PENDAHULUAN
Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang yang tidak berwarna, tak berbau, dan tak
berasa. Karbon monoksida ( CO ) terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan
dengan satu atom oksigen. Karbon )monoksida ( CO ) dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna. Karbon monoksida ( CO ) terbentuk karena kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran.
Udara yang merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia apabila sudah
tercemar tentu akan sangat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, kita perlu untuk
mengetahui bagaimana cara pengendalian baik dengan cara pencegahan maupun cara
penanggullangan Karbon monoksida.
PEMBAHASAN
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom
oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi
antara atom karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon,
sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat
racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan
prekursor banyak senyawa karbon.
Dampak pencemaran karbon monoksida (CO) terhadap manusia dan hewan adalah
jika terhisap ke dalam paru-paru , gas CO akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, yaitu racun yang ikut bereaksi secara metabolis dengan arah. Seperti
oksigen, karbon monoksida mudah bereaksi dengan darah (hemoglobin).
Dampak dari pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap lingkungan adalah
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin
banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan
lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.
1. Pencegahan
Dengan adanya pengaruh yang cukup membahayakan dari gas CO terutama di tempat
sumber (sumber yang menghasilkan CO). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan
terhadap munculnya CO, pencegahan tersebut meliputi pencegahan munculnya CO pada
sumber bergerak dan sumber yang tidak bergerak.
Sumber Bergerak
Pada sumber yang tidak bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari pabrik
industri. Untuk mencegah munculnya CO, maka perlunya melakukan perawatan pada mesin
industri agar tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala, perlunya pemasangan
scruber pada cerobong asap serta perlunya penggunaan bahan bakar minyak atau batu bara
dengan kadar CO rendah (Anonim, 2008).
Manusia
Dilihat dari dampak yang ditimbulkan akibat adanya CO serta pencegahan pada
sumber-sumber munculnya CO, maka perlu diketahui bahwa manusia (khususnya kesehatan
manusia) dilingkungan merupakan salah satu subjek yang terkena langsung dampak yang
ditimbulkan CO. Oleh karena itu, untuk mencegah dampak kesehatan maka perlu dilakukan
beberapa hal, diantaranya yaitu : penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas,
menutup/menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua, gua,
dll (Anonim, 2008). Serta perlunya pemasangan detektor karbon monoksida yang dapat
mendeteksi gas CO pada tingkat tertentu dalam sebuah ruangan atau kendaraan. Detector
Karbon monoksida akan memberikan peringatan erupa alarm jika dalam ruangan atau
kendaraan tersebut terdapat gas CO (Samsuri, 1982:100).
2. Penanggulangan
Adanya karbonmonoksida yang telah mencemari lingkungan sudah tidak dapat
dihindari lagi, maka dari itu perlu adanya penanggulangan terhadap karbon monoksida
tersebut. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya, yaitu :
Bila terjadi korban keracunan CO maka diberikan pengobatan atau pernafasan buatan
serta segera melarikan korban ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
(Anonim,2008).
a. Sumber Bergerak
Teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua bagian
besar yaitu ; Pengurangan emisi metoda primer dan Pengurangan emisi metoda sekunder [6].
Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non
fossil fuel.
Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels
Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor
bensin.
Penggunaan bahan bakar Gas.
Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau lainnya).
Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar.
Pengaturan waktu injeksi bahan bakar.
Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan.
Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran.
Bila emisi yang dikeluarkan oleh suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi
yang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu cara pengendalian terhadap emisi tersebut.
Beberapa jenis alat pengendali emisi antara lain:
1. Filter udara
Filter udara dimaksudkan untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada
cerobongagar tidak ikut keluar ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. Pemilihan
jenis filter tergantung pada jenis dan ukuran filter yang terdapat pada sumber emisi (Mulia,
2005).
2. Pengendap siklon
Pengendap siklon adalah pengendap debu atau abu yang ikut dalam gas
buangan.Prinsip kerjanya yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari gas buangan yang
dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon sehingga partikel yang relatif berat akan
jatuh ke bawah (Wardhana, 2004).
3. Pengendap sistem gravitasi
Alat pengendap ini berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor yang mengandung
partikel secara perlahan sehingga memungkinkan jatuhnya partikel ke bawah akibat gaya
beratnya sendiri (Mulia, 2005).
4. Pengendap elektrostatik
5. Filter basah
Nama lain filter basah yaitu Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerjanya yaitu
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan
udara yang kotor masuk dari bagian bawah alat. Saat udara yang kotor kontak dengan air,
maka kotoran akan ikut semprotan air turun ke bawah. Gas yang bersih akan keluar dari
bagian atas tabung (Wardhana, 2004).
Merupakan suatu teknik untuk mengatur konsentrasi NO dalam gas buang kendaraan
bermotor dengan cara menurunkan konsentrasi NO atau dengan menurunkan temperatur
siklus puncaknya (Chahaya, 2003).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, yaitu
(Kusuma, 2002):
6. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang rendah polusi (sumber tenaga bisa berupa
tenaga listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).
7. Menggunakan Natural Gas sebagai bahan bakar kendaraan sangat baik untuk mengurangi
GRK maupun Polusi Udara (karena pembakarannya lebih bersih,sedikit gas buang, dan
rendah CO2)
9. Upaya perbaikan BBM yang berasal dari Fossil Fuel yang digunakan saat ini seperti
mengurangi kandungan Sulphur dan melarang penggunaan Timbal/Pb, sangat bermanfaat
untuk mengurangi Polusi Udara , namun relatif tidak berdampak untuk pengurangan GRK.
10. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah polutan yang terbentuk (modifikasi mesin
bisa dilakukan baik dengan menggunakan turbo cyclone, memperbaiki sistem pencampuran
bahan bakar, maupun dengan mengatur pendinginan di dalam ruang bakar).
11. Mengembangkan sistem pembuangan yang lebih sempurna (sistem pembuangan dari gas
buang bisa disempurnakan dengan menggunakan semacam reheater, ataupun dengan
menggunakan catalytic converter yang biasanya dipasang pada kendaraan mewah).
12. Memperbaiki sistem pengapian (sistem pengapian kendaraan dapat diperbaiki dengan
mengatur ignition time dan delay period dari motor bakar, salah satunya adalah dengan
menggunakan power ignition, EFI (Electronic Full Injection).
13. Menghindari cara pemakaian yang justru menghasilkan polutan yang tinggi (beberapa
cara pemakaian yang salah adalah dengan mengerem mendadak, melakukan balapan di jalan
raya, menambahkan pelumas pada knalpot kendaraan sehabis diservis, dan beban angkut
yang melebihi kapasitas daya angkut motor).
BAB III
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran