Nama
Pekerjaan
Lokasi
Pekerjaan
Uraian
Proyek
Pekerjaan
Persiapan
Ukuran
Mulai
Pekerjaan
dan Serah
Terima Area
Kerja
Rencana
Kerja
1. Untuk
memulai
pelaksanaan
pekerjaan,
Kontraktor memperoleh Surat perintah Mulai
Kerja (SPMK) dan penyerahan areal pekerjaan
dari Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Kontraktor wajib mengkoordinasikan kepada
pemerintah setempat dan masyarakat tentang
rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
terhitung dari tanggal penunjukan/penetapan
pemenang pelelangan Kontraktor harus sudah
menyerahkan program/rencana kerja terperinci
termasuk metode pelaksanaan yang akan
diaplikasikan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan
data personil yang akan ditugaskan.
2. Time Schedule secara detail yang dilengkapi
3
dengan :
-
Dilengkapi
pekerjaan.
dengan
rencana
kemajuan
Laporan
Kemajuan
Pekerjaan
(Bulanan)
Laporan
Kemajuan
Pekerjaan
(Harian)
Jam Kerja
yang
Bahan/Mater
ial
Bangunan
untuk
Pelaksanaan
Pekerjaan
Peralatan
Kerja
Kontraktor
Pemeriksaan
material
oleh
Direksi
didasarkan pada syarat-syarat bahan pada
Spesifikasi Teknis ini.
peralatan
menjadi
4. Kontraktor
wajib
menyediakan
tambahan
peralatan jika peralatan yang ada dinilai tidak
mencukupi.
5. Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor sendiri.
Pemeriksaan 15 1. Kontraktor wajib meminta persetujuan Direksi
Pekerjaan
untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
pekerjaan tahaoan selanjutnya.
2. Direksi berhak
sewaktu-waktu
sebelumnya.
3. Hasil pemeriksaan ditulis pada laporan hasil
pemeriksaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak yang memeriksa.
Pembayaran
atau
Pekerjaan
Tambahan
20 1. Kontraktor
harus
membuat
papan
nama
pekerjaan ukuran 0.8 x 1.2 m dengan bentuk dan
format tulisan standar dipasang ditepi jalan atau
7
Konstruksi kayu
1.1 Spesifikasi
teknis
ini
berisi
syarat-syarat
pelaksanaan masing-masing jenis pekerjaan
yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
direncanakan dari segi bentuk, kuantitas dan
kualitas pekerjaan.
1.2 Pelaksanaan pekerjaan ini harus menggunakan
tata kerja dan mengikuti ketentuan-ketentuan
dari spesifikasi teknis yang telah ditetapkan,
sehingga sasaran/tujuan pembangunan dapat
dicapai
1.3 Jenis-jenis pekerjaan yang mengikat adalah yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
pekerjaan, sedang bila pada spesifikasi teknis ini
ada yang belum diberikan spesifikasi teknisnya
akan diberikan pada waktu aanwijzing.
Pekerjaan
Persiapan
pelaksana
pekerjaan
harus
membersihkan
lapangan pekerjaan dari segala macam tumbuhtumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat
disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
2.3 Ruang Kerja, Gudang dan Los Kerja
Pelaksana pekerjaan sebaiknya menyiapkan
ruang/kantor kerja, gudang dan los kerja yang
pantas di tempat pekerjaan, lengkap dengan
kunci dan perabotan yang diperlukan.
Dinding dan lantai gudang tidak lembab,
memenuhi syarat-syarat tehnis dan keamanan.
I. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan
Tanah
3.1 Umum
a. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan
tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat
pengangkutan
dan
piranti
lain
yang
diperlukan untuk pekerjaan tanah.
b. Semua penggalian, pengurugan dan cara
pengurugan harus sesuai dengan syaratsyarat.
3.2 Pembersihan Lapangan
a. Sebelum pelaksana pekerjaan mulai dengan
pekerjaan penggalian, penempatan bahan
urugan atau penimbunan bahan, semua
bagian lapangan yang akan dikerjakan atau
ditempati, harus dibersihkan dari semua
tumbuh-tumbuhan
dan
sampah
yang
kemudian dibuang ke tempat yang aman.
b. Semua pohon-pohon dan semak-semak yang
direncanakan tetap berada ditempatnya harus
dihindari dari kerusakan. Hasil pembersihan
harus dipindahkan dari lapangan pekerjaan.
3.3 Penggalian
A. Umum
a. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian
yang lebih tinggi dari elevasi tanah yang
direncanakan untuk pondasi gedung, pondasi
reservoir, parit pipa dan saluran drainase.
Hasil-hasil galian diangkut ke tempat-tempat
dimana diperlukan pengurugan atau ke
tempat
lain
yang
aman
dan
tidak
mengganggu.
11
lebih
dalam
sampai
kedalaman
yang
ditentukan. Setelah galian selesai, permukaan
tanah harus diratakan, dibasahi seperlunya
dan dipadatkan dengan baik.
C. Penggalian tanah untuk pondasi
a. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan
lebar lantai kerja pondasi, dan penampang
lereng disebelah kiri-kanan galian dimiringkan
keluar arah pondasi dengan sudut kemiringan
yang aman sehingga tidak menimbulkan
keruntuhan, atau seperti yang terlihat pada
gambar.
14
kemudian
1.1 Umum
a. Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan
pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan ini yang didasari dalam
Peraturan Beton 1971 (PBI 1971) dan harus
melaksanakan
pekerjaannya
dengan
ketepatannya dan kesesuaian yang tinggi
menurut RKS, gambar kerja dan instruksiinstruksi oleh pengawas/pendamping.
b. Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai
dengan persyaratan yang ada pada gambargambar rencana harus dibongkar dan diganti.
c. Semua material harus baru dengan kualitas
yang terbaik dari yang ditentukan.
1.2 Bahan
A. Portland Cement (PC)
Semua merk PC yang digunakan harus
Portland Cement merk Standard, yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan
memenuhi persyaratan Portland Cement klas
I-2475 (PBI-1971 NI-2). Seluruh pekerjaan
sebaiknya menggunakan satu merk PC. PC
15
halus
diangkat
dan
C. Campuran Beton
a. Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan
pembantu (admixture) bila diperlukan, pasir,
koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus
memenuhi
syarat
yang
ditentukan.
Perbandingan campuran beton rencana untuk
berbagai jenis pekerjaan beton/kuat tekan
beton harus ditentukan sesuai gambar yang
ada. Apabila campuran beton rencana sudah
ditentukan
perbandingannya
(misal:
1pc:2ps:3krl), maka percobaan kubus beton
dan uji kubus beton tidak perlu dilakukan.
b. Di dalam membuat campuran beton, jumlah
semen dan agregat akan diukur menurut
berat, kecuali dalam beberapa hal khusus,
pengukuran material dengan volume, akan
dipakai untuk bangunanbangunan struktur
yang kecil.
c. Semua volume dan berat agregat, semen, dan
air harus ditakar dengan seksama. Bilamana
proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak
dilaksanakan, maka konstruksi beton yang
sudah dicor dapat diperintahkan untuk segera
16
disingkirkan.
D. Testing Beton dan Peralatannya
Pelaksana
pekerjaan
harus
membuat,
merawat dan mengadakan test-test kubus
beton pada laboratorium beton yang disetujui
Direksi atas biaya sendiri untuk mencapai
kekuatan tekan beton sesuai dengan yang
disyaratkan,
pada
beton
yang
belum
ditentukan proporsi campurannya. Untuk
beton yang telah ditentukan campurannya
test-test kubus beton tidak perlu dilakukan.
Kesesuaian
campuran
yang
harus
mendapatkan pengecekan. Test yang harus
dilakukan adalah pada waktu kubus beton
berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton
yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda
uji terdiri dari 2 buah yaitu untuk 7 hari dan
28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal
pembuatan dan dari bagian mana beton
diambil. Jika digunakan beton ready-mix,
maka dari tiap truck dibuat 2 benda uji untuk
test 7 hari dan 28 hari.
E. Persiapan Pengecoran Beton
E.1.Umum
Sebelum pekerjaan beton dimulai,
sebelumnya pelaksana pekerjaan
membuat laporan tertulis kepada
maka
harus
Jumlah tenaga
lapangan
kerja
yang
ada
di
17
22
J. Perlindungan
Beton
Cuaca
dan
Perawatan
2.1 Umum
Pelaksana
pekerjaan
harus
menyiapkan,
membengkokkan dan memasang pembesian
sesuai dengan apa yang tercantum di dalam
gambar dan apa yang dijelaskan di dalam
spesifikasi.
Dalam
pekerjaan
pembesian
termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki
ayam untuk penyanggah, beton dekking dan
segala hal yang perlu serta juga menghasilkan
beton sesuai dengan ketentuan.
Pelaksana
pekerjaan
bertanggung
jawab
sepenuhnya akan ketelitian ukuran, pada waktu
pemasangan pembesian.
2.2 Mutu Baja Tulangan
Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos
atau besi beton ulir. Besi beton polos yang
dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh
2.400 kg/cm2 dan tertera di dalam gambar
dengan kode (U.24).
Besi beton ulir (High Strength Steel) yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 3.200
kg/cm2 dan tertera di dalam gambar dengan
kode (U.32). Besi beton yang tersebut diatas
haruslah memenuhi syarat PBI-1971-NI2.
Pelaksana pekerjaan harus bisa membuktikan
dan melaporkan bahwa besi beton yang dipakai
termasuk jenis mutu baja yang direncanakan.
Jika
nanti
terdapat
kesalahan/kekeliruan
mengenai jenis besi beton yang dipergunakan,
maka pelaksana pekerjaan harus bertanggung
jawab atas segalanya dan mengganti semua
26
3.1 Umum
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir
yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas
seperti
yang
ditunjukkan
dalam
gambar
konstruksi
3.2 Bahan
Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru,
dikeringkan secara baik dan bebas dari mata
kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat
dan sejenis lainnya, bila bekisting yang sama
akan diguankan lagi, harus menghasilkan
permukaan yang serupa.
Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari
bahan yang kuat. diperbolehkan dipakai untuk
tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi
harus sekualitas dengan kayu dolken.
Untuk
bahan-bahan
yang
kurang/tidak
memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan harus
dipindahkan dari lokasi pekerjaan.
3.3 Pembuatan bekisting
a. Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan
cukup kaku dan tidak berpindahan tempat
atau melendut. Permukaan bekisting harus
halus
dan
rata,
tidak
boleh
ada
lekukan/lubang-lubang.
b. Tiang penyangga
Penyangga baik yang vertikal/miring harus
dibuat sebaik mungkin untuk memberikan
28
penunjang
yang
dibutuhkan
tanpa
menimbukan perpindahan tempat, kerusakan
dan overstress pada beberapa bagian
konstruksi.
Struktur
dari
tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian
rupa
sehingga
konstruksi
bekisting benarbenar kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dari beban-beban
lain
yang
berada
diatasnya
selama
pelaksanaan, bila perlu pelaksana pekerjaan
membuat perhitungan besar lendutan dan
kekuatan dari bekisting tersebut.
c. Khusus untuk bekisting kolom, balok-balok
tinggi dan dinding pada tepi bawahnya harus
dibuatkan bukaan pada dua sisi untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin
terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut.
d. Penanaman pipa dan lain-lain.
Pipa, saluran dan lainnya, serta perlengkapan
lain untuk membuat lubang, saluran dan lainlain harus dipasang kokoh dalam bekisting.
3.4 Pemeriksaan bekisting
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah
disiapkan untuk pengecoran beton, harus
diperiksa dahulu, beton tidak boleh dicor
sebelum bekisting memenuhi syarat. Untuk
menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan.
3.5 Pembongkaran bekisting
a. Bekisting
harus
dibongkar
tanpa
ada
kerusakan pada beton. Pembongkaran harus
dilakukan dengan hati-hati.
b. Saat Pembongkaran Bekisting
Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum
beton mencapai suatu kekuatan kubus
sekurang-kurangnya cukup untuk memikul 2 x
beban sendiri. Atau tidak boleh dibongkar
sebelum umur beton mencapai paling tidak
14
hari.
Pelaksana
pekerjaan
harus
memberitahu bilamana bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang
29
4.1 Umum
a. Pekerjaan yang diperlukan dalam pasal ini
meliputi bahan, perlengkapan dan peralatan
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
semua sambungan delatasi sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan
dalam persyaratan ini.
b. Semua sambungan delatasi yang terendam
dalam air harus terdiri dari paling tidak
waterstop.
4.2 Waterstop
a. Bahan dan Pabrik
Bahan harus diperoleh dari suatu elastometric
polyvinylchloride compound atau bahan yang
memiliki
sifat
ekivalen.
Dilarang
menggunakan bahan asal yang tercecer
(sweeping).
Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan
laporan pengujian terakhir dan sertifikat
waterstop yang menerangkan bahwa barangbarang yang akan dikirim ke tempat
pekerjaan memenuhi ketentuan standar yang
berlaku di Indonesia.
b. Contoh dan Pembuatan di Lapangan
Bagian dan sambungan yang dibuat di
lapangan harus sesuai dengan petunjuk
pabrik waterstop.
4.3 Pengangkeran Waterstop
a. Cara yang memadai harus dilakukan untuk
pengangkeran waterstop
dan pengisian
sambungan dalam beton. Cara pemasangan
waterstop dalam cetakan harus dilakukan
sedemikian rupa, sehingga waterstop jangan
sampai terlipat oleh beton pada waktu
pengecoran.
1.1 Bahan
a. Batu kali/belah
30
secukupnya.
f. Dilarang memakai adukan yang sudah mulai
mengeras atau membubuhkannya kembali
untuk dipakai lagi.
1.3 Syarat Pemasangan Batu Kali
a. Pekerjaan-pekerjaan pasangan hendaknya
diselesaikan sesuai dengan bentuk serta
ukuran seperti yang dicantumkan pada
gambar-gambar. Apabila setelah pekerjaan
pasangan diselesaikan ternyata tidak sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar, maka pasangan
tersebut dapat dibongkar dan diganti oleh
pelaksana pekerjaan.
b. Jika ada masalah-masalah lapangan yang
tidak sesuai dengan gambar bestek atau
syarat-syarat bestek, pelaksana pekerjaan
harus
melapor
terlebih
dahulu
pada
Pengawas. Tidak boleh diatasi sendiri tanpa
persetujuan Pengawas.
c. Variasi (perubahan) kedalaman pondasi, dapat
diterima jika ternyata keadaan pada suatu
tempat pekerjaan berbeda dengan keadaan
yang diharapkan semula, dan tambahan atau
pengurangan biayanya akan diperhitngkan
sebagai pekerajaan tambahan/kurang.
d. Batu-batu yang bulat akan diperbolehkan
hanya
dalam
jumlah
terbatas
yang
dikombinasikan
dengan
yang
bersudut
(angular) dan tidak boleh dipakai untuk
tembok-tembok yang tebalnya kurang dari 40
cm.
e. Pasangan pondasi batu kali harus disusun
dengan baik dan saling mengunci.
f. Penempatan batu-batu harus sedemikian rupa
untuk menghindari rongga-rongga yang
terlalu banyak diantara batu-batu tersebut.
g. Pemasangan batu dilakukan satu demi satu
dan tiap-tiap susunan batu harus mempunyai
antara dan tidak boleh bersinggungan, agar
spesi dapat masuk pada celah-celah batu dan
dapat membungkus setiap batu pasangan
32
dengan baik.
h. Batu-batu itu harus ditempatkan sedemikian
rupa
sehingga
mortar
betul-betul
mengadakan kontak sempurna dengan mortar
dalam semua sambungan.
i. Ukuran spesie dan dimensi tidak boleh
dirubah,
kecuali atas
perintah
Direksi
Pengawas. Jika terbukti ukuran spesie dan
dimensi tidak sesuai dengan apa yang
disyaratkan, maka pekerjaan tidak dapat
diterima.
j. Sambungan-sambungan harus disempurnakan
dengan mortar dan harus dikuatkan dengan
memasukan
pecahan-pecahan
batu
kedalamnya.
k. Mortar
pada
sambungan-sambungan
pasangan
pertama-tama
harus
diambil
sedalam 3 cm. Kemudian permukaan harus
dibersihkan seluruhnya dengan sikat kawat
dan diisi dengan mortar type 1 Pc : 2 PS,
kecuali kalau ditentukan lain.
l. Pemasangan batu tidak boleh dilakukan pada
waktu hujan yang bisa menghanyutkan
mortarnya.
m. Pemasangan batu tidak
dalam air, kecuali telah
n. mendapat persetujuan
pemasangan pasangan.
boleh
tertulis
dilakukan
dan
cara
adukan.
s. Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran
pasangan batu kali dengan adukan 1 PC : 2
pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm.
t. Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan
batu-batu harus dibersihkan dari sisa-sisa
mortar.
1.4 Perawatan
a. Pasangan tak boleh kena air mengalir
sebelum mortar menjadi keras (kuat).
b. Semua pasangan hendaknya dirawat dan
dilindungi dari cuaca panas dengan membasi
dengan air.
c. Pasangan yang berada di uadara terbuka,
selama waktu-waktu hujan terus-menerus
diberi perlindungan dengan menutup bagian
atasnya.
1.5 Penyisipan Bagian-bagian Logam (Metal fixture)
ke dalam pasangan
a. Pada waktu pelaksanaan pasangan, pelaksana
pekerjaan dapat diminta untuk menyisipkan
perlengkapan yang terbuat dari besi, baja
atau bahan lain ke dalam pasangan batu
tersebut, seperti : baut-baut, sleves angker,
alat-alat
penarik
(lugs),
dan
lain
sebagainya.
b. Sebagian pasangan akan dipasang dengan
beton untuk memegang besi dan baja itu
pada posisinya.
c. Semua bagian yang disisipkan harus
dipasang mutlak benar pada posisinya seperti
terlihat
pada
gambar-gambar
dengan
menggunakan balok-balok penunjang yang
dipasang dengan teliti pada posisinya.
1.6 Blockout (ruangan yang disiapkan untuk diisi
kembali)
a. Blockouts pada pasangan batu (Masonry
Block outs) hendaknya dibuat dimana
bagian-bagian logam dan lain-lainnya akan
dipasang berikutnya .
b. Pada
tempat
blockouts
akan
permukaan pasangan batu pada
dibuat,
tempat34
1.1 Bahan
a. Bata Merah
Batu bata yang dipakai harus matang
pembakarannya. Bila direndam dalam air
akan tetap utuh tidak pecah atau hancur.
Ukuran nominal batu bata adalah 6 x 12 x 24
cm mempunyai daya tekan ultimate sebesar
25 Kg/cM2.
b. Batako
Batako yang dipakai berupa batako yang
dicetak dengan mesin. Bahan mentahnya
tanah, tras, pasir dan kapur. Batako berlubang
dengan ukuran nominal adalah 20 x 20 x 40
c. Pasir
Pasir pasangan yang dipakai harus berupa
pasir kasar, keras, bersih dan sebelum diaduk
dengan semen harus dalam keadaan kering.
Ciri utama butir keras tak bisa dihancurkan
dengan tangan. Pasir laut tidak dapat
dipergunakan.
d. Portland Cement
Sama merk dan kwalitasnya dengan PC yang
35
bata
harus
36
38
Spesifikasi
Material
Cara
Pembayara
n
a. Pengangkutan ke lapangan 70 %
b. Pemasangan di lapangan
20 %
c. Uji coba
10 %
Terhadap item pekerjaan itu sendiri.
I. PIPA POLYETHYLENE (HDPE)
Umum
Standard
Polyethylene
baik
Bahan
baku
dan
compound
2. Sistem produksi
3. Peralatan Produksi
4. Produk (Pipa HDPE)
b. Certificate of Analysis yang dikeluarkan
oleh Produsen Polymer (Produsen bahan
baku PE 100) yang mencantumkan :
1
Tanggal Produksi
Jumlah
raw
material
dalam
kg/ton.
Ketentuan
Khusus
Untuk Pipa
HDPE
UNIT
NILAI
Density
gr/cm3
0,95
Gr/10 min
0,3
Tensile Strength at
yield point
MPa
26-28
Tensile Strength at
Break
MPa
35
Compound
Designation
PE 100
1.90
0.18
40
2.40
0.29
50
3.00
0.45
Penandaan
Pipa
63
3.80
0.71
75
4.50
1.00
90
5.40
1.44
110
6,60
2,14
125
7,40
2,74
140
8,30
3,44
160
9,50
4,48
180
10,70
5,67
200
11,90
7,00
225
13,40
8,88
250
14,80
10,88
280
16,60
13,67
Penandaan
pada
batang
kurangnya mencantumkan :
- Nama
dagang
Pemelihara
an Pipa
Pabrik
pipa,
pembuat
sekurangatau
Seri Pipa
Tanggal produksi.
merek
Untuk
menjamin
kemudahan
dalam
hal
pemeliharaan
(After
Sale
Service)
maka
diutamakan yang mempunyai/memiliki Servis
centre di Lokasi Proyek/di Propinsi Bali dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mempunyai sendiri mesin Butt Welding
untuk
mempermudah
pemeliharaan
sambungan pipa HDPE apabila terjadi
kerusakan di kemudian hari.
2. Mempunyai tenaga ahli dalam perpipaan
HDPE
dan
penyambungannya
yang
ditunjukkan dengan Sertifikat Welder yang
dikeluarkan oleh produsen HDPE.
Penyambun
gan Pipa
7. 1.
Umum
Peralatan Penyambungan
Tenda pengelasan
Thermometer digital
suhu plat pemanas
untuk
memeriksa
7. 3.
Papan landasan
Pemotong pipa
Spidol putih
Metode Penyambungan
Pemeriksaan awal
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
Adanya bahan bakar yang cukup di
generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi
dengan baik.
Plat pemanas dalam keadaan bersih dan
lakukan pembersihan apabila sebelumnya
sudah digunakan.
Siapkan
tenda
untuk
memberikan
perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
Perlengkapan mesin harus lengkap dan
tidak rusak.
Anda harus mengetahui langkah-langkah
penyambungan yang benar dan pipa yang
akan disambung.
Plat pemanas harus pada temperatur yang
benar (sambungkan plat pada sumber
listrik dan biarkan selama 20 menit pada
kondisi temperatur yang disarankan).
Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan
atau
fitting
yang
akan
disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan
bahan yang sama.
Sambungan percobaan
Meskipun
pencucian
plat
pemanas
dapat
menghilangkan kotoran yang tertinggal, akan
tetapi partikel kecil daripada debu seringkali
masih ada. Untuk membersihkannya diperlukan
pembuatan sambungan percobaan pada tiap sesi
penyambungan, dimana ketika temperatur plat
mulai menurun atau dibawah 180C, atau pada
saat adanya perubahan ukuran pipa yang akan
disambung.
posisi
seluruh
Kencangkan
penjepit
(clamp)
untuk
memegang dan membulatkan kembali
pipa.
Tutup ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah pendinginan plat oleh masuknya
udara ke bagian dalam pipa.
Nyalakan alat pemotong dan geserkan
penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya
sampai terjadinya pemotongan permukaan
pipa yang kontinyu.
Jaga agar alat pemotong tetap menyala
sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari
terjadinya
pemotongan
permukaan yang tidak rata.
Angkat alat pemotong perlahan dan
hindarkan
bersinggungan
dengan
permukaan pipa .
Bersihkan sisa potongan dari mesin dan
pipa dan dilarang menyentuh permukaan
yang sudah dipersiapkan.
Periksa bahwa kedua permukaan sudah
rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak
adanya celah antara permukaan potongan.
Maksimum selisih diameter yang diijinkan
adalah
- 1,0 mm untuk pipa ukuran 90
315 mm.
mm s/d
meleleh.
Segera tutup klem (dengan 8 10 detik
dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama
pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu
pendinginan
minimal
sampai
yang
diindikasikan pada tabel
Setelah itu pipa yang disambung dapat
dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya
sama pada waktu pendinginan di atas.
Periksa sambungan untuk kebersihan dan
keseragamannya dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan.
7. 4.
II.
Standard &
Spesifikasi
BS (British Standart)
2.1 Umum
a. Pada bagian luar setiap pipa dan
penyambung harus diberi tanda yang
mencakup diameter nominal dalam mm,
PVC
dengan
TS
Joint
III.
Standard
dan
Spesifikasi
Material
2.1 Umum
a. Pada bagian luar setiap pipa dan
penyambung harus diberi tanda yang
mencakup diameter nominal dalam mm,
tebal dinding nominal dalam mm, tingkat
kelas, cap pabrik dan nomor produksi setiap
pipa
lengkung
(bend)
harus
juga
mencantumkan besarnya sudut lengkung.
Pemberian
tersebut
harus
tidak
mengganggu kekuatan pipa.
b. Penyambungan
pipa-pipa
dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk penyambungan
pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau
berdasarkan
petunjuk-petunjuk
pendamping.
c. Penyambungan pipa GIP yang akan
dilaksanakan adalah dengan ulir (untuk <
3) dan flens atau las untuk > 3.
2.2 Sambungan pipa GI dengan Sambungan Flens
a. Setelah
Flens
pipa
sudah
bersih
permukaannya, kemudian dipasang dan
dibuat dengan putaran secukupnya.
b. Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci
yang sesuai sehingga dapat menjamin
PEMASANGAN PIPA
Umum
Semua
pemasangan
pipa
dan
peralatannya serta bangunan pelengkap
yang termasuk dalam pekerjaan ini.
a. Apabila ternyata
penggalian terjadi
didalam
pelaksanaan
Pipa
Kedalam
Parit
3.1 Umum
a. Pengurugan kembali bekas galian harus
dilakukan tidak langsung kebagian pipa
atau struktur.
b. Urugan baru dapat dilaksanakan, setelah
pemasangan pipa selesai diperiksa dan
disetujui.
c. Bahan urugan tidak boleh mengandung
benda-benda organis, seperti rumputrumputan, akar-akar pohon dan lain
sebagainya dan tidak merupakan bahan
yang melar (non expansive), serta tidak
mengandung benda keras/batu dengan
diameter lebih besar dari 2 cm.
d. Semua pasir yang digunakan sebagai bahan
urugan
harus
pasir
alam
yang
komposisisnya baik, tidak bergumpalgumpal, bebas dari bara, abu, sampah atau
bahan lainnya.
e. Pada pasir urug tidak boleh terdapat lebih
dari 10% (berat) tanah liat.
f. Urugan pasir ini harus dipadatkan dengan
cara memberi air pada tiap lapisan pasir
urug.
g. Urugan
tanah
untuk
pipa
tiap-tiap
pekerjaan harus diadakan selapis demi
selapis yang tiap-tiap lapis didapatkan dan
Pelaksana
pekerjaan
berkewajiban
serta
bertanggung jawab untuk perbaikan kembali
seperti
keadaan/konstruksi
semula
(sebelum
pemasanan pipa) dengan konstruksi dan kwalitas
yang minimal harus sama, untuk semua bangunan
dan konstruksi lainnya yang rusak oleh akibat
pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa, antara
lain :
Dan
lain-lain
yang
pelaksanaan pekerjaan.
dijumpai
selama
5.1 Umum
a. Konstruksi jalan dan perkerasan yang
terkena penggalian pipa, diperbaiki kembali
seperti
semula.
Ukuran
konstruksi
perbaikan jalan dan perkerasannya dibuat
sama dengan ukuran jalan yang ada.
b. Material hasil bongkaran dari konstruksi
jalan (base dan subbase) tidak boleh
dipergunakan kembali untuk perbaikan
konstruksi jalan.
5.2 Spesifikasi Bahan Timbunan
Jika seandainya setelah pemasangan pipa
masih diperlukan timbunan tanah untuk
subgrade, maka penimbunan ini harus
dilaksanakan dengan syarat-syarat :
a. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal 15 cm dan dipadatkan dengan
alat pemadat.
b. Material yang digunakan untuk penimbunan
haruslah dari material yang baik memenuhi
klasifikasi bahan menurut AASHTO dan
dipadatkan minimum 95% dari kepadatan
maksimum.
5.3 Spesifikasi Bahan Perkerasan
A. Umum
Pekerjaan
pengaspalan
dengan
cara
penetrasi ini terdiri dari penyebaran bahan
batu yang dipadatkan tebal 5 10 cm dan
dipenetrir dengan bahan aspal 60/70 AC.
V.PENGETESAN PIPA
Pengetesan
Pipa
1.1 Umum
c. Pipa yang telah dipasang harus di test/diuji
pada setiap sambungannya untuk diketahui
apakah
penyambungan
pipa
sudah
dilakukan dengan sempurna.
d. Pengetesan
pipa
dilaksanakan
harus
dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh
Konsultan dan Direksi. Pengetesan ulang
harus dilaksanakan kembali bila hasil
pengetesan belum mendapat persetujuan
Direksi royek.
e. Bila tidak ditentukan lain, maka semuai
biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
f. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan
dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa dengan panjang pipa untuk
tiap kali pengetesan tidak lebih dari 500 m.
g. Pengetesan pipa harus dilakukan dengan
tekanan minimal 10 (sepuluh) atmosfir atau
2 kali tekanan kerja pipa, dan apabila
selama 1 (satu) jam tekanan tidak berubah
atau turun, test dinyatakan berhasil dan
dapat diterima.
h. Pengetesan untuk jenis pipa PVC dengan
sambungan solvent cement baru boleh
Leakage Test
dengan
Penambahan
tekanan
hendaknya
dilakukan secara perlahan-lahan dan
merata. Manometer dipasang pada ujung
bagian pipa yang diuji dan mempunyai
sambungan stop cock . Pengujian
tekanan pipa akan dilakukan dalam
periode minimum 3 (tiga) jam untuk pipa
berdiameter sampai dengan 150 mm dan
6 (enam) jam untuk diameter lebih dari
150 mm.
Seluruh biaya pengujian ini dibebankan
pada kontraktor dan sudah termasuk
dalam harga penawaran pipa.
c. Hasil Pengujian
Pada waktu pengujian, semua sambungan
pipa, fittings maupun perlengkapan
lainnya harus diuji/ditest pada galian parit
yang terbuka (belum diurug). Bila
kelihatan ada kebocoran-kebocoran pada
sambungan-sambungan tersebut maka
sambungan tersebut harus diperbaiki
sehingga tidak terdapat kebocoran pada
tempat sambungan tersebut.
Bila ada pipa-pipa, sambungan pipa,
fittings dan perlengkapan pipa lainnya
yang retak ataupun rusak pada waktu
pengujian
tersebut,
maka
pipa,
sambungan pipa, fitting dan perlengkapan
tersebut harus diganti dengan yang baru
dan pengetesan pipa harus diulang
kembali.
1.3 Leakage Test
a. Umum
1. Pengujian kebocoran harus dilaksanakan
setelah pengujian tekanan hidrostatis
selesai dilaksanakan dan berhasil baik.
2. Semua
peralatan-peralatan
yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian
kebocoran harus disiapkan.
3. Lamanya pengujian untuk tiap kali
pengujian adalah 2 jam dan selama
pengujian,
pipa-pipa
harus
tetap
menunjukkan tekanan normal 10 kg/cm2.
4. Bila hasil pengujian tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan seperti
diatas,
pelaksana
pekerjaan
harus
memperbaiki kebocoran- kebocoran pada
sambungan-sambungan pipa sampai hasil
pengujian
kebocoran
memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
Pengurasan 2
Pipa
VI.
AKSESORIS PIPA
Accessories
(Kelengkap
an Pipa)
Semua valves
ukuran.
harus
punya
spesifikasi
Detail joint
adaptor)
(dan
bila
diperlukan
ketebalan
b.Check Valve
c. Gate Valve
Perlintasan
Pipa
Perlintasan
Kali/Sungai
4.1 Umum
a. Jembatan pipa direncanakan seperti terlihat
pada gambar rencana.
b. Semua tenaga, alat-alat dan perlengkapanperlengkapan lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini harus
disiapkan.
c. Pelaksana pekerjaan harus memeriksa
kembali semua ukuran yang ada di dalam
gambar sesuai dengan hasil survey yang
dilakukan sendiri di lapangan.
d. Data
hasil
penyelidikan
tanah
bila
diperlukan untuk pemasangan jembatan
pipa harus ada.
e. Ring support (klem pengamanan pipa)
harus betul-betul dipasang pada setiap
bantalan pier sebagaimana terlihat pada
gambar.
f. Klem pengaman pipa harus dibuat dari satu
jenis baja sesuai dengan standard yang
ditentukan. Setelah semua klem pengaman
pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki
kemudian dilas pada sekeliling pipa dan
dicat.
g. Pelaksanan
pekerjaan
harus
mempersiapkan kayu-kayu ataupun batangbatang kelapa melintasi sungai dengan
lebar
seperlunya
untuk
perancah
pelaksanaan
pemasangan
pipa,
penyambungan pengelasan dan untuk
pengecatan pipa.
h. Perancah tersebut dibuat harus dalam
keadaan
kuat,
sehingga
terjamin
pelaksanaan
yang
aman
waktu
pemasangan
pipa
ataupun
waktu
pelaksanaan pemancangan pondasi tiang
pancang (bila ada).
i. Bila pemasangan pipa digantung pada
jembatan yang ada, ataupun digantung
pada bangunan-bangunan lain yang ada,
persetujuan dari pemilik atau instansi yang
berwenang mengenai rencana pelaksanaan
penggantungan pipa pada bangunanbangunan tersebut harus didapatkan.
4.2 Shop Drawing dan Rencana Pelaksanaan
Dari hasil survey lapangan dan pengecekan
kembali
segala
ukuran-ukuran,
gambargambar yang ada perlu disesuaikan.
Sebelum
melaksanakan
pemasangan
jembatan pipa, gambar yang menunjukkan
semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi