GARIS (LINE OF BALANCE) PADA PROYEK KONSTRUKSI UNTUK PEKERJAAN REPETITIF PADA TOWER 3 (STUDI KASUS : PROYEK LUXURY RESIDANCE SAVYAVASA – DARMAWANGSA)
DISUSUN OLEH:
HAFIZAH KHAIRANI SIREGAR
NIM : 2019-21-035
PROGRAM STUDI STRATA SATU
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA 2023 BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dewasa ini tuntutan globalisasi membuat perkembangan proyek konstruksi berjalan sangat pesat dan tak jarang dalam skala yang besar. Kepadatan jumlah penduduk dan minimnya keterbatasan area pemukiman, menjadikan apartemen sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Dalam suatu pembangunan proyek apartemen, perencanaan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Suatu perencanaan diharapkan dapat menjadi panduan dalam melaksanakan proyek sehingga proyek dapat dilaksanakan dalam waktu yang direncanakan. Dalam mencapai suatu keberhasilan proyek, konstruksi sangat bergantung pada tahap penjadwalan dan perencanaan. Untuk mengetahui hubungan antar kegiatan suatu proyek, penjadwalan proyek sangat penting untuk mengidentifikasi hubungan antar pekerjaan yang harus didahulukan, serta menunjukkan perkiraan waktu yang tepat untuk setiap item pekerjaan. Karena itu, dengan perencanaan yang baik diharapkan proyek dapat selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, dengan penggunaan biaya yang efesien, dan kualitas pekerjaan sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu, banyak metode-metode yang dikembangkan untuk penjadwalan waktu pelaksanaan proyek, salah satunya adalah metode Keseimbangan Garis (Line of Balance). Berdasarkan keadaan lapangan, dalam hal ini pada proyek Luxury Residance Savyavasa yang merupakan proyek kerja sama antara PT JSI Group dan Swire Properties yang merupakan owner proyek, menyerahkan pengerjaan pembangunan Luxury Residance Savyavasa kepada PT Taisei-Pulauintan dan CSCEC yang telah ditetapkan melalui proses tender sebagai kontraktor utama. Dengan mengusung konsep sebagai Kawasan hunian mewah dengan pemandangan alam dan kehidupan yang modern. Kawasan ini terletak di Darmawangsa, Kebayoran baru, Jakarta Selatan yang merupakan salah satu wilayah kawasan elit. Kawasan ini juga merupakan pusat kantor pemerintahan, pusat bisnis, apartemen mewah serta pusat perbelanjaan. Proyek Luxury Residance Savyavasa ini memiliki luas lahan sebesar 3 hektar dengan luas bangunan sekitar 140.000 m2 yang terdiri dari 3 tower dengan masing- masing tower 41 lantai. Merujuk pada Lumsden dalam (Arif Arianto, (2010)), Penjadwalan metode Line of Balance digunakan pada suatu proyek konstruksi yang mempunyai kegiatan yang berulang. LoB berfungsi sebagai media control dan monitoring, karena bisa digunakan untuk menunjukkan jumlah pekerjaan yang sudah selesai dalam kurun waktu tertentu, sehingga tingkat produksi bisa selalu dikontrol apakah sesuai dengan rencana awal. Hal ini ditunjukkan oleh lead times. Berdasarkan informasi yang di dapat pada pengerjaan proyek pembangunan Luxury Residance Savyavasa, proyek ini memiliki banyak pekerjaan repetitive atau berulang, sehingga dinilai metode Line of Balance sesuai untuk digunakan. Proyek tersebut memiliki keterbatasan terkait manajemen penjadwalan yang sering kali mengalami keterlambatan dan terhambatnya pekerjaan dikarenakan jumlah pekerja yang telah direncanakan tidak sesuai dengan yang ada dilapangan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh banyaknya para pekerja yang kurang professional dalam melakukan pekerjaan dan menyebabkan ada beberapa pekerjaan tertunda. Penjadwalan dengan menggunakan metode Line of Balance dinilai dapat menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penjadwalan proyek repetitive dengan menggunakan metode Line of Balance pada proyek pembangunan Luxury Residance Savyavasa tower 3.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana penjadwalan yang efektif dengan menggunakan metode Line of Balance pada proyek Luxury Residance Savyavasa tower 3? b. Apa saja pekerjaan yang dapat beresiko menjadi hambatan pada proses pelaksanaan proyek? I.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: a. Menganalisis penjadwalan yang efektif dengan menggunakan metode Line of Balance pada proyek Luxury Residance Savyavasa tower 3. b. Mengetahui pekerjaan yang dapat beresiko menjadi hambatan pada pelaksanaan proyek. I.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat pada penelitian ini yaitu : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembang ilmu pengetahuan dan menjadi referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi PLN. b. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dari hasil penelitian dalam perencanaan proyek. I.5 Ruang Lingkup Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis menetapkan batasan penelitian ini yaitu : a. Lokasi studi kasus terletak di Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yaitu pada proyek Luxury Residance Savyavasa. b. Yang ditinjau adalah jenis pekerjaan yang bersifat repetitive/berulang saja. c. Penelitian ini tidak menghitung biaya. d. Objek penelitian yang digunakan adalah penjadwalan pada pengerjaan proyek Luxury Residance Savyavasa tower 3 . e. Metode penjadwalan yang digunakan adalah metode Line of Balance.