Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah transportasi perkotaan saat ini merupakan masalah utama yang
sulit dipecahkan. Salah satu masalah transportasi tersebut adalah tundaan lalu
lintas. Tundaan lalu lintas ini menimbulkan berbagai dampak negatif ditinjau dari
segi ekonomi berupa kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang lama
sehingga bertambahnya biaya operasional kendaraan. Tundaan lalu lintas ini tidak
hanya terjadi pada jaringan jalan di Kota Denpasar, tetapi juga di Kabupaten
Badung.
Kabupaten Badung yang memiliki luas wilayahnya 418,52 km² menjadi
salah satu pusat aktivitas penduduk yang ada di Provinsi Bali. Beberapa ruas jalan
di Kabupaten Badung sangat ramai dilalui oleh kendaraan. Salah satu ruas jalan
yang padat lalu lintasnya adalah Ruas Jalan Padang Luwih, Kecamatan Dalung,
Kabupaten Badung. Ruas jalan tersebut biasanya dilalui oleh pengendara dari
daerah Dalung menuju ke Kuta. Sehingga pada saat jam puncak terjadi tundaan
lalu lintas pada ruas jalan tersebut. Jam puncak pada ruas jalan ini biasanya
terjadi pada pagi hari saat siswa berangkat sekolah dan pekerja berangkat ke
tempat kerja, pada siang hari ketika siswa pulang dari sekolah, dan pada sore hari
ketika para pekerja pulang dari tempat kerja.
Tundaan yang dimaksud pada wilayah studi adalah bertambahnya waktu
perjalanan atau terjadinya pengurangan kecepatan bergerak di bawah kecepatan
yang dianggap dapat diterima atau tingkat kesesuaian standar kecepatan jalan
rencana. Tingginya waktu tundaan serta menurunnya kinerja ruas jalan yang
berdampak pada kenaikan biaya operasional kendaraan. Hal ini menyebabkan
bertambahnya waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan yang tentu akan sangat
berpengaruh pada produktivitas masyarakat secara umum, mengingat jalan
merupakan prasarana pendukung utama pergerakan yang membantu interaksi
antar kegiatan dalam bentuk aliran barang dan jasa.

1
Tundaan lalu lintas yang terjadi pada ruas Jalan Padang Luwih diakibatkan
adanya hambatan samping antara lain parkir kendaraan di pinggir jalan (on street
parking), digunakannya badan jalan oleh pejalan kaki serta penyeberang jalan,
maupun kendaraan yang berhenti di pinggir jalan. Hambatan samping
mengakibatkan ruas jalan mengalami penurunan kinerja yang berpengaruh pada
tingkat pelayanan jalan. Hambatan samping juga dapat mengakibatkan turunnya
kecepatan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. Turunnya kecepatan
kendaraan inilah yang mempengaruhi nilai waktu dan biaya operasional
kendaraan (BOK) pada ruas jalan tersebut serta berdampak terhadap biaya
perjalanan.
Penelitian serupa pernah dilakukan pada Ruas Jalan Baypass I Gusti Ngurah
Rai, Kabupaten Badung oleh Indra (2012). Hasil analisis penelitian tersebut
menyebutkan bahwa tingkat pelayanan jalan adalah ‘F’ dimana volume lalu lintas
sepanjang ruas jalan mendekati kapasitas, arus tidak stabil dengan kecepatan
kadang berhenti dengan total biaya kemacetan yang dialami oleh pengguna jalan
pada saat jam puncak adalah Rp 3.579.936,00 per hari atau Rp 1.525.026.163,00
per tahun. Perbedaan penelitian ini dan sebelumnya adalah, lokasi studi, dan pusat
kegiatannya. Lokasi studi sebelumnya adalah Ruas Jalan Baypass I Gusti Ngurah
Rai yang merupakan jalan utama yang menghubungkan Kota Denpasar dengan
Kabupaten Badung Selatan, sedangkan pada penelitian ini adalah pada ruas Jalan
Padang Luwih. Untuk saat ini belum diketahui kinerja ruas Jalan Padang Luwih,
serta biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas.
Berdasarkan uraian tersebut, ada beberapa hal yang menjadi sasaran pokok
dari studi ini yaitu : bagaimana kinerja ruas Jalan Padang Luwih, Kecamatan
Dalung, Kabupaten Badung dan seberapa besarkah biaya perjalanan akibat
tundaan lalu lintas pada ruas Jalan Padang Luwih. Hal ini diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah di ruas Jalan Padang Luwih mulai dari Simpang Jalan
Padang Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang Jalan Padang Luwih –
Jalan I Wayan Gentuh agar nantinya dapat menemukan solusi yang tepat untuk
mencegah terjadinya masalah lalu lintas yang lebih besar.

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
ditimbulkan adalah :
1. Bagaimanakah kinerja ruas Jalan Padang Luwih mulai dari Simpang
Jalan Padang Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang Jalan
Padang Luwih – Jalan I Wayan Gentuh ?
2. Berapakah besar biaya perjalanan akibat adanya tundaan lalu lintas
pada ruas Jalan Padang Luwih mulai dari Simpang Jalan Padang
Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang Jalan Padang Luwih –
Jalan I Wayan Gentuh?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis kinerja ruas Jalan Padang Luwih mulai dari
Simpang Jalan Padang Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang
Jalan Padang Luwih – Jalan I Wayan Gentuh
2. Untuk menganalisis besarnya biaya perjalanan akibat adanya tundaan
lalu lintas di ruas Jalan Padang Luwih mulai dari Simpang Jalan
Padang Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang Jalan Padang
Luwih – Jalan I Wayan Gentuh

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai tambahan
pengetahuan tentang bertambahnya nilai waktu dan biaya operasional kendaraan
serta biaya tundaan yang diakibatkan oleh volume arus lalu lintas dan hambatan
samping. Selain itu, dari kinerja ruas jalan dan biaya perjalanan yang didapat
dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dan
kebijakan di bidang transportasi dalam tujuannya untuk meminimalkan nilai
waktu dan biaya operasional kendaraan yang melewati ruas Jalan Padang Luwih,
Kabupaten Badung

3
1.5 Lingkup Studi dan Batasan Masalah
Adapun lingkup studi dan batasan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Wilayah studi penelitian ini dibatasi pada ruas Jalan Padang Luwih mulai
dari Simpang Jalan Padang Luwih – Jalan Dalung Permai sampai Simpang
Jalan Padang Luwih – Jalan I Wayan Gentuh
2. Tundaan yang dimaksud pada wilayah studi adalah bertambahnya waktu
perjalanan atau terjadinya pengurangan kecepatan bergerak di bawah
kecepatan yang dianggap dapat diterima atau tingkat kesesuaian standar
kecepatan jalan rencana.
3. Perhitungan biaya tundaan akibat biaya operasional kendaraan untuk
kendaraan ringan dan kendaraan berat menggunakan model PCI (Pasific
Consultant International) yang dikembangkan sejak tahun 1979 dan
digunakan oleh PT Bina Marga sampai sekarang.
4. Untuk menghitung biaya tundaan akibat biaya operasional kendaraan
sepeda motor mengacu pada metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi
Bali Konsultan PTS 1999.
5. Dalam perhitungan nilai waktu per penumpang digunakan data PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) tahun 2010-2014 dan tidak
membedakan nilai waktunya, dimana data PDRB tersebut menunjukkan
nilai pendapatan perkapita per satu orang penduduk.
6. Survei dilakukan selama 12 jam pada waktu hari kerja
7. Perilaku para pengemudi kendaraan tidak diperhitungkan dalam penelitian
ini.
8. Besarnya total biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas diukur dalam
satuan rupiah per tahun.

Anda mungkin juga menyukai