Pasal 1
URAIAN UMUM
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama - sama dengan gambar - gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta
lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian
ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Pembangunan RKB SD Negeri 5
Taman dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien,
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS 1
Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih
kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan
jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 2
2.5 Administrasi dan Dokumentasi
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan,
prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan
dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat
dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah :
a. Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan
menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2
meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi
Teknis.
b. Kantor Direksi dengan luas 9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis atau
pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain - lain, dengan perlengkapan
sebagai berikut :
Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang,
2 stel meja tulis dan tempat duduk,
Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
Sepatu karet dan helm proyek,
Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
c. Kantor Pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan
dari cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Pemborong atau Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari
tempat pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 3
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN
SPESIFIKASI TEKNIS 4
2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15
cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus
mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.
Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar
tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25
cm, harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari
25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2% kadar air optimum.
SPESIFIKASI TEKNIS 5
Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.
Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIS 6
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN
SPESIFIKASI TEKNIS 7
a. B a h a n
Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung
yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1
pc : 5 ps.
b. Pemasangan
Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian disiram dengan air secukupnya.
Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua
lubang batu terisi penuh dengan pasir.
Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang
akan ditumpunya.
5.3 . Pasangan Bata Ringan
a. Bahan
Semua bata Ringan dengan ukuran 600 x 200 x 125 mm yang digunakan
harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung
persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua bata ringan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu pabrik. Bata
ringan yang digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 8
Bahan-bahan seperti semen instan MU-380 dan air untuk perekat pasangan
bata ringan
b. Pemasangan
Sebelum dipasang, bata ringan harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
Secara umum, bata ringan dipasang dengan adukan jenis Semen Instan
Pasangan bata ringan dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom
praktis.
Pembuatan lubang steger pada pasangan bata ringan sama sekali tidak
dibenarkan.
Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata ringan.
Setelah bata ringan terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.
Hasil dari pasangan bata ringan adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata ringan, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS 9
Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
Jarak siar batu batako rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri ( Pasangan Rolag ).
Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu atau Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
Semua angker - angker kusen dan lain - lain harus ditunjukkan dulu kepada
Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh
dengan adukan dan angker - angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2
Psr : 3 Krk didalam tembok.
Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 10
2% kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
Alur paving sesuai standar pabrik.
Ketebalan rata – rata minimal 6 cm dan 8 cm.
Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Pengujian Contoh Paving Block.
Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih
dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
Contoh paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di
ambil secara acak.
Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus
diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.
Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.
Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin
aus (SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal
0,149 mm/menit.
Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat
penyerapan air rata-rata maksimal 6%.
Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat
tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima
(ditolak).
d. Persyaratan Pasir
Pasir Perata
Berfungsi sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk member kesempatan
paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara paving block
dengan fungsi utama memberikan kondisikelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya.
e. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan
base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan
yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk
sebelumnya pada lapisan base.
SPESIFIKASI TEKNIS 11
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik atau garis diatas
lapisan pasir alas.
Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang
dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing
diujung benang tersebut.
Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir
alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak
celah atau naat dengan spasi 2 - 3 mm untuk pengisian pasir halus.
Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang
sudah terpasang.
Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan
paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar
16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan
hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan
paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan.
Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal
tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint
akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama
ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (pasir
yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir
pengisi celah atau naat block, dan masing - masing putaran dilakukan paling
sedikit 2 lintasan.
f. Hasil akhir
Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat,
(pecah atau patah terbagi).
Alur – alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
Siar terisi penuh dengan pasir halus atau mortar.
Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal
2%.
Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
6.1 Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc)
dan agregat (pasir dan kerikil atau batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan umur beton tersebut.
Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :
Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS 13
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars
for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade
40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS 14
Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan
diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.
6.3.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau
batu pecah.
6.3.4 P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung bahan–bahan organik.
Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
6.3.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat
kering.
Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat - zat yang
reaktif alkali.
Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
6.4 S e m e n
6.4.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang Gresik dan
mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
6.4.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
6.4.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 15
Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen ditempat penyimpanan.
6.4.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan
semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V).
SPESIFIKASI TEKNIS 16
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan
baja jaring ( wire mesh).
Untuk Plat Lantai digunakan Floor Deck dengan ketebalan 0,75 mm sesuai
dengan gambar rencana
6.7.2 Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau
pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau
SNI.Merk besi yang digunakan Krakatau Steel, Birawa Steel dan Hanil Jaya
Steel
6.7.3 Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya
hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak
semua besi tersebut.
6.7.4 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian - bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar
kerja atau menurut aturan beton terbaru.
6.7.5 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
6.7.6 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.
6.7.7 Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang
diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi
Teknis.
6.7.8 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6.7.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI
yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera
atau disyaratkan dalam gambar rencana.
SPESIFIKASI TEKNIS 17
6.7.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap
semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
6.7.11 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku.
6.7.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi
beton.
6.7.13 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat
mengikat besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan
besi harus diikat kuat dan rapi dengan kawat beton.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
6.7.14 Jaminan Mutu
a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan
dalam Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan
adalah kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang
beton dan Dinding beton dengan finishing expose.
b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi
yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 18
6.8.2 Konstruksi
Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan
pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.
Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran
minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi
cetakan atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
6.8.3 Pelapis Cetakan
Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam
cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan
yang disetujui Direksi.
Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai
sebagai pelapis cetakan.
SPESIFIKASI TEKNIS 19
Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos
Standar Inch Agregat Halus Pilihan Agregat
(mm) (in) Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
Jenis adukan Beton :
Catatan : pc = portland cement m3
ps = pasir (bahan pengisi halus) m3
krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3
6.9.2 Kekuatan beton
kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 24 Mpa atau K275
6.9.3 Pengadukan beton
Pencampuran bahan - bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan - bahan penyusun berdasarkan rancangan
campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di
lapangan, pencampuran bahan - bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk
mendapatkan formula rancangan sesuai rencana (membuat Job Mix Formula).
Secara umum pengadukan beton dengan mesin (batching plant) harus
disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton
yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau
menurut petunjuk direksi. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran
beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan
dengan jarak pengangkutan.
6.9.4 Beton Dekking
SPESIFIKASI TEKNIS 20
Beton dekking atau ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum
pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm
atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya.
Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air.
Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2
dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan
ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.
Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih
tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang
sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping
dan bawah balok sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.
6.9.5 Adukan Beton “Ready Mix”
Bila dipakai adukan beton “ready mix” maka nama dan alamat supplier-nya
harus mendapat persetujuan direksi.
Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut
memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas
kedatangan setiap delivery.
Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor
untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya
diragukan direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut
dan semua kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan
kontraktor.
6.9.6 Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan
kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.
SPESIFIKASI TEKNIS 21
Tidak boleh satupun nilai rata - rata dari empat buah percobaan kubus coba
berturut - turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya
antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut
- turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.
SPESIFIKASI TEKNIS 22
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus
dibuatkan jendela - jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
6.11 Toleransi-toleransi
6.11.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing - masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan
+ 0,5 cm.
6.11.2 Toleransi pada beton cetakan halus.
Toleransi terhadap posisi untuk masing - masing bagian konstruksi adalah 0,6
cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan
+0,4 cm.
6.11.3 Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
6.11.4 Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
SPESIFIKASI TEKNIS 23
6.14 Perbaikan Permukaan Beton
6.14.1 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara
grouting setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat
persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau
Pengawas.
6.14.2 Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas
beban biaya kontraktor.
6.14.3 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah
atau retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.
Pasal 7
PEMBESIAN
7.1 Pembesian
7.1.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya
pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
SPESIFIKASI TEKNIS 24
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
7.1.2 Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus
baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
SPESIFIKASI TEKNIS 25
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
7.1.3 Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
7.1.4 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PBI 1971 atau A.C.I. 315.
7.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas
tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.
SPESIFIKASI TEKNIS 26
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-
blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang
harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
SPESIFIKASI TEKNIS 27
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm :
± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan
di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam
tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100º
C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam
jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
SPESIFIKASI TEKNIS 28
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran
dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai
yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu
ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton
harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
7.2.3 Pemasangan Wire Mesh
SPESIFIKASI TEKNIS 29
Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan
untuk mencegah lewatan yan menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
7.2.4 Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.2.5 Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
Pasal 8
PEKERJAAN PELAT LANTAI FLOORDECK
SPESIFIKASI TEKNIS 30
a. Lembaran Floordeck diletakkan diatas balok-balok pemikul (beam), baik diatas
konstruksi beton maupun konstruksi baja, kemudian segera dimatikan/ dipakukan
atau di las.
b. Hal ini bertujuan untuk menghindari dari pergeseran peletakan lembaran
Floordeckpada kedudukannya.
c. Cara peletakan Floordeckminimum 5 cm dari bibir balok pemikul. Untuk
sambungan arah memanjang, jarak peletakan Floordecksatu dengan yang lainnya
diusahakan seminimal mungkin.
d. Usahakan peletakan lembaran Floordeckbias menutup dua atau 3 batangan balok
pemikul, agar lebih praktis dan menghemat waktu baik dalam pemasangan
maupun dalam pengangkutan.
e. Lembaran Floordeck pada waktu beton masih basah berfungsi sebagai begesting
dan merupakan lantai kerja paling aman bagi pekerja lainnya. Tapi hindarkan
terjadinya pemusatan beban diatas lembaran Floordeck yang belum berfungsi
tersebut.
f. Disarankan untuk menggunakan balok kayu untuk lintasan jalan bagi para pekerja.
Pasal 9
PEKERJAAN RANGKA ATAP
SPESIFIKASI TEKNIS 31
i. Semua material Baja Ringan memiliki IMBUS dan sudah terdaftar serta memiliki
merk dagang.
j. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.
k. Profil harus mempunyai sertifikat ISO no 90012008 dan SNI no 04096-2007
l. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan contoh serta
garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.
m. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
n. Type screw atau mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
o. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium, perhitungan struktur
dan surat garansi.
p. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi.
Pasal 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
SPESIFIKASI TEKNIS 32
c. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan
yang baru.
10.2 Standard :
Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air memenuhi
peraturan yang berlaku.
SPESIFIKASI TEKNIS 33
Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok
bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi .
Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1
pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps
dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.
Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
11.1 Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan atau sebagian tembok dikerjakan.
11.2 Bahan – bahan kusen meliputi :
Kayu Bangkirai
Daun pintu kayu Bangkirai
11.3 Bahan - bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
Bebas dari cacat dan mata kayu,
Lurus dan tidak lapuk,
Kering dan kuat,
Tidak bergetah,
Alur atau urat - urat kayu rapi.
Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu yang akan
digunakan sudah melalui tes yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan
lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.
SPESIFIKASI TEKNIS 34
11.4 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil
yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku
pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
Kusen : 5 / 14 cm.
Daun pintu : 3.5/9.5 cm.
Daun jendela : 2.5/7,5 cm.
Kusen Dan Daun Pintu PVC denga produk TIDY PVC DOOR J 017 Glossy White
Frosted 71 x 195 L ( Ukuran kusen, Lebar : 71 cm, Tinggi : 195.5 cm dan Tebal : 8
cm, Ukuran Daun Pintu, Lebar : 62,5 cm, Tinggi : 187 cm dan Tebal : 4 cm) ,komplit
dengan Asesorisnya seperti : Engsel Pintu, Kunci
11.5 Pelaksanaan
11.5.1 Type - type dari pintu dan jendela.
Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
11.5.2 Kunci dan Penggantung ( Dekson kecuali disebutkan lain dalam gambar
maupaun RAB ) diuraikan sebagai berikut :
1. Lokset MTS IL 8485 SSS
2. Handle LHTR 0016 SSS
3. Kunci Bulat KCBL 8587 BK SSS
4. Engsel Pintu 4” 4x3x3, 2 BB ES/EL
5. Engsel Jendela 3” 3x2 BB
6. Engsel Casment type FS HD S 250 10”
7. Grendel Jendela Rabuncis Type CHW 4 LHNH
8. Spring Kenip CWH 103 Z, SN
9. Espagnoilet Tanam Type FB 040 8” + 12 SS
10. Door Closer 300 Hold Open
Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong
harus mengajukan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun
pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Engsel - engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu teakwood dan 3 buah
untuk pintu panil atau diperhitungkan agar masing - masing engsel memikul
beban tidak lebih dari 20 kg.
11.6 Pemasangan Kusen
SPESIFIKASI TEKNIS 35
Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut
dan diamplas halus.
Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm
tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3
kr.
Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai
fischer dengan sekrup kuningan.
Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada
dinding dan lantai harus dimenie.
Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturan-
benturan benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh Pemborong
dengan biaya sendiri.
Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain,
maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.
Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan
pengunci.
11.7 Hasil Akhir Yang Dikehendaki
Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
a. Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
b. Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
c. Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
d. Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
e. Penyelesaian bersih dan merata.
SPESIFIKASI TEKNIS 36
Pasal 12
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
12.1 Standard
a. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
b. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
c. Pengujian
Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium
dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban
pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS 37
b. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan kemudian (atas
persetujuan direksi) dengan ukuran 40 x 40 cm untuk lantai dan dinding
sedangkan untuk tangga dan selasar menggunakan ukuran 40 x 40 anti slip,
lantai kamar mandi menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip kualitas klas I dan
atas persetujuan Direksi.
c. Pasangan plin keramik memakai keramik dengan ukuran 10 x 40 cm kualitas I.
d. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan ukuran 20 x
25 cm kualitas I, ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 38
c. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
d. Lantai harus bersih dari sisa – sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.
e. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan
baik.
Pasal 13
PEKERJAAN STYLE BALI
SPESIFIKASI TEKNIS 39
Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
14.1 Listrik
Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah mendapatkan SLO
(Sertifikat Layak Operasi) dari PLN.
14.1.1 Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa
PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem inbow/tanam atau OB /
luar sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan lain dalam gambar, kabel
yang digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY 3 x 2,5 mm², NYM 3 x
2,5 mm2 dengan merk Supreme dan kabel tersebut sudah LMK atau
persetujuan PLN dengan sistem semua kabel – kabel masuk dalam pipa.
Khusus pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang
sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan
hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting Broco atau
produksi dalam negeri.
14.1.2 Pemasangan Titik Stop Kontak
Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, Kecuali disebutkan lain dalam
gambar kabel - kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3
x 2,5 mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan
ada pemasangan inbow atau tanam dan OB atau luar. Khusus untuk
pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak.
Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan. Stop kontak yang
digunakan adalah “Clipsal, Panasonic, Schneider”, sedangkan untuk stop
kontak lantai digunakan “ Panasonic, Schneider , Legrand “
14.1.3 Pemasangan Sekering atau Panel
Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB digunakan
“Schneider, ABB “ sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM,
NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban atau watt yang
diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah
persetujuan PLN.
SPESIFIKASI TEKNIS 40
Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya
diusahakan pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari
kelembaban hujan.
14.2 Lampu
Semua lampu dan Armatur yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas :
1. Lampu Essential LED Tube 600 mm 10W/865 T8 AP I G, Philips (RMI Premium
SAKA Powder Coating 2 x 10 W Fitting BJB)
2. Lampu Essential LED Tube 1200 mm 16W/865 T8 AP I G, Philips (RMI
Premium SAKA Powder Coating 2 x 16 W Fitting BJB)
3. Lampu Essential LED 600 mm 10W/865 T8 AP I G, Philips (Balk V Shape
SAKA Powder Coating 2 x 10 Fitting BJB)
4. Lampu Essential LED 1200 mm 16W/865 T8 AP I G, Philips (Balk V Shape
SAKA Powder Coating 2 x 16 Fitting BJB)
5. Lampu Down Light LED Bulb 13 W E27 6500 K, Philips (Armatur 2 Kaki
SAKA ) dia 150 mm
6. Lampu Down Light LED Bulb 9 W E27 6500 K, Philips (Armatur 2 Kaki SAKA)
dia 100 mm
14.3. Celling Exhaust Fan yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas Panasonic
dengan Type Kap 100.
14.4. AC Standar dengan Type Wall Mounted yang digunakan terbuat dari bahan kualitas
Daikin sesuai dengan gambar rencana
Pasal 15
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
15.1 Umum
Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir type konvensional. Detail
pemasangan penangkal petir adalah sesuai dengan gambar rencana.
15.2 Instalasi
15.2.1 Kabel BC 50 mm2 horisontal maupun vertikal, menghubungkan lighting rod
dengan grounding rod dipasang sedemikian rupa dan di klem setiap jarak
SPESIFIKASI TEKNIS 41
30cm. Sambungan kepala kabel harus menggunakan Schoen. Pemasangan
klem kabel tidak boleh mengganggu aspek estetika gedung.
15.2.2 Kabel yang dapat terjangkau oleh manusia harus dipasang dalam pipa PVC
sehingga terlindung sedemikian rupa, dan pipa tersebut harus diklem ke
kontruksi.
15.2.3 Grounding rod berupa pipa GIP didalamnya BC dan dilas, sedangkan
kedalaman Grounding Rod adalah mencapai permukaan air tanah. Grounding
Rod ini tidak boleh dihubungkan dengan instalasi pentanahan dari instalasi
lain.
15.2.4 Grounding resistance maksimal yang diperkenankan adalah 5 Ohm, diukur
setelah tidak hujan selama dua hari.
15.3 Produk
15.3.1 Bahan
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Bahan/peralatan Merk/pembuat
15.4 Blackzem
Kepala penangkal petir dipasang sedemikian rupa disangga oleh pipa galvanis (GIP)
di atas atap, sehingga tidak dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu
hujan
SPESIFIKASI TEKNIS 42
kepada Pemilik bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Kontraktor wajib memeberikan garansi pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun
Pasal 16
PEKERJAAN PLAFOND
16.1 Bahan
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan plafon termasuk rangka, penutup plafond, jointing compound,
shadowline dan list plafon, dilakukan meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka plafond digunakan Hollow 40 x 40 x 0,4 mm (anti karat
galvalume).
2. Penutup plafond dalam ruangan digunakan Gypsum ukuran 120 x 240 cm
tebal 9 mm Jayaboard, Gyproc dan Knauf.
3. Penutup plafond untuk KM/WC digunakan Fiber Cement Ceiling Board
Square Cut ukuran 1220 x 2440 mm tebal 4 mm
4. Penutup plafon untuk selasar dan overstak atap digunakan Kayu Semen ukuran
10 x 200 x 3000 mm Shera Splendid Plank Modern Stagger – Smooth Texture-
Golden Teax Brown
5. Garis plafon yang berhubungan dengan dinding dalam ruangan digunakan
Shadowline
6. List plafon yang berhubungan dengan selasar dan overstak digunakan List
Kayu Semen ukuran 8 x 75 x 3000 mm Shera Strip Smooth Texture : Square-
cut Edge.
7. Sambungan penutup plafon diginanak Plastering Accessories dan Jointing
Compound Jayaboard.
8.Penggantung drat (Metal Furing), besi dengan jarak 1mx40cm
9.Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 43
16.2 Pelaksanaan
a. Rangka plafon hollow dengan jarak 40 x 60 cm.
b. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda - kuda di
atasnya.
c. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan alat
penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
d. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan
Direksi.
Pasal 17
PEKERJAAN LISTPLANK
Pasal 18
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
SPESIFIKASI TEKNIS 44
Buatkan kepala atau kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal
pada jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 0,75 mm.
Pekerjaan plesteran menggunakan semen instan MU-301 dipasang
pada bangunan untuk dinding dan beton
Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala
plesteran kering, minimal telah berumur 24 jam.
Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan
kemiringan ke arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa
lancar.
Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering
terlalu cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi
dengan air serta melindungi dari sinar matahari langsung.
Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7
hari.
18.2 Pekerjaan Acian
18.2.1 Bahan
Bahan – bahan seperti semen instang MU-200 dan air adukan
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
18.2.2 Pelaksanaan.
Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran atau beton berumur 7 hari.
Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
Lakukan pembasahan atau penyiraman dengan air terhadap plesteran
atau beton atau bidang yang akan diaci.
Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.
Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan
dan menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7
hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.
Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi atau
Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan atau plamiran baru dapat
dilaksanakan.
SPESIFIKASI TEKNIS 45
Pasal 19
PEKERJAAN WATER PROFING
19.1 Bahan
Waterprofing : Sika.
19.2 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC dan talang beton, atau
ditunjuk lain pada gambar rencana.
19.3 Pelaksanaan
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang
akan di water profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah
atau keropos atau pori yang dapat mengganggu penutupan water
proofing.
Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain
– lain telah selesai dikerjakan.
Bidang yang di-water profing harus bersih dari debu dan kotoran lain
yang dapat mengurangi daya rekat water profing.
Lakukan cement base secara merata.
Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah
secara merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara
menyilang dengan arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis
kedua kering lakukan aplikasi lapis ketiga dengan merata secara
menyilang dari lapis ketiga.
Lakukan tes water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak
talang baru bisa dilanjutkan, sedangkan untuk KM/WC pasangan
keramik lantai baru bisa dilaksanakan.
Permukaan beton yang akan di waterprofing harus bersih dari segala
kotoran seperti debu, minyak, spesi dan lainnya. Campurkan bahan
adonan waterprofing ( liquid + powder ) dengan perbandingan dalam
berat (1 : 2.6) diaduk sampai merata. Lapisan pertama permukaan
beton di coating atau aplikasikan dengan sikat bulu plastik sampai
merata di permukaan beton. Setelah kering, dilanjutkan dengan coating
tahap kedua, coating tahap ketiga dilaksanakan setelah tahap kedua
SPESIFIKASI TEKNIS 46
kering.Aplikasi pertama kearah horisontal dan aplikasi kedua ke arah
vertikal. Hasil yang diharapkan, permukaan beton tidak bocor. Jika
setelah permukaan beton di-waterprofing masih terjadi kebocoran,
maka pemborong wajib mengulang kembali pekerjaan coating sampai
beton tidak bocor lagi.
Pasal 20
PEKERJAAN PENGECATAN
20.1 Bahan
1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas Dulux
Watershield dan Alkali Exterior, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Direksi.
2. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan kualitas
Dulux dan Alkali Interior.
3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar
cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Politur Mowilex digunakan untuk polituran pada Kayu Semen dan untuk Kusen,
daun pintu panil dan Daun Jendela digunan Polituran Ultran.
20.2 Pelaksanaan
1. Tembok atau Plafond
a. Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam
keadaan kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
b. Setelah tembok benar - benar bersih dan diamplas halus oleskan Alkali
keseluruh permukaan tembok atau plafond dan dilanjutkan dengan
lapisan cat pertama.
c. Lapisan kedua dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul - betul
kering ( jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis kedua sebelum
lapisan pertama betul - betul kering, karena akan berakibat kegagalan
pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh kuas atau roll).
2. Cat Kayu atau Besi
a. Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di cat telah
bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.
SPESIFIKASI TEKNIS 47
b. Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Emcolux untuk Kayu dan
Cat Besi Viglass untuk Besi
c. Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
d. Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
e. Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar -
benar kering.
3. Pekerjaan Politur Ultran
a. Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan
rata dengan amplas dan harus benar - benar bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis
sebanyak tiga kali, dimana bahan polituran ultran sebagai berikut :
a) Wood Filler
b) Sending Seller
c) Wood Stain (Warna)
d) Clear (Glass Dop)
Pasal 21
PEKERJAAN SANITAIR
SPESIFIKASI TEKNIS 48
e. Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara - cara
pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam A.V, peraturan
pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.
f. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang - kurangnya 6
(enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang
bersangkutan.
g. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan
dipadatkan sampai rata tanah semula.
h. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana
pelaksanaan yang diperlukan.
i.. Pipa - pipa air bersih :
Pipa PVC AW “ Wavin, Rucika, Maspion “ ukuran dan dimensi sesuai dengan
gambar rencana
Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
disetujui.
Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC adalah sebagai berikut:
Diameter dalam pipa Tebal dinding minimum
50 mm & 75 1,6 mm
100 mm & 125 mm 2,0 mm
150 mm 2,5 mm
200 mm 3,1 mm
Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard
produk pipa dan mendapat persetujuan Direksi .
Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat
khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.
SPESIFIKASI TEKNIS 49
Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran lainnya
harus dibersihkan dari closet.
Pasangan Wastafel TOTO
Wastafel yang dipakai adalah TOTO type L 521 V 1A (Komplit dengan
Acesorisnya) mendapat persetujuan dari Direksi. Wastafel harus terpasang
kokoh dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran lainnya
harus dibersihkan dari wastafel.
Pasangan Wastafel Batu Alam, pada penataan halaman sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pasangan Floor Drain
Floor drain stainless uk. 3” type TX BN kualitas TOTO dengan lubang 3”
lengkap dengan siphon dan tutup berengsel. Sebelum dipasang floor drain
harus ditunjukkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantainya harus dilubangi
dengan rapi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain.
Hubungan saringan metal dengan beton atau lantai, menggunakan perekat
beton kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan lem khusus untuk itu
setebal 5 mm.
Floor drain terpasang rapi pada tempatnya dan bersih dari noda – nodaatau
kotoran – kotoran.
Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup tekanan rendah
yang disetujui Direksi atau Owner.
Untuk kran kamar mandi stainless San-ei atau Onda dengan bentuk atau type
sesuai petunjuk Direksi.
Untuk kran pada paintry stainless digunakan TOTO dengan type TX 603 KM
Untuk Shower Spray stainless digunakan TOTO dengan Type TX 474 SRR
REIR Single Lever.
Kran – kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan tidak terjadi
kebocoran – kebocoran serta penempatannya sesuai dengan gambar kerja.
Tangki Air Stainles yang digunakan COVINA Ukuran dan dimensi
disesuaikan dengan BOQ dan Gambar Rencana
SPESIFIKASI TEKNIS 50
Grountang ( Tangki air tanam) dari Fiberglass produksi “ Samsam Tung “
dimensi dan ukuran sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan
direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 51
Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar pipa air
bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar (ekterior)
gedung dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum manometer, dan
apabila selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan
berhasil dan dapat diterima.
Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam
pipa dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila pada jalur pipa
yang diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat
memasang kran pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek.
Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat
dituup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat dilakukan.
Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam keadaan
tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih
(portable) yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari
ujung pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran - saluran drainage,
secara berangsur - angsur segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa
dibersihkan.
PASAL 22
PEKERJAAN INSTALASI AC
22.1 Standard
1. Air Conditioning (AC) yang digunakan Type AC Split adalah dengan Daikin atau
Toshiba atau Mitsubishi yang memiliki garansi resmi dari Pabrik/ Supplier dan
dilengkapi dengan brousur.
2. Pemasangan dan jenis PK yang digunakan sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 52
3. Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan material, pemasangan atau pengetesan dan
pemeliharaan terkait dengan pekerjaan Air Conditioning (AC).
PASAL 23
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
PASAL 24
KEAMANAN PROYEK
SPESIFIKASI TEKNIS 53
24.3 Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
kontraktor harus menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempat
– tempat yang stategis dan mudah dicapai.
24.4 Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak –pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi yang di setujui oleh
pemberi tugas. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK
sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
24.5 Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak diperkenankan antara
lain :
1. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
2. Memasak ditempat pekerjaan.
3. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
4. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.
Pasal 25
PENUTUP
25.1 Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai
100%, gudang bahan, direksikeet dan semua sampah, bahan – bahan yang tidak
berguna harus dibersihkan.
25.2 Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh
Pemborong dengan klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukkan nilainya
dalam penawaran.
25.3 Apabila pada uraian dan syarat – syarat pekerjaan atau hal – hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut
harus dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal – hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong.