SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
URAIAN UMUM
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama
– sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini disebutkan
detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Pembangunan RKB, Ruang
Perpustakaan, Ruang Kepala Sekolah, dan UKS SD No. 1 Mengwitani dan
pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan
Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Hal - 1
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan
jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.
Hal - 2
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
c. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya
bahan banguan dari cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta
tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan
dari tempat pekerjaan.
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
Hal - 3
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN
Hal - 4
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta
sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja,
dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk
mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.
3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan/saluran sementara.
4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain
yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.
Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI
4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada
gambar perencanaan.
Hal - 6
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Prosedure Pengecoran.
Pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie yang masuk sampai dengan
dasar lubang, panjang pipa adalah 3 m’ dan dapat disambung dengan drat
sehingga pada saat pengecoran air dan lumpur dapat terdorong ke atas.
Pengecoran beton harus dilakukan segera setelah besi tulangan dan pipa
tremie telah siap dan dilakukan secara continue sampai dengan panjang
yang ditetapkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kembali pengendapan
lumpur dan terjadi pengerasan beton. Mengingat pipa tremie karus
digerakakan terus naik turun untuk menjamin beton masuk kedalam lubang
dan tidak keropos.
Pemindahan Casing
Jika casing bagian bawah diatas cut off pile,maka casing dapat ditarik
setelah pengecoran beton. Dimana service crane digunakan untuk
pengembailan casing atau tanpa vibrator maupun digunakan untuk alat
pengeboran yang berputar dengan sendiri kearah luar. Bila cut off pile
didalam casing ,maka casing ini akan dipindahkan seketika setelah
pengecoran.
Pekerjaan Pemeriksaan
saat beton dituang buntuk pertama kalinya pada tiap lubang, tujuannya agar
beton dalam kantung plastk tersebut dapat mendorong air lumpur keluar dari
pipa tremie dan sehinggga beton tidak tercampur dengan lumpur. Jika
terjadi kemacetan tremie pada proses pengecoran, maka tremie akan segera
diangkat sebagain (bagian pipa tremie yang tertanam dilapisan beton tetap
dijaga minimal 150 cm dengan cara mengkalkulasikan volume beton yang
telah tertuang, ketinggian lapisan beton yang tertuang dipotong minimal 150
cm adalah bagian pipa tremi yang terpaksa harus diangkat keatas seluruhnya
maka segera setelah pengangkatan pipa tremie dibersihkan, untuk
melanjutkan pengecoran tremie dimasukkan kembali dengan cara menutup
ujung tremie dengan plat tipis unpermanen. Pemasukan kembali tremie
harus mencapai kedalaman minimal 3.00 m dari muka beton pada saat
terjadinya kemacetan.
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN
Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak
porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja,
kemudian disiram dengan air secukupnya.
Hal - 8
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung
yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1
pc : 6 ps
b. Pemasangan
Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian disiram dengan air secukupnya.
Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai
gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai
semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.
Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang
akan ditumpunya.
a. Bahan
Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.
Hal - 9
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
b. Pemasangan.
Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).
Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20
cm diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata merah yang akan
berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol,
septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps)
digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan
lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom
praktis.
Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak
dibenarkan.
Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.
Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram dengan air.
Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.
a. B a h a n
Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton
Batako yang dipakai harus Batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-
sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang
semestinya.
Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.
Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
Jarak siar batu batako rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
Hal - 10
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri ( Pasangan Rolag ).
Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada
Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh
dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr
: 3 Krk didalam tembok.
Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.
a. Bahan
b. Toleransi Dimensi
Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max.
2 % kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
Alur paving sesuai standar pabrik.
Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.
Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima ( ditolak).
Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
Hal - 11
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
d. Persyaratan Pasir
Pasir Perata Berfungsi
sebagailapis perata yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan
Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block
dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya .
Hal - 12
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
f. Hasil akhir
Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, (
pecah / patah terbagi ).
Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal
2 %.
Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan
kotoran lainnya.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
6.1 Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc)
dan agregat (pasir dan kerikil/batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.
6.2.4 P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung bahan–bahan organik.
Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
6.2.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Hal - 13
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang
reaktif alkali.
Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
6.3 Semen
6.3.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik
dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
6.3.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
6.3.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen ditempat penyimpanan.
6.3.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan
semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V)
6.3.1 Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah/ lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai
dengan PBI - 1971.
6.3.2 Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang
lainnya dan terlindung dari pengotoran.
6.5.1 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
beton.
6.5.2 Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah
”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang
diharapkan dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-
bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat
beton bertulang.
Hal - 14
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
6.6.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI
yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera
atau disyaratkan dalam gambar rencana.
6.6.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap
semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
6.6.11 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal - 15
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
6.6.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi
beton.
6.6.13 Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.
6.6.14 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat
mengikat besi beton pada tempatnya.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang ditunjuk Direksi.
6.6.15 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.6.16 Jaminan Mutu
a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah
kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton
dan Dinding beton dengan finishing expose.
b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas besi
yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal
9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau
dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu
tidak dibenarkan dipakai untuk steger.
6.7.2 Konstruksi
Hal - 16
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Hal - 18
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba
berturut-turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya
antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-
turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr
6.10 Toleransi-toleransi
6.10.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi
adalah -0,3 dan +0,5 cm.
Hal - 19
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1
6.11.3 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith
seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya
dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi
dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang
mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu
beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex
15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom/balok/lantai) ada dibawah
pengawasan Direksi.
Pasal 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP
Hal - 20