“Studi kasus tentang design plumbing untuk bangunan bertingkat (apartemen, dan
sebagainya)”
DISUSUN OLEH:
Penulis,
November, 2021
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
A. Sistem Plambing Pada Bangunan Estate ..............................................................
B. Sistem Plumbing Pada Bangunan Apartment.......................................................
C. Sistem Plumbing Pada Bangunan Gedung Perkantoran .......................................
C. Sistem Plumbing Pada Bangunan Hotel ...............................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
A. Kesimpuan ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran pola pembangunan semakin nampak terlihat di era sekarang ini. Pola
pembangunan lama, yakni pola pembangunan horizontal, perlahan mulai tergeser
dengan pembangunan vertikal berupa pembangunan gedung-gedung bertingkat. Hal
ini tak lain dikarenakan terbatasnya lahan yang tersedia untuk kawasan pemukiman
dan perkantoran. Dalam pembangunan gedung bertingkat, dibutuhkan perencanaan
matang dari berbagai aspek. Selain perencanaan sistem elektrikal dan perancangan
gedung itu sendiri, dibutuhkan pula perencanaan sistem mekanikal gedung yang
meliputi sistem ventilasi mekanis, sistem proteksi kebakaran dan sistem plambing
yang layak sehingga penghuni dapat merasakan kenyamanan ketika berada pada
sebuah bangunan gedung.
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem
plambing haruslah dilalukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara
seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta dengan
peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti, pendingin udara, listrik,
dan lain-lain. Desain perencanaan dan perancangan sistem plambing dimulai dengan
rencana konsep, rencana dasar, rancangan pendahuluan, dan gambar-gambar
pelaksanaan, dengan selalu memperhatikan koordinasi dan keserasian dengan
perencanaan dan perancangan elemen lainnya dalam gedung.
Sistem Plambing adalah sebuah teknologi berupa pemasangan pipa dan
peralatannya yang berfungsi untuk menyediakan air bersih dengan tekanan yang
cukup kemudian akan disalurkan ke tempat yang dikehendaki, dimana sistem ini juga
berperan penting dalam menyediakan sistem pembuangan air kotor tanpa mencemari
lingkungan sekitar sehingga tercipta kondisi higienis dan kenyamanan yang
diinginkan. Sistem plambing dipergunakan untuk menyediakan air bersih dan
membuang air kotoran serta air buangan ketempat yang telah ditentukan tanpa
mencemari bagian-bagian terpenting lainnya. Secara keseluruhan instalasi sistem
plumbing iniperlu di desain dan dilaksanakan di dalam gedung yang kemudian
dihubungkan dengan sistem saluran kota yang berkaitan dengan instalasi air bersih
dan instalasi pembuangan air kotor.
Dalam rangka memenuhi Tugas Kelompok berupa Makalah Studi kasus tentang
design plumbing untuk bangunan bertingkat (contohnya bangunan apartemen, hotel,
dan sebagainya), maka tim penulis akan melakukan studi kasus pada jurnal-jurnal,
ataupun tinjauan Pustaka yang diangkat terkhususnya dalam cakupan pembahasan
terkait bangunan bertingkat sebagai contoh studi yang dapat kita ambil informasinya
untuk di analisis.
B. Rumusan Masalah
Studi kasus tentang design plumbing untuk bangunan bertingkat (contohnya
bangunan apartemen, dan sebagainya).
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui design plumbing untuk bangunan bertingkat
2. Khususunya untuk mengetahui design plambing pada contoh bangunan bertingkat
untuk bangunan bertingkat seperti bangunan apartemen, dan sebagainya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Plambing Pada Bangunan, Studi Kasus: Four Seasons Private, Estate
Bali At Jimbaran Bay (Made Novia, 2013)
Adapun dari studi kasus pada jurnal ini dari pembahasan maka dapat disimpulkan
pada Four Seasons Private Estates, Bali at Jimbaran Bay untuk sarana air bersih
bersumber pada PDAM dan sumur bor (deep well). Dimana pada Sistem Plumbing
Gedung bertingkat ini terbagi menjadi:
1. Instalasi air dingin
Sistem instalasi utama air dingin pada Four Season Private Estate, Bali at
Jimbaran Bay bersumber pada PDAM yeng terbagi menjadi 5 jalur yaitu:
a. Jalur 1 untuk distribusi ke Estate 1
b. Jalur 2 untuk distribusi ke Estate 2 dan Estate 3
c. Jalur 3 untuk distribusi ke Estate 5 dan Estate 6
d. Jalur 4 untuk distribusi ke Estate 7 dan Estate 8
e. Jalur 5 untuk distribusi ke Estate 9 dan Estate 10
Ukuran pipa yang digunakan teta 50 setelah melaui bulk meter PDAM,
setelah akan didistribusikan ke masing-masing bangunan seperti : Master
Bedroom, 2 Bedroom, 1 Bedroom dan Swimming Pool diameter pipa berubah
menjadi 032. Diameter pipa akan berubah menjadi 015 pada saat pembagian
air panas dan air dingin menuju perlengkapan Sanitair.
2. Instalasi air panas
Pendistribusian air panas pada Four Season Private Estate, Bali at
Jimbaran bersumber pada jalur distribusi air dingin teta 32 yang terbagi
menjadi air dingin dan air panas sehingga jalur pipa berubah menjadi teta 15
dengan adanya dropper. Sistem pemanas air yang digunakan pada Four
Season Private Estate, Bali at Jimbaran Bay yaitu sistem instan sehingga air
segera menjadi panas jika ada pembukaan kran air panas.
3. Instalasi Hidrant Kebakaran
4. Instalasi Pembuangan dari Sanitair
Sehingga melalui studi kasus pada Four Seasons Private Estates, Bali at Jimbaran
Bay untuk sarana air bersih bersumber pada PDAM dan sumur bor (deep well). Sistem
Plumbing terbagi menjadi: Instalasi air dingin, Instalasi air panas, Instalasi Hidrant
Kebakaran, Instalasi Pembuangan dari Sanitair, Instalasi Swimming Pool dan
Instalasi Water Garden. Dimana Sistem Plambing ini adalah sebuah teknologi berupa
pemasangan pipa dan peralatannya yang berfungsi untuk menyediakan air bersih
dengan tekanan yang cukup kemudian akan disalurkan ke tempat yang dikehendaki,
dimana sistem ini juga berperan penting dalam menyediakan sistem pembuangan air
kotor tanpa mencemari lingkungan sekitar sehingga tercipta kondisi higienis dan
kenyamanan yang diinginkan. Sistem plambing dipergunakan untuk menyediakan air
bersih dan membuang air kotoran serta air buangan ketempat yang telah ditentukan
tanpa mencemari bagian-bagian terpenting lainnya.
Dalam menentukan suatu desain dari sistem plambing yang baik maka diperlukan
suatu tahapan-tahapan. Di Indonesia telah disiapkan ''Pedoman Plambing Indonesia"
oleh suatu team yang dibentuk oleh Direktorat Jendral Cipta Karya dan terdiri dari
berbagai unsur (Pemerintah, konsultan, kontraktor, industri, dan Perguruan Tinggi).
Hal ini sangat penting karena kesalahan dalam perancangan, pemasangan atau
perawatan dari peralatan plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Adapun
tahapan prosedur perancanaan desain sistem plambing adalah terinci pada flowchart
dibawah ini:
pelaksanaan
rancangan
Rancangan pendahuluan
peletakan dan
Gambar 1. Prosedur Perancanaan Desain
gambar serta
Sistem Plambing.
denah bangunan melihat(Baca Dari Kiri Ke Kanan)
situasi
Sumber : Analisis Penulis
setempat
instansi
pemerintah
berwenang
Tahap rancangan
Penelitian Lapangan
berkepentingan
Lokasi apartemen, hotel,
kantor.
Jenis dan
penggunaan
Rancangan Konsep
Denah Bangunan
buangan air limbah dan
sediaan air bersih
Jumlah Penghuni
gedung
dasar perencanaan
jenis peralatan
Pada sistem plambing bangunan bertingkat memerlukan suatu perancangan
sistem penyediaan air untuk bangunan. Dimana kapasitas peralatan dan ukuran pipa-
pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan kepada
bangunan tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari
penelitian dari keadaan sesungguhnya. Penentuan laju aliran dapat ditentukan sebagai
berikut (Noerbambang & Morimura, 2005):
1. Penentuan laju lairan berdasarkan pemakai
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetetapkan untuk suatu gedung
maka angka tersebut dipaka untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari
berdasarkan regulasi dan standar mengenai kebutuhan air per orang per hari
untuk sifat penghuni gedung tersebut. Bila jumlah penghuni tidak diketahui,
biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menentapkan padatan hunian per
lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan merupakan luas lantai efektif,
yang berkisar antara 55 sampai 80 persen dari luas seluruhnya.
2. Berdasarkan unit beban alat plambing
Pada metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban
(fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan unit beban dari semua
alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air
dengan kurva. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat
plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan
penggunaan serempak dari alat-alat plambing.
Kota Jakarta Barat sebagai salah satu kota bisnis di DKI Jakarta karena
banyakterdapat pabrik dan perkantoran membuat hunian vertikal juga se makin
meningkat. Apartemen Westpoint menjadi salah satu yang berada pada Kecamatan
Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat. Apartemen ini memiliki 20 lantai. Dengan rincian
lantai 1-3 digunakan sebagai kantor, lalu lantai 4-20 digunakan untuk tempat tinggal.
Secara umum lokasi studi berada pada kawasan Apartemen Centro City (Putera dkk,
2020).
Dalam perencanaan Sistem Plambing Air Bersih, ada beberapa hal yang harus
dilakukan. Berikut adalah diagram alir langkah kerja perencanaan Sistem Instalasi
Air Bersih.
Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah dan Jenis Alat
Plambing
Keterangan :
- Warna biru tua = air bersih yang didistribusikan dari tangki bawah ke tangki
atap.
- Warna biru muda = air bersih yang melayani alat plambing dari lantai 7
hingga lantai basement 2.
- Warna merah = air bersih dengan bantuan pompa booster untuk melayani
lantai 8.
Berikut ini (Pada halaman Selanjutnya) adalah Skema Jaringan Distribusi Air
Bersih Pada Apartemen Westpoint:
Studi Literatur:
1. Dasar-dasar perancangan Plambing
2. Jurnal Perancangan Plambing
3. SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing
4. SNI 03-7065-2005 Tata cara perancangan plambing
5. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku mengenai sistem
plambing
Pengolahan Data:
§ Perhitungan populasi penghuni tiap lantai
§ Perhitungan kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penghuni
gedung
§ Perhitungan volume tingkat air yang digunakan tiap gedung
A
A
Check
§ Kapasitas pompa yang Tidak
digunakan
§ Ukuran pipa-pipa yang
digunakan
Ya
SELESAI
D. Sistem Plambing Pada Bangunan Studi kasus Perencanaan Sistem Air Bersih
Gedung Hotel Tebu, Kota Bandung (Affiani Junia, 2016)
Tabel 2. Perhitungan Unit Beban Alat Plambing Kelas satu pada Lantai 5 & 6
Selanjutnya total dari jumlah unit beban alat plambing tersebut diplotkan ke grafik
hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran yaitu sebesar 300 L/menit
atau 5 x 10-3 m 3 /s. Didapat daya yang dibutuhkan untuk menyalurkan air kelas satu dari
tangki atap menuju lantai 5 dan 6 sebesar 1,1 kw. Selain itu, Pompa 4 merupakan pompa
booster yang menyalurkan air dari tangki atap 2 menuju peralatan plambing pada lantai 5
dan lantai 6 untuk kategori air kelas dua.Untuk menghitung kapasitas pompanya terlebih
dahulu perlu diketahui jenis dan jumlah alat plambing di lantai 5 dan 6, untuk jumlah alat
plambing yang berada dilantai 5 dan 6 dapat dilihat pada tabel:
Tabel 3. Perhitungan Unit Beban Alat Plambing Kelas Dua pada Lantai 5 & 6
Maka dari itu, Berdasarkan Studi kasus Perencanaan Sistem Air Bersih Gedung
Hotel Tebu, Kota Bandung di peroleh hasil dari pemisahan 2 jalur pipa air bersih
berdasarkan kegunaanya yaitu jalur pertama yaitu air bersih kelas satu yang digunakan
untuk keperluan mandi, mencuci, wudhu. Sedangkan jalur kedua yaitu air bersih kelas
dua yang digunakan untuk keperluan penggelontoran (flushing) WC.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil Studi Kasus terhadap beberapa bahan jurnal yang diangkat maka dapat
diketahui apa bagaimanakah design yang baik dari sistem plambing untuk bangunan
bertingkat. Dimana Sistem Plambing sendiri merupakan semua pekerjaan yang berkaitan
atau berhubungan dengan instalasi pemipaan. Baik itu instalasi untuk pemasangan pipa,
ataupun perawatan serta pemeliharaan pipa yang dipakai untuk menyuplai air bersih ke
tempat yang diinginkan dan menyalurkan air kotor dari tempat yang disediakan tanpa
mencemari tempat lainnya. Sehingga dalam mendesain hingga kepada pembangunannya
perlu untuk direncanakan dengan matang menurut ketentuan dan syarat-syarat yang
berlaku agar sistem pembuangannya bekerja dengan baik tanpa memberikan dampak
buruk kepada lingkungan luar gedung ataupun dalam gedung. Perancangan sistem
plambing pada suatu gedung bertingkat ini harus dilakukan seefektif mungkin. Kemudian
perlu digaris bawahi bahwa yang paling penting dalam melakukan desain dan
perancangan sistem plambing pada bangunan bertingkat ini adalah perlunya ada
penyesuaian perancangan sistem plambing dengan fungsi dari gedung itu sendiri, apakah
berfungsi sebagai perkantoran, dengan demikian perhitungan yang dilakukan itu akan
sesuai dengan kebutuhan air yang dilakukan dalam gedung tersebut. Terakhir pada sistem
plambing bangunan bertingkat memerlukan suatu perancangan sistem penyediaan air
untuk bangunan. Dimana kapasitas peralatan dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada
jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan kepada bangunan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Made Novia. (2013). Sistem Plambing Pada Bangunan, Studi Kasus: Four Seasons
Private, Estate Bali At Jimbaran Bay. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia
Rina Astuti. (2017). Perencanaan Sistem Instalasi Air Bersih Pada Bangunan Ruko 3
Lantai Di Jalan Balikpapan Baru I. Balikpapan: Politeknik Negeri Balikpapan
jurusan Teknik Sipil
Farouk Maricar, dkk. (2015). Jurnal Teknik Sipil. Kajian Sistem Plambing Pada
Pembangunan Hotel Novotel Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin
Suhardiyanto. (2016). Jurnal Teknik Mesin. Perancangan Sistem Plambing Instalasi Air
Bersih Dan Air Buangan Pada Pembangunan Gedung Perkantoran Bertingkat
Tujuh Lantai. Jakarta: Universitas Mercu Buana
Putera. M. F. dkk. (2020). Studi Evaluasi Penyediaan Air Bersih pada Apartemen
Westpoin Jakarta Barat. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air. 2 (1)
: 145-152.
Herdiyana. Dkk. (2019). Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Apartemen
Royal Paradise Bandung. Jurnal Institut Teknologi Nasional. 1 (7) : 6-8
Suhardiyanto. (2016). Perancangan Sistem Plambing Instalasi Air Bersih Dan Air
Buangan Pada Pembangunan Gedung Perkantoran Bertingkat Tujuh Lantai.
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No 3
Affiani Junia, dkk. (2016). Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung
Hotel Tebu. Jurnal Rekayasa Lingkungan: Vol. 04, No. 2