Anda di halaman 1dari 76
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI KEAMANAN BENDUNGAN LAPORAN KAJIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN PELAPARADO - NTB UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN PENGISIAN WADUK JUNI 2004 Ll BAB I PENDAHULUAN AJ Umum 1. Lokasi Bendungan Pelaparado terletak + 30 km sebelah barat daya kota Raba (ibukota Kabupaten Bima) di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat 7 Iktim - Temperatur (Min/average/Max), °C 18,1 /27,9/ 37.0 7 Kelembaban (Mir/average/max), % 80/85/89 = Curah hujan rata-rata (basalvkering/tahunan) mm — : 989/287/1256 - Evapo transpirasi (basalvkering/tahunan) mm, 106/680/174 2, Maksud dan Tuju: Setiap pembangunan bendungan akan mengalami beberapa tahap, yaitu tahap design, tahap pembangunan dan tahap pengoperasian atau pengelolaan. Demikian juga bendungan Pelaparado yang saat ini akan ‘menyelesaikan tahap pembangunan konstruksi. Pada tahap ini pemilik bendungan berkenan melaksanakan tertib pembangunan, yaitu dengan melaksanakan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 296/KPTS/M/2001 tentang Kemaanan Bendungan terutama pada pasal 13, yaitu untuk memperoleh Persetujuan Pengisian Waduk. Pada pasal ini, yang terpenting adalah ayat S dan ayat 6 yang isinya Pemilik bendungan dapat melakukan pengisian waduk apabila bendungan sudah memenuhi syarat untuk pengisian dan harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Menrteri Ayat 6 Unit Keamanan Bendungan harus melakukan kajian atas dokumen pelaksanaan konstruksi, rencana pengisian waduk dan rencana awal petunjuk operasi dan pemeliharaan dan Rencana Tindak Darurat sebagai bahan evaluasi Komisi Keamanan Bendungan dalam merumuskan rekomendasi kepada Menteri. Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado r-1 itu tahap Disamping itu bendungan Pelaparado, pada tahap pertama, y design telah _memperoleh Persetujuan Desain yang disidangkan pada tanggal 20 Pebruari 2001 ‘einco Consultan ‘Tim Pengkaji terdiri dari: Ir, Pudji Hastowo, Dilp. HE. Pengarah - Ir, Hardjuna, SP-1 Pelaksana, - Ir, Bambang Pinudji Oetomo Polaksana - Lolo Wahyn R., ST. Pelaksana = Djoko Mudjihardjo Pelaksana B. Data Teknis 1. Reservoir = Catchment Area (DPS) : 83 km? - — Luas genangan 2 O08 km = Elevasi Muka Air Normal (EMAN) : 150.00 m = Elevasi Muka Air Rendah (EMAR) 130.00 m = Blevasi Muka Air Banjir PMF (EMAB PMF): 153.07 m_ = Volume tampungan kotor 18 juta_ = Volume tampungan bersih 15 juta om? = Volume tampungan mati 3juta_ om? 2. Bendungan a. Bendungan Utama - Type + Timbunan bat dengan inti kedap air - Tinggi 61,00 m - Panjang 315,00 m = Lebar > 10,00 m - Debit PMF =: 1624 /detik -— Kemiringan e Huu: 12245 « Hilir 122,10 z-2 xajlan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado b. Bendung Pengelak o Hulu + Type * Elevasi puncak + Lebar puncak + Kemirinbgan hulu © Kemiri = Milir + Type wea oes Blevasi puncak «Lebar puncak+ © Kemiringan hilir 3. Spillway a. Utama - ‘Type - Pani = Blevasi merc + Lebar mercu + Kemiringan hilir = Lebar saluran funcur = Kolam olak © Type Panjang © Banjir design Quooa Urugan random dengan inti kedap 131,00 m 6.00 m 1:23 1ih7 Urugan random dengan inti kedap 105,00 m 20,00 m . eh Ogee tanpa pintu 400,00 m 150,00 m 60,00 m ae 60.00 - 40,00 m USBR, Type II 44,00 om 961,00 m'¥detik b. Control spillway (Emergency spillway) - Type = Panjang = Panjang kolam olak - Lebar ambang, - Lebar saluran Bangunan Pengelak (Terowongan) - Type - Diameter ~ Panjang - Debit banjir design (Q20) - Debit pengeluaran max = Elevasi banjir = Kemiringan saluran pengelel = Blevasi inlet - Elevasi outlet Ogee tanpa pintu 160,00 m 26,00. m 40,00. m 40.00. m Tapal kuda (sepat kuda) 3,50 m 420,00 m. 526 m/sec 127 m’/sec 130,43 om 0,01786 107,50 m 100,00 m xKajjan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1-3 Bangunan Pengambilan = Type Pengambilan Rumah Tower = Diameter pipa 2.000 m + Pintu irigasi jet flow - Diameter 600 mm - Pintu emergency Bonneted = Ukuran 1.40.x 1.40, m* 6 Jalan Penunjang , = Jalam ke puncak bendungan dengan panjang 539.00 m. - Jalan ke pintu operasi sepanjang 200 m. = Jalan yang dipindah 3100 m. ~ — Semua jalan tersebut diperkuat dengan permukaan macadam dan hot mixing. Laporan yang Dikaji 1. Completion Report of Pelaparado Dam and Appurtenances, Mei 2004, Nippon Koei Co.Ltd, in association with PT. Bina Karya, PT. Tata Guna Patria, PT. Mettana, PT. Geo Ace, PT. Wiratman, PT. Multimera Harapan. 2. Rencana Pelaksanaan Plugging untuk Bendungan Pelaparado, Mei 2004, Nippon Koei dan Asse. ‘Tanggapan terhadap hasil kunjungan tim Balai Keamanan Bendungan, Mei 2004, Nippon Keoi dan Asse. 4. Laporan Kajian Bangunan Spillway pada Bendungan Pelaparado, Mei 2004, ippon Koei, Asse. 5. Sosialisasi Panduan Rencana Tindak Darurat, Nippon Koei, Asse LT. Kondisi Saat Tinjauan Lapangan Sehubungan dengan Jadwal Pengisian Bendungan Pelaparado (Impounding) yang, direncanakan pada awal Juni 2004 maka berdasarkan Peninjauan Lapangan oleh ‘Tim Keamanan Bendungen yang dilaksanakan pada tanggal 24-26 Maret 2004, perlu diadakan perhatian hal-hal sebagai berikut = 1. Pada zone-2 (filter) disyaratkan butiran diameter max 10 em. Menurut informasi Kontraktor pemisahan butiran dilakukan di stockpile dengan shovel dan di lapangan secara manual, namun pada saat tinjauan lapangan terlihat masih ada batu diatas diameter 10 em yang kemudian sebagian Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado I dikeruk lagi dan dibuang, Hal ini terjadi karena pengerjaan yang dilakukan pada malam hari, schingga pemisahan secara manual tidak dilakukan. Untuk selanjuinya pada pengerjaan malam hari harus diperhatikan hal-hal tersebut. Telah dilaksanakan ‘Alat ukur rembesan (V-noteh) ada 2 buah yaitu sebela kanan untuk tubuh Bendungan dan sebelah Kiri untuk Weak Zone. V-notch sebelah kanan tidak f belum mengeluarkan air, sedangkan V-notch sebelah kiri mengeluarkan air dengan debit + 2,5 liter/s dan warna airnya keruh sekall Menurut informasi, kekeruhan tersebut berasal dari akumulatif sisa Lumpur dati pelaksanaan treatment Weak Zone, Sisa tumpur tersebut harus segera + dibersihkan dan kgnstruksi V-notch harus disesuaikan standar, kemudian dipantau debit & kekeruhannya sejak saat ini sampai_pelaksanaan pengisian waduk dan pengoperasiannya nanti. Telah dilaksanakan dan air rembesan tidak keruh lagi 3. Penyusunan RTD, masih banyak yang harus disesuaikan dengan “Pedoman Pembuatan RTD” yang berlaku dan perlu disosialisasil sebelum plugging. Telah dilaksanakan dan, telah dil 4 Spillway Telah jadi 100 % disamping itu pada wing saluran pengarah terdapat tembok pelindung tebing yang tidak masuk kedalam tebing. Proyek bersedia memberi tambahan Konstruksi pengaman. Telah dilaksanakan. 5. Menara Operasi belum selesai, terutama pintuoperasi_ dan perlengkapannya. 6. Instrumentasi masih banyak datanya yang kurang lengkap schingga belum dapat dianalisa dan evaluasi secara optimal. Perlu dilakukan lagi pengecekan bacaan. Telah dilaksanakan dan hasilnya memadai. 7, Hidromekanikal a Pihak Proyek harus memonitor dan memperhatikan cara pengiriman dari pabrikan ke lapangan (site) serta tata cara penyimpanan peralatan yang telah berada di lapangan namun belum terpasang. b. — Seluruh peralatan hidromekanikal & elektrikal yang telah terpasang harus dilakukan uji (wet & dry test) sebelum dioperasikan secara rutin dengan disaksikan kemudian disetujui bersama oleh Kontraktor, Konsultan dan Proyek. c. Proyek / Konsultan harus membuat SOP / Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan peralatan hidromekanikal dan elektrikal sesuai buku yang dibuat pabrikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan disahkan oleh Proyek. Selain itu membuat “buku saku™ petunju operasi (baik kondisi normal maupun darurat) pintu / katup y ringkas dan mudah dimengerti bagi para operator. Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado r-5 wekit tenaga / generator a kerusakan pada d, —Proyek sebaiknya menyediakan pembi cadangan untuk mengantisipasi_terjadi generator utama, 8. Pelaksanaan Penimbunan. a. Pemadatan contaet clay supaya lebih memperhatikan kadar air dan tebal lapisan yang dihampar, lapisan yang tipis dapat mengakibatkan terjadinya laminasi yang memudabkan terjadinya membukanya perlapisan.Telah d kan. b. Pemadatan antara timbunan dan tembok spillway adalah merupakan masalah lain; pada bagian ini harus dijaga dan ‘diminimalisasi terjadinya “arching action” antara tanah timbunan dengan tembok, beton dan diusahakan tidak terjadi_perbedaan penurunan yang besar serta penurunannya tidak tertahan, misalnya dengan membuat bidang Kontak yang tidak kasar. Telah dilaksanakan. Material zona-2 (filter) dan transisi (zona-3) tampaknya masib mengandung ukuran dan kandungan lumpur yang melebihi dari yang diijinkan; pengawasanperlu ditingkatkan, Telah dilaksanakan. ksan 4. Timbunan rockfill pada lereng hulu, tampak banyak rongga- rongga: perlu diisi dengan batu ukuran lebih keeil dan pengawasan gradasinya perlu ditingkatkan. Telah dilaksanakan, 9. Quality Control. a. Kadar air yang digunakan saat tanah zona inti dihampar perlu diperhatikan mendekati OMC saat dilakukan penyiraman jangan berlebihan; Karena di lapangan terlihat tanah yang dipadatkan masih ambles bila dilalui truck. Telab dilaksanakan. b. Test density untuk zona-2 dan zona-3 yang saat ini dilakukan dengan membuat sumuran ukuran diameter 30 cm dan sedalam 40 cm dengan cara “water replacement”. Ukuran sumur test disarankan diperbesar menjadi 100 em. Telah dilaksanakan dan hasilnya lebih baik. c. Test kelulusan air untuk zona inti (ona-1) dilakukan_ melalui lubang bekas test sand cone (dangkal) dengan cara constant head. Disarankan juga melakukan test melalui lubang bor tangan kedalaman antara 2 sid 3 m Telah dilaksanakan lebih baik Kalian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado r-6 10, Instrumentasi. a. Untuk memantau rembesan yang keluar dari Weak Zone, supaya dipasang bederapa Obs Well (OW) di bagian hilirnya yang nanti hasilnya dapat dikorelasikan dengan hasil pembacaan Piezometer fondasi dan V-notch. Telah dilaksanakat b. Crest settlement dipasang pada D/S edge saja sebanyak 7 buah. Disarankan untuk memasangnya juga pada U/S edge pada bagian ‘Weak Zone jaraknya lebih dirapatkan. Telah dilaksanakan, ¢, Penyajian grafik hasil pembacaan instrumen : Grafik. Piezometer (elevasi v/s waktu) supaya digabung Gitambahkan) dengan kemajuan penimbunan dan impounding. = Sebelum pengisian waduk (impounding), semua system Piezometer hydraulis harus penuh air (tidak mengandung gelembung udara) dan siap digunakan (pembacaan yakin betul).Telah dilaksanakan. = Sebelum impounding (Kondisi end of construction), gambarkan equipore pressure pada zona inti, untuk check apakah ekses pore pressure telah terdisipasi. ~ Kecuali penggambaran pola penurunan (multilayer settlement) penampang zona inti; gambarkan juga hubungan antara besar penurunan (s) vs waktu (1) untuk setiap elemen plate settlement, sehingga dapat diketahui derajat konsolidasi setiap elemen.Telah dilaksanakan. ~ Gambar (histogram) curah hujan jangan terbalik; gambarkan gabungan antara rembesan, curah hujan dan kenaikan muka air waduk dalam 1 gambar. = Setelah crest dan slope settlement terpasang, segera diukur (x, y. 2) yang akan digunakan sebagai pembacaan awal. 11. Saat rapat pre-technical meeting yang akan dilaksanakan pada awal Mei 2004 di Jakarta maka proyek perlu dibawa beberapa dokumen gambar ukuran Al sebagai berikut a. Geologi Umum, b. Spillway dengan gamber potongan dan detail. c. _ Tipikal cross section Bendungan, River Outlet dsb. d. Layout dan penampang memanjang dan melintang pemasangan instrumen termasuk V-noteh. Weak Zone. f Peta grouting lugeon sebelum dan sesudah digrouting, kajian Petaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 12. Kesimpulan Risalah Sidang Sertifikasi Design tanggal 20 F 2001 dan Tindakan Proyek Sidang Pleno Komisi Keamanan Bendungan dalam rangka persetujuan Desain Bendungan Pelaparado menghasilkan beberapa kesimpulan yang harus dilaksanakan oleh Proyek, yaitu: 2. Dalam pelaksanaan secara periodik dilaporkan_perkembangan kepada Balai Keamanan Bendungan, terulama pelaksanaan > zona lemah dan perbaikan fondasi yang lain, Telah dilaksanakan. > b. Perubahan © perencanaan selma —_pelaksanaan_—_konstruksi sehubungan dengan kondisi Iapangan, harus dilaporkan ke Balai Keamanan Bendungan. Tel ©, Supaya dipersiapkan Reneana Tindak Darurat yang dilengkapi peta genangan rinei dan disahkan oleh pejabat berwenang, harus selesal sebelum pengisian waduk. Sedang dipersiapkan perbaikannya d. Proyek supaya menyiapkan completion report _menjelang pengisian, antara lain berisi uji kualitas meterial, grouting dan sebagainya, Telah ditaksanakan asi Pelaksanaan Rekomendasi Kajian Desain Bendungan Pelaparado E, Eval Perlu diletahui bahwa dalam sidang komisi dengan beberapa diskusi Team kajian dengan pihak pemrakarsa, dibahas beberapa hal yang menyangkut aspek keamanan 1. Daerah genangan yang menjadi quarry untuk timbunan batu sebagian akan tenggelam, perlu diperhatikan risiko dan kemungkinan bocoran yang terjadi pada zona batuan yang lapuk dari batuan quarry tersebut serta diperlukan studi khusus pada zona weak zone pada pondasi Jawaban dan evaluasi dalam pelaksanaan Yerjadinya alur bocoran yang mungkin timbul pada pondasi yang dimungkinkankan menjadi daerah bocor yang berbahaya terhadap zona lemah ditangani dengan treatment yang meliputi -curtain grouting di batwannya, sub curtain grouting, dan blanket grouting. Disamping itu hubungan antara concrete sebagai perbaikan weak zone dengan batuan dasar maupun sisi kiri dan kanannya disekitar weak zone termasuk juga differensial settlement pada weak zone tersebut dilakukan additional grouting melalui chamber yang akan dipersiapkan sebelumnya. Kemudian konsep itu telah diaplikasikan dengan hasil grouting yang dapat diuraikan. xKajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado Khusus mengenai weak zone, dengan melihat beberapa pengalaman hal yang serupa dilakukan di Jepang (10 bendungan serupa dengan ketinggian 45 ~ 150 m). batuan pada bendungan Pelaparado berupa volcanic plastic rock dan andesit. dilakukan dengan pembuangan material hasil remasan pada weak zone itu dan diganti dengan conerete. Target daripada angka lugeon = 5, tapi sekitar 30 ~ 50 % masih berada di ats 5 lugeon. Namun demikian perlu dicatat bahwa terjadi penurunan angka Lu setiap ‘ingkat tahapan dari tingkatan primary sampai tingkatan akhir. Namun konsultan menyimpulkan bahwa curtain grouting pada weak zone telah memenuhi syarat (Executive summary of completion report.volume 1): The result almost satisfied “less than 3 Lugeon’shall be 50% of all check hole stages / final growing stages"and “all stages shail be,less than 10 lugeon” Catatan tambahan: Analisa finite element terhadap distribusi tegangan di sekitar gallery, clistribusi tegangan disekitar grouting chamber serta displacement disekitar grouting chamber, menghasilkan: = Beban emban backfill concrete, = Displacement vertikal dari chamber 10,6 em pada permukaannya serta 10,53 cm di dasarnya, displacement vertikal terhadap pengisian kembali conerete adalaah 9,94 cm pada permukaan serta 9,93 em pada dasar = Displacement vertikal pada terowongan galery _antara 7,94 em sampai 8,37 em serta di penampang lainnya 5,52 sampai 5,53 em. nent terkonsentrasi pada grouting chamber dan bagian 2. Tes ketahanan (durability test) untuk material zona-8, sebanyak 8 (delapan sample) telah dilaksanakan di Bandung. Hasilnya menunjukkan, 7 (tujuh) sample termasulk dalam kategori “high durability”, dan satu sample kategori “medium durability”. Nilai desain material embankment ditentukan berdasarkan hasil pengujian soil mechanical baik di laboratorium naupun di lapangan. Namun sample yang di uji sangat terbatas. Tes tambahan harws dilakukan pada tiap layer timbunan, dengan tujuan untuk membandingkan kondisi aktual dengan nilai desain. Jawaban = Dengan sample yang terbatas, nilai disain ditentukan berdasarkan hasil minimum. Jike hal ini dilakukan maka pertimbanganya cukup konservatifimaka jadi mahal namun keamanan terjamin, = Proyek/ mengikuti standar spesifikasi teknik yang berlaku. Frekuensi pengujian moisture content, field density, dan permeability untuk zona inti dilakukan “I per I layer",selanjutnya akan dicek dalam evaluasi quality control Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1-9 4. Pada data sheet dan/atau catatan lab atau uji lapangan.informasi berikut supaya dilengkapi meliputi clokasianggalstaf yang bertugas.yang menyetujui,serta catatan lain yang perlu Jawaban Berkaitan dengan hal tersebut ,konsultan supervisi melalui proyek telah imeminta konttaktor instruksi sesuai dengan technical advice note,Ref.02- 250.29 Nop 02.mekanisme ini akan dilakukan secara menyeluruh sampai akhir masa kontrak.. 5. Pengujian geser supaya dilakiikan untuk timbunan batw 2ona 8,demikian pula void ratio zona 8 perlu diuji setelah pemadatan. Jawaban. Dalam rangka menjawab sebagian dari pertanyaan tersebut, telah dilakukan uji dengan hasil ~ Ketebalan layer 60 em,pemadatan 6x; dry density 2.04 Vim3 ; void ratio 203, Z aa layer 60 em,pemadatan 8x; dry density 2.09 /m3 ; void ratio - Ketan layer 80 cm,pemadatan 6x; dry density 1.99 vm3 ; void ratio : Kes layer 80 em,pemadatan 8x; dry density 2.08 m3 ; void ratio 1 6. Agar dilakukan uji compressive strength untuk concrete, termasuk batuan zona-8. Jawaban. Hasil compressive strength test adalah sebagai berikut ~ Conerete tipe-A; 3-hari, sampel 7-hari, sampel | 28-hari, sampel | ~ Conerete tipe-D; = 75.04 118.23 lata akan segera dikirimkan a). 3-hari, sampel | = 83.64, sampel 2= 90.41, sampel 3 = 83.45; Rata-rata = 85.77 b).7-hari, sampel | = 104.32, sampel 2 = 97.36, sampel 3 = 104.32; Rata-rata = 85.77 ¢). Untuk data 28 hari akan segera dikirimkan. xajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado r- 10 7. Dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan risiko piping pada zona-! dan zona-2, zona-3 dan zon-8. Jawaban. Gradation check sudah dilakukan dengan hasil sebagai berikut: Filter (zone-2) Core (zone-1) = DIO= 0.12 mm =DIO= 0 mm = DIS =0.25 mm = DIS = 0.0012 mm - D50-= 2.42: mm, ~ D50= 0.074 mm - D60=4.70 mm - D60 = 0.35 mm -D8S=10.96mm ~ * - DSS = 4.78 mm DIS (filter) / D85 (Core) = 0.25 / 4,78 = 0.052 <5 Transisi (zone Altered Rock (zone-8) - D10 = 0.306 mm -Di0O=Omm - DIS=0.45 mm - DIS = 0.094 mm = DS0= 2.75 mm = D50= 4.072 mm = D60 = 5.27 mm = D60= 5.94 mm ~ D85 = 16.75 mm - D85 = 15.83 mm D15 (Transisi) / D85 (Altered Rock) = 0.45 /15.83 = 0.028 <5 Dari hasil diatas menunjukkan bahwa gradasi material telah_memenuhi syarat. Hasil diatas juga tereantum pada laporan “ Reply to the Comments on Zoning Adjustment for the Pelaparado Dam Raised in the Meeting Held on July 2, 2002”. 8. Minimum ketebalan horizontal drain dan kapasitas drainase untuk zona-3 agar diperiksa. Jawaban: Minimum ketebalan 30 cm adalah spesifikasi minimum berdasarkan “Dam Design Criteria of Japan’s Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries”. Penggunaan ketebalan 2.0 m untuk horizontal drain berdasarkan : ~ Horizontal drain sangat penting untuk keamanan bendungan, Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rt- 14 i faktor = Risiko clogging pada horizontal drain yang disebabkan berbag - Faktor lain yang disebabkan gempa bumi. Kapasitas drainase dikalkulasi berdasarkan rumus K = C1 x D1? (Hazen’s formula) Berdasarkan rumus diatas didapat: K = 100 x 0.047 = 1.6 x 0" (em/s) heet dan/atau catatan lab ata uji lapangan, standar/referensi nagar dicantumkan 9. Pada data yang digunaka Jawabaan ? Berkaitan dengan hal tersebui, konsultan supervisi melalui proyek telah meminta kontraktor melaksanakannya sesuai dengan Technical Advice Note, Ref.02-259, tanggal 29 Nop 02, mekanisme ini akan dilakukan secara menyeluruh sampai akhir masa kontrak, 10, Permeability test dan density test pada trial embankment zona-8 harus dilaporkan ke Balai Keamanan Bendungan Jawaban. Trial embankment sudah dilakukan di lapangan pada tanggal 27 Juni 2002. dengan hasil sebagai berikut : oKetebalan 60 cm, pemadatan 6x; dry’density 1.985 — 2.095 vm3 Permeability 3.19E™ oKetebalan 60 cm, pemadatan 8x; dry density 2.061 — 2.121 m3 : oKetebalan 80 om, pemadatan 6x; dry density 1.985 — 1.998 vm3 ; Permeability : Lost oKetebalan 80 cm, pemadatan 8x; dry density 2.112 ~ 2.052 vim3 5 Permeability : Lost 1 11. Analisa stabilitas dengan “Janbu Method” harus dilakukan. Demikian juga analisa stabilitas dengan design seismic coefficient 0.15, dJawaban. Analisa stabilitas bendungan Pelaparado telah dilakukan pada tahap desain dan review desain dengan menggunakan program komputer COSTANA. Namun program tersebut sudah dikembalikan ke kantor pusat Nippon Koei Tokyo pada akhir Jul Analisa stabilitas dengan “Janbu Method” dan analisa stabilitas dengan design seismic coefficient 0.15 akan dilaksanakan di Tokyo pada bulan February 2003. xajlan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparadio r- 12 12. Konsultan agar mempertimbangkan pemasangan material filter di downstream dinding spillway Jeswaabare Berdasarkan saran Komisi Keamanan Bendungan, coarse filter (zone-3) akan ditambahkan pada lereng hilir (penambahan coarse filter sangat penting untuk mencegah materia! halus (core material) terbawa ke downstream, 13. Seleksi tes sampel material harus dilakukan dengan pengawasan yang baik Jawabane . Konsultan bersama kontraktor selalu berada di lokasi dimana penguiji dilakukan untuk memastikan pengujian dilaksanakan dengan baik. 1 dibuat diagram alir supervision dan quality control untuk sete ‘material di quarry dan hauling di embankment area. Janwaban: ‘Sudah dibuat (Lihat Lampiran-3) 15. Material filter yang berasal dari sungai Parado terlihat kotor dan high clay content, Pengujian untuk clay content harus dilakukan, Janvabam: Berdasarkan hasil tes ayakan setelah di bersihkan (washing), clay content kurang dari 5% dari spesifikasi teknik. Misal hasil tes menunjukkan bahwa clay content adalah 0.73% dan 1.23%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa gradasi dari material filter telah memenuhi syarat sesuai spesifikasi. 16. Karena material zona-4 sangat mudah tergerus menjadi halus, maka diperlukan supervisi yang sangat ketat pada saat pekerjaan penimbunan, Jawaban: Konsultan melakukan pengawasan mulai dari stockpile zona-4 sampai saat penimbunan, 17. Untuk mendapatkan faktor permeabilitas yang akurat, tes permeabilitas untuk zona-5 harus dilakukan dengan metoda yang Konstan. Jawaban: kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado fna-5 sudah dilakukan, dengan hasil k = 1.37 x 10" Tes permeabilit cemisee. 18. Untuk mencegah terjadinya pelapukan pada permukaan tereng dan Jongsoran batu, sisi kiri lereng disarankan diprotcksi lay 1-14 Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparacio sJawaban Hingga saat ini terlihat ex! wasi lereng stabil. Namun, pada lereng Block B terlihat curam dan tinggi. Untuk stabilitas jangka panjang, shoterete dengan menggunakan wire mesh atau concrete frame, rock bolt (panjang 3-5 m) dan jubang drainase (5 m ke dalam batuan) / weep holes (0.5 m ke dalam batuan), etc., baik diaplikasikan pada area berm antara El, 110.00 — EL. 153 im. (Hal ini juga telah disarankan oleh ahli geologi konsultan dalam “veport of geological investigation on slope of spillway area”. August 2001) 19. Elevast “émbankinent zona-7, (riprap) harus lebih rendah dari zona-6 (outershell rock zone) agar pékerjaan penimbunan dan pemadatan mudah dilaksanakan, Jawaban. Kontraktor telah diinstruksikan untuk melaksanakan. 20. Permukaan embankment untuk zona-5 dan zona-6 tidak perlu scarity excavator atau ripper kecuali untuk kondisi tertentu, Jawabon. Staf proyek dan konsultan selalu mengawasi Kondisi permukaan sebelum menyebar material pada tiap layer dan menginstruksikan kontraktor untuk mengerjakan dengan baik, r- 15 xajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado BAB - II PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN EVALUASI A. n Utama ologi dan pondasi ‘Tubuh bendungan utama berdiri datas pondasi yang kondisi geologinya, terditi“dari’3 Cigay unit batuan, yaitu “tuff breccia” “andesite” dan bagian “Weak Zone” atait zona leah. Batuan tersebut termasuk “medium hard rock” sampai “hard rock”, dan zone lemah. Pada zona lemah ini telah dilakukan perbaikan secara khusus, yaitu dengan menutup zona lemah tersebut dengan konstruksi beton bertulang. 2. Grouting pada as bendungan Pada pondasi as bendungan telah dilakukan perbaikan untuk menambah daya dukung dan mengurangi rembesan yang terjadi, yaitu dengan grouting. Seperti pada umumnya batuan di alam, banyak mengandung celah dan Jubang sedemikian sehingga membuat alur kecil sebagai jalan air untuk meresap kedalam batuan. Demikian juga kondisi batuan di lokasi Bendungan Pelaparado, sehingga perlu diperbaiki Perbaikan tersebut dengan, “curtain grouting”, “sub curtain grouting”, dan “blanket grouting”, Susunan grouting dapat diperiksa lampiran | Untuk “Blanket Grouting”, dengan kedalaman 0 — 5m, terdiri dari lubang hulu dan lubang hilir “curtain grouting” (tepat dias bendungan). Untuk Iubang hulu as bendungan terdiri dari 4 (empat) baris, yaitu line A,B,C dan D, Lubang hilir 4 (empat) baris, yaitu line G.H,I dan J. Sedangkan sub “Curtain Grouting”, dengan kedalaman lubang dari (0-10) mm, terditi dari 2 baris, yaitu line E dan line F. Untuk “Curtain grouting”, dengan kedalaman lubang dari (0-35) m, terditi dari 2 (dua) batis, yaitu line MD dan MU. Adapun pekerjaan dan banyaknya lubang grouting pada as bendungan dapat diperiksa pada lampiran 2 dan untuk kebutuhan semen, pada setiap lubang grouting dapat diperiksa pada lampiran 3. kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-4 3. Jumlah pekerjaan grouting Untuk jalur bendungan utama (as bendungan). ‘Tabel Panjang grouting pada as bendungan. | Jenis Grouting ng Reneana(m)} Panjang dalam | Pelaksanaan (m) [6.470 nat __ 4.070 3730, at 800 7.290) Holes” 1.470 I 3.250 { 15810 5.60 Zona Lemah (Weak zone) Posisi zona lemah berarah miring ke kiri + 45 ° , terhadap as bendungan dengan panjang 15 m tebal 9 m dan lebar 3,0 m, serta material pengisinys adalah lempung lunak. Pada zone lemah tersebut terbagi menjadi dua bagian dimana pada bagian tengah terdiri dati lempung berwarna coklat kehitaman (klas D) yang sangat lunak. Dibagian sisinya yang sejajar dengan zona lemah terdiri dari zona yang menampakkan kekar / joint yang rapat dati batuan tuff lapilli berselang ~ seling dengan batuan lanau (Klas D) berkisar (10-30) em. Bagian tepi luar sebelah kiri terdapat batuan andesit yang pada bagian kanannya terdapat batuan dengan klas (CM-CH). Sedangkan bagian kanan terdapat batuan tuff lapilli/ tuff breccia klas (CM ~ CH), berwara fabuan dari agak keras hingga keras. Pada zona lemah tersebut, telah ditangani dengan penempatan beton bertulang sebagai pengunci. Disamping itu telah dilakukan grouting yang lebih dalam lagi, yaitu sedalam 40 m, dengan perineian sebagai berikut allan Pelaxsanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-2 ‘Tabel 2—2 = Panjang grouting zona lemah. feo i " T Aa { Jenis Grouting | Panjang Reneana (m)| Panjang dalam ; j Polaksanaan (m) { “Curtain” Sette T1720 Blanket/ contact = 805 “Pilot dan check holes = ie BO Tota £035_ : Untuk metakukan pekerjaan’lanjutan terhadap zona lemab, telah dibuatkan ruangan khusus (chamber) untuk melakukan pekerjaan grouting tambahan pada waktu timbunan telah selesai dibangun, Timbunan ini akan menjadi beban zona lemah yang kemungkinan sebagai akibat beban tersebut akan membuat beton pengunci, sedikit mengalami penurunan/ pergeseran. Penurunany pergeseran antara tanah asi dan beton pengunei, dapat diperbaiki dengan melakukan grouting melalui “chamber” yang telah di sediakan berikut lubang-lubang groutingnya, “Chamber” ini dilengkapi dengan terowong yang menghubungkan dengan luar bendungan. Yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk memonitor kondisi zona lemah. 5. Pelaksanaan Grouting pada Weak Zone Target nilai lugeon di weak zone adalah sama halnya dengan pelaksanaan di dacrah normal, Hal tersebut berdasarkan atas pertimbangan pengalaman baik di Indonesia maupun di Jepang. Adapun target lugeon tersebut, adalah sebagai berikut = + Contact, blanket dan sub-curtain grouting < 10 Lu + Curtain grouting <5 Lu. Karena kondisi batuan pada weak zone sangat lunak, maka sangat sulit tuntuk memperoleh nilai lugeon yang disyaratkan, terutama grouting blanket dan grouting sub-curtain. Untuk itu, criteria yang diterapkan pada daerah weak zone adalah sebagai berikut : * Untuk check holes/ final grouting stages diharapkan 50 Yenya mencapai lugeon <5 dan untuk curtain grouting mencapai lugeon < 10 © Untuk check holes/ final grouting stages pada blanket grouting diharapkan dapat mencapai (80 ~ 90) % nya dan untuk blanket grouting mencapai lugeon < 20. 6. Hasil Grouting a, Pada weak zone, downstream area = Untuk blanket grouting, sekitar 30 % dari lubang sekunder, tersier dan kwarter memperlihatkan lugeon > 10 sedangkan 70 % dari Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-3 lubang tersier dan kwarter memperlihatkan lugeon < 10 (periksa lampiran 5,graph 8.6.4). Pada daerah ini perbaikan lugeon berdasarkan hasil grouttakes sangat sulit, karena areanya mengarah ke hilir dari “curtain grouting”. b. Pada weak zone, upstream area. ~ Sekitar (G0 — 40) % dari lubang sekunder dan tersier memperlihatkan nilai lugeon > 10 (periksa graph 6.8.2, lampiran 5) sedangkan lubang kwarter memperlihatkan nilai lugeon < 10 = Untuk lubang tersier dan kwarter yang jumlahnya 4 (empat) lubang, “* yaiig” dipakai sebagai check holes.3 lubang dliantayanya memperlihatkan nilai lugeon 0,5 hingga 84 dan 1 tubang menunjukkan nilai lugeon 12,3. Berdasar hasil tersebut, grouting pada areal upstream telah efektif. ©. “Curtain Grouting” = Sekitar (30-50 ) % dari seluruh stages memperlihatkan nitai lug > 5 (periksa grafik 6.9.2, lampiran 6) Tergetnya adalah nilai lygeon <5. Dari hasil tersebut belum tampak adanya perubahan harga lugeon untuk masing-masing stages grouting, baik dari stages primer ke final stage, Untuk itu dilakukan dua buah check holes (CH ~ 20 dan CH ~ 21) untuk dapat menilai efetifitas pelaksanaan grouting pada daerah tersebut dan hasilnya seperti table berikut xajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-4 bel 2-3: Harga Luegon check holes (CH ~ 20 dan CH -21). (No-Tabang | Kedalaman | Harga Lagoon | Lubang [~ Warga | Kesimpulan (m) (Lu) Tambahan | Lugeon (Lay [CH= 200.00 - 5.00 75,03 MUQP-7 1437 OST 370 Diterima 5,00 = 10,00 892 | MUQP=7 3.36 Diterima ~ [10,00 = 15,00 “321 [_ aE 7 _ i 20,00. 31.04 OCT 2a Diterima | EC 73.01 1s 218 663 [ 490 17.65 CH= 37 7.5 Diterima 6.93 CH=a1 | 0.00=5.00 038 Diterima 3.00 10.00 3.89 Diterirma 0,00-~ 13,00 3.13 Diterima 13,00 = 20,00 24 Diterimia 720,00 = 25,00. 419 Diterima 00 = 30.00 7.46 Diterima Dari hasil check holes tersebut diatas masih memperlihatkan adanya stages yang masih dibawah target, kemudian diperbaiki dengan injeksi grouting dan dilakukan dengan melakukan pernambahan lubang grouting yang akhirnya nilai lugeon dapat mencapai target. d. Grouting di Normal Area Curtain Grouting Dalam pelaksanaan “Curtain Grouting” masih terdapat sekitar (40 ~ 50%) yang memperlihatkan angka lugeon diatas target, (periksa graph 6.7.2, lampiran 7) sedangkan targetnya adalah dengan nilai lugeon <5. Jika dipakai nilai lugeon < 10, maka seluruh lubang grouting pada tersier dan kwarter mencapai 70%, Untuk memperbaikinya telah dilakukan 32 buah check holes. Hasilnya adalah bahwa 87 % dari seluruh chek hole/ final stages tersebut menunjukkan nilai ligeon <5. Karena lubang check hole tersebut di grouting, kemudian dilakukan penambahan lubang (kwarter holes) bagi yang belum memenuhi. Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelanarado 11-5 c. _ Blanket Grouting Dalam pelaksanaan “Blanket Grouting” masih terdapat sekitar (50 ~ 60)% yang memperlihatkan angka lugeon diatas target yang ditunjukkan oleh grouting kwarter. Periksa grafik 6.7.4, lampiran 8, Kemudian “Quinary holes” menunjukkan 76 % harga lugeon yang < 10. Sedangkan untuk kwarter holes menunjukkan 80 % harga lugeon yang < {5 - 20 dan untuk final grouting / quinary holes adalah sebesar 91,%. : 7, Evaluasi grouting a) Daerah Weak Zone 1), Blanket Grouting - Down Stream Area Nilai lugeon < 10,sebesar 70 % Nilai lugeon (10 — 20), sebesar 30 % - Upstream area Nila lugeon < 10, sebesar (60-70 ) % Nilai lugeon > 10, sebesar (30 ~ 40 ) % 2) “Curtain Grouting” ~ Nilai lugeon < 10 sebesar (60 — 70) % = Nilai lugeon >10 sebesar (30 - 40) % ~ Dari hasil chek hole masih tampak nilai lugeon > 5 kemudian dilakukan penambahan holes pada lokasi tersebut, dengan hasil seluruhnya mempunyai nilai lugeon akhir <5. b). Normal Area 1) Curtain Grouting = Nilai lugeon <5 , sebesar (40 ~ 50) % (pada lubang tersier dan kowarter) - Nilai lugeon < 10, sebesar 70 % (pada lubang tersier dan kowarter) = Nilai lugeon < 5, sebesar 87 % (pada lubang check holes/final grouting) = Nilai lugeon < 10, sebesar 93 % (pada lubang check holes/ final grouting) Dari check hole yang belum memenuhi target nilai lugeon < 5, dilakukan penambahan lubang, sehingga hasil akhir nilai lugeon untuk seluruhnya <5. Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 11-6 2), Blanket grouting ~ Nilai lugeon < 10 , sebesar (50 - 60) % pada kwarternary holes = Nilai lugeon ini sebesar 76 % pada quinarry hole/ final grouting _ Nilai lugeon < 15 — 20 sebesar 80 % pada kwarternary holes = Nilai lugeon < 15 ~ 20 sebesar 91 % pada qunary hole atau final holes. 3). Dari uraian diatas konsultan berpendapat bahwa_ pelaksanaan, ng djbendungan pelaparado telah memadai ; 8. Modifikasi Desain Bendungan Utama Perubahan dan modifikasi Desain Bendungan utama dilakukan sehubungan dengan kondisi material, terutama material random pada zona 4 dan zona 5 (Tipe tampang melintang bendungan, dapat diperiksa pada lampiran 13). Pada zona tersebut terdapat perbedaan Kualitas antara yang diasumsikan pada waktu perencanaan dan saat dilakukan penggalian dalam rangka pelaksanaan. Adapun modifikasi tersebut adalah sebagai berikut a. Modifikasi 1 Dilakukan setelah penggalian pondasi spillway yang ternyata ditemui bahwa batuan terlapuk tinggi cukup banyak dan material halus banyak terdapat didaesah spillway. Material ini dinilai mempunyai parameter kuat geser yang lebih rendah dibanding dengan yang diasumsikan, sehingga diputuskan untuk meneari Quarry lain, sebagai bahan untuk zona 4 dan 5. b. Modifikasi IT Dilakukan setelah mengetahui kondisi material di quarry pada modifikasi | yang terdiri dari © Batuan terlapuk dan telah berubah (weathered dan altered rock), Batuan ini tidak digunakan, © Batuan terlapuk © Altered rock Baluan segar (termasuk yang terlapuk ringan). Modifikasi Il yang dipakai sebagai desain akhir. ‘Adapun perbandingan parameter tanah desain awal dan desain akhir adalah seperti table dibawah ini allan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-7 Tabel 2.4: Parameter desain awal dan akhir bendungan utama i { J eee (thm) ] ton (un) | Kohesi, C (Um') | Sudut gosers 6 (. | Zona) Material | esain | Desain | Desain | Desain | De Desain | Desain | | awal Awal | Akbir | Awal | Akhir | Awal | Akhir | boa ami | 189 | 19 | 197 1,99 30 «| 40 2 18 12. | Fier 1,90 8% "fs 208 | 205 | | o 33 | 29 13, |rransisi | 178] 303 [208 ‘| 207 eee edo 36 Fy i | | | | 4 | Weathered | 197 | 1.93 2.06 2,09 | 16 | 34 2B 28 | Rock | 1 | | 5. | inerock | 206 | 184 | 203 2,09 12 | 14 26 32 | | i i 1 6. | Coarse aio | io | 22a | ats | = | 8 40 40 } Rock | | 7. |Riprap | 210 | 194 | 224 | 2I5 | 7 | ° 40 40 | 8. | Anered - 1.93 : 2,09 - 29 : 0 | Rock | Hasil analisis stabilitas leveng modifikasi desain (desain akhir) adalah seperti table di bawah. Tabel 2.5: Hasil analisis stabilitas lereng modifikasi desain Kondisi ‘Tekanan Air Kh | Elevasi Air Waduk | Faktor Keamanan Pori (m) us Ds Muka Air Normal Steady 0,12 + 150,00 1,299 1,291 Kosong Unsteady. 0.06 - 1,795 1341 Muka Air Antara Steady 0,12 + 142,00 1272 - + 138,00 1,262 - + 132,00 1,250 - Muka Air Banjir Steady 0 + 153,07 2,469 1721 Surat Cepat Unsteady 0,06 + 150,00 1,624 - + 130,00 11-8 xajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 9. In ‘umenta a. Jenis dan Jumlah Instrumen Untuk maka dipasang beberapa jenis instrument scbagai berikut : h. memantaw perilaku bendungan pada berbagai kondisi pembebanan. Piezometer jenis hidraulis, dipasang pada 2 lokasi, yaitu STA 6 * dan STA 18 *°, masing-masing 20 set pada tubuh dan pondasi bendungan. Multi layer settlement dipasang di zona inti pada STA 6 + 15, terdiri dari 9 settlement plates yang dipasang pada berbagai elevasi melalui, 1 baiting, pipa PVC. Crest settlement points, dipasang pada lereng hilir (D/S) dengan jumlah 16 titi Slope surface settlement points, dipasang pada lereng hilir (D/S) dengan jumlah 16 titik. V = notch, untuk mengukur rembesan yang keluar dari kaki bendungan,dipasang di 2 (ds) fokas, yay | (satu) dipasang pada weak zone (zone lemah) dan 1 (satu) lainnya untuk mengukur rembesan yang melalui tubuh bendungan. 5. Pembacaan instrumen ro) Piezometer pada pondasi Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keefektifitas “Curtain Grouting”. Pada pondasi batuan, dipasang 8 buah piezometer yang masing-masing terdiri dari 4 unit. Untuk setiap posisi, 2 (dua) unit dipasang sebelah hulu * Curtain grouting” dan 2 (dua) unit yang Jain dipasang dihilir “ curtain grouting” Hasil pembacaan dapat diperiksa pada table berikut : ‘Tabel 2-6 : Hasil pembacaan TENT STAGE TOA 7am | TANGGAL WOLT Beda ET PEMBACAAN tiir= Ne] Dp] FF TP} AP] TF | Halu my testoment | pacactevesi | vin2 | EL) | tnstumem | padaeievast | v2 | 8L) (on) (im) SE SHLTOT | PPT [7500 [5.50 | 9.50 | PF 7500 [250 a FFI — ss 00 — [Teo | 99.00| PF a [85.00 — [12.00 a Thu 2005 PF=T 75.00 31.00 | 106.00 PF-2 73.00, 30.40 | 103.40 | -0.60 PF-3 85.00, 21.70 | 106.70 PF-# “8500 [20.40 | 105.40 | -1.30, [3 Nov 2005. PF=T 75.00, 31.40 [106.40 PF-2 75.00, 29.40 | 104.40 | -2.00 | PF=3 $5.00 [2240 | 1070 | PF-4 5.00. 20,9 | 108.50 | =1.30. SRIF | 9s 0 |S 107g PR= 375005000 | 105.00-[ 290 [RFS] as 00530 Toso] Pr=8 Pa vo F180") 106 80-10 Spe BOOT [PT | 75.00 850 TOTO P15 wo 9050-105 0. 80 FLIP Bs of 2030 TSO] Pra | 85.00 | 2200} 1070 | AD kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1r-9 Pp = Tekanan Pori (vm") HP = Elevasi muka air (m H30) Berdasarkan pembacaan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ting muka air dihilir bendungan lebih rendah dibandingkan dengan muka air yang berada dihulu: bendungan. untuk meminimatkan n balk. Dengan demikian fungsi “Curtain Grouting” rembesan pada pondasi dapat berfungsi den; = -"Derttikian juga yang terjadi pada piezometer di Sta [8 + 0, bghkan’ hasilnya lebih baik, dibandingkan dengan keefektifan grouting pada sta 6 + 10, hal ini disebabkan karena sta 6 + 10 terletak pada zona Jemah sehingga pekerjaan injeksi semen kedalam zona lemah lebih suulit (2) Piezometer pada tubuh timbunan (zona 1) Untuk mengukur tekanan pori mula-mula dan penambahan tekanan pori yang terjadi serta elevasi muka air pada tubuh bendungan. telah dipasang 32 buah piezometer yang dimonitoring selama pelaksanaan timbunan, pengisian dan masa operasional Pada masa pelaksanaan timbunan ini, telah dilakukan pembacaan yang hasilnya seperti tabel dibawah ini. Tabel 2-7: asio Tekanan Pori Terhadap Tinggi Timbunan pada Sta 6+ 10 Tagg eset SF TO Da WEE ZY Timbussn eri Feasangan 10050 Teves Pemba 10500 Tinga PES} Tiget | PET] PES | eH sian 7 wea PTA a9 am) ais) | ao | 03) a | @ | cba | TIO] Tas Pee TT OS TS wo | aH | an a3 | cr] eo | SNe HS ce ara (26 | a7s) | 62 60.2) | 02) SREB | aTas | eas pI] S a | TOs) 3.20 3s | (da) | 103) 61) | aay | 2 BRAM ETO | STO SSI | TSO PTO | | ean | any | can @n | a6 | 6» Berdasarkan tabel diatas, tekanan pori yang terjadi pada timbunan zone | cenderung mengikuti naiknya elevasi timbunan zone | pula. Disemping ita rasio kenaikan tekanan pori yang terjadi pada kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-40 piezometer rata-rata dibawah 25 % terhadap tinggi timbunan sampai pada elevasi pemasangan piezometer. Berarti bahwa tekanan pori yang terjadi sangat aman, jika dibandingkan dengan asumsi analisis ierhadap keamanan, yaitu dibawah 50 % total tekanan yang terjal Hasil piezometer secara keseluruhan dapat diperiksa pada lampiran 9a.9b.9e dan 9d. (2) Multi layer settlement © “penidakeiran debit rembesan tetap diukur masing-masing. V-notch yang sebelah kiti telah mengeluarkan debit aliran yang diukur pada tanggal 5 April 2003, sebesar 1,5 lll, Kemudian pada tanggal 5 Mei 2003 sebesar 0,044 Vdetik, air rembesan tersebut berasal dari mata air disebelah hilir daerah “Weak Zone” yang pada saat konstruksi sudah ada. Sedangkan V-notch yang berada disebelah Kanan sampai saat ini belum mengeluarkan debit rembesan, yaitu V — notch yang, menampung air rembesan dari tubuh bendungan cc, Evaluasi Instrumen = Piezometer pada pondasi, telah berfungsi dengan baik. = Malti layer settlement, telah sesuai/ mendekati perhitungan design, — V-notch sebelah kiri telah berfungsi dengan baik, V - notch sebelah Kanan belum berfungsi — Instrumentasi yang lain belum dapat dievaluasi karena belum berfungsi 10. Quality Control Kontrol kualitas tethadap pelaksanaan bendungan Pelaparado dilakukan erhadap urugan tubuh bendungan dan bangunan pelengkapnya yang berupa beton bertulang. Untuk tubuh bendungan berupa zona I (impervious core), zona 2 (filter), zona 3 (transition), zona 4 (weathered rock), zona 5 (fine rock), zona 6 (coarse tock), zona 7 (rip-rap), dan zona 8 (altered rock). Seclangkan bangunan pelengkapnya adalah bangunan pelimpah, menara pengambilan, terowong pengelak yang kemudian digunakan sebagai saluran pengeluaran untuk irigasi. Adapun hasil Kontrol kualitas adalah sebagai berikut (). Contact Clay Sebelum urugan zona I, pada batuan dasar (bed rock) diberi contact clay yang dipadatkan dengan menggunekan small vibrating roller | ton dalam & lintasan dan tamping rammer seberat 90 kg dalam 4 lintasan pada lapisan setebal hamparan 10cm. Kajlan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelanarado Ir-12 oratorium contoh tanah contact clay menunjukkan bahwa tas antara 1,03x10°° em/s sampai 9,22x10 em/s dan 8.34% sien perm ntara 112,39% sampa 2). Zona I (impervious core) Zona | berupa lempung dengan plastisitas rendah (CL) dan sebagian fempung pasiran yang dipasang di lereng hulu cofferdam dan di tengah tubuh bendungan sebagai int. Hasil, taboratorium.dari contoh tanah zona 1 di tubuh bendungan vtamar setelah digilas menunjukkan bahwa koefisien permeabilitasnya ratf-rata 3.037x10° cm/s, minimum 1,00x10° em/s, dan maksimum 9.72x10"° emis dari contoh tanah yang diambil tiap lapisan hamparan, sedangkan derajat kepadatannya rata-rata 101,59%, maksimum 109.92% dati contoh tanah yang diambil setiap 2.000 m’ atau setiap minggu pengambilan. Sedangkan untuk gradasi butiran dari contoh tanah zona 1 ini sudah masuk dalam batas-batas gradasi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik (3). Zona 2 (filter) dan zona 3 (transition) Zona 2 berupa pasir kerikil yang disyaratkan butiran maksimum 100 mm yang kemudian dipasang di lereng hulu dan hilir zona 1 sebagai filter. Sedangkan zona 3 berupa kerikil yang disyaratkan butiran maksimum 200 mm yang kemudian dipasang di lereng hilir zona 2 bagian hilir sebagai transisi Pelaksanaan urugan zona 2 dan zona 3 ini dilakukan dengan menggunakan vibration roller 20 ton dalam 4 fintasan pada lapisan hamparan setebal 40 em, Hasil laboratorium contoh tanah zona 2 menunjukkan bahwa koefisien permeabilitas rata-rata 2,824x10° cm/s, minimum 1,04x10° emis, maksimum 9,79x10% cm/s, dan Relative Density (DR) rata-rata 147,09%, minimum 87,30%, maksimum 228,59%. Sedangkan hasil laboratorium contoh tanah zona 3 menunjulckan bahwa koefisien permeabilitas rata-rata 2,351x10° cm/s, dan Relative Density (DR) rata-rata 156,265%, minimum 77,832%, maksimum 285,746%. radasi butiran dari contoh tanah zona 2 ini sudah masuk dalam asi teknik. Untuk batas-batas gradasi yang disyaratkan dalam spesi xalian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rr-13 (4). Zona 4 (random fill) Zona 4 derupa weathered voleanic rock yang diambil dari galian bangunan pelimpah, terowongan pengelak, galery dan pondasi tubuh bendungan Zona 4 ini dipasang di cofferdam dan bagian bawah hulu tubuh bendungan. Pelaksanaan urugan zona 4 ini dilakukan dengan menggunanakan vibration roller 20 ton dalam 6 lintasan pada lapisan hamparan setcbal 60 em Hasil laboratorium dari contoh tanah zona 4 menunjukkan bahwa koelisien, perntedbilitastiva rdta-rata 4,88x10" envs. minimum 0.125810 cnvs, dan maksimum 12,5x10™ em/s, sedangkan derajat kepadatannya rata-rata, 99.49%, minimum 94.485%, maksimum 109.312%. Untuk gradasi butiran dari contoh tanah zona 4 ini sudah masuk dalam batas-batas gradasi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik. 6 (coarse rock), dan zona § (altered (5). Zona 5 (fine rock), zon rock) Zona $, zona 6, dan zona 8 berupa urugan batu yang diambil dari quarry yang terletak 500 m upstream tubuh bendungan. Untuk zona 5, zona 6, dan zona 8 ini disyaratkan mempunyai gradasi maksimum 60 em, tebal hamparan 80 cm dan dipadatkan dengan Smooth Vibrating Roller dalam 6 lintasa Hasil laboratorium menunjukkan bahwa relative density zona 5 rata-rata 154,85%, minimum 108,50%, dan maksimum 229.14%. Relative density zona 6 rata-rata 186,24%, minimum 145,89%, dan maksimum 241.1 1%. Sedangkan relative density zona 8 rata-rata 157,12%, minimum 110,27%, dan maksimum 243,56%. Untuk gradasi butiran dari contoh tanah zona 5, zona 6, dan zona 8 ini sudah masuk dalam batas-batas gradasi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik. (©). Evaluasi a) Koefisien permeabilitas contac clay telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih kecil dari 10° em/s. 1b) Koefisien permeabititas zona I di tubuh bendungan wama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih kecil dari 10° emis, Derajat kepaclatan telah memenuhi spesifikasi. allan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado m-14 ©) Untuk zona 2 dan zona 3, koefisien permeabilitas di tubub bendungan utama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebil kecil dai 10° emis (free drain), dan derajat kepadatannya juga memenuhi syarat yaitu lebih besar dari 70%. Unik zona 4, koefisien permeabilitas i tubuh bendungan mama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih keeil dari 10° emds, dan devajet kepadetannya juga mememibi syarat yuitu lebih besar dari 90% e) °'Unlidk Zona’y, zona 6, dan zona 8, derajat kepaclatannya memgnuhi’ syarat yaitd lebih besar dari 90%, ngunan Spillway 1. Kondisi geologi Bangunan spillway Bendungan Pelaparado, terletak disebelah kiri_ yang mempunyai ukuran lebar 60 m dengan panjang 400 m dimulai dari weir crest hingga tailrace. Bangunan tersebut diletakan pada pondasi dengan elevasi dasar 145,50 m, untuk mereu / weir hingga elevasi 95,00 m untuk bangunan kolam olak. ‘Adapun kondisi batuan/ geologi pada pondasi bangunan spillway dapat diuraikan sebagai berikut a. Pada weir Batuan pondasi pada lokasi tersebut termasuk dalam kategori Klas batuan CH — CM yang sebagian kecil termasuk klas CL. Pada bagian sisi kiti GGinding Kiri) terdapat batuan Klas D dengan kandungan lempung berukuran (2-3) m dan tampak seperti zona geseran (shear zone). Batuan tersebut berukuran kecil yang mempunyai tebal 3,25 m. Dibawahnya adalah batuan Klas CM-CH. Batuan lunak (Klas D) tersebut digali kemudian diganti dengan dental conerete. Periksa lampiran 15. b. Slab ke arah stilling basin Pada lokasi ini didominasi oleh batuan andesit yang termasuk Klas CM- CH dan sebagian kecil klas CL. Di beberapa tempat tampak batuan Tunak dengan ukuran kecil (10 ~ 30) em. Setelah selesai penggalian pada elevasi yang direncanakan, batuan minor! Iunak, lepas ataupun yang fracture digali kemudian dibuang hingga tampak batuan segar (klas CM atau CH). Galian yang tak beraturan tersebut dilakukan pembetonan laveling. kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado Pondasi dinding weir Seperti halnya yang lain, pondasi dinding weir ini didominasi oleh batua andesit yang termasuk Klas CM- CH dan sebagain kecil Klas Cl Disamping itu terdapat pula batuan lapuk yang termasuk Klas D. pada Jokasi ini diperbaiki dengan pemasangan angker. d+ Pondasi dinding slab hingga stilling basin. Didominasi oleh batuan andesit, dengan klas CM ~ CL dan sebagian CL. Terdapat sebagian kecil batvan lapuk klas D. Pada lokasi ini diperbaiki dengan pemiasangant angker. Tee ce. Lokasi weir control/taifrace. Didominasi oleh batuan andesit yang termasuk klas CM ~ CH dan sebagian kecil CL. Pada dinding sebelah Kiri bagian atas tersingkap endapan koluvial? talus, Kemudian pada bagian ini dilakukan penggalian untuk mencapai baiuan yang segar. Bekas galian diganti dengan beton. Pada bagian luar dinding weir dipasang drainase (under-drain) dan ditutup Kembali dengan material random sesuai perencanaan 2. Drainase dibawah (Under Drain) Untuk mengurangi tekanan “Up lift” make dipasang drainase _dibawah (Under drain”). Adapun dimensinya serta bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : + Kedalaman(H) = = 0,40 m ~ Lebar (B) 0,70 m + PVC dengan diameter= 15cm = Jumlah jalur = 6 jalur pada upper chute dan 4 jalur pada lower chute = Gravel = ukuran max 20 mm. Besi angker (Anchor Bor) Untuk memperkuat tahanan terhadap gaya angkat maka dipasang angker. Pemasangan tersebut baik pada dinding penahan maupun pada slab.Pada besi angker tersebut telah dilakukan uji tarik di lapangan dengan menggunakan “Center hole jack” . Uji tersebut diterapkan dengan beban tarik sebesar 9,6 ton, dengan hasil yang memuaskan/ memenuhi syarat 4. Aerator vitasi, maka pada “chute way” dilengkapi Untuk mengantisipasi terjadinya k ipasi timbulnya kavitasi. Aerator tersebut dengan konstruksi yang menganti dlipasang pada elevasi 108,00 m. xalian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1r-16 5. Kontrol kualitas Pada bangunan spillway ini telah dilakukan Kontrol kualitas terhadap beton sebagai bahan utamanya. Untuk beton pada spillway disyaratkan bahwa “compressive strength design” adalah 175 kglem2 (K175), type D. untuk struktur utama.Untuk struktur penunjang dipakai beton type F (K 125). Dari hastl-test':” : if = Tegangan desak:rata-rata yang terjadi untuk seluruh sample diatas 200 kafem2 > 175 kg/em2 memenuhi syarat. Sedangkan untuk beton laveling (struktur penunjang) dan belon pengisi disyaratkan “Compressive strength Design” adalah 125 kg/em2 (K125)/ Type F- Dari hasil test = Tegangan desak rata-rata yang terjadi untuk seluruh sample diatas 145 ko/om’ > 125 kglem*, 6. Evaluasi = Geologi ~ cukup baik = Pelaksanaan Grouting ~ memadai = Kontrol kualitas ~ memenuhi C. Bangunan Diversion Tunnel (saluran pengelak) 1. Kondisi Geologi Jalur saluran pengelak didominasi oleh batuan “tuff breccia/ lapilli tuff dan batuan andesit. Batuan “tuff breccia"adalah batuan yang masip dengan kekakuan tinggi dengan gradasi paling halus sampai kasar dengan berselang ~ seling antara “sandstone” dan “silstone”. Pada inlet, batuan andesit warna abu- abu, Keras dan moderately weathered”. Kondisi batuan sepanjang rute saluran pengelak dievaluasi sesuai “Rock Mass Rating” (RMR) oleh Bieniawski, Adapun hasilnya sebagai berikut : Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungen Pelaparado qr-17 Tabel 2-9 : “ Rock Mass Rating along Diversion Tunnel. Parameter ee Values Unconfined Comp. Strength 25 ~ 30 (assumed) = Rock Quality designation (%)_ 5 5 discontinuity (m) ‘Completely dry 15 * Total a 14 a Tsirike and dip orientation « a eet A strike of the dominant joint relatively perpendicular with the direction of tunnel with dip more than 45° Rock Mass Rating (good rock) eH oO 2 Grouting ‘Tabel 2 ~ 10 Panjang Grouting Location Original (m) Actual (m) Diversion Tunnel Route = Curtain Pree 720 960 = Consolidation’ 2.480 1974 ilot and chek holes SORE 60 ~Additional 300 160 Total 3650 3154 Adapun hasil secara keseluruhan dapat diperiksa pada tabel 6.1, lampiran 2, sedangkan penggunaan semen pada tabel 6.2, lampiran 3, hasil test lugeon pada tabel 6.3, lampiran 42, untuk pekerjaan check holes untuk melakukan test lugeon, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pekerjaan hrouting ‘Adapun hasilnya dapat diperiksa pada tabel 6.4, lampiran 4b dan 4e yang sekaligus dapat diketahui permeabilitasnya. 3. Kontrol Kualitas Pada pekerjaan diversion tunnel diperlukan 2 (dua) jenis kualitas beton, yaitu kualitas B (K225) dan kualitas F (K125). Dari hasil uji “strength” pada Jaboratorium menunjukkan bahwa untuk kualitas B (K225) atau type B, hasil strength rata-rata dari seluruh sample 245 kg/cm2 yang berarti lebih besar dari K225 (strength = 225 ke/em’). Untuk kualitas F (K125) atau type F, basil strength rata-rata dari seluruh sample > 135 kg/om? yang berarti lebih besar dari K125 (strength = 125 kg/em’). xalian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1r-18 4. Evaluasi cukup baik memadai = Kontrol kualitas ‘memenuhi D. —_ Bangunan Terowong Gallery 1. Kondisi Geologi Pembuatan terowongdn gallery: dimaksudkan untuk memantau Kondisi_ pada zona lemah (“weak zone”), antara lain dental conrete, air tanah dan sebagainya. Zona lemah tersebut terletak di as bendungan pada sisi kiri, Panjang terowong gallery secara keseleruhan, adalah 150 m, Untuk mengetahui Kondisi geologinya felsh dilakukan investigasi dengan 6 titik. Dari investigasi tersebut diperoleh gambaran kondisi geologi yang kemuclian dikelompokkan kedalam 3 (tiga) bagian kearah memanjang, Adapun kelompok hasil investigasi tersebut adalah sebagai berikut = Section A + Panjang 35 m, lokasi dekat dengan zona lemah yang terletak paling akhir terowongan (didalam) dengan Kondisi geologi batuan selang scling “calcareous siltstone dan tuff breccia yang umumnya lepas dan banyak “joints”. Dari hasil boring menunjukkan batuan klas D dan sebagian klas CL(CM Section B + Bagian tengah/ utama gallery, dengan panjang 100 m. dari hasil boring menunjukkan dominasi batuan andesit klas CM ~ CH, dan sebagian klas CL. Section C Bagian pintu gerbang dengan panjang 15 m. Dari hasil boring menunjukkan keadaan geologi dengan batuan “tuffaceous siltstone” klas D ~ CL dan batuan andesit klas CL — CM. Kondisi batuan sepanjang terowong gallery dievaluasi menurut “ Rock Mass Rating” oleh Biemiawski yang hasilnya sebagai berikut = ‘Kajlan Pelaxsanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 11-19 Tabel 2-11: Rock Mass Rating along diversion tunnel. Parameter Values Rating [Unconfined Comp. Strength (Mpa) 25 = 50 (assumed) t [Rock Quality designation (%) 35-60 ee pacing discontinuity (i) W206 CS > Condition of discontinuity Rough weathered rock 20 “Ground water How Wet 7 : Total wo stvike of the dominant joint relatively perpendicular with the direction of tunnel axis with dip more than 45" Rock Mass Rating Gar Fock) a ng at the weak zone of diversion tunnel. Tabel 2-12 : Rock Mass B Parameter Values Rating = Unconfined Comp. Strength (Mpa) 1=3 (assumed) T = Rock Quality designation (%) £23 60 3 = Spacing discontinuity (m) <06 5 = Condition of discontinuity Slickensided gauge 10 = Ground water flow Wet dripping a Total 3 “ike and dip orientation strike of the dominant joint relatively perpendicular with the direction of tunnel axis <8 with dip more than 45° Rock Mass Rating ‘(very poor rock) a 2, Growing ‘Telah dilakukan grouting consolidation dengan panjang (otal 440 m, Kontrol kualitas Pada pekerjaan bangunan terowong gallery diperlukan dua jenis kualitas beton, yaitu kus B (K 225) dan kualitas D (K 175). Dari hasil uji”strength” dilaboratorium menunjukkan babwa untuk kualitas B. hasil strength rata-rata dari seluruh sample > 243 kg/cm* yang berarti lebih besar dari K 225 (strength = 225 kg/em2). zr-20 kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado EB, Demikian juga untuk kualitas D (K175), hasil strength rata-rata dari selurah sample > 200 kgfem® yang berarti lebih besar dari K175 (strength untuk kualitas D = 175 kg/cm’) 4. Evaluasi = Geologo ~ cukup baik = Pelaksanaan grouting - memadai — Kontrol kualitas - memenuhi Bangunan Méhar Pengambilan : 1 Kondisi geologi Menara pengambilan yang terletak disisi_ kananbendungan dengan memanfaatkan saluran pengelak, Pondasi menara pengambilan ini bertwmpu pada kondisi geologi yang didominasi oleh batuan tuff breccia/ lapilli wf yang mempunyai tegangan cukup kuiat (klas CH, 400 ~ $00 kg/em*) untuk menahan bangunan tersebut Grouting Pada pondasi menara pengambilan ini juga telah dilakukan grouting dengan panjang 200 m. Kontrol kualitas Pada pekerjaan menara pengambilan diperlukan hanya satu jenis kualitas beton, yaitu kualitas A (K225). Dari hasil uji strength di laboratorium menunjukkan bahwa hasil strength rata~ rata untuk seluruh sample > 249,00 kg/m’ yang berarti > K225 (strength = 225 kg/em*). Memenuhi 4. Evaluasi = Geologi ~ cukup baik = Grouting ~ memadai — Kontrol kualitas — memenuhi Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado: rr-21 BAB - III KESIAPAN PELAKSANAAN PLUGGING DAN OPERASI Pelaksanaan Plugging A. Kesiapa royek Status dan Kondisi Sampai dengan bulan Mei 2004 pekerjaan timbunan bendungan utama télah mencapai El-+152.50 dan saat penutupan terowongan pengelak elevasi timbunan dapat mencapai El. +154.00 msl, lebih tinggi dari elevasi banjir rencana El, 153.07. Diperkirakan pekerjaan timbunan akan selesai pada minggu | (pertama) bulan Juni 2004. Kondisi dibagian huly bendungan aman untuk mulai dilakukan pengisian waduk. Pembebasan tanah sudah selesai dilaksanakan pada tahun 1998. tidak ada pemukiman yang berada di dacrah genangan Karena petani pemilik tanah adalah penduduk disekitar bendungan. Pengaruh pengisisan waduk terhadap ekosistem, flora dan margasatwa relatif keeil. Untuk pemberian/pemenuhan kebutuhan pemakai air ke daerah hilir, proyek menyediakan Pompa dengan debit 200 fiter/detik yang akan dioperasikan 22 jam/hari. Besar debit pemberian hampir sama dengan debit sungai saat ini sekitar 200 ~ 300 liter/detik. Scdangkan dampak resiko jika terjadi sesuatu di bendungan telah diantisipasi dengan adanya Reneana ‘Tindak Darurat (RTD) yang sosialisasi dengan Pemerintah Daerah setempat telah dilakukan pada tanggal 5 Mei 2004. 2. Tahapan Pengisian (Impounding) Waduk Pelaparado “Tahap-tahap pengisian waduk Pelaparado sebagai berikut Tahap | Pada tahap ini pengisian waduk dilaksanakan hingga elevassi air waduk meneapai elevasi tampungan mati (dead storage) El.130,00, Volume tampungan mencapai 3,0 juta im’, Sclanjutnya pengisian dilaksanakan hingga elevasi air waduk mencapai El.140.00. ieajian Pelaksanaan Pembanaunan Bendungan Pelaparado rrr -1 ahap Il: Pada tahap ke 2 ini pada saat elevasi air waduk mencapat E1.140,00, maka air waduk dipertahankan selama + 2 buslan dengan cara membuka pinta intake gate dan pintu jet flow gate. Tahap HI Pada tahap ke 3 ini, dari elevasi air waduk El. 140.00 - El. 150.00, kenaikan air waduk tidak boleh lebih dari 1 m/haci. apabila Kenaikan air melebibi | m/hari_ maka harus dikurangi dengan cara membuka pinta air (intake gate dan jet-flow gate). Setelah air mencapai El. 150.00, maka air + harys dipertahgnkan pada elevasi tersebut selama +4 butan. ‘Simulasi kenaikan air di tampungan waduk dihitung berdasarkan data eurah hhujan yang terjadi sclama 9 tahun terakhir mulai tahun 1995 sampai 2003. ‘Sumber data yang didapatkan dari Balai Hidrologi Kimpraswil NTB (tahun 1995 ~ 2000) dan hasil penguikuran monitoring di lokasi bendungan (tahun 2001 ~ 2003). Sedangkan perhitungan inflow efektif yang terjadi di Daerah Aliran Sungai untuk sungai Parado berdasarkan “Metoda Mock”. Berdasarkan pethitungan saat penutupan terowongan sampai melimpahnya air dapat dilihat pada tabel di bawah ini ‘Tabel 3~ 1. Waktu dan Kemungkinan Melimpahnya Air pada Pelimpah Tahun Mulai Pengisian Waktu melimpah Keterangan Perhitungan Pelimpah Simulasi (El. +150.00) 1995 OT Juni 2004 28 Februari __ 1996 Or Juni 2004 | 28 Februari 20% | 7997 | _OT Suni 2004 DT Maret 2005 | | L198 Oi Juni 2004 Di Desember 2004 | 1999 OT Juni 2004 TS Desember 2004 | Dijadikan Pedoman Operasi 2000 Or Tun 2004 | 1S November 2004 it (2007 1 Juni 2004 [OT Januari 2005 2002 Or Juni 2004 | 30 April 2005 pee 2003 OL Auni 2004 | 28 Februari 2005 a allan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado rar -2 3. Pemantauan Selama Pengisian Pada waktu pengisian waduk, pemantauan secara terus menerus akan dilakukan, Pengamatan dan pengukuran tersebut antara lain fa. Pengukuran kenaikan air waduk dengan alat Automatic Water Level Record (AWLR) dan Staif Gauge yang terdapat di Intake Tower. matan dilakukan setiap pagi hari. b. Pe un tekanan_ pori_timbunan inti (zona 1) dengan a pisometer yang berjumlah 20 buah dipasang pada Sta. 7+0 dan Sta 11+0, Pembacaan, alat ini terdapat di rumah kontrol bagian hilir bendungan, Pengamatan dilakukan 3 kali seminggu setiap pagi c. Pengukuran penurunan pondasi dan lapisan timbunan dengan alat Settlement Point yang dipasang di Sta. 6+5.0, Pengukuran dilakukan 2 kali dalam seminggu setiap pagi. d. Pengukuran debit rembesan dengan V-noich yang terpasang di hilir bendungan. Pengukuran dilakukan setiap pagi hari. Rembesan yang diizinkan sesuai Desain sebesar 0.17 liter/detik. @. Pengamatan terhadap lereng timbunan terutama di bagian hulu bendungan selalu dilakukan jika terdapat adanya gerakan lereng yang dapat membahayakan bendungan Selama pengisian waduk berlangsung, pengamatan diatas akan dianalisa. Jika ditemukan adanya ketidakwajaran dimana hasil _pembacaan melampaui dari yang direneanakan maka akan segera dilakukan tindakan preventif dan tindakan darurat jika perlu, yaitu dengan mengevakuasi volume waduk samapai elevasi tampungan mati (EL.130.00). B. — Organisasi Pelakasana Operasi ‘elaksana Operasi dan Pemeliharaan Bendungan 1. Organis: Bendungan Pelaparado saat ini masih dalam tahap Konstruksi, maka Operasi dan Pemeliharaan sebelum dilaksanakan Final Hand Over (FHO) menjadi tanggung jawab Proyek melalui Kontraktor pelaksana, sedangkan pengamatan terhadap perilakti bendungan dilakukan Proyek dibantu oleh Konsultan Nippon Koei Co. Lid dan assosiasi, Selama proses transisi, O & P dilaksanakan oleh Proyek Pembangunan Waduk Pelaparado dimana struktur organisasinya dapat dilihat pada gambar 3.1 Kajian Pelaksanaan Pembangunan Sendungan Pelaparado rir -3 Gambar 3-1. Struktur Organisasi Pela Komponen kegiatan persiapan operasi dan pemeliharaan dalam periode transisi. yang merupakan bagian dari persiapan penyerahan proyek selesai ialah a. Pembentukan Organisasi O & P b. Penyediaan staf O & P c. Uji coba operasi bendungan_ d. Persiapan sarana penunjang yang dibutuhkan untuk O & P fe. Pembentukan/pembinaan dan pelatihan petugas O & P © Penyiapan Pedoman O & P dan Buku Data Petunjuk Operisi - Bendungan . g. Penyusunan Anggaran untuk kegiatan persiapan O & P h. Perencanaan Pengoperasian Waduk Straktur Organisa Operasi dan Pemeliharaan Bendungan — [ Penanggung Jawab Suyanto, ST, Mech y Koordinator Pelaksana O & P Ir, Japaryssidik, MT. OY Ot™~<“—sSSSC‘ Petugas Operasi Pintu | Moni ing Alat Security Bendungan Instrumentasi Abdul Nurkholis im ai Tas a Jumari (Generator) Agus Purwanto a ee ir -4 allan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado ang dilaksanakan setelah plugging Beberapa _pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal yang akan dilakukan setelah penutupan (plugging) terowongan pengelak antara lain adalah 1. Plug Conerete Pekerjaan pembetonan terowongan sepanjang 20 m ini dimaksudkan untuk menulup sclurwh aliran air yang melalui terowongan. Lamanya waki pekerjaan selama 7 hari ondary, Lining Pekerjaan ini diiakukan setelah pekerjaan plug concrete selesai, Pekerjaan int rmeliputi pembetonan terowongan dengan adanya perubahan diameter terowongan yaitu : (i) dari diameter 3.50 m menjadi diameter 2.0 m sepanjang 30 m, Gi) dari diameter 3.50 m menjadi diameter 2.80 m sepanjang 85.0 m. Pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan selama 40 hari kerja. Dam Axis Plug Pekerjaan pembetonan bagian ini merupakan bentuk peralihan dari terowongan beton diameter 2.80 m ke bagian pipa conduit diameter 1.40 m. Waktu yang dibutubkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini selama 14 hati kerja. 4. Pemasangan Pipa Konduit (Steel Pipe Line) Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan pipa terlebih dahulu dilakukan pembuatan bantalan beton sebagai tempat dudukan dan ikatan pipa conduit 5. Pemasangan Pintu dan Katup Pekerjaan pemasangan pintu dan katup ini dilaksanakan bersamaan atau sesudah pekerjaan instalasi pipa conduit dilakukan, meliputi : = Pemasangan pinta bonnet 1.40 m x 1.40 m sebagai pintu darurat (emergency gate). - Pemasangen pintu Guard Valve diameter 600mm, sebagai pintu pengaman untuk pintu Jet Flow Gate. - Pemasangan pintu Jet Flow Gate sebagai pintu pengatur. Selama pemasangan pintu ini juga dilekukan pengecoran beton secondary untuk memperkuat posisi pintu-pintu tersebut diatas, allan Pelaksanaan Pembangunan Bencungan Pelaparado rit -5 BAB -IV SOSIAL DAN LINGKUNGAN A. Reneana Tindak Daru 1, Latar Belakang Bendungan adalah bangunan besar yang menyimpan bahaya terhadap sosial dan lingkungari atau hunian dihilirnya. Sehingga setiap pembangunan bendungan harus disiapkan pula segala sesuatu yang menyangkut hunian dihiliraya, Untuk itu diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997, tentang Keamanan Bendungan yang pada prinsipnya, bahwa setiap Pengelola Bendungan wajib imenyiapkan Panduan Rencana Tindak Darurat 9RTD) bagi setiap bendungan yang dikelotanya. Maka Proyek Pembangunan Waduk Pelaparadi (PPWP) dalam hal ini bertindak sebagai pemilik sekaligus pengelola bendungan Pelaparado berkenan menyustin buku Panduan Rencana Tindak Darurat ini 2. Maksud dan Tujuan Penyusunan Reneana Tindak Darurat ini adalah bermaksud menyedi pedoman dalam rangka menyiapkan tindakan darurat yang perlu diambil pabila bendungan Pelaparado dalam keadaan bahaya, dengan tujuan untuk mengamankan daerah hilir bendungan terutama penduduk serta arta bendanya. Rencana Tindak Darurat ini dibuat sebagai petunjuk bagi penanggung jawaby pengelola bendungan serta pihak Pemerintah Daerah Tingkat Il Kabupaten Bima sebgai instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan darurat, sebgai akibat banjir besar ataupun Kegagalan bendungan, guna menyelamatkan masyarakat dihilir benduuungan yang terkena banjir pada saat dan selama terjadi keadaan darurat. 3. Ruang lingkup Pedoman ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan atau yang diperlukan pada waktu terjadi keadaan darurat. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut = xajlan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado iv -4 a. Pengenalan keadaan darurat, pengkajian akibat seria _uraian pencegahannya, b. Pemberitahuan pejabat terkait_ dan koordinasi berdasar tahapan kegiatan yang dikaitkan dengan tanggung jawab instans. cc. Penjelasan mengenai tenaga listrik yang tersedia peralatan serta bahan dd. Pengenalan peta genangan dan daerah bahaya ©. Reneana evakuasi/ pengungsian FE Petunjuk komunikasi is. Kriteria pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut. 4. Tahapan’kondisi bahaya Yang dimaksud dengan keadaan darverat dari Bendungan Pelaparado, adalah terjadinya suatu Kondisi yang mengarah terjadinya banjir besar yang, tidak terkendali, akibat runtuhnya statu bendungan yang menyebabkan malapetaka di daerah hilir. Untuk dapat mengidentifikasi tingkat bahaya, maka perlu mendeteksi tigkat perkembangan bahaya Bendungan Pelaparado yang ditetapkan kedalam 3 (tiga) tahapan kondisi sebagai berikut ; a. Kondisi siaga Bendungan Ill (SB 111) / Kondisi siap situasi ini merupakan siaga yang paling rendah, ditandai setelah ditemukan sesuatu yang tidak lazim yang mengarah kepada suatu kedaan bahay Keadaan diobservasi sera dianalisa terhadap indikasi yang menunjukkan terhadap sesuatu yang akan terjadi pada bendungan dan dapat berkembang menjadi ancaman terhadap bendungan tersebut ‘Ancaman tersebut terindikesi akan berlanjut secara intensif. b. Kondisi siaga bendungan Il (SB I)/ Kondisi akan bergerak. Kondisi ini ditandai dengan adanya sitruktur bendungan yang tidak stabil atau adanya pengeluaran air yang tidak lazim, sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada kegagalan bendungan yang dapat mengancam atau menjadi bencana pada daerab hilir Pada kondisi ini Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PB) di tingkat propinsi dan Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (SATLAK PB) di Kabupaten Bima bersiaga penuh untuk persiapan evakuasi warga, c. — Kondisi siaga bendungan I (SB I)/ Kondisi bergerak Kondisi Siaga Bendungan | ini ditandai dengan adanya kegagalan bendungan seluruhnya atau sebagian yang mengarah pada situasi kritis yang serius. Kejadian tersebut dapat diindikasikan dengan terjadinya salah satu atau beberapa keadzan darurat sebagai berikut 1) Pengeluaran air dari tubuh bendungan yang tidak fazim yang berkembang semakin besar dan terindikasi bahwa bendungan pasti akan runtuh, yalian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado deras_ yang tidak lazim at tampungan tidak mampu dan 2) Terjadi hujan yang sang berkembang semakin besar, sehings pasti terjadi over toppi 3) Terjadi gempa bumi yang besar. sehingga terjadi_kebocoran bendungan yang berlanjut menjadi keruntuhan, 4) ~ Bagan alur kegiatan pengamatan dan operasional pengentaian banjir pada lampiran 17. - Bagan alur pemberitahuan kasus keadaan darurat, lampiran 18 © Bagan alur pola hubungan unit satgas PU-PB banjir di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat, lampiran 19. B.— Penanganan Hulu 1. Latar Belakang Dalam setiap pembangunan bendungan disamping memikirkan kondisi hilir, harus pula memikirkan penanganan dihulu baik memenuhi masalah fingkungan dihulu yang telah ditakukan studi amdalnya, baik ora maupun faunanya. Seharusnya telah dilakukan penanganan cagar budaya. makam leluhur dan sebagainya sebelum pengisian dimulai. Sampai saat ini Proyek belum melaporkan hal tersebut. Setidak-tidaknya dari elevasi dasar sungei sampai + 30 m (mulut intake) harus dihindari dari masalah yang timbut seperti yang diutarakan tersebut diatas sampaiselesainya penutupan (pluging) 2. Pembebasan tanah Disamping hal tersebut diatas pembebasan tanah adalah cukup sensitive karena menyangkut hak kepemilikan dan penggarapan tanah oleh penduduk didaerah genangan. Hal ini tidak boleh dianggap ringan oleh karena menyangkut kepentingan penduduk itu sendiri yang dapat menyebabkan gejolak sosial yang tidak diinginkan, ‘Sampai saat ini penjelasan perihal tersebut belum diperoleh secara rinci dari Proyek setidaknya proses pembebasan tanah sampai elevasi mulut intake sudah selesai sampai saat ini. Kemudian sampai dengan musim hujan yang akan datang dan muka air dibendungan diperkirakan naik, proses tersebut diharapkan sidah bisa dituntaskan. ‘kajlan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado BAB V LAPORAN PELAKSANAAN PENUTUPAN TEROWONGAN (PLUGING) BENDUNGAN PELAPARADO- Pelaksanaan penutupan terowongan (plugging) sekaligus sebagai pengisian pertama Waduk Pelaparado telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2004 yang peresmiannya langsung dilaksanakan oleh Menteri Kimpraswil Dr. Ir. Soenarno. Dip HE yang dihaditi pejabat dari Kimpraswil, Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Muspica. Bupati Bima dan Muspida serta tokob-tokoh masyarakat dan masyarakat yang berada disekitar waduk sekitar 2.000 ofang.""* eae Pelaksanaan penutupan terowongan juga telah mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No, 1731 — 1980 tentang Pedoman Keamanan Bendungan Pasal 46 tentang Pengisian Pertama Waduk, dimana pihak Proyek, Konsultan dan Kontraktor telah melakukan inspeksi bersama terhadap kondisi daerah genagan, struktur bangunan bendungan dan kelengkapannya serta daerah bagian hilir bendungan. Status dan Kondisi Proyek Pada Saat Penutupan Terowongan (pluging) 1.1 Progress Pekerjaan Pada saat pelaksanaan penutupan terowongan (pluging) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2004, progress fisik pelaksanaan Bendungan Pelaparado 95% dimana pekerjaan yang tersisa adalah sebagian besar dapat dilaksanakan setelah penutupan terowongan dilaksanakan. Beberapa pekerjaan seperti diuraikan dibawah ini 1.1.1 Pekerjaan Bendungan Utama Elevasi timbunan sudah mencapai + 156,00 m (puncak) pada sisi bagian kanan dari Sta. 18+0 s.d. Sta, 28+10, sedangkan bagian tengah telah meneapai elevasi rata-rata + 155,00 m dari Sta. 6+0 sd. Sta.18+00, sedangkan bagian kiri telah mencapai bervariasi antara + 153,50 m sampai + 155,00 m, Direncanakan pada minggu ke 3 bulan Juni 2004 timbunan bendungan telah mencapai elevasi puncak yaitu + 156.00 m. 1.1.2 Pekerjaan Bangunan Pelimpah (Spillway) Pekerjaan bangunan Pelimpah (Spillway) telah selesai 100% dan siap untuk dioperasikan, {Kajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado 1.1.3 Pekerjaan Menara Pengambilan (Intake Tower) Sisa pekerjaan yang terdapat di menara pengambilan (intake) telah dapat diselesaikan sebelum pelaksanaan penutupan dilaksanakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut fa. Pemasangan Actuator Hoist untuk Pintu Intake Gate selesai dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2004 b. Pemasangan Travelling Hoist untuk pintu emergency gate (Stop Log) telah selesai dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2004. Sedangkan test kering (dry test) telah dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2004, Dengan denfikian pada saat pelaksanaan plugging. Menai pengambilan (intake tower) telah dapat berfungsi 100%. 1.1.4 Sisa Pekerjaan Setelah Penutupan Terowongan (Pluging) Telah selesai Sedang dilaksanakan Belum dilaksanakan Belum dilaksanakan Belum dilaksanakan Belum dilaksanakan Primary Plug Concrete Works Plug Conerete ~ © Secondary Lining * Dam Axis Plug Works -- © Steel Liner Pipe Install ~ Valve and Gates 1.2 Kondisi Bagian Hulu dan Hilir Bendungan 1.2.1 Kondisi Hulu Bendungan Tidak ada masalah yang timbul pada saat penutupan terowongan pengelak karena lahan seluas 104 ha yang akan tergenang di dacrah hilir semuanya telah dibebaskan oleh Proyek pada tahun 1996 ~ 1998. Tidak ada pemukiman penduduk di daerah hulu bendungan. Sedangkan mengenai dampak lingkungan yang terjadi dimana menurut laporan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Bendungan Pelaparado bahwa jenis-jenis vegetasi yang banyak terdapat di lokai tersebut tercatat sebanyak 24 species. Karena jenis-jenis vegetasi yang terkena dampak ternyata banyak ditemukan di sekitar lokasi yang akan digenangi, maka pengurangan populasi vegetasi tersebut tidak akan menurunkan _tingkat keanekaragaman vegetasi setempat. Dengan Kata lain, hal itu tidak akan mengakibatkan gangguan keseimbangan ekologi setempat. Dibandingkan dengan luas daerah tangkapan waduk (8.500 ha) yang sebagian besar terdiri dari hutan lebat dan semak belukar, pengurangan habitat satwa liar ini hanya kurang lebih 1,2%. Sehingga secara langsung tidak ada pengaruh ekosistem yang berart iKajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado Sedangkan kenaikan air waduk sejak mulai ditutup tanggal 9 Juni 2004 sampai stat ini tanggal 14 Juni 2004 hanya mengalami kenaikan ai sebesar 10 cm saja, Dan elevasi air baru mencapai + 109.10 m. Hal i Gikarenakan air yang masuk (inflow) dari aliran sungai (base flow) hamp seimbang dengan banyaknya air yang dipompa ke daerah hilir bendungan yaitu sebsar 120 liter/detik. Sehingga kenaikan air tidak berarti dan tidak mengganggu dalam pelaksanaan konstruksi sampai + 130.00 m, 1.2.2. Kondisi Hulu Bendungan Unuiks mengantisipasi kekurangan air untuk pertanian dan kelangsungah kehidupan biota air serta ekosistemnya yang diakibatkan penutupan terowongan, maka proyek saat initelah memasang 4 unit pompa dengan masing-masing Kapasitas 40 liter/detik schingga total air yang dipompa ke daerah bili bendungan adalah 160 liter! detik. Sebelum melakukan penutupan aliran air maka proyek telah melakukan sosialisasi terhadap munculnya dampak akan berkurangnya pasokan air ke hilir melalui Kepala Kecamatan (Camat), Kepala Desa dan Masyarakat yang umumnya dapat memahami resiko akan berkurangnya pasokan air akibat penutupan terowongan, Ini ditandai dengan respon jewaban dari beberapa Kepala Kecamatan yang tidak keberatan atas penutupan aliran sungai- Kesimpulan pelaksanaan plugging 1) Sejak mulai dilakukan penutupan terowongan pengelak sampai seat ini tidak ada hambatan yang berarti tethadap pelaksanaannya. Sampai tanggal 14 Juni 2004, progress pekerjaan masih sesuai dengan rencana, Hambatan yang ada hanya pergeseran tanggal penutupan yang direncanakan tanggal 27 Mei 2004 menjadi 9 Juni 2004, namun secara skedul tidak ada perubahan yang berarti. 2) Perubahan muka air waduk di daerah hulu sejak tanggal 9 Juni 2004 sampai tanggal 14 Juni 2004 baru mengalami kenaikan 10 cm, schingga saat ini elevasi baru mencapai + 109.10 m. Hal ini masih dibawah perkiraan/simulasi yang diperkirakan, sehingga cukup aman terhadap pelaksanaan konstruksi sampai elevasi + 130.00 m 3) Tidak ada keluhan dari masyarakat pemakai air yang berada dihilir bendungan, arena telah dilakukan sosialisasi terhadap pola tanam dan pemberian air melalui pompa telah dilaksanakan oleh pihak Proyek. 4) Kondisi di hulu bendungan sampai saat ini tidak dijumpai adanya gangguan dan kondisi siap untuk dilakukan pengisian waduk, ajian Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Pelaparado BAB VI SIMPULAN A. Geologi Pondasi Bangunan bendungan beserta pelengkapnya bertumpu pada pondasi dengan kondisi geologi yang cukup kuat. Disamping itu telah pula dilakukan perbaikan pondlasi, terutama terhadap rembesan, disamping daya dukungnya, dengan melakukan grouting {| grouting cukup memadai, Karena telah meneapai permeabilitas lebih keeil 5 Lugeon pada “curtain grouting”, sesuai dengan yang dibarapkan. B, Pemantauan instrumentasi 1). Dari hasi! pemantauan piezometer pondasi, menunjukkan bahwa “curtain grouting” dapat berfungsi dengan baik 2) Dari hasil pemantauan piezometer yang ditanam di zona inti, menunjukkan bahwa tekanan por yang terjadi saat penimbunan masih dibawah asumsi analisis terhadap keamanan, 3) Dari hasil pemantauan multi layer settlement, menunjukkan bahwa penurunan yang. terjadi pada saat penimbunan telah sesuai/mendekati perhitungan desain. 4) Alat ukur rembesan (V-notch) sebelah kiri yang dipasang untuk memantau rembesan dari “weak zone”, telah berfungsi dengan baik. Sedangkan V-notch sebelah Kanan yang dipasang untuk memantau rembesan tubuh bendungan dan pondasi, belum berfungsi. C. Kontrol Kualitas 1) Koefisien permeabilitas contact clay telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih keoil dari 10° emis. 2) Koefisien permeabilitas zona 1 di tubuh, bendungan utama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih kecil dari 10° em/s dan derajat kepadatannya juga memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih besar dari 98%, 3) Untuk zona 2 dan zona 3, Koefisien petmeabilitas di tubuh bendungan utama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih kecil dari 10° cm/s (free drain), dan derajat kepadatannya juga memenuhi syarat yaitu lebih besar dari 70%. Kajian Pelaksanaan Bendungan Pelaparado VI-1 zona 4, Koefisien permeabilitas di tubuh bendungan utama telah memenuhi spesifikasi teknik yaitu lebih kecil dati 10° emis (free drain), dan derajat kepadatannya juga memenuhi syarat yaitu lebih besar dari 90%, 5) Untuk zona 5, zona 6 dan zona 8, derajat kepadatannya telah memenuhi: syarat yaitu lebih besar dari 90% 6) Kontrol kualitas untuk beton dari berbagai tipe semuanya telah memenuhi syaral 7) Untuk baja © dati tes pabrik telah memenuhi «untuk angker dengan'tes lapangan telah memenuhi. : D, Hidromekanikal dan Instrumenta © Peralatan hidromekanikal yang dipasang telah sesuai dengan desain, namun masih perlu dilengkapi laporan hasil dry test dan wet test ¢ Jenis dan jumlah instrumen yang dipasang telah memenuhi desain. ‘Kajian Pelaksanaan Bendungan Pelaparado VI-2 | 1 | PLATE, 3-01 Lampiran A Bl Lampiran B YS LYS \S2) PLAN OF GROUTING ARRANGEMENT [tawpiran 1 Table 6.1. : Work Quantity of Drilling and Grouting at Dam Site | Design Actual Grouting Type | Depth [Number [ Total | Number] Total] Cement | Average | depth depth (m) | ofHotes | inm) } of Holes | {lin.m) | injected | cement | take (ton) | tkolm) ‘R Normal T = Grouting See eee = Blanket > Line-A| 0-5 32° | 160 31 ies | 912 | $285 lineB| 0-5 | 51 285 81 ss | 1164 | 57.16 | Line-c | 0-5 62 310 63 31s | 1303 | 52.91 Line-0 | 0 -5 78 380 78 390 | 1569 | 505 Linee| 0-10 | 88 880 78 yao | 44.86 | 60,72 Line | 0-10 | 88 880 8 720 | 487 | 6104 | Line-G | 0-5 7 385 | 82 aio | 1632 | 5264 | Line-H} 0-5 65 325 54 270 | 10.11 | 43.62 Line] 0-5 55 278 49 245 | 854 | 39.32 lines | 0-5 2 210 44 220 | 968 | 49.41 - Additional holes | 0~ 5/10 750 205 | 1825 | 50.25 | 35.89 = Curtain o-10 | 214 | 2140 | 218 | 2180 | 6295 | 2687 40-20 | 214 | 2140 | 218 | 2180 | 8352 | 3831 20-30} 158 | 1480 | 198 | 1980 | 29.82 | 15.01 > 30 118 710 147 | 1000 | 1365 | 13.55 - Additional holes | 0-5/35 | 44 920 | 129 1725 | 27.61 | 16.30 B.Weakzone | | =Blanket contact | 0- S/10 134 eos | 17.22 | 23.43 = Curtain 0-10 28 2g0 | 7.09 | 26,78 - 10-20 28 ze0 | 955 | 33.71 20-30 28 280 | 5.54 19.87 | >30 28 280 | 135 39.98 = Additional | 0- 8/35 6 70 0.42 6.04 holes = Consolidation in 440 | 6,33 1438 | Gallery tunnel : | i C. Pilot/ Check | 0-50 | 47 4,800 42 1,290 | 337 461 Holes Totalim) 73,810 47,095 __ 508,73 28,33 Note Design for cement cansumption Is 60 kg/m or 826 tons cement in total \mpiran 3 o008 Z00's Soa (ays) abesony Teble 6.3, Summary of Lugeon Value (Lu) at damsite ‘Average Lugeon valve (Lu) [Average Bock! | Block | Block HT | (kg/m) Stage} Depth Line Wale 6500] Prima | 33.80] eat] 35.16) 36.77, - [2733] 8.0 7 [000-500 [Upstream Downstreart Secondary 8.75 | [Terisry fAdgilonal lUpsvasm—|Pamaay—| Dounsteain ”|Secondaey Teriary 585 Opsieam 7 | Downstream FTeniay ~ |Asatonal [Pamary | |Seconds HTertiany LAMPIRAN 4a. sos |” ose 7o00e" so3edz sours (wie remo LAMPIRAN 4 b route? sous oor eos” . eos-000 "| eH TT svewoy wien | Seporousna yi este [rowan oa over | eI sump yoni, Jo 4 9 IAL. LAMPIRAN 4 i Groph682_ Lugeon Value of Each Stage; Blanket 8 Sub-curtsin Grouting ‘Week Rock Zone: Upstream Area aeceing Perens 4) . aseon ae ] Graph 684. Lugoon Value of Each Stage; Blanket & Sub-curtain Grouting | ‘Weak Rock Zone: Downstream Area | TT TT 1 / rT | it Ty 7 1 coo eco : Ie rl tho i iif i = . t 7 : is Ll } i it [— @ 7 90 9 100 110 agen Ve Graph 69.2 Lugeon Value of Each Stage: Curtain Grouting ‘Weak Rock Zone Le trstrean b| ie nee/th Hote! pan Vetus Gaph6.72 Lugoon value of Cutsin grouting Table smmary Additional holes fter Check holes commencement No [_ Check nate > 5 La Remark im | [oie [ist [12.98 | eat and cost be adie 4130 | 2 | cesT ist_ [531 | grout and should be sddhole 3.01 3 [oweT [iar | 15.65 | oe and sat ea le 135 3ud_[ 6.47 | grout and sould eal. ble 2a th | 5.63 | out and shoal 435 eante aseged | GHA [ed [126 | seat and cout eas 10 [cape second [3 [eres | aed [12.61 | rout and stout be hate 1.68 th | 29.53 [ rout and should be dd hole 233 6 | Ht30 | ist_| 7505 | out and shoud be te 14.37 [grow and add hole 370 | eonbe seed 2rd | 892 | pow and shoud beatae 3.56 | canbe aseted 4th_| 31.04 | gout and sould beaddhole 242 canbe sere Tout [17.69 | gost ad shouldbe a ole 73__| embe accepted 7 [eea2 | tt | 330" | peat and sho be sae 76 | canbe acest [eras [ath | 680 | pratand shoud we sdaboie_| QPL ‘ah [ 184 | canbe acmted in_[ 7.94 [eo and shoul be addtole | QCP=L Sit | 475 | exnbe eect 3 [creas [tt [2429 | ou sed std be ddnde | QCT-20 it 234 | catered ‘2d_| 32.83 | pout ond should baddtcle | QCT:20 | 2nd _| 4.90 | canbe acoesed CHS | aed [667 [ot saddest ddbcle | QOS god [470 [canbe seonucd Graph 6.74 Grp of Baceing Rate of Lage vite of Bet Arve Gambar 1 - 3 Rasio Tekanan Fori Terhadap Timbunan Sta. 6+10 ; - 20,00 40.00 60.00 80.00 100.00 | Total Tegengan pada Pizometer (vm2} Gambar I-44 Rasie Tekanan Pori Terhadap Timbunan Stas +10 Tekanan Pori (Um2) Gambar 15 Rasio Tekanan Pori Terhadap Timbunan Sta 18+0 Tekanan Pori (m2) 20.00 acy 0 102.00 Total Tegangan pada Pizometer (tim2} Gambar 1-6 Rasio Tekanan Pori Terhadap Timbunan | Sta 1840 = g i 7 pa é |e § | APE.22| & | yp 4000 sop, ako 10.00 Total Tegangan pada Pizometer (vm2) Lampiran 9b STA.OHO Gambar 1-7. Distribusi Tekanan Pori pada Sta 6 +10 (Weak Zone Area) 20 April 2004 in 9c Lam STA Pore Pressure (vm2) Gambar | - 8. Distribusi Tekanan Pori pada Sta 18 +0 20 April 2004 Lampiran 9d T 4 = Ponuetmnan Plate me | nt |i Luo HRS et. 00059 #6 EL. 1190003 3-8 et 0.0 Embankment Height rom Surface of Wedge Concrete 5 8 8 = 2 & E EL, 105.06 Deformation (orn) Lampiran 10 TL NValdWv¥T vis Iv Noss O28T BIS 3B TeQOwWoOZ|STa UOTIETTPISUT p-g “6! CEL LG pSeetia ( i SSS ee Tes 5 gor EES ORR rf I ato XX BOY y SISA aa \ x Xs sw " Coo SNES occa es AS Se LAMPIRAN 12. LAMPIRAN 13 rr) 2 < S = 2 = G s LAMPIRAN 16 Castel | PROTEST = € z INVENTARISAS! DAERAH KRITIS RAWAN BANJIR DI HILIR BENDUNGAN PELAPARADO HUJAN MAKSIMUM PENENTUAN TINGKAT SIAGA DI LOKAS! DAERAH KRITIS RAWAN BANJIR DI HILIR BENDUNGAN |__| KEGIATAN PENGAMATAN e— ap rece eeeeeeeee reer eer ceeee ec eeb cee cee PENGAMATAN EL.MAW PELAPARADO PENGAMATAN DAERAH KRITIS RAWAN BANJIR DI HILIR BENDUNGAN PELAPARADO EU MAW >#150,00 | | ¥ OPEN GATE sid EL. MAW< +150.00 1 PENENTUAN KONDISI SIAGA QSPILL OUT (ma/det), |---| p HILIR. BENDUNGAN PELAPARADO NAL PENGENDALIAN BANJIR: SELESAI Gambar 2.1. _Kegiatan Pengamatan dan Operasional Pengendalian Banjir Bendungan Pelaparado He gL ueddwey eae a Taare wae aaaG five enon veer foe seu py ueuanrusg | Pitiod Soe weep | eg lbauenssewesso iiehneuas cee a] ceternaen: aes Ty pewyy poe sig: eum vas te ier Pomburrtnag 2G | oeevotco: aa Symes peuuy | eu Sag RAT eo pia) sass Hal sevie0: PS "494 "es all » Baa] IW ne CORT ocwvaW1ad NVONNONAE LVENUVG NVVAVEH SNSYX NYNHWLNZENad YNTW NVOVE Ze weaWES yereg ereBfua1 esnny isuidoug Yecenm Ip allues aa-nd seBres aikn UebUNANH Pied TaNTVRVIG FTES OWA UNV NVM SIO i t eee | WeNne AYSOd AWS0e angen esos Swe * f aarnaah aes t cc Unter feeseonoad appeal aN Bdfd SYDLWS. J ——_SdNd SvO1VS: | ina acre ea ee aah anauvs sera

Anda mungkin juga menyukai