PT PERENCANAAN ARSITEKTUR
NAMA PROYEK
RUMAH TINGGAL
LOKASI PROYEK
BALI
OWNER
MR.X
Kontrak Kerja Perencanaan Pada hari ini, Senin 28 November 2022 , yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Mr. X
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : BALI.
bertindak sebagai pemilik pekerjaan yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA
Alamat : BALI.
bertindak sebagai pemilik pekerjaan yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini kedua belah pihak menyatakan setuju untuk mengadakan perjanjian kerja Perencanaan
Arsitektur pada proyek RG House yang berlokasi di Jalan Tukad Badung, Denpasar - Bali, untuk
selanjutnya diatur dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
(2) Surat Penawaran PIHAK KEDUA yang disetujui oleh pihak pertama.
Dokumen-dokumen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini.
(1) PIHAK PERTAMA menugasi PIHAK KEDUA untuk mengerjakan Perencanaan Arsitektur pada
proyek Rumah Tinggal yang berlokasi di BALI.
b. Development Drawing
1. Site Plan/Masterplan (yang telah disempurnakan dari gambar konsep)
2. Denah Bangunan
3. Gambar Potongan Bangunan
4. Gambar Potongan Site
5. Gambar Tampak Bangunan
6. Gambar Tampak Site
7. Visualisasi 3D Rendering
c. Construction
1. Super imposed Gambar Struktur dari Konsultan Struktur
2. Gambar Rencana (Rencana Jendela dan pintu, Pelantaian, Plafond, Rencana atap, dll )
3. Gambar Detail Arsitektural
4. Detail Interior
5. Spesifikasi Teknis (List Material, List Sanitary,dll)
(4) Gambar akan dipresentasikan dalam kertas A3 di print-out sejumlah 3 set, 1 set dipegang oleh
Klien, 1 set dipegang oleh arsitek dan 1 set dipegang oleh pelaksana lapangan. Gambar dapat
diperbanyak atas seijin PIHAK KEDUA. Dan file-file perencanaan berupa gambar Autocad akan
diberikan dalam bentuk Disc.
(1) Perencanaan Arsitektur akan dimulai setelah PIHAK PERTAMA telah membayarkan uang muka senilai
30% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
(2) Pelaksanaan waktu perencanaan adalah Hari kerja (Senin-Jumat), tidak termasuk tanggal merah dan
hari-hari besar keagamaan yang disepakati sebagai libur nasion al. Berikut ini estimasi waktu pengerjaan
perencanaan, sebagai berikut :
(4) Jika keterlambatan waktu penyelesaian perencanaan arsitektur disebabkan oleh PIHAK KEDUA maka
PIHAK PERTAMA diperkenankan memberikan surat peringatan (SP) kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA dapat dikenakan biaya penalti Rp. 121.500/hari atau maksimum 5% dari nilai kontrak yang telah
disepakati.
b. Biaya perbanyak dokumen perencanaan diluar yang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA.
Prosedur pembayaran PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sesuai dalam pasal 4 akan dilakukan secara
bertahap sesuai 4 (empat) termin yang disepakati bersama sebagai berikut:
a. Termin I (satu) Dibayarkan sebagai uang muka saat persetujuan Kontrak Kerja ini yaitu sebesar
30% dari nilai jasa Desain sesuai pasal 4 30% x Rp. 217,948,500 = Rp. 65,384,550
b. Tahap II (dua) Dibayarkan setelah Konsep Desain awal disetujui dan sebelum pembuatan
Gambar Kerja (Development Drawing) dilaksanakan, dengan nilai pembayaran sebesar 30% dari
nilai jasa perencanan arsitektur sesuai pasal 4 ayat 1. 30% x Rp. 217,948,500 = Rp. 65,384,550
c. Termin III (tiga) Dibayarkan setelah Gambar Kerja (Development Drawing) telah selesai
dikerjakan menuju ke Construction Drawing, dengan nilai pembayaran sebesar 30%, 30% x Rp.
217,948,500 = Rp. 65,384,550
d. Tahap IV (empat) Dibayarkan setelah perencanaan arsitektur selesai, untuk penyerahan hasil
Final yaitu hard copy print out A3, dan soft copy berbentuk file Autocad, PDF, dan JPG, dengan
nilai pembayaran sebesar 10%, 10% x Rp. 217,948,500 = 21,794,850 .
Untuk pekerjaan tambah dan kurang selain dari paket pekerjaan yang telah disepakati pada perjanjian
kerja ini, maka biaya perencanaan diperhitungkan berdasarkan musyawarah KEDUA BELAH PIHAK atau
akan diadakan negosiasi kembali antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang akan dituangkan dalam
bentuk perjanjian tambahan (adendum) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanian kerja ini.
(1) PIHAK KEDUA akan melakukan pengawasan secara berkala maksimum 1 minggu sekali, guna
mengurangi kesalahan pelaksanaan dilapangan.
(2) Jika PIHAK PERTAMA menginginkan PIHAK KEDUA lebih intensif dalam melakukan pengawasan, maka
PIHAK KEDUA akan memberikan servis Manajemen Proyek yang akan dikenakan biaya tambahan sesuai
kesepakatan KEDUA BELAH PIHAK.
Bila denda telah mencapai maksimal, dan PIHAK KEDUA tidak memberi alasan yang dapat
dipertanggujawabkan, maka PIHAK PERTAMA akan dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak
dengan PIHAK KEDUA dan dapat menunjuk arsitek (perancang atau konsultan) lain untuk melanjutkan
pekerjaan tersebut.
(1) Yang dimaksud keadaan Force Majeur adalah berbagai keadaan yang mengganggu kelancaran
pelaksanaan perencanaan Arsitektur seperti: peralatan, sumber daya manusia, huru-hara, bencana
alam.
(2) PIHAK KEDUA harus memberitahukan pada PIHAK PERTAMA tentang gangguan yang dimaksud
beserta kendala dan akibat yang ditimbulkan paling lambat 2 x 24 jam terhitung sejak peristiwa tersebut
terjadi, jika tidak maka akan dianggap tidak terjadi force majeur.
(3) Jika terjadi force majeur, PIHAK KEDUA harus memberikan itikad baik mengenai kelanjutan
pelaksanaan Desain Arsitektur.
(4) Dalam keadaan tersebut, maka kedua belah pihak bisa bermusyawarah untuk kesepakatan dalam
memutuskan keberlanjutan perencanaan arsitektur.
Pasal 10 PERSELISIHAN
(1) Pada dasarnya bila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan diselesaikan secara
musyawarah.
(2) Bila dengan musyawarah tidak mencapai kesepakatan maka persoalannya akan diserahkan kepada
Panitia Pendamai, Biaya pengadaan Panitia Pendamai ditanggung oleh KEDUA BELAH PIHAK secara
prorata.
(3) Bila Panitia Pendamai tersebut tidak dapat menyelesaikan perselisihan, maka perkaranya diteruskan
kepada Pengadilan Negeri yang berwenang untuk memutuskannya
Pasal 11 PENUTUP
(1) Perjanjian kerja ini dibuat dalam 2 rangkap dan berlaku sejak ditandatangi oleh KEDUA BELAH PIHAK.
(2) Bila terjadi kekeliruan atau perubahan atas perjanjian kerja ini, maka atas - persetujuan KEDUA
BELAH PIHAK dapat dibuat perjanjian kerja tambahan.