Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

JARINGAN PIPA

PROGRAM : PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM DAN AIR


LIMBAH
PEKERJAAN : PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH UNTUK DAK TA. 2018

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama
– sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi,
tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Lingkup dan item
pekerjaan selengkapnya akan uraikan dalam daftar quantity pekerjaan, sedangkan
uraian teknis pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Penyerahan Lapangan
Sebelum memulai kegiatan, pemborong harus sudah menerima surat/berita
acara penyerahan lapangan dari Pemberi Tugas.
1.2 Perijinan
Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus memerlukan perijinan
dari instansi yang berwenang, maka Pemborong harus sudah memiliki perijinan
yang dimaksud sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut. Pemborong
tidak diperkenankan memulai kegiatan sebelum memegang perijinan yang
dimaksud. Segala biaya yang dikeluarkan untuk mengurus perijinan menjadi
tanggung jawab pemborong.
1.3 Penyediaan Fasilitas Penunjang Pekerjaan
Semua keperluan fasilitas penunjang pekerjaan seperti listrik, air bersih dan
lainnya yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Pemborong.
1.4 Mobilisasi Peralatan dan Material
Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan
laik pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami
kerusakan/tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan
peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan material di areal site
harus dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan
selama proses pekerjaan berlangsung.Pemborong harus sudah menghitung biaya
mobilisasi material sampai ke tempat lokasi pekerjaan sesuai dengan tingkat
kesulitannya.
1.5 Contoh – Contoh Material
Contoh – contoh material yang akan dipakai harus diajukan lebih awal oleh
Pemborong, mengacu pada spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Contoh-
contoh material yang telah disetujui oleh Direksi Teknis, dituangkan dalam
lembaran persetujuan material.
1.6 Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali
dengan teliti elevasi dasar galian, permukaan tanah, ketinggian tanggul dan jalan
atau elevasi lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali
harus dikaitkan terhadap titik tetap yang terdekat. Alat

1
– alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum
pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus
mendapat persetujuan Direksi, baik dari jenisnya maupun kondisinya. Alat –alat
yang dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statip dan rambu –
rambunya, theodolite lengkap dengan instruksi Direksi. Cara pengukuran
ketepatan hasil pengukuran, toleransi, dan pembuatan serta pemasangan patok
bantu akan ditentukan oleh Direksi. Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan
adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Ukuran – ukuran yang
tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak memerintahkan
kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian
pekerjaan. Apabila timbul keragu – raguan dari pihak Kontraktor dalam
menginterpretasi angka – angka elevasi dalam gambar maka hal ini harus
dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan penjelasannya. Apabila terdapat
kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil – peil dan ukuran dalam
gambar dan uraian / syarat – syarat pelaksanaan itu. Pembuatan dan
pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti kelas II yang tidak
berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuat dan permukaan atasnya rata
dan sifatnya datar (waterpass).Semua ketetapan pekerjaan pengukuran, baik
ukuran panjang maupun sudut harus terjamin kebenarannya. Pengukuran sudut
siku – siku dengan prisma atau benang hanya dibenarkan untuk bagian – bagian
kecil dari pekerjaan dan mendapat persetujuan Direksi. Kekeliruan dari
hasil pengukuran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.7 Gambar-gambar Kerja
Sebelum mengerjakan pekerjaan, Pemborong wajib membuat Gambar- gambar
kerja ( shop drawing ) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika
terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di
lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek
sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan.Pada keadaan dimana ada
penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus mengajukan 3 (tiga)
lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah
diperbaiki, kontraktor harus mengajukan kembali gambar yang Direksi diminta
untuk direvisi. Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas A3 dan
setelah disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor akan menyerahkan kepada
Direksi gambar asli dan
3 (tiga) lembar hasil rekamannya.
1.8 Papan Nama Proyek.
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 1,5 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x
120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih,
tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama
akan ditentukan kemudian dengan Direksi Teknis.

2
1.9 Administrasi dan Dokumentasi.
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara
lain : Request, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan, prestasi fisik
pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan
dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada
saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :

a. Kantor Direksi dengan luas 40 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi


yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi
Teknis/pengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan
perlengkapan sebagai berikut :
Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang.
2 stel meja tulis dan tempat duduk.
Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan.
Papan tulis/white board ukuran 90 x 120 cm.
Sepatu karet dan helm proyek.
Kotak P3K beserta isinya

Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
b. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya
bahan banguan dari cuaca dan hujan.
c. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta
tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.
d. Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus
dibersihkan dari tempat pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk standar
material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII (
Standar Industri Indonesia ). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada
dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi
kwalitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
ISO : International Organization for Standardization
JIS : Japanese Industrial Standart
BS : British Standart
DIN : Deutsche Industrie Norm
AWWA : American Water Works Association
ASTM : American Society for Testing and Materials
ANSI : American National Standard Institute
AS : Australian Standard
AWS : American Welding Society
dan standar standar lainnya yang telah mendapat persetujuan dari Direksi.

3. RAMBU–RAMBU KESELAMATAN KERJA


a. Bila diperlukan sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya
pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk memasang tanda – tanda pengaman
lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut : Semua papan – papan dan
tanda – tanda perhatian harus dibuat dari papan Kayu Kelas II tebal
3
minimum 3 mm dengan warna dasar kuning dan Penunjuk Pengaman Lalu
Lintas dengan warna hitam dengan ukuran sesuai petunjuk direksi.
b. Pada malam hari ditempat – tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus
dipasang lampu merah yang cukup jelas dan terang menurut petunjuk
Direksi untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
c. Penempatan alat – alat dan bahan – bahan yang berada di tepi jalan pada
malam hari harus juga diberi seperti lampu merah atau tanda – tanda yang
sifatnya membantu keamanan jalannya lalu lintas.
d. Menutup lalu lintas secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi.
e. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalulintas macet dan
Kontraktor harus menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas
jalannya bila diperlukan Kontraktor harus menyediakan pesawat HT untuk
mempermudah sistem pengaturannya.
f. Penetapan alat – alat dan bahan – bahan diusahakan sedapat mungkin tidak
mengganggu lalu lintas. Bila karena terpaksa bahan – bahan harus
dituangkan di tepi jalan, dengan tidak mengganggu lalu lintas selambat
– lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam sesudah penurunan bahan –
bahan harus sudah dipindah ketempat penyimpanannya.
g. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian kontraktor
memberi pengaman seperti tersebut diatas, sepenuhnya adalah
tanggung jawab Kontraktor.

4. PEKERJAAN GALIAN PIPA

a. Sebelum pekerjaan Penggalian Badan jalan dimulai, Kontraktor harus


menyelesaikan perijinan untuk penggalian pada Dinas Bina Marga dan
Pengairan Kabupaten Badung. Segala biaya pengurusan ijin galian menjadi
tanggungan Kontraktor.
b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan,
penumpukan tanah biasa,batu atau material lain yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
c. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan dasar galian
saluran pipa, seluruh galian dapat merupakan salah satu dari : Galian tanah
biasa, Galian batu karang / tanah keras,Pembuangan sisa galian ke luar
lokasi dengan kendaraan

5. JAMINAN KESELAMATAN PEKERJAAN GALIAN


a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin
keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk
sekitar.b. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada
dalam galian yang mengharuskan kepala mereka berada di permukaan
tanah, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat
kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap
saat peralatan galian cadangan (yang belum terpakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
c. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamannya, dan setiap
galian terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan
rambu pada malam hari dengan drum dicat putih (atau yang serupa)

4
Ketentuan pengaturan dan pengendalian lalu lintas selama pelaksanaan
konstruksi harus diterapkan pada seluruh galian dalam daerah milik jalan.

6. PERBAIKAN DARI PEKERJAAN GALIAN YANG TAK MEMUASKAN


a. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi dimensi diatas harus
diperbaiki oleh Kontraktor.Bahan yang berlebih harus dibuang dengan
penggalian lebih lanjut.
b. Daerah dimana telah tergali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat
seperti yang diperintahkan Direksi.
c. Pekerjaan galian yang terlalu lebar dari batas daerah yang ditentukan dan
dapat menyebabkan longsor, harus segera diurug kembali dengan urugan
dari bahan – bahan terpilih atau lapis pondasi agregat, yang sesuai
dengan pengarahan Direksi Teknik.

7. PROSEDUR PENGGALIAN
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan
peralatannya serta bangunan pelengkap yang termasuk dalam pekerjaan ini.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan
dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari
kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia
dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan
oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian,
menjadi tanggung jawab rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman.
Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang
dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi
Proyek.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti
dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya,
serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan
segera.
e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi pekerjaan
dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan
tanah atau dibawah tanah, maka harus diadakan pengamanan terhadapnya
agar tidak terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan rekanan.Perbaikan
atas kerusakan yang terjadi sebagai akibat pekerjaan penggalian
menjadi tanggung jawab rekanan.

8. LEBAR DAN KEDALAMAN PARIT GALIAN.


a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa
berikut perlengkapannya serta bangunan-bangunan yang nyata-nyata
termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar kerja
(gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan ).
b. Patokan /pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur
dari atas pipa sampai permukaan jalan/ tanah asal, ditambah diameter
luar pipa dan tebal lapisan pasir dibawah pipa.
c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga
terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian
(yang tidak terganggu antara dua sambungan pipa).
d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan
kedalaman jalur pipa yang tepat.

5
e. Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya
pipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus
menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehungga kebocoran-
kebocoran pada sambungan dapat dihindarkan. Bila perlu lebar galian
diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat
penyangga dan sebagainya.
f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali hingga
didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang kerja,
pemasangan, penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
g. Bila pada bagian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur atau
penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan pasir ataupun
diurug dengan bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi Proyek.
h. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang dari parit
galian.
i. Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada
kedalaman yang tepat untuk meletakan pipa, serta harus bebas dari
lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki para pekerja. Dasar parit yang
sebelumnya padat tapi menjadi lunak bagian atasnya akibat
pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih
lapisan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar
parit tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.
j. Apabila ternyata didalam pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran-
kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan terus menerus yang
mengganggu, haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap kayu
atau lainnya) agar terjamin keselamatan dan keamanan pekerja,
effisien kerja, struktur dan fasilitas lain yang ada.
k. Penerapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk menahan semua
beban dan muatan yang mungkin timbul akibat pergerakan tanah atau
tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku hingga tidak terjadi
perubahan bentuk dan posisi dalam keadaan apapun. Biaya yang
mungkin timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya
tuntutan tambahan biaya untuk pekerjaaan ini.
l. Bila pada bagian parit galian ternyata tidak stabil atau dijumpai lapisan-
lapisan bekas sampah ataupun humus, lapisan tersebut harus
dibuang. Bila dianggap perlu, direksi proyek dapat memerintahkan
untuk memindahkan tanah pada lokasi galian dan mengisi kembali dengan
bahan-bahan yang sesuai.
m. Pada tempat – tempat parit galian yang mudah longsor harus diberi
turap pengaman.
n. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang
harus dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
o. Apabila juga ternyata bahwa didalam galian dijumpai air yang
mengganggu pengeringan, maka rekanan harus menyediakan pompa
atau peralatan lain untuk pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat
pekerjaan pengeringan tersebut berikut pompa dan peralatannya adalah
tanggungan rekanan.
p. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam
hingga mencapai atau dibawah elevasi statik, hendaknya dikeringkan
dengan menurunkan permukaan air tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm
dibawah dasar galian.
q. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain,
dicegah tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada tanah milik sekitarnya, dan
biaya yang timbul untuk pekerjaan ini merupakan tanggung jawab
rekanan.

6
9. PEMBUANGAN SISA GALIAN KELUAR LOKASI DENGAN KENDARAAN
a. Untuk keperluan pengangkutan jauh keluar lokasi kerja dengan alat angkut
yang memadai. Alat angkut dan operatornya disediakan oleh kontraktor.
Penempatan material tersebut pada tempat yang aman atas persetujuan
Direksi.

10. PEKERJAAN URUGAN


a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
konstruksi urugan, untuk pengurugan kembali galian pipa atau struktur
dan untuk urugan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk
dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau
penampang melintangnya.
b. Urugan yang dicakup oleh ketentuan ini merupakan urugan pilihan yaitu
urugan dari berbagai material sesuai yang ditentukan.Pekerjaan Urugan
/ Timbunan yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan seluruh
Urugan / Timbunan Adalah :
Urugan Tanah dipilih dan Pemadatan

11. URUGAN TANAH DIPILIH DAN PEMADATAN


a. Pekerjaan urugan ini mencakup pengadaan, pengambilan, pengangkutan dan
penghamparan dari tanah pilihan pada lubang – lubang galian pipa
yang telah disiapkan, dengan pemadatan lapis demi lapis setiap 15 cm
dengan menggunakan stamper atau hand press sampai tercapai dimensi
urugan yang dikehendaki.

12. PERBAIKAN DARI URUGAN YANG TAK MEMUASKAN ATAU TIDAK STABIL
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang
diisyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang diisyaratkan
harus diperbaiki dengan menggaru permukaan dan membuang atau
menambah bahan sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu sering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya
kurang memenuhi persyaratan atau seperti yang diperintahkan Direksi,
maka harus diperbaiki, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan
dicampur dengan menggunakan “motor grader” atau peralatan lain yang
disetujui.
c. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain
setelah dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak
memerlukan pekerjaan perbaikan asal sifat material dan kerataan masih
memenuhi persyaratan spesifikasi ini.
d. Perbaikan dengan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau
persyaratan sifat bahan dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan
direksi dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul
dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan
penggantian bahan.

7
13. SYARAT – SYARAT KHUSUS BAHAN PERPIPAAN

a. Pipa GIP (Galvanish Iron Pipe)


- Semua pipa GIP yang dipakai mempunyai diameter nominal,
diameter luar, tebal dinding harus sesuai dengan yang disyaratkan
dalam uraian ( SNI, SII ).
- Pipa GIP yang dipakai adalah kelas Medium A yang tahan
terhadap Pengujian Tekanan Air sebesar 50 Kg/cm2. Sedangkan
untuk fittingnya menggunakan CI dan atau Black Steel (SCH- 40) sesuai
keterangan dalam gambar dan dalam daftar Quantity.
- Sambungan pipa GIP yang dipergunakan adalah dengan
screw,flange las dan atau pengelasan, disesuaikan dengan kondisi di
lapangan. Dimensi flange dibuat sesuai standar yang lazim digunakan
untuk air minum dan khusus dibuat untuk tahan Pengujian Tekanan
Air 50 Kg/cm2. Harga penawaran yang diajukan sudah termasuk
perlengkapannya, seperti mur, baut, ring dan gasket/karet packing.
- Semua pipa beserta perlengkapan penyambungan adalah dalam
kondisi baru dan siap pakai ( tidak dibenarkan menggunakan
barang bekas ).

SPESIFIKASI : PIPA BAJA MEDIUM GALVANIS

DIAMETER DIAMETER LUAR TEBAL BERAT


NOMINAL
inch mm Max(mm) Min (mm) mm Kg/m
1/2 15 21.4 21.1 2.65 1.22
3/4 20 27.2 26.4 2.65 1.58
1 25 34.2 33.4 3.25 2.44
1¼ 32 42.9 42.1 3.25 3.14
1½ 40 48.8 48.0 3.25 3.61
2 50 60.8 59.8 3.65 5.10
2½ 65 76.6 75.4 3.65 6.51
3 80 89.5 88.1 4.05 8.47
4 100 114.9 113.3 4.05 12.00
5 125 140.6 138.7 4.85 16.20
6 150 166.1 164.1 4.85 19.20

b. Valve dan fitting


- Valve yang akan dipergunakan harus mengikuti salah satu standar
yang disetujui oleh Direksi. Seluruh valve pada badan luar harus
tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat
menunjukkan nama atau merk dagang pembuatnya, tekanan kerja,
class serta diameter nominalnya. Harga penawaran setiap macam
valve harus sudah termasuk dengan kelengkapannya masing-
masing seperti bout, mur karet packing ( unit set ) , include
dengan upah kerja pemasangan ( Complete Works Joint Materials ).
Bila kualitas valve yang dipakai meragukan, maka Direksi berhak
merekomendasikan kepada rekanan untuk mengganti dengan jenis
serta kualitas yang telah memenuhi standar dan teruji
pemakaiannya. Valve yang ditawarkan adalah dalam kondisi baru (
bukan valve bekas) dan sesuai dengan Tekanan kerja yang diminta
dalam spesifikasi teknis dan yang tercantum dalam Bill of Quantity.
- Air valve yang dipergunakan harus dapat beroperasi secara
otomatis dan mempunyai tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan
8
kerja dan tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar. Air
valve harus dapat berfungsi melepaskan udara selama
pengaliran air dalam pipa, dapat memasukkan udara selama
penggelontoran, melepaskan udara bila udara terjebak dalam
pipa, dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang
dilepaskan serta aman terhadap vacum.
c. Beberapa Standar Valve,fitting pipa dan accessories pipa lainnya yang
untuk dijadikan acuan dalam penawaran antara lain:
Bronze & Brass Valve ( connect srew ) Gate valve,Swing
Check valve, Ball valve, Y-Strainner,Ball Foot valve, etc.
Design : JIS Standard
Class : 125 Lbs, 150 Lbs, Body
: Bronze
Stem : Brass
Disc : Bronze

CI Gate Valve (N.R.S) connect flange


Design : JIS Standard Material
Class : 10K,16 K Body
: FCD-S
Stem : SUS 403
Disc : SUS 403

CI Swing Check Valves (connect Flange )


Design : JIS Standard Material
Class : 10K,16 K Body
: FCD-S
Screen : SUS 304
Plug : SUS 304/S45C

CI Y-Pattern Strainer ( connect flange)


Design : JIS Standard Material
Class : 10K, 16 K
Body : FCD-S
Disc : SUS 403

CI Air Valve ( connect srew/flange)


Standar : SCI ( Siam Cast Iron) Air valve
Type : Single small orifice valve ( screwed end
& Flange end)
Body & Cover : Cast iron
Orifice & sealing ring : Moulded Synthetic Rubber
Float : ABS ( Acryloitrilile Butadiene Styrene )
/Stainless Steel
Float guide : ABS/Gunmetal/Cast iron

CI Water Meter (connect flange)


Standar : ISO 4064 B
Setara : Linflow
Status : Lulus uji Kalibrasi

Surge/pressure Tank dengan pressure switch


Standart : ISO 9001
9
Setara : CIMM( 500 liter ) Max
Press : 10 Bar
Tes Press : 14,3 Bar

Pressure Reducing Valve(PRV )


Cla Val-Model 90-01 KO (Uses Basic Valve Model 100-01)
Valve size : 3 inchi
Valve and body cover : ASTM A536
Material : Ductile Iron
Flange : ANSI Standart B16.42
Disc retainer
& Diaphragm washer : Cast iron
Trim:Disc guide
Seat & cover bearing :Bronze standart
Disc : Buna N.Rubber
Diaphragm : Nylon Reinforced Buna N.Rubber
Steam nut & spring :Stainless steel

FITTING SCH- 40 ( Tee, Reducer, Bend, Reducer Tee )


Standar specification : ASTM A234
Standar dimension : ASME B16.9
Material : Carbon steel

Steel Pipe Flange


Class : 10 K

CI Giboult Joint
Standart : SII
Class : 10 Bar, 16 Bar

14. PEMASANGAN PIPA


a. Umum.
- Pipa, fitting dan perlengkapannya yang akan dipasang, tersimpan
digudang penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi Tugas.
Pengakutan dari gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung
jawab rekanan termasuk pembiayaannya. Apa bila ternyata dalam
pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan perlengkapannya terdapat
kelebihaan pipa atau perlengkapannya, rekanan harus mengembalikan
kegudang/tempat pengumpulan yang ditentukan oleh Direksi Proyek.
Biaya untuk pengembalian pipa dan potongan- potongan pipa dan
perlengkapannya tersebut menjadi tanggungan rekanan.
- Cara-cara pengakutan, penyambungan dari pipa-pipa dan
ketentuan-ketentuan teknis cara pemasangan akan diberikan
petunjuk oleh Direksi Proyek.
- Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diserahkan kepada rekanan
untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan
sampai hilang atau rusak. Kerusakan atau hilang setelah
diserahkan kepada rekanan, harus diganti sesuai dengan
kwalitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat
penggantian tersebut menjadi tanggungan rekanan.
- Sebelum dan sesudah dipasang pipa-pipa dan perlengkapannya,
harus dijaga kebersihannya dan diperiksa lagi atas kerusakan dan
retak-retak.
10
b. Pembokaran Sepanjang Jalur Parit Galian.
- Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakan
setiap interval panjang pipa sehingga memudahkan penurunan
pipa kedalam parit.

c. Menurunkan Pipa Kedalam Parit.


- Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam galian dengan alat- alat
khusus yang disediakan oleh rekanan. Semua pipa, fitting dan
perlengkapannya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit
galian secara satu persatu dengan derek, tali – tali dan lain-lain alat
yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan.
- Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh
menggunakan seling baja atau rantai, karena dapat merusak dan
menggores pipa.
- Bila rekanan menggunakan kait untuk mengangkat dan
menurunkan pipa, maka ujung kait ini harus dilindungi karet,
untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung pipa dan inner lining
dari pipa baja.
- Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat
kelalaian rekanan, rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak
atau memperbaiki kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti
semula dengan persetujuan Direksi Proyek.
- Selama penurunan pipa-pipa harus dihindari terbantingnya atau
terbeturnya pipa, karena dapat menimbulkan pecah atau retak- retak
pada pipa dan lapisan cement liningnya atau kerusakan pada ujung
pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.

d. Pemeriksaan Sebelum pemasangan.


- Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat- alat
bantu untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan
cermat dan hati-hati sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa
tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
- Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut
harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong
sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek. Pipa atau fitting
yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.

e. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.


- Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam
jenis kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian
sambungan yang akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu
sampai bersih sehingga diperoleh sambungn pipa yang stabil dan baik.

f. Pemasangan Pipa.
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai
kemasukan segala macam jenis kotoran umpanya bekas puing- puing,
alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu
kebersihan dn kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus
langsung dipasang dan distel sambungnnya dan kemudian diurug
dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Proyek, serta dipadatkan
dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat- tempat
sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh
direksi proyek. Setelah diperiksa dan di setujui Direksi Proyek baru
diperbolehkan untuk diurug.

11
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya
berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan
tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa
tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
- Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara
dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik
pipa yang bersangkutan, untuk itu akan diberikan petunjuk lebih
lanjut oleh Direksi Proyek.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus
dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow yang sesuai, begitu
pula untuk percabangan harus dengan tee atau cross tee
(sesuai kebutuhannya).
- Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun
tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara
pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Proyek.
- Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat
persetujuan Direksi Proyek.
- Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka
jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
- Untuk pipa yang ditanam waktu pemasangan pipa, parit galian
untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama
sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee,
elbow/bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan ( anker
block ) dari beton (K 175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu
diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus
ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda
asing/ air kotor kedalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus
bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan
minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (K-175).

g. Pemotongan Pipa
- Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat
dilakukan rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau
bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin
penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa bersangkutan (misal pipa baja
dengan pemotongan dan snay pipa kemudian dengan alat perapih
ujung pipa).Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan
dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan gurinda.

h. Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.


- Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan
pemasangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan
kondisi semula.
- Biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan tersebut menjadi
tanggung jawab rekanan.

12
15. PENYAMBUNGAN PIPA.
a. Umum.
- Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuatan pipa dan atau
berdasarkan petunjuk-petunjuk dari direksi proyek.
- Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
Pipa baja dengan sambungan Flens
Pipa baja dengan sambungan las
Pipa GIP dengan sambungan shock, flens dan las.
Pipa HDPE dengan sambungan pemanasan menggunakan Butt
Fusion dan sambungan Electrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.
b. Sabungan Flens.
- Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian di las dan
dipasang bout dengan putaran secukupnya.
- Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga
dapat menjamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens
pipa sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh
permukaan dari flens.
- Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk
dengan sempurna.
c. Sambungan Dengan Pengelasan.
- Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan didalam parit, maka
lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat bekerja dengan
baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil untuk memperoleh hasil
pengelasan yang baik.
- Bila pengelasan dilakukan diluar parit galian, maka jumlah pipa-
pipa yang dilas harus sedemikian rupa, sehingga terdapat suatu
panjang tertentu dari pipa yang dilas, dan cara penempatan pada
posisi yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan
pipa kedalam parit galian, pipa tidak mengalami kerusakan.
Dalam hal ini rekanan terlebih dahulu harus meminta persetujuan
dari Direksi
Proyek.
- Semua sambungan pipa yang sudah dilas dites. Pengetesan
dilaksanakan dengan cara-cara yang disetujui Direksi Proyek.
- Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang
berpengalaman dalam bidangnya dan mempunyai sertifikat keahlian
dalam bidang ini. Bila Direksi proyek meminta, maka sertifikat ini
harus diberikan.
- Kawat las yang dipergunakan untuk pipa baja adalah jenis JISz
3211 atau semutu dan disetujui Direksi Proyek.Kawat las yang
lembab tidak dapat dipakai dan kadar kelembaban harus kurang
dari 2,5 % untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya)
dan 0,5 % untuk kawat yang mengandung Zat air yang rendah.
- Mesin las yang dapat dipakai harus disetujui Direksi Proyek.
- Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar (coating) pipa
dipasang kembali seperti semula dengan cara-cara menurut
petunjuk dan peraturan-peraturan pabrik membuat pipa.
- Untuk pipa baja diameter 500 mm kebawah, pembersihan dan
perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja.
- Semua sambungan las harus dicat dengan cat dasar anti karat
synchromate setara produksi Kansai Paint minimum 2 lapis,
kemudian di cat akhir minimum 2 lapis dengan cat besi yang
tahan terhadap karat, dan dibalut dengan rapi.

13
16. PEMASANGAN VALVE COVER.
a. Tempat Pemasangan.
- Lokasi pemasangan valve cover sesuai dengan gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Proyek
- Selubung valve menggunakan pipa PVC S-10 Dia. 200 mm
b. Beton Path box.
- Path box tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan kepada
valve jadi pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve.
Penutup dari box tingginya harus sama dengan permukaan jalan/tanah
yang ada, atau memenuhi level dan ketinggian yang ditentukan oleh
Direksi Proyek.

17. PERLINTASAN PIPA.


a. Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan saluran air kotor,
seperti yang terlihat dalam gambar. Rekanan hendaknya mendapatkan
izin-izin yang diperlukan untuk membuat bangunan perlintasan dan biaya
yang timbul untuk itu menjadi tanggung jawab rekanan.
b. untuk pipa-pipa yang melintasi saluran, harus dibuat konstruksi
khusus seperti terlihat pada gambar rencana. Pipa yang digunakan untuk
perlintasan ini adalah pipa baja.

20. PENGETESAN PIPA.


a. Umum.
- Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji/pada setiap
sambungannya untuk diketahui apakah penyambungan pipa
sudah dilakukan dengan sempurna.
- Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan
disaksikan oleh direksi proyek. Pengetesan ulang harus
dilaksanakan kembali bila hasil pengetesan belum mendapat
persetujuan direksi proyek.
- Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
- Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi
bagian dari panjang pipa, dengan panjang pipa untuk tiap kali
pengetesan tidak lebih dari 500 m.
- Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan minimal 12.5
atmosfir atau satu kali tekanan kerja pipa, dan apabila selama
1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan
berhasil dan dapat diterima.
- Pengetesan dapat dilaksanakan dengan cara-cara sebagai
berikut:
Hydrostatic pressure test.
Leakage test.

b. Hydrostatic Pressure Test.


- Setelah pipa dipasang dan sebagian telah di urug, pada pipa
tersebut harus dilakukan pengujian hidrostatis (Hydrostatic
pressure test)
- Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian ini disedikan
oleh rekanan, cara-cara pelaksanaan pengujian harus mendapat
persetujuan Direksi proyek.
- Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan
dari dalam pipa dengan cara mengisi pipa dengam air sampai
penuh. Bila pada jalur pipa yang diuji tidak terdapat valve
pembuangan udara (air valve) rekanan dapat memasang kran
pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek.
Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang
14
udara dapat ditutup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat
dilakukan.
- Saat-saat dilaksanakan pengujian, semua keran-keran harus
dalam keadaan tertutup.Lama pengujian dilaksanakan minimum
60 menit.
- Pada waktu pengujian, semua sambungan pipa, fitting maupun
perlengkapan lainnya harus diuji/dites pada galian parit yang
terbuka (belum diurug). Bila kelihatan ada kebocoran-kebocoran
pada sambungan-sambungan tersebut maka sambungan tersebut
harus diperbaiki sehingga tidak terdapat kebocoran pada tempat
sambungan tersebut.

c. Pengujian Kebocoran (Leakage test)


- Pengujian kebocoran harus dilaksanakan setelah pengujian
tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan dan disetujui direksi
proyek.Rekanan harus mempersiapkan semua peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian
kebocoran.Lamanya pengujian untuk tiap-tiap kali pengujian adalah
2 jam dan selama pengujian, pipa-pipa harus tetap menunjukan
tekanan normal.
- Hasil pengujian dianggap baik dan akan disetujui direksi proyek
bila memenuhi standar pengujian kerbocoran pada sambungan-
sambungan pipa sampai hasil pengujian kebocoran memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.

21. PENGURASAN PIPA.


Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih ( portable)
yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang
sudah dipasang dan dibuang kesaluran-saluran drainage, secara berangsur-angsur
segala kotoran-kotoran yang aada didalam pipa dibersihkan.

22. DESINFEKSI.
a. Semua pipa pipa terpasang dan dikuras, semua pipa-pipa tersebut
seluruhnya di desinfeksi oleh rekanan. Pekerjaan desinfeksi tidak dapat
dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari direksi proyek.
b. Air dan bahan-bahan kimia yang dipakai untuk desinfeksi menjadi
tanggung jawab rekanan.
c. Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur
dengan chloor sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa.Setelah 24 jam sisa
chloor lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah
memenuhi persyaratan.
d. Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chloor kurang
dari 5 mg/liter, maka chloor harus ditambah dan dicampur dan selanjutnya
ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali. Demikian
seterusnya sampai sisa chloor lebih dari 5 mg/liter.

23. PENGECATAN PIPA.


a. Semua pipa baja yang terbuka terhadap udara, harus diberi dua
lapisan cat dasar setelah dipermukaan pipa terlebih dahulu
dibersihkan dan sudah kering.
b. Semua bagian-bagian besi baja yang terdapat pada jembatan pipa
seperti pipa support, klem pipa anchor dan lain-lain harus pula
dicat.Semua sambungan pipa baja yang dilas, setelah selesai dilas

15
bagian lapisan dalam dan luar harus diperbaiki kembali. Bagian pipa yang
sudah diperbaiki tersebut, harus dicat dasar anti karat syncromate
minimum 2 lapis dan dicat akhir dengan cat besi tahan karat minimum 2
lapis.
c. Rekanan harus memberikan perhatian lebih besar pada pengaruh
pengkaratan terhadap pipa baja, terutama untuk pipa baja yang dipasang di
daerah dekat pantai atau saluran air.

24. PERBAIKAN KEMBALI.


a. Rekanan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan
kembali seperti keadaan/ konstruksi semula (sebelum pemasangan pipa)
dengan konstruksi dan kwalitas yang minimal harus sama, untuk
semua bangunan dan konstruksi lainnya yang rusak oleh rekanan
akibat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa, seperti :- Jalan hotmix
harus kembali berhotmix.
- Jalan aspal penetrasi harus kembali beraspal penetrasi.
- Jalan batu harus kembali berbatu.
- Trotoar beton/paving stone harus kembali berbeton/paving
stone.
- Bidang tanah berumput /tanaman-tanaman yang rusak harus
kembali berumput/tanaman seperti semula.
- Dan lain-lain yang di jumpai selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Untuk pekerjaan ini pengembalian lapisan perkerasan menggunakn
lapisan penetrasi macadam tebal 5 cm padat. Spesifikasi lapisan
macadam antara lain:
- Bersihkan terlebih dahulu permukaan lapisan agregat A yang
telah dipadatkan dengan menggunakan Air Compressor.
- Semprotkan aspal teak coat 0.8 kg/m2 secara merata
dipermukaan yang akan diaspal dengan aspal sprayer.
- Hampar agregat pokok batu pecah 3- 5 cm dan 2-3 cm lalu
dipadatkan.
- Semprotkan aspal pertama 2,5 kg/m2.
- Hampar agregat pengunci seplit 1- 2 cm s/d 0.5-1 cm lalu
dipadatkan.
- Semprotkan Aspal 1,5 kg/m2 dan gilas sampai merata.
- Taburkan pasir beton yang telah diayak merata keseluruh
permukaan.
c. Untuk pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan dengan campuran
aspal panas seperti lapisan pondasi atas dengan ATB dan lapis
permukaan AC disesuaikan dengan ketentuan peraturan Bina Marga.

25. PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah :
- Perbaikan – perbaikan kecil terhadap bagian dari pekerjaan
yang kurang sempurna dengan nilai pekerjaan setinggi – tingginya
1% dari harga jenis pekerjaannya dan bukan pekerjaan pokok.
- Pembersihan kembali lapangan kerja dari sisa – sisa bahan /
peralatan kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Selama masa pemeliharaan, kontraktor diwajibkan untuk :
- Membongkar barak kerja / gudang bahan dan
membersihkannya
- Memperbaiki bangunan – bangunan setempat yang rusak
sehubungan dengan pelaksanaan / kegiatan pekerjaan. Termasuk
lining jembatan, deker / gorong – gorong yang rusak akibat
kendaraan – kendaraan kontraktor selama pelaksanaan
pekerjaan.
16
- Semua alat bantu milik Negara yang dipinjamkan /
diperbantukan dikembalikan setelah diservice / diperbaiki
sebagaimana keadan pada waktu penyerahan dari proyek.
- Pembersihan dan pembuangan lumpur / sampah / pasir
bawaan.
- Yang dimaksud dengan item ini adalah pembersihan sampah /
lumpur / pasir yang terbawa aliran air setelah dilaksanakan
pekerjaan pembersihan sebelumnya baik pada saluran
maupun sungai. Hal ini harus dilengkapi data pendukung / photo
dan atas sepengetahuan direksi. Hasil pembersihan ( tanah /
pasir) yang kualitasnya baik dapat digunakan untuk timbunan
atas persetujuan direksi.

26. P E N U T U P.
- Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam Rencana Kerja dan syarat-
syarat ini, akan disampaikan dan dijelaskan dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
- Pemborong harus membuat gambar As Built Drawing sebanyak 5 ( lima )
exemplar yang telah disetujui oleh Direksi dan Pengguna Jasa. Dalam
gambar as built drawing tersebut dicantumkan pula tabel mengenai spesifikasi
material yang dipakai, baik material dasar maupun material finishing.

Kupang, Desember 2018

Dibuat Oleh,
Komsultan Perencana
CV. FOURTUNA BERKAT MANDIRI

DIAN M. DA SILVA ARA, ST


Direktur

17

Anda mungkin juga menyukai