ABSTRAK
Penggunaan kendaraan bermotor semakin bertambah dengan pesat, begitu pula emisigas
buang yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar emisigas
buang dari kendaraan bermotor. Salah satu inovasi yang dapat diambil adalah penambahan
zat aditif dengan premium. Untuk melihat pengaruh campuran premium denganvariasi
penambahan zat aditif terhadap emisi gas buang yang dihasilkan dilakukan pengujianempat
jenis bahan bakar yaitu premium tanpa zat aditif, campuran premium dengan zat aditif5 ml, 7
ml dan 9 ml.Pengujian dilakukan pada motor Yamaha Vega. Hasil pengujian menunjukan
bahwa penambahan zat aditif menurunkan kadar emisi gas buang CO sebesar 1.402
%, kadar HCsebesar 32.8 ppm, dan
mengalami peningkatan kadar CO2 sebesar 0.333 %, kadar O2sebesar 1.407 % dari kadar rat
a
rata emisi gas buang yang menggunakan premium tanpazat aditif, menggunakan campuran premium
dengan zat aditif 5 ml,7 ml dan 9 ml. Disinidiperoleh penurunan dan peningkatan kadar emisi
gas buang yang paling baik pada penggunaan campuran premium dengan
zat aditif 9 ml untuk penurunan kadar
CO, HC dan peningkatan kadar O2, serta peningkatan kadar CO2 pada penggunaan campuran
premiumdengan zat aditif 7 ml.
PENDAHULUAN
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotormenyumbang hampir 100% timbal, 13-44%
suspended particulate matter
(SPM), 71-89%hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke
udara Jakarta.Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana
mencakup 41%dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari
sulfur dioksida. Ditempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari
ambang batas.Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan
karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal da
riMetromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar
dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara
udaradan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan
Turbochargemerupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon
monoksida yangmeningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin
danmeningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi
penurunankadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti
pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksid
a dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan
bermotor.Setiap kendaraan akan menghasilkan gas sisa pembakaran sesuai dengan
cara pengoperasian mesin. Pada kondisi kendaraan hidup stasioner memberikan emisi lebih
besardibandingkan dengan kendaraan berjalan. Secara umum, reaksi pembakaran bahan
bakarfosil secara sempurna pada proses kendaraan bermotor.Pada saat proses pembakaran
tidak sempurna maka tidak seluruh hidrokarbonteroksidasi, sehingga masih menyisakan
hidrokarbon (HC) dan gas karbonmonoksida (CO)dengan proporsi lebih besar.Pada kasus
mobil Esemka, tingginya emisi gas hidrokarbon (HC)dan karbonmonoksida (CO)
kemungkinan disebabkan sistem pada mesin belum mampumelakukan pembakaran secara
sempurna, sehingga menghasil gas CO dan HC melebihi bakumutu. Karbonmonoksida (CO)
memberikan dampak lebih dominan dibandingkan denganhidrokarbon (HC) maupun NOx.
Pengaruh
Tingginya karbon monoksida dari hasil uji emisi mobil Esemka, lebih memberikandampak
membahayakan dibandingkan dengan hidrokarbon (HC). Hidrokarbon (HC) yangmerupakan
bahan bakar utama kendaraan bermotor tidak semua teroksidasi secara sempurna.
Indikasi tingginya HC pada emisi mobil Esemka menunjukkan bahwa mesin belum
memilikikemampuan optimal dalam mengubah bahan bakar manjadi energy dan manyisakan
emisi.Di antara senyawa- senyawa yang terkandung di dalam gas kendaraan bermotor
yangdapat menimbulkan pengaruh sistemik, yang paling penting adalah karbon monoksida
dantimbal. Pengaruh langsung dari kedua zat di atas terhadap kehidupan manusia dan
bentukkehidupan lainnya sangat berbeda-beda, dari pengaruh yang berat (mematikan)
sampai pengaruh yang ringan (menimbulkan perasaan jengkel). Adanya zat pencemar di udar
amempunyai kecenderungan untuk menaikkan jumlah penderita atau memperberat
penyakitkanker paru-paru, emphysema, TBC, pneumonia, bronkitis, asma, dan bahkan
influensa.Gas CO tidak berbau, tidak berasa, sehingga kehadiranya tidak dapat dirasakan
secarakasat mata. Justru sifat ini yang sangat berbahaya karena manusia yang terpapar
tidakmerasakan, akan tetapi akan terkena dampak secara mematikan. Senyawa CO sangat
mudah berkaitan dengan hemoglobin (Hb), bila dibandingkan dengan daya ikat oksigen
dengan Hb,maka daya ikat CO adalah240 kali daya ikat oksigen.Fungsi oksigen untuk jaringan
tubuh adalah untuk pelengkap proses pembakaran yangmenghasilkan tenaga. Menurunnya
kemampuan darah mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh
menyebabnya turunnya tenaga yang dihasilkan oleh metabolisme sel-sel (pertukaran zatantar
sel).Karena tidak berbau, maka pengguna tidak menyadari bila ada ancaman gas
CO.keterlambatan menghindar dari paparan CO menyebabkan oksigen dalam darah
tergantikankendudukannya oleh CO. bila konsentrasi hingga sekitar 80 ppm, maka ancaman
kematianakan besar. Mari renungkan bersama.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
ditarikkesimpulan bahwa asap kendaraan bermotor memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadapkesehatan masyarakat. Namun, pengaruh dari pencemaran/polusi udara khususnya
akibatkendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan
bersifatkumulatif.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan saran-
saransebagai berikut :1. Pemerintah hendaknya lebih serius memperhatikan tentang
pengendalian pencemaranudara terutama dengan lebih intensif melakukan pemeriksaan gas
buang (uji emisi)
kendaraan bermotor baik untuk roda dua maupun roda empat (pribadi maupun dinas) danmen
sosialisasikan pentingnya perawatan kendaraan bermotor.2. Pemerintah sebaiknya
menetapkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang pernahdilaksanakan di Jakarta
dimana seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali hanyadiperbolehkan menggunakan sepeda.3.
Masyarakat hendaknya memiliki prinsip hemat dalam mengonsumsi kendaraan
bermotordengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan menggunakan kendaraan
umum.4. Kepada semua masyarakat yang berkompeten agar menciptakan bahan bakar
alternatifyang lebih ramah lingkungan seperti CNG (
Compressed Natural Gas
), LPG, dan minyak nabati
EMISI GAS BUANG DAN PERMASALAHANNYA
By : Sasongko. Widyaiswara Madya Dept Otomotif
Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar udara di banyak
kota besar dunia, gas-gas beracun dari jutaan knalpot setiap harinya menimbulkan masalah
serius di banyak negara tak terkecuali Indonesia, kendaraan berbahan bakar bensin menjadi
salah satu sumber pencemar udara terbesar melebihi industri dan rumah tangga. Erwin
(2006) menyebutkan bahwa polusi udara dari kendaraan bermotor, pembangkit tenaga
listrik, industri dan rumah tangga menyumbang 70 % dengan komposisi kuantitas
karbonmonoksid(CO) 99 %, hidrokarbon(HC) sebanyak 89 %, dan oksida nitrogen(Nox)
sebanyak 73 % serta partikulat lainnya yang meliputi timah hitam,sulfur oksida dan partikel
debu.
Sugiarto (2006) menyatakan bahwa dari data WHO sekitar 3 juta orang meninggal
karena polusi udara setiap tahun atau sekitar 5 % dari 55 juta orang meninggal setiap tahun
di dunia. 1,5 juta orang yang meninggal sebelum waktunya terjadi di kota-kota Asia,
kehidupan yang produktif diperpendek oleh masalah kesehatan yang disebabkan menghirup
udara yang kotor.
Komite penghapusan bensin bertimbal menyebutkan bahwa pada tahun 2002 Jakarta
merupakan kota nomor 3 terpolusi di dunia setelah Mexico dan Bangkok. Sugiarto (2006),
Ubaydillah (2009) menyatakan bahwa kota Mexico dan Bangkok sudah tidak masuk dalam
katagori 5 besar kota terpolusi di dunia, 5 kota terpolusi dari 15 kota terpolusi di dunia
terdapat di Asia urutan kota-kota tersebut adalah no.1. Katmandu, Nepal, no.2. New Dehli,
India, no.3. Jakarta, Indonesia no.4. Chongqing China, no.5. Calcutta, India, sepertiga dari
pencemaran karbondioksida(CO) di dunia dikeluarkan dari daerah ini.
Sudrajad (2005) menyatakan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) hasil
pemantauan kualitas udara di 10 kota di Indonesia, melalui 33 stasiun dan 9 stasiun
bergerak(mobil pemantau udara) terdapat beberapa kota yang diketahui masuk dalam
kategori tidak sehat yakni Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1
titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14
titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat
berdasarkan pantauan lapangan.
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat dengan berbagai merk
dan tipe akan meningkatkan konsumsi pemakaian bahan bakar minyak dan menimbulkan
efek pencemaran udara, kenaikan konsumsi BBM sangat wajar jika melihat data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan jumlah penjualan kendaraan
bermotor meningkat cukup signifikan sejak empat tahun terakhir.
Jumlah kendaraan di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 menunjukkan adanya kenaikan
jumlah kendaraan yang luar biasa.
Tabel data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
No Jenis 2009 20010 2011 2012
Mobil
1 7.910.407 8.891.041 9.548.866 10.432.259
Bus
2 2.160.973 2.250.109 2.254.109 2.273.821
Truk
3 4.452.343 4.687.789 4.958.738 5.286.061
Sepeda
4 52.767.093 61.078.188 68.839.341 76.381.183
motor
Jumlah total 67.290.816 76.907.127 85.601.054 94.373.324
Data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
Melihat permasalahan tersebut maka sudah menjadi suatu keharusan bagi pemerintah
dan industri kendaraan bermotor serta masyarakat di Indonesia untuk menyadari sedini
mungkin efek bahaya yang ditimbulkan oleh polutan emisi gas buang dan secara bersama-
sama mengupayakan suatu tindakan bagaimana agar udara yang terhirup bisa berkurang
dari pencemaran yang diakibatkan oleh polutan emisi gas buang serta ramah lingkungan.
Proses pembakaran motor bensin yang terdiri atas unsur bensin (Heptane C7H16 dan
Iso Oktana C8H18 ) dengan udara ( O2, N2, dan unsur yang lain) akan menghasilkan emisi
gas buang yang meliputi Hidrokarbon (HC), Carbon Monoxid (CO), Carbon Dioxid (CO2),
Nitrogen Oxid (NOx) Tetra Ethyl Lead/Timah Hitam (Pb),dan Sulfur/belerang (SO2) serta
bahan partikulat yang lainnya. (Spuller, 1987. Petter, 1989. Robert, 1993.)
DAFTAR PUSTAKA