Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM
PROGRAM PENGELOLAAN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

KEGIATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PEKERJAAN
INTEGRASI PERGARAMAN 8-15 HA DI DESA LABUHAN KURIS, KEC. LAPE-KAB. SUMBAWA

PASAL 1 NAMA PEKERJAAN


1.1 Pengadaan Konstruksi fisik pada “Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Nusa Tenggara Barat” ini merupakaan upaya pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana dalam Program Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil

Data-data teknis pekerjaan adalah sebagai berikut :


• Nama Pekerjaan : Integrasi Pergaraman 8-15 Ha di Desa Labuhan
Kuris, Kec. Lape-Kab. Sumbawa
• Item Pekerjaan : Secara umum pekerjaan ini adalah pekerjaan Sipil

PASAL 2 LOKASI PEKERJAAN


2.1. Lokasi pekerjaan berada di Desa Labuhan Kuris, Kec. Lape-Kab. Sumbawa,
Propinsi Nusa Tenggara Barat

PASAL 3 URAIAN PEKERJAAN


3.1. Pekerjaan pokok yang harus diselesaikan terdiri dari paket-paket sebagai
berikut :
3.1.1 Pekerjaan Integrasi Lahan Garam

-1-
PASAL 4 PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Kontraktor diharapkan mempunyai pengalaman pekerjaan dibidang ini
(Bangunan yang terkait dengan laut)
4.2. Kontraktor wajib menyediakan medan/ tempat kerja dan daerah kerja yang
diperlukan dan pembersihan medan kerja
4.3. Sebelum kegiatan fisik dimulai Kontraktor harus mengerjakan
• Uitzet, pengukuran dengan pesawat/alat ukur, untuk mendapatkan
gambar mutual chek awal (MC 0)
• Memasang patok-patok tetap, patok-patok bantu yang feil-feilnya
diambil dari feil pokok
• Memasang patok as bangunan yang akan dikerjakan
4.3. Patok titik tetap bangunan harus dipasang di tempat yang aman tidak
terusik oleh kegiatan pekerjaan
4.4. Patok as, profil yang dipasang harus kokoh tidak mudah berubah
4.5. Setelah uitzet selesai dikerjakan, Kontraktor harus segera meminta
persetujuan kepada Direksi
4.6. Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja untuk tempat bangunan
rencana dari semua tanaman atau benda lainnya, kecuali jika terdapat
bangunan permanen

PASAL 5 GAMBAR DESIGN


5.1. Pelaksanaan fisik kontruksi harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana
pelaksanaan (gambar bestek) dan gambar detail yang telah disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen
5.2. Apabila terdapat ketidaksamaan antara gambar desain dengan keadaan
dilapangan, kontraktor harus segera memberitahukannya kepada Direksi
untuk penetuan lebih lanjut
5.3. Kontraktor wajib menyiapkan gambar kerja (shop drawing) yang dihasilkan
dari pengukuran lapangan terbaru yang disetujui oleh Direksi
5.4. Shop drawing disiapkan dalam format A3 dan harus mendapat persetujuan
direksi sebelum memuai pekerjaan
5.5. Pekerjaan yag dilaksanakan tidak berdasarkan gambar (shop drawing) yang
disetujui oleh Direksi menjadi tanggungan kontraktor sendiri. Terhadap hal
ini Direksi berhak meminta kontraktor untuk membongkar tanpa adanya

-2-
biaya tambahan. Dalam hal kontraktor melaksanakan pekerjaan diluar
ketentuan tanpa persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen makahal ini fisik
pekerjaan tidak dapat diperhitungkan dalam pembayaran pekerjaan
5.6. Gambar terbangun/ As Built Drawing :
• Setiap selesainya satu bagian pekerjaan, kontraktor wajib menyiapkan
As Built Drawing dalam format A3. Gambar ini harus menyajikan
informasi detail dan menggambarkan kondisi actual pelaksanaan
dilapangan
• As Built Drawing harus disetujui oleh Direksi dan menjadi dasar dalam
perhitungan pembayaran

PASAL 6 UKURAN
6.1. Ukuran-ukuran dapat dilihat pada gambar desain. Ukuran yang belum
tercantum atau kurang jelas dapat ditanyakan pada Direksi
6.2. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara spesifikasi Teknis dengan gambar
rencana, maka spesifikasi teknis lebih mengikat
6.3. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara skala gambar dengan angka ukuran
yang tercantum, maka ukuran yang mengikat dengan urutan :
a. Ukuran tertulis
b. Ukuran skala gambar
6.4. Apabila ukuran dalam gambar pelaksanaan tidak sesuai dengan keadaan
dilapangan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi untuk
mendapatkan penetuan selanjutnya

PASAL 7 MULAI PEKERJAAN DAN SERAH TERIMA AREA KERJA


7.1. Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor memperoleh Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan penyerahan areal pekerjaan dari Pejabat
Pembuat Komitmen
7.2. Kontraktor wajib mengkoordinasikan kepada pemerintah setempat dan
masyarakat tentang rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 8 RENCANA KERJA


8.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung dari tanggal
penunjukan/ penetapan pemenang pelelangan, Kontraktor harus sudah

-3-
menyerahkan program / rencana kerja terperinci termasuk method
pelaksanaan yang akan diaplikasikan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan data
personil yang akan ditugaskan.
8.2. Time Schedule secara detail dilengkapi dengan :
• Rencana pengerahan tenaga
• Rencana penggunaan peralatan
• Volume kegiatan bagian-bagian pekerjaan
• Rencana penggunaan material
• Gambar tahapan kegiatan pekerjaan dan lain-lain
• Dilengkapi dengan rencana kemajuan pekerjaan
• Rencana kerja diatas dibuat oleh Kontraktor dan dimintakan persetujuan
kepada Direksi
• Apabila diperlukan, Kontraktor wajib mengadakan penyempurnaan atas
rencana kerja tersebut atau sehubungan dengan adanya keterlambatan,
perubahan-perubahan pelaksanaan, pekerjaan tambah kurang yang
kemudian harus mendapat persetujuan Direksi

PASAL 9 KETERLAMBATAN PEKERJAAN


9.1. Keterlambatan penyerahan pekerjaan terhitung dari batas waktu
pelaksanaan, Kontraktor dikenakan denda sebesar 1/1000 (1permil) dari
nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan
9.2. Apabila jumlah denda keterlambatan mencapai batas maximum yaitu 10 %
dari nilai kontrak, maka hubungan kontrak akan diputuskan, dan pihak I
berhab menunjuk Pihak Lain untuk menyelesaikan pekerjaan selanjutnya

PASAL 10 LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN (BULANAN)


10.1 Kontraktor wajib membuat laporan bulanan dalam format A4 dan disetujui
oleh Direksi
10.2 Laporan bulanan mencakup informasi tentang progress pekerjaan yang
sudah dilaksanakan dalam bulan berjalan, rencana kerja bulan ke
depan,foto dokumentsi pekerjaan bulanan. Laporan ini mencakup pula table
penggunaan material, tenaga kerja dan alat

-4-
PASAL 11 LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN (HARIAN)
11.1. Kontraktor wajib menyediakan Laporan Harian yang menyatakan informasi
progress hari ini dan rencana kerja keesokan harinya
11.2. Laporan harian dibuat dalam format A4 dan harus mendapat persetujuan
Direksi
11.3. Laporan harian dibuat setiap hari yang isinya sebagai berikut :
• Catatan jumlah tenaga kerja
• Catatan material/bahan meliputi bahan yang akan digunakan dan stock
bahan yang ada
• Jumlah alat yang digunakan
• Bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut
• Hasil fisik pekerjaan yang dicapai
• Keadaan cuaca (cerah, hujan, dsb)

PASAL 12 JAM KERJA


12.1. Kontraktor dapat menentukan sendiri jam kerja bagi tenaga kerjanya
dengan menagacu pada peraturan tenaga kerja yang berlaku
12.2. Dalam hal kontraktor akan bekerja diluar jam kerja (lembur), maka
kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara tertulis
sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya untuk
mendapatkan persetujuan

PASAL 13 BAHAN MATERIAL


13.1. Mendatangkan material kelokasi pekerjaan :
 Sebelum mengadakan material kerja, maka kontraktor mengajukan
permohonan tertulis kepada Direksi tentang jenis dan spesifikasi
material yang akan didatangkan. Material yang digunakan harus
memenuhi persyaratan teknis dalam spesifikasi teknis.
 Segala biaya yang timbul pada pengajuan material ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor
• Bahan – bahan yang setelah diperiksa Direksi dan dapat
diterima/disetujui, maka bahan tersebut masuk digudang Job site dan
dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ditarik keluar guna

-5-
pekerjaan Kontraktor yang lain, kecuali atas persetujuan tertulis atas
Direksi.
• Bahan-bahan yang didatangkan dilokasi pekerjaan tetapi tidak
memenuhi persyaratan dan ditolak Direksi, harus dibawa keluar lakoasi
pekerjaan dengan batas waktu paling lama tiga hari terhitung dari
keputusan penolakan oleh Direksi. Biaya pengeluaran bahan tersebut
menjadi beban Kontraktor
• Penggantian type/spesifikasi material karena sebab tertentu harus
mendapat persetujuan Direksi
13.2. Pemeriksaan Material dan Kualitas Pekerjaan
• Pemerikssan material oleh Direksi didasarkan pada syarat-syarat bahan
pada spesifikasi Teknis ini
• Apabila dipandang perlu, Direksi berhak meminta kepada Kontraktor
untuk memeriksakan kualitas material ke pihak independen dengan
tanggungan kontraktor
• Direksi berhak mengadakan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan ulang
terhadap bahan-bahan yang disetujui. Bila dari hasil pemeriksaan ulang
ternyata memang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus
diganti tanpa adanya biaya tambahan
13.3. Bahan konstruksi beton
• Guna menjamin mutu beton serta untuk mempercepat pelaksanaan
pekerjaan khusus untuk pekerjaan beton agar mengadakan kerjasaama
dengan penyedia READY MIX terdekat

PASAL 14 PERALATAN KERJA KONTRAKTOR


14.1. Kontraktor harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan
maupun perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan
pekerjaan dan disetujui oleh Direksi
14.2. Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan baik dan siap dipakai.
Kerusakan terjadi selama pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan
penggantinya
14.3. Biaya mobolisasi semua peralatan menjadi tanggungan kontraktor
14.4. Kontraktor wajib menyediakan peralatan jika peralatan yang ada dinilai
tidak mencukupi.

-6-
14.5. Keamanan alat selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
kontraktor sendiri

PASAL 15 PEMERIKSAAN PEKERJAAN


15.1. Kontraktor wajib meminta persetujuan Direksi untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan pekerjaan tahapan selanjutnya
15.2. Direksi berhak untuk memeriksa pekerjaan sewaktu-waktu tanpa
pemberitahunan sebelumnya
15.3. Hasil pemeriksaan ditulis pada laporan hasil pemeriksaan dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak yang memeriksa.

PASAL 16 PEMBAYARAN
16.1. Pembayaran dilakukan berdasarkan bobot prosentase kemajuan pekerjaan
yang telah tertuang dalam kontrak
16.2. Pembayaran dapat dilakukan setelah kemajuan pekerjan mencapai bobot
sesuai yang tercantum dalm kontrak dan disetujui oleh Direksi
16.3. Pembayaran dapat dilakukan setelah diterbitkan laporan kemajuan
pekerjaan oleh konsultan pengawas yang disetujui Direksi dan Pemilik
pekerjaan,

PASAL 17 PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR


17.1. Bagi pekerjaan yang tidak lancar yang tidak sesuai dengan rencana kerja,
terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka Direksi akan memberikan
peringatan-peringatan/teguran-teguran secara tertulis kepada Kontraktor
17.2. Apabila Kontraktor dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan-
peringatan tersebut diatas dan telah cukup diberi peringatan dan teguran-
teguran tertulis 3 kali berturut-turut, maka PPK bersangkutan berhak
melakukan pemutusan kontrak secara sepihak

PASAL 18 PEKERJAAN TAMBAHAN


18.1. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan oleh Kontraktor atas
perintah tertulis dari Direksi

-7-
PASAL 19 KESELAMATAN KERJA
19.1. Keselamatan Kerja
19.1.1. Kontraktor harus memperhatikan secara penuh terhadap resiko
terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi selama pekerjaan
berlangsung dan selalu memperhatikan keamanan sebagai factor
utama dalam melaksanakan pekerjaan.
19.1.2. Kontraktor harus mengikuti peraturan-peraturan mengenai
pencegahan kecelakaan dan keamanan yang berlaku. Untuk
menjamin hak tenaga kerja, maka kontraktor wajib
mengasuransikan keselamatan kerja tenaganya sesuai dengan
undang-undang ketenagakerjaan
19.1.3. Terkait dengan Pandemi Covid 19, Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan ini harus memperhitungkan serta menyediakan segala
peralatan bagi seluruh tenaga kerja, sesuai standart protokol
kesehatan (Masker, Tempat Cuci Tangan, Hand Sanitizer, MCK dll)
19.1.4. Kontraktor Harus mengatur pola kerja dilapangan sedemikian
rupa, sehingga tidak terjadi kerumunan pekerja, baik saat kerja
ataupun saat istirahat.
19.2. Rambu-Rambu Pengaman
19.2.1. Kontraktor wajib memasang rambu-rambu pengaman untuk
pekerjaanyang berada pada kawasan lalu lintas umum
orang/kendaraan untukkeselamatan umum
19.2.2. Rambu-rambu tetap 2 (dua) buah dipasang pada ujung-ujung lokasi
pekerjaan dengan memakai standart rambu lalu lintas yang sesuai
dan dilengkapi tanda atau tulisan yang jelas, dimengerti dan
mudah dibaca khususnya pada malam hari.
19.2.3. Rambu-rambu tidak tetap dipasang pada daerah yang ada galian
yang masih menganga (belum diurug). Bahan rambu menggunakan
papan/ kayu yang tahan terhadap perubahan cuaca, serta tanda/
tulisan dapat dilihat dengan jelas. Penyangga kaki menggunakan
balok kayu sehingga rambu dapat kokoh berdiri dan mudah untuk
dipindahkan
19.2.4. Jumlah rambu tidak tetap disesuaikan kondisi lapangan, minimal
harus ada sebanyak 2 (dua) buah

-8-
19.2.5. Galian yang menganga pada daerah bahu jalan agar diisi pengaman
sehingga tidak membahayakan pengguna jalan, Bahan
menggunakan papan kayu dipasang sejajar jalan dengan
penyangga usuk atau ketentuan lain sesuai petunjuk Direksi
19.2.6. Segala biaya untuk pengadaan dan pengamanan rambu menjadi
tanggungan Kontraktor

PASAL 20 PAPAN NAMA PEKERJAAN


20.1 Kontraktor harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.8 X 1.2 m
dengan bentuk dan format tulisan standart dipasang ditepi jalan atau
ditempat yang mudah dilihat, atau sesuai petunjuk Direksi
20.2 Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum aktifitas dilapangan
dimulai
20.3 Segala biaya untuk pengadaan dan pemasangan papan nama menjadi
tanggungan kontraktor

PASAL 21 DIREKSI KEET, BARAK KERJA DAN GUDANG


21.1. Kontraktor sebelum memulai kegiatan fisik harus sudah menyiapkan Direksi
Keet dengan ukuran 4 X 6 m² dengan ketentuan minimal :
 Konstruksi kayu
 Atap seng gelombang
 Lantai beton tumbuk 5 cm
 Dinding papan atau kayu/ triplex
 Jendela Naco 2 bh
21.2. Kantor pelaksanaan berukuran 3 x 4 m dengan kondisi sebagaimana Direksi
Keet
21.3. Gudang berukuran secukupnya dengan persyaratan pada umumnya dan
menjamin keamanan dan kualitas terhadap bahan-bahan yang ditempatkan
diguang
21.4. Barak kerja harus dapat menjamin keselamatan dan keamanan pekerja serta
terjamin terhadap kesehatan, agar dibuat sedemikian rupa (Luas) agar tidak
berjubel disatu tempat. Serta harus dilengkapi dengan MCK dan dapur
21.5. Segala biaya yang berhubungan Direksi Keet, Barak dan Gudang menjadi
tanggungan Kontraktor

-9-
21.6. Bila tidak ditentukan lain, Kontraktor dapat melakukan perjanjian sewa
menyewa dengan pihak ke ketiga untuk bangunan-bangunan tersebut
dengan ketentuan sesuai persyaratan dan disetujui oleh Direksi

PASAL 22 : TENAGA KERJA PENYEDIA JASA


22.1. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja inti untuk dipekerjakan
dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan tersebut.

22.1.a. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan berpengalaman dalam


bidangnya dan pengawas, mandor dan kepala tukang yang cukup
dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk pekerjaan yang
memerlukan pengawasan mereka.

22.1.b. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai
dengan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.

22.2. Mengeluarkan Tenaga Kerja Penyedia Jasa.

Direksi berhak menolak dan mewajibkan Penyedia Jasa memberhentikan


seseorang yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa pada atau sehubungan
dengan pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang menurut
direksi pekerjaan yang diperilaku tidak senonoh, tidak cakap, atau ceroboh
dalam melaksanakan tugasnya atau yang menurut pertimbangan direksi
pekerjaan orang tersebut tidak patut dipekerjakan dan orang tersebut tidak
boleh dipekerjakan lagi tampa izin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang
yang diberhentikan secara demikian dari pekerjaan harus diganti secepat
mungkin dengan seorang pengganti yang cakap yang disetujui oleh direksi
pekerjaan.

PASAL 23 : PERSYARATAN PENAWARAN YANG HARUS DIPENUHI

23.1. Persyaratan Administrasi yang harus dipenuhi oleh penawaran


 Surat penawaran
 RAB, Analisa, Harga Satuan Tenaga dan Bahan

- 10 -
23.2. Daftar Tenaga Yang Dibutuhkan untuk Pekerjaan ini
Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja terampil untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini al. :

 1 (satu) orang Pelaksana Lapangan S1 Teknik Sipil (SKT Bangunan


Jaringan Irigasi) berpengalaman minimal 2 tahun) berpengalaman
minimal 3 tahun

 1 (satu) orang petugas K3 yang telah berpengalaman minimal 3 tahun


bersertikat pelatihan K3

23.3. Daftar alat yang harus disediakan


Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan (milik sendiri/sewa) untuk
pelaksanaan pekerjaan minimal berupa :
 Dum truck = 1 Unit (Milik sendiri/sewa)
 Exavator = 1 Unit (Milik sendiri/sewa)
 Molen (Concreat Mixer) = 1 Unit (Milik sendiri/sewa)
 Vibrator (Alat Pemadat Beton) = 1 Unit (Milik sendiri/sewa)

dan alat alat pertukangan yang dibutuhkan untuk penyelesaian pelaksanaan


pekerjaan tersebut.

PASAL 24 : JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini hingga diserah terimakan dengan
dengan baik kepada pemilik pekerjaan diberikan jangka waktu selama 120 (Seratus
dua puluh) hari kalender, dengan masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender, untuk kemudian diserah terimakan yang kedua kalinya.

Pejabat Pembuat Komitmen,

LALU PARJADINATA, S.St.Pi


NIP . 19860418 201101 1 002

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai