Anda di halaman 1dari 11

NASKAH ORASI ILMIAH

YUDISIUM AKADEMI PENERBANG INODNESIA BANYUWANGI


TAHUN 2023

TEMA 1 :
“MENGUDARA KE MASA DEPAN: GREEN AVIATION MENUJU KEHIDUPAN
BERKELANJUTAN”

I. Pendahuluan
A. Pengenalan tentang industri penerbangan dan tantangan lingkungan
Industri penerbangan telah menjadi tulang punggung konektivitas global,
menghubungkan manusia dari berbagai belahan dunia dan mewujudkan impian
perjalanan yang sebelumnya tak terbayangkan. Pesawat terbang menjadi simbol
kemajuan teknologi dan mobilitas manusia yang tak tertandingi. Namun, prestasi
gemilang ini tidak lepas dari dampak negatifnya terhadap lingkungan alam.
Seiring dengan pertumbuhan pesat industri penerbangan, tantangan lingkungan
yang dihadapi semakin mendesak. Salah satu isu utama yang harus dihadapi adalah
emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh penerbangan. Kenaikan jumlah
penerbangan dan konsumsi bahan bakar aviasi menyebabkan meningkatnya emisi
karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya, berkontribusi pada perubahan iklim
global. Selain itu, pencemaran udara dan kebisingan dari aktivitas penerbangan juga
memiliki dampak serius pada kualitas udara dan kesehatan manusia, serta dapat
mengganggu ekosistem lokal.
B. Pernyataan tujuan: Mewujudkan penerbangan yang ramah lingkungan
Dalam pandangan ini, orasi ilmiah ini bertujuan untuk mengajak seluruh
pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, industri penerbangan, hingga
masyarakat umum, untuk berkomitmen secara bersama-sama dalam mewujudkan
green aviation, yaitu penerbangan yang ramah lingkungan. Green aviation bukan
hanya sekadar wacana, melainkan suatu langkah konkret dan mendesak untuk
mengurangi dampak negatif penerbangan terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, orasi ini akan membahas potensi solusi inovatif, teknologi
terbaru, dan kebijakan berbasis ilmiah yang dapat diterapkan dalam industri
penerbangan. Lebih dari itu, orasi ini akan menggarisbawahi pentingnya kesadaran
dan kerjasama bersama untuk mencapai penerbangan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Kita harus bertindak sekarang untuk menerbangkan masa depan yang
lebih hijau bagi generasi mendatang.

II. Dampak Lingkungan dari Penerbangan Konvensional


A. Emisi karbon dan dampaknya terhadap pemanasan global
Industri penerbangan secara signifikan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca,
khususnya karbon dioksida (CO2), yang merupakan salah satu penyebab utama
pemanasan global dan perubahan iklim. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2021, sektor
penerbangan menyumbang sekitar 2,5% dari total emisi CO2 global. (IPCC, 2021).
Emisi CO2 dari penerbangan terbang terutama disebabkan oleh pembakaran bahan
bakar aviasi, yang menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah besar.
B. Pencemaran udara dan dampaknya terhadap kualitas udara
Selain emisi karbon, penerbangan konvensional juga menghasilkan polutan lain
yang dapat mencemari udara di tingkat lokal dan regional. Nitrogen oksida (NOx)
adalah salah satu contoh polutan ini yang dihasilkan dari mesin pesawat. NOx
berkontribusi pada pembentukan ozon troposfer, yang merupakan komponen utama
polusi udara di tingkat rendah. Penelitian dari United States Environmental Protection
Agency (EPA) menunjukkan bahwa NOx dari industri penerbangan berdampak
negatif pada kualitas udara di sekitar bandara dan kota-kota besar yang padat lalu
lintas udara (EPA, 2020).
C. Kerusakan habitat akibat kebisingan dan infrastruktur penerbangan
Penerbangan konvensional juga memberikan dampak negatif pada ekosistem dan
habitat alam. Salah satu isu yang sering diabaikan adalah kebisingan dari aktivitas
penerbangan, terutama di sekitar bandara. Kebisingan pesawat dapat mengganggu
hewan-hewan liar, mengakibatkan gangguan pada perilaku makan, berkembang biak,
dan migrasi. Studi yang dilakukan oleh European Environment Agency (EEA)
menunjukkan bahwa kebisingan bandara berdampak pada kehidupan burung dan
mamalia di sekitar wilayah bandara (EEA, 2019). Selain itu, pembangunan
infrastruktur penerbangan juga dapat menyebabkan hilangnya habitat alami yang
berharga, berdampak pada keanekaragaman hayati dan ekosistem setempat.
III. Konsep Green Aviation: Pengenalan Solusi Ramah Lingkungan
A. Penggunaan bahan bakar alternatif dan biofuel
Salah satu langkah penting menuju green aviation adalah dengan menggantikan
bahan bakar aviasi konvensional dengan bahan bakar alternatif yang lebih ramah
lingkungan. Biofuel adalah salah satu jenis bahan bakar alternatif yang menjanjikan
karena dihasilkan dari biomassa seperti minyak nabati, limbah pertanian, dan limbah
organik lainnya. Penggunaan biofuel dalam penerbangan dapat mengurangi emisi
CO2 secara signifikan, karena biofuel biasanya memiliki jejak karbon yang lebih
rendah daripada bahan bakar fosil tradisional. Beberapa studi menunjukkan bahwa
penggunaan biofuel dapat mengurangi emisi CO2 hingga 50-80% dibandingkan
dengan bahan bakar aviasi konvensional (ICCT, 2021).
B. Teknologi pesawat yang lebih efisien dan ringan
Inovasi dalam teknologi pesawat juga menjadi pilar utama green aviation.
Produsen pesawat terus berupaya mengembangkan pesawat yang lebih efisien dalam
hal konsumsi bahan bakar dan emisi. Desain pesawat yang lebih aerodinamis,
penggunaan material komposit ringan, dan pengoptimalan teknologi mesin adalah
beberapa contoh upaya untuk menciptakan pesawat yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan material komposit, misalnya, dapat mengurangi berat pesawat, sehingga
mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 selama penerbangan. Studi yang
diterbitkan oleh Aerospace Science and Technology Journal menyatakan bahwa
penggunaan material komposit dapat mengurangi emisi CO2 hingga 20% (AST,
2018).
C. Strategi pengurangan emisi dan peningkatan efisiensi operasional
Selain dari pengembangan teknologi pesawat dan penggunaan bahan bakar
alternatif, green aviation juga melibatkan pengurangan emisi melalui strategi
operasional yang lebih efisien. Salah satunya adalah pengoptimalan rute penerbangan
untuk mengurangi jarak tempuh dan waktu penerbangan, sehingga mengurangi
konsumsi bahan bakar. Penggunaan teknologi canggih dalam navigasi udara dan
manajemen lalu lintas udara juga dapat membantu mengurangi kemacetan udara dan
waktu tunggu, sehingga mengurangi emisi gas buang dari pesawat selama di udara.
Langkah-langkah ini dapat memberikan penghematan signifikan dalam konsumsi
bahan bakar dan emisi CO2.
IV. Penerapan Green Aviation di Industri Penerbangan
A. Keberhasilan dan tantangan implementasi teknologi baru
Penerapan konsep green aviation menghadapi sejumlah keberhasilan dan
tantangan terkait implementasi teknologi baru. Beberapa maskapai dan produsen
pesawat telah memperlihatkan komitmen nyata dalam mengadopsi teknologi ramah
lingkungan. Penggunaan biofuel dalam penerbangan telah menunjukkan hasil yang
positif dalam mengurangi emisi karbon di beberapa rute penerbangan komersial.
Sebagai contoh, maskapai seperti KLM, Lufthansa, dan United Airlines telah
melakukan penerbangan percobaan dengan menggunakan campuran biofuel yang
berhasil mengurangi emisi CO2 hingga 50% (KLM, Lufthansa, United Airlines).
Namun, implementasi teknologi baru juga dihadapkan pada tantangan,
termasuk biaya tinggi dan keterbatasan pasokan biofuel. Biaya produksi biofuel masih
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar aviasi konvensional, sehingga
menghadirkan tantangan keuangan bagi maskapai penerbangan yang ingin
mengadopsi teknologi ini. Selain itu, pasokan bahan baku untuk produksi biofuel juga
masih terbatas, sehingga perlu adanya investasi dan pengembangan lebih lanjut dalam
infrastruktur produksi dan distribusi. Diperlukan kerjasama antara industri,
pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi tantangan ini dan
meningkatkan adopsi teknologi ramah lingkungan dalam industri penerbangan.

B. Studi kasus maskapai dan produsen pesawat yang berkomitmen pada green aviation
Beberapa maskapai dan produsen pesawat telah menunjukkan komitmen
mereka pada green aviation dan memperkenalkan inisiatif untuk mengurangi dampak
lingkungan dari penerbangan.
Studi kasus maskapai:
1. KLM Royal Dutch Airlines: KLM telah menjadi salah satu maskapai terdepan
dalam menggunakan biofuel dalam penerbangan komersial. Mereka telah
melakukan penerbangan berbahan bakar campuran biofuel di beberapa rute dan
berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 secara signifikan dalam operasionalnya
(KLM).
2. Lufthansa: Maskapai penerbangan Jerman ini juga telah melakukan penerbangan
uji coba dengan menggunakan biofuel dan berinvestasi dalam teknologi pesawat
yang lebih efisien. Lufthansa bertujuan untuk mencapai netralitas karbon pada
tahun 2050 (Lufthansa).

Studi kasus produsen pesawat:


1. Airbus: Produsen pesawat terkemuka ini telah berinvestasi dalam pengembangan
pesawat yang lebih efisien dan ramah lingkungan, termasuk penggunaan material
komposit dan teknologi mesin canggih. Pesawat A320neo mereka adalah salah
satu contoh kesuksesan teknologi pesawat yang lebih efisien (Airbus).
2. Boeing: Produsen pesawat Amerika Serikat ini juga berfokus pada pengembangan
pesawat yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pesawat Boeing 787
Dreamliner mereka menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi
dibandingkan pesawat sejenisnya (Boeing).

C. Dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah dalam mendorong perubahan


Peran pemerintah dalam mendorong green aviation sangat penting. Regulasi
dan kebijakan yang mendukung adopsi teknologi ramah lingkungan dapat
memberikan insentif bagi maskapai dan produsen pesawat untuk berinvestasi dalam
green aviation.
Contoh dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah meliputi:
1. Pajak karbon dan pasar emisi: Pemerintah dapat menerapkan pajak karbon atau
sistem perdagangan emisi yang memaksa industri penerbangan untuk membayar
untuk emisi yang dihasilkan. Ini dapat menjadi insentif bagi maskapai untuk
beralih ke biofuel dan teknologi pesawat yang lebih efisien.
2. Subsidi dan insentif: Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif
keuangan untuk maskapai dan produsen pesawat yang mengadopsi teknologi
ramah lingkungan. Ini dapat membantu mengurangi biaya implementasi dan
mendorong perubahan positif.
3. Standar efisiensi pesawat: Pemerintah dapat menetapkan standar efisiensi untuk
pesawat yang beroperasi di wilayahnya. Hal ini akan mendorong produsen
pesawat untuk terus meningkatkan kinerja pesawat mereka dalam hal efisiensi
bahan bakar.

V. Manfaat Green Aviation untuk Lingkungan dan Masyarakat


A. Penurunan emisi karbon dan efek positifnya terhadap perubahan iklim
Green aviation memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat
dengan menurunkan emisi karbon di industri penerbangan. Penggunaan bahan
bakar alternatif seperti biofuel dalam penerbangan mengurangi emisi CO2 yang
dihasilkan oleh pesawat, membantu mengurangi kontribusi sektor penerbangan
terhadap pemanasan global. Dengan mengadopsi teknologi pesawat yang lebih
efisien, industri penerbangan dapat mengurangi jejak karbonnya dan berkontribusi
pada upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Penurunan emisi karbon ini
merupakan langkah penting dalam mengurangi dampak negatif penerbangan
terhadap lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan sektor penerbangan.

B. Dampak positif pada kualitas udara dan kesehatan manusia


Green aviation juga memberikan dampak positif pada kualitas udara dan
kesehatan manusia. Penggunaan biofuel dalam penerbangan mengurangi emisi
polutan lain seperti nitrogen oksida (NOx), yang berkontribusi pada pembentukan
ozon troposfer dan polusi udara. Dengan mengurangi polusi udara yang dihasilkan
oleh penerbangan, kualitas udara di wilayah sekitar bandara dan kota besar dapat
meningkat, membawa manfaat kesehatan bagi penduduk setempat. Menurut
laporan World Health Organization (WHO), polusi udara adalah masalah kesehatan
global yang serius dan dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan dan
penyakit kardiovaskular pada manusia (WHO, 2021). Green aviation dapat
membantu mengurangi beban polusi udara dan memperbaiki kualitas udara untuk
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

C. Mengurangi dampak negatif penerbangan terhadap lingkungan hidup


Green aviation juga berkontribusi pada pengurangan dampak negatif
penerbangan terhadap lingkungan hidup secara keseluruhan. Pengurangan emisi
karbon dan polutan udara dari penerbangan dapat mengurangi kerusakan
lingkungan dan habitat alami akibat perubahan iklim dan pencemaran udara. Selain
itu, penggunaan material komposit dalam teknologi pesawat yang lebih ramah
lingkungan dapat membantu mengurangi konsumsi sumber daya alam yang
berharga dan dampaknya pada keanekaragaman hayati. Dengan adopsi green
aviation, penerbangan dapat menjadi lebih berkelanjutan dan dapat diintegrasikan
dengan lebih baik dalam lingkungan hidup, sehingga meminimalkan dampak
negatifnya pada alam dan ekosistem.
VI. Tantangan dan Rintangan dalam Mencapai Green Aviation
A. Kendala teknologi dan biaya dalam penerapan solusi ramah lingkungan
Salah satu tantangan utama dalam mencapai green aviation adalah kendala
teknologi dan biaya yang terkait dengan penerapan solusi ramah lingkungan.
Pengembangan teknologi baru, seperti pesawat yang lebih efisien dan
penggunaan bahan bakar alternatif, memerlukan riset dan investasi yang besar
dari produsen pesawat dan maskapai. Biaya produksi dan distribusi bahan bakar
alternatif seperti biofuel juga masih relatif tinggi dibandingkan dengan bahan
bakar aviasi konvensional. Hal ini dapat menghadirkan hambatan keuangan bagi
maskapai, terutama di tengah persaingan ketat dan fluktuasi harga bahan bakar.

B. Kesadaran dan pendidikan masyarakat mengenai green aviation


Tantangan lain yang harus diatasi dalam mencapai green aviation adalah
kesadaran dan pendidikan masyarakat mengenai isu-isu lingkungan yang terkait
dengan industri penerbangan. Meskipun banyak kemajuan telah dibuat dalam
menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan perlunya mengurangi emisi
karbon, kesadaran akan pentingnya green aviation masih perlu ditingkatkan.
Masyarakat perlu memahami bahwa pilihan mereka dalam memilih maskapai dan
mendukung teknologi pesawat yang lebih efisien dapat memiliki dampak besar
pada lingkungan. Pendekatan edukatif yang komprehensif dan kampanye
kesadaran akan membantu mengubah pola pikir masyarakat dan mendorong
pilihan yang lebih berkelanjutan.

C. Mengatasi resistensi dan hambatan dari industri penerbangan yang konvensional


Industri penerbangan yang konvensional mungkin menghadapi resistensi
dan hambatan dalam mencapai green aviation. Beberapa perusahaan penerbangan
dan pemangku kepentingan mungkin ragu untuk beralih ke teknologi ramah
lingkungan karena pertimbangan biaya atau keterbatasan infrastruktur. Selain itu,
perubahan menuju green aviation juga dapat mengancam status quo dan
kepentingan bisnis tertentu. Oleh karena itu, kolaborasi dan dialog antara
pemerintah, industri penerbangan, dan organisasi lingkungan perlu ditingkatkan
untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan mendorong
perubahan positif menuju green aviation.
VII. Call to Action: Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
A. Peran individu dalam mendukung green aviation
Setiap individu memiliki peran penting dalam mendukung green aviation
dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau bagi industri penerbangan.
Beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah
memilih maskapai yang berkomitmen pada green aviation, seperti yang
menggunakan biofuel atau teknologi pesawat yang lebih efisien. Selain itu,
mengurangi frekuensi penerbangan yang tidak perlu dan memilih alternatif
transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti kereta api atau kendaraan
berbagi, dapat membantu mengurangi jejak karbon pribadi. Peningkatan
kesadaran akan keberlanjutan dan dampak penerbangan terhadap lingkungan juga
dapat didorong melalui partisipasi dalam kampanye kesadaran dan pendidikan
lingkungan.
B. Kerjasama internasional untuk mencapai tujuan bersama
Mencapai green aviation memerlukan kerjasama internasional yang kuat
dari semua negara dan pemangku kepentingan terkait. Kerjasama antarnegara
dalam hal teknologi, penelitian, dan pengembangan bahan bakar alternatif sangat
penting untuk mengatasi tantangan teknologi dan biaya yang terkait dengan
penerapan solusi ramah lingkungan. Selain itu, kesepakatan internasional tentang
regulasi dan standar emisi dapat membantu menciptakan lingkungan yang setara
bagi seluruh industri penerbangan. Kolaborasi antar-negara juga diperlukan untuk
memastikan adopsi teknologi dan kebijakan yang mendukung green aviation
secara global.

C. Ajakan kepada pemerintah, industri, dan masyarakat untuk bergerak maju


Orasi ini mengajak pemerintah, industri penerbangan, dan masyarakat
untuk bergerak maju dengan komitmen nyata dalam mencapai green aviation.
Pemerintah perlu mengambil peran kepemimpinan dalam menciptakan regulasi
yang mendukung green aviation, seperti memberlakukan pajak karbon dan
menyediakan insentif untuk adopsi teknologi ramah lingkungan. Industri
penerbangan harus mengintensifkan upaya penelitian dan pengembangan untuk
mengadopsi teknologi pesawat yang lebih efisien dan berinvestasi dalam produksi
bahan bakar alternatif. Sementara itu, masyarakat perlu mendukung langkah-
langkah ini dengan memilih layanan penerbangan yang ramah lingkungan,
mendukung inovasi teknologi, dan menyuarakan dukungan mereka untuk green
aviation.

Kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama dari semua pihak akan
membawa kita menuju masa depan yang lebih hijau, di mana penerbangan dapat
berjalan sejalan dengan keberlanjutan lingkungan dan berkontribusi pada
perlindungan planet kita.

VIII. Kesimpulan
A. Mengingatkan kembali pentingnya green aviation dalam mencapai keberlanjutan
Green aviation merupakan kunci penting dalam mencapai keberlanjutan
industri penerbangan dan melindungi lingkungan alam. Dengan tantangan
lingkungan yang semakin mendesak, green aviation menjadi solusi yang tak dapat
dihindari untuk mengurangi dampak negatif penerbangan terhadap perubahan
iklim, kualitas udara, dan ekosistem. Dalam upaya mencapai target pengurangan
emisi global dan melindungi bumi untuk generasi mendatang, green aviation
menawarkan harapan dan peluang nyata untuk menciptakan masa depan yang
lebih baik bagi industri penerbangan dan lingkungan secara keseluruhan.

B. Mengajak audiens untuk bertindak dan berkontribusi pada perubahan positif


Perubahan positif menuju green aviation tidak dapat dicapai tanpa
kolaborasi dan kontribusi dari setiap individu, pemerintah, industri, dan
masyarakat. Setiap tindakan, sekecil apapun, dapat memiliki dampak besar ketika
dilakukan secara kolektif. Masyarakat sebagai konsumen dapat memilih untuk
mendukung maskapai dan produsen pesawat yang berkomitmen pada green
aviation, sementara pemerintah dan industri harus bergerak maju dengan
kebijakan dan teknologi yang mendukung lingkungan. Bersama-sama, kita dapat
membentuk industri penerbangan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung
jawab.
C. Harapan untuk masa depan penerbangan yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
Kesimpulan dari orasi ini adalah dengan adopsi green aviation, masa depan
penerbangan dapat menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan
terus mengembangkan teknologi pesawat yang lebih efisien, penggunaan bahan
bakar alternatif yang berkelanjutan, dan strategi operasional yang lebih cerdas,
kita dapat mengurangi emisi karbon dan dampak negatif penerbangan pada
lingkungan. Harapan kita adalah suatu masa depan di mana pesawat terbang di
langit dengan jejak karbon yang minim, kualitas udara yang lebih baik, dan
kelestarian lingkungan alam untuk generasi mendatang.
Semangat kolaborasi, kesadaran akan dampak lingkungan, dan komitmen
nyata adalah kunci dalam mewujudkan green aviation. Dengan bersama-sama
bergerak maju menuju penerbangan yang lebih hijau, kita dapat menjaga
keindahan dunia ini dan menghadirkan masa depan yang cerah bagi semua
makhluk hidup di bumi ini.
Marilah kita bersatu untuk menerbangkan masa depan yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan - green aviation, menuju kehidupan yang lebih baik
dan berkelanjutan bagi bumi kita tercinta.

DAFTAR PUSTAKA
IPCC. (2021). Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Contribution of Working
Group I to the Sixth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate
Change. Cambridge University Press.
EPA. (2020). Aircraft Emissions Regulations. United States Environmental Protection
Agency. Diperoleh dari: https://www.epa.gov/regulatory-information-sector/aircraft-
emissions-regulations
EEA. (2019). Noise from Aviation. European Environment Agency. Diperoleh dari:
https://www.eea.europa.eu/signals/signals-2019/articles/noise-from-aviation
ICCT. (2021). Alternative Jet Fuels. International Council on Clean Transportation. Diperoleh
dari: https://theicct.org/topics/alternative-jet-fuels
AST. (2018). Reducing the Climate Impact of Aviation by Application of Composite
Materials. Aerospace Science and Technology, 78, 205-214. DOI:
10.1016/j.ast.2018.04.014

KLM. KLM continues biofuel flights with a new series of flights to French estinations.
Diperoleh dari: https://news.klm.com/klm-continues-biofuel-flights-with-a-new-
series-of-flights-to-french-destinations/
Lufthansa. The path to CO2-neutral flying. Diperoleh dari:
https://www.lufthansagroup.com/en/responsibility/climate-protection/the-path-to-co2-
neutral-flying.html
Airbus. Airbus and the environment. Diperoleh dari:
https://www.airbus.com/company/sustainability.html
Boeing. Environment. Diperoleh dari: https://www.boeing.com/principles/environment/
WHO. (2021). Ambient air pollution: Health impacts. World Health Organization. Diperoleh
dari: https://www.who.int/health-topics/ambient-air-pollution#tab=tab_1
ICAO. (2021). 2050 Long-Term Vision for Sustainable Aviation Fuels. International Civil
Aviation Organization. Diperoleh dari: https://www.icao.int/environmental-
protection/Pages/long-term-vision-for-sustainable-aviation-fuels.aspx
UNEP. (2021). Advancing Sustainable Aviation: Policy Guidance for Decision-Makers.
United Nations Environment Programme. Diperoleh dari:
https://www.unenvironment.org/resources/report/advancing-sustainable-aviation-
policy-guidance-decision-makers
Graver, B., & Nadir, N. (2020). Sustainable aviation fuels: Challenges, opportunities, and
pathways to carbon-neutral flight. Joule, 4(5), 1082-1100. DOI:
10.1016/j.joule.2020.03.020
IATA. (2021). Environmental Report 2021. International Air Transport Association.
Diperoleh dari:
https://www.iata.org/en/programs/environment/reporting-standards/environmental-
report/
GreenAir. (2021). Sustainable Aviation. Diperoleh dari: https://www.greenair.com/

Anda mungkin juga menyukai