Anda di halaman 1dari 20

DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama
– sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini disebutkan
detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Pembangunan RKB, Ruang
Perpustakaan, Ruang Kepala Sekolah, dan UKS SD No. 1 Mengwitani dan
pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan
Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


2.1 Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:
Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran dibuang dari
lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan
pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.
2.2 Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank:
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar
rencana.
Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau
ditanyakan pada Direksi Teknis.
Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok
beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan
atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih

Hal - 1
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan
jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.

2.3 Mobilisasi Peralatan dan Material


Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan
laik pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami
kerusakan/tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan
peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan material di areal site
harus dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan
selama proses pekerjaan berlangsung.
2.4 Papan Nama Proyek.
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah
80 x 120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih,
tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas
Judul Kegiatan
Nilai Kegiatan
No. Kontrak
Masa Kontrak
Sumber Biaya
Pelaksana.
Konsultan Pengawas

2.5 Administrasi dan Dokumentasi.


Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan,
prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan
pekerjaan dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya
pada saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :
a. Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan
menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian
minimal 2 meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan
dengan pihak Direksi Teknis.

Hal - 2
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

b. Kantor Direksi dengan luas ± 9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang


memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi
Teknis/pengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan
perlengkapan sebagai berikut :
Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang.
2 stel meja tulis dan tempat duduk.
Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan.
Papan tulis/white board ukuran 90 x 120 cm.
Sepatu karet dan helm proyek.
Kotak P3K beserta isinya

Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
c. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya
bahan banguan dari cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta
tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan
dari tempat pekerjaan.
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.

2.6 CUAN ORMATIF


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk
standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional
Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia ). Jika spesifikasi material yang
disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain
yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
ISO : International Organization for Standardization
JIS : Japanese Industrial Standart
BS : British Standart
DIN : Deutsche Industrie Norm
AWWA : American Water Works Association
ASTM : American Society for Testing and Materials
ANSI : American National Standard Institute
AS : Australian Standard
AWS : American Welding Society

Hal - 3
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

3.1 Pekerjaan Tanah


1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa
semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum
dalam gambar adalah benar.
2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah,
Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya
diselesaikan bersama.

3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah


1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-
benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah urugan
yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper.
Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai
90 % dari kepadatan (kering) maksimum.
Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar
tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25
cm, harus mencapai 100 % kepadatan (kering) maksimum.
Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari
25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2 % kadar air optimum.

3.3 Pekerjaan Urugan


1. Urugan Pasir
Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi
dan lantai

Hal - 4
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan


penyiraman secukupnya.
Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.

3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.

1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta
sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja,
dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk
mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.
3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan/saluran sementara.
4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain
yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.

3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah


Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang
tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan/kesalahan galian
tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi/sesuai
dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman/keadaan yang dikehendaki.

3.6 Hasil Akhir


Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan
tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat
persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai
kemiringan 2–5

Pasal 4

PEKERJAAN PONDASI

4.1 Pondasi Setempat /Foot Plat.

4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada
gambar perencanaan.

4.1.b Prosedure Pengecoran.

Selesai galian, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar galian


diberi timbunan pasir 5 cm dan dicor dengan beton K.125, tebal 5 cm (lantai
kerja). Kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman.
Hal - 5
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 14 cm, untuk mendapat


beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses
pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan level/kedalaman yang
ditentukan.

4.1.c Pekerjaan Pemeriksaan.


Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam
pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF).

4.2 Pondasi Bore Pile

Pengeboran Pondasi dengan Bore berdiameter 30 CM.


Titik pusat dari pile di survey dan di tandai dengan angker baja .Penentuan
titik lubang bor dilakukan oleh surveyor dan setiap saat harus dilakukan
pengecekan berulang kali karena kondisi lahan yang rusak akibat
pengeboran. Penempatan alat bor pada posisi yang telah ditentukan ,
kemudian dilakukan pengecekan posisi vertikal dan horizontal apakah sudah
memenuhi persyaratan. Penempatan temporary casing berupa pipa baja
diameter 300 mm dengan panjang 5 – 6 m. Selubung baja akan digetarkan
atau diputar kedalam lapisan dengan frekuensi secara vertikal sesuai casing
dan batang pengeboran. Kedalaman casing dipasang tergantung pada
ketebalan lapisan atas yang tidak stabil. Casing juga membantu peralatan
pengeboran dengan toleransi yang dapat dipertahankan. Kestabilan pada
lokasi menggunakan plat plat baja sebagai pondasi/duduk truck mixer pada
saaat pengecoran nantinya apabila kondisi tanah dasar rusak oleh lumpur.
Setelah alat dan lahan telah dipersiapkan, maka dilakukan pekerjaan
pengeboran dengan mesin auger dengan memperhitungkan posisi pile cap.
Auger dan bucket dialakukan pengeboran dengan lapisan tersulit/keras.
Metode chiseling dan core barels digunakan jika dipergunakan untuk
menjangkau tingkatan lapisan yang dirancang. Sepanjang proses
pengeboran, tekanan air atau stabilitas cairan diperkenankan jika lubang
bore tidak stabil dengan adanya groundwater didalamnya atau dalam
pertimbangan lain, jika tidak dilanjutkan pengeboran akan mengeringkan
lubang bore. Jika pemboran sampai lapisan bawah yang dirancang, peralatan
pengeboran diganti dengan bucket (bailer) untuk membersihkan lapisan
dasar. Bailer akan mampu memindahkan yang menggangu lapisan dasar
tersebut. Setiap perubahan kondisi lapisan tanah hasil pengeboran diambil
contoh/sampelnya diberi identitas yang jelas sesuai titik pengeborannya dan
dicatat pula kejadian, waktu mulai dan selesainya pengeboran. Apabila
diperlukan dapat dilakukan test langsung pada sampel tanah untuk
membandingkan nilai tanah keras sesungguhnya.
Instalasi Baja Tulangan Rangka penulangan diturunkan kedalam bor.
Ukuran dan panjang penulangan merupakan spesifikasi yang direncanakan
dalam pengeboran. Pusat rangka penulangan adalah jalur pengecoran
dengan memperhitungkan selimut betonnya. Sambungan antar segmen besi
tulangan dilakukan dengan pengelasan.

Hal - 6
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Prosedure Pengecoran.

Selesai pengeboran, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar


lubang bor dibersihkan dengan cleaning bucket. Kemudian dilakukan
pengukuran ulang kedalaman, endapan maksimal lumpur adalah 100 mm.
Pelaksanaan pengecoran digunakan dengan metode tremie. Pipa tremie
dengan ID = 250 mm akan diturunkan dekat dengan lapisan bore
pile.Pengecoran mulai beroperasi melalui pipa tremie. Pengecoran dengan
pipa metode tremie dilanjutkan sampai tingkatan beton kira kira 0.5 to 1.0 m
diatas tingkat cut-off. Panjang tremie semakin berkurang dalam pengecoran
beton. Untuk memastikan bahwa beton dengan slump 180 -200 mm
diperlambat (minimum untuk 4 jam) diperlukan dalam prosedur ini.

Pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie yang masuk sampai dengan
dasar lubang, panjang pipa adalah 3 m’ dan dapat disambung dengan drat
sehingga pada saat pengecoran air dan lumpur dapat terdorong ke atas.
Pengecoran beton harus dilakukan segera setelah besi tulangan dan pipa
tremie telah siap dan dilakukan secara continue sampai dengan panjang
yang ditetapkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kembali pengendapan
lumpur dan terjadi pengerasan beton. Mengingat pipa tremie karus
digerakakan terus naik turun untuk menjamin beton masuk kedalam lubang
dan tidak keropos.

Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 18 cm, untuk


mendapat beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan
dalam proses pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan
level/kedalaman yang ditentukan.

Pemindahan Casing

Jika casing bagian bawah diatas cut off pile,maka casing dapat ditarik
setelah pengecoran beton. Dimana service crane digunakan untuk
pengembailan casing atau tanpa vibrator maupun digunakan untuk alat
pengeboran yang berputar dengan sendiri kearah luar. Bila cut off pile
didalam casing ,maka casing ini akan dipindahkan seketika setelah
pengecoran.

Pekerjaan Pemeriksaan

Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, dilakukan dengan


membandingkan volume beton minimal harus sama dengan volume tanah
yang yang dibor. Sebelum beton pertama kali dicor ke dalam pipa corong
tremie, pada corong pipa tremie telah disiapkan kantong plastik (bisa juga
dengan kawat nyamuk) berisi fresh concrete yang akan dijatuhkan bersama
Hal - 7
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

saat beton dituang buntuk pertama kalinya pada tiap lubang, tujuannya agar
beton dalam kantung plastk tersebut dapat mendorong air lumpur keluar dari
pipa tremie dan sehinggga beton tidak tercampur dengan lumpur. Jika
terjadi kemacetan tremie pada proses pengecoran, maka tremie akan segera
diangkat sebagain (bagian pipa tremie yang tertanam dilapisan beton tetap
dijaga minimal 150 cm dengan cara mengkalkulasikan volume beton yang
telah tertuang, ketinggian lapisan beton yang tertuang dipotong minimal 150
cm adalah bagian pipa tremi yang terpaksa harus diangkat keatas seluruhnya
maka segera setelah pengangkatan pipa tremie dibersihkan, untuk
melanjutkan pengecoran tremie dimasukkan kembali dengan cara menutup
ujung tremie dengan plat tipis unpermanen. Pemasukan kembali tremie
harus mencapai kedalaman minimal 3.00 m dari muka beton pada saat
terjadinya kemacetan.

Pemasukan kembali tremie harus mencapai kedalaman minimal 3.00 m dari


muka beton saat terjadinya kemacetan. Setiap palaksanaan pengecoran
diambil 1 set (2 speciment ) untuk setiap truck mixer. Setiap sample diberi
tanggal pengecoran, nomor pile dan nomor pengecoran. Laporan pembuatan
bore pile dibuat dengan menyatakan : nomor dan diameter tiang, dalamnya
lubang, dalamnya casing, panjang, diameter,dan jumlah tulangan, panjang
pipa tremie, tebal endapan lumpur, volume beton tiap mixer, jam
pembongkaran beton, jam selesainya pengecoran untuk setiap truck mixer,
elevasi beton akhir, pengukuran elevasi beton setiap selesai satu pengecoran
dengan truck mixer.

Gangguan lingkungan berupa lumpur, diantisipasi dengan membuat sistem


pengumpulan/pengendapan lumpur untuk kemudian air dibuang ke saluran
sekitarnya. Lumpur yang tercecer pada saat pembuangan ke luar lokasi
dilakukan dengan membuat sistem pembersihan ban truck menggunakan
semprotan jet pump.

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

5.1 Pasangan Batu Kosong

Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak
porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja,
kemudian disiram dengan air secukupnya.

Hal - 8
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja


kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah –
celah antara batu yang satu dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
Batu kosong terpasang padat.

5.2 Pasangan Batu Kali


a. B a h a n

Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung
yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1
pc : 6 ps

b. Pemasangan

Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian disiram dengan air secukupnya.
Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai
gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai
semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.
Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang
akan ditumpunya.

5.3 . Pasangan Bata Merah

a. Bahan

Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.

Hal - 9
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

b. Pemasangan.

Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).
Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20
cm diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata merah yang akan
berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol,
septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps)
digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan
lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom
praktis.
Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak
dibenarkan.
Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.
Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram dengan air.
Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.

5.4 . Pasangan Batako

a. B a h a n

Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton

b. Pelaksanaan pemasangan batako :

Batako yang dipakai harus Batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-
sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang
semestinya.
Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.
Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
Jarak siar batu batako rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.

Hal - 10
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri ( Pasangan Rolag ).
Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada
Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh
dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr
: 3 Krk didalam tembok.
Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.

5.5 . Pasangan Paving Block

a. Bahan

Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20 x 20 tebal 6 cm


dengan kekuatan tekan K 225 kg / cm2.
Kansteen beton cetak/kerb/beton pengunci dengan ukuran sesuai gambar.

b. Toleransi Dimensi
Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max.
2 % kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
Alur paving sesuai standar pabrik.
Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.
Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima ( ditolak).
Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.

c. Pengujian contoh Paving block.


Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus
diuji terlebih dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
Contoh Paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di
ambil secara acak.
Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus
diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.
Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.

Hal - 11
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin


aus (SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal
0,149 mm/menit.
Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat
penyerapan air rata-rata maksimal 6%.
Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat
tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima
(ditolak).

d. Persyaratan Pasir
Pasir Perata Berfungsi
sebagailapis perata yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan
Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block
dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya .

e. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving


Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan
base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga
mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang
sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis diatas lapisan
pasir alas.
Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang
dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing
diujung benang tersebut.
Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah
penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung
antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk
pengisian pasir halus.
Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block
yang sudah terpasang.
Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah
pamasangan paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan
paving.
Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat
compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya
sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan
frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan
meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan
paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat
memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis
joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving
tersebut.Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran
yang pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan

Hal - 12
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

penurunan 5 - 15 mm (pasir yang dipakai).Pemadatan putaran kedua,


disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan
masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

f. Hasil akhir
Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, (
pecah / patah terbagi ).
Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal
2 %.
Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan
kotoran lainnya.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON
6.1 Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc)
dan agregat (pasir dan kerikil/batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.

6.2 Bahan Beton


6.2.1 A i r
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam,
kotoran organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
6.2.2 S e m e n
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen
merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan
demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir
pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.
Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan
diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.
6.2.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu
pecah.

6.2.4 P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung bahan–bahan organik.
Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
6.2.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut :

Hal - 13
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang
reaktif alkali.
Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
6.3 Semen

6.3.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik
dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
6.3.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
6.3.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen ditempat penyimpanan.
6.3.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan
semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V)

6.4 Pasir dan Kerikil Beton

6.3.1 Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah/ lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai
dengan PBI - 1971.
6.3.2 Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang
lainnya dan terlindung dari pengotoran.

6.5 Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).

6.5.1 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
beton.
6.5.2 Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah
”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang
diharapkan dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-
bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat
beton bertulang.

Hal - 14
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

6.6 Besi – Beton

6.6.1 Mutu besi beton yang digunakan adalah :


Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy =
240 Mpa / 2400 kg/cm2),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /
ulir) minimal BJ.TP 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan baja
jaring (wire mesh ) BJ. Tp. 50 fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai
ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø” ( menunjukkan Baja tulangan polos ),
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan
baja jaring ( wire mesh)
6.6.2 Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari
produsen/pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar
SII atau SNI.Merk besi yang digunakan setara KS,CS dan WS
6.6.3 Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya
hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak
semua besi tersebut.
6.6.4 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja
atau menurut aturan dalam SKSNI-1991.
6.6.5 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
6.6.6 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
6.6.7 Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang
diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi
Teknis.
6.6.8 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

6.6.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI
yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera
atau disyaratkan dalam gambar rencana.
6.6.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap
semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
6.6.11 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku.

Hal - 15
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

6.6.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi
beton.
6.6.13 Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.
6.6.14 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat
mengikat besi beton pada tempatnya.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang ditunjuk Direksi.
6.6.15 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.6.16 Jaminan Mutu
a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah
kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton
dan Dinding beton dengan finishing expose.
b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas besi
yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

6.7 Cetakan Beton / Bekisting


6.7.1 B a h a n.

Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal
9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau
dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu
tidak dibenarkan dipakai untuk steger.

6.7.2 Konstruksi

Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah


getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan
pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.
Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian-bagian konstruksi
cetakan / bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.

Hal - 16
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

6.7.3 Pelapis Cetakan

Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis


cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam
cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang
disetujui Direksi.
Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai
sebagai pelapis cetakan.

6.8 Adukan Beton


6.8.1 Rencana Adukan
Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi
(pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.
Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat gradasi
dalam tabel dibawah ini :

Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos


Standar Inch Agregat Pilihan Agregat
(mm) (in) Halus Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel


terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja
atau antara tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
Jenis adukan Beton :
Catatan : pc = portland cement m3
ps = pasir (bahan pengisi halus) m3
krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3
6.8.2. Kekuatan beton
kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 25 Mpa

6.8.3. Pengadukan beton


Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan
Hal - 17
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di


lapangan, pencampuran bahan-bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk
mendapatkan formula rancangan sesuai rencana ( membuat Job Mix Formula).
Secara umum pengadukan beton dengan mesin ( batching plant) harus
disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton
yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau
menurut petunjuk direksi. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran
beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan
dengan jarak pengangkutan.

6.8.4. Beton Dekking


Beton dekking / ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum
pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm
atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya.
Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air.
Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2
dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan
ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.
Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih
tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang
sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping
dan bawah balok sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.

6.8.5. Adukan Beton “Ready Mix”


Bila dipakai adukan beton “ready mix” nama dan alamat suppliernya harus
mendapat persetujuan direksi.
Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut
memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas
kedatangan setiap delivery.
Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor
untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya diragukan
direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut dan semua
kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan kontraktor.
6.8.6. Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan
kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.
6.8.7. Syarat Mutu Beton
Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba
berturut-turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.

Hal - 18
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba
berturut-turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya
antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-
turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr

6.9 Pengecoran Beton


6.9.1 Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan
kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
6.9.2 Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
6.9.3 Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian
akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
6.9.4 Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
6.9.5 Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus
sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan
pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit
pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus
berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
6.9.6 Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap
menit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,
mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah
satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras.
Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
6.9.7 Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan
jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

6.10 Toleransi-toleransi
6.10.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi
adalah -0,3 dan +0,5 cm.

6.10.2 Toleransi pada beton cetakan halus.


Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6
cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi
adalah -0,2 dan +0,4 cm.
6.10.3 Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
6.10.4 Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

Hal - 19
DED Rehab Total Rumah Paramedis Puskesmas Mengwi 1

6.11 Penggunaan Beton


Pekerjaan beton digunakan untuk :
6.11.1 Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja.
6.11.2 Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan
petunjuk gambar kerj

6.11.3 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith
seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya
dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi
dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang
mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu
beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex
15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom/balok/lantai) ada dibawah
pengawasan Direksi.

6.12 Perawatan Beton


6.12.1 Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan
cepat.
6.12.2 Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

6.13 Perbaikan Permukaan Beton


6.13.1 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas.
6.13.2 Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban
biaya kontraktor.
6.13.3 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan/diinginkan.

Pasal 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP

7.1 Persyaratan Bahan.


a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan profil C - 85
b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.
c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001.
d. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan contoh serta
garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.
e. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
f. Type screw / mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
g. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium, perhitungan struktur
dan surat garansi.

Hal - 20

Anda mungkin juga menyukai