Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca dan dimengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Lingkup dan item pekerjaan
selengkapnya akan uraikan dalam daftar quantity pekerjaan, sedangkan uraian teknis
pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Penyerahan Lapangan
Sebelum memulai kegiatan, Kontraktor harus sudah menerima surat/berita acara
penyerahan lapangan dari Pemberi Tugas.
1.2 Perijinan
Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus memerlukan perijinan dari
instansi yang berwenang, maka Kontraktor harus sudah memiliki perijinan yang dimaksud
sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut. Kontraktor tidak diperkenankan
memulai kegiatan sebelum memegang perijinan yang dimaksud. Segala biaya yang
dikeluarkan untuk mengurus perijinan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.6 Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali dengan
teliti elevasi dasar galian, permukaan tanah, ketinggian tanggul dan jalan atau elevasi
lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali harus dikaitkan terhadap
titik tetap yang terdekat. Alat – alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan
berfungsi baik dan sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus
mendapat persetujuan Direksi, baik dari jenisnya maupun kondisinya. Alat – alat yang
dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statip dan rambu – rambunya, theodolite
lengkap dengan instruksi Direksi. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi,
dan pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi. Ukuran –
ukuran pokok dari pekerjaan adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Ukuran
– ukuran yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan
kepada Pengawas Lapangan. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak memerintahkan
kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.
Apabila timbul keragu – raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasi angka –
angka elevasi dalam gambar maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk
dimintakan penjelasannya. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka
pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil – peil dan ukuran dalam gambar
dan uraian / syarat – syarat pelaksanaan itu. Pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis
meranti kelas II yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sifatnya datar (waterpass). Semua ketetapan pekerjaan pengukuran, baik
ukuran panjang maupun sudut harus terjamin kebenarannya. Pengukuran sudut siku – siku
dengan prisma atau benang hanya dibenarkan untuk bagian – bagian kecil dari pekerjaan
dan mendapat persetujuan Direksi. Kekeliruan dari hasil pengukuran, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan menggunakan
seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter. Penempatan
pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi Teknis.
b. Kantor Direksi dengan luas 40 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi Teknis/pengawas, rapat-
rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan perlengkapan sebagai berikut :
Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang.
2 stel meja tulis dan tempat duduk.
Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan.
Papan tulis/white board ukuran 90 x 120 cm.
Sepatu karet dan helm proyek.
Kotak P3K beserta isinya
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya.
Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
c. Kantor Kontraktor, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan bangunan dari cuaca dan
hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Kontraktor dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup air
dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Kontraktor/Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya
pekerjaan adalah milik Kontraktor dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
2. ACUAN NORMATIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memahami, mengikuti semua persyaratan
yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk standar material yang
akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII ( Standar Industri
Indonesia ). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII,
maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas
antara lain:
ISO : International Organization for Standardization
JIS : Japanese Industrial Standart
BS : British Standart
DIN : Deutsche Industrie Norm
AWWA : American Water Works Association
ASTM : American Society for Testing and Materials
ANSI : American National Standard Institute
AS : Australian Standard
AWS : American Welding Society
dan standar standar lainnya yang telah mendapat persetujuan dari Direksi.
7. PROSEDUR PENGGALIAN
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan peralatannya serta
bangunan pelengkap yang termasuk dalam pekerjaan ini.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan dengan cara-cara
yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya
bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada.
Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian,
menjadi tanggung jawab rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa
dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus bertahap sesuai
dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti
petunjuk Direksi Proyek.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti dengan
pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan
penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.
e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi pekerjaan dan
keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan tanah atau
dibawah tanah, maka harus diadakan pengamanan terhadapnya agar tidak terjadi
kerusakan sebagai akibat pekerjaan rekanan. Perbaikan atas kerusakan yang terjadi
sebagai akibat pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab rekanan.
14. PERBAIKAN DARI URUGAN YANG TAK MEMUASKAN ATAU TIDAK STABIL
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang diisyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang diisyaratkan harus diperbaiki dengan
menggaru permukaan dan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan
yang dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu sering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya kurang
memenuhi persyaratan atau seperti yang diperintahkan Direksi, maka harus
diperbaiki, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan
menggunakan “motor grader” atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain setelah
dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asal sifat material dan kerataan masih memenuhi persyaratan spesifikasi
ini.
d. Perbaikan dengan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat
bahan dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan direksi dan dapat meliputi
tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
d. Beberapa Standar Valve, fitting pipa dan accessories pipa lainnya yang untuk dijadikan
acuan dalam penawaran antara lain:
Bronze & Brass Valve ( connect srew ) Gate valve, Swing Check valve, Ball valve, Y-
Strainner, Ball Foot valve, etc.
Design : JIS Standard
Class : 125 Lbs, 150 Lbs,
Body : Bronze
Stem : Brass
Disc : Bronze
CI Giboult Joint
Standart : SII
Class : 10 Bar, 16 Bar 12
f. Pemasangan Pipa.
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala
macam jenis kotoran umpanya bekas puing-puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain
kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dn kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus langsung dipasang dan
distel sambungnnya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi
Proyek, serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat
sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh direksi proyek.
Setelah diperiksa dan di setujui Direksi Proyek baru diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup
sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan
pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
- Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang
diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, untuk itu akan diberikan petunjuk lebih
lanjut oleh Direksi Proyek.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus dilaksanakan dengan
penyambungan bend/elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan
tee atau cross tee (sesuai kebutuhannya).
- Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan
(secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Proyek.
- Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa
dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan Direksi Proyek.
- Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
- Untuk pipa yang ditanam waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa
harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend, dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan ( anker block ) dari beton (K 100).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja,
ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya
kotoran/benda-benda asing/ air kotor kedalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari
minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug)
dan diberi beton penahan (K-100).
g. Pemotongan Pipa
- Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan rekanan dengan
persetujuan Direksi Proyek dan harus dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk
jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang
baik sesuai dengan syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa bersangkutan (misal pipa
baja dengan pemotongan dan snay pipa kemudian dengan alat perapih ujung pipa).Ujung-
ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan
gurinda.
Peralatan Penyambungan
a. Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat pemanas, pemotong
dan pompa hidrolik.
b. Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong atau penyayat, plat
pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.
c. Roda penyangga pipa
d. Tenda pengelasan
e. Cleaning material, lint free cotton cloth or paper towel.
f. Bead gauge
g. Digital thermometer with surface probe to check heater plate
h. Pipe and covers
i. Baseboard
j. Pipe cutters
k. Air temperature thermometer
l. Indelible marker pen
m. Timer
n. Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue).
o. Alat ukur sambungan
p. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas
q. Pipa dan penutupnya
r. Papan landasan
s. Pemotong pipa
t. Thermometer temperatur udara
u. Spidol putih
v. Alat pencatat waktu
Metode Penyambungan
Pemeriksaan awal
Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya
sudah digunakan.
d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
f. Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa yang
akan disambung.
g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber listrik
dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
Prosedur Penyambungan
a. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat
pemotong dalam posisi lurus.
b. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
c. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
d. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara
ke bagian dalam pipa.
e. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung
pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa
yang kontinyu.
f. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
g. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa
h. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh permukaan yang
sudah dipersiapkan.
i. Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
j. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
k. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik. Tekanan tarik adalah ukuran
tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja
mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung. Tekanan tarik (kPa) harus
diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan dan harus ditambahkan
tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin. (Apabila yang digunakan mesin
adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)
l. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat
tersebut bersih dan baik suhunya.
m. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang
akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
n. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya
pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan
lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa
tidak bergeser dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas.
o. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa
plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
p. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
q. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel
r. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
s. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan.
22. DESINFEKSI.
a. Semua pipa pipa terpasang dan dikuras, semua pipa-pipa tersebut seluruhnya di
desinfeksi oleh rekanan. Pekerjaan desinfeksi tidak dapat dilaksanakan tanpa ada
persetujuan dari direksi proyek.
b. Air dan bahan-bahan kimia yang dipakai untuk desinfeksi menjadi tanggung jawab
rekanan.
c. Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur dengan chloor
sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa.Setelah 24 jam sisa chloor lebih dari 5 mg/liter
berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah memenuhi persyaratan.
d. Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chloor kurang dari 5 mg/liter,
maka chloor harus ditambah dan dicampur dan selanjutnya ditunggu selama 24 jam
lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chloor lebih
dari 5 mg/liter.
26. P E N U T U P.
- Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, akan
disampaikan dan dijelaskan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
- Pemborong harus membuat gambar As Built Drawing sebanyak 5 ( lima ) exemplar
yang telah disetujui oleh Direksi dan Pengguna Jasa. Dalam gambar as built drawing
tersebut dicantumkan pula tabel mengenai spesifikasi material yang dipakai, baik
material dasar maupun material finishing.
Sawahlunto, 2016
Pejabat Pembuat Komitmen/
Kepala Seksi Dinas Cipta Karya Kota Sawahlunto
……………………………
……………
NI……………………