Perubahan Iklim atau perubahan variabel iklim ialah perubahan suhu, tekanan
udara, angin~ curah hujan, dan kelembaban sebagai akibat dari pemanasan global.
Pemanasan global (Global Warming) adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, taut dan daratan bumi. Rata-rata temperatur ini telah meningkat dari 15°C menjadi
15.6°C. Hasil pengukuran yang lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data
pengukuran sate lit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat teijadi
setelah tahun 1980, tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Akibat dari panasnya bumi
mengakibatkan penguapan tinggi dan curah hujan turun secara tidak menentu hingga akhir
tahun 2007. Secara kuantitatif nilai perubahan.
Dampak polusi udara bagi transportasi terutama gangguan jarak pandang baik di
darat, laut, maupun udara yang mengakibatkan turunnya tingkat pelayanan seperti penundaan
dan pembatalan penerbangan dan pelayaran. Selain itu, gangguan asap yang berasal dari
kebakaran hutan acap kali terjadi. Tidak jarang gangguan jarak Pencemaran Udara dari
Transportasi 13 pandang ini menyebabkan kecelakaan. Dalam keadaan tertentu partikel debu
dalam jumlah sangat besar yang terlepas ke udara juga dapat membahayakan penerbangan
seperti pada debu vulkanik akibat letusan gunung . Adapun dampak peningkatan GRK adalah
pemanasan global yang antara lain mengakibatkan anomali cuaca, yaitu cuaca menjadi lebih
sulit di prediksi dan lebih ekstrem seperti curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu
singkat, angin kencang, badai, yang menyebabkan banjir, tanah longsor, gelombang laut yang
besar; sehingga mengganggu aktivitas transportasi, merusakkan infrastruktur, dan juga tidak
jarang menyebabkan kecelakaan.
1. Penerapan teknologi baru dan pembuatan standar yang lebih ketat dalam industri
pesawat terbang.
2. Efsiensi dalam operasi penerbangan.
3. Penggunaan bahan bakar alternatif.
4. Mekanisme pasar karbon/Market Based Mechanism (antara lain berupa Sistem
Karbon Ofset)
a. Carbon Netral Growth mulai tahun 2020. ICAO menargetkan mulai tahun 2020 tidak
ada kenaikan emisi dari penerbangan internasional meskipun industri penerbangan
internasional terus tumbuh. Berarti mulai tahun 2020, setiap kenaikan emisi akibat
pertumbuhan aktivitas penerbangan internasional harus bisa sepenuhnya di
kompensasikan dengan berbagai upaya penurunan emisi dari sektor penerbangan.
b. Penurunan 50% emisi pada tahun 2050 terhadap base line tahun 2005. Dengan
target ini, berarti tingkat emisi sektor penerbangan internasional akan terus
diturunkan dengan berbagai upaya sedemikian rupa sehingga diharapkan pada
tahun 2050 tingkat emisinya sudah sangat menurun bahkan akan lebih rendah
sebesar 50% dari tingkat emisi penerbangan internasional dibandingkan dengan
tahun 2005.
Penurunan emisi melalui upaya kemajuan teknologi, operasional efsiensi, dan infrastruktur
yang lebih ramah lingkungan; secara lebih perinci dapat dijabarkan sebagai upaya-upaya
sebagi berikut.
TEKNOLOGI PESAWAT
Mesin pesawat/engine yang lebih efsien, lebih hemat bahan bakar, lebih sedikit
emisi, dan lebih rendah suara (lebih quiet).
Mengurangi daya hambatan (drag), dengan bentuk pesawat yang lebih aerodinamis,
termasuk menambahkan wing
let atau shark-let di ujung tip sayap pesawat(wing tips).
Menggunakan struktur dan badan pesawat lebih ringan, antara lain dengan
menggunakan material komposit yang lebih ringan.
Membuat pesawat yang lebih besar kapasitas angkutnya (catatan: pesawat
penumpang komersial terbesar saat ini adalah Air-Bus type A 380)
OPERASIONAL EFISIENSI
o Penggunaan rute yang lebih pendek/langsung.
o Menyiapkan bandara cadangan yang lebih dekat sehingga mengurangi bahan bakar
cadangan yang harus dibawa.
o Modernisasi prosedur navigasi; Required Navigation Performance (RNP) approach
menggantikan Actual Navigation Performance (ANP)
o Prosedur tahapan take of dan Landing yang kontinu.
o Mengurangi jarak separasi antara pesawat di udara baik secara vertikal maupun
horizontal. - Modernisasi radar navigasi dan peralatan komunikasi.
o Pengaturan bandara yang lebih efsien.
o Gedung terminal yang lebih ramah lingkungan.
o Penggunaan kendaraan bertenaga listrik untuk fasilitas pendukung.
o Penggunaan sumber listrik tenaga matahari.
o Penggunaan lampu-lampu bandara yang hemat energi (antara lain menggunaakan
lampu LED).
STUDI KASUS
1. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah
satu sumber pendapatan daerah di Negara Norwegia. Pariwisata adalah salah satu jenis
industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja, pariwisata juga berpengaruh terhadap perekonomian di
suatu daerah atau negara tujuan wisata.
2. Emisi CO2 dari perjalanan wisata Negara Norwegia dengan berbagai macam mode
transportasi, yaitu penerbangan, maritim (feri dan kapal pesiar) dan transportasi darat
(jalan dan kereta api). Penelitian ini mencakup informasi rinci tentang perjalanan
wisata domestik maupun internasional.
3. Total emisi CO2 transportasi untuk wisatawan diperkirakan sebesar 8.530 kt, yang hal
ini setara dengan 19% dari emisi CO2 nasional Negara Norwegia. Dari emisi tersebut,
wisatawan internasional yang berkunjung ke Norwegia adalah bertanggung jawab atas
3.273 kt CO2, sedangkan perjalanan oleh orang Norwegia menyumbang 4.875
TRANSPORTASI LAUT
1. Penerbangan dan transportasi laut ditemukan sebagai sumber emisi terbesar, yang
masing-masing bertanggung jawab atas 71% dan 21% dari total emisi CO2.
Penerbangan merupakan subsektor penyumbang terbesar terutama karena banyaknya
wisatawan dan jarak bepergian yang jauh. Sedangkan faktor emisi tertinggi per
kilometer penumpang ditemukan untuk kapal pesiar dan feri yang mengangkut mobil
selain penumpang.
2. Emisi wisatawan dari sektor penerbangan pariwisata dihitung dari data spesifik
pergerakan pesawat untuk penerbangan ke, dari dan di dalam Negara Norwegia. Untuk
setiap penerbangan, konsumsi bahan bakar (kg) dihitung berdasarkan pada jenis
pesawat, faktor emisi spesifik per pesawat, jarak setiap penerbangan.
3. Selain itu, orang Norwegia yang bepergian keluar negeri dalam perjalanan pesiar ke
Karibia dan laut Mediterania bertanggung jawab atas sekitar 46 kt. Sebagian besar
emisi kapal pesiar (yaitu, 532 kt) dapat dikaitkan dengan penumpang internasional .
Hanya 30% dari malam penumpang di kapal pesiar domestik melibatkan orang
Norwegia
TRANSPORTASI DARAT
1. Emisi dari transportasi darat harus diperhitungkan dalam pelaporan penjualan bahan
bakar nasional. Pendekatan untuk menghitung emisi turis yaitu dengan menentukan
bagian emisi jalan yang disebabkan oleh perjalanan liburan.
4. Beberapa metrik utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 18% perjalanan yang
dilakukan oleh orang Norwegia adalah perjalanannya waktu luang, orang Norwegia
yang berusia di atas 13 tahun melakukan perjalanan 0,74 perjalanan per bulan,
perjalanan liburan panjang ( mobil 24% dan 74%, bus 2% dan 4%, feri 7%dan 1%)
TRANSPORTASI UDARA
Sektor yang paling banyak mengeluarkan emisi adalah penerbangan, di mana
penumpang Norwegia mengeluarkan emisi 3.573 kt, saat bepergian untuk bisnis (760 kt)
atau liburan (2813 kt). Demikian pula penumpang internasional memancarkan 2.220 kt,
dengan 669 dan
1.551 kt untuk perjalanan bisnis dan liburan, masing-masing.
1. Pada tahun 2025 : semua penjualan kendaraan penumpang dan van (light van) harus
nol emisi dan semua bus kota (city bus) harus nol emisi atau menggunakan biogas.
2. Pada tahun 2030 : semua penjualan kendaraan berat (heavy van), 75% bus jarak jauh
dan 50% truk harus nol emisi, dan pendistribusian barang-barang di kota-kota besar
harus bebas emisi.