Anda di halaman 1dari 46

Spesifikasi Teknis

Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -1

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR

1. PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN


1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN
1) Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
2) Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.

1.2. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


1) Peil  0,00 Bangunan diambil dari lantai I bangunan utama dimana memiliki ketinggian
+ 1,60 m lebih tinggi dari dari jalan raya utama terminal.
2) Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

1.3. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


1) Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam
halus pada bagian atasnya.
2) Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
3) Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)
1) Tanah halaman Kantor Kejaksaan Negeri Badung dibentuk sesuai rencana tapak
antara lain jalan, parkir, gate pintu masuk, dan halaman sehingga diperoleh ketinggian-
ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Bila terdapat
pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -2

dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-


ketentuan teknis yang berlaku.
2) Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan
dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-
tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20
cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.
3) Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus
dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada
daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
4) Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak Kantor
Kejaksaan Negeri Badung

2.2. URUGAN TANAH


1) Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
2) Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan
lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
3) Bahan timbunan yang dlpakal adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir Batu
(Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan.
Lokasi sumber jenis bahan timbunan tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian pada umumnya boleh di pakai lagi untuk
bahan timbunan, kecuali apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
4) Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, baik
mengenal kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dlbawa atau
digunakan dl dalam lokasi pekerjaan.
5) Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-lain
tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan sepeiti ini harus dipindahkan
dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.
6) Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri paling
lambat 3 x 24 jam.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -3

2.3. JAMINAN MUTU


1) Bahan timbunan sebelum dikirim ke lokasi harus di test di laboratoriun untuk diketahui
kadar air optimumnya, yang dimanfaatkan sebagai dasar menentukan jenis, ukuran
serta berat dari alat yang paling sesuai dipergunakan untuk pemadatan tersebut.
2) Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metoda Sand Cone.
Lokasi serta jumlah pengarnbilan contoh material/ sample harus dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
3) Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan atas hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.4. PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN


1) Lapisan tanah lunak (Lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini
harus dikeringkan dan dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang bersifat
menggangu.
2) Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan obat anti rayap jenis
Wazary ex Sumitomo Japan maupun perlengkapan lain, sudah ditebar/dipasang
sebelum dilakukan penimbunan.
3) Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm, kemudian dipadatkan
dengan alat mekanis.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan
bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
5) Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan timbunan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan.
6) Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkan sampai mencapai kadar air
yang benar dan dipadatkan kembali.
7) Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapir, yang sama
ketebalannya untuk tiap tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 200 mm setiap lapisannya
sebelum dipadatkan. Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini harus dipadatkan
sampai sekurang kurangnya menjadi 90% dari kepadatan kering maksimum menurut
Modified Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug yang tidak dapat dipadatkan harus
disingkirkan dan diganti dengari material yang baru.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -4

Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai dengan
spesifikasi berikut ini :
a. Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-1557. (hasil test
pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan lebih lanjut)
b. Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada
pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
8) Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini :
a. Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan ketebalan masing
masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150 mm.
b. Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara dipotong, dibajak
atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat lapisan tanah yang seragam
baik ketebalan masing masing lapisannya maupun kepadatannya. Setiap lapisan
tanah urug harus sama jenis bahannya, kepadatannya dan kandungan
kelembabannya sebelum mulai dipadatkan Sebelum pemadatan, kelembaban tanah
urug harus dijaga ualam batas ± 2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkari
dalam ASTM D-1557. Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung mengarah ke
keadaan yang lebih basah untuk jenis tanah yang mudah berkembang.
c. Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan, harus
dikeringkan dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau dengan cara lain
yang sama dan apabila ada tanah urug yang kelembabannya tidak mencukupi harus
disiram dengan air sehingga kelembaban mencapai batas standard yang ditentukan.
d. Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus dijaga agar dapat
diperoleh hasil pemadatan yang merata.
e. Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang ditentukan dan
diperiksa dengan alat test yang sesuai di lapangan sebelum dilakukan pemadatan
berikutnya. Jika tanah urug tersebut tidak mencapai kepadatan yang ditentukan,
maka pemadatan tanah urug ini harus diulang kembali atau tanah urugnya diganti
dan metode pemadatannya diganti dengan cara lain yang sesuai untuk mencapai
standard kepadataan yang diinginkan.
f. Pengujian (test) di setiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai hasil test
menunjukkan adanya rnetode pelaksanaan yang benar dan mencapai kepadatan
pengurugan yang secara konsisten dapat diterIma dan dapat dipakai terus. Lapisan
berikutnya harus diperiksa pada tempat tempat tertentu untuk melihat apakah
pengurugan yang dilakukan selalu memenuhi kriteria yang ditentukan. (hasil test
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -5

pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat


persetujuan lebih lanjut)
g. Apabila hasil test menunjukkan adanya pelaksanaan pengurugan yang tidak benar,
test secara terus menerus, sebagai tarnbahan dan test untuk memperbaiki keadaan
harus dilakukan. Pengujian secara terus menerus untuk setiap lapisan harus
dilaksanakan jika terjadi perubahan pada metode kerja atau jenis tanah urug.
h. Tanah hasil sisa pengurugan harus dlbuang ke tempat yang telah ditentukan dan
dipadatkan sehingga permukaan tanah menjadi sama dengan permukaan tanah yang
ada sebelumnya.

2.5. BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN


1) Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama
pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

2.6. URUGAN PASIR


1) Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan jalan,
saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.
2) Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari
ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah
dalam keadaan padat).

3. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata ringan pada tempat – tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
1) Pasangan batu bata ringan
2) Adukan
3) Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.

3.2. STANDAR / RUJUKAN


1) American Society for Testing and Materials (ASTM)
2) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3) Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.3. PROSEDUR UMUM


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -6

1) Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat bata ringan disusun ½
bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2) Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata ringan harus
disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm. Semen harus dikirim
dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merek
dagangnya. Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.

3.4. BAHAN - BAHAN


1) Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal yang disetujui
Direksi pengawas. Syarat batu bata ringan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam NI-10 dan PUBI 1982. Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara
Citicon atau Hebel ukuran tebal 10 cm, 8,8 buah per m 2. Kontraktor harus menunjukkan
contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Konsultan MK berhak menolak bata
ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut
keluar dari tempat pekerjaan.
2) Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan. Bahan Dry-Mix
yang dipakai adalah produk LEMKRA, Cipta Mortar atau setara. Adukan harus dibuat
dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan langsung diatas
tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata ringan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis
3) Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalok. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis,
ringbalok) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil. Semen PC yang dipakai adalah produk dalam
negeri yang terbaik (Indocement, Semen Gresik, Tiga Roda atau produk setara yang
mempunyai kualitas standar konstruksi. Pasir beton harus bersih, bebas dari
tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan
ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
4) Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -7

3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
1) Sloof, kolom praktis dan ringbalok.
Ukuran rangka penguat dinding bata ringan (non struktural) :
a. Sloof 20 x 50 cm untuk bangunan utama
b. kolom praktis 11 x 11 cm untuk dinding bata ringan, ringbalok dan balok latai yang
bervarias sesuai gambar kerja untuk dinding bata ringan. Kolom praktis dan
ringbalok diplester sekaligus sehingga mencapai tebal 10 cm untuk dinding bata
ringan. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal
minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus
rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan
yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses
pengerasan.
2) Pasangan Bata Ringan
Bata ringan yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh.Tidak diperkenankan memasang batu bata ringan:
a. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
b. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
c. Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balok)
Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan
diatas kusen harus dibuat balok latei. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik
dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi
dengan aduk.
3) Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata ringan harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan. Pasangan batu bata ringan yang terkena udara terbuka, selama waktu
– waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding
atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
4) Plesteran dan Pengacian.
Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -8

4. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN


4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
4.2. STANDAR / RUJUKAN
1) American Society for Testing and Materials (ASTM)
2) American Concrete Institute (ACI)
3) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
4) Standar Nasional Indonesia (SNI)
5) American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

4.3. PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada MK untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200
mm agar tidak berhamburan.

4.4. BAHAN - BAHAN


1) Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.
a. Semen Instan khusus plesteran siap pakai.
Semen Instan tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995, seperti MU-301 atau setara . standar daya sebar ±1.9 m2 / zak=40kg/ tebal
aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg
Semen instan yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
b. Semen portland.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -9

Semen portland tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang
c. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak. Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
d. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond
SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
2) Adukan dan Plesteran Siap Pakai.
a. Adukan dan Plesteran Khusus, Pasangan Batu Bata Merah.
Adukan khusus untuk pemasangan bata ringan harus terdiri dari bahan semen, pasir
silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan
kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-301 buatan PT Cipta Mortar Utama. standar daya sebar ±1.9 m2
/ zak=40kg/ tebal aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg
b. Acian khusus siap pakai.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata ringan harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata
dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air
dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama. standar daya
sebar ± 20 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 1,5 mm. Kebutuhan air 12,5 - 13,5 liter/ sak
40kg
3) Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan
AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.

4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
Campurkan air sebanyak 6,0-6,5 liter dengan MU-301 ( ukuran 1 zak = 40kg) sebagai
bahan pelesteran. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -10

penggunaan dari pabrik pembuat. Daya sebar menggunakan MU-301 pada bidang
dinding bata merah: ± 1,9 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm
2) Pencampuran.
a. Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali. Adukan harus
dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit
sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit
setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
3) Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga
jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
4) Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding
baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan – kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.
Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -11

a. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
b. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
c. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
d. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
5) Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6) Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak
dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Pengacian
harus diratakan dengan menggunakan jidaran untuk memperoleh hasil acian dinding
yang rata, tebal acian yang dianjurkan adalah 1,5 mm-3,0 mm tergantung dari kerataan
dasar permukaaannya, hasil acian tidak perlu digosok dengan menggunakan kertas
semen, amplas atau sejenisnya. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
7) Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil
contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan
harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa
biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

5. PEKERJAAN DINDING PARTISI MULTIPLEK FINISING HPL


5.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta
pemasangan partisi dan perlengkapannya, Area pekerjaan dinding partisi hanya ada pada
bangunan utama sesuai petunjuk Gambar Kerja.

5.2 STANDAR / RUJUKAN


1) Standar Nasional Indonesia (SNI)
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -12

5.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis.
Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis /
brosur bahan yang akan digunakan, untuk disetujui Konsultan MK.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, detail-etail
pertemuan, cara pengencangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian lainnya.
3) Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan yang didatangkan harus disimpan ditempat yang terlindung sehingga
terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.
Bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan label, dat teknis dari pabrik pembuat
untuk menjamin bahwa bahan yang didatangkan tersebut sesuai dengan yang telah
disetujui.

5.4 BAHAN - BAHAN


1) Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari produk
yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan persetujuan
Konsultan MK.
2) Rangka Metal.
Rangka metal yang digunakan adalah Rangka metal stud C 2.5/7.
3) Papan multiplek.
Papan multiplek yang digunakan Multiplek 18 mm.
4) HPL
High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex taco motif dan warna sesuai
dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post forming
adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.

5.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum.
Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Setiap
kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Partisi pertama
yang dibuat harus disetujui Konsultan MK sebelum memulai produksi masal.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -13

2) Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan multiplek
dan kaca akan terdiri dari :
a. Rangka Metal :
 Batang tegak,
 Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat minimal
lebar 92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
b. Alat pengencang.
c. Panel dari papan multiplek.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah
sambungan sebanyak mungkin. Setiap pertemuan papan multiplek harus dikerjakan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka
metal dan dikencangkan dengan sekrup khusus standar yang direkomendasikan pabrik
multiplek dan rangka stutnya. Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui. Pertemuan dengan atap, lantai dan
dinding atau kolom bangunan harus diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat. Bahan pengisi celah harus diaplikasikan
dengan cara yang rapi pada setiap pertemuan.
3) Finising HPL
Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel /
work-shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian tepi (edging) dari
partisi berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna dan motif disesuaikan dengan warna
HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
4) Perlindungan dan Pembersihan.
Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus dilindungi
dari kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah kerja harus
dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.
5) Penyelesaian.
Panel partisi dari papan multiplek harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan multiplek, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan
multiplek harus dilapisi lapisan hpl sesuai ketentuan Skema motif yang diterbitkan
kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -14

6. PEKERJAAN PENUTUP DINDING GRANIT TILE DAN KERAMIK


6.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan granit tile dan keramik pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
2) Ada pun pekerjaaan ini meliputi :
a. Granit 30/60 setara sincere pada kamar mandi, toilet, pantry bangunan utama.
b. Granit 60/60 setara sincere pada dapur rumah kajari dan rumah kasi
c. Granit 30/30 setara sincere pada washtafel bangunan dharma karini.
d. Keramik 20/40 setara roma pada semua dinding kamar mandi diluar bangunan
utama.

6.2 STANDAR / RUJUKAN


1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
3) SNI 03-4062-1996 – Granit tile Lantai Keramik Berglaris
4) Australian Standard (AS)
5) British Standard (BS)
6) American National Standard Institute (ANSI).

6.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan granit tile dan keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-
masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh
bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman granit tile dan keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

6.4 BAHAN - BAHAN


1) Umum.
Granit tile dan keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal
yang memenuhi ketentuan SNI. Granit tile dan keramik yang tidak rata permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak
boleh dipasang.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -15

2) Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat. Bahan-bahan adukan dan
bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Adukan perekat
khusus untuk memasang granit tile dan keramik, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah),
AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
3) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.

6.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Persiapan.
Pekerjaan pemasangan granit tile dan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai. Pemasangan granit tile harus menunggu sampai semua
pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang
atau dibawah pasangan granit tile ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

2) Pemasangan.
a. Sebelum pemasangan granit tile dan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih. Adukan untuk pasangan granit tile
dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1
semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
b. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan
tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang granit tile, kemudian diletakkan pada
tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
d. granit tile dan keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granit tile dan
keramik yag terpasang tetap lurus dan rat.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -16

e. granit tile dan keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
f. granit tile dan keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar granit tile dan keramik harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan granit tile dan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar granit tile dan keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan granit tile seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit tile harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan granit tile harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
granit tile dan keramik.

7. PEKERJAAN PENUTUP DINDING BATU ALAM


7.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan dinding luar, atau pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
2) Ada pun pekerjaaan ini meliputi :
a. Batu pilah pada fasad bangunan utama.
b. Paras silakarang pada fasad bangunan utama, rumah kajari, dan rumah kasi.
c. Paras abu semampang pada fasad bangunan utama, dharma karini, garasi, dan
poes pelayanan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -17

d. Paras sarwa genap pada fasad bangunan rumah kajari dan kasi.
e. Paras kerobokan pada pagar rumah kajari dan kasi.
f. Bata press ekspose pada fasad bangunan dharma karini, garasi dan pagar rumah
kajari dan kasi.
g. Bata merah gosok pada fasad bangunan utama.
h. Batu andesit pada fasad bangunan garasi dan pagar rumah kajari dan kasi.
i. Ornament batu paras palimanan 20/20

7.2 STANDAR / RUJUKAN


1) Semua standard perturan bahan nasional yang berlaku

7.3 PROSEDUR UMUM


1) Mock- Ups dan Contoh Bahan.
Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan lengkap
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Kontraktor harus membuat mock – up beserta bahan – bahan lain yang berkaitan untuk
diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Biaya pengadaan contoh menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Pengawas Lapangan, untuk diperiksa dan disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus
mencakup dimensi, tata letak, tipe, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
Batu harus dijaga terhadap cuaca, suhu, kelembaban dan kerusakan fisik serta disimpan
dalam gudang. Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari
segala cacat, dan dilengkapi dengan label dan data teknis.

7.4 BAHAN - BAHAN


1) Batu alam.
a. Batu pilah setara batu pilah jember 40/40.
b. Paras silakarang ukuran 15/27.
c. Paras abu semampang batu paras semampang gosok 20/60.
d. Paras sarwa genap.
e. Paras kerobokan.
f. Bata press ekspose, setara pejaten
g. Bata merah gosok.
h. Batu andesit, Batu alam andesit bintik bakar 30 x 60 cm t=3cm
i. Ornament batu paras palimanan 20/20
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -18

2) Semen, Pasir dan Grouting.


Portland Cement :
Sesuai dengan standar ASTM C150. Serta standar nasional yang berlaku, produk Semen
Cibinong, Semen Gresik, atau setara.
Pasir :
Sesuai dengan standar ASTM C144 atau standar nasional yang berlaku.
Mortar dan Grouting :
Non staining sesuai dengan standar ASTM C270 atau Spesifikasi Teknis.

7.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Persiapan.
Batu harus benar – benar bersih sebelum dipasang dengan dicuci menggunakan sikat
plastik serta air bersih.
Pekerjaan atau instalasi lain yang terkait dalam pekerjaan pemasangan batu ini harus
dipelajari terlebih dahulu serta di-marking sesuai dengan gambar pelaksanaan
2) Pemasangan.
Batu harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu dapat dipotong
di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
Toleransi pemasangan antar batu pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk setiap 6 m
tinggi pasangan.

8. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


8.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan granit tile keramik pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
2) Ada pun pekerjaaan ini meliputi :
a. Granit 60/60 setara sincere pada lantai bangunan utama, dharma karini , dan garasi.
b. Granit 60/60 antislip setara sincere pada area teras atau terbuka bangunan utama,
dharma karini, dan garasi.
c. Granit 20/60 setara sincere pada lantai bangunan utama.
d. Granit 10/60 setara sincere pada plint lantai bangunan utama, dharma karini , dan
garasi.
e. Granit 30/30 antislip setara sincere pada semua lantai toilet bangunan utama.
f. Granit 10/30 antislip setara sincere pada semua lantai toilet bangunan utama.
g. Keramik 40/40 setara roman pada lantai bangunan kajari, kasi dan pos pelayanan.
h. Keramik 40/40 anti slip setara roman pada lantai teras bangunan kajari, kasi dan pos
pelayanan.
i. Keramik 10/40 setara roman pada lantai bangunan kajari, kasi dan pos pelayanan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -19

j. Keramik 30/30 antislip setara roman pada lantai toilet bangunan kajari, kasi dan pos
pelayanan.
k. Keramik 10/30 antislip setara roman pada lantai toilet bangunan kajari, kasi dan pos
pelayanan.

8.2 STANDAR / RUJUKAN


1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
3) SNI 03-4062-1996 – Granit tile Lantai Keramik Berglaris
4) Australian Standard (AS)
5) British Standard (BS)
6) American National Standard Institute (ANSI).

8.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan granit tile dan keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-
masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh
bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Pengiriman dan Penyimpanan. Pengiriman granit tile dan keramik ke lokasi proyek harus
terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek
dagang yang utuh dan jelas.

8.4 BAHAN - BAHAN


1) Umum.
Granit tile dan keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI. Granit tile dan keramik yang tidak rata permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak
boleh dipasang.
2) Granit tile dan keramik.
Granit tile dan keramik, terdiri dari beberapa jenis seperti berikut :
a. Granit 60/60 setara sincere
b. Granit 60/60 antislip setara
c. Granit 20/60 setara sincere
d. Granit 10/60 setara sincere
e. Granit 30/30 antislip setara sincere.
f. Granit 10/30 antislip setara sincere.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -20

g. Keramik 40/40 setara roman.


h. Keramik 40/40 anti slip setara roman
i. Keramik 10/40 setara roman
j. Keramik 30/30 antislip setara roman
k. Keramik 10/30 antislip setara roman
3) Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis. Adukan perekat khusus untuk memasang granit tile, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra
FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.

4) Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.

8.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Persiapan.
Pekerjaan pemasangan granit tile dan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai. Pemasangan granit tile harus menunggu sampai semua
pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang
atau dibawah pasangan granit tile ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
2) Pemasangan.
a. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada lantai, dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
b. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan granit tile dan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas
lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
d. Granit tile dan keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granit tile yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -21

e. Granit tile dan keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
f. Granit tile dan keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar granit tile dan keramik harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan granit tile dan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar granit tile dan keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan granit tile keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan MK.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit tile harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan granit tile harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
granit tile dan keramik.

9. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM


9.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
2) Ada pun pekerjaaan ini meliputi : semua plafond pada bangunan kejaksaan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -22

9.2 STANDAR / RUJUKAN


1) Australian Standard (AS)
2) American Standard for Testing and Materials (ASTM).

9.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Konsultan MK untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai,
untuk disetujui oleh Konsultan MK. Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup
penjelasan mengenai jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan,
cara penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum pemasangan
untukmengurangi resiko kerusakan.
b. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak
lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
c. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka
tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.
4) Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
b. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
c. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

9.4 BAHAN - BAHAN


1) Papan Gypsum.
a. Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk plafond dan 12 mm untuk
dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk
Jayaboard, Knauff atau setara.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -23

b. Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS
1230 atau ASTM C 36.
2) Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum.
3) Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gipsum, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang
setara.
4) Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
5) Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
a. Perekat
b. Pita kertas berperforasi,
c. Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
d. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang
dengan baik.
9.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Umum.
a. Sebelum papan gipsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang
sama.
b. Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
c. Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Pemasangan.
a. Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya
yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
b. Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -24

c. Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan


perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan
gipsum.
3) Pengecatan.
a. Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
b. Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
c. Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian
cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir
sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.

10. PEKERJAAN PLAFOND LAMBERSERING


10.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
2) Ada pun pekerjaaan ini meliputi : plafond pada overstek bangunan utama.
10.2 PERSYARATAN BAHAN
1) Bahan langit langit lambersering menggunakan kayu kamper yang telah dikeringkan
dan telah diawetkan, kelas kuat I-II dan kelas awet I, ukuran 5,5 x 14,5 cm atau
sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
2) Tebal minimal 1,0 cm atau sesuai detail gambar, bentuk dan pola pemasangan
sesuai gambar detail.
3) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang
digunakan, disyaratkan maksimum 12 %.
4) Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI–5 (PKKI th. 1961)
dan PUBI 82.

10.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis.
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan,
data teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada Pengawas Lapangan/MK untuk
disetujui. Bahan – bahan di sini diidentifikasikan dengan nama suatu produk / merek.
Bahan – bahan dengan merek lain yang dikenal dan setara dapat digunakan selama
bahan pengganti tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -25

produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan/MK.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua lambersering harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan harus ditutup
dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik pembuat panel.
Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat bersirkulasi
dengan bebas di sekitar tumpukan.
3) Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan/MK berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
Teknis ini. Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini
menjadi beban Kontraktor. Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor
dalam pemasangan bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai
dengan ketentuan Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

10.4 BAHAN - BAHAN


1) Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka Kayu untuk pemasangan lambersering pada langit – langit, eksterior dan tempat
–tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus dibuat dari kayu kamper
yang kuat dan kokoh.
2) Alat Pengencang.
a. Alat pengencang panel pada rangka kayu harus berupa sekrup jenis self-embeded-
head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-plating.
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar
dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
3) Politure.
Politure untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

10.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum.
Panel lambersering digunakan untuk pemasangan eksterior pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel Lambersering harus diolah dan dikerjakan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
2) Persiapan.
Panel Lambersiring harus dipotong dengan alat pemotong yang direkomendasikan
sehingga akan dihasilkan potongan yang rata dan rapi. Pengebor elektris dapat
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -26

digunakan untuk melubangi panel untuk penempatan peralatan, seperti armatur lampu,
kisi–kisi udara dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3) Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan
panel. Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.
4) Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk garis,
tidak diisi dengan bahan penutup karena sambungan lambersering akan di ekspos
seperti pada gambar kerja.
5) Aplikasi.
Untuk aplikasi langit–langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :
a) Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan.
b) Panel dipasang pada rangka kayu yang sudah diberi bahan pengawet, dengan
alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya.
6) Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus dicat politure agar serat
kayu lambersering dapat terekspos dengan bagus.

11. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM


11.1 KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen alumunium
untuk dinding partisi kaca, sedangkan untuk kusen dan daun pintu jendela dengan bahan-
bahan dari kayu, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

11.2 STANDAR DAN RUJUKAN


1) Standar Nasional Indonesia (SNI)
a. SNI 07-0603-1989 – Produk Ekstrusi untuk
Arsitektur.
2) British Standard (BS)
a. BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
b. BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
c. BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -27

11.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk Konsultan MK
atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
a. Ketebalan lapisan,
b. Keseragaman warna,
c. Berat,
d. Karat,
e. Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing tipe.
f. Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
g. Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
2) Spesifikasi Teknis
a. Dimensi : 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu)
: 3“X 1 ¾“ (untuk jendela)
b. Tebal profil alumunium : 1.35 mm (minimal)
c. Ultimate strength : 28.000 pci
d. Yield strength : 22.000 pci
e. Shear strength : 17.000 pci
f. Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron
dengan warna sesuai dengan gedung A, B dan C yang telah dilaksanakan.
3) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
4) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup
dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
5) Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja,
bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
6) Segera setelah didatangkan, pekerjaan kayu dan kelengkapan harus ditumpuk dengan
baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan,
sebelum dan setelah pemasangan. Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari ceceran adukan, plesteran, cat dan lainnya.
7) Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -28

lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah
pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

11.4 BAHAN – BAHAN


1) Kusen Aluminium
a. Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari
jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM
B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear
anodized minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di
pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
b. Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, atau yang setara dengan ukuran
4” x 1 ¾“ dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
c. kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
2) Alat Pengencang dan Aksesori.
a. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaksi elektronik antara alat
pengencang dsan komponen yang dikencangkan.
b. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
c. Peanahan udara dari bahan vinyl.
d. Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
3) Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.

4) Sealant Dinding (Tembok)


Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant

11.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Fabrikasi
a. Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar
Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
b. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan
ukuran aktual di lokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
2) Pemasangan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -29

a. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan
dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
c. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
d. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
e. Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi
dengan cat transparan atau lembaran plastik.
f. Menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
g. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
h. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
i. Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
j. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
k. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
l. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/ halaman
pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan
kusen, pintu dan jendela.
m. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
n. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
o. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
p. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
q. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -30

12. PEKERJAAN DAUN PINTU ENGENERING DOOR


12.1 LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan pembuatan daun pintu dipasang pada seluruh detail seperti yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

12.2 STANDAR / RUJUKAN


Standar dari Pabrik Pembuat.

12.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.
2) Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli
dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas
dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.
3) Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.4 PERSYARATAN BAHAN


1) Pintu wpc setara s-plus, duma atau setaranya
2) Barang-barang  yang  akan dipasang harus  benar-benar  mulus  dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas
bersama dengan Konsultan Perencana.
12.5 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Sebelum melaksankan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -31

2) Sebelum pelaksanaan dimulai, pintu ditempatkan pekerjaan harus ditempatkan pada


ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dari
trlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Daun pintu setelah dipasng harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua
peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

13. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


13.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.

13.2 STANDAR / RUJUKAN


Standar dari Pabrik Pembuat.

13.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.
2) Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli
dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas
dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.
3) Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

13.4 BAHAN - BAHAN


1) Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat
yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali ditentukan lain, semua alat
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -32

penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di
bawah.
2) Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu KM/WC) harus
sama atau setara dengan merek Gradino, Solid, Dekson dengan sistem Master Key
model U handle.
Semua kunci harus terdiri dari :
 Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau kuningan
dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
 Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel hair line.
 Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam
(dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi
strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.
 Kunci pintu KM/WC harus sesuai atau setara dengan merek Gradino, Solid, Dekson
dan terdiri dari :
 Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator merah/biru di
bagian sisi luar pintu.
 Hendel bentuk gagang di atas pelat.
 Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot pengunci
dan hendel, face plate dan strike plate.
c. Engsel.
 Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu tipe ayun dengan bukaan satu arah,
harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm,
seperti tipe SELL 0007 buatan Solid, Dekson, atau IHS.
 Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan
berat jendela. Produk Solid, KEND, atau IHS. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball
Bearing untuk jendela berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk Kend, Solid, atau
IHS.
d. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Solid,
Dekson, atau IHS.
e. Pengunci Jendela.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -33

Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Solid, Dekson, atau IHS.
f. Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Solid, Dekson,
atau IHS.
g. Gembok.
Gembok produk Solid, Dekson, IHS atau setara dalam warna solid brass untuk pintu
pintu pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
h. Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe
pemasangan dilantai produk Granito, Solid, Dekson, atau IHS.
i. Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka setara produk Dorma, Solid, Dekson, atau IHS.
j. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
k. Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dorma, Cisa atau setara Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
 Airtight - PEMKO S2/S3
 Fireproof - PEMKO S88
 Smokeproof - PEMKO S88
 Soundproof - PEMKO 320 AN
 Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
 Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
 Untuk lantai marmer - Modrtz 7053

13.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum.
a. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -34

c. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah


engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction
stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
d. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
e. Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat,
kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
f. Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai
bawah pemegang pintu kaca.
2) Pemasangan Pintu.
a. Kunci pintu dipasang pada ketinggian 1000mm dari lantai.
b. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel
tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
c. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
d. Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3) Pemasangan Jendela.
a. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
b. Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction
stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuatnya.
c. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan
sebuah pengunci.

14. PEKERJAAN KACA


14.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -35

14.2 STANDAR / RUJUKAN


Standar Nasional Indonesia (SNI).

14.3 PROSEDUR UMUM


o Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.
o Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data
teknisnya. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak
diinginkan.

14.4 BAHAN – BAHAN


1) Kaca Polos
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar dan
ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan
SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau
yang setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara dipanaskan
sampai temperatur sekitar 700oC dan kemudian didinginkan secara mendadak dengan
seprotan udar secar merata pada kedua permukaannya, seperti tipe Temperlite dari
Asahimas atau yang setar. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
3) Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

14.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum
a. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran
yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya
toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -36

atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas
Lapangan, bila dikehendaki lain.
b. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
c. Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
d. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
2) Pemasangan Kaca.
Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
 Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
 Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
 Kedalaman celah minimal 16mm.
 Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
 Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.
3) Persiapan Permukaan.
a. Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik.
b. Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
c. Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
4) Neoprene/Gasket dan Seal.
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen
dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang
dikondisikan.
5) Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup
stainless steel. Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
6) Penggantian dan Pembersihan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -37

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak
ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

15. PEKERJAAN PENGECATAN


15.1 KETERANGAN
Pekerjaan  ini  mencakup  semua pekerjaan  yang  berhubungan  dengan pengecatan
memakai   bahan-bahan emulsi,  enamel, politur/teak oil, cat dasar,  pendempulan, baik yang
dilaksanakan sebagai pekerjaan  permulaan, di tengah-tengah dan  akhir. Yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan
lain yang disebut dalam gambar dan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.

15.2 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

15.3 STANDAR / RUJUKAN


1) Steel Structures Painting Council (SSPC).
2) Swedish Standard Institution (SIS).
3) British Standard (BS).
4) Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

15.4 PROSEDUR UMUM


a. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam
suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada didalamnya,
serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -38

cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat
bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter contoh dari
setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi
dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang
benar-benar dapat mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari
cat-cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran
300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk
pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah
dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

15.5 BAHAN – BAHAN


1) Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai
dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang
akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua
cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Vinilex.
(mengacu pada gambar kerja)
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan skedule
finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai.
Bahan yang digunakan adalah setara produk Vinilex atau setara.
2) Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a. Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
c. Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
3) Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
4) Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -39

a. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Emulsion weathershield untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
c. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.

15.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum.
a. Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan
langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi,
sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
b. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
c. Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan
memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan
mempunyai titik nyala diatas 38oC.
d. Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.
2) Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar
dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak
meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat
diserap.
3) Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan gipsum
tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk gipsum, untuk menutup
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -40

permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis. Setelah cat dasar
ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
4) Permukaan Barang Besi /Baja.
a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand
blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.
c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari kotoran-
kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
5) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

6) Umum.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -41

a. Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
b. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.
c. Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
d. Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
7) Proses Pengecatan.
a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Penecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan
berikut.
 Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
 Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
 Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
b. Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
8) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
c. Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -42

petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
9) Metode Pengecatan.
a. Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
10) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

16. PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR


16.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar,  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

16.2 LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar,  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

16.3 BAHAN - BAHAN


1) Water Closet dan Wastafel.
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
g. Water Closet Duduk
Bahan  porselen,  produk dalam negeri (setara TOTO atau American Standart),
lengkap dengan jet shower dan peralatan lain (warna standard).
h. Water Closet Jongkok
Bahan  porselen,  produk dalam negeri (setara TOTO atau American Standart),
lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard).
i. Wastafel
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -43

Wastafel Meja Bahan  porselen,  produk  dalam negeri (setara TOTO atau American
Standart), lengkap dengan keran, siphon  dan perlengkapan lainnya (warna
standard).
j. Zink dapur (TOTO atau yang setara)
k. Keran air (TOTO untuk Pantry atau yang setara)
l. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)
m. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)
n. Paper Holder (TOTO type A850)
o. Shop Holder (TOTO type TS 125R atau yang setara)
2) Barang-barang  yang  akan dipasang harus  benar-benar  mulus  dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas
bersama dengan Konsultan Perencana.

16.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pemasangan  semua peralatan/perlengkapan saniter harus  dilakukan oleh   ahli
pemasangan barang  sanitair   yang   berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan
hati-hati dan sangat rapi.
1) Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diijinkan.
2) Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan
sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
3) Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat
4) Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
5) Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
6) Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
7) Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
8) Kaca  cermin  dan tempat alat-alat pada wastafel  harus  dipasang sipat  datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang  akan dipakai  harus tidak  bercacat
sedikitpun. Floor drain  harus  dipasang dengan saringannya, dan  dipasang rapih.
Semua sela-sela  antara  floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2
Ps. Pasangan  harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain  rata dan sebidang
dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -44

Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi
pemasangan pada dinding  100 cm di atas lantai

17. PEKERJAAN ALAT-ALAT ASESORIS DAERAH BASAH


17.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan aksesori daerah
basah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis ini.

17.2 STANDAR / RUJUKAN


Standar dari Pabrik Pembuat.

17.3 PROSEDUR UMUM


1) Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan/atau data teknis/brosur aksesoris daerah basah yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disutujui terlebih dahulu sebelum
dikirimkan kelokasi proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi, warna dan
data lain yang diperlukan untuk pemasangan.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum pemasangan Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan detail lain
yang diperlukan, kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
3) Penyimpanan.
Semua bahan-bahan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta
terlindungi dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.

17.4 BAHAN – BAHAN


1) Aksesori.
Kecuali ditentukan lain, aksesori untuk daerah basah, seperti kamar mandi harus sesuai
atau setara dengan produk berikut dan terdiri dari :
a. Tempat sabun cair : tipe T 126 AR dari Toto.
b. Tempat sabun padat : tipe TX 2 B dan S 156 N dari Toto.
c. Tempat kertas tisu : tipe TS 116 R dari Toto.
d. Kait handuk : tipe TX 4 B, TX 701 AC dan TS 115 S dari Toto.
e. Gantungan baju : tipe TS 118 WS dari Toto.
2) Cermin.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -45

Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan ukuran
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk jadi seperti
tipe TX 716 A buatan Toto.

17.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali
bila dinyatakan lain secara tertulis. Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis
aksesori harus dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
3) Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya,
sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.
4) Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam
Spesifikasi Teknis.

18. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


18.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat – alat dan bahan berikut
pemasangan penutup atap genteng metal dan perlengkapannya, seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
18.2 STANDAR / RUJUKAN
a. Australian Standard AS 1397 – G550 –AZ 150, AS 3566
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. SNI 03-1588-1989
18.3 PROSEDUR UMUM
1) Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada
Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran,
cara pemaangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.
3)Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak
rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.

Halaman : II -46

Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.

18.4 BAHAN - BAHAN


1) Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.
2) Genteng kodok Karang Pilang
a. Genteng kodok yang dipakai dengan bebatuan buatan dalam negeri berikut
bubungannya dan flasingnya.
b. Pemasangan genteng gemini sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh pabrik
sesuai dengan jenis yang dipilih, warna yang digunakan sesuai keterangan pada
gambar.
c. Merek yang direkomendasikan adalah goodyear atau setara.

18.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Umum.
a. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda –
kuda,
reng, harus sudah terpasang dengan baik .
b. Penutup atap genteng kodok sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu
disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
c. Jarak antar penutup genteng kodok harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat genteng kodok yang digunakan.
2) Pemasangan.
a. Pemasangan penutup genteng kodok dan kelengkapannya harus dilaksanakan
sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan
ketentuan dalam Gambar Kerja.
b. Penutup atap genteng kodok berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar
Kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas
sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Anda mungkin juga menyukai