dengan

berusaha menjawab kebutuhan rohani jemaat. Pelayanan adalah sebuah

panggilan, setiap orang percaya dipanggil untuk melayani . maka

tanggung jawab melayani akan diteruskan oleh gereja sehingga tidak

lagi hanya pendeta, penatua, atau para diaken saja, namun juga jemaat

dipanggil untuk dapat melayani.

f. Faktor yang mempengaruhi kedewasaan iman

Iman menjadi sebuah kekautan untuk setiap orang percaya. Dengan

iman seorang dapat berjalan ditengah ketidak pastian, dengan iman orang

percaya mempunyai pengharapan, Iman menjadi dasar pengaharapan dari

orang percaya. Namun iman perlu untuk dibentuk dan dibina, sehingga

terjadinya pertumbuhan semakin dewasa akan iman. Kedewasaan iman

54
adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap orang percaya. Terdapat dua

factor yang mempengaruhi perkembangan iman, antara lain :

1) Faktor internal

Kedewasaan iman tumbuh melalui hubungan secara pribadi

dengan Tuhan. Kedewasaan rohani harus dapat terjadi pada masing-

masing diri setiap orang percaya. Tanpa adanya kerinduan untuk

mengenal dan menjadlin hubungan kepada Allah lebih intim,

kedewasaan iman tidak akan pernah terjadi dalam diri orang percaya.

Ada beberapa faktor internal seorang individu yang mendewasakan

imannya, yaitu:

a) Kesadaran diri

Untuk mendewasakan iman, merupakan suatu pilihan dari

dalam diri setiap individu. Setiap orang memiliki kehendak bebas

untuk menentukan keputusan yang ingin mereka ambil tanpa

adanya paksaan dari luar. Pemberian hak bebas dalam iman,

betujuan untuk menyadarkan pentingnya setiap keputusan yang

diambil, setiap kepurusan yang diambil menjadi perubahan yang

besar dalam dirinya. Sehingga pilihannya menentukan kedewasaan

dirinya sendiri.

b) Pemahaman akan firman Tuhan

Orang yang menyukai firman Tuhan, pasti akan mengalami

pertumbuhan iman. Dalam Roma 10:17 pendengaran akan firman

Tuhan mengasilkan iman. Melalui firman orang percaya

55
mengalami pertumbuhan. Firman menuntun kepada pengenalan

Tuhan lebih dalam.

c) Ketekunan dalam doa

Doa menjadi bentuk komunikasi manusia dengan Tuhan.

Berdoa menjadi ciri khas orang-orang yang percaya. Doa bukan

hanya menjadi bentuk komunikasi satu arah, atau hanya manusia

yang berbicara kepada Tuhan, melainkan juga bentuk penyerahan

diri untuk mendengarkan suara Allah. Dalam Yakobus 5:15-16

Doa menjadi bentuk pernyataan iman, yang mampu menjadi

menyelamatkan dan pengakuan dosa setiap orang. Seseorang yang

tumbuh dewasa secara iman adalah mereka yang memiliki

ketekunan dalam doa.

2) Faktor eksternal

Iman yang dewasa tumbuh dari pembentukan dan

pembinaan dari lingkungan dimana mereka berada. Sekalipun iman

menjadi urusan pribadi, namun di butuhkannya orang-orang lainnya

yang dapat terlibat untuk mendewasakan iman orang percaya. Sama

halnya untuk seorang anak, mereka bertumbuh secara alami secara

fisik, namun tetap membutuhkan orang lain untuk dapat hidup secara

mandiri. Ada beberapa factor yang membuat seorang individu

mengalami kedewasaan iman, yaitu :

1) Gereja

56
Gereja memiliki tanggung jawab dalam hal melayani

kebutuhan rohani setiap orang percaya. Atau gereja menjadi tempat

persekutuan orang percaya, yang saling menguatkan, bertumbuh

dan membentuk setiap pribadi untuk mengalami kasih Tuhan.

Hadirnya pembinaan secara iman dalam gereja, seperti halnya

komsel,, ibadah-ibadah kategorial, atau pemuridan akan

meningkatkan pertumbuhan keimanan sampai kepada tingkat

dewasa secara iman.

2) Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama seorang anak tumbuh.

Keluarga merupakan tempat pertama seseorang anak diajarkan dan

dibentuk nilai-nilai spritual. Pertumbuhan seorang anak sangat

dipengaruhi oleh keberadaan keluarga. Sebagai bentuk sosial

pertama anak, orang tua menjadi model pertama untuk menerapkan

iman kepada diri sendiri dan anak-anaknya. Pendidikan seseorang

dalam keluarga menjadi sarana pendewasaan iman setiap orang

percaya.

3) Sekolah atau lingkungan

Sekolah menjadi tempat seseorang murid mendapatkan

Pendidikan, dimana diajarkannya berbagai macam ilmu

Pendidikan, yang memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan

membentuk pribadi seseorang untuk dapat bertumbuh dengan

memiliki pengetahuan serta dewasa. Sekolah menjadi sarana

57
interaksi seorang murid, sehingga banyaknya mereka menemukan

sifat atau karakter yang beragam. Sehingga seorang murid mampu

bersosialisasi dengan sesamanya. Maka seorang murid tumbuh

dengan mandapatkan banyak Pendidikan baik secara pengetahuan

umum, sosial dan iman. Sekolah juga mengajarkan adanya

ketaqwaan kepada kepercayaan masing-masing pribadi.

C. Penelitian yang relevan

Kajian penelitian terdahulu adalah penelitian oleh Reinhard Boikey dan

Uendo Tesalonika. Berikut ini perbedaan dan persamaan antara penelitian ini

dengan penelitian terdahulu:

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1 Reinhard Dampak 1. Titik tinjauannya 1. Lokasi penelitian

Boikey Pelaksanaan pemuridan dalam GBI Worhsip And

Pemuridan Dan pendewasaan iman Discipleship,

Peran Gembala atau rohani


2. Metode penelitian
Terhadap
2. Disusun dalam kuantitatif
Kedewasaan Rohani
rangka mendapatkan
3. Fokus penelitian
Jemaat Di Gereja
gelar strata satu
lebih kepada peran
Bethel indonesia
pendidikan
gembala dalam

3. Variabel Y pemuridan

membahas

58
kedewasaan rohani 4. Teknik

atau iman pengambilan data

dengan sampling
4. Tempat penelitian

difokuskan di gereja

2 Haniel Pengaruh 1. Titik tinjauannya 1. Lokasi di Gereja

victor Pemuridan Terhadap pemuridan Jakarta City

Sipahuta Pertumbuhan Rohani Blessing


2. Variabel Y berfokus
r Pemuda Di Gereja
kepada pertumbuhan 2. Tidak adanya
Jakarta City Blessing
rohani metode khusus

dalam pemuridan
3. Lokasi penelitian

terjadi di gereja 3. Metode penelitian

kuantitatif
4. Subjek penelitan

remaja dan pemuda 4. Teknik

pengambilan data

random sampling

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peniliti akan membahas secara teoritis mengenai metode

penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data

penelitian, istrumen penelitian, pertanyaan wawacancara, teknik pengambilan

59
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, validasi dan reliabilitas

data.

A. Jenis Metode dan Desain Penelitian

1. Alasan Pemilihan Metode Penelitian

Metode dalam penelitian menjadi suatu cara ilmiah yang memiliki

fungsi untuk memperoleh data atau informasi yang akan diteliti (Sugiyono:

2015, 3). Ada beberapa jenis metode penelitian yang dapat diklasifikasikan

menurut tujuan dan sifat objek yang diteliti. Yang pertama adalah metode

kualitatif yang memiliki data yang tidak dapat dianalisis secara statistik, yang

kedua adalah metode kuantitatif yang dapat dijelaskan secara statistik.

Peneliti ini menggunakan jenis atau metode penelitian kualitatif

dengan pendekatan Field Research. Pendekatan Field Research dipilih untuk

melihat langsung keadaan, serta kondisi dari suatu fenomena yang akan

dilakukannya penelitian. Metode ini lebih relevan digunakan untuk

mengetahui secara mendalam bagaimana strategi pemuridan dalam

membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur.

2. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakana desain penelitian yang

mengacu kepada field research. Pendekatan Field Research atau penelitian

lapangan adalah suatu bentuk pendekatan yang dimana terjadinya proses

penelitian dengan meninjau langsung tempat yang diteliti, yang dimana akan

diadakan proses pengamatan suatu fenomena dalam suatu keadaan yang

60
bersifat ilmiah (Martana, 2018:59). Penelitian lapangan berasal dari dua tradisi

yang terkait dengan ilmu antropologi dan sosiologi. Penelitian lapangan yang

dimana peneliti akan melakukan pengamatan dan berpartisipasi langsung

dalam penelitan skala sosial kecil, dan mengamati budaya setempat. Metode

Field Research berfokus kepada interaksi langsung dengan komunitas

masyarakat dalam suatu lingkungan. Metode Field Research digunakan dalam

penelitian ini, untuk melihat keadaan dan kondisi nyata dari penerparan

strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman pemuda dan

remaja di Gereja Bethel Indonesia jemaat Kampung Sawah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Bethel Indonesia Kampung Sawah,

Jakarta timur. Peneltian dilaksanakan pada 18 Febuari 2023. Penelitian ini

dilaksanakan secara langsung dengan melihat dan mewawancarai para

narasumber.

Adapun beberapa pertimbangan pemilihan lokasai sebagai tempat

penelitian adalah sebagai berikut :

a) Peneliti melihat adanya pelaksanaan kegiatan pemuridan yang dilaksanakan di

Gereja Bethel Indonesia jemaat Kampung Sawah.

b) Peniliti melihat bahwa Gereja Bethel Indonesia jemaat Kampung Sawah

berfokus kepada kegiatan pemuridan kepada jemaat

c) Peneliti mempertimbangkan waktu, biaya dan tenaga sesuai dengan

kemampuan dari peneliti

61
1. Sejarah Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta timur

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah di mulai pada 21

november 2004, oleh gembala sidang Pdt. Samuel Lambok Nainggolan S.Th.

Awal gereja bermula dari 4 jiwa anak-anak dalam kegiatan sekolah minggu.

Gereja mulai mengalami perkembangan dengan bertambahnya jiwa-jiwa.

Sehingga dalam tahun yang sama, Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung

Sawah telah memenuhi syarat tata aturan dalam Gereja Bethel Indonesia, dan

telah membaptis jiwa-jiwa baru sebanyak 12 anggota. Sehingga mulainya

bertumbuh jiwa-jiwa yang menetap dan menjadi jemaat lokal dalam GBI

Kampung Sawah.

Dimulainya beberapa kegiatan-kegiatan ibadah dalam gereja seperti ibadah

persekutuan doa, dan ibadah tengah minggu. Namun ditahun 2013 gereja

mengalami stagnasi diangka 100 jiwa. Tidak adanya progress yang terjadi baik

secara gereja, ataupun jemaat. Saat itu gembala melihat terjadinya stagnasi dari

gereja, ia sempat mengalami patah semangat karna gereja yang tidak mengalami

perkembangan. Namun akhirnya Tuhan mengingatkan Pdt. Samuel Nainggolan

dengan buku mengenai pemuridan yang telah dibeli sejak tahun 2002 yang tidak

pernah di baca lagi. Buku itu dicari kembali, dan dipelajari kembali. Pdt. Samuel

terus mempelajari buku tersebut sepanjang hari dan mencoba memahami kembali

buku tersebut.

Setelah ia memahami buku tersebut secara teori, ia memulai

memperaktekan teori pemuridan tesebut. Kemudian ia merancang kembali teori

pemuridan tersebut untuk dapat diterapkan dalam gereja, sehingga munculnya

62
program pemuridan original GBI Jemaat Kampung Sawah, yang bernama Gereja

Sel Murid 12 (GSM-12). Maka kesimpulannya, pemuridan GBI Jemaat Kampung

Sawah dimulai karna adanya stagnasi dalam perkembangan gereja.

2. Letak Geografis

Lokasi Gereja Bethel Indoesia Jemaat Kampung Sawah terletak di Jl

Swadaya 1, RT 05/RW 03, Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara,

DKI Jakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Untuk memenuhi hasil penelitian ini, terdapat subjek dan objek yang

dipilih untuk mendapatkan data dari penelitian. Subjek dalam penelitian adalah

suatu batasan dalam penelitian dimana peneliti dapat mengidentifikasikannya

dengan benda, atau kepada manusia, untuk menunjuk variabel dalam penelitian.

Dalam pengambilan data dalam penelitian, diperlukannya teknik sampeling.

D. Intrumen Penilitian

Instrumen dalam penelitian adalah suatu alat yang mengukur objek

penelitian, guna mengumpulkan data atau informasi, sehingga dapat memecahkan

masalah dan mencapai tujuan dari penelitian. Intrumen yang digunakan oleh

peneliti adalah human instrument atau peneliti itu sendiri, dengan tujuan untuk

dapat menggali dan mendapatkan informasi dengan jelas, terpirinci dan tepat.

Dalam hal ini, peneliti memerlukan pemahaman yang baik, penguasaan bidang

yang diteliti dan persiapan objek penelitian. Intrumen pendukung yang digunakan

63
oleh penelti adalah perekam suara yang membantu dalam wawancara, serta alat

tulis, untuk mencatat hal-hal penting dalam wawancara.

E. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, jenis data yang akan digunakan untuk memperoleh

data bersifat kualitatif, Data kualitatif menjadi suatu data yang diperoleh

berdasarkan sumber data yang merujuk kepada pemahaman terhadap suatu

fenomena dan gejala sosial. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil

wawancara yang dilakukan kepada gembala sidang Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, serta remaja dan pemuda yang menjadi diterapkannya

pemuridan.

Dalam mengelola sumber data primer, peneliti telah memilih informan

yang bersedia memberikan informansi yang lengkap, detail,jelas, dan berbobot

untuk mendapatkan data yang akurat dan terpacaya

F. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan oleh peneliti dalam metode

kualitatif Field Research dengan menggunakan Focus Group Discussion. Teknik

pengumpulan dengan Focus Group Discussion memiliki guna untuk

mempermudah pengambilan data untuk memahami sikap, keyakinan, ekspresi dan

istilah yang digunakan oleh peserta mengenai topik yang sedang dibicarakan,

sehingga sangat berguna untuk mengerti alasan-alasan yang tidak terungkap

dibalik respon peserta. Tujuan dari Focus Grup Discusion adalah untuk

64
mengeksplorasi masasalah yang spesifik, berkaitan dengan topik yang dibahas dan

menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.

1. Observasi

Kegiatan observasi mengacu pada kegiatan memperhatikan dengan tepat,

merekam fenomena saat terjadi dan memeriksa hubungan antaa aspek fenomena

tersebut. Hasil dari observasi berupa aktivitas, peristiwa, objek, atau kondisi

tertentu. Ketika menggunakan teknik ini, peneliti akan memperoleh gambaran

nyata dari suatu peristiwa yang dapat menjawab masalah dalam penelitian.

Obeservasi digunakan untk mengetahui strategi pemuridan GSM-12 dalam

membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur.

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi

berdasarkan satu sisi, dengan cara melakukan tanya jawab beberapa pertanyaan

mengenai obejk penelitian dari peneliti kepada narasumer. Melalui wawancara,

peneliti memperoleh keterangan untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam

wawancara dipersiapkan beberapa pertanyaan yang telah dirancang dengan

tersturuktur guna menadapatkan keterangan atau informasi yang sesuai dengan

tujuan dari penelitian. Wawancara dilakukan secara hybrid (onsite/online) di

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah.

a. Kisi-kisi Pertanyaan Wawacanra

Aspek yang ditanya Tujuan yang ingin dicapai Analisa

65
Implementasi strategi ● Menemukan asal usul Bagaimana implementasi

pemuridan kepada perencanaan stategi strategi pemuridan kepada

remaja dan pemuda pemuridan remaja dan pemuda di

Gereaja Bethel Indonesia


● Mengindentifikasi tujuan
jemaat Kampung Sawah?
dari strategi pemuridan

● Menemukan bentuk strategi

pemuridan yang tepat untuk

remaja dan pemuda

● Mengamati pelaksanaan

strategi pemuridan

strategi pengajaran ● Menemukan makna Bagaimana strategi

kedewasaan iman dalam kedewasaan iman pengajaran dalam

pemuridan kedewasaan iman remaja


● Mengidentifikasi bentuk
dan pemuda dalam
pengajaran yang tepat
pemuridan di Gereja Bethel
dalam mendewasakan iman
Indonesia Jemaat Kampung
remaja dan pemuridan
Sawah ?

Peran pemuridan dalam ● Kaitan pemuridan dengan Bagaimana peran

kedewasaan iman remaja kedewasaan iman pemuridan dalam

dan pemudan mendewasakan iman

66
● Pentingnya kedewasaan remaja dan pemuda di

iman bagi remaja dan Gereja Bethel Indonesia

pemuda dalam gereja Jemaat Kampung Sawah ?

b. Pertanyaan-pertanyaan Wawancara

Petanyaan-pertanyaan disusun oleh penliti menjadi alat untuk

mendapatkan data yang tepat berdasarkan narasumber yang berkaitan dengan

strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan

pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur.

Berikut Pertanyaan wawancara yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh

data perihal strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman

remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta

Timur.

a. Pertanyaan wawancara kepada gembala sidang Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah

1) Bagaimana awal mula munculnya rencana program pemuridan?

2) Program seperti apa yang diterapkan oleh gereja dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi pada remaja dan pemuda?

3) Bagaimana teori dalam strategi pemuridan yang dirancang oleh gembala?

4) Bagaimana pelaksanaan pemuridan pertama di GBI Kampung Sawah?

5) Apakah semua anggota jemaat terkhusus remaja dan pemuda mendukung

terjadinya kegiatan pemuridan?

6) Seberapa pentingkah kedewasaan iman menurut Anda?

67
7) Bagaimana cara gereja memberikan pengajaran kedewasaan iman kepada

remaja dan pemuda di GBI Kampung Sawah ?

8) Perubahan seperti apa yang ingin dicapai oleh gereja kepada remaja dan

pemuda setelah program pemuridan dijalankan?

9) Bagaiamana cara gemabala menanggapi dan menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang terjadi ketika pemuridan dijalankan?

10) Menurut Anda, sampai dititik mana gereja melihat bahwa tujuan dari

pemuridan telah berhasil tercapai?

b. Pertanyaan wawancara kepada remaja dan pemuda yang menjadi penerima

program pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah,

Jakarta Timur.

1) Seberapa pentingnya gereja menurut Anda?

2) Permasalahan-permasalahan apa saja yang Anda temui pada remaja dan

pemuda?

3) Bagaimana cara gembala atau gereja sendiri memberikan jawaban atas

permasalahan pada remaja dan pemuda?

4) Seberapa besar peran gereja dalam memberikan bimbingan terhadap

remaja dan pemuda?

5) Bagaimana pendapat atau perasaan Anda ketika pertama kali mengikuti

pemuridan?

68
6) Bagaimana cara gereja menerapkan dan menanamkan bentuk pemuridan

kepada remaja dan pemuda?

7) Menurut Anda, seberapa pentingkah iman, dan apakah iman itu perlu

dibentuk dan dilatih kembali?

8) Apakah Anda sudah dapat memiliki keyakinan iman Kristen yang teguh,

dan bagaimana bentuknya?

9) Menurut pandapat Anda, apakah gereja telah mampu menjadikan jemaat

memiliki kedewasaan iman melalui pemuridan yang diterapkan?

10) Menurut Anda, bagaimana cara mempertahankan dan mengembangkan

iman dari remaja dan pemuda ?

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data menjadi pekerjaan selanjutnya dalam penelitian

setelah data berhasil terkumpul. Analisa data menjadi suatu bagian penting dalam

penelitian, melalui analisa data maka peneliti dapat menemukan penemuan yang

substantif maupun formal. Analisa data memiliki makna yaitu analisa atau

pemisahan aau pemeriksaan dengan teliti. Maka dari itu banyak kasus oleh para

peneliti merasa kesulitan dalam tahap ini, karna tidak memiliki aturan-aturan yang

sistematis seperti analisa data kuantitatif. Analisa data dapat dipahami sebagai

suatu proses untuk memahami data, dengan tujuan memahami makna, tafsiran dan

kesimpulan tertentu dari keseluruhan data dalam penelitian (Saleh, Pd, & Pd,

2017, hlm. 74).

Peneliti mengumpulkan data dari lokasi penelitian yang ditargetkan.

Kemudian langkah selanjutnya adalah mereduksi data, peneliti mengagregasi dan

69
merangkum semua data yang diterima dengan mengklasifikasikan poin-poin

penting. Selanjutnya adalah tahap penyajian data. Peneliti akan menyajikan data

sesuai dengan penelitian kualitatif, yaitu berupa uraian singkat, grafik, hubungan

antar kategori, dll. Penting bagi peneliti untuk memahami proses ini, sehingga

mereka dapat memahami masalah dan rencana selanjutnya. Langkah terakhir

adalah menarik kesimpulan. Semua data yang telah diklasifikasikan dan

dihubungkan akan ditarik kesimpulan yang tepat. Dalam penelitian ini, analisis

data dilakukan oleh peneliti yang diambil dari hasil wawancara. Hasil wawancara

akan disajikan dalam bentuk tertulis untuk menjelaskan hasil penelitian secara

detail, pada saat analisis data.

H. Validitas dan Reabilitas (Uji Keabsahan Data)

Untuk mendapatkan hasil data yang konkret dan jelas, dalam proses

penelitian kualitatif memerlukan alat ukur yang tepat dan benar, inilah yang

disebut dengan validitas. Alat ukur yang digunakan untuk melakukan penelitian

harus dibakukan dan dapat dijadikan pedoman untuk mengukur data yang akan

diteliti. Validitas data dalam penelitian kualitatif adalah tingkat ketelitian antara

data yang terjadi pada subjek penelitian dan kekuatan yang dapat dilaporkan oleh

peneliti.

Pada tahap ini, peneliti harus memeriksa apakah kesimpulan yang

diperoleh valid dan didukung oleh data lain. Ada tiga cara untuk mengecek

kehandalan data penelitian, yaitu dengan metode :

1. Mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber

70
2. Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

3. Melakukan dengan cara wawancara, obeservasi atau teknik lain dalam

situasi yang berbeda.

Peneliti melakukan dengan pemeriksaan kembali dengan menelusuri

kembali kata-kata secara faktual agar dapat memberi kesimpulan terhadap strategi

pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewaasaan iman remaja dan pemuda di

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Melalui bab ini, peneliti memaparkan hasil penelitian berupa data yang

telah dianalisis dari proses pengumpulan data penelitain. Kemudian terjadinya

proses penyesuaian antara teori dengan hasil penelitian yang telah didapat,

A. Temuan Hasil Penelitian

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang peneliti temukan melalui

wawancara serta observasi terhadap gembala dan remaja pemuridan sebagai

narasumber. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam penelitian yaitu strategi

pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda di

Gereja Bethel Indonesia jemaat Kampung Sawah.

71
1. Impelementasi Strategi Pemuridan Kepada Remaja dan Pemuda

a. Berdasarkan asal-usul perencanaan dimulainya strategi pemuridan

Menurut hasil wawancara dengan Pdt. Samuel Lambok (gembala sidang)

pemuridan dalam GBI Kampung Sawah didasari oleh kerinduan akan

pertumbuhan kualitas serta kuantitas pada jemaat. Pemuridan menjadi program

yang membawa pertumbuhan dalam jemaat. Gembala sidang Pdt. Samuel

Lambok Nainggolan menjadi pelopor akan lahirnya pemuridan ditahun 2013

dalam GBI Kampung Sawah. Berdasarkan hasil wawancara Pdt. Samuel Lambok

(gembala sidang) dan Mayasari Manalu (ketua Youth), ditemukannya masalah-

masalah yang muncul sebelum pemuridan diterapkan. Masalah jemaat bermula

dari tidak mengalami kedewasaan secara keimanan seperti halnya kasus jemaat

yang datang ke gereja untuk mencari kebutuhan jasmani saja, seperti snack,

ataupun bantuan gereja lainnya, karna permasalahan tersebut gembala rindu agar

jemaat yang dipimpin mampu mengalami pertumbuhan secara keimanan..

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pdt. Samuel Lambok (gembala

sidang) stagnasi pertumbuhan kedewasaan jemaat terjadi ditahun 2013 menjadi

pergumulan gembala sidang yang terjadi sekitar dua minggu lamanya, keresahan

serta kerinduannya akan terjadinya perubahan besar dalam jemaat benar-benar

mendorong kembali semangat gembala untuk merenanakan suatu program yang

menjadi pembawa perubahan dalam jemaat serta penjangkauan jiwa-jiwa.

Gembala sidang diberikan hikmat oleh Tuhan untuk kembali mencari dan

mempelajari buku-buku dan sumber-sumber mengenai pemuridan.lalu

mengumpulkannya menjadi satu. Tindakan selanjutnya yang dipilih oleh gembala

72
merencanakan bentuk pemuridan yang dapat diterima dan sesuai dengan kondisi

jemaat. Dengan melalui pertimbangan keterlibatan jemaat akan program yang

akan dijalankan, gembala memilih dan melatih terlebih dahulu dua belas orang

terpilih untuk menjadi murid pertama yang akan didewasakan secara iman terlebih

dahulu. Selanjutnya melalui orang-orang yang sudah terpilih telah dilatih dan

dewasa secara iman, merekalah yang akan menjadi pemimpin dalam setiap

kelompok. Sehingga saat diterapkan kepada jemaat, semua dapat bergerak sesuai

dengan arahan gembala, melalui para pemimpin-pemimpin yang telah dibentuk,

bergerak dalam semua golongan dan membentuk komsel-komsel yang menjadi

bentuk dari pemuridan itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kristina Sihombing (anggota

Youth), bahwa pemuridan menjadi ruang pembentukan karakter dan pribadi

seseorang, dimana mereka yang terlibat dalam pemuridan, mendapatkan tempat

untuk diterima dan saling share pengalaman dan permasalahan kehidupan remaja

dan pemuda. Mereka dibentuk secara iman untuk tumbuh menjadi lebih dewasa

lagi, yang dimana juga diarahkan sebagai seorang pemimpin.

b. Berdasarkan Tujuan dari Strategi Pemuridan

Menurut Pdt. Samuel Lambok (gembala sidang GBI Kampung Sawah)

pada saat awal perancangan pemuridan memiliki tujuan dibentuknya atau

dirancangannya strategi ini yaitu untuk pertumbuhan keimanan jemaat serta

penjangkauan jiwa-jiwa. Pertumbuhan jemaat kepada iman yang dewasa menjadi

sasaran gembala dalam merancang strategi pemuridan yang tepat untuk gerejanya

sehingga dari kedewasaan iman, mampu melahirkan para pemimpin yang dapat

73
meneruskan dan membentuk pribadi lainnya untuk dapat memiliki iman yang

dewasa, terutama kepada setiap golongan anak, orang tua, ataupun remaja dan

pemuda. Berdasarkan hasil wawancara dengan Rebeca Pretty (anggota Youth)

bahwa melaui pemuridan, remaja dan pemuda mendapatkan tempat dimana

mereka dapat diterima, dan dibentuk.

Dalam perancangan strategi pemuridan, telah melahirkan suatu visi gereja

yaitu “menangkan jiwa berapapun harganya”. Diawali keresahan akan

pertumbuhan dan perkembangaan jemaat mengahasilkan semangat baru dalam

memenangkan jiwa dan menjalankan Amanat Agung. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Kristina Sihombing (anggota Youth) setiap anggota jemaat

diarahkan untuk terlibat aktif dalam pemuridan GSM-12, tidak hanya terlibat

namun juga dibimbing untuk menjadi seorang pemimpin komsel.

c. Berdasarkan bentuk strategi pemuridan yang tepat untuk remaja dan pemuda

Berdasakan hasil wawancara dengan Pdt. Samuel Lambok (gembala

sidang) dan Mayasari Manalu (ketua Youth) bahwa gembala berserta ketua Youth

memberikan rancangan strategi yang diterapkan di GBI Jemaat Kampung Sawah.

Perancangan strategi menjadi bagian yang penting dalam proses penerapan

pemuridan kepada jemaat. Berdasarkan hasil wawancara Pdt, Samuel Lambok

(gembala sidang) bahwa strategi didapatkan oleh gembala melalui hikmat dari

Tuhan. Yang dimana sebelumnya gembala kembali mengumpulkan dan

memperlajari materi perihal pemuridan, yang kemudian dirancang untuk dapat

diterapkan dan diterima oleh jemaat. Strategi pemuridan dirancang dengan tujuan

setiap jemaat dapat mendapatkan kesempatan untuk dapat mengalami pemuridan.

74
Strategi pemuridan yang digunakan adalah memuridkan untuk memuridkan.

Setiap anggota jemaat yang telah dimuridkan dapat mampu memimpin orang lain

untuk dimuridkan kembali. Sehingga proses ini berlangsung berulang terus

menerus. Sehingga hasilnya adanya pemimpin-pemimpin yang telah mengikuti

pemuridan, dapat memimpin komsel-komsel. Bentuk gerakan ini dinamakan

Gereja Sel Murid 12 (GSM-12). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kristina

Sihombing (anggota Youth), ia adalah salah satu anggota yang telah menjadi

seorang pemimpin komunitas sel, dan ia memegang dua komsel dibawahnya yang

telah ia bentuk, sebagai keharusan seorang pemimpin komunitas sel (PKS).

Berdasarkan wawancara Pdt. Samuel Lambok (gembala sidang) pada saat

awal perencanaan bentuk strategi dalam pemuridan, awalnya hanya berupa teori

saja sampai waktu ketika gembala sidang mengajak jemaat untuk bergerak dalam

pemuridan. Gembala terus memberikan penekanan dan pengajaran kepada jemaat,

apa itu pemuridan, apa itu GSM-12, apa itu komsel, hal ini terus diajarkan melalui

ibadah hari minggu supaya semakin menangkap dengan pemuridan tersebut.

Awalnya gembala telah memilih para pelayanan untuk menjadi pemimpin dalam

jemaat, sehingga dapat terbentuknya komsel. Sehingga gembala tidak menjadi

terbeban sendiri. Sehingga semua dapat terjangkau dengan baik, terutama kepada

remaja dan pemuda. Menurut pengalaman anggota Youth bahwa melalui komsel,

mereka dapat mengajak dan menjangkau teman-temannya yang lain untuk dapat

ikut bergabung dengan komsel yang mereka ikuti, sehingga hasilnya setiap jiwa

dapat terjangkau dalam program GSM-12.

75
Berdasarkan hasil penelitian dalam program GSM-12 peneliti menemukan

bahwa Remaja dan pemuda menjadi golongan generasi yang sangat memerlukan

kehadiran pemuridan. Melalui pemuridan remaja dan pemuda dapat berkembang

untuk dapat melayani. Program GSM-12 diterapkan kepada remaja dan pemuda

menjadi sarana penjangakauan jiwa-jiwa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti

menemukan bahwa strategi GSM-12 membentuk para pemimpin-pemimpin

dibawah ketua Youth sehingga terus menghasilkan komsel-komsel baru untuk

remaja dan pemuda. Awalnya jumlah keanggota remaja dan pemuda hanya berada

dikisaran 20-30 orang, kini mengalami perkembangan sehingga mencapai kisaran

60-70 orang.

d. Berdasarkan pelaksanaan strategi pemuridan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mayasari Manalu (ketua Youth)

bahwa awal program pemuridan dijalankan dan dapat diterapkan kepada setiap

orang karna adanya kerinduan untuk melayani. Sehingga ada beberapa tahapan

dalam pemuridan yang diterapkan dalam GBI Kampung Sawah. Yang pertama

ada program Menjadi Murid Kristus (MMK) yang dilakukan pembinaan selama 6

bulan lamanya, lalu setelah masa pelatihan selesai akan diwisuda, penerimaan

sertifikat, setelah itu agar murid dapat meneruskan memuridkan, mereka akan

mengikuti program School Of Ministry (SOM). Setelah mereka mampu untuk

memimpin, mereka akan diberikan kepercayaan memimpin komsel dalam GSM-

12. Seperti halnya ketua Youth yang sebelumnya masih menjadi anggota murid,

dan sekarang hasilnya mampu memimpin.

76
Melalui pemuridan remaja dan pemuda diperlengkapi banyak hal

mengenai iman kristen, sehingga hasil dari pemuridan adalah kedawasaan iman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Reynata (anggota Youth) bahwa setiap

remaja dan pemuda dibina dan dilibatkan dalam melayani dalam kegiatan ibadah,

hal sekecil apapun keterlibatan remaja dan pemuda dalam ibadah, menumbuhkan

minat, dan tanggung jawabnya dalam melayani. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Mayasari Manalu (ketua Youth) bahwa dalam GSM-12 remaja dan

pemuda dapat lebih bebas dalam sharing, karna setiap komsel memiliki

pemimpin-pemimpinnya tersendiri, sehingga komsel Youth menjadi kelompok

organisasi yang lebih kecil, yang memungkin untuk remaja dan pemuda dapat

lebih leluasa dalam sharing.

Namun peneliti menemukan dari hasil wawancara dengan beberapa

anggota Youth bahwa adanya kendala dan permsalahan yang ditemukan dari

program pemuridan GSM-12, yaitu adanya permasalahan dengan waktu dengan

anggota lainnya, adanya ditemukan ketidak setiaan yang ditemukan oleh anggota,

adanya kesibukan dengan aktifitas yang lain. Untuk menghasilkan suatu

pemimpin dari pemuridan dibutuhkannya kesetiaan, dan keaatan dari seorang

murid. Kegiatan-kegiatan pemuridan ataupun komsel dilaksanakan dengan harus

dapat ketersediaan menyediakan waktu. Hal ini yang dilihat oleh gereja apakah

murid setia menjalankan pemuridan. Pemuridan membutuhkan kerelaan

menyediakan waktu untuk dapat mengikuti kegiatan pemuridan.

2. Strategi Pengajaran Kedewasaan Iman Dalam Pemuridan

77
Kedewasaan iman remaja dan pemuda menjadi sasaran dari program

pemuridan. Maka peneliti meneliti bentuk kedewasaan iman yang terjadi dalam

remaja dan pemuda GBI Kampung Sawah.

a. Berdasarkan makna kedewasaan iman

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber,

peneliti menemukan bahwa pemuridan yang diterapkan di GBI Kampung

Sawah dapat mampu membawa seorang remaja dan pemuda memiliki

kedewasaan iman. Salah satu orang yang telah memiliki kedewasaan secara

iman adalah salah seorang narasumber bernama Kristin. Narasumber saat ini

telah menyelesaikan tahap-tahap yang diperlukan dalam pemuridan, sehingga

pada saat ini beliau dipercayakan untuk menjadi pemimpin komsel dibawah

kepengurusan ketua Youth. Dalam narasumber lainnya, belum mengalami

kedewasaan secara iman, atau masih dalam proses pembinaan dalam

pemuridan. Kedewasaan iman dapat diukur berdasarkan kemampuan mereka

untuk meneruskan pemuridan. Seseorang yang telah lulus dalam program

pemuridan, adalah orang-orang yang telah dilatih dan dibentuk pribadinya

terkhusus iman yang mereka miliki. Seperti halnya murid telah mampu

memiliki kepercayaan dan kefokusan kepada Tuhan dengan sepenuh hatinya,

murid mampu menerima rancangan Tuhan dalam kehidupannya, murid telah

mampu mandiri dalam mencari dan memperdalam pengetahuan akan Tuhan,

dan mampu memimpin orang lain. Bahkan narasumber yang bernama Kristina

menjelaskan bahwa ketika ia menyelesaikan pemuridan, ia dapat mengajari

dan menerapkan apa yang dipelajari kepada orang tuanya.

78
Hal ini diperoleh selama program-program yang telah menjadi

strategi gereja dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda, telah setia

untuk mengikutinya. Terbukti dengan hadirnya pemimpin-pemimpin yang

dapat memimpin disetiap komsel remaja dan pemuda di GBI Kampung

Sawah. Tercatat bahwa kemungkinan ada setidaknya ada 7 komsel dengan

jumlah sekitaran 60-70 orang remaja dan pemuda.

b. Berdasarkan bentuk pengajaran yang tepat dalam mendewasakan iman remaja

dan pemuridan

Berdasarkan wancara dengan Mayasari Manalu (ketua Youth)

bahwa dalam pembinaan remaja dan pemuda untuk memiliki kedewasaan

iman hadir dalam kegiatan program pemuridan baik dalam GSM-12 ataupun

tahapan-tahapan pemuridan seperti Menjadi Murid Kristus (MMK) ataupun

School Of Ministry (SOM). Berdasarkan ketua Youth setempat, pengajaran

pemuridan atau GSM-12 memfokuskan menjadi seorang pelayanan, adanya

materi-materi yang menjadi acuan dalam pemuridan seperti halnya diajari dan

dilatih untuk berbagai materi seputar pelayanan, dan bagiamana murid

memahami siapa Tuhan yang sebenanya,mengatur keuangan dengan baik,

mengatur waktu, dan terutama kepada mengampuni, untuk menjadi tim

pelayan harus punya hati yang rela, baik dalam mengampuni harus beres.

Murid diperlengkapi untuk dapat memahami banyak hal dari pemuridan

tersebut. Sehingga hasil akhir dari pengajaran dalam pemuridan adalah

mampu menjadi pemimpin yang mampu memuridkan.

3. Peran Pemuridan dalam Kedewasaan Iman Remaja dan Pemuda

79
a. Kaitan Pemuridan dengan Kedewasaan Iman

Pemuridan memberikan pelatihan dan pembentukan iman jemaat sehingga

menghasilkan iman yang dewasa. Berdasarkan gembala sidang bahwa sebelum

pemuridan tingkat kedewasaan itu tidak ada. Dalam pemuridan diberikan

pembimbingan melalui komsel remaja dan pemuda. Setiap komsel mempunyai

pembimbingnya masing-masing. Pembimbing akan memfokuskan dalam

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada remaja dan pemuda.

Sehingga orang-orang yang telah mengalami pertumbuhan keimanan, akan

rindu untuk mengikuti pemuridan. Mereka akan berusaha untuk menjangkau dan

membawa teman-teman mereka untuk dapat juga mengalami pendewasaan iman.

Untuk itulah remaja dan pemuda memiliki beberapa komsel, dan pemimpinnya di

setiap masing-masing komsel. Dari setiap komsel mereka dapat lebih leluasa

untuk dapat berbagi pengalaman, memberitakan firman, saling membangun dan

saling menguatkan.

b. Pentingnya kedewasaan iman bagi remaja dan pemuda dalam gereja

Sebelum dilaksanakannya pemuridan jemaat secara khusus remaja

dan pemuda terdapat banyak masalah terutama yaitu stagnasi pertumbuhan.

Seperti halnya datang ibadah hanya sesekali, lalu datang hanya ketika ada

kegiatan khusus yang menyediakan makanan, snack, ataupun sembako saja,

adanya masa-masa mereka hanya datang ke gereja seolah-olah merasakan

hadirat Tuhan namun setelah ibadah tidak adanya pertobatan kembali terus

jatuh dalam dosa, adanya cemburu, iri hati, dan gesekan antar jemaat. Hal ini

yang membuat gereja tidak mengalami perkembangan.

80
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pdt. Samuel Lambok

(gembala sidang) dan Mayasari Manalu ( ketua Youth) Setelah pemuridan

dilaksanakan terjadinya perubahan besar dari jemaat dan gereja. Gereja

mengalami pertumbuhan dan terus semakin maju. Yang awalnya mengalami

stagnasi jumlah jemaat 100 jiwa, kini ada 400 jiwa secara keseluruhan.

Pemuridan membawa dampak besar terutama mempengaruhi pola kehidupan

jemaat. Berdasarkan Mayasari Manalu (ketua Youth GBI Kampung Sawah)

bahwa remaja dan pemuda mengalami perubahan baik dalam gereja ataupun

di rumah. Banyak yang merasakan jamahan Tuhan, terjadinya perubahan

dalam beretika, dan terutama cara mereka dalam berpikir. Hal ini yang

akhirnya membuat remaja dan pemuda mengalami pertumbuhan semakin

dewasa dan semakin terbentuk. Menurut gembala sidang Iman yang dewasa

melahirkan pribadi yang mampu menjadi berkat, remaja dan pemuda yang

telah bertumbuh secara iman akan terus melanjut pemuridan, hal inilah yang

menjadi strategi pemuridan GSM-12 dalam medewasakan iman remaja dan

pemuda GBI Kampung Sawah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah menganalisa dan mengkaji hasil penelitian lapangan serta teori

Bill Hull dan Obaja Tanto Setiawan di BAB II. Peneliti menemukan hasil

penelitian terkait dengan strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk

kedewasaan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat

Kampung Sawah.

1. Implementasi Strategi Pemuridan Kepada Remaja dan Pemudan

81
Dalam implementasi strategi pemuridan GBI Kampung Sawah,

menerapkan bentuk pemuridan berbasis komunitas. Program pemuridan yang

dilaksanakan disebut GSM-12 (Gereja Sel Murid-12), Strategi yang ini

dilakukan dalam penginjilan jiwa-jiwa, dalam bentuk komunitas kecil atau

komsel. Berdasarkan hasil wawancara dengan gembala sidang Pdt. Samuel

Lambok Nainggolan, strategi pemuridan yang diterapkan dalam bentuk

kelompok sel dengan tujuan menjangkau lebih banyak jiwa, melatih para

pemimpin untuk mempin komsel, serta untuk dapat mendalami lebih

pergumulan permasalahan dari setiap anggotanya. Peneliti menemukan

relevansinya dengan teori Richard Myers yang mengatakan bahwa gereja akan

mengalami pertumbuh, baik dalam hal jumlah jemaat dan kebermaknaan

untuk setiap jemaat-jemaatnya apabila terjadinya peningkatan pertemuan-

pertemuan antara kelompok secara tatap muka.

Pemuridan diawali dengan kerinudan akan pertumbuhan kualitas

iman jemaat. Gembala merancang pemuridan dengan harapan terjadi

pertumbuhan akan kedewasaan iman yang dimiliki oleh jemaat. Dalam

pergumulannya gembala memulai tahap perancangan memulai pemuridan.

Tahapan perancangan strategi yang digunakan dalam pemuridan gereja

menekankan kepada hasil penjangkauan jiwa-jiwa, tahap pelaksanaan

pemuridan, dijalankan dengan sederhana dan tidak menyulitkan gembala

sebagai pemimpin pemuridan. Peneliti menemukan relevansi tahap

pelaksanaan pemuridan GBI Kampung Sawah dengan yang dikemukankan

oleh Bill Hull (Hull, 2011, hlm. 137–139), yaitu :

82
a.Pemilihan, orang-orang adalah metode-Nya

Berdasarkan hasil wawancara narasumber di GBI Kampung Sawah

peneliti menemukan, Gembala merancang kembali mengumpulkan

sumber-sumber teori pemuridan, yang dikelola dan rancangan dan

membentuk strategi ataupu.n program pemuridan original GBI

Kampung Sawah. Berdasarkan hasil wawancara bahwa terjadinya

pemilihan murid-murid pertama yang pada awalnya difokuskan kepada

para pelayanan, sehingga dipilih 12 orang akan dilatih dan dilegasikan

untuk menjadi pemimpin yang akan membantu proses pemuridan,

b.Persekutuan, ia tinggal bersama mereka

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, strategi

pemuridan yang digunakan dan dirancang oleh gembala bebentuk

komsel dan pengajaran. GBI Kampung Sawah memiliki bentuk

pemuridan yang original yang diberi nama Gereja Sel Murid 12

( GSM-12). Pemuridan GSM-12 dirancang dengan bentuk dengan

bentuk persekutuan ibadah kecil atau komsel. Para murid yang telah

mendapatkan pembinaan, akan membentuk komsel-komsel lainnya.

Maka GBI kampung Sawah memfokuskan pemuridan kepada bentuk

komunitas kecil atau komsel, yang dipimpin oleh pemimpin yang telah

mendapatkan pemuridan.

c.Pengabdian, Dia membutuhkan ketaatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, peneliti

menemukan bahwa pemuridan dibentuk dengan tujuan pendewasaan

83
iman jemaat, maka orang yang telah dewasa secara iman, memiliki

ketaatan pada pemimpin. Setiap murid dilatih oleh gembala, dan harus

dapat melanjutkan memuridkan, dengan pembentukan komsel. setiap

para pelayan dilatih terlebih dahulu, untuk dapat memiliki kesetiaan

dalam pelayanan.

d.Pemberian diri, Dia mempersembahkan diri-Nya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bahwa ketika

pemuridan dapat terealisasi dengan baik, dengan adanya penyerahan

diri oleh setiap muridnya untuk mendapatkan pembinaan, dalam

remaja dan pemuda memiliki antusias yang besar, hal ini sejalan

dengan terjadinya pertumbuhan jumlah jemaat yang besar setelah

pemuridan dijalankan.

e.Peragaan Dia memperlihatkan kepada mereka bagaimana cara menjalani

hidup.

Menurut data yang didapatkan oleh narasumber, bahwa adanya

murid yang dilatih menjadi pemimpin. Secara pemuridan yang

diberikan yaitu proses sederhana murid yang memuridkan. Murid

mendapatkan pembinaan untuk dapat mengalami kedewasan iman

murid. sehingga murid yang telah memiliki kedewasaan iman

diberikan tanggung jawab untuk memimpin komsel, jemaat melihat

sosok pemimpin melalui pemimpin yang dipercayakan untuk

mengelola kosmel.

f. Pendelegasian, Dia menugaskan mereka untuk bekerja

84
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh peneliti, bahwa

adanya kepercayaan yang diberikan oleh gembala untuk memimpin

jemaat melalui komsel. sebelum adanya pendelegasian para pemimpin

untuk mampu melayani, para murid yang telah lulus program

pemuridan akan dilakukannya wisuda. Lalu diberikan tanggung jawab

untuk meneruskan pemuridan.

g.Pengawasan, Dia terus mengawasi mereka.

Berdasrkan hasil wawancara dengan narasumber, bahwa setiap

pemimpin yang memimpin komsel akan memberikan laporan kepada

gembala dalam pertemuan khusus para pelayan, disetiap minggunya.

Sehingga gembala memberikan pengawasan kepada semua pemimpin

yang berada dibawah gembala. Dan para pemimpin juga memiliki

pemimpin yang bekerja dibawahnya. Sehingga semua saling berkaitan

satu dengan yang lain. Pemuridan mendapatkan pengawasan baik

antara gembala dengan pemimpin.

h.Menjadi lebih banyak, Dia menghendaki mereka untuk menjadi lebih

banyak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber, program

pemuridan yang dirancang dalam GBI Kampung sawah, menerapkan

strategi melatih murid, dan meberikan mereka tanggung jawab untuk

memuridkan. Tugas murid yaitu menugaskan para murid untuk

menerukan pemuridan.

85
Dalam tahapan pemuridan yang diberlakukan GBI Kampung

Sawah, mengutamakan kepada pelatihan atau pembentukan seorang menjadi

pemimpin. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bahwa, dalam

pelaksanaan strategi ini tidak mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.

Peneliti menemukan fakta menarik terjadi dalam lapangan, strategi

yang digunakan dalam pemuridan adalah melatih murid untuk menjadi

pemimpin. Setiap murid yang telah tumbuh menjadi seorang murid harus

memimpin komsel atau PKS (Pemimpin Komunitas Sel). Strategi ini

mempermudah gembala sebagai pembina dan pemimpin pemuridan, dalam

melaksanakan dan merancangkan program-program, karna memiliki

pemimpin-pemimpin yang telah memegang komsel-komsel. Sehingga

gembala tidak serta merta terlibat dalam setiap kegiatan komsel, namun

dengan adanya pengawasan. Tugas gembala sebagai pembina, selain menjadi

pengawas, namun menjadi pencetus program atau kegiatan dalam pemuridan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bahwa tujuan

awal perancangan strategi pemuridan di GBI Kampung Sawah adanya

kerinduan akan pertumbuhan jemaat untuk memiliki kedewasaan secara iman.

Terjadinya perubahan hidup untuk yang dialami oleh masing-masing individu,

menjadi seorang pemimpin yang dapat meneruskan pemuridan. Agung

Gunawan juga mengatakan hal yang sama (Gunawan, 2020: 6) bahwa orang

percaya yang telah dimuridkan dan telah tumbuh menjadi dewasa secara

rohani akan mampu memuridkan orang lain. Peneliti menemukan relevansi

86
tujuan pemuridan yang dirancangn oleh gembala sidang GBI Kampung Sawah

dengan Agung Gunawan, bahwa :

a.Memiliki kerakter Kristus

Orang yang telah mengalami pertumbuhan secara iman menjadi

dewasa, akan memancarkan karakter Kristus. Oleh sebab itu seorang

murid harus dapat bertumbuh memiliki karkater Kristus. Karena setiap

murid harus mampu memperkenalkan Kristus kepada orang lain, maka

karakter Kristus harus tergambar terlebih dahulu dalam diri setiap

murid. Peneliti menemukan dalam strategi pemuridan yang dirancang

oleh GBI Kampung Sawah adalah perubahan karakter, menjadi

pemimpin yang dapat ditiru dan teladan, sehingga adanya jiwa-jiwa

yang mau mengenal Kristus melalui dirinya.

b.Memiliki keyakinan iman yang kokoh

Seseorang yang dewasa secara iman tidak akan mampu

digoyahkan. Setiap orang Kristen harus mendapatkan pembinaann, dan

pelatihan akan doktrin-doktrin kristiani. Sehingga mereka tidak

mampu untuk di goyahkan imannya, kepercayaannya menjadi jelas

dan terarah. Hadirnya program pemuridan menjadi sarana pelatihan

setiap orang untuk menjadi murid dengan mendapatkan pengajaran

doktrin Kristiani yang tepat. Peneliti menemukan bahwa adanya

relevansi teori dengan program pemuridan GBI Kampung Sawah

terdapat program pemuridan yang diberi nama GSM-12, serta adanya

tahapan-tahapan yang harus diterima dan diikuti oleh murid yaitu

87
menjadi Murid Kristus (MMK) dan School Of Ministry (SOM).

Program ini yang menjadi pengajaran kepada para murid untuk

memiliki keyakinan iman yang kokoh. Gunawan mengatakan

(Gunawan, 2020, hlm. 10) bahwa pemuridan menumbuhkan keyakinan

iman yang kokoh. Pemuridan membimbing seseorang untuk mengenal

Tuhan Yesus secara lebih dekat dan mendalam.

c.Memiliki kesetiaan dalam pelayanan

Orang yang dewasa secara iman, akan setia dalam memenuhi

semua tanggung jawabnya. Orang yang berbakat namun tidak dewasa

secara iman, akan menganggap remeh pelayanan dan hanya mencari

berkat material. GBI Kampung Sawah berfokus kepada para pelayanan

untuk dimuridkan, sehingga para pelayan dimuridkan, dan untuk dapat

melayani mereka harus dapat mengikuti School Of Ministry (SOM)

d.Memiliki Perspektif Hidup

Melalui proses pemuridan, orang Kristen akan memperoleh visi

dalam hidup untuk dapat melihat dengan jelas dampak dari setiap

tindakan hari ini, memikirkannya sebelum mengambil tindakan dan

keputusan dalam hidup. , sehingga benar. kata-kata, sikap dan

tindakan. Melalui pemuridan, seorang murid dapat tumbuh menjadi

mampu melihat segala sesuatu dalam hidupnya, sehingga apapun yang

permasalahan yang dihadapi ia akan mengucap syukur.

Dalam penelitian ini strategi yang dirancang dalam pemuridan

lebih sederhana dalam pelaknsaannya dibandingkan dengan teori-teori

88
pemuridan yang dikemukankan para ahli. Penyederhanaan pelaksanaan

strategi pemuridan ini, dirancang untuk dapat diterima oleh semua golongan

generasi, dan memudahkan dalam memenangkan jiwa. Adanya pemberdayaan

jemaat dalam pemuridan, sehingga semua golongan jemaat dapat ikut terlibat

dalam pemuridan, dari Sekolah Minggu, Youth dan ibadah dewasa. Dengan

adanya bentuk individu menarik individu lainnya, sehingga dalam

pelaksanaannya menghasilkan hasil yang multiplikasi, semua golongan dapat

terjangkau. Hal ini terbukti dari peningkatan jumlah jemaat yang awalnya

mengalami stagnasi di angka 100 orang berkembang menjadi 430 orang

jemaat.

2. Strategi Pengajaran Kedewasaan Iman dalam Pemuridan

Pemuridan dirancang untuk memnberikan pengajaran kedewasaan

iman kepada murid. Perintah “mengajar” menjadi bagian penting dalam

Amanat Agung. Maka menurut Purim Marbun (Marbun, 2020, hlm. 155)

bahwa pembinaan atau pengajaran menjadi suatu usaha gereja untuk

melakukan pembinaan dan pengajaran kepada jemaat sesuai dengan firman

Tuhan. usaha ini memiliki tujuan untuk memimpin jemaat kepada persekutuan

dengan Tuhan dan terlibat dalam panggilan melayani. Strategi pemuridan

yang diterapkan dalam remaja dan pemuda di GBI Kampung Sawah yaitu

pemuridan yang mampu memuridkan. Murid dilatih untuk mampu menjadi

seseorang pemimpin, sehingga selanjutnya murid dapat menerus pemuridan

kepada orang lainnya. Peneliti menemukan relevansi antara teori Putu Ayub

Darmawan (Darmawan, 2017, hlm. 36)dengan strategi pemuridan yang

89
diterapkan GBI Kampung Sawah, bahwa Yesus melakukan pemuridan dengan

memilih murid-murid-Nya untuk dapat memuridkan. Strategi pemuridan

dirancang untuk dapat tertanam dan menjadi pola kehidupan setiap murid.

Berdasrkan hasil wawancara dan obersvasi yang dilakukan oleh peneliti,

strategi pemuridan yang dijalankan

Pola strategi pemuridan yang diterapkan GBI Kampung Sawah

menarik teori yang diungkapkan oleh Obaja Tanto model pemuridan yaitu

Kelompok sel-12. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, strategi

pemuridan GBI Kampung Sawah adalah pemberdayaan semua jemat untuk

dapat bisa dimuridkan, setiap murid yang telah tumbuh dewasa secara iman

harus memimpin komsel atau Pemimpin Komunitas Sel (PKS). Peneliti

menemukan relevansi dengan teori Obaja Tanto (Setiawan, 2000a, hlm. 43)

setiap jemaat bisa menjadi pemimpin kelompok sel.

Strategi yang digunakan dalam pemuridan GBI Kampung Sawah

adalah pemberdayaan semua anggota jemaat untuk dapat menjadi pemimpin

komsel. Setiap jemaat mendapatkan pembimbingan dalam pemuridan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, setiap anggota komsel akan

dibina secara rutin dalam komsel. Ada rangkaian metode yang akan diterapkan

selama komsel berlangsung yaitu 4S : S1 (sembah dan puji), S2 ( Ice Breaker),

S3 (Firman Tuhan), S4 (sasaran dan rencana). Teori ini diambil dari teori

Obaja Tanto dalam bukunya Kelompok Sel 12 (Setiawan, 2000a, hlm. 31).

Dalam penerapannya sistem ini dirancang untuk melatih anggota komsel. S1

digunakan selain untuk pengarahan nyanyian pujian dan penyembahan, namun

90
juga melatih kepada lagu-lagu terbaru. S2 digunakan bukan hanya tentang

suasana dalam ibadah. Namun juga menciptakan suasana aktif dalam jemaat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, S2 ini sering digunakan

dalam ibadah raya. S3 digunakan untuk sharing firman Tuhan, firman Tuhan

yang disampaikan oleh PKS tidak lepas dari khotbah yang disampaikan

gembala dalam ibadah raya. S4 sebagai sasaran rencana, digunakan untuk

mengatur jadwal kegiatan, pencarian jiwa-jiwa, dan rencana tahap selanjutnya

untuk para anggotanya.

Penerapan strategi pemuridan kepada jemaat tidak menjadi sesulit

dalam teori, karna adanya PKS dan pemimpin dalam departemen yang

menjadi penjangkauan jiwa-jiwa, gereja atau gembala tidak lagi mengalami

kesulitan untuk mencari dan mengatur setiap jemaat dalam gereja.

3. Peran Pemuridan dalam Kedewasaan Iman Remaja dan Pemuda

Hasil atau tujuan dari pemuridan adalah kedewasaan iman. Remaja

dan pemuda berada dalam masa-masa kesukaran yang dimana terjadinya

pergolakan dengan semua yang ada disekitarnya hal ini karenakan adanya

pertumbuhan dalam dirinya (Hurlock, 2008, hlm. 208). Berdasarkan

penjelasan gembala sidang dan ketua Youth, bahwa masa remaja bukan hal

yang mudah, bahkan sebelum terjadinya pemuridan telah banyaknya masalah

seperti kepada orang tua, lingkungan dan dirinya sendiri. Selama pemuridan

diterapkan remaja dan pemuda, seringkali pemimpin mengalami keresahan

akan masalah-masalah yang terjadi pada remaja dan pemuda. Menurut Yakob

Sozisokhi (Hulu, 2020: 7) bahwa pemuridan sangatlah dibutuhkan melalui

91
program ini seorang remaja dan pemuda dapat kembali terbentuk untuk

semakin serupa dan segambar dengan Kristus. Pemuridan membentuk pribadi

seseorang untuk menjadi mandiri, berintegritas, menerima diri sendiri, fokus

kepada Tuhan, menjadi berkat bagi sesama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, setiap remaja dan

pemuda dibentuk dalam pemuridan, adanya program-program pemuridan

seperti menjadi murid Kristus (MMK), lalu untuk dapat menjadi pelayanan

masuk kedalam proram School Of Ministry (SOM). Berdasarkan jawaban

narasumber bahwa remaja dan pemuda akan menjadi bertumbuh dalam iman

dengan melibatkan mereka dalam pelayanan.

Hasil yang didapatkan dari program pemuridan adalah penjangkauan

jiwa-jiwa generasi muda, dimana mereka mampu menyerahkan diri kepada

Tuhan dan mampu untuk melayani. Namun memang tidak secara total

terjadinya perubahan kepada remaja dan pemuda. Gereja masih harus

menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada remaja dan pemuda. Peneliti

menemukan, berdasrkan hasil wawancara bahwa adanya masalah yang dalam

pemuridan remaja dan pemuda, misalnya : orang tua tidak menyetuju program

pemuridan karna dilakukan sore hari, lalu adanya malas dalam mengikuti

kegiatan karna dinilai terlalu memakan waktu, dan tidak mau terlibatnya

dalam kegiatan-kegiatan gereja karna kurangnya minat terhadap gereja.

Namun, dalam perbandingannya tingkat keberhasilan pemuridan lebih besar

dibanding dengan permasalahan dalam pemuridan. Hasil program pemuridan

92
terlihat dari perkembangan jumlah anggota remaja dan pemuda yang berawal

30 jiwa, menjadi 70 jiwa yang aktif.

C. Kesimpulan Dari Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pengumpulan data (wawancara, dan observasi)

yang dilakukan oleh peneliti bahwa, strategi yang digunakan dalam pemuridan

Gereja Bethel Indonesia jemaat Kampung Sawah dalam membentuk kedewasaan

iman remaja dan pemuda adalah program pemuridan Gereja Sel Murid-12 (GSM-

12). Program pemuridan Gereja Sel Murid-12 (GSM-12) merupakan suatu

program pemuridan dengan menggunakan bentuk komunitas kecil atau komsel

sebagai sarana penjangakuan jiwa-jiwa, dan pembinaan kedewasaan iman anggota

jemaat ataupun murid. Strategi yang digunakan oleh Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah dalam program pemuridan Gereja Sel Murid-12 (GSM-

12) ini, dengan melatih setiap anggota jemaat untuk mengalami kedewasaan

secara iman, sehingga mampu untuk menjadi seorang pemimpin-pemimpin dalam

komsel.

GSM-12 dibentuk pada tahun 2013, dimulai dari kerinduan oleh gembala

sidang akan terjadinya pertumbuhan dalam jemaat. Baik secara kualitas hidup

jemaat ataupun jumlah jemaat. Permasalahan yang harus dihadapi oleh gereja

yaitu adanya stagnasi pertumbuhan jemaat diangka 100 jiwa dalam gereja,

minimnya kualitas iman jemaat yang seringkali menimbulkan banyaknya masalah

dalam gereja. Seperti, percecokan antar jemaat, adanya jemaat yang hanya datang

karna ada event besar gereja, remaja hamil diluar nikah, adanya pernikahan beda

agama, dan adanya banyaknya masalah yang ditimbulkan dari remaja. Sehingga

93
sebelum pemuridan diterapkan tidak adanya kedewasaan secara iman pada

anggota jemaat.

Setiap anggota jemaat dilatih dan dibina dalam komsel pemuridan GSM-

12. Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa program GSM-12 memiliki dua

program yang secara khusus dan mandalam memberikan pengajaran kepada

anggota jemaat, yaitu: Menjadi murid Kristus (MMK), dan School Of Ministry

(SOM). Program Menjadi Murid Kristus (MMK) merupakan program pengajaran

anggota jemaat untuk menjadi seorang murid yang mendapatkan pendidikan dan

pembinaan iman kristen secara mendalam selama 6 bulan oleh gembala disidang.

Dalah tahap terakhir akan adanya wisuda untuk setiap anggota jemaat atau murid

yang telah lulus dalam menjalani program ini. Hasil dari program ini adalah setiap

jemaat yang telah lulus harus dapat menjadi seorang pemimpin dalam komsel.

School Of Ministry (SOM) adalah program pemuridan lanjutan untuk melatih dan

mempersiapkan para murid untuk menjadi seorang pelayan gereja. Sebelum

menjadi seorang pelayanan, para murid mendapatkan pembinaan untuk benar-

benar menjadi seorang pelayan Tuhan yang layak. Program-program ini dibentuk

menjadikan anggota jemaat secara khusus remaja dan pemuda untuk mengalami

pertumbuhan kedewasaan secara iman. Setiap murid yang telah lulus dalam setiap

program akan diharuskan untuk menjadi pemimpin komsel. Para pemimpin

komsel dinamakan PKS (pemimpin komunitas sel).

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah menggunakan teori

Obaja Tanto Setiawan, dalam bukunya “kelompok sel-12”. Hal ini dikemukakan

oleh peneliti didasarkan adanya pola yang sama antara teori yang dikemukakan

94
oleh Obaja Tanto Setiawan dengan teori pemuridan GSM-12. Seperti halnya

adanya kesamaan metode yang digunakan oleh GSM-12, adanya penyerahan

tanggung jawab kepada PKS sebagai pemimpin komsel, dan adanya kesamaan

dengan pembentukan komsel. Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah

menggunakan teori Obaja Tanto sebagai strategi pembentukan pemuridan.

Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, teori ini dinilai berhasil sebagai strategi

pemuridan GSM-12 dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda di Gereja

Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti bahwa komsel dinilai efektif menjangkau jiwa-jiwa

terutama kepada remaja dan pemuda. Seperti adanya kenaikan jumlah partisipasi

remaja dan pemuda dalam gereja, hadirnya remaja dan pemuda sebagai pemimpin

dalam komsel dan departemen dalam gereja, meningkatnya remaja dan pemuda

terlibat dalam dunia pelayanan, dan kenaikan jumlah anggota yang aktif dari 30

menjadi 70 jiwa. Dalam gereja sendiri jiwa-jiwa mengalami perkembangan yang

pesat bermula dari 100 jiwa menjadi 430 jiwa. Maka strategi pemuridan GSM-12

dapat dinyatakan cukup efektif dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda di

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah.

95
BAB V

PENUTUP

Setelah mendeskripsikan dan menganalisa pokok permasalahan yang

berkaitan dengan strategi pemuridan GSM-12 dalam membentuk kedewasaan

iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah,

Jakrta Timur, maka pada bab lima ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pertanyaan dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan pada

Bab I, maka kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah menggunakan program

pemuridan yang disebut Gereja Sel Murid-12 (GSM-12) untuk membentuk

kedewasaan iman remaja dan pemuda. Program ini melibatkan komunitas kecil

atau komsel sebagai sarana untuk mendisiplinkan jiwa-jiwa dan membina iman

anggota jemaat. Strategi ini melibatkan pelatihan anggota jemaat untuk

mengalami kedewasaan iman dan menjadi pemimpin dalam komsel.

Program GSM-12 terbentuk pada tahun 2013 sebagai respons terhadap

stagnasi pertumbuhan jemaat dan kurangnya kualitas iman dalam gereja. Program

ini melibatkan dua program utama, yaitu Menjadi Murid Kristus (MMK) dan

School Of Ministry (SOM). MMK adalah program pendidikan dan pembinaan

96
iman yang berlangsung selama 6 bulan, sementara SOM adalah program

pemuridan lanjutan untuk melatih para murid menjadi pelayan gereja. Para lulusan

program-program ini diharapkan menjadi pemimpin dalam komsel.

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah menggunakan teori

Obaja Tanto Setiawan sebagai dasar strategi pemuridan mereka. Strategi ini telah

terbukti berhasil dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda di gereja

tersebut. Program komsel dinilai efektif dalam menjangkau remaja dan pemuda,

dan hasilnya termasuk peningkatan partisipasi mereka dalam gereja, kehadiran

mereka sebagai pemimpin komsel dan departemen gereja, serta kenaikan jumlah

anggota yang aktif.

Secara keseluruhan, strategi pemuridan GSM-12 terbukti cukup efektif

dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia

Jemaat Kampung Sawah, seiring dengan pertumbuhan gereja dan perkembangan

jiwa-jiwa di dalamnya.

B. SARAN

1) Bagi gereja

Pemuridan membentuk dan melatih kehidupan setiap orang percaya.

Gereja harus dapat menyadari pentingnya generasi muda dalam melanjutkan

perkembangan gereja. Gereja harus mampu membuka diri akan permasalahan

ketidak terlibatan remaja dan pemuda dalam kegiatan dan program yang

gereja laksanakan. Ketidak sesuaian waktu dan menurunya minat remaja dan

pemuda terhadap gereja, harus mampu menjadi sarana gereja untuk

mengevaluasi kembali program yang dijalankan. Perkembangan gereja juga

97
harus terfokus kepada penyelesaian masalah remaja dan pemuda. Minat

remaja dan pemuda keterlibatan program gereja, masih menajadi tanggung

jawab gereja dalam evaluasi program yang dilaksanakan.

2) Bagi Remaja dan pemuda

Remaja dan pemuda menjadi generasi penting dalam gereja, bukan

hanya menjadi anggota dari persekutuan gereja, namun juga menjadi generasi

penerus yang akan melanjutkan perkembangan gereja. Gereja telah membuka

sarana dan prasarana yang mendukung untuk pengembangan iman remaja dan

pemuda. Program pemuridan yang bentuk oleh gereja, menjadi jalan untuk

terjadinya perubahan hidup baru dalam remaja dan pemuda, menjadi dewasa

secara iman. Komunitas sel menjadi langkah awal untuk mengalami

pertumbuhan kedewasaan secara iman remaja dan pemuda. Melalui komsel

dapat lebih terbuka akan permasalahan yang sebenarnay dihadapi oleh remaja

dan pemuda, sehingga terjadinya perubahan hidup baru dengan iman yang

dewasa.

3) Bagi Peniliti

Secara jujur peneliti menemukan bahwa peneliti ini masih memiliki

banyak celah dalam memahami dan mendeskripsikan melalui teks deskriptif

dalam tesis ini. Banyak hal kecil lainnya yang peneliti temukan di area ini

akan dipelajari lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti sangat terbuka untuk

menerima kritik dan saran dari peneliti untuk menjadi lebih baik dan lebih

baik lagi.

98
DAFTAR PUSTAKA

Berikut ini sumber-sumber yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian skripsi :
Sumber Buku:
Arrington, F. L. (2015). Doktrin Kristen: Perpektif Pentakosta. Yogyakarta: ANDI
offset.
Darmawan, I. P. (2017). Murid Yang Memuridkan.
Eims, L. (1982). Pemuridan: Seni Yang Hilang. Bandung: Lembaga Literatur
Baptis.
Griffiths, Michael. (1995). Gereja dan Panggilanna Dewasa ini. Jakarta: Gunung
Mulia.
Homrighausen, E. G. (1985). Pendidikan agama Kristen / karangan E.G.
Homrighausen dan I.H. Enklaar. Jakarta: Gunung Mulia.
Howard, C. (2019). Kurikulum Pendidikan Kristen, Di Gereja Lokal. Gandum
Mas.
Hull, B. (2011). Panduan Lengkap Pemuridan, menjadi dan menjadikan Kristus.
Yogyakarta: Yayasan Gloria.
Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (kelima). Jakarta: Erlangga.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prendamedia Group.
Saleh, S., Pd, S., & Pd, M. (2017). ANALISIS DATA KUALITATIF. Pustaka
Ramadhan.
Sidjabat, B. S. (2014). Pendewasaan Manusia Dewasa: Pedoman Warga Jemaat
Dewasa dan Lanjut Usia. Bandung: Kalam Hidup.
J. D. Douglas. (1997). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Sugiyono, Prof. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yam, J. H. (2020). Manajemen strategi: Konsep & implementasi. Nas Media
Pustaka.
Dr, A. I. (1995). Selamat Panjang Umur. BPK Gunung Mulia.

99
Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. Jakarta: Kencana.

Sumber Jurnal:
Adu, M. D., Sumiwi, A. R. E., & Purwoto, P. (2021). Makna Kedewasaan Rohani
Dalam Ibrani 5:11-14. Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 1(2), 197–
212. https://doi.org/10.33991/miktab.v1i2.336
Bararah, I. (2022). Fungsi Metode terhadap Pencapaian Tujuan dalam Komponen
Pembelajaran. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam,
12(1), 143–159. https://doi.org/10.22373/jm.v12i1.13301
Dakhi, F. Z. (2021). Pelayanan Musik, Pujian dan Penyembahan pada Ibadah dan
Kontribusinya bagi Pertumbuhan Gereja. PROSIDING STT Sumatera Utara, 1(1),
135–143.
Daturara’, D. (2020). PENGEMBANGAN PEMURIDAN KONTEKSTUAL
DAN KEDEWASAAN ROHANI BAGI GENERASI-GENERASI GEREJA
[Preprint]. Open Science Framework. https://doi.org/10.31219/osf.io/6dwg4
Saragih, A. H. (2022). EVALUASI PEMBELAJARAN. Perdana Publishing
Rianto, M. (2006). PENDEKATAN, STRATEGI, DAN METODE
PEMBELAJARAN. PUSATP ENGEMBANGPAENN ATARAGNU RUIP SD
ANP MPM ALANG
Marbun, P. (2020). Strategi dan Model Pembinaan Rohani untuk Pendewasaan
Iman Jemaat. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 2(2), 151–169.
https://doi.org/10.37364/jireh.v2i2.42
Mangentang, M., Bambangan, M., Bilo, D. T., & Wibowo, M. (2020).
STRATEGI PEMURIDAN BAGI NARAPIDANA DI LP CIPINANG
JAKARTA TIMUR BERDASAR PADA 2 TIMOTIUS 4:2 DAN
RELEVANSINYA BAGI PELAYANAN MISI KAUM MARGINAL. Jurnal
PKM Setiadharma, 1(1), 1–9. https://doi.org/10.47457/jps.v1i1.22
Sin, S. K. (2017). ADAKAH METODE PEMURIDAN DALAM PERJAJIAN
LAMA? SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika, 5(1).
https://doi.org/10.47596/solagratia.v5i1.56
Yarmayani, A., & Afrila, D. (2018). ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN
BELAJAR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA. Jurnal Ilmiah
Dikdaya, 8(1), 135–149. https://doi.org/10.33087/dikdaya.v8i1.95
Della, I. B., Totok Haryanto, Abdul Khakim, Titin Nurhidayati, Tiarma Intan
Marpaung, Asima Rohana Sinaga, Muhammad Nashir, Roudlotun Nurul Laili,
Yektiningtyastuti, Sulaiman, Suprapno, Tri Rahayu, Paulus Eko Krist

100
Yohanes, S. T. (2018). PERANAN GEREJA DI DALAM MEMBANGUN
PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT. PERANAN GEREJA DI DALAM
MEMBANGUN PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT. Diambil dari
https://www.academia.edu/38640263/PERANAN_GEREJA_DI_DALAM_MEM
BANGUN_PERTUMBUHAN_ROHANI_JEMAAT
Zega, S. (2020). Refleksi Teologis tentang Makna Ibadah yang Sejati. 3(1).
Martana, S. P. (2018). PROBLEMATIKA PENERAPAN METODE FIELD
RESEARCH UNTUK PENELITIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR DI
INDONESIA. Institut Teknologi Bandung, 34(1)
Sumber Artikel:
Arti Kata “murid” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia | KBBI.co.id. (t.t.).
Diambil 18 April 2023, dari https://www.kbbi.co.id/arti-kata/murid
Arti kata strategi—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (t.t.). Diambil
28 Maret 2023, dari https://kbbi.web.id/strategi
Diananda, A. (2019). PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA.
Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Hulu, Y. S. (2020, Oktober 11). PERAN PEMURIDAN DIDALAM GEREJA
TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI PEMUDA-PEMUDI. OSF Preprints.
https://doi.org/10.31219/osf.io/9mh4n
Saptorini, S. (2021). Pelayanan Pemuridan Melalui Video Conference dalam
Gereja Masa Kini.

101
LAMPIRAN VERBATIM

1. Narasumber : Pdt. Samuel Lambok Nainggolan

Keterangan : Gembala Sidang GBI Jemaat Kampung Sawah

Waktu : Selasa, 28 Februari 2023

Tempat : Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta

Timur.

Durasi : 29 menit 29 detik

Hasil wawancara gembala sidang : Pdt. Samuel Lambok Nainggolan

1) Bagaimana awal mula munculnya Sejarahnya gereja ini dimulai

rencana program pemuridan ? tahun 2004 awalnya merintis

dari 4 jiwa anak-anak sekolah

minggu. Semakin berkembang

terus di tahun 2004 akhirnya

memenuhi syarat tata aturan

Gereja Bethel Indonesia 12

anggota jiwa yang sudah

dibaptis, sudah bisa menjadi

jemaat lokal terus berlangsung.

Saat itu belum menggunakan

sistem pemuridan tapi

102
persekutuan doa, atau yang

disebut dengan kebaktian

tengah minggu.

Lalu tahun 2013 gereja kami

mengalami stuck diangka 100

jiwa, terus sebelumnya memang

saya sudah belajar ditahun 2002

disolo, melalui suatu buku

mengenai kelompok cell prinsip

12. Ada 2 uku seri 1 dan 2. Lalu

ketika di tahun 2013 stuck saya

sebagai gembala mengalain

stress namanya gembala karna

gereja tidak berkembang. Lalu

saya buka ini dengan Tuhan

memberikan hikmat dengan 2

minggu saya tidak bisa tidur

karna melihat jemaat gereja

yang tidak bisa bertumbuh.

Akhirnya Tuhan mengingatkan

saya dengan buku yang telah

saya beli itu di tahun 2002 yang

tidak pernah saya baca lagi.

103
Dari sejak 2002 sampai 2013

berarti telah 11 tahun tidak

pernah saya baca lagi. Dan itu

ada dilemari saya lalu saya

bongkar dan cari buku itu, lalu

saya pelajari sampai 24 jam

pagi ke sore kemalam bahkan

sampai pagi lagi saya pelajarin.

Lalu dari situ mulai saya

praktekan yaitu pemuridan.

Tapi kami punya prodak sendiri,

artinya mencetuskan sendiri

yaitu dengan nama GSM -12,

(gereja Sel Murid 12) itu

pemuridan kita. Jadi awalnya

pemuridan itu, lalu saya belajar,

lalu saya gabungkan dengan

beberapa buku dan pengalaman

saya. Itu sejarahnya berawal

dari stucknasi diangka 100 jiwa

ditahun 2013.

2) Program seperti apa yang diterapkan Gereja ini merancang program

oleh gereja dalam mengatasi original kami sendiri program

104
permasalahan yang terjadi pada pemuridan yaitu GSM-12. Jadi

remaja dan pemuda ? waktu memulai memang

langsung sekaligus tiga model

komsel ada keluarga, ada anak

muda, ada sekolah minggu.

Karna gereja ini satu visi semua

secara bersama bergerak dalam

gerakan sel 12.

Awalnya berupa teori yang

diambil dari buku-buku

pemuridan memang selama ini

belum pernah dipraktekan.

Maka karna saya gembala maka

saya harus eksekusi. Lalu saya

terapkan ke anak muda.

Mengenai perpindahan cara

lama kepada cara baru bukan

hal yang sulit dan justru biasa

saja. Ketika saya sampaikan

bahwa gereja ini harus bergerak

dalam gereja sel 12 pemuridan

semua harus bergerak.

Lalu waktu saya

105
menerapkannya itu awalnya

emang agak sedikit kaku.

Sebelumnya saya ajarkan apa

itu pemuridan, apa itu komsel,

mengapa kita harus masuk

kedalam visi bergerak dalam

gerakn gereja, sehingga mereka

tau. Saya bukan hanya

mengumpulkan pemimpin-

pemimpin. Namun juga saya

ajarkan melalui khotbah-

khotbah di hari minggu supaya

mereka makin nangkap.

Memang 1 2 kali mereka belum

menangkap tapi terus saya

khotbahkan sampai mereka

mengerti apa itu pemuridan, apa

itu kelompok sel, apa itu GSM

12. Bahkan saya sampaikan visi

yang dari TUhan. Lalu

bagiamana membangun

kelompok sel, hal ini saya

ajarkan terlebih dahulu sampai

106
mereka ngerti. Memang

awalnya ada yang ngantuk ada

yang bosan, memang biasanya

khotbah tentang berkat, dll.

Namun giliran khotbah tentang

penginjilan mulai ngantuk. Tapi

setelah saya sampaikan mereka

akhirnya ngerti sehingga

sekarang jika berhubungan

dengan khotbah PI itu menjadi

nomor satu. Jadi begitu caranya.

Sebelum masuk kita ke

pemuridan hal yang baru. Saya

ajar dulu mereka ga mungkin

mereka tidak mengerti dulu.

3) Bagaimana teori dalam strategi Saya punya tujuh materi ajar

pemuridan yang dirancang oleh atau pot tricknya itu kalau

gembala? memang sedang mengajar

mereka. Lalu ketika masuk ke

komsel kita punya sistem S1,

S2, S3, dan S4. ada sistem yang

mengatur makanya tidak sulit

dalam memimpin. Materinya

107
dari gereja saja. Contoh S1

( sembah dan Puji ) jadi ada

pujian penyembahan, lagu

lagunya dari ibadah raya itu

diketik, tujuannya jika ada lagu

baru mereka bisa belajar lagi

dikomsel. Lagu yang dari

Ibadah Raya sudah diketik

dikertas dan Doa syafaat. Lalu

S2 ( Ice breaker) pencair

suasana, jadi mereka seperti ada

bermain. Di gereja ini ada

kegiatan seperti bermain di

ibadah Raya, jadi ada suasana

kekeluargaan dan ga kaku dan

ga tegang makanya di hari

minggu dalam ibadah raya ada

kegiatan seperti itu, S3 (Sharing

Firman ) asalnya dari Khotbah

di Ibadah Minggu, khotbah

yang dibawakan di ibadah Raya

disharingkan lagi di komsel.

Jadi belum tentu dihari minggu

108
itu semua jemaat menangkap

karna banyaknya alasan. Maka

khotbah hari minggu kita

sharingkan kembali ke Komsel,

lebih mendarat lagi. Maka dari

itu mungkin yang awalnya tidak

konsetrasi setelah dijelaskan

kembali dalam komsel jadi

makin kuat. Jadi jangan suruh

PKS (pemimpin Komsel Sel)

untuk cari khotbah masing-

masing itu ga satu VIsi. Itulah

kegagalan komsel dimana-

mana. Perhatikan gereja yang

punya komsel tiba-tiba runtuh

atau mungkin hilang. Karena

gembalanya yang nyuruh untuk

mencari khotbah lain.

Bayangkan jika ada 20 PKS

mereka cari khotbah masing-

masing yang membahas

berbagai tema yang berbeda.

Maka dari itu harus adanya

109
kesatuan visi dari semua bentuk

komsel-komsel yang ada. S4

( sasaran rencana) mengatur

pelayanan-pelayanan didalam

komsel, bukan gembala lagi

namun PKS, entah itu mengatur

jadwal, kehadiran, pembesukan

dan jiwa-jiwa yang akan

dilayani, menjadi keluarga baru

dalam gereja. Itu pemuridan,

jadi bukan gembala lagi yang

mengatur tempatnya, sudah ada

PKS.

4) Bagaimana dengan pelaksanaan Jadi setelah masuk dalam

pemuridan pertama di GBI Kampun pemuridan yang dibuat tidak

Sawah ? ada yang sulit. Justru terjangkau

semua, karna sudah terfollow

up. Kita masuk dari pemimpin

mereka. Contoh kita nanti ada

retret anak muda. Di bawah

saya ada kepala departemen,

contoh departemen Youth,

setelah membawa 8 orang,

110
maka dibentuk pemimpin lagi.

Lalu disitulah disampaikan

program Youth, mereka punya

program ke gembala, lalu

dieksekusi. Dan hal ini tidak

sulit karna melalui pemimpin

ada komsel yang dibentuk.

Maka setiap komsel diingatkan

adanya kegiatan-kegiatan yang

dibentuk dari gereja. Setelah

dibentuknya pemimpin tidak

ada yang sulit. Justru anemo

mereka ketika ada kegiatan

kehadirannya sangat luar biasa.

Mereka menjaid pemimpin

departemen yang harus

memimpin. Contoh ada

departemen pemuda dan remaja,

tp harus memimpin komsel, ga

boleh engga. Kalau sudah

didepartemen ada bagian-

bagiannya lagi. Ada departemen

bapa, departemen ibu, ada

111
departemen diakonia, ada

departemen pembangunan, ada

departemen pujian dan

penyembahan, ada depertemen

aser, ada departemen rumah

masa depan ada departemen

sekolah minggu, dan

departemen remaja dan pemuda.

Jadi semua bukan lagi gembala,

ini yang memudahkan gembala.

Semua akan dimuridkan.

5) Apakah semua anggota jemaat Pemuda disini terlibat awalnya

terkhusus remaja dan pemuda karna kami menggunakan

mendukung terjadinya kegiatan sistem komisi. Komisi ibu,

pemuridan? komisi bapa, komisi pemuda.

kalau dilihat dari setiap komisi

keterlibatan hanya dari beberapa

orang, seperti halnya pengurus

ada ketuanya, sekertaris,

bendahara, dan setiap seksi, dan

itu saja yang terlibat. Maka

yang lainnya karna tidak adanya

pemuridan maka hanya datang

112
dan ikut saat ibadah saja. Di

hari sabtu ada Youth,

kehadirannya dalam tengah

minggu juga

berkurang.sehingga keterlibatan

sangat kurang karna hanya

beberapa orang saja yang

berperan

6) Seberapa pentingkah kedewasaan Iman sangat penting, sama

iman menurut anda? pentingnya dengan program-

program yang dibentuk ini,

dengan tujuan terjadinya

kedewasaan iman. Sebelum

adanya pemuridan itu

masalahnya sangat banyak

kenapa karna tidak adanya

kedewasaan mereka hanya akan

datang sekali seminggu dalam

kebaktian minggu. Mereka

hanya datang kalau ada snack

atau ada makanan datang rame-

rame. Giliran tidak ada snack

bisa sedikit.

113
Jadi sangat tidak dewasa,

mengapa tidak dewasa karna

tidak dimuridkan mereka hanya

mau dengar lalu doa nangis,

dari masalah, gesekan, gosip,

cemburu, iri hati, sehingga tidak

menjadi dewasa dan akhirnya

gereja tidak menjadi

berkembang. Sebelum

pemuridan tingkat kedewasaan

itu tidak ada

7) Bagaimana cara gereja memberikan Itu tadi melalui pemuridanlah

pengajaran kedewasaan iman iman jemaat dilatih,

kepada remaja dan pemuda di GBI mendapatkan pembinaan. Saya

Kampung Sawah ? ajak telebih dahulu beberapa

bulan untuk dimuridkan yang

12 orang ini ini dilevel 1,

bahkan sekarang untuk di level

2 kita ada 30 PKS. 30 komsel

digereja ini. Jadi saya didik 30

orang ini. Kita ajar Sampai

mereka ngerti, gak sulit untuk

mengajar, pakai sistem

114
S1,S2,S3,S4. Ketika saya ngajar

sudah ada kerta sharingnya,

tinggal lihat disana saja, sudah

ada pengumuman disana, nanti

apa yang saya ajarkan itu yang

akan diajarkan ke bawah. Ga

lari semua 12 bahkan sampai 30

itu. Semua ajarannya akan

sama, dengan saya ajarkan.

Maka dari sini ga akan ada

perpecahan

8) Perubahan seperti apa yang ingin Sebelum diberjalannya

capai oleh gereja kepada remaja dan pemuridan gereja kami seperti

pemuda setelah program pemuridan yang saya bilang diawal,

dijalankan? mengalami stagnasi

pertumbuhan jemaat di angka

100 jiwa, namun setelah

pemuridan dan setelah

diterapkan pemuridan terjadi

peningkatan mencapai 450 jiwa,

termasuk perkembangan remaja

dan pemudanya. Sekarang

remaja dan pemuda yang telah

115
mengikuti

9) Bagaiamana cara gemabala ada kontrol dan monitoring.

menanggapi dan menyelesaikan Caranya gimana program itu

permasalahan-permasalahan yang disampaikan ke saya , lalu dari

terjadi ketika pemuridan dijalankan? saya ke bawah. Semua akan

seperti itu. Program harus dari

pemimpin. Caranya gimana?

Untuk itu kami ada pertemuan

setiap senin. Jadi saya tau

perkembangannya dalam

komsel itu bagaimana. Seperti

tadi malam kami kumpul

sampai jam 12, kita nyanyi kita

sering seputar komsel. Sehingga

dapat terjangkau semua.

Walaupun ada program dari

mereka, seperti besuk itu

memang mereka. Tapi tidak

untuk program ini. Tidak pernah

ada program tanpa persetujuan

gembala. Setiap senin ketemu.

“gimana komselnya saya akan

116
tanyakan” semua dari pemimpin

10) Menurut anda, sampai dititik mana Sampai mereka dapat

gereja melihat, bahwa tujuan dari memimpin dan memuridkan

pemuridan telah berhasil tercapai ? kembali. Makanya pemuridan

ini tidak akan berhenti. Gereja

hanya membangun level 1 dan

2, untuk selanjutnya sesuai

dengan berapa jiwa yang

dipercayakan.

2. Narasumber : Mayasari Manalu

Keterangan : Ketua Youth/Departemen remaja dan pemuda

Waktu : Rabu, 07 Juni 2023

Tempat : Zoom

Durasi : 41 menit

Hasil wawancara ketua Youth

1. Bagaimana awal mula munculnya awal pemuridan ini berawal

rencana program pemuridan ? dari kerinduan, pastinya

menjadi satu visi yang taruhkan

Tuhan kepada gembala yaitu

kepada jiwa-jiwa. Dalam visi

117
itu pastinya adanya strategi.

Pastinya ketika Tuhan menaruh

hati kepada gembala yaitu

untuk jiwa-jiwa pasti Tuhan

memberikan hikmat untuk jiwa-

jiwa. Salah satunya adalah

pemuridan.

Strategi pemuridan itu dapat

direalisasikan. Yang kami lihat

hasilnya multipikasi memang,

yang awalnya jiwa-jiwa masih

sedikit. Sedangkan sekarang

telah ratusan, baik sekolah

minggu juga banyak dan jemaat

juga telah mencapai 300 jika

digabung semua. Awalnya

memang kita ada fokus kepada

kerinduan untuk melayani.

Semua pelayan Tuhan itu

otomatis harus ikut terlebih

dahulu dalam pemuridan.

Makanya gereja tidak

sembarang mengangkat orang

118
untuk melayani. Dalam

pemuridan berasal dari

kerinduan orang-orang untuk

melayani. Kami ada program

MMK (menjadi murid Kristus)

itu selama 6 bulan, setelah itu

baru ada lagi SOM (sekolah

orientasi melayani) jadi ga

langsung begitu saja. Setelah

MMK langsung dipakai untuk

melayani. Jadi ada juga School

of ministry, dari situ kita akan

lihat kesetiaan mereka, dari

mulai MMK sampai SOM

itukan otomatis mereka

berkorban waktu. Yang sekolah

juga, yang kuliah juga, ataupun

yang kerja juga. Mereka

berkorban waktu. Itulah

awalnya pemuridan ini bisa

berkelanjutan sampai hari ini.

Kemarin gereja kami baru

melakukan CP on gathring untk

119
21 peserta, dan itu semua sudah

melayani. Yang dapat saya

simpulkan pemuridan itu

penting sekali karna disitu kita

banyak diajari dan dilatih untuk

berbagai materi seputar

pelayanan, dan bagiamna kita

melmahami siapa Tuhan yang

sebenanya, dan banyak yang

kita telah dapatkan dari situ.

Seperti kita dapat mengatur

keuangan dengan baik,

mengatur waktu juga, dan

terutam kepada mengampuni.

Karna menjadi tim pelayan

harus punya hati yang rela, baik

dalam mengampuni harus

beres. Kita diperlengkapi untuk

dapat memahami banyak hal

dari pemuridan tersebuta

2. Program seperti apa yang diterapkan Untuk programnya karna

oleh gereja dalam mengatasi setelah mereka mengikuti

permasalahan yang terjadi pada MMK (Menjadi Murid Kristus)

120
remaja dan pemuda ? dan mereka berhasil mengikuti

sampai 6 bulan, itukan mereka

akan wisuda, penerimaan

sertifikat, setelah itu naik lagi

ke SOM (school Of Ministry).

Itu salah satu proses yang

dilakukan supaya mereka dapat

menjadi memuridkan lagi.

Karna dari situ kita tlah diajari

menjadi seseorang yang

memimpin. Nah kalau digereja

kami salah satu

perkembangnnya adalah kami

ada pemuridan GSM-12 itu,

saya selaku murid GSM-12.

Dibawah saya ada 7 komsel dan

dibawah mereka juga memiliki

komsel masing-masing. Itu

merupakan program dalam

pemuridan ini sehingga mereka

bertanggung jawab kepada

jiwa-jiwa yang telah

dipercayakan kepada mereka

121
dan anggota mereka juga

berusaha untuk menjangkau dan

membawa teman-teman mereka

masuk kekomsel masing-

masing, karna dalam komsel

masing-masing lebih leluasan

untuk dapat sharing firman,

saling membangun dan saling

menguatkan. Kl untuk ibadah

bentuknya formal, jadi kita

tidak tahu apa yang mereka

rasakan, paling kalau lawatan

Tuhan terjadi semua sama-sama

merasakannya. Tetapi kalau

dikomsel itu lebih intens untuk

dapat bercerita ke ketua ketua

komsel kita untuk saling

mendoakan, saling bersharing.

Itu merupakan salah satu

program yang sudah kita

lakukan.

3. Bagaimana teori dalam strategi Seperti yang saya jelaskan

pemuridan yang dirancang oleh sebelumnya bahwa, sebelumnya

122
gereja? bahwa gembala mendapatkan

visi dari Tuhan, untuk jiwa-

jiwa. Maka dala visi ada

strategi. Strategi pemuridan itu

seperti yang saya katakan

sebelumnya, Awalnya memang

kita ada fokus kepada

kerinduan untuk melayani.

Semua pelayan Tuhan itu

otomatis harus ikut terlebih

dahulu dalam pemuridan.

Makanya gereja tidak

sembarang mengangkat orang

untuk melayani. Dalam

pemuridan berasal dari

kerinduan orang-orang untuk

melayani. Kami ada program

MMK (menjadi murid Kristus)

itu selama 6 bulan, setelah itu

baru ada lagi SOM (sekolah

orientasi melayani) jadi ga

langsung begitu saja. Setelah

MMK langsung dipakai untuk

123
melayani. Jadi ada juga School

of ministry, dari situ kita akan

lihat kesetiaan mereka, dari

mulai MMK sampai SOM

itukan otomatis mereka

berkorban waktu.

4. Bagaimana dengan pelaksanaan Jadi untuk pemuridan memang

pemuridan pertama di GBI Kampun kami sudah lakukan, bahkan

Sawah ? sudah beberapa angkatan dan

perkembangan Youth sampai

saat ini terus berkembang yang

tadinya jiwa-jiwa hanya ditahun

2015 terhitung masih sedikit

hanya 20-30 orang, namun saat

ini mengalami perkembangan

jadi saat ini ketika ibadah Youth

bisa menacpai 60-70 orang. Puji

Tuhan pemuridan ini sangat

berdampak untuk penjangkauan

terlebih anak-anak muda.

Sekalipun dalam gereja kami

tidak selalu berjalan mulus.

124
Namun dalam kepemimpinan

kami, kami mengusahakan

dalam pemuridan tidak dilepas

begitu saja namun kita

perhatikan mereka, baik

kesetian mereka

mengembalikan persepuluhan,

kerajinan mereka dalam

berkomsel, dan beribadah itu

semua kami perhatikan. Dalam

prinsip kita itu menerapkan

pemuridan yang saling cover

tidak dilepaskan begitu saja,

anggota dan pengikutnya

masing-masing. Jadi

kebawahnya pasti ada

pemimpinnya, seperti saya

sendiri ada pemimpin komsel

Youth, jadi saya hanya

memperlengkapi pemimpin-

pemimpinnya nanti mereka

akan memperlengkapi anggota

mereka, dan itu berkelanjutan.

125
Puji Tuhan sampai sekarang

untuk Youth semua program-

program yang sudah

rencanakan, karna dikami itu

sebelum memulai kegiatan

sesuatu dalam pemuridan kami

sudah rencanakan sebelumnya

dan terintergrasi, dan kami

tidak ada program yang terjadi

secara spontan, semua kita atur

sedemikian rupa

5. Apakah semua anggota jemaat Ya puji Tuhan, ketika program

terkhusus remaja dan pemuda ini dijalankan, semua menerima

mendukung terjadinya kegiatan dan menanggapi dengan baik.

pemuridan? Sehingga terjadi pertumbuhan

yang awalnya hanya 30 orang,

berkembang menjadi 70 orang.

Puji Tuhan pemuridan ini

sangat berdampak untuk

penjangkauan anak-anak

muda. . Sekalipun dalam gereja

kami tidak selalu berjalan

mulus. mereka yang telah lulus

126
dari SOM, mereka dilibatkan

dalam dunia pelayanan sekecil

apapun. Seperti dalam

pelayanan LCD, mereka sangat

senang ketika dilibatkan dalam

pelayanan.

6. Seberapa pentingkah kedewasaan Bagi saya sangat penting untuk

iman menurut anda? mengalami kedewasan iman,

untuk itu kami berusaha dalam

pemuridan. munculnya

perubahan-perubahan kecil

yang terjadi pada remaja dan

pemuda, menjadi bukti mereka

mengalami pertumbuhan secara

iman. Kami juga sempat telah

mengadakan Champion

Gathering, banyak merasakan

jamahan Tuhan, sehingga

banyak perubahan dalam Etika,

seperti ramah dalam berbicara,

menyapa orang, pastinya

banyak perubahan, terjadi

dalam remaja dan pemuda.

127
terutama setelah pemuridan

dilaksanakan, bahkan cara

berpikir mereka juga.

7. Bagaimana cara gereja memberikan Pengajarannya sama seperti

pengajaran kedewasaan iman yang sebelumnya bahwa ada

kepada remaja dan pemuda di GBI programnya, mereka mengikuti

Kampung Sawah ? MMK dan mereka berhasil

mengikuti sampai 6 bulan,

itukan mereka akan wisuda,

penerimaan sertifikat, setelah

itu naik lagi ke SOM (school Of

Ministry). Itu salah satu proses

yang dilakukan supaya mereka

dapat menjadi memuridkan

lagi. Karna dari situ kita tlah

diajari menjadi seseorang yang

memimpin. Nah kalau digereja

kami salah satu

perkembangnnya adalah kami

ada pemuridan GSM-12 itu,

saya selaku murid GSM-12.

8. Perubahan seperti apa yang ingin Untuk perubabah yang terjadi

capai oleh gereja kepada remaja dan berdasarkan fakta yang dialami.

128
pemuda setelah program pemuridan Memang suatu perubahan tidak

dijalankan? akan terjadi sampai terjadinya

perubahan. Memang kita ga

bisa katakan langsung berubah

secara totalitas, pasti ada

masanya mereka akan

merasakan kejenuhan dan

mungkin dari kitanya ada

perasaan begitu-begitu saja.

Tapi yang kami lihat dan kami

rasakan sedniri setiap anak-

anak atau remaja dan pemuda

yang telah mengalami

perubahan, dapat dikatakan

mereka berubah. Dalam segi

perkataan, seperti omongan

yang kasar dan gaul dan

kecepelosan. Kemungkinan

besar dalam setiap

kepemimpinan mereka berusah

untuk sebaik mungkin. Tapi

diluar kita memang tidak tahu,

namun memang telah terjadi

129
benyak perubahan, baik apa

yang disampaikan orang tua,

bahwa telah banyak terjadi

perubahan yang mereka alami.

Karna saya pikir itu semua

karna pekerjaan Tuhan, apa

yang telah kami lakukan yang

baik tidak pernah menjadi sia-

sia, termasuk mereka telah

banyak merasakan jamahan

Tuhan.

9. Bagaiamana cara gereja menanggapi Selama pemuridan berlangsung

dan menyelesaikan permasalahan- pasti, tidak semua benar-benar

permasalahan yang terjadi ketika mengikuti kegiatannya, seperti

pemuridan dijalankan? awal mendaftar 30 orang,

semua diwisuda 30 orang,

terkadang hanya mengikuti 4

kali akhirnya tidak wisuda, dan

hal ini udah kesepakatan. Karna

kesetian dan bayar harga itu

memang diperhitungkan sekali.

Dalam pemuridan pasti akan

ada kendala seperti kalau

130
pesertanya itu ibu-ibu yang

sudah berumah tangga bukan

menjadi hal yang mudah untuk

mengikuti hal ini, harus ada

persetujuan suami atau anaknya

dulu. Nah salah satu kasusnya

dulu ada seorang ibu yang tidak

bisa diwisuda karna tidak

mendapatkan persetujuan

suami, padahal ibu ini memiliki

kerinduan untuk melayani,

otomatis kalau untuk melayani

harus mengikuti program ini,

digereja kita sendiri tidak ga

asal mengangkat orang

sekalipiun ia mempunyai

talenta, maka orang yang tidak

mengikuti pemuridan maka

tidak bisa ikut dalam melayani.

Strategi yang dilakukan oleh

gembala atau pihak gereja

adalah otomatis melakukan

diskusi atau berbicara dengan

131
baik, membahas masalah ini

kepada keluarga termasuk yang

bersangkutan, termasuk

suaminya. Diberikan motivasi

dan pengalaman hidup

bagaimana melayani. Dimana

kalau dibicarakn pasti ada

solusinya. Nah untuk diremaja

dan pemuda sendiri banyak

kendala. Yang pertama ada dari

orang Tua tidak menyetujui

karna program ini diberlakukan

setelah ibadah Raya jam 6 sore.

Yang dimana mereka

mempunyai kesibukan masing-

masing. Kalau di youth sendiri

problemnya kepada orang tua,

dimana kegiata ini terlalu

banyak menyita waktu. Sama

halnya yang dilakukan kepada

jemaat lainnya, kita

membackup orang tuanya,

memberikan edukasi dan

132
pengertian, menjelaskan

bagaimana kerinduan anak itu

untuk melayani, jangan dikasih

penghalang dan harus

didukung. Termasuk pemuda-

pemuda yang masih belasan

tahun mereka masih gampang

tergoyahkan. Itu kami backup

dari via WA, dan orang tuanya

kami hubungi. Sehingga ada

banyak mereka yang dapat

sampai wisuda karna dikasih

pengertian

10. Menurut anda, sampai dititik mana Gereja telah berhasil

gereja melihat, bahwa tujuan dari menerapkan pemuridan dalam

pemuridan telah berhasil tercapai ? gererja, terutama kepada

pemuda dan remaja. Namun

memang tidak selalu berjalan

mulus. Namun gereja telah

mengalami pertumbuhan,

dimana lahir para pemimpin

dan bertambahnya jiwa jiwa.

133
3. Narasumber : Kristina Sihombing

Keterangan : Anggota Youth GBI Kampung Sawah

Waktu : Rabu, 07 Juni 2023

Tempat : Zoom

Durasi : 20 menit

Hasil wawancara dengan anggota Youth : Kristina Sihombing

1. Seberapa pentingnya gereja Gereja itu bagi setiap orang

menurut kamu? yang telah percaya Yesus

penting, karna gereja menjadi

tempat bengkel dimana hati

orang-orang yang telah rusak

diperbaiki. Disitulah kita

beribadah bersama-sama bisa

menyembah barang-barang,

menikmati hadirat TUhan

barang-barang yang lebih intim

2. Permasalahan-permasalahan apa Mungkin ini tidak secara detail

saja yang kamu temui pada remaja namun yang saya temukan,

dan pemuda ? karna saya adalah salah satu

pemimpin 6 pemimpin yang

dibawah oleh mayasari sebagai

ketua dari Youth. Jadi untuk

134
permasalahan di anak pemuda,

dulu sejak saya memimpin

tidak jauh dari masalah sekolah

dan adanya kurang perhatian

dari orang tua, sehingga

mempengaruhi mereka, seperti

meremehkan atau menganggap

biasa sesuatu hal terutama

dalam mengikuti ibadah.

Sehingga mereka jadi males

untuk ikut kegiatan gereja.

Sekarang mereka lebih banyak

sibuk dalam bekerja, jadi anak

anak youth itu lebih banyak

dipengaruhi oleh games.

Jamanya sudah mulai maju dan

adanya kecanduan akan gadget,

sehingga anak anak tidak

setertarik itu. Saya juga melihat

lagi kepada anak yang

dipimpin ada saja yang tidak

mau mengikuti kegiatan-

kegiatan tersebut. sehingga

135
mereka sulit untuk diikut

sertakan. Jadi ada saja

berkurang dalam ibadah.

3. Bagaimana cara gembala atau Diharapkan setiap pemimpin

gereja sendiri memberikan jawaban dapat mengunjungi setiap

atas permasalahan pada remaja dan anggota komsel, dan

pemuda? selebihnya biarlah Tuhan yang

beracara. Kita berkunjung lalu

mendoakan, lalu adakan

sharing.

4. Seberapa besar peran gereja dalam Sangat besar ya, dari gereja

memberikan bimbingan terhadap kami menerima pemuridan,

remaja dan pemuda? yang membentuk kami menjadi

lebih takut sama Tuhan, dan

lebih paham dengan

pengelanan akan Tuhan

5. Bagaimana pendapat atau Saya secara pribadi menerima

perasaan pertamamu ketika pemuridan ini, saya dpt belajar

pemuridan pertama kali bagaimana cara memimpin

dirasakan oleh mu? setiap anggotanya. Awalnya

saya tidak pernah mendapatkan

kesempatan untuk menjadi

136
seorang pemimpin, namun

ketika saya bergabung dengan

GBI Kampus ini, saya

diberikan pelatihan dan

kesempatan untuk menjadi

seorang pemimpin. saya

diberikan kesempatan untuk

mengatasi permasalahan yang

terjadi pada anggota-anggota

saya, saya dapat saling share.

Untuk mendapatkan pemimpin

tidak gampang tapi karna saya

dipilih Tuhan saya harus

bertanggung jawab dengan

Tuhanl Awalnya saya pemalu

ga mau jadi pemimpin,

sehingga ketika disini saya

diberikan kesempatan untuk

menjadi pemimpin puji Tuhan

saya tidak malu lagi.

6. Bagaimana cara gereja Ya, saya mulai bergabung

menerapkan dan menanamkan dengan GBI Kampus, lalu saya

bentuk pemuridan kepada diberikan pelatihan dalam

137
remaja dan pemuda? pemuridan itu. Seperti yang

saya bilang sebelumnya bahwa

saya diberikan kesempatan

untuk dapat menjadi seorang

pemimpin. Seperti itu cara

gereja menerapkan pemuridan.

tidak hanya jadi anggota

namun juga diarahkan untuk

menjadi seorang pemimpin.

7. Menurut mu, seberapa pentingnya Ya menurut saya penting, dari

iman ?, lalu apakah iman perlu situ dasar untuk orang kristen

untuk dibentuk dan dilatih untuk dapat hidup. Untuk itu

kembali ? pemuridan sekali lagi mampu

membentuk dan bertumbuh

secara iman.

8. Menurut mu, apakah kamu sudah Saya sekarang merasa telah

dapat memiliki keyakinan iman dewasa secara iman, banyak

kristen yang teguh, bagaimana hal yang saya temuin semenjak

bentuknya ? saya diberikan kesempatan

dalam pemuridan untuk dapat

juga menjadi pemimpin ini.

Dalam pemuridan ini saya

diajarkan lebih dari iman yang

138
dewasa, namun juga

mengajarkan iman yang tetap

teguh atau tak goyah. Dari situ

saya terapkan juga dan saya

ajarkan juga kepada kedua

orang tua saya. Maka dari itu

saya bersyukur dapat ikut

dalam pemuridan dan dapat

menjadi pemimpin pada hari

ini. Karna mengajarkan

bagaimana seseorang memiliki

keyakinan iman yang teguh

sehingga dapat menjadi

pemimpin dan iman yang

dewasa.

9. Berdasarkan pandangan mu, Saya rasa sampai saat ini gereja

apakah gereja telah mampu telah berhasil, karna sampai

menjadikan jemaat memiliki sekarang hanya sedikit saja

kedewasaan iman melalui yang tidak berhasil dan lebih

pemuridan yang diterapkan ? banyak yang telah berhasil.

Karna ada juga jemaat yang

sudah diluar domisili mereka

juga dapat menerapkan

139
ditempat dimana mereka

berada sekarang. Itulah hasil

daripada pemuridan itu.

10. Menurut mu, bagaimana cara Saya rasa dengan tetap terus

mempertahankan dan memiliki kerinduan akan

mengembangkan keimanan dari Tuhan, seperti rindu berdoa,

remaja dan pemuda ? baca firman Tuhan, dan

termasuk dalam pemuridan ini

4. Narasumber : Rebecca Pretty Banjar

Keterangan : Anggota Youth GBI Kampung Sawah

Waktu : Kamis, 08 Juni 2023

Tempat : Zoom

Durasi : 5 menit

Hasil wawancara anggota Youth : Rebecca Preety Banjar Nahor

1. Seberapa pentingnya gereja menurut saya gereja sangat

menurut kamu? penting bagi saya

2. Permasalahan-permasalahan apa percintaan dan lain sebagainya

saja yang kamu temui pada remaja

dan pemuda ?

140
3. Bagaimana cara gembala atau tidak boleh pacaran dulu
karena umur nya belum cukup
gereja sendiri memberikan jawaban

atas permasalahan pada remaja dan

pemuda?

4. Seberapa besar peran gereja dalam hampir 100%, Gereja kasih apa

memberikan bimbingan terhadap yang kami butuhkan secara

remaja dan pemuda? rohani. Gereja membentuk

kami

5. Bagaimana pendapat atau banyak sih seperti senang sedih

perasaan pertamamu ketika sukacita dan lain sebagainya

pemuridan pertama kali

dirasakan oleh mu?

6. Bagaimana cara gereja dengan di adakan youth

menerapkan dan menanamkan

bentuk pemuridan kepada

remaja dan pemuda?

141
7. Menurut mu, seberapa pentingnya ya sangat penting sangat perlu
agar iman kita tidak gampang
iman ?, lalu apakah iman perlu goyah
untuk dibentuk dan dilatih

kembali ?

8. Menurut mu, apakah kamu sudah sudah bentuknya seperti ikut

dapat memiliki keyakinan iman komsel,youth,gereja dan lain

kristen yang teguh, bagaimana sebagainya

bentuknya ?

9. Berdasarkan pandangan mu, sepertinya ada yang sudah

apakah gereja telah mampu memiliki kedewasaan iman dan

menjadikan jemaat memiliki ada yang belum karena itu juga

kedewasaan iman melalui tergantung kita kepada Tuhan

pemuridan yang diterapkan ? bagaimana

10. Menurut mu, bagaimana cara sepertinya membaca Alkitab

mempertahankan dan setiap hari mengikuti kegiatan

mengembangkan keimanan dari yang di selenggarakan oleh

remaja dan pemuda ? gereja seperti

komsel,youth,gereja,doa malam

dan lain sebagainya

142
5. Narasumber : Reynata

Keterangan : Anggota Youth GBI Kampung Sawah

Waktu : Kamis, 08 Juni 2023

Tempat : Zoom

Durasi : 8 menit

Hasil wawancara anggota Youth : Reynata

1. Seberapa pentingnya gereja Penting banget

menurut kamu?

2. Permasalahan-permasalahan apa Kurangnya minat remaja

saja yang kamu temui pada remaja terhadap kegiatan gereja, 

dan pemuda ?

3. Bagaimana cara gembala atau Denga Melibatkan

gereja sendiri memberikan jawaban sebagai pemain musik, petugas

atas permasalahan pada remaja dan kolekte, operator LCD,

pemuda? singer/Pemimpin Nyanyian

Jemaat. Selain itu, pemuda -

pemudi juga dapat dilibatkan

sebagai guru atau pengajar

anak - anak di ibadah sekolah

minggu

143
4. Seberapa besar peran gereja dalam Sangat Besar.peran membina

memberikan bimbingan terhadap dengan cara mengadakan

remaja dan pemuda? seminar mengenai pergaulan

masa kini yang dapat

menimbulkan perilaku yang

buruk, serta mengadakan

konseling bagi setiap remaja

5. Bagaimana pendapat atau Biasa aja

perasaan pertamamu ketika

pemuridan pertama kali

dirasakan oleh mu?

6. Bagaimana cara gereja Membuat komsel

menerapkan dan menanamkan

bentuk pemuridan kepada

remaja dan pemuda?

7. Menurut mu, seberapa pentingnya Penting banget sampe ga bisa

iman ?, lalu apakah iman perlu di jelasin

untuk dibentuk dan dilatih

kembali ?

144
8. Menurut mu, apakah kamu sudah Belum masih belajar

dapat memiliki keyakinan iman

kristen yang teguh, bagaimana

bentuknya ?

9. Berdasarkan pandangan mu, Iya, gereja udah mampu

apakah gereja telah mampu

menjadikan jemaat memiliki

kedewasaan iman melalui

pemuridan yang diterapkan ?

10. Menurut mu, bagaimana cara Belum sampai sana aku belajar.

mempertahankan dan

mengembangkan keimanan dari

remaja dan pemuda ?

6. Narasumber : Maya

Keterangan : Anggota Youth GBI Kampung Sawah

Waktu : Kamis, 08 Juni 2023

Tempat : Zoom

145
Durasi : 10 menit

Hasil wawancara anggota Youth : Maya

1. Seberapa pentingnya gereja Tentunya sangat penting. Oleh

menurut kamu? sebab gereja merupakan

kumpulan orang-orang yg

terpanggil dr gelap kepada

terang Tuhan Oleh sebab gereja

jg menuntun setiap org utk

mengenal Kristus dengan benar

2. Permasalahan-permasalahan apa Permasalahan yg kerap terjadi

saja yang kamu temui pada remaja masa kini di beberapa remaja

dan pemuda ? adalah lebih banyak

menghabiskan waktu utk

gadget dr pada datang dalam

pertemuan ibadah

3. Bagaimana cara gembala atau Tentunya gembala setia

gereja sendiri memberikan jawaban mengingatkan remaja utk dapat

atas permasalahan pada remaja dan membatasi diri dalam

pemuda? menggunakan media sosial,

dgn tujuan supaya remaja lebih

fokus mencari Tuhan. Dan

gembala jg berkolaborasi dgn

146
orang tua dalam mengingatkan

setiap anak² muda, untuk dapat

beradaptasi dgn kegiatan

ibadah dan kegiatan pribadi

4. Seberapa besar peran gereja dalam Sangat besar. Geraja

memberikan bimbingan terhadap mengarahkan remaja untuk

remaja dan pemuda? lebih mengutamakan Tuhan dr

pada hal yg lain

5. Bagaimana pendapat atau Mengalami Tuhan. Adanya

perasaan pertamamu ketika perubahan baik itu dr sikap,

pemuridan pertama kali tingkah laku..dan selalu haus

dirasakan oleh mu? utk datang kepada Tuhan

6. Bagaimana cara gereja Melakukan mentoring,

menerapkan dan menanamkan pemuridan dan peduli terhadap

bentuk pemuridan kepada permasalahan yg terjadi pada

remaja dan pemuda? remaja baik secara pribadi

(dengan tujuan menstimulasi

remaja) untuk rindu cari Tuhan

7. Menurut mu, seberapa pentingnya Iman sangat penting. Karna

iman ?, lalu apakah iman perlu oleh iman seseorang

147
untuk dibentuk dan dilatih diselamatkan.. Iman itu tidak

kembali ? bisa diukur. Hanya iman perlu

dipelihara supaya tidak

mengalami degradasi.

Tentunya melalui pengalaman

hidup dgn Tuhan, akan

membuat seseorang semakin

ingin melekat (intim) dgn

Tuhan

8. Menurut mu, apakah kamu sudah Yakin. Hanya beriman kepada

dapat memiliki keyakinan iman Kristus . Krn warna

kristen yang teguh, bagaimana kekristenan ialah iman kepada

bentuknya ? Kristus. Salah satu bentuknya

adalah sampai hari ini tetap

memberikan hati untuk Tuhan

9. Berdasarkan pandangan mu, Sejauh ini gereja tentunya

apakah gereja telah mampu mampu. Terlihat dr kerinduan

menjadikan jemaat memiliki jemaat baik dalam suka dan

kedewasaan iman melalui duka terhitung sejak

pemuridan yang diterapkan ? dilakukannya pemuridan ini,

dengan kerelaan datang ke

rumah Tuhan

148
10. Menurut mu, bagaimana cara Caranya ialah doa dan

mempertahankan dan melibatkan diri dlm pelayanan,

mengembangkan keimanan dari yg pastinya mengikuti

remaja dan pemuda ? pemuridan. Prayer produce

intimacy, merupakan cara yang

tepat utk dapat mengikuti

pemuridan ini sampai fisnish

B. Dokumentasi Hasil wawancara

149
C. Dokumentasi Kegiatan Pemuridan

150
151
D. Surat Pengantar Penelitian

152
E. Lembar Bimbingan

Dosen Pembimbing 1

153
Dosen Pembimbing 2

154
155
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Steven Yosafat Hasiholan Manalu

2. Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 30 April 2001

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Jl. Taruna IV, RT 010/RW 011, Pulo Gadung, Jakarta

Utara

5. No. Hp : 0878-7581-2094

6. Email : manaluyosafat4@gmail.com

7. Nama Ayah : Pdt. Sudirman Manalu M.Th

8. Nama Ibu : Pdt. Remika Siahaan S.Pd

B. Riwayat Pendidikan, organisasi dan pelayanan

1. Pendidikan Formal

a. SD/Tahun Lulus : SD Hendrati Sukendar/ 2013

b. SMP/Tahun Lulus : SMP Flora Stella Maris

c. SMA/Tahun Lulus: SMA Santo Yoseph

2. Organisasi

a. Community OF Faith 2021-2023

3. Pelayanan

a. Ketua Youth GBI Dikaios

b. Pengajar Guru Sekolah Minggu GBI Dikaios

156

Anda mungkin juga menyukai