Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang yang tidak berwarna, tak berbau, dan tak
berasa. Karbon monoksida ( CO ) terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan
dengan satu atom oksigen. Karbon )monoksida ( CO ) dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna. Karbon monoksida ( CO ) terbentuk karena kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran.

Karbon monoksida ( CO ) di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi


sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, terutama dari asap kendaraan bermotor
terutama yang menggunakan bensin.

Karbon monoksida ( CO ) berdampak terhadap manusia, hewan, tumbuhan, maupun


lingkungan. Pada manusia Karbon monoksida ( CO ) dapat menimbulkan keracunan jika
terhisap oleh paru-paru. Dampak dari pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap
lingkungan adalah penurunan kualitas udara yang juga akan berdampak pada Manusia,
hewan, dan tumbbuhan.

Udara yang merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia apabila sudah
tercemar tentu akan sangat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, kita perlu untuk
mengetahui bagaimana cara pengendalian baik dengan cara pencegahan maupun cara
penanggullangan Karbon monoksida.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah Karbon Monoksida ( CO ) ?
2. Bagaimana pengendalian Karbon Monoksida ( CO ) ?
3. Pencegahan dan Penanggulangan apa yang bisa dilakukan untuk mengendalikan 4.
4. Karbon monoksida (CO) ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang Karbon monoksida (CO)
2. Mengetahui pengendalian Karbon monoksida (CO)
3. Mengetahui pencegahan dan penanggulang dari sumber Karbon monoksida (CO)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Karbon Monoksida

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom
oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi
antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon,
sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat
racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan
prekursor banyak senyawa karbon.

Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber


utamanya adalah dari kegiatan manusia, Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk
dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar
bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta
ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan
bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran
batu bara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan
WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok
dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.

Dampak pencemaran karbon monoksida (CO) terhadap manusia dan hewan adalah
jika terhisap ke dalam paru-paru , gas CO akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, yaitu racun yang ikut bereaksi secara metabolis dengan arah. Seperti
oksigen, karbon monoksida mudah bereaksi dengan darah (hemoglobin).
Dampak dari pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap lingkungan adalah
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin
banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan
lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.

2.2. Pengendalian Karbon Monoksida

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/ atau penanggulangan


pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. Pengendalian Pencemaran Karbon monoksida
adalah upaya pencegahan dan/ atau penanggulangan Karbon monoksida serta pemulihan
mutu udara.

Melihat berbagai dampak yang ditimbulkan karbon monoksida di lingkungan, maka


dari itu diperlukan adanya pengendalian terhadap karbon monoksida. Pengendalian tersebut
meliputi pencegahan terhadap munculnya karbon monoksida di lingkungan serta
penanggulangan terhadap karbon monoksida yang sudah mencemari lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang


Pengendalian Pencemaran Udara Presiden Republik Indonesia pada pasal 16 dikatakan
bahwa Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan
pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara
ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak
bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat.

1. Pencegahan

Dengan adanya pengaruh yang cukup membahayakan dari gas CO terutama di tempat
sumber (sumber yang menghasilkan CO). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan
terhadap munculnya CO, pencegahan tersebut meliputi pencegahan munculnya CO pada
sumber bergerak dan sumber yang tidak bergerak.
 Sumber Bergerak

Pada sumber bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari kendaraan bermotor.


Untuk mencegah munculnya CO, langkah awal yaitu merawat mesin kendaraan bermotor
agar tetap baik, misalnya melakukan servis yang teratur. Pada saat servis, sebaiknya meminta
mekanik agar kadar CO dalam emisi gas buang selalu memenuhi persyaratan yang ditetapkan
pemerintah (Ahmad, R. 2004: 123).
Selanjutnya, perlu dilakukan uji emisi yang dilakukan pada setiap mobil dan
melakukan KIR kendaraan secara berkala, serta melakukan pemasangan filter pada knalpot
(Anonim, 2008). Emisi dari gas CO dapat diturunkan dengan pengaturan pemasukan udara.
Seperti perbandingan bahan bakar (berat : berat) kira 16 : 1, dalam pembakaran mesin mobil
(Ahmad, R. 2004: 123).
Sekarang ini, mobil-mobil yang modern sudah banyak yang menggunakan Catalytic
Exhaust Reaktors untuk menurunkan emisi CO. Kelebihan udara dipompakan ke dalam
tempat pembuangan gas dan campuran tersebut dilewatkan melalui ruang katalitik dalam
sistem pembuangan dimana akan terjadi oksidasi dari CO menjadi CO 2 (Ahmad, R. 2004:
123).

 Sumber Tidak Bergerak

Pada sumber yang tidak bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari pabrik
industri. Untuk mencegah munculnya CO, maka perlunya melakukan perawatan pada mesin
industri agar tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala, perlunya pemasangan
scruber pada cerobong asap serta perlunya penggunaan bahan bakar minyak atau batu bara
dengan kadar CO rendah (Anonim, 2008).
 Manusia

Dilihat dari dampak yang ditimbulkan akibat adanya CO serta pencegahan pada
sumber-sumber munculnya CO, maka perlu diketahui bahwa manusia (khususnya kesehatan
manusia) dilingkungan merupakan salah satu subjek yang terkena langsung dampak yang
ditimbulkan CO. Oleh karena itu, untuk mencegah dampak kesehatan maka perlu dilakukan
beberapa hal, diantaranya yaitu : penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas,
menutup/menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua, gua,
dll (Anonim, 2008). Serta perlunya pemasangan detektor karbon monoksida yang dapat
mendeteksi gas CO pada tingkat tertentu dalam sebuah ruangan atau kendaraan. Detector
Karbon monoksida akan memberikan peringatan erupa alarm jika dalam ruangan atau
kendaraan tersebut terdapat gas CO (Samsuri, 1982:100).

2. Penanggulangan
Adanya karbonmonoksida yang telah mencemari lingkungan sudah tidak dapat
dihindari lagi, maka dari itu perlu adanya penanggulangan terhadap karbon monoksida
tersebut. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya, yaitu :

 Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti menggunakan exhaustfan

 Bila terjadi korban keracunan CO maka diberikan pengobatan atau pernafasan buatan
serta segera melarikan korban ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
(Anonim,2008).

a. Sumber Bergerak

Teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua bagian
besar yaitu ; Pengurangan emisi metoda primer dan Pengurangan emisi metoda sekunder [6].

Pengurangan emisi metoda primer adalah:

Berdasarkan bahan bakar ;

 Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non
fossil fuel.
 Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels
 Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor
bensin.
 Penggunaan bahan bakar Gas.
 Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau lainnya).

Berdasarkan perlakuan udara ;

 Penggunaan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR).


 Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor.
 Humidifikasi.

Berdasarkan Proses Pembakaran

 Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar.
 Pengaturan waktu injeksi bahan bakar.
 Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan.
 Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran.

Pengurangan emisi metoda sekunder adalah :

 Penggunaan Selective Catalytic Reduction (SCR).


 Penerapan teknologi Sea Water Scrubber untuk aplikasi di kapal.
 Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar.
 Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor.

b. Sumber Tidak Bergerak

Bila emisi yang dikeluarkan oleh suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi
yang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu cara pengendalian terhadap emisi tersebut.
Beberapa jenis alat pengendali emisi antara lain:
1. Filter udara

Filter udara dimaksudkan untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada
cerobongagar tidak ikut keluar ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. Pemilihan
jenis filter tergantung pada jenis dan ukuran filter yang terdapat pada sumber emisi (Mulia,
2005).

2. Pengendap siklon

Pengendap siklon adalah pengendap debu atau abu yang ikut dalam gas
buangan.Prinsip kerjanya yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari gas buangan yang
dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon sehingga partikel yang relatif berat akan
jatuh ke bawah (Wardhana, 2004).
3. Pengendap sistem gravitasi

Alat pengendap ini berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor yang mengandung
partikel secara perlahan sehingga memungkinkan jatuhnya partikel ke bawah akibat gaya
beratnya sendiri (Mulia, 2005).
4. Pengendap elektrostatik

Pemisahan partikel dengan diameter dibawah 5 μm lebih efektif jika dilakukan


dengan menggunakan pengendap elektrostatik dibandingkan dengan pengendap siklon dan
pengendap sistem gravitasi. Alat pengendap ini berupa tabung silinder yang ditengahnya
dipasangi kawat yang dialiri arus listrik. Perbedaan tegangan akan menimbulkan corona
discharge di daerah seputar silinder yang akan menyebabkan kotoran udara mengalami
ionisasi. Kotoran udara akan menjadi ion negatif dan ditarik oleh dinding tabung. Sedangkan
udara bersih akan tertarik ke tengah silinder dan dihembuskan keluar tabung (Sunu, 2001).

5. Filter basah

Nama lain filter basah yaitu Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerjanya yaitu
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan
udara yang kotor masuk dari bagian bawah alat. Saat udara yang kotor kontak dengan air,
maka kotoran akan ikut semprotan air turun ke bawah. Gas yang bersih akan keluar dari
bagian atas tabung (Wardhana, 2004).

6. Exhause Gas Recirculation (EGR)

Merupakan suatu teknik untuk mengatur konsentrasi NO dalam gas buang kendaraan
bermotor dengan cara menurunkan konsentrasi NO atau dengan menurunkan temperatur
siklus puncaknya (Chahaya, 2003).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, yaitu
(Kusuma, 2002):

1. Mengembangkan substitusi bahan bakar dengan tujuan untuk mengurangi polutan


(substitusi ini bisa berupa bahan bakar tanpa timbal ataupun gas).

2. Mengurangi melakukan perjalanan yang tidak perlu

3. Mengurangi dan membatasi pemakaian kendaraan pribadi, shift/pindah kepada pemakaian


Transportasi Masal

4. Merencanakan tata ruang kota/wilayah yang lebih baik

5. Meningkatkan efisiensi dan performance mesin kendaraan

6. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang rendah polusi (sumber tenaga bisa berupa
tenaga listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).

7. Menggunakan Natural Gas sebagai bahan bakar kendaraan sangat baik untuk mengurangi
GRK maupun Polusi Udara (karena pembakarannya lebih bersih,sedikit gas buang, dan
rendah CO2)

8. Menggunakan Bio-Ethanol dan Bio-Methanol sebagai Bio-Energi yang berasal dari


tumbuhan yang ditanaman secara berkelanjutan, sangat baik bagi mengurangi GRK maupun
Polusi Udara (lebih sedikit meng-emisi NOx,CO,HC,Partikel).

9. Upaya perbaikan BBM yang berasal dari Fossil Fuel yang digunakan saat ini seperti
mengurangi kandungan Sulphur dan melarang penggunaan Timbal/Pb, sangat bermanfaat
untuk mengurangi Polusi Udara , namun relatif tidak berdampak untuk pengurangan GRK.

10. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah polutan yang terbentuk (modifikasi mesin
bisa dilakukan baik dengan menggunakan turbo cyclone, memperbaiki sistem pencampuran
bahan bakar, maupun dengan mengatur pendinginan di dalam ruang bakar).

11. Mengembangkan sistem pembuangan yang lebih sempurna (sistem pembuangan dari gas
buang bisa disempurnakan dengan menggunakan semacam reheater, ataupun dengan
menggunakan catalytic converter yang biasanya dipasang pada kendaraan mewah).
12. Memperbaiki sistem pengapian (sistem pengapian kendaraan dapat diperbaiki dengan
mengatur ignition time dan delay period dari motor bakar, salah satunya adalah dengan
menggunakan power ignition, EFI (Electronic Full Injection).

13. Menghindari cara pemakaian yang justru menghasilkan polutan yang tinggi (beberapa
cara pemakaian yang salah adalah dengan mengerem mendadak, melakukan balapan di jalan
raya, menambahkan pelumas pada knalpot kendaraan sehabis diservis, dan beban angkut
yang melebihi kapasitas daya angkut motor).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai