Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN PENINGKATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA


PEKERJAAN PEMBANGUNAN PLAZA TEMPAT PUSAT JAJANAN KULINER 17 UNIT

PASAL 1 – LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang dilaksanakan pada paket Pekerjaan PEMBANGUNAN PLAZA TEMPAT PUSAT
JAJANAN KULINER 17 UNIT :
Pekerjaan ini juga termasuk meliputi :
1. Mendatangkan (levering), pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
mengadakan alat pembantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak
langsung termasuk didalam usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan
pekerjaan yang sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan atau bagian
pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan didalam RKS dan gambar-gambar tetapi
masih berada didalam lingkup pembangunan yang dalam hal ini dilaknakan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas Teknik.
2. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala sesuatu
yang berada disitu diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor.
3. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai
dimana termasuk pembersihan lapangan dan sebagainya.
4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan utama,
Kontraktor berkewajiban antara lain :
a. Membersihkan halaman kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
pelaksanaan pekerjaan utama.
b. Mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air kerja
harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang
bersangkutan.
c. Mengadakan penerangan listrik pada halaman kerja, jika diminta oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Mengadakan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pembuatan pagar pengaman, jika diminta oleh Direksi Pekerjaan.
5. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, gambar-
gambar yang ada maupun susulan yang terlampir dalam Berita Acara Penjelasan,
perintah-perintah Pemberi Tugas selama pekerjaan berlangsung dan petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas Lapangan.

PASAL 2 – S I T U A S I
Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak Kab. Bantaeng.

PASAL 3 – SETTING OUT DAN TITIK TETAP


1. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana di lapangan Kontraktor harus
melakukan pengukuran di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mengadakan
pengukuran ulang (MC.0) guna mendapatkan TitikTetap di lapangan dan diadakan
pengamatan ulang yang dilakukan oleh Kontraktor dan Pengawas yang disahkan oleh
Pemberi Tugas.

3. Dalam hal terdapatnya perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran, maka Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi Pekerjaan untuk

Page 1
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara. Keputusan akan didasarkan
atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar dan didalam lokasi pekerjaan.
4. Pemasangan Titik Tetap dilakukan dengan menggunakan patok beton, yang akan
merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan, atau metode lain menurut
pertimbangan Direksi Pekerjaan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
5. Selama pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa pemborongan harus menjaga
rusaknya/berubahnya titik peil, dan Kontraktor harus mencek peil tetap terhadap titik
lainnya.

PASAL 4 – PEKERJAAN PEMASANGAN BOUWPLANK


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7.
2. Patok tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimun 2 meter satu sama lainnya.
3. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti dengan ukuran 3 x 20 cm, lurus dan diserut
rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass). Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama
satu dengan yang lainnya, kecuali dikehendaki lai oleh Konsultan Pengawas.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi, terluar atau sesuai
petunjuk dari Konsultan Pengawas. Setelah selesai pemasangan papan dasar
pelaksanaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
5. Segala biaya pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Penyedia
Jasa Pemborongan.

PASAL 5 – PEKERJAAN PENGUKURAN


1. Lingkup Pekerjaan
- Meliputi : pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan Gambar
Kerja.
- Pekerjaan pengukuran meliputi batas-batas penimbunan lokasi, penentuan lokasi
bangunan, jalan masuk, batas-batas pagar tembok keliling dan penentuan duga.
2. Persyaratan
- Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
- Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
dan dimintakan persetujuannya.
- Konsultan Pengawas juga akan menetukan patokan utama sebagai dasar dari gedung ,
jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Peralatan yang digunakan terdiri dari Theodolith, waterpass, meter roll dan patok-patok
yang kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki oleh Penyedia
Jasa Pemborongan dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
4. Pelaksanaan
- Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya
ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keraguraguan harus dinyatakan kepada
Konsultan Pengawas.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya segera.

PASAL 6 – PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Pengamanan Daerah Kerja

Page 2
- Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi pembuatan pagar sementara, jalan
sementara, ruangan kantor Konsultan Pengawas, gudang, pengadaan listrik dan stanby
genset jika listrik PLN mati dan air kerja serta papan proyek.
- Pemagaran harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Pemerintah Daerah
setempat. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan untuk mebuat pintu masuk sendiri
dan membuka sebagian pagar untuk jalan sementara. Pagar harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Penyedia Jasa Pemborongan harus membangun bangunan sementara untuk :
 Kantor pelaksanaan dengan perhitungan luas secukupnya, juga akomodasi toilet
untuk para pekerja dengan perbandingan 1 (satu) unit toilet untuk 20 orang.
 Gudang bahan serta tempat penyimpanan/penimbunan bahan pokok (pasir, koral,
besi beton, bata dan lain-lain) dibuat secukupnya.
 Khusus gudang semen agar lantainya dibuat bebas dari kelembaban, minimal 30 cm
di atas permukaan lantai plesteran.
 Bangunan-bangunan tersebut diatas harus dibangun oleh Penyedia Jasa
Pemborongan dengan perencanaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan saluran-saluran, pengerasan jalan dan
lain-lain yang sifatnya sementara, untuk memungkinkan masuknya alat-alat
pembangunan serta bahan-bahan, disamping itu untuk dapat bergerak di halaman
kerja.
- Semua sarana tersebut harus dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan dan setelah
selesai, semua sarana harus dibersihkan, kecuali bagian-bagian yang masih akan
dipergunakan selanjutnya.
- Pada prinsipnya Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat-alat kerja sendiri
seperti air, tenaga listrik, udara bertekanan (kompressor) dan lain-lain. Penyedia Jasa
Pemborongan tidak diperkenankan menggunakan alat-alat milik Pemberi Tugas, baik
yang ada di lapangan maupun diluar lapangan tanpa persetujuan Pemberi Tugas.
2. Los Kerja dan Pos Jaga
Penyedia Jasa Pemborongan harus memperbaiki los kerja dan pos jaga. Los kerja yaitu
bangunan tempat bekerja para pekerja/tukang dan harus cukup baik, terlindung dari cuaca
, baik hujan maupun terik panas matahari yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
3. Gudang Kontraktor
- Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat gudang untuk melindungi meterial-
material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (air hujan), menjamin terhadap
pencurian.
- Untuk memudahkan pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas atas semua
material/peralatan, masuk dan keluarnya harus teratur dan rapih.
4. Direksi Keet dan Perlengkapannya
- Kontraktor harus menyediakan/memperbaiki bangunan sementara untuk Kantor Direksi
(Direksi Keet) dan Konsultan Pengawas.
- Barang Inventaris minimun yang harus digunakan :
 Lemari File yang harus dikunci – 2 buah.
 Meja Tulis dengan kursi kerja – 1 set.
 Meja Tamu dan 4 kursi tamu.
 Meja rapat berukuran 1.5 m x 2.5 m lengkap dengan 10 kursi rapat.
 Papan Tulis White Board pada ruang rapat.
 Komputer Pentium IV + Printer A3 Color – 1 unit.
 Office Boy – 1 orang.
 Helm pengaman, sepatu dan jas pengaman ± 10 buah.

Page 3
 Dispenser untuk air minum – 1 buah.
 AC minimal 1 PK untuk Ruang Rapat – 1 buah.
- Peralatan yang harus senantiasa tersedia dan setiap saat dapat digunakan oleh Direksi
Lapangan :
 1 buah Kamera SLR lengkap dengan blitznya atau kamera digital minimal 5x zoom.
 1 buah alat ukur scheef maat.
 1 buah alat ukur optik (Theodolth/waterpass).
 1 buah buku tamu.
- Bangunan-bangunan dan perlengkapannya terkecuali komputer, kamera dan alat ukur
menjadi milik Pemberi Tugas.
5. Konsumsi untuk Tamu
Penyedia Jasa Pemborongan harus sudah memperhitungkan biaya konsumsi untuk rapat
mingguan dan juga jika sewaktu-waktu Pemberi Tugas dan tamu-tamu yang
berkepentingan atas pelaksanaan kegiatan mengadakan kunjungan di site.
6. Fasilitas Penerangan
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan listrik kerja selama berlangsungnya
kegiatan baik untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan, penerangan dalam bangunan
sementara (Gudang dan Direksi Keet) dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang
lancarnya pekerjaan, kerja malam dan lain-lain.
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan stanby genset sendiri, jika memakai
penerangan PLN, biayanya dibebankan kepada Penyedia Jasa Pemborongan selama
pekerjaan berlangsung.
7. Fasilitas Pengadaan Air Kerja
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan air kerja, air minum untuk para pekerja
dan air untuk KM/WC.
- Air yang dimaksud adalah air bersih baik yang berasal dari PDAM atau sumur/pompa,
serta pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk supply air yang memenuhi
syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan.
- Penyedia Jasa Pemborongan dapat menggunakan sumber yang ada dengan sistem
sewa, dan lain-lain.
8. Keamanan Pekerjaan dan Tanda Pengenal Pekerja
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menjamin keamanan pekerjaan baik untuk barang-
barang milik Penyedia Jasa Pemborongan maupun Konsultan Pengawas, menjaga
keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan pekerjaan Kontraktor maupun
kerusakan-kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
- Penyedia Jasa Pemborongan harus menetapkan petugas-petugas keamanan 24 jam
penuh setiap saat.
- Untuk mengawasi dan menjaga ketertiban para pekerjanya, setiap pekerja harus
menggunakan tanda pengenal pada tempat atau bagian badan yang mudah terlihat
oleh petugas keamanan yang bertugas.
- Tanda pengenal dapat berupa kartu pengenal ataupun pakaian seragam sesuai
persetujuan Konsultan Pengawas.
9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
- Selama pembangunan berlangsung Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) Yamato lengkap dengan isinya,
dengan jumlah minimal 4 tabung masing-masing berkapasitas 1,5 kg.
- Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

Page 4
PASAL 7 – PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
1. Umum
- Meliputi : pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan dengan
galian dan urugan untuk konstruksi seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan
gambar-gambar.
- Pembersihan dan pemerataan lapangan.
2. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
3. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar pohon, segala macam rumput, bahan-bahan organik atau bagian tanah
yang gembur, maka harus digali keluar, sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang waterpass.
4. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air di dalam galian-galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pengerjaan pondasi, harus disediakan pompa lumpur
yang jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus untuk menghindari terkumpulnya air
tersebut.
5. Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter, Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menyediakan tindakan pengamanan berupa site pile atau dolken-dolken dengan biaya
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
6. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang-penunjang
sementara.
7. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada tiap saat yang dipandang perlu oleh
Pemberi Tugas dan Direksi Pekerjaan.
8. Bagian-bagian yang diurug kembali harus dengan tanah yang bersih dari segala kotoran.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan. Lubang-lubang galian yang
terletak didalam bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug darat/kali yang
dipadatkan kemudian diari hingga padat.

PASAL 8 – PEKERJAAN BEKISTING BETON


A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
- Kayu dan baja untuk bekisting beton cor, lengkap dengan perkuatan dan pengangkutan-
pengangkutan yang diperlukan.
- Penyediaan bukaan / sparing dan sleeve untuk pekerjaan persiapan Mekanikal.
- Penyediaan angku-angkur yang berhubungan dengan pekerjaan lain.
2. Standar
- Standar Indonesia
 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) – 1982, NI-3
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- ACI (American Concrete Institute, USA)
 303 – Guide to Cast-In-Place Architectural Concrete Practice
 318 – Building Code Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) – 1982,
NI-3
 347 – Recommended Practice for Concrete Form Work.

Page 5
3. Shop Drawing
- Kontraktor harus menyiapkan shop drawing untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Pengelola Kegiatan.
- Siapkan Shop Drawing Tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
 Dimensi
 Metode Konstruksi
 Bahan
 Hubungan dan Ikatan-ikatan (Ties).
B. Bahan
1. Bekisting Beton Biasa (Non Expose)
- Plywood tebal 9 mm.
- Kayu Kaso 5/7 Klas II.
- Paku, angkur dan sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2. Bekisting Beton Expose
- Plywood tebal 9 mm untuk dinding, balok dan kolom persegi.
- Kayu Kaso 5/7 Klas II.
- Farm Ties, baja yang mudah dilepas (snap-off metals).
3. Waterstops, dipergunakan type RX 101 ex ACC atau setara
4. Syarat-syarat umum Bekisting
- Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
- Kedap air dengan menutup semua celah dengan tape.
- Tahan terhadap getaran Vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

C. Pelaksanaan
1. Pemasangan Bekisting
- Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan
ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
- Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan desain
dan standar yang telah ditentukan, sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton
yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, kelurusan dan dimensi.
- Rangcangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak merusak
permukaan beton.
- Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-
hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.
- Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemasangan pasangan batu bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi.
Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
- Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan di bagian stuktural yang tidak diperlihatkan
pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
- Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strip)
pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dari balok, kolom dan dinding.
- Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
 Deviasi garis vertikal dan horizontal :
 6 mm, pada jarak 3000 mm.
 10 mm, pada jarak 6000 mm
 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih

Page 6
 Deviasi pada potongan melintang dari dimensi kolom atau balok, atau ketebalan plat
6 mm.
- Aplikasi bahan pelepas acuan (from release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur
dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan
beton.
- Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan
pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan
pelepas acuan tidak dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Dan
permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
2. Sisipan (Insert), Rekatan (Embedded) dan Bukaan (Opening)
- Disediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat atau melalui/merembes beton.
- Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau bagian pekerjaan lain yang akan dicor
langsung pada beton.
- Koordinasikan bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk/menyediakan
bukaan, slots, recessed, sleevers, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan
laksanakan pekerjaan di atas jika secara jelas/khusus ditunjukkan pada gambar yang
berhubungan.
- Pemasangan waterstops harus kontinyu dan tidak mengubah letak besi beton.
- Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan
inspeksi. Tempatkan bukaan dibawah bagian bawah eksisting guna memungkinkan air
pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.
3. Kontrol Kualitas
- Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan betuk beton yang
diinginkan dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah
sesuai dengan rancangan bekisting, wedged, ties dan bagian-bagian lainnya aman.
- Informasikan kepada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaaan. Mintalah persetujuan Direksi atau
Pengawas Lapangan terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilakukan
pengecoran beton.
- Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan, kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
- Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas.
4. Pembersihan
- Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang sumua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram
dengan air, menggunakan air yang bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda
asing yang masih tersisa, pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan.
- Buka bekisting secara kontinyu, sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak
terjadi beban kejut (shock load) atau tidak keseimbangan beban yang terjadi pada
struktur.
- Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

Page 7
- Bila diperlukan, berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang
telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga
pekerjaan-pekerjaan konstruksi pada lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan
penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75% dari kuat
tekan 28 hari yang diperlukan.
- Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

PASAL 9 – PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat AV 1941 Pasal 139 dan PBI 1971 beserta semua tambahan yang tertuang
didalamnya.
2. Ukuran-ukuran semua bagian konstruksi beton bertulang diberikan selengkap mungkin
didalam gambar-gambar dan dijadikan patokan dalam perhitungan penawaran.
3. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan didalam PBI 1971 mengenai bahan-bahan untuk
beton bertulang, cara-cara pelaksanaan konstruksi beton bertulang dan pemeriksaan
(test) mengenai hal-hal itu harus mendapatkan perhatian yang seksama dari Kontraktor
dan menjadi dasar dari seluruh pelaksanaan.
4. Kontraktor diharuskan mentaati petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat di dalam PBI 1971.
5. Tidak ada satu bagian pekerjaan beton yang dapat dicor tanpa persetujuan dan
pengamatan Direksi Pekerjaan.
6. Pelaksanaan Pembuatan Beton.
1. Campuran untuk adukan biasa dengan perbandingan 1 : 2 : 3 yang dipergunakan untuk
kolom-kolom, balok-balok, tiang-tiang dan kolom penguat.
2. Campuran untuk adukan kuat dengan perbandingan 1 : 1,5 : 2,5 dipergunakan untuk
beton rapat air, pondasi poer setempat, kolom-kolom utama, balok-balok utama dan
plat lantai serta bagian-bagian konstruksi beton lain yang banyak berhubungan dengan
air.
3. Kekentalan (konsistensi) adukan harus sesuai dengan nilai-nilai slump yang terletak
dalam batas-batas yang ditunjukkan dalam tabel; 4.4.1. PBI 1971 dengan maksimun
12,5 cm. Penyimpanan dari ketentuan-ketentuan tersebut hanya diperkenankan setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
7. Pemeriksaan Mutu Hasil Pelaksanaan :
- Untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi utama, Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan
percobaan pendahuluan atas minimun 10 benda uji untuk memastikan dicapainya
kekuatan karakteristik pada kelas dan mutu beton seperti yang telah ditetapkan.
- Pemeriksaan benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton 28 hari atau kurang
menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal 41 ayat (4) PBI 1971.
- Selama masa pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan secara tetap menyelenggarakan
pemeriksaan benda-benda uji (kubus beton) menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal
47 ayat (2) dan (3) PBI 1971.
- Untuk masing-masing mutu beton harus dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 5 m3
beton. Ukuran kubus beton adalah 15 x 15 x 15 cm3 dan pembuatan serta
pemeriksaannya harus disesuaikan dengan pasal 49 PBI 1971.
- Pada tiap-tiap kali pengadukan beton, Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan
penyelidikan slump yang ditentukan dalam pasal 44 ayat (2) PBI 1971. Nilai-nilai
pengujian slump tersebut harus terletak dalam batas-batas yang ditunjukkan dalam
tabel 4.4.1. PBI 1971 dengan maksimun 12,5 cm.
8. Cetakan dan Acuan :

Page 8
- Pembuatan cetakan dan acuan harus memuat ketentuan-ketentuan dalam pasal 5.1. PBI
1971.
- Untuk mencegah terserapnya air beton oleh cetakan harus dilapis dengan lembaran
plastik (kecuali dengan cetakan bahan plywood). Untuk tiang acuan tidak
diperkenankan menggunakan bambu, kecuali dolken Ø8 – Ø10 dengan jarak 50 cm.
- Pekerjaan pembuatan cetakan kayu (form work) rangka dari kayu setaraf Borneo 5/7 cm
dengan jarak maksimun 35 cm, kayu-kayu diserut untuk mendapatkan permukaan dan
ukuran-ukuran yang tepat.
- Semua acuan yang tidak dibungkus plastik, sebelum dicor harus disiram air lebih dahulu.
- Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengajukan rencana gambar cetakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
9. Lantai Kerja
Untuk bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah,
dibawahnya harus dibuatkan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran nominal semen,
pasir dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 3 : 5.
10. Pekerjaan Mengaduk
- Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk dengan daya aduk yang
seimbang besarnya dengan bagian pekerjaan yang akan dicor. Jenis dan daya aduk
dari mesin pengduk yang akan digunakan harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Waktu pengadukan minimun 2 menit setelah seluruh bahan yang diperlukan masuk
kedalam mesin pengduk.
11. Pengangkutan Adukan
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Cara tersebut harus memenuhi persyaratan :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah
di cor dan yang akan dicor.
 Adukan beton harus dicor dalam waktu paling lambat 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai.
 Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai paling lama 2 jam sebelumnya
telah diperoleh persetujuan Direksi dengan syarat bahwa adukan beton digerakkan
continue secara mekanis.
12. Pengecoran dan Pemadatan
- Tidak ada satu bagian pekerjaan yang dapat dicor tanpa persetujuan dan pengamatan
Direksi Pekerjaan Lapangan.
- Bilamana pengecoran dari salah satu bagian harus diputuskan maka tempatnya harus
terletak pada siar pelaksanaan yang ditentukan oleh Pengawas Ahli. Sebelum
pekerjaan yang diputuskan itu dilanjutkan, maka permukaan yang mengeras itu harus
dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat
pengerasan.
- Kecuali pada pengecoran kolom pada pekerjaan beton lainnya, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 meter.
- Selama pengecoran berlangsung, adukan beton harus dipadatkan dengan
mempergunakan alat penggetar listrik. Alat tersebut sudah berada ditempat pekerjaan
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, dan dalam keadaan dapat bekerja dengan
baik. Cara-cara penggunaan alat penggetar harus memenuhi syarat-syarat yang tertera
dalam pasal 64 ayat a, PBI 1971.

Page 9
13. Perawatan
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 hari.
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
- Pada plat-plat kedap air pembasahan terus menerus dilakukan dengan jalan
merendamnya (menggenanginya) dengan air.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
penilaian Direksi Pekerjaan, untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Kontraktor. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

PASAL 10 – PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
- Pekerjaan beton meliputi beton sloof praktis, beton kolom praktis, ringbalok praktis untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Standar
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
- Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI – 2
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI – 5
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI – 8
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum (AV)
No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan
- Standar Normalisasi Jerman (DIN)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- American Concrete Institute (ACI)

B. Bahan / Produksi
1. Persyaratan Bahan
- Semen Portland
Yang digunakan harus mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan dan harus
memenuhi NI – 8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
- Pasir Beton :

Page 10
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
yang dicantumkan dalam PBI 1971.
- Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak semen,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana/Konsultan Pengawas
dan Pengelola Kegiatan dapat meminta Penyedia Jasa Pemborongan supaya air yang
dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
- Besi Beton :
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpihan-serpihan. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan NI
– 2 (PBI) 1971. Apabila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan memeriksa mutu besi
beton di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus memberikan
contoh-contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan
persetujuan dari Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola
Kegiatan, akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material
yang dikirim oleh Penyedia Jasa Pemborongan ke site.
2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
- Bahan harus didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
- Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
- Penyedia Jasa Pemborangan bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menggantinya atas beban biaya Kontraktor.
C. Pelaksanaan
1. Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan ini adalah mutu K-175 dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.
2. Pembesian :
- Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus sesuai dalam PBI 1971.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencana/Konsultan Pengawas
dan Pengelola Kegiatan.
3. Cara Pengadukan :
- Cara pengadukan harus menggunakan Beton Molen (Concrete Mixer)

Page 11
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan.
- Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Slump Test minimun 5 cm dan maksimun 10 cm.

4. Pengecoran Beton :
- Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana/Konsultan
Pengawas dan Pengelola Kegiatan.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat penghentian tersebut harus disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas dan
Pengelola Kegiatan.
5. Pekerjaan Acuan/Bekisting
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Kontrak harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan semen
portland) kepada Perencana/Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan, untuk
mendapat persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak yang tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun
1971).
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas memungkinkan datangnya hujan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau
Pengelola Kegiatan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Pengelola
Kegiatan.
7. Pengujian Mutu Pekerja
- Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada
Perencana dan Pengelola Kegiatan “Certificate Test” bahan besi dari produsen.
- Bila tidak ada “Certificate Test” maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
besi/kubus dilaboratorium yang akan ditunjukkan nanti.

Page 12
- Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus/selinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan dalam
PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Perencana, Konsultan Pengawas dan
Pengelola Kegiatan diperiksa dilaboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Perencana,
Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan.
- Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.
- Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas
dan Pengelola Kegiatan secepatnya.
- Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
- Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
- Bagian beton setelah dicor selama dengan pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971).

PASAL 11 – PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG


1. Digunakan pondasi batu gunung/kali, dengan syarat-syarat :
- Batu gunung/kali harus berkualitas baik dan dipecah maksimun Ø30 cm minimun 10 cm.
- Batu gunung/kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh. Antara
batu gunung/kali satu sama lain harus terikat dengan adukan 1 Pc : 4 Psr.
- Bentuk dan ukuran pondasi batu gunung/kali dapat dilihat pada gambar yang
bersangkutan.
2. Urugan tanah dalam bangunan dilaksanakan sampai serata sisi atas pondasi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
3. Tanah urugan harus dipadatkan sampai mencapai minimal 80% dari kepadatan maksimun
menurut standar ASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.
4. Diatas tanah urug, diurug pasir sampai ketinggian sloof induk. Kepadatan yang harus
dicapai untuk pemadatan pasir urug ini minimal mencapai 90% dari kepadatan maksimun
menurut standar ASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.

PASAL 12 – PASANGAN DINDING BATA ADUKAN BIASA


1. Pekerjaan ini meliputi Gedung Laboratorium Pertanian yang berlokasi di Loka Kec. Uluere,
pada umumnya mempergunakan pasangan dinding bata sesuai yang dinyatakan dalam
gambar-gambar.
2. Pasangan dinding harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan dinding yang
rata, tidak bergelombang dan tidak menunjukkan retak-retak. Kontraktor diwajibkan
mengikuti cara-cara teknis yang baik secara cermat yang meliputi pekerjaan pemasangan
bata, penyelesaian sudut-sudut, pertemuan dari dinding-dinding dan lain sebagainya.
3. Pasangan dinding bata hanya dapat dilaksanakan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
pekerjaan tersebut.
4. Direksi Pekerjaan Lapangan berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang yang menurut
penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan
pekerjaan ini. Dalam hal seperti itu, Kontraktor harus dengan segera mengganti tukang
tersebut dengan tukang-tukang yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan.

Page 13
Keterampilan dalam pengambilan tindakan demikian, yang dapat berakibat tertundanya
penyelesaian pekerjaan adalah menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
5. Bata merah harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siar vertikal
dan siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh.
Tebal siar harus minimal 1 cm.
6. Batu bata sebelum dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh.
7. Batu merah yang digunakan harus dari kwalitas terbaik dan dari hasil pembakaran yang
matang. Untuk pemasangan bata, biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr. Pasir yang
dipergunakan haruslah pasir pasang yang memenuhi ketentuan pelaksanaan pekerjaan.
8. Pada kolom-kolom, kolom praktis dan balok yang berhubungan dengan dinding batu bata
harus dipasang stek Ø12 jarak ±50 cm.

PASAL 13 – PASANGAN DINDING BATU BATA ADUKAN KUAT


Dipergukana adukan 1 Pc : 2 Psr dan dilaksanakan pada pekerjaan :
- Semua pasangan bata mulai dari sloof, balok dan plat lantai hingga 30 cm di atas
permukaan lantai.
- Semua dinding KM/WC, urinor, dinding-dinding dimana terdapat bak air dan dinding-
dinding yang secara langsung berhubungan dengan air.
- Bagian lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.

PASAL 14 – PEKERJAAN PLESTERAN


1. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan memakai kapur. Semua
permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala
macam kotoran, kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot
dengan adukan 1 Pc : 3 Psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering. Pada
pelaksanaan plesteran pertama (kamprotan) harus disiram air sebelum diplester 1 Pc : 3
Psr. Tebal plesteran beton ini adalah antara 6 mm – 10 mm.
2. Pada permukaan dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikorek
sedalam 1 (satu) cm untuk memberikan pegangan pada plesteran. Kemudian dinding
disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran dapat dikerjakan. Plesteran
terakhir berupa acian semen baru dapat dilaksanakan setelah dinding terpasang untuk
paling kurang 2 (dua) minggu.
3. Tebalnya plesteran dinding bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm dan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) cm kecuali ditetapkan lain.
4. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus. Jika plesteran
menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau
bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki.
5. Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan pasangan dimana
plesteran tersebut diadakan. Ketentuan mengenai perbandingan campuran bahan untuk
adukan bagi macam-macam keperluan dapat dilihat pada pasal adukan dan campuran.

PASAL 15 – PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


1. Kusen pintu dan jendela dipasang pada tempat-tempat yang berada di dalam ruangan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan yang digunakan untuk kusen pintu dan jendela adalah Aluminium Powder Coating
warna coklat.
3. Untuk ukuran kusen 4 x 8 cm, daun pintu menggunakan bahan yang sama dengan
ukuran 3 x 8 cm dan menggunakan kaca mati 5 mm. Sedangkan untuk pintu KM/WC
terbuat dari Aluminium yang sudah jadi.

Page 14
PASAL 16 – PEKERJAAN KACA DAN PEMASANGANNYA
1. Untuk kaca dapat dipergunakan hasil produksi dalam negeri. Permukaan kaca harus rata
sehingga menghasilkan bayangan yang tidak berubah-ubah. Kaca yang menghasilkan
bayangan yang berubah-ubah diganti dengan kaca yang memenuhi syarat. Kaca tidak
boleh mengandung retak-retak (diluar atau didalamnya) atau bintik-bintik.
2. Ukuran kaca untuk daun pintu tebalnya 5 mm, sedangkan daun jendela tebalnya 5 mm
dengan kaca ryben atau sesuai petunjuk dalam gambar kerja.
3. Pinggiran kaca (bekas potongan) harus diasah sebelum dipasang.
4. Tidak diperkenankan suatu kontak langsung (menyandar atau menumpu) antara kaca dan
rangka. Pada waktu pemasangan harus tahan atau tumpuan berupa setting blok dari
bahan-bahan elastis dan tidak menimbulkan korosi. Selanjutnya alur-alur yang ada diisi
dengan bahan-bahan mastik atau sealant yang elastis dan kedap udara. Pemasangan
harus menghasilkan kaca yang terpasang teguh pada tempatnya (tidak goyang).

PASAL 17 – PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI


A. U M U M
1. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil-hasil yang baik dan sempurna.
- Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/diisyaratkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan bahan
- Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware”
akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Pengawas dan Pengelola Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
- Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm, tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
- Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “Backed Enamel Finish” yang
dilengkapi dengan kait untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari
berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal
memakai engsel piano dan handel aluminium.

B. BAHAN/PRODUK
1. Pekerjaan kunci dan pegangan pintu
- Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk CISA atau KEND atau setara.
Perincian type yang dipakai dari merk-merk diatas, lihat pada SCHEDULE
IRONMCNGERY.
- Untuk pintu-pintu aluminium yang dipakai adalah kunci “Mortise Culider Dead Lock” merk
CISA atau setara, dua kali putar warna Bronze. Pada pintu masuk utama yang terdiri
dari masing-masing dua daun pintu, maka setiap daun pintu dipasangi kunci tersebut.
Untuk pintu sorong kunci yang dipakai merk CISA atau setara.
- Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk CISA atau
setara.
- Seluruh rangkaian kunci-kunci yang disebutkan dalam adalah; 1 dan 2 diatas harus
tercakup dalam satu sistem general master key tersendiri.

Page 15
- Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Withco seri 22 handle warna
Bronze.
- Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola
Kegiatan.
- Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk CISA atau setara jenis plastic
coating, type Tabular Handle
C. PEKERJAAN ENGSEL
1. Untuk pintu masuk utama serta pintu panel menggunakan engsel lantai (Flour Hinge)
double action, merk KEND atau setara dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar.
2. Untuk jendela digunakan engsel merk WHITCO STAY, 20 Bronze.
3. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk GEZE atau setara disertai pada
posisi single action.

D. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang ±
32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang dan ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lokcase, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola
Kegiatan. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
5. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
6. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus
baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi
yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door
closer.
7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
8. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam gambar dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
10. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas dan
Pengelola Kegiatan.

PASAL 18 – INSTALASI LISTRIK


A. U M U M
1. Termasuk lingkup pekerjaan dalam kontrak ini adalah :
 Pengadaan dan pemasangan Meteran Listrik dengan beban 11 KVA dari pihak PLN.
 Pengadaan dan pemasangan kabel feeder dari panel pembagi utama ke panel distribusi
dan panel penerangan sesuai gambar, pengadaan dan pemasangan kabel-kabel
sampai ke titik-titik beban.

Page 16
 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan.
 Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan dalam gedung, panel penerangan
halaman dan panel-panel distribusi (sesuai gambar).
 Pengadaan dan pemasangan sakelar dan kotak-kotak.
 Pengadaan dan pemasangan sistem pentahanan.
 Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.
2. Sistem tegangan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah 380 V / 220 V.
3. Kontraktor wajib memenuhi seluruh mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah
dipasang dan diuji baik, didapat mutu instalasi yang memenuhi persyaratan yang umum
berlaku dan siap untuk dipakai.
4. Persyaratan Pemasangan
- Peraturan Pemasangan
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik pada dasarnya harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
- Peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUIL 1987
- Peraturan-peraturan tambahan yang dikeluarkan oleh PLN
- Harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang memiliki surat izin (PAS) dari PLN yaitu Surat
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) golongan C yang masih berlaku
dan dapat menunjukkan bukti-bukti tanda daftar rekanan dalam bidang usaha listrik
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
- Sebelum daya listrik dimasukkan, seluruh instalasi harus sudah selesai dan sudah
diuji/diperiksa oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas dengan hasil baik
serta memuaskan.
- Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan rendah 220/380 V harus menggunakan
megger 1.000 volt.
- Megger yang digunakan boleh dari type putaran tangan yang dilengkapi sertifikat
kalibrasi dari instansi yang berwenang atau mengger type digital.
- Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
- Bila didapat hasil yang buruk/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi, Kontraktor
harus memperbaiki kembali, kemudian pengujian diulangi sampai mendapat hasil yang
baik (standar).

- Peraturan-peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.


5. Gambar-gambar
- Gambar-gambar kontrak dan Spesifikasi Teknis (RKS) ini merupakan suatu kesatuan
yang paling melengkapi sama mengikatnya.
- Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka disepakati spesifikasi yang lebih
mengikat.
- Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek (kondisi
arsitektur).
- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar pelaksanaan (Shop
Drawing) kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan mendapatkan
persetujuannya.
- Dalam pembuatan shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas dianggap Kontraktor telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi-instalasi lainnya.

Page 17
- Kontraktor harus membuat gamba-gambar sebagaimana dilaksanakan (as built drawing)
dan buku petunjuk operasi dari pemeliharaan sistem, pada penyerahan pertama
menyerahkannya kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima).

B. BAHAN DAN MATERIAL


1. Daftar bahan dan contoh
- Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas daftar bahan-bahan yang dipakai dalam rangkap 4 (empat).
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh bahan-bahan yang
dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan pengambilan dan penyerahan contoh-
contoh ini adalah tanggung Kontraktor.
- Pemilihan bahan-bahan yang akan dipakai harus disetujui tertulis oleh Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
- Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemeriksaan kembali (recheck) atas segala
ukuran-ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang dalam hal ini terjadi
keragu-raguan harus segera menghubungi Konsultan Pengawas.
- Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang keliru merupakan
tanggung jawab kontraktor.
- Untuk itu pemilihan equipment harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2. Kabel-kabel tegangan rendah
- Seluruh instalasi penerangan dan kotak-kotak didalam bangunan digunakan jenis kabel
dari NYA/NYM/0.6/1 KV dan rising feeder dengan NYY dan 0.6/1 KV dengan jumlah inti
disesuaikan gambar.
- Seluruh instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung dengan lantai, harus
digunakan jenis kabel tanah NYFGBY 0.6/1 KV.
- Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut.
- Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada izin dari Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus menggunakan sambungan dengan cast resin type 3M.
- Kabel tegangan rendah yang digunakan harus merk KABELRINDO, KABEL METAL,
VOKSEL, SUPREME dan TRANKA.
3. Konduit
- Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC khusus untuk listrik kecuali dinyatakan lain
dari gambar.
- Ukuran konduit yang digunakan minimun ukuran ¾” inchi atau 20 mm.
- Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang
sebenarnya (standard).
- Merk konduit yang dipakai yaitu EGA, SINAR LUXY, DOUBLE H

C. PANEL DISTRIBUSI
1. Panel Distribusi terdiri dari :
- Panel penerangan lantai dasar sampai dengan panel penerangan lantai tujuh dan
panel penerangan halaman (PP-H).
- Panel distribusi AC (PD-AC) lantai 1 (satu) sampai dengan latai 6 (enam).
- Panel distribusi pompa (PD pompa).
- Panel pompa (Panitia Pengadaan STP, Panitia Pengadaan Hidrant, PP Deep
well).

Page 18
2. Pemasangan Panel
- Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
kontrak.
- Bentuk panel harus disesuaikan dengan keadaan ruangan.
- Untuk ruangan-ruangan umum semua panel harus jenis pemasangan dalam
tembok (inbow).
- Untuk panel pasangan luar (outbow). Penemapatan panel pasangan luar harus
memakai dudukan pondasi atau disesuaikan dengan keadaan di lapangan atau
ruangan.
- Kabel masuk dilengkapi dengan cable lug (kabel schoen) yang besarnya sesuai
dengan ukuran kabel.
- Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal minimal 2,5 mm dan rangka besi dan
seluruhnya harus dimeni, dicat duco 2 kali, dan dicat bakar, warna finishing yang
dapat dipakai adalah grey blue (abu-abu).
- Panel-panel ini harus dapat dilayani dari depan pintu dari panel-panel tersebut
harus dilengkapi dengan kunci tanam merk Cisa atau setara. Kunci panel harus
bisa diatur dengan sistem Master Key.
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari busbar phasa R.S.T.,
1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding.
- Besarnya busbar harus diperhitungkan berdasarkan besar arus beban yang akan
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikan suhu yang
melebihi 65 oC dan direncanakan atas dasar temperatur ruangan 40 oC.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN. Lapisan yang
digunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis bahan yang
tahan terhadap suhu yang diisyaratkan.
- Jalur pengkabelan daya dipisahkan dari jalur pengkabelan kontrol dan diberkas
baik.
- Pengkabelan di dalam panel pada saat pintu panel utama dibuka tidak terlihat
karena ada penutup.
- Penutup terbuat dari besi plat 1.6 mm dengan lubang-lubang yang cukup untuk
pemasangan komponen-komponen panel.
- Panel ini harus dibuat oleh pabrik pembuat panel yang sudah berpengalaman
dan biasa mengerjakan pekerjaan sejenis, dapat mengeluarkan pekerjaan
sejenis, dapat mengeluarkan surat jaminan pemakaian dan garansi selama
kurang lebih 1 tahun.
3. Komponen Panel
a. Circuit Breaker
- Circuit Breaker untuk sub panel, harus mempunyai minimun interupting
capascity 50 KA untuk incoming.
- Circuit Breaker untuk arus cabang (out going) khusus untuk penerangan,
minimun mempunyai interupting capacity 5 KA, dan untuk stop kontak 10 KA.
- Komponen MCB, MCCB, harus dapat disetel dengan arus rating tertentu.
b. Ampere Meter
- Ampere meter yang digunakan dari type MDI terpasang pada panel semi
flush mounting dalam kotak tahan getaran dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1%.
- Dilengkapi dengan trafo arus dengan maksimun ratio 5A.
c. Volt Meter

Page 19
- Volt Meter yang digunakan dari type MDI untuk dipasang pada panel semi
flush mounting terpasang dalam kotak tahan getarang dengan ukuran 90 x
96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1%.
- Dilengkapi dengan selector switch dengan 6 – posisi +0
d. Lampu Indikasi
- Lampu indikasi yang terpasang pada panel memakai reflektor.
- Warna lampu disesuaikan dengan standar pull :
 Merah untuk :R
 Kuning untuk :S
 Biru untuk :T
- Dilengkapi dengan fuse pengaman.
e. Konduktor yang dipasang dilengkapi dengan :
 Overload bimetal
 Relay start-stop 24 V
 Relay alarm trip
f. Dilengkapi dengan relay status

D. INSTALASI DAN ARMATUR


1. Instalasi
a. Instalasi yang dimaksud adalah titik lampu dan titik kotak kontak, semua dengan
petunjuk gambar kontrak.
b. Letak pasti dari titik lampu-lampu tersebut, disesuaikan dengan gambar arsitektur
atau keadaan dilapangan.
c. Semua titik lampu yang mempunyai rumah terbuat dari logam harus
disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi doos/kotak sambung.
e. Sambungan didalam kotak sambung menggunakan isolasi PVC kemudian ditutup
dengan las dop.
f. Las dop harus dari type 3M bukan yang dari porselen.
g. Kabel yang turun menuju sakelar dan kotak-kotak didalam tembok harus
menggunakan pipa PVC khusus (flexible conduit).
h. Kabel yang turun menuju titik lampu harus menggunakan pipa khusus (flexible
conduit).
2. Lampu Halaman dan Parkir
a. Armature lampu taman yang digunakan dari bahan ball (kaca), warna susu atau
sesuai dengan permintaan.
b. Konstruksi armature, harus memberikan affesiensi penerangan yang maksimal,
rapi, kuat serta sedemikian rupa sehingga pekerjaan-pekerjaan maintenance
seperti penggantian bohlam, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan lainnya dapat dengan mudah dilaksanakan.
c. Untuk lampu taman memakai tiang yang terbuat dari pipa galvanis diameter 2”
tinggi tiang 2.5 m, komplet dengan MCB Bot.
d. Balst lampu TLD harus dari bahan Low Los Type Merk Artolite.
e. Kapasitor TLD harus dapat memberikan koreksi minimal 85.
f. Lokasi digunakan untuk memberi tanda jalur keluar dan dipasang sesuai gambar.
g. Bertuliskan kata EXIT/KELUAR yang disesuaikan dengan interior gedung.

E. SAKELAR DAN KOTAK KONTAK


1. Sakelar
a. Sakelar dibuat untuk sambungan dalam tembok (recessed)

Page 20
b. Tinggi Sakelar pada umumnya 150 cm, dari lantai dan 25 cm dari pinggi
kusen/bukaan pintu kecuali ada permintaan dari pemilik yang menginginkan
ketinggian lain, dan tidak boleh tertutup pintu.
c. Sakelar dengan kemampuan 6 A/250 volt, merk :
 Merten
 Berker
 MK
2. Kotak Kontak
a. Kotak kontak dibuat untuk sambungan dalam tembok (recessed) dengan sistem 1
phase yang memakai terminal khusus pentanahan.
b. Kotak kontak pemasangan outdoor harus terlindung dan tertutup rapat.
c. Tinggi stop kontak 30 cm dari finishing lantai, kecuali ada permintaan lain dari
pemilik.
d. Kotak kontak biasa, dimana terdiri 2 lubang, yaitu terminal-terminal phase dan
terminal nol dengan kemampuan daya 16 A.
e. Kotak kontak tenaga, dimana terdiri dari 3 lubang, yaitu terminal phase, terminal
nol dan terminal grounding dengan kemampuan 13 A.
f. Kotak kontak biasa dan tenaga produksi.
g. Khusus kotak kontak tenaga laboratorium ketinggiannya disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan.
3. Peralatan Instalasi
a. Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi
instalasi tersebut, supaya kelihatan baik, rapi kuat, dan memenuhi persyaratan.
b. Seluruh klem-klem harus buatan pabrik pembuat dan tidak dipekenankan buatan
sendiri.
c. Semua kabel yang terlihat mata (expose) harus diberi penahan dengan klem
sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan rapi.
d. Kotak sambung yang digunakan harus cukup besarnya dan dibuat dari PVC dari
jenis khusus.
e. Setelah terpasang doos-doos ini harus ditutup dengan penutup khusus
(pasangannya).
f. Semua sambungan kabel harus dipilin kawatnya dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi dengan isolasi
PVC dan terakhir diberi penutup atau las doop, jenis 3M

F. RAK KABEL
1. Kabel-kabel yang menuju atau keluar dari panel-panel induk harus diatur dengan rapi
dan baik.
2. Kabel-kabel di dalam konduit disusun diatas rak kabel (cable ladder, tray) vertikal atau
horizontal disesuaikan dengan keadaan setempat.
3. Besar dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan (standar PUIL).
4. Rak kabel (cable ledder) dibuat dari plat yang digalvanis minimal 60 mikron dengan
dimensi profil U.
5. Dimensi cable ladder disesuaikan dengan kebutuhan seperti gambar kontrak.
6. Rak kabel (cable tray) dibuat dari plat baja yang digalvanis minimal 60 mikron dengan
dimensi tinggi 100 mm, tebal 2 m dan lebar sesuai dengan kebutuhan dan gambar
kontrak.

Page 21
G. PENANAMAN KABEL TANAH
1. Penanaman kabel tanah harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi
dengan petunjuk seperti pembahasan berikut.
2. Sebelum kabel digelar dalam galian yang dalamnya minimun 70 cm, dasar galian
harus diberi pasir urug setebal 10 cm (lihat detail penanaman kabel).
3. Setelah kabel digelar dalam galian kabel tersebut tidak boleh terpuntir, lalu dilakukan
pengurugan dengan pasir urug setebal 10 cm, dari permukaan kabel yang terbesar
kemudian dipadatkan (lihat detail penanaman kabel).
4. Diatas pasir urug diberi batu bata pengaman yang dipasang memanjang tidak
terputus.
5. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas bahwa
semua petunjuk di atas dipenuhi.
6. Pengurugan berikutnya adalah dengan tanah asal (galian).
7. Setiap jarak 30 meter dipasang patok tanda dari beton berukuran 20 x 20 cm jalur
kabel tanah tersebut dan ditulisi petunjuk “KABEL TANAH”.
8. Patok-patok ini dapat dicat dengan warna kuning dengan tulisan merah.
9. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah ke keadaan semula dengan seluruh
biaya menjadi kewajiban Kontraktor.
10. Dalam keadaan tidak memungkinkan dan setelah ada ijin dari Pemilik dan Konsultan,
Kontraktor dapat melakukan penyambungan kabel/tanah dengan cat resin type 3M.
11. Patok tanda dengan tulisan Mof Kabel, harus dipasang di atasnya sesuai petunjuk
(standar PUIL).
12. Pada jalur penyeberangan jalan dan saluran dipakai pipa besi pelindung dari mutu
yang baik, sesuai petunjuk dalam gambar, pipa besi pendukung yang dipakai
berdiameter minimun 2.5 x dari diameter kabel yang akan dilindungi.
13. Penyambungan kabel di dalam tanah tidak diperbolehkan.

H. PENTANAHAN
1. Kontraktor wajib membuat suatu sistem pentanahan yang baik, sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan syarat-syarat yang disebut dalam spesifikasi serta
gambar-gambar yang ada. Semua panel, lighting fixtures, stop kontak, cable tray,
cable ladder dan bagian metal-metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi
listrik harus ditanahkan.
2. Semua panel-panel harus di tanahkan semdiri-sendiri, seperti gambar kontrol dan
peraturan yang berlaku (PUIL).
3. Setiap penyambungan instalasi pentanahan di dalam tanah, harus digunakan
sambungan bakar (thermo weld), setiap penyambungan ini harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
4. Dalamnya pentanahan adalah sesuai dengan petunjuk dalam gambar kontrak
minimun 6 meter di bawah tanah yang tidak dilewati kendaraan dan 8 meter di bawah
tanah untuk kendaraan dan ujungnya diberi spit tembaga ukuran ¾” panjang 20 cm,
dihubungkan dengan instalasi pentanahan.
5. Pada setiap penanaman pentanahan (grounding rod) dilengkapi dengan junction box
yang dapat dibuka untuk pengujian.
6. Hasil pengukuran tahanan tanah maximun 1 OHM.
7. Pengujian dilakukan Kontraktor dengan disaksikan pihak Konsultan Pengawas.
8. Setiap titik pentanahan, harus diberi patok tanda ukuran 20 x 20 x 60 cm terbuat dari
beton.

Page 22
I. GAMBAR REVISI
1. Setelah seluruh instalasi terpasang dan diuji dengan hasil baik, Kontraktor wajib
membuat gambar revisi/sesuai dengan keadaan sebenarnya (as built drawing).
2. Kontraktor diwajibkan membuat dalam 5 (lima) set cetak biru 3 set untuk diserahkan
kepada pemilik, 1 set diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan 1 set lagi untuk
diserahkan kepada Konsultan Perencana.

J. PENGUJIAN
1. Prosedur Pengujian
- Kontraktor bertanggung jawab atas pengadaan semua alat ukur dan tenaga untuk
pengujian.
- Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana berhak memerintahkan kepada
Kontraktor untuk melakukan pengujian ulang bila Konsultan Pengawas merasa
bahwa pekerjaan tersebut harus perlu diuji.
- Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dengan hasil baik dapat
mewakili bagian dari pengujian secara keseluruhan sistem, sehingga laporan test
dapat disusun dan diajukan oleh pihak Kontraktor kepada Konsultan Pengawas
untuk diperiksa dan disetujui.
2. Pengujian Tahanan Isolasi
- Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang berlaku,
dengan syarat-syarat sebagaimana persyaratan berikut.
- Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger 1.000 volt
putaran tangan atau digital dan dilengkapi dengan sertificate calibrasi yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
- Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam keadaan
terbuka.
3. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
- Peralatan-peralatan Instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung
saat serah terima pertama.
- Masa pemeliharaan khusus instalasi adalah selam 3 (tiga) bulan terhitung saat
serah terima pertama.
- Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan
biaya.
- Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan.
- Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh pada seluruh
instalasi yang telah selesai dikerjakan.
- Pekerjaan baru dapat di terima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditandatangani bersama oleh pihak Penanggung jawab
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pihak Pemilik
serta jika perlu disyahkan oleh instansi yang berwenang.

PASAL 19 – PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI


PLUMBING
A. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama
yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pemipaannya
beserta alat bantunya.

Page 23
2. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-
lain seperti yang tercantum dalam gambar.
3. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecorobohan oleh pekerja.
4. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik, sesuai yang
dikehendaki, yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.
5. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari instansi terkait yaitu
PDAM dan lain-lain.
6. Desinfeksi.
7. Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara desinfeksi.
8. Air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.
9. Sistem diisi larutan mengandung 50 mg/i chlor dan dibiarkan selama 24 jam.
10. Penyediaan dan instalasi listrik untuk masing-masing peralatan, yaitu penyediaan sub
panel dan penarikan kabel listrik ke panel induk dan lain-lain.

B. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR LIMBAH (AIR KONTROL, AIR HUJAN,
VENT DAN LAIN-LAIN)
1. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan
dalam sistem pembuangan, dari semua alat sanitasi yang ada digedung sampai ke
septiktank.
2. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecorobohan para pekerjanya.
3. Pengujian sistem pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
kotor secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik
sesuai yang dikehendaki yaitu sistem yang sempurna dan terpadu.
4. Pengujian mutu air dan ijin-ijin dari instansi terkait.
5. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai di riol dan
rembesan air hujan, (sumur resapan sesuai dengan surat Keperawatan Gub. DKI No.
17 tahun 1992 tentang pembuatan sumur resapan), kedalaman sumur rembesan 3
meter maksimun (sesuaikan dengan permukaan air setempat).

C. PENGADAAN DAN PEMASANGAN KRAN-KRAN


Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk kamar mandi, dapur dan ruang-ruang air
bersih serta pemasangan kran-kran untuk closed, wastafel, urinor, shower dan lain-lain.

D. PERATURAN – PERATURAN / PERSYARATAN


1. Tata cara pelaksanaan dan petunjuk – petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan – peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia, kontrak
harus betul – betul ditaati.
2. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal pekerjaan plumbing dimuka.
3. Konsultan dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan dimaksud dari
peraturan – peraturan dan syarat – syarat tersebut diatas.

E. UNTUK PEKERJAAN PLUMBING AIR BERSIH


1. Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa PVC Medium A Class 0161-81,
BS 1387/67 (10 – 12,5) BAR.
2. Digunakan pipa setaraf Pabrik Pipa Indonesia, PT. Bakrie.

Page 24
3. Fitting harus dari material dan standar yang sama dengan yang di atas.
4. Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus dibuat dari bahan yang sama
yaitu Flamco galvanized system yang sudah dipabrikasi dan tidak boleh
menggunakan gantungan buatan sendiri.
5. Valves untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik setaraf merk :
CRANE, NIBCO, HITACHI, PATI, NBC, YOSHITAKE, TECNO, KEY STONE,
KITAZAWA.
6. Kran-kran/fixture harus dipakai yang terbaik, lihat RKS Arsitektur.
7. Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup
beton, lihat RKS Struktur.
8. Pengadaan dan pelapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam di dalam
tanah.

F. UNTUK PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR DAN VEN


1. Semua pipa air kotor dan ven baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari
bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar JIS K 6741 setara produksi
Wavin dan Rucika, dan pipa untuk ven dari bahan PVC dengan tekanan kerja 8 kg/
cm2 standar produksi Wavin dan Rucika. Kecuali pipa-pipa yang menyeberang pada
jalan-jalan umum dan tempat parkir terbuat dari galvanized Iron Pipe (SIP) klass
medium.
2. Khusus untuk air limbah asam/basa, pipa dan perlengkapan lainnya dari AGRUSAN
kapasitas minimal 5 bar/60 0C.
3. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama (ex.
Jepang untuk fitting PVC).
4. Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel. (lihat RKS Arsitektur).
5. Penggantung-penggantung, klem-klem dan lain-lain, dari flamco galvanized system.

G. SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR/KOTORAN


1. Sistem penyambungan pipa
- Sambungan pipa air bersih dengan sambungan ulir/screwed untuk pipa diameter
Ø3” ke bawah dan untuk diameter Ø3” ke atas dipakai sambungan flahet dengan
bahan yang sesuai jenis bahan pipa.
- Untuk katup/valve yang mempunyai Ø2” ke bawah menggunakan katup penutup
dari Bronz dengan seri 125, dengan system penyambungan pakai ulir/screwed.
- Selanjutnya untuk katup Ø2,5” ke atas, dipakai katup penutup yang bahannya
dari besi tuang (cast iron) dengan seri 125 dengan sistem sambungan
menggunakan flanged junction.
- Untuk katup Ø3/4” ke bawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup
yang lebih besar dari Ø3/4” dipakai katup pintu (gate valve). Untuk sambungan-
sambungan pipa, socked Bonch bend, Tee dan lain-lain pada jaringan air limbah
dan ven, dipakai bahan yang sepabrik dengan pipa atau yang disetujui secara
tertulis oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
2. Pemasangan penyambungan pipa
Pipa air bersih
- Untuk penyambungan/socket harus yang sesuai standar.
- Sambungan pipa dipakai sambungan pipa ulir/screwed, penyambungannya
dengan ulir harus terlebih dahulu dilapisi dengan Red Load cement atau memakai
pintalan atau pita khusus. Kedalaman ulir pada pipa ± 5 ulir masuk dengan

Page 25
diputar tangan. Pada pemasangan katup/valve kurang dari Ø3” harus
memudahkan untuk penggantian dan pemasangan kembali dengan
mempergunakan fitting pembantu seperti water mur, double nipple dan lain
sebagainya. Untuk sambungan pipa yang lebih dari Ø3” digunakan sambungan
flanged, dalam penyambungan harus dilengkapi Ring Type Gasket/Ring dari
karet dan gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.
- Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh
pabrik dan disetujui.
- Sistem sambungan bisa memakai ring gasket/rubber, ring joint, untuk dimensi Ø
atau dia. 2” digunakan lem/solvent cement atau yang disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Pemasangan fixtures, fitting dan sebagainya
- Semua fixture harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan
kokoh (rigih) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
- Semua fixture, fitting, pipa-pipa air pemasangannyaharus rapi, kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding poselent
dan sebagainya.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam
kelengkapan jaringan instalasi di atas.
- Untuk pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang blok-blok dari beton
dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee,
elbow, valve dan sebagainya.
- Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixture ataupun equipment atau valve
harus digunakan perlengkapan-perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila
fixture atau equipment tersebut telah dilengkapi dari pabrik.
- Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixture atau
equipment harus dipasang valve sesuai dengan gambar-gambar.
4. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem
- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigih), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran.
- Penggantung/penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco
glavanized system, yang difabrikasian (bukan buatan sendiri).
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan
harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi
vibrasi sampai batas minimal.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diskrup/terikat pada konstruksi bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset
dan fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya
pipa yang terpasang.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klem dan baut dengan jarak tidak lebih
dari 3 meter.
5. Valve-valve
- Penempatan dari valves, floor drain, cleant out dan equipment serta peralatan
lain harus sedemikian rupa sehingga terlindung.

Page 26
- Semua valve-valve adalah setaraf merk Crane, Hitachi, Pati, NBC, Yoshitake,
Kitazawa Keystone, Tekno, Nibco yang disetujui bilamana mungkin seluruh valve
yang terpasang adalah dari satu pabrik.
- Water valve sampai dengan Ø2” adalah jenis “screwed bronze body”, type gate
valve, ron rising steam.
- Water valve Ø2,5” keatas adalah type butterfly valve body cas iron, end
connection : lug type, steam : 316 stainlessteel, seat : burs N or EPDM, actuator
dan water valve > 4” gear operation.
- Check valve sampai dengan Ø2” adalah jenis “screwed bronze body”
- Check valve Ø2,5” – Ø3” adalah jenis “flanged steel body”
- Check valve Ø3” ke atas adalah jenis “flanged steel body”
6. Pipa galian tanah
- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak tertumpu dengan baik.
- Untuk pipa-pipa air bersih pipa-pipa air lembah tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang sama. Kemiringannya ± 1,0%.
- Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir
dengan kedalaman minimal 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah. Dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat minimal
10 cm dan bagian atas 20 cm.
- Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir,
maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan belokan
beton tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton
tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula.
Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan diganti goni sebelum ditanam.
7. Pipa tegak dalam tembok dan luar tembok
- Pipa tegak yang menuju ke fixture dan pipa vent harus dimasukkan dalam
tembok/lantai, kontraktor harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
- Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus serperti dengan finish
yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
8. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut
- Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan
langit-langit dilaksanakan.
- Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah
terpasang harus dihindarkan.
- Pemasangan sparing untuk pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
- Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
9. Perlindungan/proteksi waktu pelaksanaan
- Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixture harus ditutup dengan cat/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan
masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.

Page 27
- Eqipment dan fixture harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-
kerusakan.
10. Pipa mendatar
- Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan
diameter, kemiringan pipa menuju kearah pembuangan adalah 1,0%.
- Jarak penggantung pipa seperti tercantum di atas dan tidak dibolehkan
menggunakan kawat, rantai, perforated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak
maksimun 24 m atau untuk setiap deletasi dipasang flexible pipe/joint.
11. Sleeve-sleeve
- Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloof, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton dicor.
- Sleeve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga natara pipa instalasi dan sleeve
harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.
12. Cara pemasangan Floor Drain dan Roof Drain
- Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan
membentuk sudut 450 dengan pipa utama dan dilengkapi dengan trap grate dan
brass strainer yang dapat dibuka sewaktu-waktu untuk pembersihan.
- Roof drain terdiri dari pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan mempunyai
bentuk yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan sistem ulir.
13. Pembersihan
- Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
- Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
- Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektur atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian Kontraktor karena tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik,
maka semua perbaikannya merupakan tanggungan Kontraktor.
- Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa di dalam galian tanah,
pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat meni atau cat
penahan karat.
- Kontraktor harus melakukan pembilasan dengan desinfeksida seluruh instalasi air
bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
- Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa, sehingga
residual chlorine (sisa chlor) diujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam berturut-
turut.
14. Pengecatan
- Semua pipa dari PVC yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok harus dicat dan
harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan
color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas,
umumnya untuk jaringan air bersih dipakai warna biru.
- Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi dengan lapisan goni.
- Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi dari jenis
zat yang mewakili.
15. Pengujian
- Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
- Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

Page 28
- Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau
pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat
berita acaranya.
- Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk
pipa luar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum langit-
langit di daerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang.
- Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap
kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
- Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
16. Persiapan Pemipaan dalam Gedung
- Sistem pemipaan dalam kolom struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
ini berfungsi untuk mengumpulkan dan menyalurkan air bekas dari dak beton
atap yang dialirkan ke dasar bangunan selanjutnya diarahkan ke saluran keliling
bangunan yang akan dipersiapkan nanti, selanjutnya akan disalurkan ke saluran-
saluran drainase di dalam tanah/riol kota.
- Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC jenis AW diameter 3” dan 4”, dengan
menggunakan sambungan-sambungan yang cocok, seperti yang tertera dalam
gambar kerja dan Bill of Quantities.
- Semua bahan pipa, sambungan dan assesories lainnya harus diperlihatkan
contoh dan merknya kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan.

PASAL 20 – P E K E R J A A N C A T
a. Bahan-bahan/Material
- Cat-cat harus di dalam kondisi kaleng yang betul tertutup rapat, harus jelas nama, merk,
rumus maupun nomor spesifikasinya, jenis warnanya, tanggal pabrik. Keadaan kondisi
cat tidak kadaluarsa.
- Semua pemakaian cat-cat dasar (primer) harus berasal dari satu merk pabrik.
- Mutu cat yang dipakai standard “PT. DANA PAINTS” atau setaraf.
b. Cat Dasar
Pengecatan dasar yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Zink choromate (menie besi) untuk pekerjaan pengecatan bahan-bahan besi/metal atau
seng.
- Wood primer (menie kayu) untuk permukaan kayu yang dicat.
c. Cat Utama
Cat-cat yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Untuk pengecatan tembok bagian dalam dan plafond digunakan cat setara dengan
Catylac atau setaraf, sedangkan bagian luar menggunakan cat Wheathershield setara
Mowilex.
- Untuk kayu digunakan cat kayu setara dengan Avian.
d. Cara Mengerjakan Pengecatan adalah sebagai berikut :
- Logam-logam pelengkap seperti engsel pintu, permukaan alat-alat mesin, pelengkap
lampu-lampu penerangan dan semua bagian-bagian yang kontak dengan bagian yang
akan dicat harus dilindungi, dipindahkan untuk menghindari percikan maupun
pengecoran cat.
- Paku-paku yang menonjol maupun logam-logam dipermukaan yang akan dicat perlu
diberi dasar seperti zink chromate (menie besi).
- Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu.

Page 29
- Permukaan yang tidak dicat dibersihkan dahulu.
- Permukaan yang tidak dicat harus bersih, bagian-bagian yang berkarat disikat dan
dibraso.
- Minyak dan gemuk harus dibersihkan dengan kain bersih (kain bahan kaos) dengan
larutan pembantu (solvent).
e. Pekerjaan Cat Tembok Plester
Permukaan tembok plesteran harus bersih dari kapur, debu, kotoran gemuk dan minyak
aspal. Kotoran dari percikan adukan mortal dan betul-betul kering kondisi plesterannya.
Bagian dari semua permukaan tembok yang tidak rata harus diperbaiki, dilapisi dengan
plamir (wall filter). Penggunaan plamir diusahakan seminimal mungkin.
f. Pekerjaan Cat pada Kayu
- Semua bagian kayu yang akan dicat harus diberi cat dasar dulu dengan menie kayu
(wood primer) kecuali bagian kayu yang dipertahankan warna aslinya. Pengerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan.
- Permukaan harus bersih dari kotoran, gemuk dan lain-lain.
- Bagian permukaan kayu yang akan dibersihkan harus sebelumnya digosok dengan
amplas (sand paper).
- Paku-paku yang menonjol maupun yang tidak ada kedudukan harus dirapikan.
- Setelah diberikan cat dasar/primer, lubang-lubang harus didempul/diplamir, diisi dengan
plamir (putty) warna disesuaikan dengan warna kayu yang akan dipertahankan warna
aslinya dan urat kayu.
- Bagian kayu langit-langit, gantungan langit-langit dilumasi dengan anti rayap atau
dimenie.
g. Pekerjaan Cat pada Logam
- Harus dibersihkan dengan larutan pembantu (solvent cleaned) untuk menghilangkan
minyak maupun kotoran gemuk.
- Digosok dengan amplas.
- Bagian logam yang harus berkarat tidak diperkenankan dibersihkan dengan pisau
maupun alat-alat yang dapat menimbulkan goresan pada permukaan logam itu.
- Setelah bersih, dilapisi cat menie. (ferrous metal primer).
h. Pengecatan dengan alat – alat :
- Kwas
- Semprot
- Roller
i. Yang Perlu diperhatikan :
Pada umumnya pekerjaan finishing harus dikerjakan oleh tukang yang ahli untuk
pekerjaannya masing-masing. Pemberi Tugas dan Direksi Pekerjaan berhak untuk menolak
dipergunakan tukang-tukang yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh penggantian tukang-tukang seluruhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dalam pelaksanaan pekerjaan finishing Kontraktor diharuskan terlebih dahulu konsultasi
dengan Direksi Pekerjaan mengenai cara-cara pekerjaan finishing yang ingin dilaksanakan,
mutu penyelesaian yang diinginkan Direksi Pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap
penting.

PASAL 21 – PEKERJAAN LANTAI


A. U M U M
1. Pekerjaan lantai/pemakaian bahan dapat dilihat dari bahan yang bersangkutan. Harus
menghasilkan bidang yang betul-betul rata, bebas dari retak-retak dan tidak goyah.

Page 30
2. Seluruh pasangan ubin menggunakan campuran adukan 1 Pc : 5 Psr, kecuali disebutkan
lain.
3. Penyelesaian ubin pada tempat-tempat tertentu menggunakan ubin plint dan ubin plint
pengakhiran setinggi 15 cm hasil produksi dari pabrik ubin yang sama pada tepi lubang
pintu.
4. Pelaksanaan ubin yang tidak sesuai dengan ketentuan serta menunjukkan hasil yang
tidak baik. Maka oleh Direksi Pekerjaan dapat diperintahkan untuk dibongkar sebagian
atau seluruhnya dan selanjutnya diperbaiki atau diulang dengan tanggungan Kontraktor
sepenuhnya.
5. Jika terdapat ukuran-ukuran/peil-peil yang tidak sesuai gambar segera diberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan, yang kemudian akan memberikan keputusan.

B. PERSYARATAN
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
1. ASTM
2. Keramik Indonesia (NI – 19)
3. PUBI 1982

C. MATERIAL
1. Spesifikasi bahan
a. Jenis : Keramik Tile, Keramik Plint, Kwalitas KW2
b. Finishing: Berglazzur
c. Ukuran : 60 x 60 cm dan 40 x 40 cm untuk lantai, 25 x 25 cm untuk lantai
KM/WC, dan 25 x 40 cm untuk dinding ruangan.
d. Warna : Ditentukan kemudian
e. Merk : Asia Tile, Roman atau setara
f. Kekuatan tekan : Sesuai dengan PUBI – 1982 kg/cm2
g. Bahan perekat : Adukan 1 Pc : 3 Psr + bahan perekat + IBALIX
h. Bahan pengisi siar : Grout semen berwarna (IBAGROUT/TILE BAGROUT)
produk SONNE BORN HLM 500
2. Persyaratan bahan-bahan
a. Keramik seperti tersebut pada spesifikasi, KW 1
b. Semen portland hatus memenuhi NI – 8
c. Pasir dan air harus memenuhi UBB – 1870 (NI-3) dan PU – 1982
3. Sebelum dipasang bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya
kepada pengawas untuk mendapat persetujuannya.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operated
dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
5. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Konsultasi Pengawas.

D. PELAKSANAAN
1. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm atau lebih
sesuai dengan gambar.
2. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 Psr ditambah bahan perekat, atau dapat
digunakan acian PC ditambah bahan perekat.

Page 31
3. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata dengan memperhatikan
kemiringan lantai sesuai dengan gambar untuk memudahkan pengaliran.
4. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan pada tiap-tiap ruangan
terpasang plint atau sesuai petunjuk Pengawas.
5. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 3 mm membentuk garis lurus
atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi dengan
bahan pengisi berwarna yang sesuai dengan warna keramik (satu warna keramik).
6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
7. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh.
8. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
melekat, sehingga benar-benar bersih, warna keramik tidak kusam/buram.
9. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

E. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor wajib memberiakn “certificate test”
kepada Pengawas mengenai bahan marmer dari Produsen.
2. Bila tidak ada sertifikat itu, Kontraktor harus melakukan pengujian atas bahan lantai
tersebut di laboratorium diserahkan kepada Pengawas secepatnya.
3. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas secepatnya.
4. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
5. Hasil akhir diinginkan, harus terpasang dengan rata, kuat, menarik, baik dan sempurna.

PASAL 22 – PEKERJAAN LAPISAN DINDING


Pekerjaan pasangan ubin keramik pada dinding meliputi :
a. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan berupa lempeng keramik dan bahan-bahan
perekatnya, penyiapan dinding yang akan dipasang dan penempelan poselen pada dinding
toilet sesuai dengan petunjuk gambar.
b. Bahan keramik adalah ukuran 40 x 40 cm warna dan bermotif, produksi dalam negeri
dengan merk Asia Tile atau setaraf, lempeng poselen harus rata, persegi ukurannya sama,
warna dan tekstur akan ditentukan oleh Konsultan Perencana.
c. Pada pemasangan dinding, harus diplester rata, terlebih dahulu dengan menggunakan
plesteran 1 Pc : 3 Psr, setebal minimal 2,5 cm dan siar (naad) maksimal 2 mm. Permukaan
harus diberi garis-garis dan pemasangannya harus sesuai ketentuan pabrik baik
persyaratan sebelum dipasang maupun adukan perekatnya. Siar-siar diisi dengan warna
adukan sesuai dengan warna dasar porselen.
Hasil akhir yang dikehendaki, dinding poselen tegak, rata, bersih dari kotoran/sisa-sisa semen
tidak gumpal dan tidak ada rongga yang tidak terisi perekat dibalik porselen.

PASAL 23 – PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN RANGKA DAN ATAP


A. U M U M
a. Kontruksi kuda-kuda menggunakan Rangka baja ringan.
b. Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan / material yang bermutu baik,
pekerjaan yang terampil dan berpengalaman untukmendapatkanhasil yang baik.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, atap penutup dab seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar rencana untuk mendapatkan hasil yang baik sesiau
dengan petunujk direksi/pengawas.

Page 32
d. Ukuran mutlak mengikuti rencana gambar/detail-detail.
e. Penggunaan besi, angker, baut, beugel disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana
yang tertera dalam gambar rencana/detail, atau menurut petunjuk Pengawas/Direksi.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan , meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan.

B. PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI
1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
2. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini diakibatkan oleh
kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang
sama, juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat
Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari
Arsitek, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambahan.
3. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Tambah Kurang.

C. PERSYARATAN KONSTRUKSI
Untuk membuat suatu kuda-kuda baja ringan, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Bahan atap yang dipakai adalah atap spandek yang berkualitas baik atau sesuai
petunjuk direksi pelaksana. Pemasanga atap harus sesuai dengan petunjuk teknis
pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik.
2. Untuk kuda-kuda kap memakai baja ringan zincalum untuk kuda-kuda memakai baja
C.75 dengan t.0,75 mm sedangkan reng menggunakan baja U.35.t.0,75 mm atau
sesuai gambar rencana, yang harus dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan
baja.
3. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja
padanya.
4. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara merata atau
ditempat-tempat tertentu, karena akan mempengaruhi posisi/kedudukan balok itu
sendiri, dalam keadaan rebah atau berdiri (diletakkan pada bidang sisi).
5. Listplank harus memakai bahan papan GRC (woodplank) dengan ukuran yang sesuai 1
x 1/30 cm..

PASAL 24–PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN RANGKA/PENGGANTUNG PLAFOND

PEKERJAAN RANGKA/ PENGGANTUNG PLAFON

1. Umum
a. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan Plafond ini. Sebelum
dilaksanakan pemasangan Plafond, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit
harus sudah terpasang.

Page 33
b. Disiplin lain yang termasuk disini antara lain:
 Elektrikal
 Perlengkapan instalasi lain yang diperlukan
c. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond, harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (Sipilf
Elektrikalf Plumbing, dan lain-lain).
d. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel ukuran (60 x 60)
cm di plafon yang bisa dibuka, diberi engsel tanra merusak panel d!sekelilingnya,
untuk keperiuan pemeriksaan pekerjaan M & E.
e. Penetapan manhole harus minta persetujuan Konsulran Pengawas.
2. Material
a. Lembaran KALSIBOARD;
Lembaran Kalsiboard dari produk yang setara Jaya board, dengan ketebalan dan
ukuran sesuai gambar rencana, lengkap dengan paku-paku sekrup untuk
pemasangannya.

b. Rangka/penggantung;
Metal studs dari bahan aluminium dengan ukuran sesuai detail dalam gambar.

3. Pemasangan:
a. Persiapan
Sebelum pemasangan lembaran penutup langit-langit dilaksanakan, hasil pasangan
rangka langit-langit harus diperiksa dengan seksama dalam hal pola, ukuran, jarak
pasangan, kekuatan, kerataan, kedataran dan kerapian pasangan, agar memenuhi
syarat kebutuhan pemasangan lembaran penutup langit-langit yang rata, datar dan
kuat.

b. Lembaran Kalsiboard
Lembaran Kalsiboard dipasang dengan menggunakan paku sekrup yang merupakan
kelengkapan dari pabriknya. Penggunaan paku biasa sama sekali tidak
diperbolehkan. Lembaran Kalsiboard harus dipasang melintang berlawanan arah
pada furring channel.

Page 34

Anda mungkin juga menyukai