SKRIPSI
Oleh:
STEVEN YOSAFAT HASIHOLAN MANALU
19212031
SKRIPSI
Oleh :
Steven YosafatHasiholan Manalu
19212031
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Menyetujui,
i
PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 19212031
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain.
2. Saya izinkan untuk dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Behtel Indonesia
sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai dengan aturan yang berlaku apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
ii
Steven Yosafat Hasiholan manalu
ABSTRAKSI
Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta Timur. Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk menghasilkan iman remaja dan
dengan jenis penelitian field research dengan kajian pustaka sebagai data primer
dan whatsapp.
dalam pemuridan untuk dapat membentuk remaja dan pemuda untuk memiliki
iii
Kata Kunci : Pemuridan, kedewasaan iman.
PRAKATA
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat
waktu. Bersyukur atas kasih karunia Tuhan dan pertolonganNya sehingga peneliti
mampu menyelesaikan seluruh kegiatan proses perkuliahan dan juga dalam proses
penulisan skripsi.
tidak lepas dari pertolongan Tuhan Yesus Kristus dan keluarga, keluarga besar
1. Dr. Frans Pantan, selaku ketua STT Bethel Indonesia yang telah memberikan
penyusunan skripsi.
3. Dr. Apin Militia Christi, selaku puket II di Sekolah Tinggi Teologi Bethel
iv
4. Dr. Donny Charles Chandra, selaku puket III di Sekolah Tinggi Teologi
Bethel Indonesia yang telah memberikan dukungan dan saran bagi peneliti
5. Yada Putra Gratis, M. Pd. K, selaku dosen pembimbing satu peneliti yang
6. Dr. Yoel Betakore, selaku dosen pembimbing dua peneliti yang selama ini
telah membimbing dengan penuh motivasi dan arahan serta saran bagi
perhatian, arahan, saran dan kritik bagi peneliti selama proses menyusun
skripsi.
8. Ibu Emy Gah M. Th, selaku kepala perpustakaan H. L Senduk Library beserta
9. Para dosen, staff dan karyawan Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia
yang selama ini sudah memberikan dukungan bagi peneliti selama proses
10. Orang tua peneliti yaitu bapak Pdt. Sudirman Manalu M.Th dan Pdt. Remika
Siahaan S.Pdk yang penuh kasih sayang memberikan perhatian dan dukungan
semangat, baik dari perkataan maupun doa-doa, dana serta wejangan bagi
v
peneliti selama proses kegiatan perkuliahan di STTBI hingga menyelesaikan
11. Seluruh keluarga besar peneliti yang sudah atau telah mendukung peneliti
12. Jemaat GBI DIKAIOS yang telah mendoakan peneliti untuk mampu
13. Bpk.Pdt. Samuel Lambok Nainggolan selaku gembala sidang Gereja Bethel
14. Seluruh keluarga besar Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah,
yang dengan terbuka hati menerima peneliti berada dalam lingkup gereja dan
Nahor, dan Revi selaku narasumber yang telah bersedia menyisihkan waktu
16. Kristi Laura selaku sahabat saya yang telah mendukung dan memberi izin
17. Kezia Priskilla, Samuel Harry, Melianan Siregar, Rebeka darisera, Beladina
vi
serta memahami peniliti dalam masa-masa susah dan senang, khususnya
18. Keluarga besar angkatan 2019, khususnya kelas PAK 2019 yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, yang telah menjadi rekan seperjuangan, berbagi suka
19. Cindy Darmawan, Altarchya tani, Grace Naltalya, selaku adik rohani yang
20. Semua pihak yang belum peneliti sebutkan namanya dalam skripsi ini dan
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan kiranya Tuhan Yesus
dan rahmat dari Tuhan Yesus senantiasa menyertai kita semua. Harapan peniliti,
kiranya skripsi ini juga dapat berdaya guna bagi sebanyak orang. Salam Sejahtera.
vii
DEDIKASI
Seta seluruh rekan, sahabat, saudara, teman dan dosen yang tidak
dapat disebut satu persatu, yang selalu memberi dukungan, doa dan
viii
MOTO
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................ii
ABSTRAKSI....................................................................................................................iii
PRAKATA.......................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................................4
C. Pertanyaan Penelitian..........................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN...........................................6
A. KAJIAN TEORITIS............................................................................................6
1. Strategi Pemuridan..........................................................................................6
2. Kedewasaan Iman Pemuda dan Remaja......................................................41
C. Penelitian yang relevan..................................................................................58
BAB III...........................................................................................................................59
METODE PENELITIAN..............................................................................................59
A. Jenis Metode dan Desain Penelitian....................................................................60
1. Alasan Pemilihan Metode Penelitian............................................................60
2. Desain Penelitian............................................................................................60
B. Lokasi dan Waktu Penelitan................................................................................61
1. Sejarah Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta timur
62
2. Letak Geografis..............................................................................................63
C. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................................63
x
D. Intrumen Penilitian..............................................................................................63
E. Jenis dan Sumber Data........................................................................................64
F. Teknik Pengambilan Data....................................................................................64
G. Teknik Analisa Data.............................................................................................69
H. Validitas dan Reabilitas (Uji Keabsahan Data).................................................70
BAB IV............................................................................................................................71
A. Temuan Hasil Penelitian.......................................................................................71
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................81
C. Kesimpulan Dari Hasil Analisis.........................................................................93
BAB V.............................................................................................................................96
A. KESIMPULAN......................................................................................................96
B. SARAN..................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................99
LAMPIRAN VERBATIM...........................................................................................102
B. Dokumentasi Hasil wawancara........................................................................150
C. Dokumentasi Kegiatan Pemuridan....................................................................150
D. Surat Pengantar Penelitian.................................................................................153
E. Lembar Bimbingan.............................................................................................154
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini, dibahas mengenai beberapa pokok antara lain
berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setiap individu yang beranjak
usia remaja akan mengalami masa kebimbangan dalam hidup. Seorang remaja
disebut juga sebagai masa peralihan antara masa kanak-kanak kepada masa
mampu mengemban tanggung jawab yang akan merekan jalani dari generasi
1
merupakan suatu generasi yang berada di tengah masyarakat, yang di persiapkan untuk
bangsa. Maka masa remaja dan pemuda merupakan periode yang penting yang
Namun berdasarkan dengan kondisi dan keadaan nyata dari remaja dan
pemuda terjadinya suatu penurunan minat atau motivasi dari remaja dan pemuda
seperti halnya dalam mengikuti kegiatan ibadah di gereja ataupun kegiatan ibadah
lainnya. Berdasarkan hasil survei dari Bilangan Research Center (BRC) ditahun
remaja datang beribadah, sebanyak 10.2% pada usia 19-22 tahun, dan mencapai
13.7% pada usia 23-25 tahun. Peningkatan terus terjadi jika dilihat dari usia muda
hingga usia dewasa. Beradasarkan hasil survei permasalahan ini ditemukan pada
gereja yang buruk, 12.4% mengatakan bahwa ia merasa ibadah tidak menarik lagi
bagi dirinya, dan sebanyak 11.2% merasakan banyaknya kepalsuan dari gereja.
Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya 61.8% remaja dan pemuda merasa bahwa
gereja tidak cocok ataupun menarik lagi bagi dirinya. Tingkat presentase akan
2
Menurunnya minat remaja dan pemuda dalam mengikuti dan menjalankan
ibadah di gereja berakibat kepada iman dan kepercayaan yang tidak tumbuh
berbagai masalah seperti halnya pergaulan bebas, lalu adaya pacaran atau
pernikahan beda agama, adanya sikap tidak setia terhadap gereja dan adanya sikap
manipulasi saat di gereja terlihat kudus, namun saat keluar dari gereja kembali ke
Berdasarkan penjelasan dari gembala GBI Kampung Sawah hal ini terjadi
karna tidak adanya tindak lanjut dari program-program gereja, pemimpin tidak
dapat mendengar dan menjangkau setiap orangnya, kurangnya sistem yang teratur,
yang seharusnya dimiliki oleh remaja dan pemuda. Gereja yang tidak berfokus
kepada permasalahan yang terjadi remaja dan pemuda dapat berakibat kepada
mengatasi dan menjawab permasalahan yang terjadi pada remaja dan pemuda di
menjawab dan medewasakan iman dari remaja dan pemuda di gereja. Dengan
3
Pemuridan menjadi strategi yang akan diterapkan oleh Gereja Bethel Indonesia
B. Fokus Penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
dalam penelitian skripsi ini, yaitu: Bagaiamana strategi pemuridan GSM-12 dalam
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
4
Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Institusional
dalam membentuk kedewasaan iman remaja dan pemuda. Hal ini sangat
5
BAB II
Dalam bab ini, peneliti akan membahas landasan teoritis mengenai strategi
gereja. Berdasarkan teori ini maka kerangka berpikir dan pengajuan hipotes dapat
di rumuskan.
A. KAJIAN TEORITIS
relevan dengan strategi penelitian dan kedewasaan iman remaja dan pemuda,
1. Strategi Pemuridan
Kata Strategi berasal dari kata Yunani “strategos”, yang memiliki arti
KBBI, kata strategi berarti suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan suatu
6
kebijakan atau kepada bentuk rencana yang cermat dalam suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan khusus. Menurut Haudi (2021) kata strategi digunakan untuk
hal ini termasuk kepada konteks pembelajaran. Menurut Asrori bahwa Strategi
menjadi garis besar haluan dalam suatu tindakan yang bertujuan untuk mencapai
sasaran yang ditentukan (2016:165). Menurut Dr.Jim Hoy Yam ( 2020:15) bahwa
mempelajari fungsi para pelaku organisasi agar mampu mencapai hasil yang
garis besar haluan dalam mengambil tindakan yang telah ditetapkan. Terdapat
empat tujuan dari perencanaan suatu strategi, sebagai berikut (Della, 2022:10).
keberhasilan usaha.
mempertimbangkan langkan ataupun jalan yang akan tempuh ketika proses usaha
Pemuridan merupakan bagian inti dari Amanat Agung yang diberikan oleh
7
menjadi murid-Ku” menjadi perintah mutlak Allah untuk menjadikan murid-
murid-Nya dan mengajarkan apa yang selama ini Tuhan perintahkan ataupun
Pemuridan, memiliki kada dasar yaitu “murid” dan terdiri dari imbuhan
memiliki makna proses menjadikan murid. Pemuridan berasal dari kata kerja
murid. Kata murid dalam KBBI merupakan seorang yang sedang berguru atau
belajar. Kata murid dalam terjemahan bahasa Ibrani “limmud”, dalam Bahasa
dalam Alkitab kata murid merupakan istilah khusus dalam kitab-kitab injil yang
menunjuk kepada para pengikut yang hidupnya erat dengan Yesus seperti halnya
muncul setidaknya 230 kali di kitab-kitab injil dan 28 kali dalam Kisah Para
Rasul.
mengalami pembentukan iman setiap orang yang percaya. Ada beberapa definisi
8
2. Menurut Daturara (2020:4) bahwa Pemuridan merupakan salah satu
dan murid itu sendiri menjadi seseorang yang menerapkan dan menghayati
memiliki hubungan yang erat dengan Allah seperti yang Yesus Kristus
b. Tujuan Pemuridan
9
menjadi yang dewasa. Seorang murid dilatih dan dibentuk untuk dapat tumbuh
diperoleh dari seorang murid dalam pemuridan, yaitu (Adu, Sumiwi, &
Purwoto, 2021:206–209):
serta keteguhan dalam iman yang kokoh kepada Allah. Sebelum mengalami
kedewasaan secara iman di ibaratkan dengan anak kecil yang tidak mampu
mencerna makanan yang lebih keras, maka dari itu orang Kristen yang
kebenaran yang tepat, serta mereka tidak memiliki kebenaran akan firman
Tuhan.
rohani yang benar, sehingga mampu membedakan benar dan salah dalam
(Gunawan, 2020:6).
10
Karakter Kristus akan terbentuk dalam diri setiap orang yang telah
kepada dunia melalui karakter Kristus yang telah tertanam dalam dirinya.
menjadi terang dan garam bagi orang yang berada dilingkungan. Orang
11
Sebaliknya seseorang yang tidak dewasa ia tidak memiliki kerinduan dalam
yang kagum akan apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Bagi murid-murid
setiap orang percaya yang telah dewasa secara iman harus mampu
jiwa. Orang yang fokus kepada firman Tuhan artinya ia harus berjalan dan
memiliki arah tujuan sesuai dengan iman yang kokoh kepada Allah. Maka
12
Melalui pemuridan setiap orang yang percaya akan dimampukan
setiap perbuatannya, hal ini yang akan membuatnya berpikir lebih matang
orang percaya dapat melihat segala sesuatu dalam hidupnya sesuai dengan
Perjanjian Baru.
1) Perjanjian Lama
kepada pengajaran iman dan orang lewi, serta tradisi hikmat dan
13
rumah Allah. Sedangkan Nabi Yesaya dalam Yesaya 8:16; 50:4; 54:13
yang pribadi, seperti halnya ketika saat guru mengajar dan melatih
seorang murid. Sekalipun dalam bahasa Ibrani kata ini tidak secara
14
mengajarkan semua yang perintah Allah kepada generasi
yaitu pengakuan kepada Allah atau shema israel, kata ini diucapkan
dan pola hidup takut akan Allah. Salah satu bentuk pemuridan
dengan Yosua, dan Elia dengan Elisa dan Musa dengan bangsa
beberapa murid (Yes 8:16-18). Selain Elia dan Elisa dan Yesaya,
15
menjadi raja. Nabi-nabi ini terlihat berada dalam kendali Samuel, ia
sebelumnya
16
Yang keempat, Ketaatan. Yosua menunjukan ketaatannya
yang lainnya. Ketaatan Yosua kepada Allah dan sebagai rekan Musa,
kuat.
Yosua telah siap. Musa melatihnya dan Allah mengurapi Yosua (Ul
warisan roh dari Elia (2 Raj 2:6). Kedua tokoh mengandalkan Tuhan
rohani, yaitu. Imam, nabi, juru tulis. Dalam PL Juru tulis tidak
Salah satu tokohnya yaitu Ezra, adalah sosok pada saat pembuangan
17
formal, terutama dalam memiliki hubungan yang erat dengan
terperinci(Hull, 2011:45–47).
2) Perjanjian Baru
seorang guru dalam pemuridan yaitu Yohanes, Paulus dan Yesus. Dalam
yunani. Istilah mathetes lebih merujuk kepada para pengikut pada masa
Yesus dan gereja mula-mula, dalam makna kata ini, tidak hanya
pengikut yang dibina, dan dilatih untuk mampu meneruskan apa yang
18
a) Yesus
ikut kemanapun Yesus pergi, dari situlah mereka dapat belajar secara
b) Yohanes Pembaptis,
mendahuli Tuhan dengan roh dan kuasa yang dimiliki oleh Elia (luk
19
orang. Yohanes dijelaskan memiliki beberapa orang murid. ketika
c) Paulus,
20
diseluruh wilayah. Paulus menjalankan pemuridan sebagai bentuk
d. Langkah-langkah pemuridan
yang teratur, hal ini dilakukan agar berbagai ajaran yang diterapkan dalam
pemuridan dapat menyatu dalam setiap pribadi individu yang menjadi murid.
harus adanya tujuan atau sasaran. Tanpa adanya tujuan atau sasaran
21
yang jelas pelaksanaan pemuridan hanya akan menjadi bentuk program
akan dicapai.
proses aktif. Dalam hal ini perlunya memilih metode yang akan
lebih aktif dan atraktif, maka akan lebih baik jika tidak hanya
5) Evaluasi hasil
22
Bill hull mengungkapkan ada delapan langkah yang di tempuh
1) Pemilihan
akan terjadi tanpa adanya murid atau pengajar. Dalam Amanat Agung,
tujuan bahwa mereka dapat menjangkau dunia. sejak awal, Yesus telah
2) Persekutuan
langsung semua yang telah mereka pelajari oleh Gurunya selama mereka
mengikuti-Nya.
3) Pengabdian
23
Dalam pemuridan dibutuhkannya ketaatan. Murid tidak dapat
mereka yang belajar dari sang guru. Sehingga dari murid-murid Yesus
orang-orang lainnya yang turut menjadi orang yang percaya Kristus dapat
4) Pemberian diri
5) Peragaan
keadaan nyata yang dapat mereka lihat, sehingga seorang murid dapat
nyata.
24
6) Pendelegasian
7) Pengawasan
akan tiba saat mereka untuk mempraktikan langsung apa yang telah
25
semua orang mentaati ajaran-Nya dan menjadikan mereka sebagai murid-
murid-Nya.
nilai-nilai kristiani dalam diri seorang, maka dari itu pemuridan memerlukan
1) Tujuan
tujuan untuk mengetahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang
dapat mampu juga menjadikan orang tersebut menjadi murid, dan yang
26
pengajaran, ataupun pelatihan. Menurut Le Roy Eims (Eims, 1982)
2) Bahan Ajar
terarah. Bahan ajar bukan hanya sekedar materi pelajaran namun juga
pemuridan(2015:1-577), yaitu :
27
dalam Alkitab dengan keabsahannya tidak dapat diganggu gugat
menyingkapi diri-Nya.
individu
kesukaran didunia.
28
3) Metode
bahwa metode menjadi suatu cara yang digunakan oleh pengajar dalam
2022).
bahwa dalam sudut teologi bukan karna metode yang menjadi syarat
a) Metode Otoriter
b) Metode Kreatif
29
Guru tidak lagi hanya sebagai penyedia materi. Proses
a) Ceramah
secara lisan. Media yang digunakan berupa suara dan gaya guru
b) Tanya Jawab
30
mengetahui sejauh mana peserta didik menangkap materi yang
disampaikan.
c) Dikusi
perspektifnya masing-masing.
d) Demonstrasi
e) Kerja Kelompok
31
f) Karyawisata
g) Simulasi
4) Evaluasi
32
Evaluasi menjadi bagian penting dalam mengahasilkan
5) Orang
penting yaitu kepada siapa pemuridan itu di ajarkan dan siapa yang
melalui gereja maka pengajar utama dari pemuridan itu ialah Yesus
untuk masuk dalam pemuridan, dan siklus ini terus menerus hingga
33
f. Model-model Pemuridan
dengan harapa tujuan dari pemuridan dapat tercapai. Ada beberapa bentuk
a) Pemuridan Klasik
34
program pemuridan berhenti, pertumbuhan dalam jemaat juga ikut
berhenti.
b) Pembinaan Rohani
ini memiliki suatu kelamahan yaitu dari sudut pandang injili mengenai
membentuk satu sama lain. Fokus utama dari model ini adalah
komunitas ini
35
Menurut Oineka Laia dalam terdapat beberapa model
36
partisipan. Model ini lebih diperuntukan kepada para mahasiswa
menjadi suatu bagian terkecil dari gereja yang hidup dan terus
tidak harus tertuju hanya kepada satu bentuk model saja. Ada banyak model
yang dapat dikembangkan oleh para pengajar atau pemimpin gereja untuk
37
merancang proses pemuridan. Sama halnya dalam menentukan proses
pembelajaran, maka guru di tuntut untuk dapat aktif dan kreatif dalam
1) Gereja
dari apa yang telah Yesus ajarkan. Setiap ajaran Kristus harus dapat
2) Pengajar
kehadiran seorang gembala maka jemaat tidak akan bergerak dan tidak
yang telah dewasa secara iman sehingga seorang pengajar atau pembina
38
Seorang pembina atau pengajar bertugas untuk mampu
3) Jemaat
semua bangsa. Jadi, ungkapan murid tidak hanya tertuju kepada kedua
belas murid-Nya, melainkan semua orang yang rindu dan percaya kepada
39
pemuridan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang disediakan
5) Waktu
kegiatan (Fajhriani, 2020). Maka waktu diatur secara efisien dan efektif,
dan jawaban akan kerinduannya. Gereja harus dapat peka dan merespon
40
peramasalahan dan kebutuhan dari jemaat. Gereja memiliki peran untuk
dialami oleh setiap orang yang percaya. Kata Kedewasaan dalam kata kerja
latin disebut “adloscene” yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa. Makna
kedewasaan yang tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu
titik mencapai umur, akil balik, dan telah matang dalam berpikir,
individu untuk mampu belajar dan melihat segala aspek yang ada berada
( 2011) bahwa masa dewasa merupakan masa dimana seseorang telah dapat
nabi, kita dan sebagainya ketetapan hati. Iman sebagai bentuk pengungkapan
41
sebenarnya dalam kitab Ibrani 11:1, Paulus mengatakan bahwa Iman menjadi
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan bahkan menjadi bukti dari ha-hal
yang bahkan tidak dapat kita lihat. Iman seberapa hebatnya rasa percaya
iman menjadi suatu kondisi yang harus dialami oleh setiap orang Kristen.
dan mulai belajar mandiri, maka proses kedewasaan iman harus mampu
melepaskan ketergantungannya dan mau belajar mandiri akan iman yang harus
mereka miliki, tidak lagi diperintah atau diarahkan, namun dapat percaya
sepenuhnya dengan iman yang mereka miliki. Tidak mampu untuk diombang-
ambingkan atau digoyahkan oleh suatu pengajaran sesat dan mampu mengenali
dan menjauhkan diri dari penyesatan. Iman yang telah menjadi dewasa akan
pelaku firman Tuhan, yang akan tetap percaya sekalipun seolah-olah Tuhan
namun dapat tetap mampu bersukacita. orang beriman yakin kepada kebenaran
janji akan kasih yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus dan bergantung
sepenuhnya kepada janji Allah, sehingga iman menjadi dasar hidup orang
42
mengalami proses berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana usia
seoarang anak tidak lagi merasa dibawah tingkaan orang-orang yang lebih
usia remaja dimulai dari usia 10-24 tahun dan sebelum menikah. Ada
a) Pra Remaja,
Pada tahap ini berada diusian 11 atau 12-13 atau 14 tahun. Dalam
masa pra remaja ini merupakan masa yang cukup pendek dibangding
dengmasa lain berkisar hanya selama satu tahun. Pada tahap ini mulainya
b) Remaja awal
Terjadinya perubahan dari seorang individu yang sangat pesat dan akan
43
emosional yang menjadi tidak seimbang dan tidak stabil. Dimasa ini mulai
sang individu mulai mencari identitas dan status yang masih belum jelas.
c) Remaja lanjut
Pada tahap ini seorang individu berada pada usia 17-20 atau 21
tahun. Pada tahap ini seorang individu sedang berada pada titik dimana ia
2019).
selanjutnya dari remaja yaitu dewasa dini yaitu berada di usia 18 atau 21
tahun. Usia remaja menjadi fase dimana seorang individu berusaha untuk
orang lain dan terlibat aktif dalam sosial untuk mendapatkan suatu
melanjutkan apa yang telah dibuat oleh generasi sebelumnya. Pada tahap
44
ini, seorang pemuda memiliki permasalahan yang sangat bervariasi, yang
membuat kerap kali mengalami gangguan pada mental atau psikis dari
pemuda, yang jika tidak dapat diatasi secara profesional pemuda akan
sebelumnya.
1) Perjanjian Lama
Namun dalam PL, makna iman nyata dari keteguhan kepercayaan tokoh-
kepada Tuhan (J. D. Douglas, 1997, hlm. 430). Ada beberapa tokoh dalam
Ibrani 11:8-16, dan Roma 4:18. Sekalipun banyak hal yang membuat
yang sangat besar. Ayub mengalami pencobaan yang begitu besar, yang
45
pengakuan dari Allah, sehingga ia mendapatkan kasih karunia Tuhan ( Kej
6:8). Sekalipun kondisi pada jaman Nuh, semua orang mendukakan hati
dimiliki oleh setiap tokoh dalam Perjanjian Lama. Tidak hanya mereka
yang memiliki iman yang luar biasa, masih banyak tokoh Perjanjian Lama
2) Perjanjian Baru
dan kata kerja pisteuo, kata ini muncul sebanyak 240 kali dalam PB.
46
b) Kisah Para Rasul, kata iman menjadi kekuatan untuk
orang percaya.
yang telah percaya sepenuhnya kepada Kristus, yang telah percaya bahwa
47
( Filipi 3:12-14) bahwa proses pendewasaan iman berlangsung terus
1) Mandiri
sendiri. Orang yang telah dewasa mereka akan terus mau belajar
orang yang mandiri dapat mampu berpikir kebutuhan orang lain, tanpa
2) Berintegritas
48
Orang yang telah dewasa dapat membangun dirinya untuk
teladan bagi orang lain, Sehingga mereka memiliki nilai mutu dan
Orang yang belum dewasa baik secara iman ataupun mental mereka
akan terus menyalahkan dirinya atas kesalahan dan dosa yang mereka
Orang yang telah dewasa secara iman, akan dapat fokus akan
49
Tuhan di segala permasalahan, dan mampu memimpin orang lain
orang lain untuk juga dapat tumbuh dewasa dalam Tuhan(Dr, 1995).
orang.
jawab dari gereja. Iman yang bertumbuh dewasa timbul dari kerinduan akan
1) Ibadah
dan pernyataan kasih dari setiap orang percaya kepada Tuhan yang
50
mengaggungkan nama Tuhan. Melaui ibadah mewujudkan
ada tiga tata acara dalam ibadah yang harus diikuti oleh jemaat yaitu
khotbah.
udah diberikan oleh Tuhan kepada manusia dari segala bidang yang
harus dilakukan dengan tulus dan sebagai mana bentuk ucapan syukur,
51
karna Tuhan menyertai kehidupan setiap orang percaya. Gereja
didikan iman.
adalah firman. Maka setiap orang yang ingin mengenal kebenaran akan
2) Pengasuhan
interaksi antara orang tua dan anak yang saling mempengaruhi, dan
52
terjadinya pertumbuhan iman. Jemaat membutuhkan gereja untuk
setiap jemaat. Jemaat yang dewasa secara iman tumbuh dari gereja
gereja. Tugas gereja harus mampu mentransfer kasih itu kepada setiap
sejak dini, sejak usia dimana mereka telah menerima dan percaya
3) Nasihat (konseling)
yang telah dibina dapat memiliki hidup baru. Gereja menjadi tempat
53
dalam Amsal 27:7 bahwa besi menajamkan besi sehingga yang satu
4) Pelayanan
lagi hanya pendeta, penatua, atau para diaken saja, namun juga jemaat
iman seorang dapat berjalan ditengah ketidak pastian, dengan iman orang
orang percaya. Namun iman perlu untuk dibentuk dan dibina, sehingga
54
adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap orang percaya. Terdapat dua
1) Faktor internal
kedewasaan iman tidak akan pernah terjadi dalam diri orang percaya.
imannya, yaitu:
a) Kesadaran diri
dirinya sendiri.
55
mengalami pertumbuhan. Firman menuntun kepada pengenalan
2) Faktor eksternal
fisik, namun tetap membutuhkan orang lain untuk dapat hidup secara
1) Gereja
56
Gereja memiliki tanggung jawab dalam hal melayani
2) Keluarga
percaya.
57
interaksi seorang murid, sehingga banyaknya mereka menemukan
Uendo Tesalonika. Berikut ini perbedaan dan persamaan antara penelitian ini
3. Variabel Y pemuridan
membahas
58
kedewasaan rohani 4. Teknik
dengan sampling
4. Tempat penelitian
difokuskan di gereja
dalam pemuridan
3. Lokasi penelitian
kuantitatif
4. Subjek penelitan
pengambilan data
random sampling
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peniliti akan membahas secara teoritis mengenai metode
penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data
59
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, validasi dan reliabilitas
data.
fungsi untuk memperoleh data atau informasi yang akan diteliti (Sugiyono:
2015, 3). Ada beberapa jenis metode penelitian yang dapat diklasifikasikan
menurut tujuan dan sifat objek yang diteliti. Yang pertama adalah metode
kualitatif yang memiliki data yang tidak dapat dianalisis secara statistik, yang
melihat langsung keadaan, serta kondisi dari suatu fenomena yang akan
2. Desain Penelitian
penelitian dengan meninjau langsung tempat yang diteliti, yang dimana akan
60
bersifat ilmiah (Martana, 2018:59). Penelitian lapangan berasal dari dua tradisi
yang terkait dengan ilmu antropologi dan sosiologi. Penelitian lapangan yang
dalam penelitan skala sosial kecil, dan mengamati budaya setempat. Metode
penelitian ini, untuk melihat keadaan dan kondisi nyata dari penerparan
narasumber.
61
1. Sejarah Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta timur
november 2004, oleh gembala sidang Pdt. Samuel Lambok Nainggolan S.Th.
Awal gereja bermula dari 4 jiwa anak-anak dalam kegiatan sekolah minggu.
Sehingga dalam tahun yang sama, Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung
Sawah telah memenuhi syarat tata aturan dalam Gereja Bethel Indonesia, dan
bertumbuh jiwa-jiwa yang menetap dan menjadi jemaat lokal dalam GBI
Kampung Sawah.
persekutuan doa, dan ibadah tengah minggu. Namun ditahun 2013 gereja
mengalami stagnasi diangka 100 jiwa. Tidak adanya progress yang terjadi baik
secara gereja, ataupun jemaat. Saat itu gembala melihat terjadinya stagnasi dari
gereja, ia sempat mengalami patah semangat karna gereja yang tidak mengalami
dengan buku mengenai pemuridan yang telah dibeli sejak tahun 2002 yang tidak
pernah di baca lagi. Buku itu dicari kembali, dan dipelajari kembali. Pdt. Samuel
terus mempelajari buku tersebut sepanjang hari dan mencoba memahami kembali
buku tersebut.
62
program pemuridan original GBI Jemaat Kampung Sawah, yang bernama Gereja
2. Letak Geografis
DKI Jakarta.
Untuk memenuhi hasil penelitian ini, terdapat subjek dan objek yang
dipilih untuk mendapatkan data dari penelitian. Subjek dalam penelitian adalah
dengan benda, atau kepada manusia, untuk menunjuk variabel dalam penelitian.
D. Intrumen Penilitian
masalah dan mencapai tujuan dari penelitian. Intrumen yang digunakan oleh
peneliti adalah human instrument atau peneliti itu sendiri, dengan tujuan untuk
dapat menggali dan mendapatkan informasi dengan jelas, terpirinci dan tepat.
Dalam hal ini, peneliti memerlukan pemahaman yang baik, penguasaan bidang
yang diteliti dan persiapan objek penelitian. Intrumen pendukung yang digunakan
63
oleh penelti adalah perekam suara yang membantu dalam wawancara, serta alat
Pada penelitian ini, jenis data yang akan digunakan untuk memperoleh
data bersifat kualitatif, Data kualitatif menjadi suatu data yang diperoleh
fenomena dan gejala sosial. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil
Jemaat Kampung Sawah, serta remaja dan pemuda yang menjadi diterapkannya
pemuridan.
istilah yang digunakan oleh peserta mengenai topik yang sedang dibicarakan,
dibalik respon peserta. Tujuan dari Focus Grup Discusion adalah untuk
64
mengeksplorasi masasalah yang spesifik, berkaitan dengan topik yang dibahas dan
menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.
1. Observasi
merekam fenomena saat terjadi dan memeriksa hubungan antaa aspek fenomena
tersebut. Hasil dari observasi berupa aktivitas, peristiwa, objek, atau kondisi
nyata dari suatu peristiwa yang dapat menjawab masalah dalam penelitian.
2. Wawancara
berdasarkan satu sisi, dengan cara melakukan tanya jawab beberapa pertanyaan
65
Implementasi strategi ● Menemukan asal usul Bagaimana implementasi
● Mengamati pelaksanaan
strategi pemuridan
66
● Pentingnya kedewasaan remaja dan pemuda di
b. Pertanyaan-pertanyaan Wawancara
remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah, Jakarta
Timur.
67
7) Bagaimana cara gereja memberikan pengajaran kedewasaan iman kepada
8) Perubahan seperti apa yang ingin dicapai oleh gereja kepada remaja dan
10) Menurut Anda, sampai dititik mana gereja melihat bahwa tujuan dari
Jakarta Timur.
pemuda?
pemuridan?
68
6) Bagaimana cara gereja menerapkan dan menanamkan bentuk pemuridan
7) Menurut Anda, seberapa pentingkah iman, dan apakah iman itu perlu
8) Apakah Anda sudah dapat memiliki keyakinan iman Kristen yang teguh,
setelah data berhasil terkumpul. Analisa data menjadi suatu bagian penting dalam
penelitian, melalui analisa data maka peneliti dapat menemukan penemuan yang
substantif maupun formal. Analisa data memiliki makna yaitu analisa atau
pemisahan aau pemeriksaan dengan teliti. Maka dari itu banyak kasus oleh para
peneliti merasa kesulitan dalam tahap ini, karna tidak memiliki aturan-aturan yang
sistematis seperti analisa data kuantitatif. Analisa data dapat dipahami sebagai
suatu proses untuk memahami data, dengan tujuan memahami makna, tafsiran dan
kesimpulan tertentu dari keseluruhan data dalam penelitian (Saleh, Pd, & Pd,
69
merangkum semua data yang diterima dengan mengklasifikasikan poin-poin
penting. Selanjutnya adalah tahap penyajian data. Peneliti akan menyajikan data
sesuai dengan penelitian kualitatif, yaitu berupa uraian singkat, grafik, hubungan
antar kategori, dll. Penting bagi peneliti untuk memahami proses ini, sehingga
dihubungkan akan ditarik kesimpulan yang tepat. Dalam penelitian ini, analisis
data dilakukan oleh peneliti yang diambil dari hasil wawancara. Hasil wawancara
akan disajikan dalam bentuk tertulis untuk menjelaskan hasil penelitian secara
Untuk mendapatkan hasil data yang konkret dan jelas, dalam proses
penelitian kualitatif memerlukan alat ukur yang tepat dan benar, inilah yang
disebut dengan validitas. Alat ukur yang digunakan untuk melakukan penelitian
harus dibakukan dan dapat dijadikan pedoman untuk mengukur data yang akan
diteliti. Validitas data dalam penelitian kualitatif adalah tingkat ketelitian antara
data yang terjadi pada subjek penelitian dan kekuatan yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.
diperoleh valid dan didukung oleh data lain. Ada tiga cara untuk mengecek
70
2. Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
kembali kata-kata secara faktual agar dapat memberi kesimpulan terhadap strategi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Melalui bab ini, peneliti memaparkan hasil penelitian berupa data yang
proses penyesuaian antara teori dengan hasil penelitian yang telah didapat,
narasumber. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam penelitian yaitu strategi
71
1. Impelementasi Strategi Pemuridan Kepada Remaja dan Pemuda
dalam GBI Kampung Sawah. Berdasarkan hasil wawancara Pdt. Samuel Lambok
dari tidak mengalami kedewasaan secara keimanan seperti halnya kasus jemaat
yang datang ke gereja untuk mencari kebutuhan jasmani saja, seperti snack,
ataupun bantuan gereja lainnya, karna permasalahan tersebut gembala rindu agar
pergumulan gembala sidang yang terjadi sekitar dua minggu lamanya, keresahan
Gembala sidang diberikan hikmat oleh Tuhan untuk kembali mencari dan
72
merencanakan bentuk pemuridan yang dapat diterima dan sesuai dengan kondisi
akan dijalankan, gembala memilih dan melatih terlebih dahulu dua belas orang
terpilih untuk menjadi murid pertama yang akan didewasakan secara iman terlebih
dahulu. Selanjutnya melalui orang-orang yang sudah terpilih telah dilatih dan
dewasa secara iman, merekalah yang akan menjadi pemimpin dalam setiap
kelompok. Sehingga saat diterapkan kepada jemaat, semua dapat bergerak sesuai
untuk diterima dan saling share pengalaman dan permasalahan kehidupan remaja
dan pemuda. Mereka dibentuk secara iman untuk tumbuh menjadi lebih dewasa
sasaran gembala dalam merancang strategi pemuridan yang tepat untuk gerejanya
sehingga dari kedewasaan iman, mampu melahirkan para pemimpin yang dapat
73
meneruskan dan membentuk pribadi lainnya untuk dapat memiliki iman yang
dewasa, terutama kepada setiap golongan anak, orang tua, ataupun remaja dan
diarahkan untuk terlibat aktif dalam pemuridan GSM-12, tidak hanya terlibat
c. Berdasarkan bentuk strategi pemuridan yang tepat untuk remaja dan pemuda
sidang) dan Mayasari Manalu (ketua Youth) bahwa gembala berserta ketua Youth
(gembala sidang) bahwa strategi didapatkan oleh gembala melalui hikmat dari
diterapkan dan diterima oleh jemaat. Strategi pemuridan dirancang dengan tujuan
74
Strategi pemuridan yang digunakan adalah memuridkan untuk memuridkan.
Setiap anggota jemaat yang telah dimuridkan dapat mampu memimpin orang lain
Sihombing (anggota Youth), ia adalah salah satu anggota yang telah menjadi
seorang pemimpin komunitas sel, dan ia memegang dua komsel dibawahnya yang
awal perencanaan bentuk strategi dalam pemuridan, awalnya hanya berupa teori
saja sampai waktu ketika gembala sidang mengajak jemaat untuk bergerak dalam
apa itu pemuridan, apa itu GSM-12, apa itu komsel, hal ini terus diajarkan melalui
Awalnya gembala telah memilih para pelayanan untuk menjadi pemimpin dalam
terbeban sendiri. Sehingga semua dapat terjangkau dengan baik, terutama kepada
remaja dan pemuda. Menurut pengalaman anggota Youth bahwa melalui komsel,
mereka dapat mengajak dan menjangkau teman-temannya yang lain untuk dapat
ikut bergabung dengan komsel yang mereka ikuti, sehingga hasilnya setiap jiwa
75
Berdasarkan hasil penelitian dalam program GSM-12 peneliti menemukan
bahwa Remaja dan pemuda menjadi golongan generasi yang sangat memerlukan
untuk dapat melayani. Program GSM-12 diterapkan kepada remaja dan pemuda
remaja dan pemuda. Awalnya jumlah keanggota remaja dan pemuda hanya berada
60-70 orang.
bahwa awal program pemuridan dijalankan dan dapat diterapkan kepada setiap
orang karna adanya kerinduan untuk melayani. Sehingga ada beberapa tahapan
dalam pemuridan yang diterapkan dalam GBI Kampung Sawah. Yang pertama
ada program Menjadi Murid Kristus (MMK) yang dilakukan pembinaan selama 6
bulan lamanya, lalu setelah masa pelatihan selesai akan diwisuda, penerimaan
sertifikat, setelah itu agar murid dapat meneruskan memuridkan, mereka akan
12. Seperti halnya ketua Youth yang sebelumnya masih menjadi anggota murid,
76
Melalui pemuridan remaja dan pemuda diperlengkapi banyak hal
mengenai iman kristen, sehingga hasil dari pemuridan adalah kedawasaan iman.
remaja dan pemuda dibina dan dilibatkan dalam melayani dalam kegiatan ibadah,
hal sekecil apapun keterlibatan remaja dan pemuda dalam ibadah, menumbuhkan
dengan Mayasari Manalu (ketua Youth) bahwa dalam GSM-12 remaja dan
pemuda dapat lebih bebas dalam sharing, karna setiap komsel memiliki
organisasi yang lebih kecil, yang memungkin untuk remaja dan pemuda dapat
anggota Youth bahwa adanya kendala dan permsalahan yang ditemukan dari
anggota lainnya, adanya ditemukan ketidak setiaan yang ditemukan oleh anggota,
dapat ketersediaan menyediakan waktu. Hal ini yang dilihat oleh gereja apakah
77
Kedewasaan iman remaja dan pemuda menjadi sasaran dari program
pemuridan. Maka peneliti meneliti bentuk kedewasaan iman yang terjadi dalam
kedewasaan iman. Salah satu orang yang telah memiliki kedewasaan secara
iman adalah salah seorang narasumber bernama Kristin. Narasumber saat ini
pada saat ini beliau dipercayakan untuk menjadi pemimpin komsel dibawah
terkhusus iman yang mereka miliki. Seperti halnya murid telah mampu
dan mampu memimpin orang lain. Bahkan narasumber yang bernama Kristina
78
Hal ini diperoleh selama program-program yang telah menjadi
strategi gereja dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda, telah setia
dan pemuridan
iman hadir dalam kegiatan program pemuridan baik dalam GSM-12 ataupun
materi-materi yang menjadi acuan dalam pemuridan seperti halnya diajari dan
pelayan harus punya hati yang rela, baik dalam mengampuni harus beres.
79
a. Kaitan Pemuridan dengan Kedewasaan Iman
rindu untuk mengikuti pemuridan. Mereka akan berusaha untuk menjangkau dan
Untuk itulah remaja dan pemuda memiliki beberapa komsel, dan pemimpinnya di
setiap masing-masing komsel. Dari setiap komsel mereka dapat lebih leluasa
saling menguatkan.
Seperti halnya datang ibadah hanya sesekali, lalu datang hanya ketika ada
hadirat Tuhan namun setelah ibadah tidak adanya pertobatan kembali terus
jatuh dalam dosa, adanya cemburu, iri hati, dan gesekan antar jemaat. Hal ini
80
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pdt. Samuel Lambok
stagnasi jumlah jemaat 100 jiwa, kini ada 400 jiwa secara keseluruhan.
bahwa remaja dan pemuda mengalami perubahan baik dalam gereja ataupun
dalam beretika, dan terutama cara mereka dalam berpikir. Hal ini yang
dewasa dan semakin terbentuk. Menurut gembala sidang Iman yang dewasa
melahirkan pribadi yang mampu menjadi berkat, remaja dan pemuda yang
telah bertumbuh secara iman akan terus melanjut pemuridan, hal inilah yang
Bill Hull dan Obaja Tanto Setiawan di BAB II. Peneliti menemukan hasil
Kampung Sawah.
81
Dalam implementasi strategi pemuridan GBI Kampung Sawah,
kelompok sel dengan tujuan menjangkau lebih banyak jiwa, melatih para
relevansinya dengan teori Richard Myers yang mengatakan bahwa gereja akan
82
a.Pemilihan, orang-orang adalah metode-Nya
bentuk persekutuan ibadah kecil atau komsel. Para murid yang telah
komunitas kecil atau komsel, yang dipimpin oleh pemimpin yang telah
mendapatkan pemuridan.
83
iman jemaat, maka orang yang telah dewasa secara iman, memiliki
ketaatan pada pemimpin. Setiap murid dilatih oleh gembala, dan harus
dalam pelayanan.
remaja dan pemuda memiliki antusias yang besar, hal ini sejalan
pemuridan dijalankan.
hidup.
mengelola kosmel.
84
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh peneliti, bahwa
banyak.
menerukan pemuridan.
85
Dalam tahapan pemuridan yang diberlakukan GBI Kampung
pemimpin. Setiap murid yang telah tumbuh menjadi seorang murid harus
gembala tidak serta merta terlibat dalam setiap kegiatan komsel, namun
Gunawan juga mengatakan hal yang sama (Gunawan, 2020: 6) bahwa orang
percaya yang telah dimuridkan dan telah tumbuh menjadi dewasa secara
86
tujuan pemuridan yang dirancangn oleh gembala sidang GBI Kampung Sawah
87
menjadi Murid Kristus (MMK) dan School Of Ministry (SOM).
dalam hidup untuk dapat melihat dengan jelas dampak dari setiap
88
pemuridan yang dikemukankan para ahli. Penyederhanaan pelaksanaan
strategi pemuridan ini, dirancang untuk dapat diterima oleh semua golongan
jemaat dalam pemuridan, sehingga semua golongan jemaat dapat ikut terlibat
dalam pemuridan, dari Sekolah Minggu, Youth dan ibadah dewasa. Dengan
terjangkau. Hal ini terbukti dari peningkatan jumlah jemaat yang awalnya
jemaat.
Amanat Agung. Maka menurut Purim Marbun (Marbun, 2020, hlm. 155)
Tuhan. usaha ini memiliki tujuan untuk memimpin jemaat kepada persekutuan
yang diterapkan dalam remaja dan pemuda di GBI Kampung Sawah yaitu
kepada orang lainnya. Peneliti menemukan relevansi antara teori Putu Ayub
89
diterapkan GBI Kampung Sawah, bahwa Yesus melakukan pemuridan dengan
dirancang untuk dapat tertanam dan menjadi pola kehidupan setiap murid.
menarik teori yang diungkapkan oleh Obaja Tanto model pemuridan yaitu
dapat bisa dimuridkan, setiap murid yang telah tumbuh dewasa secara iman
menemukan relevansi dengan teori Obaja Tanto (Setiawan, 2000a, hlm. 43)
dibina secara rutin dalam komsel. Ada rangkaian metode yang akan diterapkan
S3 (Firman Tuhan), S4 (sasaran dan rencana). Teori ini diambil dari teori
Obaja Tanto dalam bukunya Kelompok Sel 12 (Setiawan, 2000a, hlm. 31).
90
juga melatih kepada lagu-lagu terbaru. S2 digunakan bukan hanya tentang
suasana dalam ibadah. Namun juga menciptakan suasana aktif dalam jemaat.
dalam ibadah raya. S3 digunakan untuk sharing firman Tuhan, firman Tuhan
yang disampaikan oleh PKS tidak lepas dari khotbah yang disampaikan
dalam teori, karna adanya PKS dan pemimpin dalam departemen yang
pergolakan dengan semua yang ada disekitarnya hal ini karenakan adanya
penjelasan gembala sidang dan ketua Youth, bahwa masa remaja bukan hal
seperti kepada orang tua, lingkungan dan dirinya sendiri. Selama pemuridan
akan masalah-masalah yang terjadi pada remaja dan pemuda. Menurut Yakob
91
program ini seorang remaja dan pemuda dapat kembali terbentuk untuk
seperti menjadi murid Kristus (MMK), lalu untuk dapat menjadi pelayanan
narasumber bahwa remaja dan pemuda akan menjadi bertumbuh dalam iman
Tuhan dan mampu untuk melayani. Namun memang tidak secara total
pemuridan remaja dan pemuda, misalnya : orang tua tidak menyetuju program
pemuridan karna dilakukan sore hari, lalu adanya malas dalam mengikuti
kegiatan karna dinilai terlalu memakan waktu, dan tidak mau terlibatnya
92
terlihat dari perkembangan jumlah anggota remaja dan pemuda yang berawal
yang dilakukan oleh peneliti bahwa, strategi yang digunakan dalam pemuridan
iman remaja dan pemuda adalah program pemuridan Gereja Sel Murid-12 (GSM-
jemaat ataupun murid. Strategi yang digunakan oleh Gereja Bethel Indonesia
Jemaat Kampung Sawah dalam program pemuridan Gereja Sel Murid-12 (GSM-
12) ini, dengan melatih setiap anggota jemaat untuk mengalami kedewasaan
komsel.
GSM-12 dibentuk pada tahun 2013, dimulai dari kerinduan oleh gembala
sidang akan terjadinya pertumbuhan dalam jemaat. Baik secara kualitas hidup
jemaat ataupun jumlah jemaat. Permasalahan yang harus dihadapi oleh gereja
yaitu adanya stagnasi pertumbuhan jemaat diangka 100 jiwa dalam gereja,
dalam gereja. Seperti, percecokan antar jemaat, adanya jemaat yang hanya datang
karna ada event besar gereja, remaja hamil diluar nikah, adanya pernikahan beda
agama, dan adanya banyaknya masalah yang ditimbulkan dari remaja. Sehingga
93
sebelum pemuridan diterapkan tidak adanya kedewasaan secara iman pada
anggota jemaat.
Setiap anggota jemaat dilatih dan dibina dalam komsel pemuridan GSM-
12. Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa program GSM-12 memiliki dua
anggota jemaat, yaitu: Menjadi murid Kristus (MMK), dan School Of Ministry
anggota jemaat untuk menjadi seorang murid yang mendapatkan pendidikan dan
pembinaan iman kristen secara mendalam selama 6 bulan oleh gembala disidang.
Dalah tahap terakhir akan adanya wisuda untuk setiap anggota jemaat atau murid
yang telah lulus dalam menjalani program ini. Hasil dari program ini adalah setiap
jemaat yang telah lulus harus dapat menjadi seorang pemimpin dalam komsel.
School Of Ministry (SOM) adalah program pemuridan lanjutan untuk melatih dan
benar menjadi seorang pelayan Tuhan yang layak. Program-program ini dibentuk
menjadikan anggota jemaat secara khusus remaja dan pemuda untuk mengalami
pertumbuhan kedewasaan secara iman. Setiap murid yang telah lulus dalam setiap
Obaja Tanto Setiawan, dalam bukunya “kelompok sel-12”. Hal ini dikemukakan
oleh peneliti didasarkan adanya pola yang sama antara teori yang dikemukakan
94
oleh Obaja Tanto Setiawan dengan teori pemuridan GSM-12. Seperti halnya
tanggung jawab kepada PKS sebagai pemimpin komsel, dan adanya kesamaan
Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, teori ini dinilai berhasil sebagai strategi
terutama kepada remaja dan pemuda. Seperti adanya kenaikan jumlah partisipasi
remaja dan pemuda dalam gereja, hadirnya remaja dan pemuda sebagai pemimpin
dalam komsel dan departemen dalam gereja, meningkatnya remaja dan pemuda
terlibat dalam dunia pelayanan, dan kenaikan jumlah anggota yang aktif dari 30
pesat bermula dari 100 jiwa menjadi 430 jiwa. Maka strategi pemuridan GSM-12
dapat dinyatakan cukup efektif dalam mendewasakan iman remaja dan pemuda di
95
BAB V
PENUTUP
iman remaja dan pemuda di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kampung Sawah,
Jakrta Timur, maka pada bab lima ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan
A. KESIMPULAN
kedewasaan iman remaja dan pemuda. Program ini melibatkan komunitas kecil
atau komsel sebagai sarana untuk mendisiplinkan jiwa-jiwa dan membina iman
stagnasi pertumbuhan jemaat dan kurangnya kualitas iman dalam gereja. Program
ini melibatkan dua program utama, yaitu Menjadi Murid Kristus (MMK) dan
96
iman yang berlangsung selama 6 bulan, sementara SOM adalah program
pemuridan lanjutan untuk melatih para murid menjadi pelayan gereja. Para lulusan
Obaja Tanto Setiawan sebagai dasar strategi pemuridan mereka. Strategi ini telah
tersebut. Program komsel dinilai efektif dalam menjangkau remaja dan pemuda,
mereka sebagai pemimpin komsel dan departemen gereja, serta kenaikan jumlah
jiwa-jiwa di dalamnya.
B. SARAN
1) Bagi gereja
ketidak terlibatan remaja dan pemuda dalam kegiatan dan program yang
gereja laksanakan. Ketidak sesuaian waktu dan menurunya minat remaja dan
97
harus terfokus kepada penyelesaian masalah remaja dan pemuda. Minat
hanya menjadi anggota dari persekutuan gereja, namun juga menjadi generasi
sarana dan prasarana yang mendukung untuk pengembangan iman remaja dan
pemuda. Program pemuridan yang bentuk oleh gereja, menjadi jalan untuk
terjadinya perubahan hidup baru dalam remaja dan pemuda, menjadi dewasa
dapat lebih terbuka akan permasalahan yang sebenarnay dihadapi oleh remaja
dan pemuda, sehingga terjadinya perubahan hidup baru dengan iman yang
dewasa.
3) Bagi Peniliti
dalam tesis ini. Banyak hal kecil lainnya yang peneliti temukan di area ini
akan dipelajari lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti sangat terbuka untuk
menerima kritik dan saran dari peneliti untuk menjadi lebih baik dan lebih
baik lagi.
98
DAFTAR PUSTAKA
Berikut ini sumber-sumber yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian skripsi :
Sumber Buku:
Arrington, F. L. (2015). Doktrin Kristen: Perpektif Pentakosta. Yogyakarta: ANDI
offset.
Darmawan, I. P. (2017). Murid Yang Memuridkan.
Eims, L. (1982). Pemuridan: Seni Yang Hilang. Bandung: Lembaga Literatur
Baptis.
Griffiths, Michael. (1995). Gereja dan Panggilanna Dewasa ini. Jakarta: Gunung
Mulia.
Homrighausen, E. G. (1985). Pendidikan agama Kristen / karangan E.G.
Homrighausen dan I.H. Enklaar. Jakarta: Gunung Mulia.
Howard, C. (2019). Kurikulum Pendidikan Kristen, Di Gereja Lokal. Gandum
Mas.
Hull, B. (2011). Panduan Lengkap Pemuridan, menjadi dan menjadikan Kristus.
Yogyakarta: Yayasan Gloria.
Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (kelima). Jakarta: Erlangga.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prendamedia Group.
Saleh, S., Pd, S., & Pd, M. (2017). ANALISIS DATA KUALITATIF. Pustaka
Ramadhan.
Sidjabat, B. S. (2014). Pendewasaan Manusia Dewasa: Pedoman Warga Jemaat
Dewasa dan Lanjut Usia. Bandung: Kalam Hidup.
J. D. Douglas. (1997). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Sugiyono, Prof. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yam, J. H. (2020). Manajemen strategi: Konsep & implementasi. Nas Media
Pustaka.
Dr, A. I. (1995). Selamat Panjang Umur. BPK Gunung Mulia.
99
Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. Jakarta: Kencana.
Sumber Jurnal:
Adu, M. D., Sumiwi, A. R. E., & Purwoto, P. (2021). Makna Kedewasaan Rohani
Dalam Ibrani 5:11-14. Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 1(2), 197–
212. https://doi.org/10.33991/miktab.v1i2.336
Bararah, I. (2022). Fungsi Metode terhadap Pencapaian Tujuan dalam Komponen
Pembelajaran. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam,
12(1), 143–159. https://doi.org/10.22373/jm.v12i1.13301
Dakhi, F. Z. (2021). Pelayanan Musik, Pujian dan Penyembahan pada Ibadah dan
Kontribusinya bagi Pertumbuhan Gereja. PROSIDING STT Sumatera Utara, 1(1),
135–143.
Daturara’, D. (2020). PENGEMBANGAN PEMURIDAN KONTEKSTUAL
DAN KEDEWASAAN ROHANI BAGI GENERASI-GENERASI GEREJA
[Preprint]. Open Science Framework. https://doi.org/10.31219/osf.io/6dwg4
Saragih, A. H. (2022). EVALUASI PEMBELAJARAN. Perdana Publishing
Rianto, M. (2006). PENDEKATAN, STRATEGI, DAN METODE
PEMBELAJARAN. PUSATP ENGEMBANGPAENN ATARAGNU RUIP SD
ANP MPM ALANG
Marbun, P. (2020). Strategi dan Model Pembinaan Rohani untuk Pendewasaan
Iman Jemaat. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 2(2), 151–169.
https://doi.org/10.37364/jireh.v2i2.42
Mangentang, M., Bambangan, M., Bilo, D. T., & Wibowo, M. (2020).
STRATEGI PEMURIDAN BAGI NARAPIDANA DI LP CIPINANG
JAKARTA TIMUR BERDASAR PADA 2 TIMOTIUS 4:2 DAN
RELEVANSINYA BAGI PELAYANAN MISI KAUM MARGINAL. Jurnal
PKM Setiadharma, 1(1), 1–9. https://doi.org/10.47457/jps.v1i1.22
Sin, S. K. (2017). ADAKAH METODE PEMURIDAN DALAM PERJAJIAN
LAMA? SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika, 5(1).
https://doi.org/10.47596/solagratia.v5i1.56
Yarmayani, A., & Afrila, D. (2018). ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN
BELAJAR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA. Jurnal Ilmiah
Dikdaya, 8(1), 135–149. https://doi.org/10.33087/dikdaya.v8i1.95
Della, I. B., Totok Haryanto, Abdul Khakim, Titin Nurhidayati, Tiarma Intan
Marpaung, Asima Rohana Sinaga, Muhammad Nashir, Roudlotun Nurul Laili,
Yektiningtyastuti, Sulaiman, Suprapno, Tri Rahayu, Paulus Eko Krist
100
Yohanes, S. T. (2018). PERANAN GEREJA DI DALAM MEMBANGUN
PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT. PERANAN GEREJA DI DALAM
MEMBANGUN PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT. Diambil dari
https://www.academia.edu/38640263/PERANAN_GEREJA_DI_DALAM_MEM
BANGUN_PERTUMBUHAN_ROHANI_JEMAAT
Zega, S. (2020). Refleksi Teologis tentang Makna Ibadah yang Sejati. 3(1).
Martana, S. P. (2018). PROBLEMATIKA PENERAPAN METODE FIELD
RESEARCH UNTUK PENELITIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR DI
INDONESIA. Institut Teknologi Bandung, 34(1)
Sumber Artikel:
Arti Kata “murid” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia | KBBI.co.id. (t.t.).
Diambil 18 April 2023, dari https://www.kbbi.co.id/arti-kata/murid
Arti kata strategi—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (t.t.). Diambil
28 Maret 2023, dari https://kbbi.web.id/strategi
Diananda, A. (2019). PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA.
Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Hulu, Y. S. (2020, Oktober 11). PERAN PEMURIDAN DIDALAM GEREJA
TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI PEMUDA-PEMUDI. OSF Preprints.
https://doi.org/10.31219/osf.io/9mh4n
Saptorini, S. (2021). Pelayanan Pemuridan Melalui Video Conference dalam
Gereja Masa Kini.
101
LAMPIRAN VERBATIM
Timur.
102
persekutuan doa, atau yang
tengah minggu.
103
Dari sejak 2002 sampai 2013
ditahun 2013.
104
permasalahan yang terjadi pada pemuridan yaitu GSM-12. Jadi
105
menerapkannya itu awalnya
mengumpulkan pemimpin-
bagiamana membangun
106
mereka ngerti. Memang
107
dari gereja saja. Contoh S1
108
itu semua jemaat menangkap
109
kesatuan visi dari semua bentuk
pelayanan-pelayanan didalam
PKS.
110
maka dibentuk pemimpin lagi.
111
departemen diakonia, ada
112
dan ikut saat ibadah saja. Di
minggu juga
berkurang.sehingga keterlibatan
berperan
bisa sedikit.
113
Jadi sangat tidak dewasa,
berkembang. Sebelum
114
S1,S2,S3,S4. Ketika saya ngajar
perpecahan
capai oleh gereja kepada remaja dan pemuridan gereja kami seperti
115
mengikuti
perkembangannya dalam
116
tanyakan” semua dari pemimpin
dipercayakan.
Tempat : Zoom
Durasi : 41 menit
117
itu pastinya adanya strategi.
pemuridan.
118
untuk melayani. Dalam
119
21 peserta, dan itu semua sudah
120
remaja dan pemuda ? dan mereka berhasil mengikuti
121
dan anggota mereka juga
lakukan.
122
gereja? bahwa gembala mendapatkan
123
melayani. Jadi ada juga School
berkorban waktu.
124
Namun dalam kepemimpinan
kesetian mereka
mengembalikan persepuluhan,
masing-masing. Jadi
memperlengkapi pemimpin-
125
Puji Tuhan sampai sekarang
sedemikian rupa
penjangkauan anak-anak
126
dari SOM, mereka dilibatkan
pelayanan.
pemuridan. munculnya
perubahan-perubahan kecil
mengadakan Champion
127
terutama setelah pemuridan
capai oleh gereja kepada remaja dan berdasarkan fakta yang dialami.
128
pemuda setelah program pemuridan Memang suatu perubahan tidak
kecepelosan. Kemungkinan
129
benyak perubahan, baik apa
Tuhan.
130
pesertanya itu ibu-ibu yang
mendapatkan persetujuan
sekalipiun ia mempunyai
131
baik, membahas masalah ini
bersangkutan, termasuk
132
pengertian, menjelaskan
pengertian
mengalami pertumbuhan,
133
3. Narasumber : Kristina Sihombing
Tempat : Zoom
Durasi : 20 menit
menyembah barang-barang,
saja yang kamu temui pada remaja namun yang saya temukan,
134
permasalahan di anak pemuda,
135
mereka sulit untuk diikut
sharing.
4. Seberapa besar peran gereja dalam Sangat besar ya, dari gereja
136
seorang pemimpin, namun
137
remaja dan pemuda? pemuridan itu. Seperti yang
iman ?, lalu apakah iman perlu situ dasar untuk orang kristen
secara iman.
138
dewasa, namun juga
dewasa.
139
ditempat dimana mereka
10. Menurut mu, bagaimana cara Saya rasa dengan tetap terus
Tempat : Zoom
Durasi : 5 menit
dan pemuda ?
140
3. Bagaimana cara gembala atau tidak boleh pacaran dulu
karena umur nya belum cukup
gereja sendiri memberikan jawaban
pemuda?
4. Seberapa besar peran gereja dalam hampir 100%, Gereja kasih apa
kami
141
7. Menurut mu, seberapa pentingnya ya sangat penting sangat perlu
agar iman kita tidak gampang
iman ?, lalu apakah iman perlu goyah
untuk dibentuk dan dilatih
kembali ?
bentuknya ?
komsel,youth,gereja,doa malam
142
5. Narasumber : Reynata
Tempat : Zoom
Durasi : 8 menit
menurut kamu?
dan pemuda ?
minggu
143
4. Seberapa besar peran gereja dalam Sangat Besar.peran membina
konseling bagi setiap remaja
kembali ?
144
8. Menurut mu, apakah kamu sudah Belum masih belajar
bentuknya ?
10. Menurut mu, bagaimana cara Belum sampai sana aku belajar.
mempertahankan dan
6. Narasumber : Maya
Tempat : Zoom
145
Durasi : 10 menit
kumpulan orang-orang yg
saja yang kamu temui pada remaja masa kini di beberapa remaja
pertemuan ibadah
146
orang tua dalam mengingatkan
147
untuk dibentuk dan dilatih diselamatkan.. Iman itu tidak
mengalami degradasi.
Tuhan
rumah Tuhan
148
10. Menurut mu, bagaimana cara Caranya ialah doa dan
149
C. Dokumentasi Kegiatan Pemuridan
150
151
D. Surat Pengantar Penelitian
152
E. Lembar Bimbingan
Dosen Pembimbing 1
153
Dosen Pembimbing 2
154
155
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Utara
5. No. Hp : 0878-7581-2094
6. Email : manaluyosafat4@gmail.com
1. Pendidikan Formal
2. Organisasi
3. Pelayanan
156