MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Sistem Kontrol Mesin yang
dibina oleh Bapak Paryono
Oleh,
1. Bayu Kinayungan
FAKULTAS TEKNIK
Maret 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Emisi adalah zat, energy atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu
kegiatan yang masuk atau dimasukanya ke dalam udara yang mempunyai atau tidak
mempunyai potensi sebagai unsure pencemar. Namun secara umum, emisi dapat di
analogikan sebagai pancaran, misalnya : pancaran sinar, electron, atau ion.
Berdasarkan peristiwanya, dapat terjadi akibat terganggunya suatu sistem yang
melampui suatu batas energy sehingga terjadi suatu emisi.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa emisi merupajkan zat yang
dihasilkan oleh kegiataan yang berlebihan, sehingga menimbulkan terganggunya
suatu sistem. Sebagai contoh ialah emisi gas buang
Emisi gas buang merupakan sisa hasil pembakaran mesin kendaraan baik itu
kendaraan beroda, perahu dan pesawat terbangyang menggunkaan bahan bakar.
Biasanya emisi gas buang ini terjadi karena pembakaran yang tidak sempurbna dari
sistem pembuangan dan pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel karena
kurang tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran tersebut. Emisi gas buang
merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemansan globalyang
terjadi akhi-akhir ini.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Ada beberapa macam zat yang terkandung pada gas buang kendaraan
bermotor yang berbahaya terhadap pernafasan yakni CO (carbon
monoksida),HC(hydro carbon) dan Nox(nitrogen oksid)
A. CO (carbon monoksida)
Carbon monoksida dihasilkan oleh proser pembkaran yang tidak sempurna
akibat kurangnya oksigen pada proses pembakaran (campuran terlalu gemuk).
Walaupun secara teori carbon monoksida tidak dihasilkan oleh campuran
yang kurus namun pada kenyataanya CO juga dapat dihasilkan oleh campuran
bahan bakar yang kurus dikarenakan distribusi bahan bakar di dalam ruang
bakar tidak merata dan juga temperature mesin yang masih rendah sehingga
pembakaran tidak sempurna
A. CO (karbon monoksida)
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dengan timbulnya
pusing,sakit kepala dan mual, gangguan yang ledih berat dapat berupa
menurunya kemampuan gerak tubuh hingga serangan jantung dan kematian.
Selain itu gangguan pada metabolisme otot juga dapat terganggu akibat
adanya unsur CO yang stabil.
Dampak dari pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap
lingkungan adalah penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif
terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-
alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan
semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.
B. Nitogen oksida
C. Hidrokarbon
Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa HC pada
konsentrasi udara ambien memberikan pengaruh langsung yang merugikan
manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap hewan dan manusia
diketahui bahwa hidrokarbon alifatik dan alisiklis memberikan pengaruh yang
tidak diinginkan kepada manusia hanya pada konsentrasi beberapa ratus
sampai beberapa ribu kali lebih tinggi daripada konsentrasi yang terdapat di
atmosfer
Standar emisi gas buang adalah nilai ambang batas kandungan zat berbahaya
pada gas buang yang sudah ditentukan, sering kali disebut dengan kata EURO, Kata
“EURO” dipakai karena memang negara-negara Eropa-lah yang pertama kali merintis
standarisasi ini
Euro-1
Konverter katalis dan bensin tanpa timbal untuk mobil mulai diperkenalkan.
Batas emisi Euro-1 (bensin) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km
Batas emisi Euro-1 (diesel) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km PM: 0,14 g/km
Euro-2
Memperkenalkan batas emisi yang berbeda untuk mesin bensin dan diesel pada
keempat parameter emisi.
Batas emisi Euro-2 (bensin) CO: 2,20 g/km HC + NOx: 0,50 g/km
Batas emisi Euro-2 (diesel) CO: 1,00 g / km HC + NOx: 0,70 g/km PM: 0,08 g/km
Euro-3
Memperkenalkan batas terpisah untuk emisi hidrokarbon dan nitrogen oksida untuk
mesin bensin dan mesin diesel.
Batas emisi Euro-3 (bensin) CO: 2,30 g/km HC: 0,20 g/km NOx: 0,15 g/km
Batas emisi Euro-3 (diesel) CO: 0,64 g/km HC: 0,56 g/km NOx: 0,50 g/km PM: 0,05
g/km
Euro-4
Pengurangan signifikan ambang batas untuk partikulat dan nitrogen oksida dalam
mesin diesel. Beberapa mobil bermesin diesel baru memperoleh filter partikel diesel
(DPF) yang dapat menangkap 99% partikulat.
Batas emisi Euro-4 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,08 g/km
Batas emisi Euro-4 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,30 g/km NOx: 0,25 g/km
PM: 0,025 g/km
Euro-5
Mengenalkan diesel particulate filters (DPFs) untuk semua mobil diesel. Batas
partikulat juga diperkenalkan untuk mesin bensin direct injection.
Batas emisi Euro-5 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM:
0,005 g/km
Batas emisi Euro-5 (diesel) CO: 0,50g/km HC + NOx: 0,23 g/km NOx: 0,18 g/km
PM: 0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 /km
Euro-6
Penurunan hingga 67% tingkat nitrogen oksida yang diizinkan pada bahan bakar
diesel dan pengenalan batas jumlah partikel untuk bensin. Pembuat mobil
menggunakan dua metode untuk memenuhi batas-batas diesel pada Euro-6. Pertama,
melalui reduksi katalitik selektif, yang melibatkan cairan yang mengubah nitrogen
oksida menjadi air dan nitrogen yang disemprotkan ke dalam knalpot mobil. Kedua,
sistem resirkulasi gas buang dipasang menggantikan sebagian gas buang untuk
mengurangi jumlah nitrogen yang dapat diubah menjadi NOx.
Batas emisi Euro-6 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM:
0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 / km
Batas emisi Euro-6 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,17 g/km NOx: 0,08 g/km
PM: 0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 / km