Halaman : II -1
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)
1) Tanah halaman Kantor Kejaksaan Negeri Badung dibentuk sesuai rencana tapak
antara lain jalan, parkir, gate pintu masuk, dan halaman sehingga diperoleh ketinggian-
ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Bila terdapat
pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -2
Halaman : II -3
Halaman : II -4
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai dengan
spesifikasi berikut ini :
a. Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-1557. (hasil test
pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan lebih lanjut)
b. Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada
pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
8) Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini :
a. Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan ketebalan masing
masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150 mm.
b. Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara dipotong, dibajak
atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat lapisan tanah yang seragam
baik ketebalan masing masing lapisannya maupun kepadatannya. Setiap lapisan
tanah urug harus sama jenis bahannya, kepadatannya dan kandungan
kelembabannya sebelum mulai dipadatkan Sebelum pemadatan, kelembaban tanah
urug harus dijaga ualam batas ± 2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkari
dalam ASTM D-1557. Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung mengarah ke
keadaan yang lebih basah untuk jenis tanah yang mudah berkembang.
c. Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan, harus
dikeringkan dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau dengan cara lain
yang sama dan apabila ada tanah urug yang kelembabannya tidak mencukupi harus
disiram dengan air sehingga kelembaban mencapai batas standard yang ditentukan.
d. Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus dijaga agar dapat
diperoleh hasil pemadatan yang merata.
e. Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang ditentukan dan
diperiksa dengan alat test yang sesuai di lapangan sebelum dilakukan pemadatan
berikutnya. Jika tanah urug tersebut tidak mencapai kepadatan yang ditentukan,
maka pemadatan tanah urug ini harus diulang kembali atau tanah urugnya diganti
dan metode pemadatannya diganti dengan cara lain yang sesuai untuk mencapai
standard kepadataan yang diinginkan.
f. Pengujian (test) di setiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai hasil test
menunjukkan adanya rnetode pelaksanaan yang benar dan mencapai kepadatan
pengurugan yang secara konsisten dapat diterIma dan dapat dipakai terus. Lapisan
berikutnya harus diperiksa pada tempat tempat tertentu untuk melihat apakah
pengurugan yang dilakukan selalu memenuhi kriteria yang ditentukan. (hasil test
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -5
Halaman : II -6
1) Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat bata ringan disusun ½
bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Halaman : II -7
Halaman : II -8
Halaman : II -9
Semen portland tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang
c. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak. Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
d. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond
SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
2) Adukan dan Plesteran Siap Pakai.
a. Adukan dan Plesteran Khusus, Pasangan Batu Bata Merah.
Adukan khusus untuk pemasangan bata ringan harus terdiri dari bahan semen, pasir
silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan
kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-301 buatan PT Cipta Mortar Utama. standar daya sebar ±1.9 m2
/ zak=40kg/ tebal aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg
b. Acian khusus siap pakai.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata ringan harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata
dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air
dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama. standar daya
sebar ± 20 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 1,5 mm. Kebutuhan air 12,5 - 13,5 liter/ sak
40kg
3) Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan
AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.
Halaman : II -10
penggunaan dari pabrik pembuat. Daya sebar menggunakan MU-301 pada bidang
dinding bata merah: ± 1,9 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm
2) Pencampuran.
a. Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali. Adukan harus
dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit
sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit
setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
3) Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga
jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
4) Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding
baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan – kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.
Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -11
a. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
b. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
c. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
d. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
5) Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
6) Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak
dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Pengacian
harus diratakan dengan menggunakan jidaran untuk memperoleh hasil acian dinding
yang rata, tebal acian yang dianjurkan adalah 1,5 mm-3,0 mm tergantung dari kerataan
dasar permukaaannya, hasil acian tidak perlu digosok dengan menggunakan kertas
semen, amplas atau sejenisnya. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
7) Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil
contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan
harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa
biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Halaman : II -12
Halaman : II -13
2) Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan multiplek
dan kaca akan terdiri dari :
a. Rangka Metal :
Batang tegak,
Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat minimal
lebar 92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
b. Alat pengencang.
c. Panel dari papan multiplek.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah
sambungan sebanyak mungkin. Setiap pertemuan papan multiplek harus dikerjakan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka
metal dan dikencangkan dengan sekrup khusus standar yang direkomendasikan pabrik
multiplek dan rangka stutnya. Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui. Pertemuan dengan atap, lantai dan
dinding atau kolom bangunan harus diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat. Bahan pengisi celah harus diaplikasikan
dengan cara yang rapi pada setiap pertemuan.
3) Finising HPL
Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel /
work-shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian tepi (edging) dari
partisi berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna dan motif disesuaikan dengan warna
HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
4) Perlindungan dan Pembersihan.
Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus dilindungi
dari kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah kerja harus
dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.
5) Penyelesaian.
Panel partisi dari papan multiplek harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan multiplek, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan
multiplek harus dilapisi lapisan hpl sesuai ketentuan Skema motif yang diterbitkan
kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -14
Halaman : II -15
2) Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat. Bahan-bahan adukan dan
bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Adukan perekat
khusus untuk memasang granit tile dan keramik, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah),
AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
3) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.
2) Pemasangan.
a. Sebelum pemasangan granit tile dan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih. Adukan untuk pasangan granit tile
dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1
semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
b. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan
tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang granit tile, kemudian diletakkan pada
tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
d. granit tile dan keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granit tile dan
keramik yag terpasang tetap lurus dan rat.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -16
e. granit tile dan keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
f. granit tile dan keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar granit tile dan keramik harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan granit tile dan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar granit tile dan keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan granit tile seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit tile harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan granit tile harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
granit tile dan keramik.
Halaman : II -17
d. Paras sarwa genap pada fasad bangunan rumah kajari dan kasi.
e. Paras kerobokan pada pagar rumah kajari dan kasi.
f. Bata press ekspose pada fasad bangunan dharma karini, garasi dan pagar rumah
kajari dan kasi.
g. Bata merah gosok pada fasad bangunan utama.
h. Batu andesit pada fasad bangunan garasi dan pagar rumah kajari dan kasi.
i. Ornament batu paras palimanan 20/20
Halaman : II -18
Halaman : II -19
j. Keramik 30/30 antislip setara roman pada lantai toilet bangunan kajari, kasi dan pos
pelayanan.
k. Keramik 10/30 antislip setara roman pada lantai toilet bangunan kajari, kasi dan pos
pelayanan.
Halaman : II -20
Halaman : II -21
e. Granit tile dan keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
f. Granit tile dan keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar granit tile dan keramik harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan granit tile dan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar granit tile dan keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan granit tile keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan MK.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit tile harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan granit tile harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
granit tile dan keramik.
Halaman : II -22
Halaman : II -23
b. Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS
1230 atau ASTM C 36.
2) Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum.
3) Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gipsum, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang
setara.
4) Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
5) Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
a. Perekat
b. Pita kertas berperforasi,
c. Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
d. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang
dengan baik.
9.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Umum.
a. Sebelum papan gipsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang
sama.
b. Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
c. Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Pemasangan.
a. Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya
yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
b. Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -24
Halaman : II -25
produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan/MK.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua lambersering harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan harus ditutup
dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik pembuat panel.
Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat bersirkulasi
dengan bebas di sekitar tumpukan.
3) Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan/MK berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
Teknis ini. Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini
menjadi beban Kontraktor. Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor
dalam pemasangan bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai
dengan ketentuan Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.
Halaman : II -26
digunakan untuk melubangi panel untuk penempatan peralatan, seperti armatur lampu,
kisi–kisi udara dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3) Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan
panel. Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.
4) Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk garis,
tidak diisi dengan bahan penutup karena sambungan lambersering akan di ekspos
seperti pada gambar kerja.
5) Aplikasi.
Untuk aplikasi langit–langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :
a) Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan.
b) Panel dipasang pada rangka kayu yang sudah diberi bahan pengawet, dengan
alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya.
6) Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus dicat politure agar serat
kayu lambersering dapat terekspos dengan bagus.
Halaman : II -27
Halaman : II -28
lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah
pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
Halaman : II -29
a. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan
dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
c. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
d. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
e. Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi
dengan cat transparan atau lembaran plastik.
f. Menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
g. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
h. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
i. Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
j. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
k. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
l. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/ halaman
pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan
kusen, pintu dan jendela.
m. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
n. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
o. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
p. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
q. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -30
Halaman : II -31
Halaman : II -32
penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di
bawah.
2) Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu KM/WC) harus
sama atau setara dengan merek Gradino, Solid, Dekson dengan sistem Master Key
model U handle.
Semua kunci harus terdiri dari :
Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau kuningan
dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel hair line.
Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam
(dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi
strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.
Kunci pintu KM/WC harus sesuai atau setara dengan merek Gradino, Solid, Dekson
dan terdiri dari :
Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator merah/biru di
bagian sisi luar pintu.
Hendel bentuk gagang di atas pelat.
Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot pengunci
dan hendel, face plate dan strike plate.
c. Engsel.
Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu tipe ayun dengan bukaan satu arah,
harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm,
seperti tipe SELL 0007 buatan Solid, Dekson, atau IHS.
Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan
berat jendela. Produk Solid, KEND, atau IHS. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball
Bearing untuk jendela berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk Kend, Solid, atau
IHS.
d. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Solid,
Dekson, atau IHS.
e. Pengunci Jendela.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -33
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Solid, Dekson, atau IHS.
f. Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Solid, Dekson,
atau IHS.
g. Gembok.
Gembok produk Solid, Dekson, IHS atau setara dalam warna solid brass untuk pintu
pintu pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
h. Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe
pemasangan dilantai produk Granito, Solid, Dekson, atau IHS.
i. Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka setara produk Dorma, Solid, Dekson, atau IHS.
j. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
k. Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dorma, Cisa atau setara Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
Halaman : II -34
Halaman : II -35
Halaman : II -36
atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas
Lapangan, bila dikehendaki lain.
b. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
c. Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
d. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
2) Pemasangan Kaca.
Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
Kedalaman celah minimal 16mm.
Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.
3) Persiapan Permukaan.
a. Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik.
b. Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
c. Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
4) Neoprene/Gasket dan Seal.
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen
dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang
dikondisikan.
5) Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup
stainless steel. Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
6) Penggantian dan Pembersihan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -37
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak
ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Halaman : II -38
cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat
bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter contoh dari
setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi
dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang
benar-benar dapat mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari
cat-cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran
300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk
pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah
dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Halaman : II -39
a. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Emulsion weathershield untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
c. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
Halaman : II -40
permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis. Setelah cat dasar
ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
4) Permukaan Barang Besi /Baja.
a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand
blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.
c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari kotoran-
kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
5) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.
6) Umum.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -41
a. Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
b. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.
c. Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
d. Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
7) Proses Pengecatan.
a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Penecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan
berikut.
Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
b. Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
8) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
c. Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : II -42
petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
9) Metode Pengecatan.
a. Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
10) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
Halaman : II -43
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO atau American
Standart), lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna
standard).
j. Zink dapur (TOTO atau yang setara)
k. Keran air (TOTO untuk Pantry atau yang setara)
l. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)
m. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)
n. Paper Holder (TOTO type A850)
o. Shop Holder (TOTO type TS 125R atau yang setara)
2) Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas
bersama dengan Konsultan Perencana.
Halaman : II -44
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi
pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai
Halaman : II -45
Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan ukuran
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk jadi seperti
tipe TX 716 A buatan Toto.
Halaman : II -46
Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.