Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Resume Presentasi Kelompok 8

Oleh:
Kelompok 1

I Kadek Bagus Adi Kusuma 1805511030


Shane Geona Budhiana 1805511036

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
RESUME:
1. LSM adalah Metode penjadwalan yang sesuai untuk pekerjaan yang repetitive atau
berulang adalah linier scheduling, yaitu tenik penjadwalan dengan menggunakan grafik
yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang berkesinambungan pada sebuah
proyek konstruksi linier.
2. Kelebihan penjadwalan metode LSM antara lain :
• Jadwal LSM menunjukan tingkat progress yang tidak dimiliki bar chart
• Jadwal LSM memberitahu sumber kesalahan dengan cepat dan membantu pemecahan
masalah, yang utamanya pada jenis proyek repetitif
• Keuntungan yang sangat signifikan dan diagram LSM adalah kemudahan dan
kesederhanaannya dalam menjelaskan jadwal kerja yang detail. Jadwal LSM mudah
dimengerti oleh manajemen dan staff di lapangan , kemudahan dan fleksibilitas juga
merekomendasikan kegunaannya sebagai alat perencanaan untuk membandingkan
alternatif tingkat progress, kombinasi aktivitas, atau sequence
• LSM dapat digunakan untuk menghitung interval atau buffer suatu aktivitas dan dapat
dilakukan alokasi sumber daya yang tepat dengan memperhatikan garis progress
aktivitas
3. Langkah pembuatan LSM:
• Mengidentifikasi durasi dan biaya dengan menggunakan data proyek yakni, rencana
biaya anggaran dan barchart
• Mengidentifikasi urutan kegiatan yang sama dan berulang (repetitive).
• Pembagian kelompok per-pekerjaan.
• Menghitung jumlah pekerjaan yang efektif
• Menghitung rencana waktu pengerjaan
• Penentuan jumlah kelompok kerja
• Menghitung waktu mulai masing-masing pekerjaan per unit sampai dengan unit
terakhir.
• Penggambaran grafik LSM, jika semua data sudah dianalisis
• Melakukan analisa perbandingan durasi pekerjaan dari proyek dengan durasi pekerjaan
menggunakan metode LSM.
• Menarik kesimpulan, dan saran dari penulis terkait dengan penelitian ini
4. Contoh penjadwalan LSM:

5. Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang
digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan sebuah proyek atau pekerjaan melalui
pemetaan waktu penyelesaian kegiatan yang acak.
6. Penggunaan metode PERT dalam manajemen proyek memiliki beberapa tujuan, yaitu:
• Mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi;
• Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan sebagian dari suatu keseluruhan pekerjaan
• Mempercepat selesainya proyek.
7. Penggunaan metode PERT dalam manajemen proyek memiliki beberapa tujuan, yaitu:
• Mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi;
• Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan sebagian dari suatu keseluruhan pekerjaan
• Mempercepat selesainya proyek.
8. Kompleksitas dalam manajemen proyek, membutuhkan identifikasi dan pemetaan atas
rangkaian kegiatan yang bisa saja harus dilakukan secara serial (berurutan) atau dapat
dilakukan secara paralel. Pemetaan ini dapat disusun dalam bentuk model jaringan. Berikut
langkah-langkah dalam menentukan PERT:
• Identifikasi kegiatan spesifik.
• Tentukan urutan kegiatan yang tepat.
• Bangun diagram jaringan.
• Perkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan.
• Tentukan jalur kritis.
• Perbarui grafik PERT.
9. Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:
• Melakukan identifikasi atau penentuan kegiatan (activities) dan tonggak proyek
(milestones) yang spesifik,
• Menentukan dan menetapkan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
• Menyusun dan membuat model diagram jaringan,
• Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
• Menentukan tahapan dan jalur kritis,
• Melakukan monitoring dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.
10. Penggunaan metode PERT dalam network planning ditujukan untuk mengetahui berapa
nilai probabilitas kegiatan proyek, khususnya pada jalur kritis harapannya dapat selesai
tepat waktu sesuai dengan jadwal.
11. Diagram PERT memiliki banyak kelebihan dan keunggulan yang sangat bermanfaat bagi
pengelolaan sebuah proyek, diantaranya sebagai berikut:
• Mampu menyediakan jangka waktu penyelesaian proyek,
• Memberikan informasi mengenai kemungkinan proyek dapat selesai sebelum jadwal
yang telah ditentukan,
• Menyediakan tahapan atau prosedur mana saja kegiatan yang kritis dan dimana kegiatan
yang membutuh waktu relatif longgar, sehingga pengelolaan proyek dapat tertangani
sesuai dengan proporsinya.
• Menyediakan informasi mengenai tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan
berakhir (periode program).
12. Metode RSM (Repetitive Scheduling Method) atau Metode Penjadwalan Berulang, suatu
metode yang menjamin penggunaan sumberdaya yang tak terputus. Metode Repetitive
Scheduling mampu mempertahankan kontinyuitas pekerjaan sehingga dapat menghemat
biaya. Jika misalnya proyek multiunit adalah proyek perumahan, maka hal ini berarti
disusun dahulu jadwal untuk satu unit rumah, lengkap dengan hubungan pendahulunya
(precedence relationships) yaitu hubungan antar kegiatan sesuai logika ketergantungannya.
13. Langkah penyusunan diagram RSM:
Menentukan hubungan antara setiap kegiatan pada setiap unit. Untuk itu dapat digunakan
metode CPM atau PDM untuk menggambarkan hubungan pada setiap unit yang sama, jika
perlu untuk setiap unit yang tidak typical. Setelah itu kegiatan-kegiatan tersebut
digambarkan dalam bentuk bar chart, sehingga urutan kegiatan dengan jelas dipahami. Dan
terakhir bar chart yang sudah terbentuk digambarkan pada diagram RSM
14. Rangkaian pengontrol adalah rantai atau urutan aktivitas yang membangun durasi
minimum proyek tersebut. Penentuan durasi proyek dari lintasan kritis tidak dipakai dalam
Repetitive Scheduling Method karena persyaratan kekontinyuan sumber daya tambahan.
Rangkaian ini menjaga semua kendala teknik yang diutamakan, ketersediaan sumber daya
dan kekontinyuan sumber daya melalui titik kontrol yang memindahkan urutan dari satu
garis produksi ke garis produksi lainnya.

PERTANYAAN DARI KELOMPOK KAMI:


1. Pada penjadwalan LSM tadi di grafik ada garis putus-putus vertikal dan juga horizontal,
Apa maksud dan tujuan dari garis putus-putus tersebut?
2. Jelaskan apa saja kelebihan RSM?

SESI DISKUSI:
1. Jelaskan apa saja kelebihan RSM? (Shane Geona Budhiana-1805511036)
Jawaban:
Kelebihan dari RSM adalah dapat dengan mudah diketahui kemajuan proyek tiap aktivitas
pada setiap lokasi atau keseluruhan proyek, serta dapat memonitor kontinuitas kerja dari
unit-unit kerja tiap aktivitas.
2. Pada penjadwalan LSM tadi di grafik ada garis putus-putus vertikal dan juga horizontal, Apa
maksud dan tujuan dari garis putus-putus tersebut? (I Kadek Bagus Adi Kusuma-
1805511030)
Jawaban:
Garis horizontal = pada suatu pekerjaan terjadi jeda dalam kurun waktu sepanjang garis putus
putus horizontal.
Garis vertikal = ……..
3. Apa saja kekurangan dari metode PERT? (Ida Bagus Komang Ananda Kusuma-
1805511038)
Jawaban:
• Kekurangan yang dimiliki metode PERT yaitu :
• Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
• Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
• Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
• Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur kritis, maka yang
nyaris kritis perlu diawasi.
4. Pada Slide Kelebihan Penggunaan LSM ada dijelaskan bahwa Jadwal LSM menunjukan
tingkat progress yang tidak dimiliki barchart. Progress yang dimaksud itu seperti apa ya?
Jawaban :
Progress yang dimaksud yaitu progress di Jadwal LSM lebih teratur. Selain itu, setiap
kegiatan tersebut tidak ada yang saling mendahuluinya. Di diagram LSM itu kan di kirinya
ada lokasi atau kuantitas pekerjaan dimana kalau di barchart itu cuma ada nama
pekerjaannya, tidak ada kuantitasnya.
5. Mana yg dimaksud lag time pada Gambar 3 diagram RSM?
Jawaban:

Tenggang waktu antara selesainya satu pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan lain. Seperti
pada B-C di gambar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai