SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Oleh:
Sriyanti Naicea
NIM: 131124039
PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“...janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil
engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku” (Yes 43:1).
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadiran TUHAN, Allah Bapa, Putra dan
Roh Kudus, Tritunggal Maha Suci. Karena oleh rahmat penyertaan-Nya dalam
nama-Nya melalui kelembutan seorang ibu, teguran dan nasehat seorang ayah,
dorongan dan motivasi seorang saudara, dukungan dan solidaritas seorang sahabat,
cinta dan pengorbanan seorang teman, didikan dan ajaran para dosen, maka penulis
dalam segala kelemahan dan keterbatasan, bersama dan melalui bimbingan seorang
1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku Ketua Program Studi dan pembimbing
utama saya dalam penulisan skripsi ini. Saya haturkan terima kasih karena
telah menyediakan waktu, pikiran, tenaga serta hati yang tulus bagi saya
dan dosen penguji yang selalu memberikan dukungan bagi penulis sehingga
3. P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si, selaku dosen penguji yang selalu
4. Terima kasih kepada para dosen yang telah mengajarkan saya banyak hal
tentang teori maupun praktis pastoral agar menjadi seorang pewarta yang
dari kalian semua, penulis merasa diterima dan disadarkan bahwa kita hidup
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan berakar dalam suatu kebudayaan yang perlu dihidupi dan diperbaharui
6. Kedua orang tua beserta saudara-saudari saya dan semua keluarga yang
ini.
diberikan.
8. Para formatores (Sr. Maria Marsela, SND) sebagai pimpinan Yunior SND
9. Berlimpah terima kasih kepada pihak komunitas SND Sendang Asih, yang
bersedia bukan saja membimbing saya selama studi, melainkan juga telah
membentuk, membina dan mendidik saya menjadi pribadi yang utuh dan
siap menjalani panggilan suci ini. Terima kasih saya haturkan kepada
pimpinan komunitas (Sr. Maria Florida, SND) melalui kasih sayang sebagai
seorang ibu telah membimbing saya menjadi seorang suster yang siap
(Sr. M. Dorotea, SND, Sr. M. Theresita, SND, dan Sr, M. Ferdina, SND)
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. ix
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................ 94
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
Yoh.: Yohanes
Luk: Lukas
Mrk: Markus
Bil: bilangan
Tim: Timotius
Yes: Yesaya
Kej: Kejadian
Zef : Zefanya
Rm: Roma
Kor: Korintus
2002
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
M : Masehi
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Maria adalah seorang beriman yang merelakan diri bagi Allah dan karyaNya.
Sebagai orang beriman Maria menjadi “Model” bagi semua, sebab setiap orang
beriman menghayati sikap dasar yang sama dalam dirinya seadanya dan dalam situasi
Santa Perawan Maria memiliki posisi yang sangat penting dan sangat dihormati
dalam Gereja Katolik. Hal ini disebabkan karena Maria dipandang ikut berperan serta
Nya, mengasuh-Nya, dan turut menderita bersama Kristus saat wafat-Nya di Salib,
Maria telah mengambil bagian dalam karya keselamatan bersama puteranya (Dihe
Perawan dalam misteri Sabda yang menjelma dalam Tubuh Mistik-Nya dan tugas-
kewajiban terhadap Bunda Allah, Bunda Kristus, dan Bunda orang-orang beriman.
Memang Konsili tidak menyajikan secara lengkap dan mendetail ajaran tentang
demikian, Konsili tetap menekankan ajarannya bahwa Maria menduduki tempat yang
kepadanya sangat berkembang. Ia sangat dihormati sebagai teladan dan dan ibu umat
beriman. Maria adalah Bunda Gereja (Mater Ecclesia). Peristiwa di bawah kaki Salib
kepala Gereja. Pada saat itulah Kristus menyerahkan Maria kepada Gereja. ”…, Ibu
inilah anakmu, lalu Ia berkata kepada murid-muridnya, inilah ibumu.” Maka sejak
saat itulah Maria menjadi milik Gereja sebagai ibu, dan Kristus mempercayakan
umatnya ke dalam tangan Bunda-Nya. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada
Santa Perawan Maria dengan bentuk puji-pujian, hormat dan cinta dengan
Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada
Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih, atau yang lebih lazim:
devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan
pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi
kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dan lain-lain. (Puji Syukur:
2007: 223).
Devosi atau kebaktian kepada Maria yang paling pokok adalah doa salam Maria
yang pada dasarnya ada dua kutipan dari Kitab Suci (Luk 1:28: “Salam Maria penuh
rahmat Tuhan sertamu”; dan Luk 1:42:”terpujilah engkau di antara wanita dan
terpujilah buah tubuhmu Yesus”) ditambah dengan suatu doa permohonan (Santa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati.
sehingga terkadang umat beriman memandang Maria lebih dari puteraNya, maka
berlebihan yang palsu, seperti juga kepicikan sikap batin. Hendaklah kaum beriman
mengingat bahwa bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan yang
bersifat sementara, tidak pulah dari sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti itu
bersumber pada iman yang sejati, yang mengajak untuk mengakui keunggulan Bunda
Allah, dan mendorong kita sebagai putera-puteranya mencintai Bunda kita dan
Devosi kepada Maria juga mengalami pasang surut dari masa ke masa. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu pandangan teologis, dari berbagai aliran
sosial, politik, dan ekonomi umat. Namun secara keseluruhan, hal ini tidak begitu
Kuatnya devosi kepada Bunda Maria bukan tanpa persoalan, Pada umumnya
persoalan ini timbul karena tidak berlandaskan dasar biblis yang benar, tetapi lebih
kepada perasaan. Perasaan yang cenderung menyamakan Maria sejajar dengan Allah.
Sehingga Maria dijadikan semacam “berhala”. Oleh karena itu, untuk menghindari
masalah itu para Bapa Gereja melalui konsili vatikan II merumuskan kembali pokok-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pokok ajaran tentang Maria dan menempatkan Maria pada bab VIII dari Lumen
Gentium.
Konsili Vatikan II (LG no 66), menegaskan bahwa telah ambil bagiannya Maria
khusus. Sifat “khusus” dalam tata peribadatan Gereja kepada Maria menunjukkan
perbedaan yang sangat hakiki dengan ibadat serta hormat bakti yang hanya ditujukan
kepada Allah.
Kemajuan zaman yang begitu pesat dalam berbagai bidang kehidupan selain
membawa dampak positif yang membantu kelancaran hidup manusia, dimana orang
Tuhan dalam hidupnya. Orang lebih mencari segala sesuatu yang dapat memuaskan
keinginan pribadi tanpa harus berjuang. Orang tidak mampu menghadapi tantangan
atau penderitaan dalam hidup sehingga lebih cenderung untuk menghindar. Oleh
karena itu jalan pintas menjadi salah satu alternatif yang ditempuh untuk dapat bebas
dari segala kepenatan hidup. Manusia mulai mengalami krisis pendangkalan iman
sehingga mulai berpaling dari apa yang menjadi kehendak Allah. Manusia mulai
mencari dan membuat jalan sendiri yang akhirnya mengarah pada ketidaksetiaan.
Setiap orang Kristiani dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam tugas perutusan
memikul salib setiap hari dan mengikuti Dia (Luk 9:23) bukan menghindar dari Salib.
Hal inilah yang sungguh dihidupi oleh Maria. Partisipasi Maria dalam karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyelamatan Allah bagi seluruh umat manusia sungguh luar biasa. Maria
dianugerahi rahmat iman yang istimewa dari Allah sehingga ia dipilih secara
Dalam hidupnya Maria ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah
yang terjelma dalam diri Kristus. Dengan iman dan kasih Maria mengabdikan diri
secara utuh kepada Allah. Dari sikap iman inilah Kongregasi SND menjadikan Maria
sebagai teladan dan dihormati sebagai Bunda Gereja dan pelindung Kongregasi. Hal
ini dijelaskan pada Konstitusi SND tahun 2004 yang mengatakan: melalui hidupnya
Maria menampilkan secara sempurna warta gembira Injil dan ikut serta ambil bagian
Allah dalam iman dan kasih, Maria menjadi teladan dalam penyerahan diri setiap hari
kepada panggilan Tuhan yang senantiasa baru. Iman Maria sungguh nyata, dimana ia
tidak hanya setia disaat-saat suka tetapi juga disaat-saat duka bahkan sampai di
bawah kaki salib puteraNya. Oleh karena itu Suster-suster Santa Bunda Maria
menghormati Maria sebagai Bunda Gereja dan pelindung Kongregasi (Konst. SND,
art.12).
penghayatan iman, ketika mengikrarkan janji perkawinan, dikatakan bahwa orang tua
akan iman perlahan-lahan menjadi kabur. Penghayatan Iman anak-anak ataupun umat
beriman lainnyapun kurang sehingga apa yang menjadi dasar mulai luntur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka akan Yesus Kristus, salah satu bentuk devosi umat adalah berdevosi kepada
Santa Maria. Umat beriman berharap dengan adanya devosi, mereka semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan. Maka akan nampak dalam kehidupan sehari-hari,
dimana ada pertobatan pribadi yaitu sikap yang setiap harinya bermalas-malasan
dalam berdoa, kurang sabar dalam menghadapi persoalan hidup, egois dan lain-lain
rukun dan saling menghargai satu dengan yang lainnya, tidak merasa diabaikan oleh
siapapun terutama anggota keluarga. Selain itupun dengan masyarakat ataupun umat
setempat semakin akrab dan terlibat dalam setiap kegiatan yang ada. Devosi akhirnya
memberika dampak positif yaitu menemukan inspirasi baru dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam hal-hal kecil yang terkadang kurang diperhatikan oleh setiap
pribadi. Hidup orang beriman akhirnya menjadi berkat bagi sesama yang dilayani.
Suster-suster senior dan juga beberapa umat memberikan kesan bahwa devosi kepada
Maria masih sangat minim, dan kurang terlibat aktif dalam membangun gereja dan
hidup bersama orang lain, umat belum menyadari akan pentingnya berdevosi kepada
Santa Maria, belum paham akan nilai-nilai devosi. Umat beriman masih pada taraf
kebiasaan/tradisi yaitu berdoa Rosario pada bulan Mei dan Oktober tetapi belum
sepenuhnya mengambil makna dari devosi kepada Maria. Umat masih cenderung
hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh pemimpin setempat (Ketua Lingkungan)
bahwa bulan Mei dan Oktober berdoa Rosario di setiap rumah umat, setelah itu ziarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersama ke Gua-gua Maria. Memang sebagian umat sudah memahami tetapi dari
sharing umat, dikatakan bahwa belum 100% kesadaran dari setiap pribadi.
Masih banyak orang tua yang belum memahami devosi yang sebenarnya,
karena masih terpengaruh dengan aturan zaman dulu yang ketika ekaristi mereka
sambil berdoa Rosario karena pada zaman dahulu perayaan ekaristi menggunakan
Bahasa latin yang tidak dipahami dan membelakangi umat, namun sekarang sudah
menggunakan Bahasa Indonesia tetapi kebiasaan berdoa Rosario masih ada ketika
ekaristi. (31 hari lebih dekat kepada Maria, Yayasan Pustaka Nusatama: 45)
GEREJA KATOLIK” guna memahami Santa Perawan Maria lebih jauh melalui
B. PERUMUSAN MASALAH
2. Seperti apa praktek-praktek devosi kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja
Katolik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maria?
C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
Maria.
Gereja Katolik.
D. MANFAAT PENULISAN
E. METODE PENULISAN
obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Sedangkan
teknik analisis adalah salah satu teknik dalam penelitian dengan melakukan
buku-buku yang menunjang agar diperoleh wawasan dalam penulisan untuk lebih
F. SISTEMATIKA PENULISAN
dalam penulisan judul, yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan
penulisan.
Bab II, dalam bab ini penulis memberikan gambaran umum tentang Devosi.
Beberapa yang menjadi pokok pembahasan dalam bab ini adalah definisi devosi
Maria, tujuan devosi, landasan biblis devosi Maria, landasan teologis devosi
Bab III, dalam bab ini penulis memaparkan mengenai devosi yang sehat
kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja. Bab ini terdiri dari 4 bagian yaitu
10
penghayatan devosi yang benar, ketiga: Pengungkapan devosi kepada Maria dan
tolok ukur keotentikannya, keempat: Makna devosi yang sehat kepada Santa Maria
bagi umat.
Bab IV dalam bab ini, penulis mengusulkan program katekese model Shared
Christian Praxis bagi umat dalam berdevosi yang sehat kepada Santa Perawan
Maria. Terdiri dari empat bagian yaitu: bagian pertama: gambaran mengenai
katekese, bagian kedua: katekese umat model Shared Christian Praxis, bagian
ketiga: usulan program katekese, bagian keempat: contoh katekese model Shared
Bab V: sebagai bab penutup, yang berisi kesimpulan yang dapat diambil
berdasarkan konsep yang dirumuskan oleh penulis. Penulis juga akan merumuskan
saran dan usulan yang perlu diperhatikan dalam berdevosi yang sehat kepada
11
BAB II
Devosi bukanlah liturgi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa
cinta kasih, atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai
misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus,
devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada
Maria, dan lain-lain (Jebadu, 2017). Devosi atau kebaktian kepada Maria amat
berkembang di dalam Gereja. Bahkan, dapat terjadi bahwa Maria seolah-olah menjadi
lebih penting dari pada anaknya sendiri dalam pandangan umat beriman. Oleh sebab
itu Konsili Vatikan II (LG. 67) “Menganjurkan dengan sangat, supaya dalam
mencegah segala ungkapan berlebihan yang palsu, seperti juga kepicikan sikap batin.
Devosi kepada Santa Perawan Maria, menjadi pilihan yang tepat bagi umat
untuk mendekatkan diri dengan Putera Allah, dan melalui devosi umat semakin
sikap-sikap Bunda Maria dalam menghadapi kesulitan dan mereka mampu untuk
menyimpan segala perkara di dalam hati seperti Maria yang selalu pasrah akan
kehendak Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada
seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristiani,
luar liturgi resmi, yang diungkapkan dalam bentuk kebiasaan tertentu ketika berdoa
dan bermadah/lagu pujian, dan pada waktu serta tempat tertentu, yang seringkali
Secara etimologis, devosi kepada Maria merujuk pada kata Mario-duli yang
berarti “kebaktian kepada Santa Perawan Maria”. Mario-duli sendiri berasal dari
bahasa Yunani, kata Mario menunjuk kepada Maria, sedangkan kata duli (asal kata
doulia) mengacu pada kata Doulos yang artinya budak atau hamba, dalam istilah
Kata Doulia sendiri harus dibedakan dengan latreia (Latin: Adoratio) yang
berarti kebaktian yang sasarannya hanya kepada Allah saja (Surip, 2007: 101),
sedangkan sasaran doulia ialah seorang kudus yang mengabdikan dirinya hanya demi
Allah. Oleh karena Santa Perawan Maria menjadi makluk yang paling unggul
diantara ciptaan Allah yang lain, maka terbentuk istilah khusus bagi Maria, yaitu:
13
perwujudan cinta kasih dan penghormatan kepada Allah. Penyerahan ketaatan, dan
kerelaan yang didasarkan pada kasih melahirkan rasa bakti kepada Allah. Rasa bakti
yang mendorong setiap pribadi untuk mengabdi kepada Allah melalui pujian maupun
dalam pelaksanaan kehendak-Nya. Sikap, tekad, dan perasaan yang dibangun oleh
dalam Gereja Katolik meskipun bukan liturgi resmi Gereja. Walaupun devosi Maria
merupakan ibadat yang khusus, tetapi hakikatnya berbeda dengan ibadat sujud yang
diberikan kepada Kristus. Hal ini diperkuat dengan dokumen Lumen Gentium no 66:
Kristus hakikatnya berbeda. Perbedaan hakiki ini menyangkut siapa Maria dan
Maria adalah manusia, sedangkan Yesus Kristus adalah Allah Putra yang
diserahkan Bapa kepada kematian untuk menebus semua manusia dari kuasa maut.
Dengan demikian Maria termasuk salah seorang yang ditebus Putranya. Jadi,
keselamatan Illahi yang dialami Maria harus bergantung pada Yesus Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Yesus Kristus. Dasar pemikiran seperti ini bukan hanya persoalan akal, tetapi
juga persoalan hati dan iman. Iman itu harus dihayati, pengahayatan iman
itulah yang disebut devosi. Jadi bisa dikatakan devosi merupakan bagian integral
Devosi Maria juga mengarah pada seorang pribadi yang dikuduskan yang sasarannya
hanya kepada Allah saja. Oleh karena itu Maria adalah makluk yang paling unggul
yang patut dihormati sehingga apa yang menjadi dasar penghayatan iman terus
berkembang.
B. Tujuan Devosi
berdevosi dan menghormati Santa Perawan Maria bukan karena Maria memiliki
kekuatan dan keahlian gaib, akan tetapi sebagai manusia yang beriman seperti
umat lainnya, Maria telah membuktikan diri sebagai hamba Allah yang baik dan
dalam berdevosi adalah bahwa sasaran utama adalah Allah. Kita tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menggantikan peran Allah dalam devosi dengan manusia, benda atau tempat tertentu
yang semuanya hanyalah sarana penyalur rahmat kasih Allah. Benda atau tempat
hanya membantu kita untuk mendekatkan diri dengan Allah. Devosi harus serasi
dengan liturgi resmi dan tidak boleh menggeser liturgi resmi Gereja (Dihe Sanga,
2014: 43).
Dihe Sanga (2014: 45) menegaskan bahwa keautentikan devosi kepada Maria
ditentukan oleh buah-buah atau hasilnya. Inilah tujuan atau orientasi kehidupan para
beriman (seperti kehidupan Maria sendiri), yaitu untuk mengenal, mencintai dan
membawa kita untuk meneladan sikap keterbukaan dan penghampaan diri Maria
kepada Tuhan. Jika devosi kepada Maria autentik, maka devosi itu harus membawa
kita lebih dekat kepada Yesus. Jika tidak demikian, maka berarti devosi kepada Maria
itu tidak murni. Devosi Maria tidak pernah menghalangi, melainkan malah harus
Devosi atau kebaktian kepada Maria yang paling pokok adalah doa “Salam
Maria”, yang pada dasarnya terdiri atas dua kutipan dari Kitab Suci ( Luk 1:28: Salam
Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu”; dan Luk 1: 42: “ terpujilah engkau diantara
wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus”). Dengan demikian, devosi atau
palsu, seperti juga kepicikan sikap batin. Hendaklah kaum beriman mengingat, bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan yang bersifat sementara,
tidak pula dari sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti ini bersumber pada iman yang
sejati, yang mengajak untuk mengakui keunggulan Bunda Allah, dan mendorong
Gentium 67).
Semua devosi harus diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan liturgi
kudus: sesuai dengan rnasa liturgi, bersumber pada liturgi, dan mengantar umat
kepada liturgi, sebab menurut hakekatnya liturgi jauh mengungguli semua bentuk
devosi (SC 13). Devosi mengajak umat beriman untuk mengungkapkan isi iman
kepada Allah melalui sarana-sarana dan cara yang berbeda satu dengan yang lain.
Devosi menjadi jembatan antara umat beriman menuju perjumpaan dengan Allah
kesalehan Maria, bahkan Perjanjian Baru juga bisa dikatakan tidak mempunyai
dilahirkan dari Perawan Maria, dimana Yusuf sama sekali tidak memainkan
peranan penting. Tetapi Markus, Yohanes, dan Paulus tidak sekalipun menunjuk
pada mukjizat ini. Hal itu menunjukkan bahwa pada awalnya Maria sama sekali
17
baik yang terdapat dalam Matius maupun Lukas kemungkinan besar hanya untuk
menekankan keunikan Yesus saja, bahwa Ia dilahirkan oleh seorang perawan tanpa
minat Mariologis, tetapi lebih cenderung kepada Kristologis (Groenen, 1998: 79).
Menjelang akhir abad ke-II topik mengenai kesalehan Maria telah mengalami
khususnya Perjanjian Baru (Groenen, 1988: 25), sejumlah ahli kitab mencoba
Alkitab. Injil Lukas merupakan sumber informasi yang paling sering dipakai oleh
para ahli kitab untuk menggambarkan Maria. Hal ini disebabkan karena Injil Lukas
paling banyak memuat ayat-ayat yang berkaitan dengan Maria (Salvatore, 2006: 16).
Dan pada akhirnya, informasi-informasi yang diperoleh para ahli kitab dijadikan
karena kuasanya mengabulkan doa, tetapi karena teladannya sebagai pribadi yang
beriman dan kesediaannya menyerahkan diri dan rela berkorban demi mengemban
kehendak Allah. Penyerahan Maria kepada rencana dan kehendak Allah begitu
murni, tulus dan sempurna sehingga pantas menjadi teladan umat Kristiani –
khususnya Katolik. Sikap penyerahan total ini dirumuskan dalam Injil Lukas ketika
dia mendapat kabar dari malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung Yesus.
”Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(Luk. 1:38). Karena kesempurnaan Maria dalam hal iman inilah akhirnya umat
Dalam pembahasan landasan biblis tentang devosi Maria dapat dilihat dari
1. Perjanjian Lama
kepada Allah dan rencana penyelamatan-Nya (Bil 16:1, 1 Taw 7:8). Devosi
Allah dan karya penyelamatan-Nya. Devosi memiliki unsur penting bagi umat
Allah tidak semata-mata hanya melakukan devosi saja, namun perlu adanya
2. Perjanjian Baru
Dalam Kis 2:46 umat beriman mengenal doa sebagai jembatan untuk
berelasi dengan Allah sejak adanya jemaat perdana. Umat beriman dengan
kerelaan hati dan ketekunan berkumpul bersama setiap hari untuk memuji
19
dilakukan oleh para murid kepada Yesus dan Maria merupakan praktek devosi
kepada Maria adalah penegasan Injil Lukas yang berisi, ”Allah telah
sini adalah keterlibatan Maria dalam misteri keselamatan Illahi dan Gereja.
Allah menghendaki Maria ikut berperan secara aktif dalam misteri Kristus,
itu, Yesus Kristus merupakan Allah sejati sekaligus manusia sejati karena Ia
Allah Putra yang dikandung dan dilahirkan oleh perawan suci. Jadi, karena
Injil Yohanes 19: 25-27 mengatakan, ”Dan dekat salib Yesus berdiri
Ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
20
kepada murid-murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu
dititipkan kepada Maria. Artinya Maria dijadikan bunda para murid dan para
sebagai Bunda Yesus terus berlanjut sampai sekarang Maria menjadi Bunda
umat pengikut Yesus, karena murid-murid Yesus dianggap sebagai anak dari
rakyat akan Yesus. Pada Markus 6:56 dijelaskan bahwa banyak orang yang
maka mereka akan sembuh dari segala penyakit. Para ahli taurat melihat hal
ini sebagai kegiatan yang magis atau “takhayul”. Namun, berbeda dengan
menjamah jubah-Nya. Yesus memahami hal seperti ini sebagai iman yang
teks-teks Perjanjian Lama yang dikutip secara eksplisit (Yes 7:14) atau
semula sudah mengandung bayangan atau pertanda tentang Maria (Martin dan
21
Para ahli kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, ataupun Tradisi Suci
tugas Maria, melainkan yang paling utama ialah fungsi, karya, martabat dan
pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu para Bapa Gereja memberikan
Maria harus dimengerti dan dibaca dengan bertitik tolak pada peristiwa
peristiwa ini juga menjadi bukti bahwa Yesus dari Nazareth, anak Maria
adalah Allah yang berkuasa atas dosa dan maut (Eddy Kristiyanto, 1987: 26).
Para Bapa Gereja beranggapan bahwa hanya dengan bertitik tolak dari
Alkitab bukanlah satu-satunya yang bisa dijadikan dasar iman, masih ada
tradisi Gereja yang posisinya berada di bawah Alkitab. Oleh karena itu, dogma-
dogma dan devosi yang muncul mengenai Maria dalam Kristen katolik bukan hanya
berlandaskan Alkitab saja tetapi juga tradisi Gereja. Bahkan, dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Alkitab, tradisi Gereja lebih mendominasi sebagai dasar teologis untuk dogma-
dogma tentang Devosi Maria. Alkitab sedikit sekali berbicara tentang Maria.
kemanusiaan kita dengan segala budaya dan ungkapannya sebagai medan dan sarana
perjumpaan kita dengan Allah. Roh Kudus selalu mengantar manusia kepada Allah
Devosi itu menampilkan sisi pemahaman dan penghayatan iman umat yang
beragam. Secara teologis, dalam devosi bukan cara atau teknik ungkapan iman yang
paling menentukan, tetapi isi iman. Isi iman itu dipahami dan dihayati menurut ‘taraf
Dalam Marialis Cultus kita mengetahui bahwa Maria adalah pribadi yang
patut dihormati. Penghormatan Gereja kepada Santa Perawan adalah unsur intrinsik
dalam sabda Allah yang diwahyukan dan mempunyai landasan dogmatis yang kuat;
martabat Maria tiada taranya sebagai “Ibu Putera Allah” penghormatan ini
tunduk kepada kehendak Bapa dan menerima jalan penderitaan (Luk 234-35; 2:41-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
52;Yoh 19:25-27), dan terus tumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih (Marialis
Cultus, 56)
Maria adalah Bunda Yesus Kristus yang mengandung bukan dari seorang
pria, melainkan dari Roh Kudus. Oleh karena itu, dalam rumus-rumus pengakuan
iman Gereja Katolik, Maria disebut dalam hubungannya dengan Roh Allah yang
menyebabkan kelahiran Yesus. Maka dari itu Konsili Efesus (431 M) memberikan
gelar Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos). Gelar ini dengan
Menurut Bernhard Lohse, ada empat dogma atau pernyataan iman Gereja
2.Keperawanan Maria
Keempat dogma ini berkaitan erat, dogma yang satu tidak lengkap tanpa
dogma yang lain (Lohse, 1994: 254) Keempat dogma ini terdiri dari:
Gelar Theotokos diresmikan pada Konsili Efesus (431 M). Gelar tersebut
sudah cukup populer di kalangan umat sebelum konsili dimulai. Tetapi perlu
diingat, peresmian gelar Bunda Allah (Theotokos) dalam Konsili Efesus bukan
24
antara mazhab Aleksandria yang diwakili oleh Proclus dan Sirilus dengan mazhab
Antihokia yang diwakili oleh Nestorius dan Yohanes. Inti permasalahan dalam
perdebatan itu sebenarnya terletak pada hubungan kedua kodrat Yesus Kristus,
kodrat manusiawi dan kodrat Illahi. Jadi, perdebatan itu lebih bersifat Kristologis
manusiawi-Nya dari Maria, maka Maria pun dibahas dalam perdebatan ini
(Handoko, 2006:25)
kesan bahwa ke-Illahian Yesus dilahirkan dan diturunkan pula oleh manusia yang
bernama Maria Hal ini sama dengan menyatakan bahwa di dalam diri Yesus ada
dua pribadi, yaitu pribadi Illahi dan pribadi manusiawi ( Eddy Kristiyanto, 1987:
125) Mazhab ini menggunakan pendekatan ”manusia firman”, yang artinya Yesus
itu sebagai manusia yang didiami Allah. Oleh karena itu, mazhab ini menolak
pemberian gelar Bunda Allah (Theotokos) kepada Maria. Aliran ini beranggapan
firman” bukan ”Allah firman”, jadi Maria bukan Bunda Allah tetapi hanya Bunda
Kristus saja yaitu bunda manusia. Masih menurut mazhab ini, pemberian gelar
Maria sebagai Ibu dari Yang Illahi, dan ini akan berakibat kepada penyembahan
yang ada di diri Yesus itu merupakan satu kesatuan. Jadi, yang dilahirkan Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
adalah kodrat manusiawi dan juga kodrat illahi Yesus, dan oleh karena itu Maria
boleh disebut Bunda manusia (Anthropotokos) dan juga Bunda Allah (Theotokos).
(Mariolatria), tetapi hanya menekankan kesatuan dalam diri Yesus. Yesus adalah
benar-benar manusia dan juga benar-benar Allah, oleh karena itu Maria boleh
Konsili Efesus (431 M), dimana konsili ini berusaha mencegah dua kekeliruan
tentang Maria, yaitu: 1) menjadikan Maria sebagai allah putri, dan 2) menempatkan
Maria hanya pada tingkat manusiawi saja dengan menyatakan Maria hanya sebagai
Konsili Efesus menegaskan kembali ajaran Konsili Nikea (325 M), yang
sehakikat dengan Bapa (Groenen,1988:41) Jadi, pemberian gelar Bunda Allah tidak
mengatakan bahwa Allah (keillahian) mempunyai ibu, tetapi seorang manusia yang
juga Allah tentu saja memiliki ibu, selayaknya manusia sejati lainnya.
lebih kepada kepercayaan atau iman umat (sensus fidelium), karena pada umumnya
Maria diakui sebagai Bunda Yesus yang utuh, yaitu Yesus dengan kodrat Illahi dan
kodrat manusiawi. Selain itu, sebutan Bunda Allah (Theotokos) sudah populer di
26
Tetapi Konsili Efesus menjelaskan secara tegas bahwa Maria disebut Bunda
Allah bukan karena kodrat firman dan keIllahian Yesus berasal dari Maria, tetapi
tubuh suci Yesus diambil dari Maria, dan dengan tubuh itu Firman Allah
2. Keperawanan Maria
Matius 1:18 dengan jelas mengatakan bahwa Maria mengandung Yesus bukan
didasarkan oleh hubungan biologis, melainkan melalui Roh Kudus yang diberitakan
oleh malaikat Gabriel. Hal ini mengindikasikan keunikan Maria, bahwa ketika
menurut Gereja Katolik tidak hanya berdasarkan ketika mengandung Yesus, tetapi
Yesus. Hal ini dikarenakan sebelum dan ketika mengandung Yesus, Maria tidak
pernah berhubungan badan dengan laki-laki manapun, dan proses kelahiran Yesus
pun tidak merusak keperawanan Maria. Tradisi tentang keperawanan Maria dalam
mengandung Yesus sangat kuat dalam Gereja Katolik. Matius 1:18 dengan jelas
mengatakan itu, kemudian ditegaskan kembali dalam Matius 1:25 "Yusuf tidak
dalam Kristologi bukan Mariologi. Tetapi secara tidak langsung ajaran itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menjadi perawan dalam kebundaannya dan tidak lepas darinya (Groenen, 1988: 43)
Mariologi berikutnya. Setelah dua dogma Mariologi di atas, muncul juga ajaran
Allah, Sang Sabda, maka Maria sudah sepantasnya suci, sesuai dengan keluhuran
dan kesucian Sang Sabda. Dengan sucinya Maria, maka Sang Sabda dapat
membebaskan Maria dari noda dosa asal. Ajaran ini pertama kali diperkenalkan
semakin diagungkan dan disucikan. Setelah ketiga dogma di atas, kesucian Maria
mulai menjadi topik utama, sehingga umat Katolik dan para teolog mulai
merasakan bahwa kematian dan pembusukan tubuh Maria tidak selaras dengan
28
Dari dasar pemikiran di atas, muncullah ajaran bahwa Maria tidak meninggal,
tetapi diangkat ke surga bersama jiwa dan raganya (Handoko, 2006: 28) Ajaran
ini juga diperkuat dengan tidak diketemukannya makam dan tulang belulang
Maria sampai sekarang, berbeda dengan makam dan tulang belulang para rasul
dan orang-orang kudus lainnya yang diperebutkan oleh Gereja-gereja pada masa-
masa awal.
Peran Santa Perawan sebagai ibu membimbing umat Allah untuk berpaling
penuh kepercayaan kepadanya yang selalu siap mendengarkan dengan kasih keibuan
dan bantuannya yang efektif. Maka umat beriman mampu menjadikan Maria sebagai
pola hidup sehari-hari, dimana dengan berpola pada Maria maka akan mengalami
kasih yang begitu luar biasa. Penghormatan untuk ibu Tuhan bagi kaum beriman
Doa kepada Santa Perawan Maria merupakan bentuk devosi yang paling
umum dan biasa dilakukan oleh umat Katolik. Mereka menganggap bahwa doa,
puji-pujian, syukur, dan permohonan yang ditujukan kepada Allah melalui Maria
bukan suatu masalah. Alasannya adalah Maria merupakan karya ciptaan Allah yang
paling unggul dan berperan dalam karya penyelamatan. Problem baru muncul, kalau
Maria menjadi sasaran doa. Secara teologis, ungkapan ”berdoa kepada” sebenarnya
kurang tepat digunakan kepada Maria, karena berdoa hanya boleh kepada Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Allah. Namun dalam arti yang lebih luas, ungkapan ”berdoa kepada Maria”
untuk mendoakan si pendoa. Hal ini seperti tertera dalam rumusan doa Salam Maria.
Bentuk doa dan pujian kepada Maria cukup banyak. Di antara sekian banyak
bentuk doa tersebut, doa Salam Maria memiliki tempat dan kedudukan yang paling
utama, ini disebabkan karena struktur dasar setiap doa kepada Maria terdapat dalam
doa Salam Maria (Groenen, 1988 :169) Bagian pertama dari doa ini merupakan
gabungan dari dua ayat Injil Lukas, yakni: Salam Malaikat Gabriel kepada Maria
(Luk 1:28) dan ditambah dengan Pujian Elizabeth kepada Maria (Luk 1:42). Bagian
pertama ini sudah lazim dipakai sebagai doa sejak abad VI-VII, dan baru muncul
secara lengkap pada tahun 1498, dan ditetapkan seperti apa adanya sekarang pada
Selain doa Salam Maria masih ada beberapa bentuk doa kepada Maria
di antaranya:
Doa ini dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari, siang hari, dan senja
hari. Lonceng Gereja-gereja dengan cara khusus dibunyikan sebagai tanda waktu
mulai berdoa. Doa ini sebenarnya bertujuan untuk mengenang peristiwa inkarnasi.
Doa ini tersusun atas tiga ayat serta tanggapannya yang dikutip dari ayat-ayat Lukas
1 dan Yohanes 1, kemudian disusul doa Salam Maria dan berakhir dengan suatu
seruan kepada Maria serta tanggapannya disusul doa penutup, yang tertuju kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Allah dengan perantaraan Yesus Kristus (Groenen, 1988 :172-174) Penyertaan doa
Salam Maria dan seruan kepada Maria menandakan bahwa umat Roma Katolik
diri Yesus maupun kepada sikap bagaimana kita harus menyambut karya-Nya itu.
Sikap Maria dalam menyambut karya Allah harus dijadikan teladan, khususnya
b. Doa Rosario
Doa Rosario adalah doa yang berisi tiga rangkaian peristiwa misteri Tuhan,
Doa Rosario menggunakan alat bantu berupa tasbih dan menggunakan sistem
renungan batin.
Doa Rosario merupakan doa yang amat popular dan disukai umat karena
mudah, praktis dan bias menenangkan hati orang. Gereja sendiri melalui para Paus,
31
sebagai bulan Maria dan bulan oktober sebagai bulan Rosario. Meski doa Rosario
merupakan devosi kepada Bunda Maria, tetapi doa Rosario sungguh berciri
Tuhan. Kini tersedia empat peristiwa, setelah lama dalam sejarah hanya tersedia
menambahkan satu peristiwa yaitu peristiwa terang atau cahaya pada tahun 2002
litania/litaniae) adalah doa yang terdiri dari serangkaian permohonan atau seruan,
yang dibawakan oleh seorang pemimpin, lalu oleh para jemaat ditanggapi dengan
Dalam Gereja Katolik, ada enam Litani yang secara resmi diakui Gereja,
yaitu: Litani S. Maria, Litani Para Kudus, Litani Nama Yesus, Litani Hati Kudus,
Litani Darah Mulia, dan Litani S. Yusup. Dari enam Litani tersebut, yang paling
umum dipakai adalah Litani Santa Maria, sedangkan Litani yang lain kurang
2. Patung/Gambar Maria
32
patung/gambar tersebut bukan hanya hiasan dan karya seni belaka, tetapi
merupakan sasaran devosi yang hangat dan emosional. Masih menurut mereka,
religiusitas dan iman umat dapat dihayati dengan hangat dan dalam bila dapat
Alasan pembuatan patung dalam Gereja Katolik adalah sebagai simbol atas
sosok yang diistimewakan melalui patung tersebut. Patung itu sendiri tidak
sebagai objek penyembahan, melainkan hanya sebagai simbol atas sosok yang
(http://www.sarapanpagi.org/patung-dalam-gereja-katolik-vt3085.html).Oleh karena
itu umat Katolik seringkali menghormati patung/gambar Maria. Sasaran devosi itu
patung/gambar Maria sebagai sasaran devosi, tetapi juga tidak ada larangan
untuk memakainya dan terasa kurang bijaksana menentangnya. Dan tidak dapat
dipungkiri pula bahwa melalui ikon, Devosi Maria berkembang dengan sangat
cepat.
seni yang memikat daya-daya kemanusiaan itu diharapkan orang beriman terbantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sedapat mungkin untuk mengangkat hatinya kepada Allah, dalam kehidupan sehari-
hari untuk mendekatkan diri pada-Nya melalui devosi yang benar berdasarkan ajaran
3. Penampakan Maria
Penampakan adalah terlihatnya sesuatu dari dunia yang tak kelihatan dan
dianggap sebagai salah satu cara bertindak dari Allah untuk mewahyukan wejangan-
Nya (Salvatore, 2006 :133) Bagi umat Katolik, Maria tidak terlihat karena eksistensi
aktualnya di surga, mana mungkin Maria dapat terlihat oleh manusia yang berada
dalam keadaan ”dunia”. Tetapi, menurut keyakinan Kristiani, Allah dengan Roh
Kudus memang hadir dan berkarya di dunia ini dan di dalam orang beriman.
Ada beberapa Penampakan Maria yang diakui oleh Gereja Katolik dan
Indian, bernama Juan Diego Nahuatl pada tahun 1531. Pusat devosi ini
adalah suatu gambar Maria yang secara ajaib muncul pada kain yang
yang di atasnya tertera gambar Maria seperti apa yang dialami oleh
Katarina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Penampakan Maria di Fatima, Perancis kepada tiga anak kecil pada tahun
1917. Ketiga anak itu adalah Yachinta, Fransisco, dan Lucia. Sampai
tahun 1858. Penampakan ini terjadi empat tahun setelah pernyataan Maria
4. Ziarah
berkembang. Sama halnya dengan semua agama, umat Katolik pun memiliki
rakyat, maka Maria pun menjadi sasaran devosi yang disalurkan melalui
biasanya tempat di mana Maria secara khusus menampakkan diri dan berkarya
Selain itu masih banyak tempat keramat yang ramai dikunjungi orang, tetapi
tidak semua berlatar belakang penampakan, mungkin ada suatu mukjizat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kejadian luar biasa, misalnya di Loreto, Italia (Handoko, 2006 : 132) Di Indonesia,
ada beberapa tempat ziarah Maria seperti Sendangsono, dan Gua Kerep di Jawa
F. Rangkuman
iman, dengan iman yang baginya merupakan syarat dan jalan menuju keibuan illahi.
Dari pemaparan tentang devosi kepada Maria, penulis menyimpulkan bahwa inti
devosi Maria adalah penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya.
Devosi Maria ini sungguh mengajak umat untuk mendekatkan diri kepada Allah,
Maria sebagai perantara untuk sampai kepada Puteranya dan melalui Maria iman
umat semakin berkembang. Umat mampu meneladani sikap Bunda Maria yang
rendah hati dan selalu siap sedia dalam segala hal, serta mampu menyimpan segala
perkara dalam hatinya, sikap inilah yang memotivasi umat untuk terus mendekatkan
Santa perawan Maria menjadi makhluk yang paling unggul, maka patutlah ia
dihormati sebagai bunda umat beriman. Maria dipandang unggul karena berkat
kesediaannya untuk menjadi bunda bagi Putera Allah. Maria dipandang unggul
bukan karena kekuatannya tetapi ia sebagai manusia biasa yang sungguh taat akan
begitu murni kepada kehendak Allah maka patutlah umat beriman meneladaninya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dalam berdevosi, umat beriman diarahkan untuk mengikuti apa yang menjadi
dasar atau ajaran Gereja sehingga tidak berjalan sesuai kehendak sendiri, namun ada
tuntunan yang mendasar, baik itu melalui Kitab Suci maupun ajaran-ajaran Gereja,
sehingga mampu berdevosi dengan baik dan benar, karena apabila kurang memahami
arti devosi yang benar maka bisa saja terjadi penyelewengan dalam berbagai bentuk.
Dalam devosi Maria, umat beriman tidak hanya cukup sampai pada sikap
heran, kagum dan puji Maria karena karya Agung Allah dalam dirinya, tapi kita, umat
beriman juga harus meneladan Maria sebagai citra dalam hal iman, cintakasih
persatuan yang sempurna dengan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah
typos Gereja (gambaran Gereja), gambaran umat beriman dalam perjalanan menuju
Allah. Itu berarti dalam usaha menjawab panggilan Allah, umat bisa belajar pada
Maria tentang bagaimana menjawab panggilan Allah dan hidup seturut firmanNya,
Devosi Maria adalah bentuk devosi yang paling umum dan di antara sekian
banyak bentuk doa, doa salam Maria adalah doa yang utama. Selain berdoa, umat
kepada Allah dan patung bukan untuk disembah. Ziarah menjadi salah satu bentuk
devosi karena dengan berziarah umat beriman mempunyai tujuan yang ingin dicapai
37
BAB III
devosi yang dilakukan oleh umat pada umumnya didasari oleh kebutuhan
dirasa sangat kering dan membosankan karena tidak sesuai keinginan dan
Maria dan tolok ukur keontetikannya, makna devosi yang sehat kepada Santa
Maria bagi umat, dan devosi Maria dalam penghayatan iman umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Iman kristiani merupakan suatu kekayaan yang besar sehingga tidak pernah
dapat dikuras habis dalam segala aspeknya. Masing-masing dapat menghayati suatu
aspek dari iman itu tanpa dapat menguras segala kekayaannya. Karenanya iman yang
sama dapat diungkapkan dengan berbagai macam cara dan orang masih tetap belum
kristiani membutuhkan ungkapan yang berbeda-beda bagi imannya dan tiap pribadi,
ungkapannya sendiri. Dari situlah lahir apa yang disebut devosi-devosi untuk
yohanes).
Devosi adalah dedikasi pribadi seorang kristiani kepada seorang kudus atau
kepada salah satu aspek dari kehidupan Kristus, yang merupakan suatu sumber
inspirasi khusus bagi orang. Bagi umat, orang kudus tertentu, atau Bunda Maria, atau
aspek tertentu kehidupan Kristus, mempunyai daya tarik khusus dan memberikan
semangat khusus pula. Umat merasa tertolong dan diteguhkan dalam perjalanan
yang menekankan peranan seorang kudus atau misteri illahi tertentu dalam hidup.
umat untuk lebih mendekat kepada Allah, serta menjadikan umat lebih berpaut
39
misteri Allah yang begitu kaya itu. Suatu aspek tertentu cukup membuat umat untuk
semakin membaktikan diri kepada Allah. Perhatian kepada suatu aspek misteri Allah
tentu saja tidak dapat menjadi alasan untuk mengabaikan aspek-aspek lainnya. Sebab
jika demikian halnya, itu akan menjadikan hidup umat berat sebelah dan devosi itu
keluarga itu, demikian pula dalam keluarga Allah. Disitu seringkali terjadi dan
anggota yang masih hidup maupun dengan anggota yang sudah meninggal, yaitu para
kudus. Orang kristiani tertentu dapat merasa tertarik kepada salah seorang kudus
suatu kelompok tertentu, seperti para religius atau kelompok kerasulan tertentu,
Kalau devosi-devosi ini dihubungkan dengan iman seperti yang tertera di atas,
maka jelaslah, bahwa devosi-devosi ini kalau benar-benar otentik, harus membantu
dan memperkembangkan iman yang sejati, yang terarah kepada Allah sendiri. Maka
itu devosi ini perlu dinilai dalam hubungannya dengan iman: sejauh mana hal itu
hubungan yang pribadi dengan Allah dalam iman, harapan dan cintakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Di antara devosi-devosi yang berkembang dewasa ini di antara umat katolik, kita
jumpai devosi kepada Bunda Maria dalam segala bentuknya. Untuk mengungkapkan
devosi itu umat menjumpai berbagai macam bentuk. Didirikannya gua-gua Maria
hampir di mana-mana menunjukkan minat umat terhadap devosi ini. Demikian pula
berbagai macam bentuk novena kepada Bunda Maria mengungkapkan sikap ini.
Karena itu perlulah melihat hubungan yang ada antara devosi-devosi ini dengan
penghayatan iman Kristiani, karena dalam hal ini dapat terlihat jelas hubungan antara
memberikan uraian yang panjang dan yang secara teologis, merupakan suatu uraian
yang paling menyeluruh dan lengkap yang pernah dihasilkan oleh suatu Konsili
Ekumenis. Namun biarpun demikian tidak lama sesudah itu devosi kepada Bunda
Maria menurun secara menyolok sekali dalam Gereja Katolik, khususnya di Eropa
dan Amerika Utara. Pimpinan hirarki merasakan pula kemerosotan ini dan karenanya
semacam ini mendapat ungkapannya yang paling berarti dalam ensiklik: "Marialis
Cultus" yang dikeluarkan Paus Paulus VI dalam tahun 1974. Dokumen ini rupanya
tidak mendapatkan tanggapan yang berarti dalam Gereja. Namun akhir-akhir ini
Di Eropa dan Amerika dijumpai minat yang menurun untuk devosi ini, biarpun
akhir-akhir ini ada minat baru lagi untuk devosi tersebut, antara lain karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dalam hal devosi kepada Bunda Maria dijumpai suatu polarisasi yang tidak sehat.
Dari satu pihak kita jumpai adanya kelompok tertentu yang menghendaki kembalinya
bentuk-bentuk devosi seperti masa lampau. Dari pihak lain dijumpai orang-orang
yang sesungguhnya berminat sedikit sekali terhadap devosi ini, biarpun banyak yang
tempatnya yang tepat dalam penghayatan iman kristiani. Yang menjadi pokok
persoalan ialah bagaimana seharusnya sikap umat beriman terhadap Bunda Allah dan
apa hubungannya dengan iman kristiani yang berpusat pada Allah. Untuk lebih
mengerti persoalan ini kiranya perlu dilihat sebentar mengapa devosi-devosi kepada
Bunda Maria menurun. Apa sebabnya, bahwa praktek-praktek devosi yang dahulu
begitu berarti bagi generasi-generasi yang lampau dan yang memberikan suatu ciri
khas katolik, kini kurang berarti bagi generasi yang ada sekarang ini. Untuk itu, perlu
(http://www.carmelia.net// indrakusuma).
Sejauh yang dapat diamati devosi kepada Bunda Maria memang menurun, sebab
tidak kita jumpai praktek-praktek seperti dahulu lagi. Dari pihak lain minat umat
masih besar sekali dan bahkan menunjukkan adanya devosi yang berlebih-lebihan
dan kadang-kadang bahkan mendekati tahyul, sehingga mengaburkan arti iman yang
sejati. Dalam devosi yang berlebihan ini kadang-kadang kita mendapat kesan, bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bunda Maria menggantikan tempat Allah dan menjadi semacam dewi. Bunda Maria
begitu memenuhi seluruh kehidupan dan kesadaran orang, sehingga seolah-olah tidak
ada tempat lagi bagi Tuhan sendiri. Dalam hal ini devosi kepada Bunda Maria tidak
menghantar orang kepada Allah, namun menggantikan Allah. Rupanya sikap ini
pengertian iman yang sejati. Juga karena liturgi seringkali amat kering.
hidup yang sekularistis dan juga teologi liberal. Yang dimaksud dengan pandangan
hidup yang sekularistis di sini ialah sekularisme yang puas dengan hal-hal fana
melulu serta terbatas pada dunia ini saja dan yang mengandung suatu gagasan
Jelaslah bahwa dalam iklim semacam ini orang tidak bisa mengerti apa arti
keperawanan suci itu. Maka, gagasan Santa Maria sebagai perawan sama sekali tidak
dapat masuk akal bagi mereka. Sedangkan teologi liberal yang dimaksud di sini ialah
yang begitu mendewakan rasio serta menundukkan iman pada rasio dan khususnya
Kristus lahir dari seorang perawan. Teologi semacam itu tidak hanya kurang memiliki
dasar yang kuat dan kurang bersandar pada suatu riset kristologis yang kuat, namun
43
kesimpulan yang sesat dan yang menyesatkan banyak orang. Dewasa ini pengaruh
sekularisme dan teologi liberal tersebut sudah merembes ke dalam Gereja dan
mempengaruhi banyak umat, biarpun pengaruh tersebut tidak sama dalamnya. Juga
Jelaslah, bahwa sikap yang sekularistis dan pendekatan yang bersandar pada
dogmatis hidup kristiani kita dan yang juga menjadi dasar devosi Maria itu, sangat
merugikan devosi itu sendiri. Mereka itu tidak berminat dan tidak tertarik kepada
bentuk-bentuk devosi seperti itu. Tentu saja sikap sekularistis dan teologi liberal yang
negatif yang jauh lebih besar terhadap pemikiran dan kehidupan kristen sebagai
Namun keliru pula bila mengatakan, bahwa menurunnya devosi itu disebabkan
melulu oleh pandangan yang sekularistis dan oleh teologi liberal saja. Kiranya perlu
disadari pula bahwa bentuk-bentuk devosi masa pra-konsili, seperti yang kita jumpai
populer dalam paroki-paroki, seringkali tidak sesuai dengan tuntutan Konsili untuk
Sebelum Konsili banyak sekali orang Katolik yang tidak sadar bahwa kesalehan
pribadi mereka mengikuti pola-pola yang berbeda dari ibadat resmi Gereja. Liturgi
dirayakan dalam bahasa Latin dan karenanya umat hanya bisa mengikuti lewat
44
yang merayakan liturgi tersebut. Bersamaan dengan imam yang merayakan liturgi,
memasukkan bahasa vernakular dalam liturgi Barat begitu saja, melainkan punya
mencapai tujuan utama yang mau dicapainya, yaitu pembaharuan hidup doa kristiani.
Dalam pembaharuan dan pengembangan liturgi orang hendaknya selalu ingat, bahwa
partisipasi aktif dan penuh dari umatlah yang menjadi tujuan pembaharuan tersebut.
Partisipasi yang aktif dan penuh inilah yang harus menjadi sumber utama untuk
memupuk semangat kristiani yang sejati (Sacrosanctum Consilium 14) Dengan kata
lain semua orang kristiani harus dijiwai oleh semangat Gereja yang berdoa. Cara doa
Gereja yang dibimbing Roh Kudus dalam doa-doanya yang resmi, harus menjadi
norma untuk ibadat kristiani yang sejati. Hal ini dengan tegas dan tepat sekali
nilai eksemplar untuk bentuk-bentuk ibadat lainnya". Dan juga: "liturgi adalah norma
Hal ini jelas, bahwa Konsili sama sekali tidak bermaksud menjadikan Liturgi
satu-satunya bentuk ibadat kristiani dalam tubuh umat Allah. Hidup rohani tidak
terbatas pada partisipasi pada perayaan liturgis saja. Orang kristiani memang
untuk masuk ke dalam kamarnya dan di sana berdoa secara pribadi dan tersembunyi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kepada Bapa surgawi. Konsili juga menganjurkan adanya devosi popular serta
memuji devosi tersebut, namun sekaligus menunjukkan syaratnya yang amat penting:
Kiranya baik pula menyebutkan beberapa perbedaan utama yang ada. Pertama-
tama harus dikatakan, bahwa ibadat liturgis secara jelas sekali berpusat pada Allah.
Bahkan pada pesta-pesta Maria dan para Kudus yang menduduki tempat yang begitu
besar dalam perayaan liturgis, hampir semua doa diarahkan kepada Bapa kita surgawi
dengan perantaraan Kristus dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Sebaliknya devosi-
yang semakin banyak kepada Bunda Maria dalam doa-doanya, seolah-olah Maria
tentang Maria, menuntut adanya keseimbangan dalam hubungan dengan ajaran dan
devosi kepada Maria. " Dengan sungguh-sungguh Konsili ini menghimbau para
teolog dan para pengkotbah sabda illahi, supaya dalam membahas tentang martabat
yang khas dari Bunda Allah, mereka dengan hati-hati dan benar menghindarkan
kepalsuan dari sikap yang melebih-lebihkan, tetapi dari pihak lain menyingkirkan
sikap picik yang sangat membatasi itu" (Konstitusi tentang Gereja 67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menggantikan tempat Kristus dengan Maria, tentu saja tidak dalam teori, namun
dalam penekanan praktek devosional. Demikian pula dalam devosi Maria pra-konsili
kita jumpai kecenderungan untuk memberikan peranan yang semakin hari semakin
besar kepada Maria, peranan yang dalam pengertian tradisi Gereja Katolik yang
Paus Paulus VI mengatakan , dewasa ini dibutuhkan suatu dasar biblis untuk
kesalehan kristiani pada unumnya. Devosi kepada Bunda Maria juga tidak bisa
dikecualikan dari arah dasar dan umum ini (Marialis Cultus 30).
pembaharuan, bukan hanya kembali ke masa lampau. Sri Paus menyatakan, bahwa
ibadat umat beriman serta penghormatan mereka kepada Bunda Maria dalam sejarah
telah mengambil bentuk beraneka ragam sesuai dengan situasi jaman dan tempat,
sesuai pula dengan kepekaan yang berbeda-beda dari para bangsa dan kebudayaan.
Karena itu bentuk-bentuk devosi tersebut terikat oleh keadaan jaman dan kebudayaan
dapat diganti, untuk memberikan penekanan kepada unsur-unsur yang pokok dan
hakiki, yang selalu baru, serta mengintegrasikan data-data doktrinal yang diperoleh
dari refleksi teologis dan dari ajaran Magisterium (Marialis Cultus 24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Devosi berasal dari bahasa latin devotio (kata kerjanya devovere) yang berarti
hati yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, mau mengabdi-Nya dan
247)
menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus tentu bukan praktik
devosi yang sehat. Ada orang yang begitu mantapnya berdoa kepada Bunda Maria,
hingga sama sekali tidak menyebut nama Tuhan atau Allah. Doa kepada Maria seperti
ini tentu kurang tepat, misalnya : “Ya Bunda Maria, Engkaulah sumber segala
rahmat, kabulkanlah doa kami. Engkaulah yang kudus dari yang terkudus, engkau
tanpa doa, maka ampunilah dosa kami dan kasihanilah kami, para putera-puterimu
ini.” Dari situ Maria sudah setara dengan Tuhan, karena ia disebut sumber segala
rahmat, yang kudus dari yang terkudus, berkuasa untuk mengampuni dosa, dan
seterusnya. Penghormatan kita kepada para kudus, termasuk kepada Bunda Maria,
harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para rasul
48
Devosi atau olah kebatinan tidak setara tingkatnya dengan liturgi, tetapi sangat
resmi adalah tekanannya pada segi afeksi yang menyentuh perasaan dan hati orang.
Sementara itu rumusan doa devosi sederhana dan mudah. Lihat saja rosario. Praktis
doa ini mengulang-ulang doa Bapa Kami, dan terutama Salam Maria. Tetapi banyak
orang suka karena mudah, tetapi juga menyentuh perasaan. Namun ada orang yang
lebih mengutamakan devosi dari pada liturgi. Misalnya saat misa kudus, orang berdoa
rosario, lalu diteruskan litani, tanpa mau ikut berpartisipasi aktif dalam misa. Lalu,
pada saat komuni ia maju menerima komuni, hal ini tidak tepat. Nilai misa kudus
bagaimanapun juga lebih tinggi dari doa Rosario (Martasudjita, 2011: 255)
Sikap magis ini tampak apabila orang begitu memutlakkan barangnya, tandanya,
malah menggeser Tuhan sebagai yang tidak pokok, seharusnya terkabulnya doa
tergantung pada Tuhan. Tetapi, orang lebih meyakini bahwa doanya akan terkabul
apabila ia mendoakan rumusannya secara persis, dengan titik dan komanya, atau
2011: 256)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Artinya aku memberi agar aku diberi atau mendapat sesuatu. Ini adalah mentalitas
pamrih, mentalitas bisnis atau pedagang. Berpuasa, bertirakat, bermatiraga boleh dan
baik. Menjadi tidak baik apabila kita lakukan dengan motivasi untuk memaksa
Tuhan agar Tuhan seolah-olah berutang budi kepada kita, Atau Tuhan baru mau
mengabulkan doa permohonan kita apabila kita mau membayarnya dengan laku
matiraga kita. Ini pandangan yang keliru. Laku matiraga itu baik dan perlu untuk
kehidupan rohani kita, tetapi jangan dilakukan dengan semangat do ut des. Laku
matiraga dapat dilakukan untuk mendisiplinkan diri pada pengolahan hidup rohani
agar kita terbantu dan disiapkan untuk meyerahkan diri kepada Tuhan dan kehendak-
Devosi yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja
Katolik mewujudkan gerakan hidup rohani yang akan menghadirkan wajah Gereja
yang kudus. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan orang beriman dengan Allah,
melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya kasih, serta dalam hati nurani
umat beriman. Perlu diingatkan kembali bahwa devosi yang sejati tidak didasari
harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi dengan semangat untuk
bertobat supaya dapat hidup dalam kesalehan sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui
devosi yang sehat diharapkan umat bertumbuh dalam iman dan kasih persaudaraan
sebagai Gereja. Penghayatan devosi yang sehat membuahkan karya kasih di tengah
masyarakat untuk mewujudnyatakan iman Kristiani sesuai ajaran atau dogma resmi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dismas).
ungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas serta dapat dibawakan, baik
secara pribadi maupun bersama”. Devosi mengalir dari rasa dan pengalaman religius
penting dan utama. Yang penting dalam devosi bukanlah keindahan rumusan doa
yang secara teologis lengkap dan bagus, tetapi unsur perasaan yang ditumbuhkan
dan mendapat tempat yang cukup pada praktik doa devosi. Devosi sesuai dengan
kebutuhan dan kerinduan manusia sendiri, khususnya di bidang afeksi dan perasaan.
pribadi. Tetapi didasarkan semangat untuk bertobat dan keyakinan akan iman Yesus
Kristus (Sylvia Marsidi, 2011:11-12) devosi yang benar akan menjadi tempat
51
menerima tawaran dari Allah untuk menjadi bunda Kristus. Keistimewaan Santa
Perawan Maria tersebut menjadikan dirinya begitu dicintai dan dihormati oleh
umat dengan melakukan berbagai macam bentuk devosi kepada Maria, seperti: doa-
doa kepada Maria, ziarah, dan lain sebagainya. Tetapi bentuk-bentuk devosi kepada
Maria ini seringkali terlalu berlebih-lebihan sehingga Santa Perawan Maria begitu
mengantisipasi hal ini para Bapa Gereja melalui Konsili Vatikan II membuat
beberapa kriteria untuk melakukan devosi yang benar kepada Santa Perawan
Maria. Selain itu, Konsili Vatikan II juga menyatakan bahwa penghormatan kepada
Santa Perawan Maria merupakan ibadat khusus dalam Gereja Katolik. Konsili
karya penyelamatan tidak mengaburkan peran Yesus Kristus, tetapi mendukung dan
52
Bentuk-bentuk devosi kepada Santa Perawan Maria yang ada di masa lalu
cukup banyak dan cukup populer di kalangan umat. Hal ini disebabkan karena
adanya inkulturasi devosi kepada Maria. Jadi, bentuk-bentuk devosi kepada Maria
mengakui secara terbuka aneka ragam bentuk devosi kepada Santa Perawan
Maria. Tetapi para Bapa Konsiliaris juga ingin menekankan satu tolok ukur yang
dapat diterima bagi semua ungkapan devosi itu, baik di masa lalu, sekarang
maupun di masa yang akan datang. Tolok ukur tersebut adalah peranan iman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
maksudnya adalah aneka ragam bentuk devosi tersebut boleh terus ada dan
Jika tolok ukur ini dipenuhi, maka Gereja menyambut gembira kekayaan
yang berbeda dan sifat-sifat pribadi yang berbeda. Oleh karena itu, para
Bapa Konsili ingin menekankan bahwa devosi kepada Maria di masa lampau
janganlah dinilai dengan yang dimiliki Gereja di masa sekarang, atau menilai
kesalehan Maria dari negara lain dengan selera sendiri. Di sini muncul
dalam LG no. 67 dengan himbauan keras yang ditujukan kepada para teolog dan
54
masuk akal, sarana kesalehan, ulah tapa, gambar suci, patung, dan
Gereja Kristen Protestan tentang Santa Perawan Maria. Oleh karena itu, Konsili
LG no. 67.
istimewa Maria, yaitu harus selalu dalam kaitan dengan Yesus Kristus, Sumber
55
akan Kristus hanya samar-samar saja dalam penghormatan kepada Maria. Inilah
yang disebut bahaya Marianisme. Maria adalah jalan menuju Yesus Krisrus
Devosi kepada Santa Perawan Maria harus didasari iman sejati Kristiani.
Dalam devosi yang benar (otentik), seorang devosioner harus sadar bahwa Maria
bukanlah tokoh sentral dalam iman sejati Kristiani. Pusat iman Kristiani adalah
Trinitas. Devosi bisa dikatakan benar (otentik), jika dengan devosi seorang
devosioner mengenal tempat Maria dalam karya penyelamatan, yaitu di bawah Yesus
tumbuh penghargaan yang lebih besar akan kekuasaan Allah yang telah
mengerjakan hal-hal yang besar untuk Maria. Jadi, devosi yang benar (otentik)
harus menampakkan aspek trinitaris, kristologis, dan eklesial (Eddy Kristianto, 1987:
91).
ialah menghaturkan kepada Allah persembahan hidup, murni dan suci yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
telah dilakukan sekali dan selamanya oleh Yesus Kristus dalam peristiwa
Kalvari. Dalam perayaan liturgi Ekaristi, hal itu dihadirkan kembali oleh
Concilium 12). Kehidupan rohani umat beriman juga diperkaya oleh praktik
kesalehan umat kristiani” khususnya yang dianjurkan oleh Tahta Suci dan
dipraktikkan umat dalam lingkup Gereja lokal dengan mandat dan persetujuan
Uskup setempat.
tersebut ialah:
kesalehan yang muncul dari umat Allah dan bahwa umat Allah ini berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
signifikan mengingat sejarah panjang relasi yang kurang baik antara liturgi
dan devosi-devosi umat. Penghargaan atas karya Roh Kudus dalam umat
sungguh devosi umat sebagai karya Roh Kudus sendiri dan sejalan dengan
lokal, seperti Rosario, jalan salib dan litany, dan yang kedua ialah devosi-
hierarki yang berwenang. Hanya dengan jalan inilah ada jaminan bahwa
devosional yang benar dan bermakna mesti dibuat. Semangat yang ada di
3. Beberapa prinsip-prinsip yang penting agar praktik devosi itu benar dan
berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Liturgi resmi pada hakikatnya lebih tinggi dari segala macam devosi
itu disadari berada di bawah liturgi : mereka itu mesti sesuai dengan
sisi, devosi dan liturgi harus jelas perbedaannya namun juga mesti
d. Devosi itu mesti mengalir dari liturgi dan mengarahkan umat padanya.
59
tepat atau secara keliru unsur-unsur yang diambil dari kosmos atau agama-
agama alami. Hal ini juga memberikan peluang untuk memasukkan ke dalam
psikologis etnis melulu. Hal ini dapat menimbulkan ilusi bahwa yang
perkembangan-devosi-dalam-gereja-katolik-zaman-kristiani-awali-sampai-
Konsili-Vatikan-II).
berkembang sesuai dengan nilainya yang sejati. Supaya semakin dekat dengan
menekankan hal ini karena devosi memiliki peranan yang sangat berguna bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
iman umat dan akhirnya iman Gereja semesta. Sebab, devosi umat juga
Maria yang dikuatkan dengan devosi umat. Dalam devosi tampak dimensi
afektif umat yang seringkali tidak terdapat dalam Liturgi. Olah kesalehan
Inilah hal mendasar yang mau ditampilkan para bapa Konsili dalam konstitusi
ini; olah kesalehan atau devosi harus menghantar umat pada penghayatan
61
BAB IV
PERAWAN MARIA
katekese. Dengan berkatekese ini memberikan pengajaran iman yang tepat dan benar
sesuai ajaran Gereja kepada umat. Tujuannya, agar umat dapat mengetahui dan
pembaharuan, penyempurnaan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam menghayati iman.
Secara praktis, kata "membina" memiliki banyak persamaan kata yakni "mendidik,
pembinaan berkaitan dengan upaya sadar, terarah, dan terukur serta rangkum dari
manusia dengan tingkat kualitas, kuantitas, dan penanganan tertentu untuk membawa
perubahan dari suatu kondisi tertentu kepada kondisi baru yang bernilai lebih tinggi
62
yang sungguh tahu secara benar dan pasti akan suatu nilai yang diajarkan dalam
pembinaan yang dimaksud; khususnya dalam berdevosi kepada Bunda Maria sesuai
Dengan melihat dasar pemikiran di atas maka dalam bab ini, penulis
mengusulkan program katekese model Shared Christian Praxis bagi umat dalam
berdevosi yang sehat kepada Santa Perawan Maria. Yang terdiri dari empat pokok
yaitu: bagian pertama: gambaran mengenai katekese, bagian kedua: katekese umat
model Shared Christian Praxis, bagian ketiga: usulan program katekese, bagian
Kristus…, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua
Nya kepada semua orang dilaksankan melalui Katekese. Paus Paulus VI menyatakan
dalam Ensiklik tentang pewartaan Injil “melalui pelajaran agama yang sistematis,
akal budi dibina dengan ajaran-ajaran dasar iman kristiani, kenyataan yang
terkandung di dalam kebenaran yang disampaikan Allah kepada kita, agar dicamkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
oleh ingatan dan diolah oleh hati sedemikian sehingga merasuki kehidupan dari setiap
anggota umat kristiani agar setiap mereka hidup dan berkarya sesuai dengan ajaran
iman yang sesungguhnya yang berasal dari Allah memlalui Putra-Nya (GS. No 1).
Selain itu dalam sinode para Uskup tahun 1977, para Uskup memberikan
perhatian penuh kepada katekese dalam dunia yang semakin modern ini. Mereka
menegaskan bahwa katakese merupakan suatu bentuk kegiatan Gereja yang tetap dan
mendasar, bentuk pewartaan Injil yang menampilkan ciri kenabian Gereja, di mana
kesaksian dan pengajaran berlangsung serentak. Untuk itu semakin dibutuhkan dan
diusahakan pelbagai bentuk katakese dan aneka bidangnya, antara lain katekese anak-
anak, katekese orang muda, katekese orang dewasa dan lansia serta katekese tentang
devosi-devosi (Ensklik Paus Paulus II, 1979 No. 19). Untuk itu, pada dasarnya
"katekese” ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam
iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran iman kristiani, yang diberikan
secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar mencapai
kepenuhan hidup kristiani. Dengan misi mulia ini, Gereja hadir ditengah-tengah dunia
dengan ajaran imannya. Dan setiap pengikut atau anggotanya wajib untuk taat dan
setia serta mengamalkan ajaran nilai-nilai iman kristiani ini dalam hidup dan karya
nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1. Pengertian Katekese
Kata “katekese” berasal dari kata Yunani katekeo yang berarti membuat
bergema. Istilah ini kemudian digunakan oleh umat kristiani menjadi istilah khusus
dalam bidang pewartaan (Rukiyanto, 2012: 59). Dalam kitab suci juga terdapat kata
katekese, terutama pada: Luk 1:4, Kis 18:25, Kis 21:21, Rm 2:18, 1Kor 14:19, Gal
6:6. Dalam konteks ini, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan
pendidikan iman agar seorang kristiani semakin dewasa dalam iman, jadi katekese
biasanya diperuntukan bagi orang-orang yang sudah dibaptis di tengah umat yang
sudah kristen.
Gereja, merupakan jati dirinya yang paling dasar. Gereja ada untuk mewartakan Injil
(EN. No14). Bagi Gereja penginjilan berarti membawa Kabar Baik kepada segala
tingkat kemanusiaan, dan melalui pengaruh Injil mengubah umat manusia dari dalam
dan membuatnya menjadi manusia baru (EN. 18) Injil harus diwartakan melalui
kesaksian hidup (EN. No. 21) Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup
cepat atau lambat haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Dan segi yang
penting dari pewartaan Sabda Kehidupan adalah kotbah dan katekese. (EN. No. 22) 3.
salah satu tugas yang amat penting, yang disadari oleh tugas perutusan dari Yesus
sendiri kepada para murid-Nya (CT. No. 1). Katekese yang otentik seluruhnya
berpusat pada Kristus (CT. No. 5). Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda
dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampain ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kristiani, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan
maksud menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT. 18).
Untuk itu, katekese dapat mengantar umat pada suatu komitmen iman yng utuh dalam
penghayatan dan pengamalan iman dalam karya nyata sebagai umat kristiani.
2. Tujuan Katekese
Tujuan katekese adalah membawa orang dalam kesatuan dengan Yesus Kristus (CT.
pengertian tentang misteri Kristus dalam ternag Sabda Allah, sehingga seluruh
pribadinya diresapi oleh sabda itu (Rukiyanto, 2012: 62). ). Ditelusuri dari anjuran
adalah ‘… berkat bantuan Allah mengembangkan iman dan dari hari ke hari semakin
memantapkan peri hidup Kristus umat beriman (Art. 20). Hal ini mengandung makna
menerus dan upaya ini didukung oleh rahmat dan bantuan Roh Kudus yang
membimbing dan berkarya di dalam hati dan pikiran untuk mendorong dan
3.Tugas Katekese
Tugas Katekese adalah membentuk dan membina setiap anggota umatnya dalam
terang Injil dalam Gereja. Hal ini ditegaskan dalam buku “Pewartaaan Zaman Global
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1. Pengetahuan iman
2. Pendidikan liturgis
3. Pembinaan moral
4. Mengajar berdoa
berjemaat)
6. Menjalin relasi dengan umat dari gereja-gereja lain (dimensi ekumenis) dan
Untuk itu, keenam tugas katekese di atas ini merupakan tugas yang penting dan saling
berhubungan. Tugas-tugas itu dapat dikategorikan menjadi dua hal pokok yaitu hal-
hal yang berkaitan dengan Gereja dan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat.
hidup berjemaat merupakan tugas yang berkaitan dengan intern Gereja, sedangkan
tugas pembinaan moral dan perutusan mengangkut tugas umat di dalam masyarakat.
Dengan kata lain tugas katekese adalah untuk mengembangkan Gereja dengan
mewartakan Kristus dan mendidik untuk semakin beriman dan bertanggung jawab
67
a. Shared
yang timbal balik yang mengandung sikap terbuka, dialog dan partisipasi aktif dari
semua peserta dan yang terpenting adalah terbuka terhadap Tuhan. Pada model ini,
baik pendamping maupun peserta dapat menjadi nara sumber. Semua peserta menjadi
partner yang aktif terlibat dan secara kritis mengolah pengalaman serta keadaan
b. Christian
kekayaan iman kristiani semakin dekat dan relevan dengan kehidupan peserta zaman
sekarang. Tradisi kristiani merupakan tanggapan manusia atas pewahyuan Allah yang
sungguh dihidupi dalam perjalanan hidup di dunia. Visi kristiani yang paling hakiki
1997: 2-3).
c. Praxis
yang saling berkaitan yaitu: pertama aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kesadaran, tindakan personal dan sosial sebagai medan perwujudan diri manusia
sebagai subyek. Kedua refleksi yang menekankan refleksi kritis terhadap tindakan
personal dan sosial serta terhadap tradisi iman Kristiani. Melalui refleksi kritis dapat
sepanjang sejarah bukan sebagai rumusan kaku tetapi sebagai sabda yang hidup dapat
dihidupi. Ketiga kreatifitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang
menekankan sifat tansenden manusia dan menekankan praksis di masa depan yang
menguraikan lima langkah pokok dalam katekese dengan model SCP, yakni:
Langkah ini bertujuan untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari
peserta. Sarana yang digunakan berupa simbol, cerita, poster, kaset suara, film yang
dapat menunjang peserta menemukan salah satu aspek yang menjadi topik dasar
69
mendukung dan memilih sarana yang tepat serta membantu untuk merumuskan tema
Pada langkah pertama ini, katekis sebagai pendamping pertemuan mengajak para
peserta untuk menindaklanjuti apa yang telah dipersiapkan pada langkah 0 (nol) di
atas. Berdasarkan tema dasar langkah ini membantu peserta untuk mengungkapkan
pengalaman hidup faktual. Peran pendamping pada langkah ini adalah sebagai
fasilitator yang menciptakan suasana suasana terasa hangat dan mendukung peserta
untuk membagiakan realita hidup yang dialami berkaitan dengan tema dasar. Makan
sikap yang dimiliki sebagai seorang pembimbing adalah sabar, ramah, bersahabat,
peka pada latar belakang keadaan dan permasalahan peserta (Sumarno, 2016:19).
mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup peserta. Peran
setiap gagasan serta sumbang saran dari peserta, mengadakan dialog dan penegasan
70
2016, 20).
kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang
konteks dan latar belakang kebudayaannya berlainan. Dalam tradisi dan visi kristiani
mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri
hidup dan karya Yesus Kristus serta tanggapan manusia atas karya pewahyuan
tersebut. Peranan pembimbing pada langkah ini adalah membantu peserta agar nilai-
nilai tradisi dan visi kristiani menjadi milik peserta, mengantar peserta ke tingkat
kesadaran dan perlu membuat persiapan yang matang (Sumarno, 2016: 20-21).
dengan Tradisi dan Visi Peserta (Menerapkan Iman dalam Situasi Peserta
Konkrit)
Langkah ini bertujuan mengajak peserta berdasarkan nilai tradisi dan visi kristiani
menemukan bagi dirinya nilai hidup yang hendak digaris bawahi, sikap-sikap pribadi
yang picik yang hendak dihilangkan. Peserta juga diajak untuk mengintegrasikan
nilai-nilai hidup mereka ke dalam tradisi dan visi kristiani. Peserta mendialogkan
hasil pengolahan mereka pada langkah 1 dan II dengan isi pokok pada langkah III.
71
kehidupan yang lebih baik. Peranan pembimbing pada langkah ini adalah
mereka mampu mempertemukan pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai
tradisi dan visi kristiani, mendorong peserta untuk merubah sikap dari pendengar
pasif menjadi pihak yang aktif, mendengar dengan hati tanggapan, pendapat dan
Pada langkah yang terakhir ini bertujuan untuk mengajak peserta sampai pada
keputusan praktis sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus
menekankan sikap optimis yang realistis pada peserta, merangkum hasil dari langkah
pertama sampai keempat agar dapat membantu peserta, mengusahakan agar peserta
sampai pada keputusan pribadi dan bersama, mengajak peserta untuk mengakhiri
72
katekese, pemikiran dasar atas usulan program katekese, matriks usulan program
Usulan program yang diajukan pada bagian ini merupakan salah satu bentuk
pembinaan bagi Gereja Katolik. Usulan program katekese menyangkut tema umum,
sub tema, tujuan, bahan, metode, sumber bahan dan saran yang digunakan.
Usulan program katekese yang diajukan bertujuan agar umat beriman dapat
menghayati teladan hidup Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi
yang sehat sehingga umat dapat meneladani iman Maria dengan sungguh-sungguh.
Realita dunia saat ini dengan segala kemajuan yang sangat pesat di berbagai
bidang kehidupan sangat mempengaruhi pola pikir dan cara bertindak seseorang.
Budaya instan semakin merajalela dimana-mana sehingga orang semakin sulit untuk
mempunyai keprihatian khusus sehingga terus mencari cara yang tepat untuk dapat
mengantar umat beriman menemukan Tuhan dalam setiap realita hidup yang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Memang tugas ini tidak mudah, banyak tantangan dan hambatan yang dialami
agar seorang kristiani semakin dewasa dalam iman. Oleh karena itu, melalui katekese
dengan model Shared Christian Praxis (SCP) umat mampu menghayati teladan hidup
Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi yang sehat di lingkungan
dijabarkan ke dalam lima sub tema katekese yang dituangkan dalam matriks usulan
program katekese. Kelima sub tema tersebut sebagai dasar sekaligus contoh untuk
Pelaksanaan program ini dilakukan selama lima bulan secara berkesinambungan oleh
penulis. Tema umum yang penulis usulkan adalah “Menghayati teladan hidup Maria
74
Tema: Menghayati teladan hidup Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi yang sehat.
Tujuan: Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari makna doa devosi Sebagai kekuatan dalam hidup sehari-hari
sehingga semakin mampu meningkatkan doa devosi Maria sebagai kebutuhan rohani bukan sebagai rutinitas saja.
Peserta: umat Lingkungan St Ignasius Jaban, Paroki Mlati
1 Mengenal Bersama Teladan hidup Maria - tanya jawab - Salib dan lilin - KS
Maria dalam pendamping yang terdapat di injil: - sharing - KS - Tafsir KS
Injil sinoptik peserta dapat 1. Matius - refleksi - PS Perjanjian
memahami 2. Markus - informasi - Spidol Baru,Martin Harun,
pribadi Maria 3. Lukas - Power point 1988. Maria dalam
dalam Injil 4. Yohanes - White board perjanjian Baru.
Matius,Markus - laptop Obor, Jakarta
Lukas dan
Yohanes
2 Maria dalam Bersama - Maria - tanya - Salib dan lilin - KS
Pandangan pemdamping menerima jawab - KS - Konsili Vatikan II,
Gereja peserta dapat warta gembira - sharing - PS Kristianto. 1987.
memahami - Santa Perawan - refleksi - Spidol Maria dalam
pribadi Maria dan masa - informa - Power point Gereja. Kanisius.
menurut ajaran kanak-kanak si - White board Yogykarta.
gereja/dogma Yesus - laptop - Tafsir Kitab Suci
tentang Maria - Santa Perawan Perjanjian Baru
dan hidup
Yesus di muka -
umum
- Keutamaan-
keutamaan
Maria, pola
bagi Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3 Maria sebagai Bersama - Model hidup - tanya jawab - Salib dan lilin - KS
teladan umat pendamping Maria - sharing - KS - Konsili
beriman peserta dapat - Hidup Maria - refleksi - PS Vatikan II
menghayati sebagai model - informasi - Spidol - Darminta, J.
hidup sebagai hidupku dalam - Power point (1994). Maria
seorang utusan bermasyarakat - White board Bunda iman
Tuhan melalui - Makna dan - laptop Kita.
hidup dasar bakti Yogyakarta:
bermasyarakat kepada Santa Kanisius.
yang sehat Perawan - Bernadot, M.
V (1965).
Maria Dalam
Hidupku.
Semarang:
Kanisius.
4 Bunda Maria Panggilan Maria - tanya jawab - Salib dan lilin - KS
dalam karya sebagai Bunda Allah - sharing - KS - Tafsir Kitab
perutusan menjadi model - refleksi - PS Suci
Allah panggilan setiap - informasi - Spidol Perjanjian
keluarga kristiani - Power point Baru
- White board - Konsili
- laptop Vatikan II
- Bifet,
Esqueda
(1988). Maria
model Gereja
dalam Tugas
Perutusan.
Jakarta: Biro
Nasional
Kepausan
Indonesia
- Yohanes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Paulus II.
(1987).
Redemtoris
Matter. (N.J.
Boumans,
SVD,
Penerjemah).
Ende: Nusa
Indah
5 Devosi Maria Bersama - Peran Bunda - tanya jawab - Salib dan lilin - https://komitilitur
sebagai pendamping Maria dalam - sharing - KS giolof.blogspot.co
wujud peserta dapat karya - refleksi - PS m/2011/12/maria-
ungkapan menghayati perutusan - informasi - Spidol menurut-ajaran-
iman umat hidup sebagai Tuhan - Power point konsili-vatikan-
seorang utusan - Tugasku - White board ii.html. Akses
Tuhan dengan sebagai utusan - laptop pada, 10 Agustus
berdevosi yang Tuhan dalam 2018.
sehat devosi yang - Dodumen Konsili
sehat Vatikan II
- Panggilan - KS
hidupku dalam
keluarga
sebagai aksi
dari devosi
yang sehat
- Semangat
mewartakan
sabda dan
kebangkitan
kepada S.
Perawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kehidupan sehari-hari
Waktu : 19.00-20.00
Sarana : Kitab Suci, Buku Puji Syukur,Lilin dan Salib, Teks foto
copy cerita
78
2. Pemikiran Dasar
Dalam hidup sehari-hari, doa devosi merupakan salah satu cara umat untuk
berdoa, namun masih sering menganggap doa devosi sebagai sesuatu yang tidak
terlalu penting dan hanya sebagai formalitas saja. Ketika mendapat tugas untuk
berdoa di lingkungan, masih ada yang yang merasa sulit untuk mengungkapkan
sebuah doa yang sederhana. Selain itu juga belum ada kesadaran bahwa doa itu
kebutuhan setiap pribadi, mungkin ketika kita bangun tidurpun lupa untuk berdoa
karena disibukkan dengan berbagai macam hal yang sebenarnya tidak terlalu penting,
ketika bangun pagi seringkali lupa mengucap syukur atas berkat Tuhan yang diterima
dan justru yang dilakukan pertama kali adalah mengambil alat komunikasi (HP).
Orang mulai tidak setia pada hal-hal kecil , termasuk ketidak setiaan terhadap doa
Injil Lukas 1: 26-38 memaparkan dengan jelas bahwa Maria adalah pribadi
yang selalu siap sedia. Kesediaannya untuk menerima tawaran Allah untuk menjadi
ibu Yesus sungguh luar biasa. Maria adalah seorang sosok wanita desa yang penuh
beriman mampu menghayati teladan hidup Maria dalam kehidupan sehari-hari. Doa
diharapkan mampu menciptakan atau menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan
dan tidak sekedar sebagai rutinitas saja, Doa berarti sungguh meluangkan waktu
berelasi dengan Tuhan melalui doa merupakan suatu komitmen akan apa yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
direalisasikan. Hal ini sungguh terpancar dari pribadi Maria yang menjadi teladan
kesetiaan.
Melalui pertemuan ini kita diharapkan untuk semakin menyadari akan makna
doa. Maria sebagai Pribadi/cermin bagi umat beriman. Pribadi Maria menjadi pola
bagi setiap pribadi untuk sampai kepada Puteranya. Makna doa devosi sebagai
sebagai pendoa sejati. Kita juga berharap agar mampu berdoa tidak hanya di
lingkungan, tetapi sungguh menyadari akan pentingnya doa devosi Maria, maka doa
devosi dilakukan di rumah ataupun dimana saja kita berada. Dengan demikian kita
semakin dekat dengan Tuhan dan mampu menjalankan tugas sebagai pewarta kabar
gembira.
3. Pengembangan langkah-langkah
Pembukaan
a. Kata Pengantar
Bapak, ibu dan saudara-saudari, yang terkasih dalam Kristus, kita berkumpul
di tempat ini karena kasih Allah dalam Yesus Sang pendoa sejati. Dalam kehidupan
sehari-hari kita kurang atau bahkan tidak berdoa melalui perantaraan bunda Maria,
mungkin kita berdoa tetapi hanya rutinitas saja, karena sudah ditugaskan untuk
memimpin doa di lingkungan maka berdoa, tetapi tanpa ada kesadaran bahwa doa
melalui Maria itu kebutuhan rohani. Ketika bangun pagi mungkin yang kita lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
bukan berdoa untuk mensyukuri rahmat Tuhan tetapi justru alat komunikasi kita yang
Maria sungguh luar biasa dimana ia adalah sosok yang patut diteladani,
sebagai umat beriman yang sejati, kita sungguh bersyukur bahwa kita diberi
sosok/pribadi yang begitu taat akan Allah, yang dengan penuh kesadaran dan
diingatkan untuk menjadikan Maria sebagai pola dan teladan hidup serta berusaha
untuk mampu berdevosi sesuai dengan ajaran iman Kristiani. Kesetiaan dalam
berelasi dengan Tuhan melalui doa merupakan suatu komitmen akan apa yang telah
Kesetiaan Maria sebagai pendoa sejati menjadi teladan bagi kita dalam
membina hidup rohani. Maka devosi kepada Maria itu sangat penting untuk
kehidupan sehari-hari dimana devosi Maria membuat relasi kita semakin dekat
dengan-Nya. Ketika doa devosi kepada Maria secara rutin dilaksanakan akan sangat
bermanfaar untuk kehidupan iman. Maka dengan semakin berdoa akan semakin
2) c. Doa Pembuka:
Allah Bapa yang maha kasih, kami bersyukur atas kasih-Mu yang boleh kami
alami dalam hidup ini, terutama kasih-Mu yang telah menghadirkan Maria Sang
pendoa sejati sebagai teladan kesetiaan dalam hidup rohani kami. Saat ini kami akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kepercayaan kami dalam doa-doa devosi. Sebagai umat beriman, kami sadar bahwa
masih mengikuti keinginan kami sehingga sehingga doa devosi kepada Maria jarang
kami lakukan bahkan kalau lakukan juga itu hanya formalitas saja, Maka bantulah
kami agar Bunda Maria pendoa sejati sungguh menjadi teladan, kekuatan dan sumber
hidup kami dalam membina hidup rohani kami. Dan semoga kami disadarkan akan
pentingnya doa devosi Maria. Kami menyadari keterbatasan diri kami yang sering
kali tidak setia dalam membangun hidup doa. Bantulah kami dengan terang roh
kudus-Mu agar semakin memampukan kami untuk belajar menjadi seorang pribadi
yang setia dalam doa, setia dalam membina hidup rohani umat beriman yang menjadi
tanggung jawab kami masing-masing. Semuanya ini kami mohon dengan perantaraan
1). Pendamping membagi lembaran foto copy cerita “ Jangan takut, percayalah pada-
Nya” (Lampiran 3)
meminta salah satu peserta untuk menceritakan kembali inti sari cerita tersebut
secara singkat.
mengalami penolakan di dalam keluarga karena kemiskinan dan juga karena sakit, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
ini membuat mereka merasa terpuruk dan yang diinginkan adalah kematian. Orang-
orang “terdekat” yaitu keluarga yang diharapkan mau “memahami” atau “menerima”
mereka ternyata malah menjadi orang “pertama” yang menolak. Orang ini tidak
merasa “ingin dibantu” hanya diterima, tetapi yang diperoleh malah jauh dari apa
yang diharapkan.
Gambaran selanjudnya, orang yang menerima kabar ini tidak bisa berbuat
“kekecewaan” dan “kekesalan” dari apa yang telah mereka alami dan hanya dengan
kedua kalimat diatas yang menjadi senjata untuk menguatkan mereka, diakhir ceritera
dikatakan bahwa “kalau semua orang telah menolak kamu, masih ada Tuhan yang
4). Pengungkapan: Peserta diajak untuk mendalami cerita “Jangan Takut” tersebut
Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, setelah kita berefleksi atas
pengalaman hidup kita sendiri, tampaklah begitu banyak kemungkinan sikap yang
dapat diambil. Dalam kehidupan kita setiap hari terkadang kita kurang percaya dan
hanya mengandalkan kekuatan sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Dalam menjalani
hidup dengan segala permasalahannya sungguh tidak mudah. Maka relasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tuhan menjadi dasar bagi setiap orang untuk menerima kenyataan hidup dengan hati
bebas. Sebagai seorang yang beriman kita juga diharapkan untuk berani pasrah
kepada kehendak Tuhan, agar kita menemukan kehendakNya dalam setiap peristiwa.
1). Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau ceritera di atas
a). Cara mana yang dipakai kedua anak dalam cerita tersebut ketika menghadapi
b). Cara mana sajakah yang yang telah Bapak-ibu gunakan dalam menghadapi
sebagai seorang beriman tentunya Tuhanlah yang menjadi sosok yang selalu
diandalkan, sehingga kita mampu mengatasi setiap kesulitan hidup kita. Bunda Maria
sebagai perantara doa kita, sebagai umat yang beriman akan Kristus, kita mempunyai
seorang Ibu yang bisa menjadi panutan kita yaitu Bunda Maria. Bunda Maria yang
rendah hati dan sederhana, ia menjadi pribadi yang bisa kita teladani.
2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan
84
berikut:
a). Ayat-ayat manakah yang mengesan bagi Bapak dan Ibu yang berkaitan dengan
Bunda Maria?
3) 3) Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop
dengan jawaban peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan misalnya sebagai
berikut:
malaikat Gabriel dan bertanya apa arti dari salam itu. Maria bukan wanita yang pura-
pura rendah hati, atau kaget melihat kunjungan Malaikat, sesungguhnya ia bingung,
merasa terkejut dengan ucapan malaikat karena isi sapaan malaikat dipahami sebagai
sesuatu yang misterius. Manusia yang merasa ketakutan berhadapan dengan Allah
percaya. Maria melihat bahwa apa yang mustahil bagi manusia merupakan hal yang
Allah . Maria mengakui bahwa ia adalah hamba Tuhan dan seorang hamba lasimnya
mengikuti apa yang dikatakan majikannya. Tanggapan Maria melalui sebuah kalimat
“Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” pribadi Maria inilah
85
yang memiliki sikap rendah hati dan pasrah pada kehendak Allah. Maria sebagai
pribadi yang rendah hati dan taat kepada Bapa, ia dengan segala kerendahan hatinya
mampu menerima tugas sebagai bunda Kristus. Maria adalah contoh orang yang
1. 1) Pengantar
Bapak dan ibu yang terkasih, dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita telah
rutinitas saja, Oleh karena itu sebagai umat beriman kita belajar dari teladan hidup
Maria agar kitapun menjadi pribadi yang rendah hati dan taat dalam setiap langkah
hidup kita. Lewat cerita, kita juga semakin diteguhkan, untuk tetap setia dengan
hidup doa kita masing-masing walaupun banyak tantangan dan rintangan dalam
hidup agar kita dapat membangun hidup rohani. Devosi yang kita lakukan setiap hari
di rumah kiranya membuat kita semakin dekat dengan-Nya. Injil Lukas juga
memberi peneguhan kepada kita, bahwa Maria menjadi pola teladan bagi kita,
kerendahan hati Maria menjadi contoh bagi kita dalam situasi apapun.
Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan meneladan
kesetiaan Maria sebagai pribadi yang taat, rendah hati dan tanggung jawab.
Kepasrahan Maria memberikan peneguhan kepada kita untuk terus berpasrah kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tuhan. Dalam hidup harian kita berusaha untuk terus-menerus melatih sikap
3. kita akan melihat realita hidup dengan beberapa pertanyaan penuntun sebagai berikut:
a) Sikap dan tindakan mana yang bisa kita perjuangkan agar dapat berdoa khususnya
3) Rangkuman
Bapak,ibu dan saudara-saudari yang terkasih, doa devosi kepada Maria begitu
penting, dimana dengan berdoa terus-menerus kita akan semakin dekat dengan
Tuhan, dalam lingkungan kita, sebenarnya sudah dibagi tugas untuk bertugas
memimpin doa namun kenyataannya terkadang masih ada yang sengaja atau pura-
pura tidak tahu dan datang terlambat agar tidak memimpin doa padahal doa devosi
apabila kita lakukan dengan ketulusan justru akan membawa kita semakin dekat
dengan Tuhan. Dalam hidup harian kita mungkin bisa membantu tetangga atau
saudara kita yang kesulitan dalam berdoa. Contoh konkritnya adalah ketika saudara
kita mengalami kekeringan rohani atau teman mulai bermalas-malasan untuk berdoa
maka kita mengajaknya untuk berdoa atau mengajak ke gereja, hal ini mungkin
dipandang sangat sederhana tetapi sangat berguna bagi teman kita yang
membutuhkan. Contoh lain lagi yaitu antara kita di lingkungan ada teman/tetangga
yang lupa kalau beberapa hari lagi akan tugas memimpin doa atau renungan di
87
bisa terbuka dengan renungan yang ia buat sendiri. Maka yang perlu kita lakukan
adalah memberikan dukungan kepada teman atau saudara untuk meningkatkan doa
1. Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Sang pendoa sejati,
setelah kita bersama-sama menggali pengalaman kesetiaan dalam hidup harian lewat
orang yang merasa putus asa karena kemiskinan dan karena kesehatan, Namun karena
kuasa Tuhan mampu memberikan jaminan bahwa kedua orang ini akhirnya mampu
menerima situasi hidup mereka yang terpuruk akibat penolakan. Dan dari sharing
hidup doanya, ketika bermalas-malasan dalam berdoa apa yang dilakukan serasa
akibatnya selalu merasa gagal. Dalam kenyataan yang kita alami di lingkungan kita
terkadang masih ada sikap cuek dengan doa devosi, padahal dengan doa devosi hidup
kita semakin dekat dengan Tuhan. Dalam sharing tadi ada yang mensharingkan
88
rohaninya mendalam. Kesetiaan dalam hidup doa merupakan tanggung jawab pribadi
maka ia harus berusaha untuk terus berusaha untuk membina hidup doa. Kesetiaan
dalam iman merupakan konsekuensi dari apa yang telah diikrarkan, tidak
menyimpang dari apa yang telah dijanjikan. Dalam Injil Lukas, Maria sebagai pribadi
yang rendah hati dan taat kepada Bapa, ia dengan segala kerendahan hatinya mampu
menerima tugas sebagai bunda Kristus. Setelah kita merenungkan dan merefleksikan
dari awal cerita,pengalaman konkrit,peneguhan dari sabda Tuhan terutama dari Injil
Lukas, kita juga membuat tindakan nyata yang harus kita lakukan yaitu dengan
meningkatkan sikap kerendahan hati kita masing-masing, salah satunya adalah setia
mengikuti doa di lingkungan. Maka usaha kita adalah terus melatih sikap rendah hati
a) Niat atau tindakan apa yang dapat dilakukan untuk membantu kita agar
semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan melalui devosi kepada Maria?
b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat
tersebut?
89
2. i. Penutup
3. 1) Pendamping meletakkan lilin bernyala dan salib dan mengajak peserta untuk
4. 2) Doa Penutup
Tuhan Yesus sang pendoa sejati, kami bersyukur atas kasih-Mu yang senantiasa
menuntun kami dalam hidup. Terutama berkat-Mu yang kami alami dalam
kebersamaan ini. Melalui cerita ini kami disadarkan bahwa segala keterbatasan diri
kami yang terkadang menganggap doa devosi sebagai rutinitas saja. Untuk itu,
dengan berkat-Mu kami akan mengatasi kesulitan ini dengan berusaha untuk
satu sama lain untuk berani memperbarui semangat doa. Maka kami mohon agar
membangun hidup doa yang baik. Semuanya ini kami mohonkan dengan perantaraan
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Devosi berasal dari bahasa latin devotio (kata kerjanya devovere) yang berarti
hati yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, mau mengabdi-Nya dan
menghormati kepada-Nya. Dalam tulisan ini penulis telah membahas tentang devosi
kepada Bunda Maria sebagai ibu Gereja. Maria adalah Bunda Allah dan Bunda
Gereja. Maria dikenal oleh umat kristiani sebagai ibu dari Yesus, sang perawan
dipilih dan dipercayai oleh Allah melahirkan Juruselamat dunia, akan tetapi Maria
juga sekaligus Bunda atau ibu dari seluruh umat manusia di dunia.
Dia adalah ibu yang penuh kasih dan lembut hati. Sesaat sebelum wafat-Nya,
Yesus memberikan Bunda Maria kepada Yohanes, yang merupakan salah salah satu
dari keduabelas murid-Nya. “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid-Nya yang
kata-Nya kepada Yohanes, “Inilah ibumu!”. Pesan ini adalah salah satu dari ketujuh
perkataan Yesus sebelum wafat-Nya dan pastilah ini merupakan pengajaran yang
penting. Gereja Katolik selalu memahami ucapan tersebut, sebagai kehendak Yesus
yang mempercayakan Ibu-Nya kepada para murid-Nya, yang diwakili oleh Rasul
Yohanes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dalam Kitab Suci, Maria disebut sebagai Bunda Allah dengan melahirkan
Kristus, Maria juga dapat disebut sebagai Bunda Gereja, karena Kristus sebagai
Kepala selalu berada dalam kesatuan dengan Gereja yang adalah anggota- anggota
Tubuh-Nya yang memperoleh hidup di dalam Dia. Maria yang memiliki peranan
begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda pengantara
umat kristiani. Melalui Maria, umat kristiani memperoleh keselamatan dari Allah
dalam diri Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari
Perawan Maria. Peranannya dalam sejarah keselamatan begitu penting, oleh karena
secara khusus oleh Allah di dalam panggilannya menjadi Bunda Allah dan Bunda
Gereja.
Kristus dengan Maria, tentu saja tidak dalam teori, namun dalam penekanan praktek
untuk memberikan peranan yang semakin hari semakin besar kepada Maria, peranan
yang dalam pengertian tradisi Gereja Katolik yang otentik, sebenarnya merupakan
masa lampau. Sri Paus menyatakan, bahwa ibadat umat beriman serta penghormatan
mereka kepada Bunda Maria dalam sejarah telah mengambil bentuk beraneka ragam
sesuai dengan situasi jaman dan tempat, sesuai pula dengan kepekaan yang berbeda-
beda dari para bangsa dan kebudayaan. Karena itu bentuk-bentuk devosi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
terikat oleh keadaan jaman dan kebudayaan tertentu, sehingga perlu diperbaharui.
penekanan kepada unsur-unsur yang pokok dan hakiki, yang selalu baru, serta
mengintegrasikan data-data doktrinal yang diperoleh dari refleksi teologis dan dari
ajaran Magisterium.
menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus tentu bukan praktik
devosi yang sehat. Penghormatan kita kepada para kudus, termasuk kepada Bunda
Maria, harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para
Devosi atau olah kebatinan tidak setara tingkatnya dengan liturgi, tetapi sangat
dengan hati dan perasaannnya. Devosi yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah
dalam kesatuan Gereja Katolik mewujudkan gerakan hidup rohani yang akan
menghadirkan wajah Gereja yang kudus. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan
orang beriman dengan Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya
kasih, serta dalam hati nurani umat beriman. Perlu diingatkan kembali bahwa devosi
yang sejati tidak didasari harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi
dengan semangat untuk bertobat supaya dapat hidup dalam kesalehan sebagai
anggota tubuh Kristus. Melalui devosi yang sehat diharapkan umat bertumbuh dalam
iman dan kasih persaudaraan sebagai Gereja. Penghayatan devosi yang sehat
93
dan konkretisasi iman dan liturgi dalam kehidupan sehari-hari. Devosi mengalir dari
rasa dan pengalaman religius umat dan merangkum seluruh segi kehidupan manusia.
Apa yang tidak tertampung dalam liturgi resmi dapat ditemukan dalam praktik devosi
umat. Apabila liturgi resmi sering dialami sebagai sesuatu yang rutin, kering, dan
kaku, devosi bisa dihayati umat beriman sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan
afeksi, emosi dan kerinduan hati. Itulah sebabnya, devosi umat merupakan praktik
keagamaan populer yang mudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh umat.
Untuk lebih memahami devosi kepada Maria, dalam tulisan ini ditawarkan
usulan program dalam model katekese Shared Christian Praxis (SCP). Model
katekese ini sangat berpengaruh dalam mengembangkan iman umat dari pengalaman
hidup harian mereka. Model katekese ini juga memiliki sifat yang dialogis pastisipatif
model SCP ini peserta merupakan subjek utama. Maksudnya, ialah dalam proses
katekese seluruh pengalaman hidup umat yang berkaitan dengan devosi yang sehat
kepada Bunda Maria menjadi bagian yang sangat penting. Umat diberdayakan agar
terlibat aktif dalam proses katekese tentang devosi yang sehat tersebut. Keterlibatan
umat tersebut dalam ber-sharing tentang pengalaman devosi yang sehat kepada
pengalaman umat tersebut direfleksikan, diolah, dan dicari maknanya agar semuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
itu dapat memperkembangkan hidup umat ke arah yang lebih baik. Bahan katekese
bukan hanya berasal dari kekayaan iman Gereja atau ajaran Gereja tetapi juga berasal
dari pengalaman konkrit umat sendiri dan di lingkungannya. Maka, shared Christian
B. Saran
Berdasarkan seluruh isi skripsi ini, penulis menuliskan beberapa saran atau
usulan untuk membantu umat agar dapat berdevosi dengan baik dan benar serta
meneladan Maria dalam hidup sehari-hari. Untuk itu ada beberapa syarat devosi yang
Dewasa ini umat kristiani sangat mengagungkan devosi kepada Bunda Maria
sampai-sampai menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, maka
tentu ini bukan praktik devosi yang sehat. Doa kepada Maria seperti contoh ini tentu
kurang tepat, misalnya: “Ya Bunda Maria, engkaulah sumber segala rahmat,
kabulkanlah doa kami. Engkaulah yang kudus dari yang terkudus, engkau tanpa doa,
maka ampunilah dosa kami dan kasihanilah kami, para putera-puterimu ini.” Doa
semacam ini menempatkan bunda Maria sudah setara dengan Tuhan, karena ia
disebut sumber segala rahmat, yang kudus dari yang terkudus, berkuasa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
mengampuni dosa, dst. Penghormatan kepada para kudus, termasuk kepada Bunda
Maria, harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para
rasul seperti tampak dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja. Untuk itu dalam berdevosi
sehat kepada bunda Maria hanya sebagai pengantara doa kepada Putra-Nya dan
meneladan hidup dan karya Bunda Maria dalam kehidupan nyata, baik dalam
melakukan Ekaisti mereka sibuk dengan doa rosario. Mereka tidak ambil bagian
dalam perayaan Ekaristi secara penuh dan utuh. Praktek devosi seperti ini tidak sehat
karena menghilangkan makna dari liturgi itu sendiri dan devosi bukan liturgi resmi.
Devosi tidak setara tingkatnya dengan liturgi, maka umat dianjurkan untuk mengikuti
perayaan Ekaristi tanpa melakukan kegiatan yang lain seperti berdevosi ketika
Kebanyakan umat berdoa rosario pada jam tertentu, rumusan dan jumlah
tertentu dengan tekun dan setia agar dapat mengabulkan doanya. Sikap doa seperti ini
sebagai yang tidak pokok. Mestinya terkabulnya doa tergantung pada Tuhan saja.
Tetapi, orang lebih meyakini bahwa doanya akan terkabul apabila ia mendoakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
rumusannnya secara persis, dengan titik dan komanya, atau mendoakannya pada jam-
jam tertentu atau pada tempat-tempat tertentu. Untuk itu sebagai umat kristiani perlu
Artinya aku memberi agar aku diberi atau mendapat sesuatu. Ini adalah
boleh dan baik. Menjadi tidak baik apabila umat lakukan dengan motivasi untuk
memaksa Tuhan agar Tuhan seolah-olah berutang budi kepada manusia. Atau Tuhan
baru mau mengabulkan doa permohonan umat apabila mau membayarnya dengan
laku matiraga. Ini pandangan yang keliru. Laku mati raga itu baik dan perlu untuk
kehidupan rohani, tetapi jangan dilakukan dengan semangat do ut des. Laku matiraga
dilakukan lebih untuk mendisiplinkan diri pada pengolahan diri dan hidup agar
terbantu dan disiapkan untuk meyerahkan diri kepada Tuhan dan kehendakNya.
ziarah, doa di depan patung atau gambarnya. Marilah berdevosi kepada Bunda Maria
97
DAFTAR PUSTAKA
98
LAMPIRAN 1
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Lukas 1:26-38
1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel h pergi ke sebuah kota
di Galilea bernama Nazaret, i 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan
seorang bernama Yusuf j dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 1:28 Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai 1 ,
Tuhan menyertai engkau." 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di
dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,
k hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. l 1:31 Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus. m 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah
Yang Mahatinggi. n Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,
o bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya p tidak akan berkesudahan. q " 1:34 Kata Maria
kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus 2 akan turun atasmu r dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi s akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, t Anak Allah. u 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki v pada hari tuanya dan inilah bulan
yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 1:37 Sebab bagi Allah w tidak ada yang
mustahil." 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu 3 ." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Jangan Takut”, dan “Ingatlah, Aku menyertaiMu sampai akhir jaman” adalah dua
kalimat yang sangat “istimewa” dalam perjalanan hidup orang berdosa ini. ketika
segalanya menjadi tidak menentu dan ketakutan muncul, kedua kalimat ini yang menjadi
penghiburan karena disana ada janji penyertaanNya yang sangat menakjubkan. Kedua
kalimat ini yang juga sering saya bagikan mereka yang mengalami “berbagai kegelapan”
dalam menjalani hdiup ini.
Tadi malam jam 12.04 ada telp dari teman yang menceritakan banyak sekali hal
yang tidak nyaman dalam dirinya karena “kemiskianan” yang sedang dialami dan
penolakan keluarga pada dirinya karena kemiskinan ini dan pas jam 03…, ada pesan yang
masuk dalam pijetan saya dari seorang teman lain dengan bunyi,” Sakit hati…keluarga
saya sendiri nolak secara halus, gara-gara sakit…, makanya mending mati di…aja”.
Setelah membaca pesan dari teman ini, saya merinding dan tidak bisa memejamkan mata
lagi bahkan mata saya meneteskan air tanpa saya sadari. Hanya satu kalimat keluar dari
mulut saya,” Tuhan tidak menolakmu teman”.
Pikiran saya terus tertuju pada dua teman yang sedang mengalami “masa
kegelapan” karena penolakan ini, satu orang karena “kemiskinan”, yang kedua
karena,”sakit”. Sungguh dalam “kegelapan” orang tidak memperoleh terang tetapi malam
“kejatuhan”, dan saya tahu kedua teman ini juga tidak mau mengalami “kebangkrutan”
dan “penyakit” dalam hidup mereka ini. Mereka tetap ingin sama dengan kebanyakan
orang, tetapi “nasib”, atau entah “takdir” yang dipandang “tidak baik” sedang menimpa
mereka sehingga mereka mengalami hal tersebut.
Memang orang terdekatlah yang biasanya mengerti keadaan mereka dan mereka
pula yang “kadang” pertama menolak keberadaan mereka. Orang terdekat ini menjadi
takut sengan keberadaan mereka yang mungkin diangap akan “merepotkan” bahkan
“menulari” akan apa yang sedang kedua orang ini alami.
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya jelas sebagai orang jauh yang menerima kabar ini tidak bisa berbuat banyak
kecuali mendengarkan dan menjadi tempat mereka mencurahkan “kekecewaan” dan
“kekesalan” dari apa yang telah mereka alami dan hanya dengan kedua kalimat diatas
yang menjadi senjata saya untuk menguatkan mereka, ditambah kalimat ini,“kalau semua
orang telah menolah kamu, masih ada Tuhan dan saya yang siap menerimamu dalam
keadaan apapun”. Dan kedua teman ini menjawab dengan kalimat yang hampir mirip,”
apakah br tidak keberatan berteman dengan saya yang sedang mengalami…..ini”.
“Tidak”, jawab saya. Tambah saya,” saya pernah mengalami apa yang sampeyan alami
yaitu ditolak dan dibuang dan ini menyakitkan tetapi percayalah dan jangan takut karena
Allah ada bersama denganmu kalau kau mau mempercayakan diri padaNya”.
“RencanaNya selalu ajaib dan indah untuk kita walaupun terasa berat awalnya”,
tambah saya.
Penolakan selalu tidak mengenakkan. Jika orang terdekat telah menolak, bagaimana
dengan orang lain????
Jika orang lain juga menolak maka kemana orang ini mencari tempat
berteduh???? Hanya kepada Allah yang paling tepat dalam menghadapi permasalahan ini.
Saya sebagai teman yang “terbatas” dalam banyak hal tentu hanya bisa membantu
semampu saya dan kalau bantuan dalam wujud “duniawi” juga pasti hanya semampu saya
dan inipun pasti juga dari tangan orang lain yang menitipkan kebaikannya untuk orang
lain melalui saya TAPI yang pasti saya ingin seperti DIA yaitu tidak menolak apapun
keberadaan kedua teman ini.
Saat-saat “berat” bersama mereka tentu akan menjadi saat yang terindah dalam
hidup karena disana ada perjuangan dan kepercayaan akan penyertaan dan kebaikan
Tuhan. Ia yang adalah Tuhan dan yang telah menyatakan “penyertaanNya”, tentu bukan
hanya slogan kosong belaka dan Ia pasti akan menyertainya melalui caranya yang ajaib.
Yang pasti akan ada jalan dari setiap kesulitan dalam kegelapan hidup ini untuk mencapi
terang yaitu Tuhan sendiri.
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maka dalam setiap menghadapi masa “kegelapan” dan “kekalutan” dalam hidup
mengingat bahwa Ia sungguh ada untuk kita adalah jalan terbaik dalam menghadapi
kegelapan hidup. “Jangan takut, Aku menyertaimu sampai akhir jaman”, sungguh Ia ada
dan akan selalu menerima, menjaga, memberi, membimbing, menuntun dan mencukupi
hidup kita yang mau mempercayakan diri padaNya”.
Sungguh dalam saat yang kritis Ia ada untuk kita dan Ia telah mengalaminya lebih
dahulu sebelum kita, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Saat ditolak orang, ingatlah waktu bayi Yesus ditolak hingga lahir di kandang hina.
Saat mengalami cobaan, ingatlah Yesus dicobai oleh iblis tetapi Ia tetap kuat sampai
menghempaskan setan dari hadapanNya.
Saat merasa mengapa hidup harus terus berusaha, ingatlah Yesus selalu pergi kemana saja
untuk mewartakan kebaikan Allah.
Saat hidup merasa dikhianati, ingatlah Yesus pernah dikhianati oleh muridNya.
Saat sakit dan menderita, lihatlah Yesus dicambuk dengan parahnya sampai tubuhNya
dipenuhi dengan luka.
Saat sulit memaafkan, ingatlah Yesus yang memaafkan Petrus yang menyangkalNya.
Saat merasa capek, lelah, bayangkan betapa capeknya Yesus memikul salib yang berat.
Saat hidup ditinggalkan orang yang dicintai, Ingatlah Yesus yang pernah ditinggalkan
oleh Bapa waktu Ia disalibkan.
Saat menangis dan kesedihan melanda, sungguh Yesus hadir mendampingi hidup
Sampeyan.
Salam dalam kepercayaan kalau Allah tidak akan menolak dan meninggalkan kita.
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
(6)