Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tantangan dalam pelaksanaan proyek konstruksi untuk mencapai keberhasilan
semaksimal mungkin tidak terlepas dari empat faktor penentu yaitu biaya (cost), penjadwalan
waktu pelaksanaan (schedule), mutu (quality) dan keselamatan (safety). Semakin besar biaya
yang dibutuhkan maka akan semakin besar/banyak juga waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan, pun demikian semakin besar biaya yang dikeluarkan maka diharapkan akan
semakin berkualitas proyek konstruksi yang dihasilkan. Namun demikian pasti berkaitan antara
biaya, mutu dan waktu pelaksanaan, faktor safety harus tetap dijaga dan diperjuangkan agar
diperoleh suatu proyek konstruksi yang efisien dari segi biaya, efektif dari segi penjadwalan
dan bermutu dari segi kualitasnya juga aman dari segi pelaksanaannya.
Proyek konstruksi bangunan dengan skala besar maupun kecil selalu diikuti dengan
pembangunan fasilitas pendukung di sekitar lokasi pembangunan proyek. Proyek
pembangunan gedung bertingkat tentunya juga membutuhkan fasilitas pendukung untuk
mendukung jalannya proyek pembangunan gedung. Fasilitas pendukung ini seperti gudang,
barak kerja, direksi kit, area penyimpanan material, jalan akses, pagar keamanan dan
sebagainya adalah termasuk fasilitas sementara dalam berjalannya suatu pembangunan proyek
kontruksi. Fasilitas-fasilitas tersebut (site facilities) berguna untuk menunjang jalannya proyek
konstruksi sehingga setiap proyek memiliki fasilitas sementara yang berbeda. Hal ini
tergantung pada macam dan ukuran proyeknya, keadaan dan medan proyek, proses dan
urutan pelaksanaan proyek, serta metode yang digunakan dalam proyek tersebut sehingga hal
ini berdampak terhadap jangka waktu pengerjaan proyek karena semakin lama waktu
pengerjaan yang dibutuhkan maka berbanding lurus dengan meningkatnya biaya yang
dikeluarkan dalam proyek pembangunan. Semakin banyak waktu yang dibutuhkan maka akan
semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Tata letak fasilitas, luas lahan, dan mobilisasi
aktivitas pekerja yang terdapat pada site juga berpengaruh pada pengeluaran biaya proyek
pembangunan. Begitu pula penempatan dan pengaturan fasilitas proyek pembangunan akan
mempengaruhi hasil produktivitas aktivitas suatu proyek. Besar kecilnya ruang yang diberikan
untuk penempatan masing-masing site facility tergantung dari lahan yang berada di sekitar
proyek. Semakin besar
ruang yang diberikan maka mobilisasi antar fasilitas juga akan semakin banyak memakan
waktu, Hal-hal yang perlu dipertimbangkan bagi para pekerja adalah faktor keamanan dan
keselamatan selama aktivitas proyek pembangunan berlangsung. Sementara pengaturan dan
penataan site layout masih kurang mendapatkan perhatian atau kurang matang dalam
perencanaannya sehingga prosesnya tidak optimal. Ketika proses tidak optimal maka biaya
yang dikeluarkan pun akan semakin besar, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk
site layout yang optimal dari proyek pembangunan gedung bertingkat.

Penentuan tata letak sudah pernah ada yang meneliti dengan tujuan untuk mengatur
seefisien mungkin letak fasilitas fasilitas sementara berdasarkan jarak tempuh pekerja (Gosno et
al., 2017). Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti hubungan antara jarak tempuh pekerja
dengan biaya proyek secara keseluruhan. Tentang keselamatan dalam proyek sudah pernah
ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang hubungan keselamatan dan biaya dalam
proyek konstruksi (El-Rayes et al., 2005). Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang
angka keamanan tingkat bahaya kecelakaan dalam suatu proyek.

Dalam penelitian ini,untuk mengoptimalkan site layout dalam suatu proyek ada dua
variable yang digunakan yaitu travel distance (TD) dan safety index (SI) yang dimaksud dengan
travel distance disini adalah jarak total perjalanan pekerja pada proyek dalam satu harinya dari
fasilitas satu kefasilitas lainya. Sedangkan safety index adalah indeks angka keamanan kerja
(tingkat bahaya kecelakaan) pada suatu zona dalam proyek. Semakin besar nilai safety
indexnya maka semakin besar pula tingkat bahaya kecelakaannya. Untuk pengklasifikasian
safety indexnya dapat dilihat pada bab berikutnya.
Proses perencanaan site facilities bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena
masing - masing fasilitas dapat ditempatkan di lokasi yang berbeda – beda dan akan
mempengaruhi aktifitas proyek. Produktivitas kerja dalam sebuah proyek konstruksi sangat
ditentukan oleh pengaturan dan penempatan fasilitas proyek site facilities. Jika travel distance
dan safety index yang dihasilkan dalam penempatan site facilities besar, maka produktivitas
kerja dalam proyek tersebut kecil. Dan sebaliknya jika travel distance dan safety index yang
dihasilkan kecil, maka produktivitas kerja menjadi besar. Untuk itu diperlukan penempatan site
facilities yang benar agar produktiviras kerja dalam proyek menjadi besar sehingga proses
pengerjaan proyek menjadi optimal. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan site layout yang
optimum dengan meminimalkan travel distance dan safety index. Selain itu tata letak fasilitas
yang tepat dapat mengurangi biaya penanganan bahan, meminimalkan waktu perjalanan
tenaga kerja, material, dan peralatan di lokasi sehingga akan meningkatkan keselamatan
kualitas konstruksi.
Pada proses perencanaan fasilitas-fasilitas site (site facilities), terdapat dua kondisi di
lapangan yaitu tata letak site yang setara (equal site layout) dan tata letak site yang tidak
setara
(unequal site layout). Tata letak site yang setara (equal site layout) digunakan manakala jumlah
fasilitas sama dengan jumlah tempat yang tersedia dalam proyek. Sedangkan tata letak site
yang tidak setara (unequal site layout) digunakan manakala jumlah fasilitas lebih sedikit dari
jumlah tempat yang tersedia dalam proyek serta merniliki lahan kosong yang tidak terpakai.
Pada penelitian - penelitian sebelumnya, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk
optimasi site layout ini.

(Gosno et al., 2017) melakukan penelitian perencanaan site layout menggunakan metode
metaheuristik baru bernama symbiotic organisms search (SOS) atau pencarian simbiosis
organisme. (Syarief et al., 2014) melakukan penelitian tentang optimasi site layout mengunakan
metode Multi-Objectives Function dengan tujuan Untuk mendapatkan site layout yang optimum.
(Tam et al., 2001) melakukan penelitian tentang optimasi tata letak tower crane menggunakan
metode genetik algoritm dan terbukti menjadi pendekatan yang fleksibel dan efektif untuk
memecahkan masalah optimasi.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini berdasarkan uraian yang
telah disampaikan adalah bagaimana bentuk site layout yang optimal berdasarkan Traveling
Distance dan safety index pada proyek pembangunan gedung bertingkat.
1.3. Tujuan
Tujuan yang akan dibahas dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang
telah disampaikan adalah menentukan bagaimana bentuk site layout yang optimal berdasarkan
Traveling Distance dan safety index pada proyek pembangunan gedung bertingkat,
1.4. Manfaat
Manfaat penelitian ini yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah memperluas
wawasan pada bidang manajemen konstruksi tentang proses optimasi site layout pada
pembangunan Gedung bertingkat, menambah konsep dan metode baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan hasil dari optimasi ini dapat meningkatkan efisiensi
dan efektifitas serta produktivitas kerja dalam suatu proyek

Anda mungkin juga menyukai