Anda di halaman 1dari 54

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama - sama dengan gambar - gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta
lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian
ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Pembangunan RKB SD Negeri 5
Taman dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien,
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


2.1 Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran
dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya
pembongkaran dan pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.

2.2 Uitzet atau Pengukuran dan pemasangan Bouplank:


 Ukuran - ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam
gambar rencana.
 Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau
ditanyakan pada Direksi Teknis.
 Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
 Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga  0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok
beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan
atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 1
 Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
 Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih
kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan
jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
 Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses pekerjaan.

2.3 Mobilisasi Peralatan dan Material


Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak
pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan atau
tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti
yang baru yang layak pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan
dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan
berlangsung.

2.4 Papan Nama Proyek


Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat
dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar
huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
 Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas ,
 Judul Kegiatan,
 Nilai Kegiatan,
 No. Kontrak,
 Masa Kontrak,
 Sumber Biaya,
 Pelaksana,
 Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS 2
2.5 Administrasi dan Dokumentasi
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan,
prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan
dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat
dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah :
a. Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan
menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2
meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi
Teknis.
b. Kantor Direksi dengan luas  9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis atau
pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain - lain, dengan perlengkapan
sebagai berikut :
 Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang,
 2 stel meja tulis dan tempat duduk,
 Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
 Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
 Sepatu karet dan helm proyek,
 Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
c. Kantor Pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan
dari cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Pemborong atau Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari
tempat pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 3
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.

2.6 ACUAN NORMATIF


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat - syarat termasuk standar
material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII
( Standar Industri Indonesia )). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada
dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi
kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
 ISO : International Organization for Standardization,
 JIS : Japanese Industrial Standart,
 BS : British Standart,
 DIN : Deutsche Industrie Norm,
 AWWA : American Water Works Association,
 ASTM : American Society for Testing and Materials,
 ANSI : American National Standard Institute,
 AS : Australian Standard,
 AWS : American Welding Society,

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

3.1 Pekerjaan Tanah


1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa
semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum
dalam gambar adalah benar.
2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah,
Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya
diselesaikan bersama.
3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah
1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-
benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15
cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
 Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus
mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.
 Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar
tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25
cm, harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
 Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari
25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
 Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2% kadar air optimum.

3.3 Pekerjaan Urugan


1. Urugan Pasir
 Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
 Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
 Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi
dan lantai.
 Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan
penyiraman secukupnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
 Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.

3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.


1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta
sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja
dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk
mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.
3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan atau saluran sementara.
4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal - hal
lain yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.

3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah


Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang
tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan atau kesalahan
galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi atau
sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman atau keadaan yang
dikehendaki.

3.6 Hasil Akhir


Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan
tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat
persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai
kemiringan 2 – 5%.

Pasal 4

SPESIFIKASI TEKNIS 6
PEKERJAAN PONDASI

4.1 Pondasi Setempat Bored Pile


4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada
gambar perencanaan.
4.1.b Prosedur Pengecoran
Selesai galian, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar galian diberi
timbunan pasir 5 cm dan dicor dengan beton rabat tebal 5 cm (lantai kerja).
Kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman.
Pengecoran menggunakan beton K-275 dengan slump 10±2 cm atau sesuai dg
JMF Beton yang disetujui direksi, untuk mendapat beton dengan workabilitas
yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran, pengecoran
dilakukan sampai dengan level atau kedalaman yang ditentukan.
4.1.c Pekerjaan Pemeriksaan
Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam
pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF).

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

5.1 Pasangan Batu Kosong


 Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak
porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
 Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
 Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja,
kemudian disiram dengan air secukupnya.
 Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja
kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah –
celah antara batu yang satu dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
 Batu kosong terpasang padat.

5.2 Pasangan Batu Kali

SPESIFIKASI TEKNIS 7
a. B a h a n
 Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung
yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
 Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
 Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
 Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1
pc : 5 ps.
b. Pemasangan
 Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian disiram dengan air secukupnya.
 Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
 Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua
lubang batu terisi penuh dengan pasir.
 Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
 Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
 Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang
akan ditumpunya.
5.3 . Pasangan Bata Ringan
a. Bahan
 Semua bata Ringan dengan ukuran 600 x 200 x 125 mm yang digunakan
harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung
persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
 Semua bata ringan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu pabrik. Bata
ringan yang digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
 Bahan-bahan seperti semen instan MU-380 dan air untuk perekat pasangan
bata ringan
b. Pemasangan
 Sebelum dipasang, bata ringan harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
 Secara umum, bata ringan dipasang dengan adukan jenis Semen Instan
 Pasangan bata ringan dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom
praktis.
 Pembuatan lubang steger pada pasangan bata ringan sama sekali tidak
dibenarkan.
 Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata ringan.
 Setelah bata ringan terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.
 Hasil dari pasangan bata ringan adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata ringan, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.

5.4 . Pasangan Batako


a. Bahan
 Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
 Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
 Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton
b. Pelaksanaan pemasangan batako :
 Batako yang dipakai harus batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-
sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang
semestinya.
 Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
 Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
 Jarak siar batu batako rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
 Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
 Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
 Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri ( Pasangan Rolag ).
 Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
 Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu atau Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
 Semua angker - angker kusen dan lain - lain harus ditunjukkan dulu kepada
Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh
dengan adukan dan angker - angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2
Psr : 3 Krk didalam tembok.
 Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
 Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.

5.5 . Pasangan Paving Block


a. Bahan
 Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20x20 tebal 6 cm
dan 20x20 tebal 8 cm dengan kekuatan tekan K225 kg/cm2 dan K300 kg/cm2.
 Kansteen beton cetak atau kerb atau beton pengunci dengan ukuran sesuai
gambar.
b. Toleransi Dimensi
 Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
 Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
 Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max.

SPESIFIKASI TEKNIS 10
2% kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
 Alur paving sesuai standar pabrik.
 Ketebalan rata – rata minimal 6 cm dan 8 cm.
 Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
 Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Pengujian Contoh Paving Block.
 Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih
dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
 Contoh paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di
ambil secara acak.
 Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus
diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.
 Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.
 Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin
aus (SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal
0,149 mm/menit.
 Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat
penyerapan air rata-rata maksimal 6%.
 Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat
tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima
(ditolak).
d. Persyaratan Pasir
 Pasir Perata
Berfungsi sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk member kesempatan
paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
 Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara paving block
dengan fungsi utama memberikan kondisikelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya.
e. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
 Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan
base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan
yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk
sebelumnya pada lapisan base.
SPESIFIKASI TEKNIS 11
 Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik atau garis diatas
lapisan pasir alas.
 Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang
dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing
diujung benang tersebut.
 Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir
alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak
celah atau naat dengan spasi 2 - 3 mm untuk pengisian pasir halus.
 Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang
sudah terpasang.
 Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan
paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
 Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar
16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan
hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan
paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan.
Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal
tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint
akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama
ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (pasir
yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir
pengisi celah atau naat block, dan masing - masing putaran dilakukan paling
sedikit 2 lintasan.
f. Hasil akhir
 Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat,
(pecah atau patah terbagi).
 Alur – alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
 Siar terisi penuh dengan pasir halus atau mortar.
 Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal
2%.
 Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pasal 6
PEKERJAAN BETON

6.1 Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc)
dan agregat (pasir dan kerikil atau batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan umur beton tersebut.
Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :
 Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
 Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
 Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

6.2 Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut
ini :
a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete

SPESIFIKASI TEKNIS 13
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars
for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade
40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

6.3 Bahan Beton


6.3.1 Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam,
kotoran organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
6.3.2 Semen
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen
merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan
demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir - butir pasir
pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan
diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.
6.3.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau
batu pecah.
6.3.4 P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat
kering.
 Tidak mengandung bahan–bahan organik.
 Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
6.3.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
 Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.
 Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat
kering.
 Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat - zat yang
reaktif alkali.
 Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).

6.4 S e m e n
6.4.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang Gresik dan
mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
6.4.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
6.4.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
 Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
 Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
 Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen ditempat penyimpanan.
6.4.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan
semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V).

6.5 Pasir dan Kerikil Beton


6.5.1 Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah atau lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai
dengan PBI - 1971.
6.5.2 Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang
lainnya dan terlindung dari pengotoran.

6.6 Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).


6.6.1 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
beton.
6.6.2 Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah
”Sika” atau bahan lain yang sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan
harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut
tidak boleh mengandung bahan - bahan yang merugikan sifat beton bertulang.

6.7 Besi – Beton


6.7.1 Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 24 (fy =
240 Mpa / 2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /
ulir) minimal BJTD 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan baja
jaring (wire mesh ) BJTD 50 (fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai
ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø” ( menunjukkan baja tulangan polos ),

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan
baja jaring ( wire mesh).
Untuk Plat Lantai digunakan Floor Deck dengan ketebalan 0,75 mm sesuai
dengan gambar rencana
6.7.2 Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau
pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau
SNI.Merk besi yang digunakan Krakatau Steel, Birawa Steel dan Hanil Jaya
Steel
6.7.3 Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya
hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak
semua besi tersebut.
6.7.4 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian - bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar
kerja atau menurut aturan beton terbaru.
6.7.5 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
6.7.6 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.
6.7.7 Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang
diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi
Teknis.
6.7.8 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.7.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI
yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera
atau disyaratkan dalam gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
6.7.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap
semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
6.7.11 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku.
6.7.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi
beton.
6.7.13 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat
mengikat besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan
besi harus diikat kuat dan rapi dengan kawat beton.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
6.7.14 Jaminan Mutu
a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan
dalam Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan
adalah kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang
beton dan Dinding beton dengan finishing expose.
b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi
yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

6.8 Cetakan Beton atau Bekisting


6.8.1 B a h a n.
 Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal
9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
 Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau
dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu
tidak dibenarkan dipakai untuk steger.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
6.8.2 Konstruksi
 Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan
pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.
 Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran
minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
 Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi
cetakan atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
6.8.3 Pelapis Cetakan
 Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam
cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan
yang disetujui Direksi.
 Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai
sebagai pelapis cetakan.

6.9 Adukan Beton


6.9.1 Rencana Adukan
 Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi
(pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.
 Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat gradasi
dalam tabel dibawah ini :

SPESIFIKASI TEKNIS 19
Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos
Standar Inch Agregat Halus Pilihan Agregat
(mm) (in) Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
 Jenis adukan Beton :
Catatan : pc = portland cement m3
ps = pasir (bahan pengisi halus) m3
krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3
6.9.2 Kekuatan beton
 kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 24 Mpa atau K275
6.9.3 Pengadukan beton
Pencampuran bahan - bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan - bahan penyusun berdasarkan rancangan
campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di
lapangan, pencampuran bahan - bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk
mendapatkan formula rancangan sesuai rencana (membuat Job Mix Formula).
Secara umum pengadukan beton dengan mesin (batching plant) harus
disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton
yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau
menurut petunjuk direksi. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran
beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan
dengan jarak pengangkutan.
6.9.4 Beton Dekking

SPESIFIKASI TEKNIS 20
 Beton dekking atau ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum
pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm
atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya.
 Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air.
 Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2
dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan
ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.
 Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih
tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang
sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping
dan bawah balok sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.
6.9.5 Adukan Beton “Ready Mix”
 Bila dipakai adukan beton “ready mix” maka nama dan alamat supplier-nya
harus mendapat persetujuan direksi.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut
memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas
kedatangan setiap delivery.
 Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor
untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya
diragukan direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut
dan semua kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan
kontraktor.
6.9.6 Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
 Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan
kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
 Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
 Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.

6.9.7 Syarat Mutu Beton


 Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba
berturut - turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
 Tidak boleh satupun nilai rata - rata dari empat buah percobaan kubus coba
berturut - turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya
antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut
- turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.

6.10 Pengecoran Beton


6.10.1 Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan
kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
6.10.2 Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
6.10.3 Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian
akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
6.10.4 Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
6.10.5 Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus
sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan
pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit
pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong
harus berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
6.10.6 Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap
menit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,
mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan
adukan selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton
yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah
mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan
mencapai 7,5 cm.
6.10.7 Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh

SPESIFIKASI TEKNIS 22
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus
dibuatkan jendela - jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

6.11 Toleransi-toleransi
6.11.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing - masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan
+ 0,5 cm.
6.11.2 Toleransi pada beton cetakan halus.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing - masing bagian konstruksi adalah 0,6
cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan
+0,4 cm.
6.11.3 Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
6.11.4 Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

6.12 Penggunaan Beton


Pekerjaan beton digunakan untuk :
6.12.1 Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
6.12.2 Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan
petunjuk gambar kerja.
6.12.3 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith
seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya
dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi
dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang
mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu
beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex
15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada
dibawah pengawasan Direksi.
6.13 Perawatan Beton
6.13.1 Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan
cepat.
6.13.2 Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

SPESIFIKASI TEKNIS 23
6.14 Perbaikan Permukaan Beton
6.14.1 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara
grouting setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat
persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau
Pengawas.
6.14.2 Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas
beban biaya kontraktor.
6.14.3 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah
atau retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.

Pasal 7
PEMBESIAN

7.1 Pembesian
7.1.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya
pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.

SPESIFIKASI TEKNIS 24
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
7.1.2 Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus
baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
SPESIFIKASI TEKNIS 25
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
7.1.3 Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
7.1.4 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PBI 1971 atau A.C.I. 315.
7.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas
tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.

7.2 Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


7.2.1 Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan
karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan
sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
7.2.2 Pemasangan Tulangan
a. Umum

SPESIFIKASI TEKNIS 26
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-
blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang
harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
SPESIFIKASI TEKNIS 27
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm :
± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan
di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam
tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100º
C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam
jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

SPESIFIKASI TEKNIS 28
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran
dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai
yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu
ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton
harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
7.2.3 Pemasangan Wire Mesh
SPESIFIKASI TEKNIS 29
Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan
untuk mencegah lewatan yan menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
7.2.4 Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.2.5 Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

Pasal 8
PEKERJAAN PELAT LANTAI FLOORDECK

8.1 Persyaratan Bahan


a. Bahan/ material Floordeck yang digunakan yakni baja Hi-TEN, Galvanis (Z220)
Bondek atau CBM Deck atau
b. Tebal Floordeck yang digunakan adalah 0.75 mm.
c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001.
d. Sudah diuji di Laboratorium dan sudah ada SNI Marking Certificate
e. Menyerahkan surat dukungan dari suplier dan menyertakan contoh serta garansi
dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.
f. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
g. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium, perhitungan struktur
dan surat garansi.

8.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIS 30
a. Lembaran Floordeck diletakkan diatas balok-balok pemikul (beam), baik diatas
konstruksi beton maupun konstruksi baja, kemudian segera dimatikan/ dipakukan
atau di las.
b. Hal ini bertujuan untuk menghindari dari pergeseran peletakan lembaran
Floordeckpada kedudukannya.
c. Cara peletakan Floordeckminimum 5 cm dari bibir balok pemikul. Untuk
sambungan arah memanjang, jarak peletakan Floordecksatu dengan yang lainnya
diusahakan seminimal mungkin.
d. Usahakan peletakan lembaran Floordeckbias menutup dua atau 3 batangan balok
pemikul, agar lebih praktis dan menghemat waktu baik dalam pemasangan
maupun dalam pengangkutan.
e. Lembaran Floordeck pada waktu beton masih basah berfungsi sebagai begesting
dan merupakan lantai kerja paling aman bagi pekerja lainnya. Tapi hindarkan
terjadinya pemusatan beban diatas lembaran Floordeck yang belum berfungsi
tersebut.
f. Disarankan untuk menggunakan balok kayu untuk lintasan jalan bagi para pekerja.

Pasal 9
PEKERJAAN RANGKA ATAP

9.1 Persyaratan Bahan


a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan profil UK – 75.
b. Kuda-kuda / Top Chord dan Jurai : AX-UK 75 0,75 mm Galvalume AZ 100
GALVALUME : Baja mutu tinggi G 550 dilapisi Aluminium, Zinc, dan Silikon
c. Kuda-Kuda / Botom Chord dan Web member / Cremona : AX-UK 75 0,53 mm
Galvalume AZ 100 (Baja mutu tinggi G 550 dilapisi Aluminium, Zinc dan
Silikon). Type Baja G 550 memiliki : Kekuatan leleh minimum 550 Mpa,
Tegangan Maksimum 550 Mpa, Modulus Elastisitas 200,000 Mpa, Modulus
Geser 80,000 Mpa dan Galvalum type Cold Roll
d. RENG AX PURLIN 39 0,43 mm Galvalume
e. Foot Plat / Plat Kaki ( GALVANIZE 1,5 mm TCT, 120x101x90 )
f. Accessories ( Plat Diafragma - PD 0,55 mm, 100x90 )
g. Talang JD AX 0.53 mm / Valley Gutter ( AX- JD 0,53 mm )
h. Self Drilling Screw ( Screw 12 x 20 , Screw 8 x 12 dan Dynabolt 10 x 12 )

SPESIFIKASI TEKNIS 31
i. Semua material Baja Ringan memiliki IMBUS dan sudah terdaftar serta memiliki
merk dagang.
j. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.
k. Profil harus mempunyai sertifikat ISO no 90012008 dan SNI no 04096-2007
l. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan contoh serta
garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.
m. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
n. Type screw atau mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
o. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium, perhitungan struktur
dan surat garansi.
p. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi.

9.2 Syarat - Syarat Pelaksanaan


a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja
yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja, dengan menunjukkan sertifikat
resmi.
b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa sistem struktur kuda kuda
langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso atau usuk.
c. Semua penggunaan aksesoris seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold Ø 10 –
65 harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.
d. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan dilakukan
di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.
e. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan dites pembebanan terlebih
dahulu dan dilaporkan kepada direksi.
f. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing
kepada direksi atau konsultan pengawas.

Pasal 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

10.1 Bahan : Penutup


a. Penutup atap adalah genteng Kodok Karang Pilang GOOD YEAR.
b. Bubungan menggunakan bubungan genteng karang pilang kualitas baik.

SPESIFIKASI TEKNIS 32
c. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan
yang baru.

10.2 Standard :
Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air memenuhi
peraturan yang berlaku.

10.3 Cara Pelaksanaannya


10.3.1 Penutup genteng
 Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling, ukuran
dan warna genteng seragam dan presisi yang baik.
 Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak
ujung genteng ke ujung listplank max. 10 cm.
 Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja
ringan dengan mempergunakan bout skrup.
 Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
 Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.
 Pemborong harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh genteng
dan bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis.
 Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng
dari tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
 Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara
bertahap,sehingga menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
 Sebelum Genteng bubungan dipasang, pemborong harus memasang
benang sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi.
Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir
yang telah diayak halus.
 Pemborong harus menyiapkan genteng cadangan ( ekstra ) satu biji setiap
100 buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.
10.3.2 Bubungan genteng

SPESIFIKASI TEKNIS 33
 Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok
bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi .
 Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1
pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps
dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.

10.4 Hasil Akhir Yang Dikehendaki


10.4.1 Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat
pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua
kotoran - kotoran.
10.4.2 Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik
pada tempatnya.
10.4.3 Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran
bekas konstruksi maupun lainnya.
10.4.4 Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

11.1 Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan atau sebagian tembok dikerjakan.
11.2 Bahan – bahan kusen meliputi :
 Kayu Bangkirai
 Daun pintu kayu Bangkirai
11.3 Bahan - bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
 Bebas dari cacat dan mata kayu,
 Lurus dan tidak lapuk,
 Kering dan kuat,
 Tidak bergetah,
 Alur atau urat - urat kayu rapi.
Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu yang akan
digunakan sudah melalui tes yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan
lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.

SPESIFIKASI TEKNIS 34
11.4 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil
yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku
pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
Kusen : 5 / 14 cm.
Daun pintu : 3.5/9.5 cm.
Daun jendela : 2.5/7,5 cm.
Kusen Dan Daun Pintu PVC denga produk TIDY PVC DOOR J 017 Glossy White
Frosted 71 x 195 L ( Ukuran kusen, Lebar : 71 cm, Tinggi : 195.5 cm dan Tebal : 8
cm, Ukuran Daun Pintu, Lebar : 62,5 cm, Tinggi : 187 cm dan Tebal : 4 cm) ,komplit
dengan Asesorisnya seperti : Engsel Pintu, Kunci
11.5 Pelaksanaan
11.5.1 Type - type dari pintu dan jendela.
Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
11.5.2 Kunci dan Penggantung ( Dekson kecuali disebutkan lain dalam gambar
maupaun RAB ) diuraikan sebagai berikut :
1. Lokset MTS IL 8485 SSS
2. Handle LHTR 0016 SSS
3. Kunci Bulat KCBL 8587 BK SSS
4. Engsel Pintu 4” 4x3x3, 2 BB ES/EL
5. Engsel Jendela 3” 3x2 BB
6. Engsel Casment type FS HD S 250 10”
7. Grendel Jendela Rabuncis Type CHW 4 LHNH
8. Spring Kenip CWH 103 Z, SN
9. Espagnoilet Tanam Type FB 040 8” + 12 SS
10. Door Closer 300 Hold Open
 Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong
harus mengajukan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
 Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun
pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Engsel - engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu teakwood dan 3 buah
untuk pintu panil atau diperhitungkan agar masing - masing engsel memikul
beban tidak lebih dari 20 kg.
11.6 Pemasangan Kusen

SPESIFIKASI TEKNIS 35
 Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut
dan diamplas halus.
 Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm
tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3
kr.
 Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai
fischer dengan sekrup kuningan.
 Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada
dinding dan lantai harus dimenie.
 Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturan-
benturan benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh Pemborong
dengan biaya sendiri.
 Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain,
maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.
 Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan
pengunci.
11.7 Hasil Akhir Yang Dikehendaki
Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
a. Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
b. Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
c. Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
d. Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
e. Penyelesaian bersih dan merata.

SPESIFIKASI TEKNIS 36
Pasal 12
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

12.1 Standard
a. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
b. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
c. Pengujian
Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium
dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban
pemborong.

12.2 Bahan dan Peralatan


a. Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji menurut SII 0583-81,
produksi nomor 1 proses single firing sekualitas Ikad Tile, Platinium Tile Dan
Roman Tile dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Bahan dasar Kaolin
2. Kekerasan glasur mencapai 6-7 skala moh” s
3. Kekerasan badan mencapai 8 skala moh ” s
4. Moisture Expantion mencapai 0.2-0.05 %
5. Pengkaburan tidak terjadi
6. Tahan terhadap asam setealh dilakukan pencelupan ke dalam Hcl selama 2
hari hanya terpengarus sampai 3 %.
7. Thermal Shock dimana dipanaskan sampai 250 derajat celcius kemudia
dicelupkan ke dalam air dengan suhu ruangan tidak akan terkadi keretakan.
8. Daya tahan terhadap alkali dimana dicelupkan ke dalam KOH selama 2
hari, hanya terpengaruh 3 %.
9. Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai,
tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak.
10. Warna keramik ditentukan kemudian ( minimal dengan contoh kombinasi
warna untuk ruang yang spesifik.
11. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 37
b. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan kemudian (atas
persetujuan direksi) dengan ukuran 40 x 40 cm untuk lantai dan dinding
sedangkan untuk tangga dan selasar menggunakan ukuran 40 x 40 anti slip,
lantai kamar mandi menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip kualitas klas I dan
atas persetujuan Direksi.
c. Pasangan plin keramik memakai keramik dengan ukuran 10 x 40 cm kualitas I.
d. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan ukuran 20 x
25 cm kualitas I, ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan Direksi.

12.3 Pelaksanaan Pemasangan Lantai


a. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut:
 Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering max (γd)
 Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.
 Leveling concrete atau spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc :
2 ps untuk lantai toilet.
 Mortar 1 pc : 3 ps.
 Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.
b. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih
dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.
c. Pola pemasangan keramik haru ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang
keramik kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan
dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2
d. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah
bahan aditive yang disetujui oleh Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi
tidak berlebihan.
e. Bekas – bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai
bersih benar, dan pemakaian dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan
tanpa persetujuan Direksi.
f. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu,
diinjak atau diberi beban lainnya.

12.4 Hasil akhir yang dikehendaki


a. Lantai tidak bergelombang.
b. Kerataan atau kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 38
c. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
d. Lantai harus bersih dari sisa – sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.
e. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan
baik.

Pasal 13
PEKERJAAN STYLE BALI

13.1 Standart dan Bahan


a. Pekerjaan style Bali terdiri dari :
 Pasangan Batu Candi HItam.
 Pasangan Murda paras dan ikut celedu paras ex. silekarang.
 Paras Palimanan.
 Pekerjaan Pagar dan candi bentar dengan bahan batu Tulung Agung.
b. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dan ketebalan paras
maupun batu minimal 2 cm.
c. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar rencana.

13.2 Cara pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang
mempunyai bentuk – bentuk khusus, pemborong harus membuat gambar kerja
disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan
setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi.
Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
b. Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya menjadi kuat
dan tidak mudah lepas.

13.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki


a. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik
bentuk maupun ukurannya.
b. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan tidak boleh
kelihatan dari luar.
c. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 39
Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1 Listrik
Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah mendapatkan SLO
(Sertifikat Layak Operasi) dari PLN.
14.1.1 Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa
PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem inbow/tanam atau OB /
luar sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan lain dalam gambar, kabel
yang digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY 3 x 2,5 mm², NYM 3 x
2,5 mm2 dengan merk Supreme dan kabel tersebut sudah LMK atau
persetujuan PLN dengan sistem semua kabel – kabel masuk dalam pipa.
Khusus pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang
sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan
hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting Broco atau
produksi dalam negeri.
14.1.2 Pemasangan Titik Stop Kontak
Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, Kecuali disebutkan lain dalam
gambar kabel - kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3
x 2,5 mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan
ada pemasangan inbow atau tanam dan OB atau luar. Khusus untuk
pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak.
Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan. Stop kontak yang
digunakan adalah “Clipsal, Panasonic, Schneider”, sedangkan untuk stop
kontak lantai digunakan “ Panasonic, Schneider , Legrand “
14.1.3 Pemasangan Sekering atau Panel
Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB digunakan
“Schneider, ABB “ sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM,
NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban atau watt yang
diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah
persetujuan PLN.

SPESIFIKASI TEKNIS 40
Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya
diusahakan pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari
kelembaban hujan.

14.2 Lampu
Semua lampu dan Armatur yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas :
1. Lampu Essential LED Tube 600 mm 10W/865 T8 AP I G, Philips (RMI Premium
SAKA Powder Coating 2 x 10 W Fitting BJB)
2. Lampu Essential LED Tube 1200 mm 16W/865 T8 AP I G, Philips (RMI
Premium SAKA Powder Coating 2 x 16 W Fitting BJB)
3. Lampu Essential LED 600 mm 10W/865 T8 AP I G, Philips (Balk V Shape
SAKA Powder Coating 2 x 10 Fitting BJB)
4. Lampu Essential LED 1200 mm 16W/865 T8 AP I G, Philips (Balk V Shape
SAKA Powder Coating 2 x 16 Fitting BJB)
5. Lampu Down Light LED Bulb 13 W E27 6500 K, Philips (Armatur 2 Kaki
SAKA ) dia 150 mm
6. Lampu Down Light LED Bulb 9 W E27 6500 K, Philips (Armatur 2 Kaki SAKA)
dia 100 mm

14.3. Celling Exhaust Fan yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas Panasonic
dengan Type Kap 100.

14.4. AC Standar dengan Type Wall Mounted yang digunakan terbuat dari bahan kualitas
Daikin sesuai dengan gambar rencana

Pasal 15
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

15.1 Umum
Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir type konvensional. Detail
pemasangan penangkal petir adalah sesuai dengan gambar rencana.

15.2 Instalasi
15.2.1 Kabel BC 50 mm2 horisontal maupun vertikal, menghubungkan lighting rod
dengan grounding rod dipasang sedemikian rupa dan di klem setiap jarak

SPESIFIKASI TEKNIS 41
30cm. Sambungan kepala kabel harus menggunakan Schoen. Pemasangan
klem kabel tidak boleh mengganggu aspek estetika gedung.
15.2.2 Kabel yang dapat terjangkau oleh manusia harus dipasang dalam pipa PVC
sehingga terlindung sedemikian rupa, dan pipa tersebut harus diklem ke
kontruksi.
15.2.3 Grounding rod berupa pipa GIP didalamnya BC dan dilas, sedangkan
kedalaman Grounding Rod adalah mencapai permukaan air tanah. Grounding
Rod ini tidak boleh dihubungkan dengan instalasi pentanahan dari instalasi
lain.
15.2.4 Grounding resistance maksimal yang diperkenankan adalah 5 Ohm, diukur
setelah tidak hujan selama dua hari.

15.3 Produk
15.3.1 Bahan
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Bahan/peralatan Merk/pembuat

1. Blackzem : Ufo, radius 70 m


2. Kabel : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal
3. Konduit : Ega, Clipsal
4. Suport : Local.
5. BC Klem : Local
6. Grounding Rod : BC 50 mm2 dlm Pipa GIP 1”

15.4 Blackzem
Kepala penangkal petir dipasang sedemikian rupa disangga oleh pipa galvanis (GIP)
di atas atap, sehingga tidak dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu
hujan

15.5 Jaminan Mutu


Kualitas instalasi Penangkal Petir harus mendapatkan tera dan sertifikat dari Instansi
yang berwenang untuk ini. Surat Sertifikat layak pakai harus segera diserahkan

SPESIFIKASI TEKNIS 42
kepada Pemilik bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Kontraktor wajib memeberikan garansi pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun

Pasal 16
PEKERJAAN PLAFOND
16.1 Bahan
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan plafon termasuk rangka, penutup plafond, jointing compound,
shadowline dan list plafon, dilakukan meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka plafond digunakan Hollow 40 x 40 x 0,4 mm (anti karat
galvalume).
2. Penutup plafond dalam ruangan digunakan Gypsum ukuran 120 x 240 cm
tebal 9 mm Jayaboard, Gyproc dan Knauf.
3. Penutup plafond untuk KM/WC digunakan Fiber Cement Ceiling Board
Square Cut ukuran 1220 x 2440 mm tebal 4 mm
4. Penutup plafon untuk selasar dan overstak atap digunakan Kayu Semen ukuran
10 x 200 x 3000 mm Shera Splendid Plank Modern Stagger – Smooth Texture-
Golden Teax Brown
5. Garis plafon yang berhubungan dengan dinding dalam ruangan digunakan
Shadowline
6. List plafon yang berhubungan dengan selasar dan overstak digunakan List
Kayu Semen ukuran 8 x 75 x 3000 mm Shera Strip Smooth Texture : Square-
cut Edge.
7. Sambungan penutup plafon diginanak Plastering Accessories dan Jointing
Compound Jayaboard.
8.Penggantung drat (Metal Furing), besi dengan jarak 1mx40cm
9.Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 43
16.2 Pelaksanaan
a. Rangka plafon hollow dengan jarak 40 x 60 cm.
b. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda - kuda di
atasnya.
c. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan alat
penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
d. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan
Direksi.

16.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki


a. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
b. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.
c. Garis - garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

Pasal 17
PEKERJAAN LISTPLANK

17.1 Listplank dipasang setelah pemasangan usuk atau baja ringan


Bahan - bahan yang digunakan adalah Kayu Semen untuk lisplang dengan ukuran 16 x
240 x 3000 mm Shera Eave Pro-Coral White dan Tatab dengan ukuran 8 x 100 x 3000
mm Shera Strip Smooth Texture : V-cut Edge , Rangka lisplang : Baja Ringan C75
Galvalum 0.75 dan Screw.
17.2 Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, bahan yang dipakai ukuran sesuai gambar
detail.

Pasal 18
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

18.1. Pekerjan Plesteran


18.1.1 Bahan
 Bahan – bahan seperti semen Instan dan air adukan untuk pekerjaan
plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
18.1.2 Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya
dibersihkan terlebih dahulu dari bekas - bekas kotoran spesi kemudian
disiram air sampai jenuh.

SPESIFIKASI TEKNIS 44
 Buatkan kepala atau kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal
pada jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 0,75 mm.
 Pekerjaan plesteran menggunakan semen instan MU-301 dipasang
pada bangunan untuk dinding dan beton
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala
plesteran kering, minimal telah berumur 24 jam.
 Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan
kemiringan ke arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa
lancar.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering
terlalu cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi
dengan air serta melindungi dari sinar matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7
hari.
18.2 Pekerjaan Acian
18.2.1 Bahan
 Bahan – bahan seperti semen instang MU-200 dan air adukan
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
18.2.2 Pelaksanaan.
 Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran atau beton berumur 7 hari.
 Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
 Lakukan pembasahan atau penyiraman dengan air terhadap plesteran
atau beton atau bidang yang akan diaci.
 Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
 Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.
 Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan
dan menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
 Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7
hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.
 Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi atau
Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan atau plamiran baru dapat
dilaksanakan.

SPESIFIKASI TEKNIS 45
Pasal 19
PEKERJAAN WATER PROFING
19.1 Bahan
Waterprofing : Sika.
19.2 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC dan talang beton, atau
ditunjuk lain pada gambar rencana.
19.3 Pelaksanaan
 Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
 Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang
akan di water profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah
atau keropos atau pori yang dapat mengganggu penutupan water
proofing.
 Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain
– lain telah selesai dikerjakan.
 Bidang yang di-water profing harus bersih dari debu dan kotoran lain
yang dapat mengurangi daya rekat water profing.
 Lakukan cement base secara merata.
 Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah
secara merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara
menyilang dengan arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis
kedua kering lakukan aplikasi lapis ketiga dengan merata secara
menyilang dari lapis ketiga.
 Lakukan tes water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak
talang baru bisa dilanjutkan, sedangkan untuk KM/WC pasangan
keramik lantai baru bisa dilaksanakan.
Permukaan beton yang akan di waterprofing harus bersih dari segala
kotoran seperti debu, minyak, spesi dan lainnya. Campurkan bahan
adonan waterprofing ( liquid + powder ) dengan perbandingan dalam
berat (1 : 2.6) diaduk sampai merata. Lapisan pertama permukaan
beton di coating atau aplikasikan dengan sikat bulu plastik sampai
merata di permukaan beton. Setelah kering, dilanjutkan dengan coating
tahap kedua, coating tahap ketiga dilaksanakan setelah tahap kedua
SPESIFIKASI TEKNIS 46
kering.Aplikasi pertama kearah horisontal dan aplikasi kedua ke arah
vertikal. Hasil yang diharapkan, permukaan beton tidak bocor. Jika
setelah permukaan beton di-waterprofing masih terjadi kebocoran,
maka pemborong wajib mengulang kembali pekerjaan coating sampai
beton tidak bocor lagi.

Pasal 20
PEKERJAAN PENGECATAN
20.1 Bahan
1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas Dulux
Watershield dan Alkali Exterior, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Direksi.
2. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan kualitas
Dulux dan Alkali Interior.
3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar
cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Politur Mowilex digunakan untuk polituran pada Kayu Semen dan untuk Kusen,
daun pintu panil dan Daun Jendela digunan Polituran Ultran.

20.2 Pelaksanaan
1. Tembok atau Plafond
a. Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam
keadaan kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
b. Setelah tembok benar - benar bersih dan diamplas halus oleskan Alkali
keseluruh permukaan tembok atau plafond dan dilanjutkan dengan
lapisan cat pertama.
c. Lapisan kedua dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul - betul
kering ( jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis kedua sebelum
lapisan pertama betul - betul kering, karena akan berakibat kegagalan
pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh kuas atau roll).
2. Cat Kayu atau Besi
a. Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di cat telah
bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.

SPESIFIKASI TEKNIS 47
b. Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Emcolux untuk Kayu dan
Cat Besi Viglass untuk Besi
c. Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
d. Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
e. Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar -
benar kering.
3. Pekerjaan Politur Ultran
a. Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan
rata dengan amplas dan harus benar - benar bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis
sebanyak tiga kali, dimana bahan polituran ultran sebagai berikut :
a) Wood Filler
b) Sending Seller
c) Wood Stain (Warna)
d) Clear (Glass Dop)

20.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
2. Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
3. Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus.

Pasal 21
PEKERJAAN SANITAIR

21.1 Pekerjaan Saluran Air Bersih


Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
a. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja
dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
b. Pipa - pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui Direksi
dan pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.
c. Pipa - pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang
berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.
d. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan
saluran air minum lengkap dengan kran - krannya sampai keluar airnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 48
e. Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara - cara
pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam A.V, peraturan
pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.
f. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang - kurangnya 6
(enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang
bersangkutan.
g. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan
dipadatkan sampai rata tanah semula.
h. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana
pelaksanaan yang diperlukan.
i.. Pipa - pipa air bersih :
Pipa PVC AW “ Wavin, Rucika, Maspion “ ukuran dan dimensi sesuai dengan
gambar rencana
 Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
disetujui.
 Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC adalah sebagai berikut:
Diameter dalam pipa Tebal dinding minimum
50 mm & 75 1,6 mm
100 mm & 125 mm 2,0 mm
150 mm 2,5 mm
200 mm 3,1 mm

 Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard
produk pipa dan mendapat persetujuan Direksi .
 Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat
khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
 Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.

21.2 Perlengkapan Sanitair Yang Dipasang Meliputi


 Pasangan closet duduk dan closet jongkok TOTO
Closet duduk dengan type CW 660 NJ/SW 660 J (Komplit dengan
Acesorisnya) dan closet jongkok type CE 6 yang dipakai adalah TOTO
dengan mendapat persetujuan dari Direksi. Closet harus terpasang kokoh
dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambar kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS 49
Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran lainnya
harus dibersihkan dari closet.
 Pasangan Wastafel TOTO
Wastafel yang dipakai adalah TOTO type L 521 V 1A (Komplit dengan
Acesorisnya) mendapat persetujuan dari Direksi. Wastafel harus terpasang
kokoh dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran lainnya
harus dibersihkan dari wastafel.
 Pasangan Wastafel Batu Alam, pada penataan halaman sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pasangan Floor Drain
Floor drain stainless uk. 3” type TX BN kualitas TOTO dengan lubang 3”
lengkap dengan siphon dan tutup berengsel. Sebelum dipasang floor drain
harus ditunjukkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantainya harus dilubangi
dengan rapi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain.
Hubungan saringan metal dengan beton atau lantai, menggunakan perekat
beton kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan lem khusus untuk itu
setebal 5 mm.
Floor drain terpasang rapi pada tempatnya dan bersih dari noda – nodaatau
kotoran – kotoran.
 Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup tekanan rendah
yang disetujui Direksi atau Owner.
 Untuk kran kamar mandi stainless San-ei atau Onda dengan bentuk atau type
sesuai petunjuk Direksi.
 Untuk kran pada paintry stainless digunakan TOTO dengan type TX 603 KM
 Untuk Shower Spray stainless digunakan TOTO dengan Type TX 474 SRR
REIR Single Lever.
 Kran – kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan tidak terjadi
kebocoran – kebocoran serta penempatannya sesuai dengan gambar kerja.
 Tangki Air Stainles yang digunakan COVINA Ukuran dan dimensi
disesuaikan dengan BOQ dan Gambar Rencana

SPESIFIKASI TEKNIS 50
 Grountang ( Tangki air tanam) dari Fiberglass produksi “ Samsam Tung “
dimensi dan ukuran sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan
direksi.

21.3 Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran


 Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan kemiringan tidak
kurang dari 1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah harus dipasang tegak.
 Bahan pipa yang digunakan untuk air kotor dan kotoran adalah Pipa PVC AW
“ Wavin, Rucika, Maspion dimensi dan ukuran diseuaikan dengan gambar
rencana
 Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran –
kebocoran, sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.
 Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.
 Pipa – pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi tekanan –
tekanan dari luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.
 Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam pipa
sebelum fitting dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar yang
kelihatan di luar fitting tidak lebih dari 3 ulir.
 Ujung – ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama dalam
persiapan pemasangan.
 Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan umum.
 Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang, harus ditest
terlebih dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran – kebocoran.
 Septiktang System Horisontal/Capsule digunakan Fiberglass Produksi
Biogreen ukuran dan dimensi sesuai dengan gambar rencana dan mendapat
persetujuan direksi

21.4 Pengujian dan flusing


 Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji pada setiap sambungannya untuk
diketahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
 Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan
oleh direksi Tenis. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil
pengetesan belum mendapat persetujuan direksi proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS 51
 Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
 Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar pipa air
bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar (ekterior)
gedung dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum manometer, dan
apabila selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan
berhasil dan dapat diterima.
 Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam
pipa dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila pada jalur pipa
yang diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat
memasang kran pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek.
Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat
dituup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat dilakukan.
 Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam keadaan
tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
 Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
 Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
 Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih
(portable) yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari
ujung pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran - saluran drainage,
secara berangsur - angsur segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa
dibersihkan.

PASAL 22
PEKERJAAN INSTALASI AC

22.1 Standard

1. Air Conditioning (AC) yang digunakan Type AC Split adalah dengan Daikin atau
Toshiba atau Mitsubishi yang memiliki garansi resmi dari Pabrik/ Supplier dan
dilengkapi dengan brousur.

2. Pemasangan dan jenis PK yang digunakan sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 52
3. Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan material, pemasangan atau pengetesan dan
pemeliharaan terkait dengan pekerjaan Air Conditioning (AC).

PASAL 23
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

23.1 Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di
lapangan.
23.2 Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius,
kontraktor harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan
kejadian tersebut kepada pemilik proyek.
23.3 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun yang berada di bawah pihak ketiga.
23.4 Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.
23.5 Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja
tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan.
23.6 Kontraktor wajib menyiapkan peralatan perlengkapan keselamatan kerja berupa helm,
sepatu, sarung tangan, masker, baju rompi bagi tenaga kerjanya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja termasuk rambu-rambu pengaman di sekitar lingkungan
kerja.
23.7 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh kontraktor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 24
KEAMANAN PROYEK

24.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang-barang milik proyek,


Supervise atau pengawas teknik dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik
terhadap pencurian maupun perusakan.
24.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 53
24.3 Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
kontraktor harus menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempat
– tempat yang stategis dan mudah dicapai.
24.4 Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak –pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi yang di setujui oleh
pemberi tugas. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK
sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
24.5 Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak diperkenankan antara
lain :
1. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
2. Memasak ditempat pekerjaan.
3. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
4. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.

Pasal 25
PENUTUP

25.1 Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai
100%, gudang bahan, direksikeet dan semua sampah, bahan – bahan yang tidak
berguna harus dibersihkan.
25.2 Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh
Pemborong dengan klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukkan nilainya
dalam penawaran.
25.3 Apabila pada uraian dan syarat – syarat pekerjaan atau hal – hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut
harus dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal – hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong.

Mangupura, 20 Mei 2019


PPK/Pj. Kepala Bidang Gedung dan Sarana pada
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga
Kabupaten Badung,

SPESIFIKASI TEKNIS Putu Robby Widya Harsana, SE 54


Penata
NIP. 197607212009011007

Anda mungkin juga menyukai