1/APRIL 2014
Joko Winarno
Staf Pengaar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra
Jl. TR. Mataram No. 55 – 57 Yogyakarta 55231 Telp./Fax : (0274) 543676
E-Mail : hjwinarno25@yahoo.com
ABSTRACT
The growing of gas emission produced by motor vehicle has become a major environmental concern
globally and this can be atributed to the increase in motor vehicle usage as well as population
especially in areas of large population and highly industrialized nations. In the present work, gas
emission producing by petrol-engined vehicles was investigated. The study was conducted for various
vehicle brand in differenet years of manufacture using descriptive analitycal methods. The exhaust
gas emission level that are examined including carbonmonoxide (CO) and hydrocarbons (HC) using
Exhaust Gas Analyzer in idle mode. The collected data and its analysis showed that the younger the
age, the number of motor vehicle who do not pass the test (failed) tend to decline and A motor vehicle
that had failed to test as much as 28,86 % dominated by old motor vehicle (production in 2000 and
earlier). The Motor vehicles produced in 2004 and afterward mostly have met a threshold limit of 1.5
% CO and 200 ppm HC.
Keywords : Gas Emission, Petrol-Engined Vehicles, Gas Analyzer
yang bermukim di daerah industri dan tanah bersama air hujan atau mengendap
padat lalu lintas kendaraan bermotor. bersama debu, dan mengkontaminasi
Dampak yang ditimbulkan berupa asap tanah dan air. Senyawa tersebut
dan uap yang berbau dan akan selanjutnya juga dapat masuk ke dalam
mempengaruhi pernafasan, penciuman, rantai makanan yang pada akhirnya masuk
penglihatan, badan menjadi lemas, IQ ke dalam tubuh manusia melalui sayuran,
berkurang dan bila dibiarkan secara terus susu ternak, dan produk lainnya dari
menerus akan mengakibatkan kematian ternak hewan. Karena banyak industri
massal. Dampak yang ditimbulkan oleh makanan saat ini akan dapat memberikan
emisi gas buang kendaraan tidak hanya dampak yang tidak diinginkan pada
berdampak pada manusia saja tetapi juga masyarakat kota maupun desa.
pada hewan dan tumbuhan. Bahaya gas buang kendaraan
Tugaswati (2008) menyatakan bermotor terhadap kesehatan tergantung
bahwa setelah berada di udara, beberapa dari toksitas (daya racun) masing-masing
senyawa yang terkandung dalam emisi gas senyawa dan seberapa luas masyarakat
buang kendaraan bermotor dapat berubah terpajan olehnya. Tugaswati (2009)
karena terjadinya suatu reaksi, misalnya menyatakan berdasarkan sifat kimia dan
dengan sinar matahari dan uap air, atau perilakunya di lingkungan, dampak bahan
juga antara senyawa-senyawa tersebut pencemar yang terkandung di dalam gas
satu dengan yang lain. Proses reaksi buang kendaraan bermotor digolongkan
tersebut ada yang berlangsung cepat dan sebagai berikut :
terjadi saat itu juga di lingkungan jalan 1. Bahan-bahan pencemar yang terutama
raya, dan ada pula yang berlangsung mengganggu saluran pernafasan. Yang
dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer termasuk dalam golongan ini adalah
kadangkala berlangsung dalam suatu oksida sulfur, partikulat, oksida
rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan nitrogen, ozon dan oksida lainnya.
menghasilkan produk akhir yang dapat 2. Bahan-bahan pencemar yang
lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan menimbulkan pengaruh racun sistemik,
senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya seperti hidrokarbon monoksida dan
reaksi di udara yang mengubah nitrogen timbel/timah hitam.
monoksida (NO) yang terkandung di 3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai
dalam gas buang kendaraan bermotor menimbulkan kanker seperti
menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang hidrokarbon.
lebih reaktif, dan reaksi kimia antara 4. Kondisi yang mengganggu
berbagai oksida nitrogen dengan senyawa kenyamanan seperti kebisingan, debu
hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan jalanan, dll.
oksida lain, yang dapat menyebabkan asap Dampak masing-masing senyawa di dalam
awan fotokimi (photochemical smog). gas buang terhadap kesehatan adalah
Pembentukan smog ini kadang tidak sebagai berikut (anonim, 2013) :
terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi 1. CO (Karbon Monoksida) dapat
dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak mengurangi jumlah oksigen dalam
pembentukan smog ini tergantung pada darah, sehingga bisa mengganggu cara
kondisi reaksi dan kecepatan angin. berfikir, penurunan refleks dan
Photocemical smog akan menghalangi gangguan jantung, dan apabila
pandangan, iritasi mata dan dapat menjadi terkomsumsi dalam jumlah besar akan
penyebab kanker. mengkibatkan kematian.
Untuk bahan pencemar yang 2. HC (Hidrokarbon) dapat
sifatnya lebih stabil seperti limbah (Pb), mengakibatakan iritasi pada mata,
beberapa hidrokarbon-halogen dan batuk, rasa mengantuk, bercak kulit
hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke dan perubahan kode genetik.
3. PM10 (Partikulat) jika masuk dalam karakteristik dari emisi gas buang
sistem pernafasan sampai ke bagian kendaraan bermotor, Selanjutnya hasil
paru-paru terdalam sehingga dari uji emisi gas buang ini dapat
menimbulkan infeksi saluran digunakan untuk pengendalian dan
pernafasan atas, jantung, bronchitis, penyusunan regulasi terhadap emisi buang
asma. kendaraan bermotor.
4. Pb (Timbal) dapat meracuni sistem Pada negara-negara yang
pembentukan darah merah, sehingga memiliki standar emisi gas buang
mengakibatkan gangguan pembentukan kendaraan yang ketat, ada 5 unsur
sel darah merah, anemia, tekanan darah dalam gas buang kendaraan yang akan
tinggi dan mengurangi fungsi pada diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2
ginjal, pengaruh pada anak-anak adalah dan senyawa NOx. Sedangkan pada
penurunan kemampuan otak dan negara-negara yang standar emisinya
kecerdasan. tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4
5. SOx (Oksida Belerang) dapat unsur dalam gas buang yaitu senyawa
menimbulkan efek iritasi pada saluran HC, CO, CO2 dan O2, termasuk
nafas, sehingga menimbulkan batuk Indonesia. (Gunandi, 2010).
sampai sesak nafas, meningkatkan Di Indonesia, cara uji emisi gas
kasus asma buang kendaraan bermesin bensin kategori
6. NOx (Oksida Nitrogen) bisa M, N dan O pada kondisi idle
menimbulkan gangguan jaringan paru menggunakan SNI 19-7118.1-2005.
seperti, melemahkan sistem pertahan Kondisi idle adalah kondisi dimana mesin
paru, asma, infeksi saluran nafas. kendaraan pada putaran dengan :
Mengingat besarnya bahaya yang a. Sistem kontrol bahan bakar (misal :
ditimbulkan oleh beberapa senyawa- choke, akselerator) tidak bekerja;
senyawa di dalam emisi gas buang b. Posisi transmisi netral untuk
kendaraan bermotor, maka Pemerintah kendaraan manual atau semi
melalui Menteri Negara Lingkungan otomatis;
Hidup menetapkan Peraturan Menteri No. c. Posisi transmisi netral atau parkir
05 Tahun 2006 tentang ambang batas untuk kendaraan otomatis;
emisi gas buang kendaraan lama sebagai d. Perlengkapan atau asesoris kendaraan
berikut : yang dapat mempengaruhi putaran
Tabel 1. Ambang batas emisi gas buang kendaraan
tidak dioperasikan atau dapat
bermotor kategori M, N dan O dijalankan atas rekomendasi
manufaktur.
Pengujian idle dilakukan dengan cara
menghisap gas buang kendaraan
bermotor dengan alat uji gas analyser
kemudian diukur kandungan karbon
monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC).
2. Pembahasan
Dari hasil analisa karakteristik
demografi yang ditunjukkan oleh tabel 2
dapat diketahui bahwa semakin muda
umur kendaraan, maka jumlah kendaraan
bermotor yang tidak lulus uji (gagal)
cenderung mengalami penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa industri otomotif
memiliki komitmen yang tinggi untuk
mengembangkan teknologi kendaraan
Gambar 3. Emisi gas CO kendaraan bermotor yang lebih ramah lingkungan.
produksi tahun 2000 ke atas Kecenderungan ini juga menunjukkan
bahwa kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan yang bersih dan nyaman
mengalami peningkatan sehingga lebih
memperhatikan program perawatan
kendaraan yang dimiliki, karena
perawatan merupakan salah faktor yang
mempengruhi buruknya kadar emisi gas
buang kendaraan. Secara keseluruhan
dengan menggunakan ketentuan ambang
batas bagi mobil lama (< 2007), yakni CO
4,5 % dan HC 1200 ppm, maka hanya
Gambar 4. Emisi gas CO kendaraan bermotor 28,86 % dari seluruh kendaraan bermotor
produksi tahun sebelum 2000
yang dikaji mengalami gagal uji emisi,
akan tetapi jika menggunakan ketentuan
ambang batas bagi mobil baru ( 2007),
yakni CO 1,5 % dan HC 200 ppm, maka
hanya 32,89 % dari seluruh kendaraan
bermotor yang dikaji mengalami lulus uji
emisi atau 67,11 % kendaraan memiliki
emisi gas buang yang melebihi ambang
batas yang ditetapkan.
Dari hasil analisis sebaran emisi gas
CO seperti yang ditunjukkan oleh gambar
Gambar 5. Emisi gas HC kendaraan bermotor 3 dan 4, maka dapat diketahui bahwa
produksi tahun 2000 ke atas kadar emisi gas CO dari berbagai
kendaraan yang dikaji cenderung
mengalami penurunan seiring dengan
semakin muda usia kendaraan. Emisi gas
CO yang dihasilkan kendaraan yang
diproduksi tahun 2004 ke atas sebagian
besar telah memenuhi ambang batas 1,5
%, sedangkan emisi gas CO kendaraan
yang diproduksi antara tahun 1980 – 2004
menunjukkan hampir tidak ada kendaraan
yang memenuhi ambang batas 1,5 %.
Sebagian besar kendaraan ini memang
Gambar 6. Emisi gas HC kendaraan bermotor
produksi tahun 2000 dan sebelumnya
masih memenuhi ambang batas 4,5 %.
Kendaraan yang diproduksi pada tahun
1980 dan sebelumnya cenderung tidak tahun 2004 ke atas sebagian besar telah
memenuhi ambang batas yang ditentukan memenuhi ambang batas 1,5.
untuk mobil lama, yakni 4,5 %.. Oleh 3. Emisi gas HC yang dihasilkan oleh
karena itu kendaraan ini sebaiknya tidak berbagai kendaraan bermotor yang
diijinkan lagi untuk dioperasikan di jalan dikaji cenderung mengalami penurunan
raya, kecuali dengan monitoring yang seiring dengan semakin muda usia
ketat. kendaraan dan Emisi gas CO yang
Tren yang sama juga diperlihatkan dihasilkan kendaraan yang diproduksi
oleh emisi gas HC dari berbagai tahun 2004 ke atas sebagian besar telah
kendaraan bermotor seperti ditunjukkan memenuhi ambang batas 1,5.
oleh gambar 5 dan 6. Emisi gas HC 4. Dari hasil kajian secara keseluruhan
kendaraan yang diproduksi tahun 2004 ke diketahui bahwa umur ideal kendaraan,
atas sebagian besar telah memenuhi terutama kendaraan umum, adalah
ambang batas 200 ppm, sedangkan emisi berkisar antara 7 – 10 tahun karena
gas HC kendaraan yang diproduksi antara umur kendaraan dengan umur tersebut
tahun 1980 – 2004 sebagian besar tidak mampu memenuhi ambang batas yang
memenuhi ambang batas 200 ppm. ditentukan untuk mobil baru, yakni CO
Walaupun denujuab, sebagian besar 1,5 % dan HC 200 ppm, dan masih
kendaraan yang diproduksi antara tahun memberikan nilai ekonomi bagi
1980 – 2004 masih memenuhi ambang pemiliknya.
batas 1200 ppm.
Dari hasil analisi data yang
SARAN
ditunjukkan oleh tabel 2 dan gambar 3
hingga gambar 6, maka umur ideal Perlu kiranya dipikirkan untuk
kendaraan, terutama kendaraan umum, membuat regulasi yang mengatur
adalah berkisar antara 7 – 10 tahun. Hal mengenai umur kendaraan yang diijinkan
ini karena hampir semua merek kendaraan dioperasikan di jalan raya, terutama untuk
yang dikaji dapat memenuhi ambang batas mobil umum, karena dari hasil kajian yang
yang ditentukan untuk mobil baru, yakni telah dilakukan diketahui bahwa
1,5 %. Hasil kajian ini selaras dengan kendaraan umum yang diproduksi tahun
hasil kajian umur ekonomis kendaraan 1980 dan sebelumnya tidak mampu lagi
umum yang dilaporkan oleh Zuriantomy, memenuhi ambang batas emisi yang telah
Busmart (2002). ditentukan.