Anda di halaman 1dari 8

EMISSION CONTROL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Sistem Kontrol Mesin yang
dibina oleh Bapak Paryono

Oleh,

1. Bayu Kinayungan

2. Benny Nur Whadi (170513624015)

3. Billy Yusuf Prihandono (170513624101)

4. Choirin Fatkurrahman (170513624065)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Maret 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Emisi adalah zat, energy atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu
kegiatan yang masuk atau dimasukanya ke dalam udara yang mempunyai atau tidak
mempunyai potensi sebagai unsure pencemar. Namun secara umum, emisi dapat di
analogikan sebagai pancaran, misalnya : pancaran sinar, electron, atau ion.
Berdasarkan peristiwanya, dapat terjadi akibat terganggunya suatu sistem yang
melampui suatu batas energy sehingga terjadi suatu emisi.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa emisi merupajkan zat yang
dihasilkan oleh kegiataan yang berlebihan, sehingga menimbulkan terganggunya
suatu sistem. Sebagai contoh ialah emisi gas buang

Emisi gas buang merupakan sisa hasil pembakaran mesin kendaraan baik itu
kendaraan beroda, perahu dan pesawat terbangyang menggunkaan bahan bakar.
Biasanya emisi gas buang ini terjadi karena pembakaran yang tidak sempurbna dari
sistem pembuangan dan pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel karena
kurang tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran tersebut. Emisi gas buang
merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemansan globalyang
terjadi akhi-akhir ini.

1.2 Rumusan Masalah

1) apa Komposisi dari gas buang?


2) Apa efek yang terkandung pada gas buang terhadap manusia dan lingkungan?
3) Apa Standart Emisi ?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui komposisi gas buang


2) mengetahui efek yang terkandung pada gas buang terhadap manusia dan
lingkungan
3) mengetahui standart emisi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komposisi gas buang

Ada beberapa macam zat yang terkandung pada gas buang kendaraan
bermotor yang berbahaya terhadap pernafasan yakni CO (carbon
monoksida),HC(hydro carbon) dan Nox(nitrogen oksid)

A. CO (carbon monoksida)
Carbon monoksida dihasilkan oleh proser pembkaran yang tidak sempurna
akibat kurangnya oksigen pada proses pembakaran (campuran terlalu gemuk).
Walaupun secara teori carbon monoksida tidak dihasilkan oleh campuran
yang kurus namun pada kenyataanya CO juga dapat dihasilkan oleh campuran
bahan bakar yang kurus dikarenakan distribusi bahan bakar di dalam ruang
bakar tidak merata dan juga temperature mesin yang masih rendah sehingga
pembakaran tidak sempurna

B. Nitrogen Oksid (Nox)


Nitrogen oksid dihasilkan oleh molekul nitrogen dan oksigen pada temperatur
tinggi yakni sekitar 180°C ,demikian Nox terbentuk selama proses
pembakaran yang sempurna,karena pada saat pembakaran yang sempurna
akan menghasilkan temperatur maksimal. Bila temperatur mesin tidak
mencapai 180°C kemudian nitrogen dan oksigen dibuang pada saat langkah
buang dan tidak membentuk molekul Nox. Salah satu cara untuk mengurangi
Nox adalah mencegah temperatur kerja mesin mencapai 180°C, umumnya
konsentrasi Nox paling tinggi dihasilkan oleh perbandingan udara dan bahan
bakar 16:1, pada perbandingan udara yang lebih rendah atau lebih tinggi akan
menghasilkan Nox yang lebih rendah, sebab pada campuran kaya kandungan
oksigen lebih sedikit dan pada campuran yang kurus proses pembakaran
menjadi lebih lambat sehingga temperatur ruang bakar tidak mencapai panas
maksimal
C. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan
unsur hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-
atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Pada kendaraan
hidrokarbon dihasilkan pada saat kondisi mesin belum mencapai suhu kerja
karena bahan bakar didalam ruang bakar tidak dapat terbakar dengan
sempurna,agar putaran idle tetap stabil maka diperlukan suplay bahan bakar
yang lebih banyak sehingga produksi hidro karbon pun juga meningkat

2.2 Efek gas buang terhadap manusia dan lingkungan

Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat pencemar udara yang memberikan


dampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, serta lingkungan
hidup. Sumber pencemar ini juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan
atmosfer yang lebih besar seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon stratosfer, dan
perubahan iklim global. Zat-zat yang diemisikan dari knalpot kendaraan
bermotor adalah CO, NOx dan HC.
Dampakkesehatan yang ditimbulkan oleh sektor transportasi berdasarkan zat
pencemar antara lain:

A. CO (karbon monoksida)
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dengan timbulnya
pusing,sakit kepala dan mual, gangguan yang ledih berat dapat berupa
menurunya kemampuan gerak tubuh hingga serangan jantung dan kematian.
Selain itu gangguan pada metabolisme otot juga dapat terganggu akibat
adanya unsur CO yang stabil.
Dampak dari pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap
lingkungan adalah penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif
terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-
alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan
semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.
B. Nitogen oksida

Kedua bentuk nitrogen oksida,Nox merupakan gas yang Toksik bagi


manusia dan pada umumnya gas ini dapat menimbulkan gangguan sistem
pernapasan. NO2 dapat masuk ke paru-paru dan membentuk
Asam Nitrit (HNO2) dan Asam Nitrat (HNO3)yang merusak
jaringan mukosa NO2 dapat meracuni paru-paru. Jika terpapar NO2 pada
kadar 5 ppm setelah 5 menit dapat menimbulkan sesak nafas dan pada kadar
100 ppm dapat menimbulkan kematian (Chahaya, 2003).
Gangguan sistem pernapasan yang terjadi dapat menjadi empisema. Bila
kondisinya kronis dapat berpotensi menjadi bronkitis serta akan terjadi
penimbunan
nitrogen oksida (NOx) dan dapat menjadi sumber karsinogenik atau Peny
ebab timbulnya kanker

C. Hidrokarbon
Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa HC pada
konsentrasi udara ambien memberikan pengaruh langsung yang merugikan
manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap hewan dan manusia
diketahui bahwa hidrokarbon alifatik dan alisiklis memberikan pengaruh yang
tidak diinginkan kepada manusia hanya pada konsentrasi beberapa ratus
sampai beberapa ribu kali lebih tinggi daripada konsentrasi yang terdapat di
atmosfer

2.3 Srandart emisi gas buang

Standar emisi gas buang adalah nilai ambang batas kandungan zat berbahaya
pada gas buang yang sudah ditentukan, sering kali disebut dengan kata EURO, Kata
“EURO” dipakai karena memang negara-negara Eropa-lah yang pertama kali merintis
standarisasi ini

Di Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20


Tahun 2017 resmi menerapkan standar emisi Euro-4 bagi kendaraan bermotor.
KLHK pun kembali merilis jenis kendaraan tipe baru kategori M, N dan O sebagai
tipe kendaraan yang wajib menerapkan standar emisi Euro-4 sesuai dengan aturan
yang tertera dalam Permen LHK tersebut.
Kendaraan bermotor kategori M yaitu mobil untuk angkutan orang, kategori N untuk
mobil angkutan barang dan kategori O untuk kendaraan bermotor gandengan atau
tempel. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang bersama Pertamina
bertugas mengembangkan bahan bakar yang sesuai spesifikasi Euro-4 ini.

Berikut spesifikasi kendaraan standar EURO :

Euro-1

Konverter katalis dan bensin tanpa timbal untuk mobil mulai diperkenalkan.

Batas emisi Euro-1 (bensin) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km

Batas emisi Euro-1 (diesel) CO: 2,72 g/km HC + NOx: 0,97 g/km PM: 0,14 g/km

Euro-2

Memperkenalkan batas emisi yang berbeda untuk mesin bensin dan diesel pada
keempat parameter emisi.

Batas emisi Euro-2 (bensin) CO: 2,20 g/km HC + NOx: 0,50 g/km

Batas emisi Euro-2 (diesel) CO: 1,00 g / km HC + NOx: 0,70 g/km PM: 0,08 g/km

Euro-3

Memperkenalkan batas terpisah untuk emisi hidrokarbon dan nitrogen oksida untuk
mesin bensin dan mesin diesel.

Batas emisi Euro-3 (bensin) CO: 2,30 g/km HC: 0,20 g/km NOx: 0,15 g/km

Batas emisi Euro-3 (diesel) CO: 0,64 g/km HC: 0,56 g/km NOx: 0,50 g/km PM: 0,05
g/km

Euro-4
Pengurangan signifikan ambang batas untuk partikulat dan nitrogen oksida dalam
mesin diesel. Beberapa mobil bermesin diesel baru memperoleh filter partikel diesel
(DPF) yang dapat menangkap 99% partikulat.

Batas emisi Euro-4 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,08 g/km

Batas emisi Euro-4 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,30 g/km NOx: 0,25 g/km
PM: 0,025 g/km

Euro-5

Mengenalkan diesel particulate filters (DPFs) untuk semua mobil diesel. Batas
partikulat juga diperkenalkan untuk mesin bensin direct injection.

Batas emisi Euro-5 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM:
0,005 g/km

Batas emisi Euro-5 (diesel) CO: 0,50g/km HC + NOx: 0,23 g/km NOx: 0,18 g/km
PM: 0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 /km

Euro-6

Penurunan hingga 67% tingkat nitrogen oksida yang diizinkan pada bahan bakar
diesel dan pengenalan batas jumlah partikel untuk bensin. Pembuat mobil
menggunakan dua metode untuk memenuhi batas-batas diesel pada Euro-6. Pertama,
melalui reduksi katalitik selektif, yang melibatkan cairan yang mengubah nitrogen
oksida menjadi air dan nitrogen yang disemprotkan ke dalam knalpot mobil. Kedua,
sistem resirkulasi gas buang dipasang menggantikan sebagian gas buang untuk
mengurangi jumlah nitrogen yang dapat diubah menjadi NOx.

Batas emisi Euro-6 (bensin) CO: 1,00 g/km HC: 0,10 g/km NOx: 0,06 g/km PM:
0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 / km

Batas emisi Euro-6 (diesel) CO: 0,50 g/km HC + NOx: 0,17 g/km NOx: 0,08 g/km
PM: 0,005 g/km PM: 6,0x10 ^ 11 / km

Anda mungkin juga menyukai