Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama - sama dengan gambar - gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta
lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini
disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Pembangunan Gedung PKK dan
pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan
Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


2.1 Pembersihan Lapangan:
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu. Sisa Pembersihan dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum
dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembersihan dan pembersihan menjadi tanggung jawab
pemborong.

2.2 Uitzet atau Pengukuran dan pemasangan Bouplank:


 Ukuran - ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar
rencana.
 Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau
ditanyakan pada Direksi Teknis.
 Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
 Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga  0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok beton
yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau
tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 1
 Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
 Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang
2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak
kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
 Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses pekerjaan.

2.3 Mobilisasi dan Demobilisasi


Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan
oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak pakai. Jika
dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan atau tidak bisa
dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang
layak pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi
Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.

2.4 Papan Nama Proyek


Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan
multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf
disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
 Kop Pemda Jembrana pada bagian paling kiri atas ,
 Judul Kegiatan,
 Nilai Kegiatan,
 No. Kontrak,
 Masa Kontrak,
 Sumber Biaya,
 Pelaksana,
 Konsultan Pengawas.

2.5 Administrasi dan Dokumentasi


Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain : Request,
Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan, prestasi fisik
pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai

SPESIFIKASI TEKNIS 2
dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname
kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan dan
menyediakan adalah :
a. Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan
menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2
meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi
Teknis.
b. Kantor Direksi dengan luas  9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis atau
pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain - lain, dengan perlengkapan sebagai
berikut :
 Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang,
 2 stel meja tulis dan tempat duduk,
 Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
 Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
 Sepatu karet dan helm proyek,
 Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya.
Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis.
c. Kantor Pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari
cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup
air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Pemborong atau Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya
pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat
pekerjaan.
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.

2.6 ACUAN NORMATIF


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat - syarat termasuk standar
material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII (
Standar Industri Indonesia )). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam

SPESIFIKASI TEKNIS 3
standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kualitasnya dari
standar Nasional diatas antara lain:
 ISO : International Organization for Standardization,
 JIS : Japanese Industrial Standart,
 BS : British Standart,
 DIN : Deutsche Industrie Norm,
 AWWA : American Water Works Association,
 ASTM : American Society for Testing and Materials,
 ANSI : American National Standard Institute,
 AS : Australian Standard,
 AWS : American Welding Society,

Pasal 3

PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

3.1 Pekerjaan Tanah


1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa
semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam
gambar adalah benar.
2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Pemborong
harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan
bersama.

3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah


1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan
atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan
lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-benda lainnya yang
dapat mengganggu kekuatan tanah.
2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan
lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai
peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap
lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah urugan
yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper.
Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
 Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai
90% dari kepadatan (kering) maksimum.
 Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar
tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm,
harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
 Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25
cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
 Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari
2% kadar air optimum.

3.3 Pekerjaan Urugan


1. Urugan Pasir
 Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
 Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
 Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan
lantai.
 Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan
penyiraman secukupnya.
 Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.

3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.


1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta
sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan
tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site
dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.
3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan atau saluran sementara.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal - hal lain
yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila didekat
bangunan tersebut diadakan penggalian.

3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah


Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang
tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan atau kesalahan galian
tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi atau sesuai
dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman atau keadaan yang dikehendaki.

3.6 Hasil Akhir


Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah
lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan
Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 –
5%.

Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI

4.1 Pondasi Setempat atau Foot Plate


4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada gambar
perencanaan.
4.1.b Prosedur Pengecoran
Selesai galian, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar galian diberi
timbunan pasir 5 cm dan dicor dengan beton K100, tebal 10 cm (lantai kerja).
Kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman.
Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump14cm, untuk mendapat beton
dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran,
pengecoran dilakukan sampai dengan level atau kedalaman yang ditentukan.
4.1.c Pekerjaan Pemeriksaan
Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam pencampuran
harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF).

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

5.1 Pasangan Batu Kosong


 Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak
porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
 Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
 Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian
disiram dengan air secukupnya.
 Pasangan batu kosong dipasang denganketebalan sesuai gambar kerja kemudian
diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu
yang satu dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
 Batu kosong terpasang padat.

5.2 Pasangan Batu Kali


a. B a h a n
 Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang
keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
 Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
 Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
 Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1 pc
: 6 ps.

b. Pemasangan
 Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian
disiram dengan air secukupnya.
 Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
 Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang
batu terisi penuh dengan pasir.

SPESIFIKASI TEKNIS 7
 Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
 Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan. Tetapi
atas dari pondasi batu kali harus datar.
 Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi
dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan
ditumpunya.

5.3 . Pasangan Bata


a. Bahan
 Semua bata yang digunakan adalah bata, padat, keras, benar ukurannya,
mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
 Semua bata yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata yang
akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
 Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton.
b. Pemasangan
 Sebelum dipasang, bata harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas dari
kotoran.
 Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).
 Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm
diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan langsung
dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol, septictank dan bak kontrol,
digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps) digunakan untuk ujung-ujung
tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk
Direksi.
 Pasangan bata dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak lebih dari
100 cm atau 5 lapisan bata, yang diikuti dengan cor kolom praktis.
 Pembuatan lubang steger pada pasangan bata sama sekali tidak dibenarkan.
 Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata.
 Setelah terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram dengan air.
 Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat
kesalahan pemasangan bata, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
Pasal 6
PEKERJAAN BETON

6.1 Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc) dan
agregat (pasir dan kerikil atau batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.

6.2 Bahan Beton


6.2.1 Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam,
kotoran organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.

6.2.2 Semen
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen
merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian
maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir - butir pasir pasir dan
kerikil menjadi satu kelompok.
Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan
diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.
6.2.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu
pecah.
6.2.4 P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
 Tidak mengandung bahan–bahan organik.
 Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
6.2.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
 Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
 Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
 Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat - zat yang
reaktif alkali.
 Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).

6.2 Semen
6.3.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik
dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
6.3.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
6.3.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
 Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
 Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
 Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen ditempat penyimpanan.
6.3.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen
khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V).

6.3 Pasir dan Kerikil Beton


6.3.1 Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah atau lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan
PBI - 1971.
6.3.2 Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang
lainnya dan terlindung dari pengotoran.

6.4 Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).


6.5.1 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
beton.
6.5.2 Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah ”Sika”
atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan

SPESIFIKASI TEKNIS 10
harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak
boleh mengandung bahan - bahan yang merugikan sifat beton bertulang.

6.5 Besi – Beton


6.6.1 Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy =
240 Mpa / 2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /
ulir) minimal BJ.TP 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan baja
jaring (wire mesh ) BJ. Tp. 50 fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai
ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø” ( menunjukkan baja tulangan polos ),
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan
baja jaring ( wire mesh).
6.6.2 Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau
pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau
SNI.Merk besi yang digunakan setara KS,CS dan WS.
6.6.3 Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor
untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian
menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.
6.6.4 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian - bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja
atau menurut aturan dalam SKSNI-1991.
6.6.5 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
6.6.6 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
6.6.7 Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang
diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi
Teknis.
6.6.8 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.6.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang
telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau
disyaratkan dalam gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
6.6.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap
semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
Direksi.
6.6.11 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku.
6.6.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
6.6.13 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
6.6.14 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat
mengikat besi beton pada tempatnya.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang ditunjuk Direksi.
6.6.15 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.6.16 Jaminan Mutu
a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi
Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas
“Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding
beton dengan finishing expose.
b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi yang
dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian
harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

6.6 Cetakan Beton atau Bekisting


6.7.1 B a h a n.
 Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9
mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
 Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari
bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu
tidak dibenarkan dipakai untuk steger.
6.7.2 Konstruksi

SPESIFIKASI TEKNIS 12
 Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran
yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan
beton tanpa merusak konstruksi beton.
 Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
 Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi
cetakan atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
6.7.3 Pelapis Cetakan
 Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam
cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang
disetujui Direksi.
 Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai
pelapis cetakan.
6.7 Adukan Beton
6.8.1 Rencana Adukan
 Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi
(pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.
 Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat gradasi dalam
tabel dibawah ini :

Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos


Standar Inch Agregat Pilihan Agregat
(mm) (in) Halus Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -

SPESIFIKASI TEKNIS 13
 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
 Jenis adukan Beton :
Catatan : pc = portland cement m3
ps = pasir (bahan pengisi halus) m3
krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3
6.8.2. Kekuatan beton
 kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 25 Mpa.
6.8.3. Pengadukan beton
Pencampuran bahan - bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan - bahan penyusun berdasarkan rancangan
campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di
lapangan, pencampuran bahan - bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk
mendapatkan formula rancangan sesuai rencana (membuat Job Mix Formula).
Secara umum pengadukan beton dengan mesin (batching plant) harus disesuaikan
dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Ketentuan
waktu pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil
atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau menurut petunjuk direksi. Selama
proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus diawasi terus dengan cara
memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak pengangkutan.
6.8.4. Beton Dekking
 Beton dekking atau ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum
pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm atau
sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya.
 Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air.
 Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2
dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan
ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.
 Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih tulangan,
harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang sama dengan
tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping dan bawah balok
sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.
6.8.5. Adukan Beton “Ready Mix”
 Bila dipakai adukan beton “ready mix” nama dan alamat supplier-nya harus
mendapat persetujuan direksi.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut
memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai

SPESIFIKASI TEKNIS 14
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas
kedatangan setiap delivery.
 Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor
untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya diragukan
direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut dan semua
kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan kontraktor.
6.8.6. Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
 Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan
kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
 Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
 Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.

6.8.7. Syarat Mutu Beton


 Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut -
turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.
 Tidak boleh satupun nilai rata - rata dari empat buah percobaan kubus coba
berturut - turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya
antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut -
turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.

6.8 Pengecoran Beton


6.9.1 Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
6.9.2 Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
6.9.3 Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian
akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
6.9.4 Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
6.9.5 Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar
beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
6.9.6 Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap
menit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai
pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah
satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras.
Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
6.9.7 Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus dibuatkan
jendela - jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

6.9 Toleransi-toleransi
6.10.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing - masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan +
0,5 cm.
6.10.2 Toleransi pada beton cetakan halus.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing - masing bagian konstruksi adalah 0,6
cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan
+0,4 cm.
6.10.3 Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
6.10.4 Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

6.10 Penggunaan Beton


Pekerjaan beton digunakan untuk :
6.11.1 Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
6.11.2 Halaman :kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan
petunjuk gambar kerja.
6.11.3 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti
pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan
serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih
dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih
rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling

SPESIFIKASI TEKNIS 16
mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion
joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.
6.11 Perawatan Beton
6.12.1 Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan
cepat.
6.12.2 Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

6.12 Perbaikan Permukaan Beton


6.13.1 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan caragrouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau Pengawas.
6.13.2 Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan Pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor.
6.13.3 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah
atau retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.

Pasal 7

PASANGAN BATA PRESS

7.1 Umum

7.1.1 Uraian

Pekerjaan pasangan bata expose meliputi semua pekerjaan dinding/pelapis


dinding bata expose yang dipasang setebal setengah lebar bata Press.

7.1.1.1 Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat

a) Sebelum memulai pasangan bata Press, Kontraktor harus mengajukan kepada


Direksi Pekerjaan contoh pasangan bata Press untuk mendapatkan
pertsetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Pekerjaan pasangan bata Press dengan air semen tidak boleh dimulai sebelum
Direksi Pekerjaan menyetujui formasi/kedudukan pasangan bata Press untuk
setiap bagian pekerjaan sesuai gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung
jawab terhadap ketepatan dan presisi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi harus segera
diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.

7.1.1.2 Jadwal Kerja

a) Jumlah pekerjaan pasangan bata Press dengan pengeresek adukan yang


dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat
kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh bata Press hanya
dipasang dengan adukan mortar baru.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan bata Press tidak boleh lebih
dari 1 m’ untuk setiap hari guna memberikan kesempatan mengeringnya
mortar sebelum pekerjaan pasangan bata Press dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan bata Press harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.

7.1.2 Bahan

1) Adukan Pengisi (Pengeresek)

No Jenis keterangan adukan Komposisi

1 A1 1 pc : 2 ps

2 A3 1 pc : 4 ps

- pc = Portland Cement ( SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07 )


- ps = Pasir Pasang ( SNI 03-4428-1997 )

2) Semen, pasir dan air pasangan adalah kualitasnya sama dengan yang ditentukan
dalam pekerjaan beton. Penggunaan adukan :

A1 = Digunakan untuk adukan pengeresek di daerah lembab yang dibuat


setinggi Minimal 25 cm atau 5 lapis yang diukur dari batas daerah sumber
resapan air.

A3 = Digunakan untuk pengisi pasangan bata Press secara umum atau sesuai
dengan gambar kerja.

3) Semua bata Press yang digunakan harus dari mutu kelas satu, terbuat dari tanah
liat dengan butiran halus (di ayak), padat tidak bervori, pembakaran matang dan
rata, warna tua, tidak lunak, ukurannya presisi, mempunyai ujung tajam dan
dipasang harus sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
4) Semua bata Press yang dipergunakan dalah dari kwalitas I terbuat dari batuan
endapan padas yang keras, butirannya halus dan tidak terdapat batu-batu hitam
didalamnya.

5) Bata yang akan digunakan sebaiknya berasal dari satu tempat produksi untuk
mendapatkan kualitas, ukuran dan warna yang seragam serta harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.

6) Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pengisi pasangan bata Press
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

7.1.3 Pelaksanaan

1) Pada setiap pojok/ujung formasi lapisan bata Press dibuat profil pasangan terbuat
dari kayu dengan ukuran dipasang menurut tata-cara pasang tradisional Bali dan
dipasang sesuai Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

2) Sebelum dipasang, bata Press harus tidak cacat dan utuh, dibelah dengan mesin
pemotong, kemudian diserut/diketam hingga rata, serta direndam dengan air
hingga jenuh.

3) Pemasangan bata Press dipasang dengan cara menggosok-gosokkan bata/paras


yang akan dipasang dengan bata/paras yang telah terpasang dibawahnya hingga
keluar pasta kemudian diberi taburan semen untuk merekatkan.

4) Pasangan bata Press setengah ukuran panjang hanya diperkenankan pada


pasangan ujung, sudut-sudut dan pertemuan.

5) Untuk pasangan bata Press yang menempel beton kolom atau dinding dipakai
adukan A1 (1pc : 2 ps).

6) Setiap pasangan bata Press yang langsung berdiri diatas landasn lembab sebagai
sumber resapan air, harus dipasang lapis plesteran kedap air 1pc : 2ps, mminimal
setinggi 5 cm atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

7) Setelah bata Press dipasang harus dibersihkan dari sisa-sisa air semen, diratakan
dengan ketam khusus sesuai bentuk dan ketebalan (pepalihan) yang ditentukan
dalam gambar.

8) Permukaan bata Press harus diselesaikan dengan rapi, bersih dari kotoran serta
dirawat dengan baik keutuhan dan sudut-sudut pasangan.

7.1.4 Pengukuran dan Pembayaran

1) Kuantitas pekerjaan pasangan bata Press yang dapat dibayar adalah jumlah
Luasan dalam “Meter Persegi” sebagi Luasan nominal yang selesai dipasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil

SPESIFIKASI TEKNIS 19
pemeriksaan dan pengukuran serta disetujui bersama oleh Kontraktor, Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.

2) Kuantitas pasangan bata Press dengan tata-cara tradisional Bali seperti yang
disyaratkan diatas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran
untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
Satuan Pekerjaan.

3) Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan bahan, ongkos


kerja, peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi.

Pasal 8
PEKERJAAN ATAP

8.1 PEKERJAAN STRUKTUR ATAP (KAP)


8.1.1 Umum.
Pekerjaan struktur atap meliputi pekerjaan kostruksi Kuda-kuda kayu, pemasangan
usuk, reng atap dan listplank.

8.1.2 Persyaratan Bahan.


Bahan untuk konstruksi Kuda-kuda atap, usuk dan reng adalah kayu kamper dan
kayu kamfer dengan persyaratan sbb:
1) Tidak cacat atau bebas dari mata kayu
2) Lurus dan tidak lapuk,
3) kering dan kuat

8.1.3 Pelaksanaan
1) Sebelum kap dikerjakan Pemborong harus meneliti gambar-gambar dengan
detail-detailnya agar tidak terjadi kesalahan.
2) Kap dikerjakan sesuai dengan bentuk gambar yang ada dengan ukuran kayu
8/15, 6/15 untuk balok jepit, atau sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar dan persetujuan direksi.
3) Pekerjaan kap tersebut harus rapi, rata, lurus dan tepat, kap / kuda-kuda tepat
pada as pembagian dan pada sudut kuda-kuda, batang tarik, tiang kuda-kuda
dipasang beugel plat, beugel U dan baut agar perletakan kap / kuda-kuda
tersebut kuat / kokoh.
4) Baik disebutkan dalam gambar atau tidak setiap sambungan harus diperkuat
dengan alat-alat penyambung baja galvanized ( mur baut  1/2, plat baja 60 x
6 mm, angker-angker dll yang semestinya ).

SPESIFIKASI TEKNIS 20
5) Sistim sambungan harus tepat untuk gaya tarik, tekan atau momen yang
dipikulnya.
6) Gording diletakkan diatas kuda-kuda dengan bantalan ( klos ) untuk mengatur
tinggi rendahnya gording agar merata dengan perkuatan baut / beugel.
7) Bidang permukaan atap harus merupakan bidang rata, dengan kemiringan
sesuai dengan gambar, tidak bergelombang dan muntir.

8.1.4 Hasil Akhir Yang Dikehendaki.

1) Semua rangka Kap kayu terpasang sesuai dengan rencana dan rencana
perubahannya.
2) Tidak ada rangka kap kayu yang cacat seperti retak/pecah,baling/bengkok yang
terpasang.
3) Semua baut, paku, plat dan perkuatan lainnya terpasang sesuai dengan
kebutuhan.
4) Hasil pekerjaan cukup rapi, halus dan benar sampai diterima oleh Direksi.

8.1.5 Pengukuran dan Pembayaran

1) Kuantitas pekerjan struktur Kap kayu yang dapat dibayar adalah jumlah volume
dalam meter kubik (m3), sebagai volume nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil
pengukuran dan pemeriksaan bersama antara Kontraktor, Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis.
2) Kuantitas struktur Kap kayu seperti yang diisyaratkan di atas akan di bayar atas
dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi
ini.

8.2 PEKERJAAN USUK DAN RENG

8.2.1 Umum.
Setelah kap selesai dipasang, untuk kelanjutan pekerjaan tersebut dipasang usuk
dan reng.

8.2.2 Persyaratan Bahan.


Bahan untuk usuk dan reng adalah kayu kamper dan kamfer dengan persyaratan
sbb:
1. Tidak cacat atau bebas dari mata kayu
2. Lurus dan tidak lapuk, kering dan kuat

8.2.3 Pelaksanaan
1) Pemasangan usuk harus rata, pembagian/ jarak yang sama disesuikan dengan
berat atap yang dipakai dengan menggunakan ukuran usuk 5/7
SPESIFIKASI TEKNIS 21
2). Untuk reng juga dipasang rapi, rata, lurus dengan pembagian / jarak yang sama
disesuaikan dengan berat atap yang dipakai dengan ukuran reng 2/3.
4) Pemasangan usuk expose harus diprofil sehingga kelihatan rapi dan bersih.

8.2.4. Hasil akhir yang dikehendaki.


1) Semua usuk/reng terpasang sesuai dengan rencana dan rencana perubahannya.
2) Tidak ada usuk/reng yang cacat seperti retak/pecah,baling/bengkok yang
terpasang.
3) Hasil pekerjaan cukup rapi, halus dan benar sampai diterima oleh Direksi.

8.2.5 Pengukuran dan Pembayaran


3) Kuantitas pekerjan usuk/reng yang dapat dibayar adalah jumlah luasan dalam
meter persegi sebagai luasan nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merukan hasil pengukuran
dan pemeriksaan bersama antara kontraktor, konsultan pengawas dan direksi
teknis.
4) Kuantitas usuk/reng kayu seperti yang diisyaratkan di atas akan di bayar atas
dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi
ini.

8.3 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

8.3.1. Bahan Penutup :

1) Penutup atap adalah Genteng Karang Pilang lengkap dengan Flashing dan
Talang atap sesuai gambar kerja dan persetujuan direksi.

2) Bubungan Genteng dengan kualitas baik.

8.3.2. Standard

Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah memenuhi peraturan yang
berlaku.

8.3.3 Cara Pelaksanaannya :

1) Penutup Atap Genteng.


a. Genteng yang harus dipasang dipilih yang tidak cacat / pecah baling,
ukuran seragam dan presisi yang baik dengan warna matang.

SPESIFIKASI TEKNIS 22
b. Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak
ujung genteng ke ujung listplank max. 7 cm.
c. Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.

2) Bubungan Genteng.
a. Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok
bubungan harus dipasang besi beton 2 batang dengan diameter 8 mm yang
diikatkan pada kepala paku 12 cm yang dipakukan pada balok jurai dengan
jarak paku masing-masing 60 cm.
b. Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc
: 4 ps. Pada kiri kanan bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan
halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan .
c. Ujung bubungan dibentuk sesuai dengan petunjuk Direksi dan dipasang ikut
celedu dari Paras diukir , atau bahan sesuai dengan petunjuk Direksi.

8.3.4 Hasil Akhir Yang Dikehendaki :

1) Semua sisa-sisa mortar / perekat, air semen yang menempel pada genteng harus
segera dibersihkan. Kelalaian akan hal ini dapat menyebabkan digantinya
genteng yang kotor dengan yang baru atas biaya Pemborong.

2) Alur genteng dan ujung genteng harus lurus, tidak bocor, tidak baling maupun
ada yang pecah.

3) Bubungan harus dengan sudut tekukan yang sama, serta bebas dari kotoran
yang lain yang menempel pada Genteng bubungan.

8.3.5 Pengukuran dan Pembayaran

1) Kuantitas pekerjan penutup atap yang dapat dibayar adalah jumlah luasan dalam
meter persegi sebagai luasan nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil pengukuran
bersama-sama kontraktor dengan Direksi pekerjaan.

2) Kuantitas pekerjaan penutup atap seperti yang diisyaratkan di atas akan di bayar
atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan, ongkos kerja,
peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 23
8.4. PEKERJAAN LIST PLANK
8.4.1 Persyaratan Bahan.

Listplank dipasang setelah pemasangan usuk. Dengan bahan kayu papan kamfer.
Semua bahan diatas bebas dari cacat, lurus, kering dan kuat serta tidak lapuk.
8.4.2 Cara Pelaksanaan.

Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke semua
bidang dan diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai 2/15, 3/20, 3/25, cm. Dan
juga harus diperhatikan sambungan-sambungan kayu tersebut dengan memakai
sambungan ekor burung.
8.4.3. Hasil akhir yang dikehendaki.

1) Semua listplank terpasang sesuai dengan rencana dan rencana perubahannya.

2) Tidak ada listplank yang cacat seperti retak/pecah,baling/bengkok yang


terpasang.

3) Hasil pekerjaan cukup rapi, halus dan benar sampai diterima oleh Direksi.
Pengukuran dan Pembayaran

3) Volume pekerjan listplank yang dapat dibayar adalah jumlah volume dalam
meter panjang sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima
Direksi Pekerjaan.

2) Kuantitas listplank seperti yang diisyaratkan di atas akan di bayar atas dasar
Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi
ini

8.5 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAPOND

8.5.1 Uraian

Pekerjaan langit-langit/plapond meliputi pengadaan material penutup, rangka


berikut perlengkapannya, pengerjaan dan pemasangan di tempat pekerjaan sesuai
gambar kerja dan persetujuan direksi.
8.5.2 Persyaratan Bahan.

SPESIFIKASI TEKNIS 24
1) Untuk plafond lambersering ex sherawood mengunakan rangka kayu
kamper yang telah kering, telah diawetkan dan bebas dari cacat, lurus, dan
kuat. Ukuran struktur rangka plapond dengan kayu meliputi :
 Balok kayu 5/7
 Penggantung 3/5
 Reng 2/3

2) Untuk plafond gypsum board 9mm dan kalsiboard mengunakan rangka


rangka hollow, lurus, dan kuat. Ukuran struktur rangka plapond dengan
hollow adalah hollow 4x4 dan penggantung menggunakan hollow 2x4
kualitas baik.

8.5.3 Cara Pelaksanaan.

1. Kontraktor harus mengukur dan mengecek kembali setting rangka plapond


dilapangan sesuai dengan kondisi tempat yang ada.

2) Penggantung plapond Lambesering ex sherawood dipasang pada rangka steel


frame dengan paku skrup galvanis.

3) Rangka plafond gypsum board dan kalsiboard menggunakan hollow 4x4


dipasang dengan jarak 100cm dirangka atas dan jarak 60cm dirangka bawah,
dengan list wall angel 2x2 dan penggantung dipasang dengan jarak maksimal
120cm antar penggantung.

4) Sebelum semua bidang langit-langit Lambesering/gypsum dan kalsiboard


dipasang, dipastikan semua instalasi dan peralatan lain yang semestinya
terpasang sudah selesai seluruhnya.
8.5.4. Hasil akhir yang dikehendaki.

1) Bidang plapond rata, sambungan rapid dan kokoh tergantung pada


kedudukannya.

2) Semua komponen terpasang rapid dan tidak cacat.

3) Hasil pekerjaan cukup rapi, halus dan benar sampai diterima oleh Direksi.

8.5.5 Pengukuran dan Pembayaran

4) Kuantitas pekerjan plapond yang dapat dibayar adalah jumlah luasan dalam
meter persegi sebagai luasan nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil pemeriksaan
dan pengukuran bersama antara Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.

SPESIFIKASI TEKNIS 25
3) Kuantitas plapond seperti yang disyaratkan di atas akan di bayar atas dasar
Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi
ini.

8.6 PEKERJAAN RANGKA ATAP EKSPOSE

8.6.1 Uraian

Pekerjaan Rangka atap eksposed meliputi semua pekerjaan pembuatan rangka atap,
usuk ekspose dan plapond dari kayu, pemasangan atap dan accessories lainnya,
pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

8.6.2 Rangka Atap


1. Struktur kuda-kuda kayu dengan menggunakan kayu kamper yang telah kering,
telah diawetkan, lurus dan tidak cacat. Struktur rangka atap ekspose sebagai
berikut :

 Ukuran kuda-kuda, gording, jurai dan balok tembok kayu kamper 8/12.

 Usuk menggunakan kayu kamper yang telah kering, telah diawetkan, lurus
dan tidak cacat. Ukuran penampang usuk 5/7 diserut dan diprofil.
 Reng 2/3 (Kayu Kamper)

2. Sebelum memulai pekerjaan rangka atap dan penutup atap Kontraktor harus
membuat Gambar Kerja atas dasar gambar detail yang telah ada, termasuk
membuat schedule lengkap (cutting list) dan settingout tentang semua
komponen rangka atap dan penutup yang diperlukan.
3. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggungjawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

8.6.3 Penutup Atap

1) Penutup atap adalah genteng karangpilang gemini dan bubungan dengan


ketebalan dan kualitas yang memenuhi standar.
2) Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat / pecah baling, ukuran seragam
dan presisi yang baik.

SPESIFIKASI TEKNIS 26
3) Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah. Ujung
lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung
genteng ke ujung listplank max. 7 cm.
4) Barisan genteng dan bubungan pada bagian-bagian / daerah yang kemungkinan
terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
5) Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.

8.6.4 Bubungan Genteng


1) Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan
harus dipasang besi beton 2 batang dengan diameter 8 mm yang diikatkan pada
kepala paku 12 cm yang dipakukan pada balok dengan jarak paku masing-
masing 60 cm.
2) Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4
ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan
halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.
3) Ujung bubungan dibentuk sesui dengan petunjuk Direksi dan dipasang dore
beton cetak ( ukir ), atau bahan sesuai dengan petunjuk Direksi.

8.6.5 Plapond

Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan langit-


langit atau plafond yang terbuat dari bahan teakwood sesuai ditunjuk dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan peralatan
yang diperlukan.

1) Struktur rangka kayu dengan menggunakan kayu kamper yang telah kering,
telah diawetkan, lurus dan tidak cacat.

2) Sebelum memulai pekerjaan langit-langit, Kontraktor harus membuat Gambar


Kerja atas dasar gambar detail yang telah ada, termasuk membuat schedule
lengkap tentang semua komponen dan accessories yang diperlukan serta
kaitannya dengan pekerjaan lainnya.
3) Kontraktor harus membuat satu unit contoh terpasang langit-langit sesuai
dengan bahan yang dipakai lengkap dengan accessoriesnya serta finishingnya,
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
4) Sebelum pembuatan, semua material yang dibutuhkan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
5) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggungjawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

8.6.6 Pengukuran dan Pembayaran

1) Kwantitas bidang atap, penutup atap dan plapond diukur dengan Harga Per
Meter Persegi, sedangakan bubungan dengan harga Per Meter panjang sebagai
total kwantitas yang terpasang memenuhi persyaratan – persyaratan telah
diperiksa serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan

2) Jumlah Bidang Atap terpasang yang diterima, yang ditentukan seperti yang
diuraikan di atas harus dibayar pada Harga Satuan Pekerjaan dalam Kontrak di
mana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan,
pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

Pasal 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

9.1 Listrik
Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah mendapatkan SLO
(Sertifikat Layak Operasi) dari PLN.
9.1.1 Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa
PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem inbow/tanam atau OB / luar
sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan lain dalam gambar, kabel yang
digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY 3 x 2,5 mm², NYM 3 x 2,5 mm2
dengan merk setara Supreme dan kabel tersebut sudah LMK atau persetujuan
PLN dengan sistem semua kabel – kabel masuk dalam pipa. Khusus
pemasangan tanam menggunakan inbowdos sebagai pemegang sakelar. Sakelar
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan
sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setara Broco atau produksi dalam negeri.
9.1.2 Pemasangan Titik Stop Kontak
Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, Kecuali disebutkan lain dalam
gambar kabel - kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3 x
2,5 mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan ada
pemasangan inbow atau tanam dan OB atau luar. Khusus untuk pemasangan
tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan
SPESIFIKASI TEKNIS 28
stop kontak sesuai dengan kebutuhan. Stop kontak yang digunakan adalah setara
Clipsal.
9.1.3 Pemasangan Sekering atau Panel
Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan
kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai
dengan beban atau watt yang diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan merk
LMK atau sudah persetujuan PLN.
Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan
pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.
9.2 Lampu
Semua lampu dan Armatur yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas
setaraPhilips.

Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

10.1 Pekerjan Plesteran


10.1.1 Bahan
 Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan
plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
10.1.2 Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya
dibersihkan terlebih dahulu dari bekas - bekas kotoran spesi kemudian
disiram air sampai jenuh.
 Buatkan kepala atau kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal
pada jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 15 mm.
 Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang
kedap air.
 Pekerjaan plesteran 1 pc : 5 ps dipasang pada permukaan tembok yang
akan diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 jam.
 Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan kemiringan
ke arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu
cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air
serta melindungi dari sinar matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
10.2 Pekerjaan Acian
10.2.1 Bahan
 Bahan – bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
10.2.2 Pelaksanaan.
 Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran atau beton berumur 7 hari.
 Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
 Lakukan pembasahan atau penyiraman dengan air terhadap plesteran atau
beton atau bidang yang akan diaci.
 Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
 Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.
 Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
 Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari,
dan setelah itu acian baru dikeringkan.
 Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi atau
Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan atau plamiran baru dapat
dilaksanakan.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1 Bahan
 Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara Vinilex
atau Dulux Catylac, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi.
 Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan kualitas
setara Vinilex atau Dulux Catylac.
 Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7 (tujuh)
hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar cat yang
akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
 Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu panil dan Kusen.

11.2 Pelaksanaan
 Tembok
 Pastikan permukaan tembok yang akan dicat dalam keadaan kering,
bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.

SPESIFIKASI TEKNIS 30
 Setelah tembok benar - benar bersih, oleskan Plamur keseluruh
permukaan tembok.
 Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan
lapisan pertama top coating.
 Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul
- betul kering ( jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis kedua
sebelum lapisan pertama betul - betul kering, karena akan berakibat
kegagalan pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh kuas atau
roll).

11.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki


 Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
 Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
 Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus.

Pasal 12
PEKERJAAN SANITAIR

12.1 Pekerjaan Saluran Air Bersih


Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
a. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja
dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
b. Pipa - pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui Direksi dan
pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.
c. Pipa - pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang
berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.
d. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan saluran
air minum lengkap dengan kran - krannya sampai keluar airnya.
e. Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara - cara
pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam A.V, peraturan
pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.
f. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang - kurangnya 6
(enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang bersangkutan.
g. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan
dipadatkan sampai rata tanah semula.
h. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana
pelaksanaan yang diperlukan.

SPESIFIKASI TEKNIS 31
i.. Pipa - pipa air bersih :
Pipa PVC
 Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
disetujui.
 Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC adalah sebagai berikut:
Diameter dalam pipa Tebal dinding minimum
50 mm & 75 1,6 mm
100 mm & 125 mm 2,0 mm
150 mm 2,5 mm
200 mm 3,1 mm

 Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard
produk pipa dan mendapat persetujuan Direksi .
 Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat
khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
 Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.

12.2 Perlengkapan Sanitair Yang Dipasang Meliputi


 Pasangan Floor Drain
Floor drain stainlesskualitas setara TOTO dengan lubang 3” lengkap dengan
siphon dan tutup berengsel. Sebelum dipasang floor drain harus ditunjukkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantainya harus dilubangi
dengan rapi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain.
Hubungan saringan metal dengan beton atau lantai, menggunakan perekat beton
kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan lem khusus untuk itu setebal 5
mm.
Floor drain terpasang rapi pada tempatnya dan bersih dari noda – nodaatau
kotoran – kotoran.
 Pekerjaan kran.
 Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup tekanan rendah
yang disetujui Direksi atau Owner.
 Untuk kran kamar mandi stainless setara San-ei dengan bentuk atau type sesuai
petunjuk Direksi.
 Kran – kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan tidak terjadi
kebocoran – kebocoran serta penempatannya sesuai dengan gambar kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS 32
12.3 Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran
 Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan kemiringan tidak
kurang dari 1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah harus dipasang tegak.
 Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran – kebocoran,
sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.
 Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.
 Pipa – pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi tekanan –
tekanan dari luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.
 Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam pipa sebelum
fitting dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar yang kelihatan di luar
fitting tidak lebih dari 3 ulir.
 Ujung – ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama dalam
persiapan pemasangan.
 Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan umum.
 Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang, harus ditest
terlebih dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran – kebocoran.
12.4 Pengujian dan flusing
 Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji pada setiap sambungannya untuk
diketahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
 Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh
direksi teknis. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil pengetesan
belum mendapat persetujuan direksi proyek.
 Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
 Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar pipa air
bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar (ekterior) gedung
dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum manometer, dan apabila
selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan
dapat diterima.
 Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam pipa
dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila pada jalur pipa yang
diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat memasang
kran pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek. Setelah udara
habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat dituup rapat-rapat
dan kemudian pengujian dapat dilakukan.
 Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam keadaan
tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.

SPESIFIKASI TEKNIS 33
 Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
 Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
 Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih
(portable) yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari
ujung pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran - saluran drainage, secara
berangsur - angsur segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa dibersihkan.

Pasal 13
PENUTUP
13.1 Umum
Untuk pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini dan ada kaitannya dengan
jenis pekerjaan yang dikerjakan, maka menjadi kewajiban dan tanggung jawab
penyedia barang/jasa untuk melaksanakannya.

13.2 Hal – hal lain yang bertautan :


a. Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa wajib membuat photo dokumentasi
(0%, 25%, 50%, 75% dan 100%).
b. Penyedia Jasa wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan berupa Laporan Harian,
Mingguan dan Bulanan.
c. Penyedia Jasa Wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing.
d. Pelaksana sebelum menyerahkan pekerjaan Wajib mengadakan pembersihan,
perapian dan perbaikan-perbaikan di lapangan sampai mendapat persetujuan
Direksi dan Pemimpin kegiatan.
e. Hal-hal yang belum jelas tentang RKS ini akan dijelaskan pada waktu diadakan
pertemuan Aanwijzing kegiatan ataupun saat peninjauan lapangan.

Menyetujui :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pembangunan Gedung Kantor

I Ketut Antara, ST.MT


Nip. 19700822 200003 1 005

SPESIFIKASI TEKNIS 34

Anda mungkin juga menyukai