Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara adalah suatu campuran beberapa macam gas yang

perbandingannya tidak konstan, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan

udara dan lingkungan sekitarnya. Udara yang ada di dalam atmosfir bumi

memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara

terdapat oksigen (O2) untuk bernafas hewan dan manusia, karbon dioksida

(CO2) untuk proses fotosintesis tumbuhan dengan bantuan sinar matahari dan

ozon (O3) (Indra Chahaya, 2005).

Tanpa udara, kehidupan di bumi tidak dapat berlangsung sebagai mana

mestinya. Undang-undang nomor. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

yang dalam pasal 9 ayat (3) menegaskan: “setiap orang berhak atas lingkungan

hidup yang baik dan sehat”. Hal tersebut dipertegas dan dikuatkan, dalam Pasal

28 H ayat 1 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

yang menyatakan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukanya zat-zat asing

kedalam udara yang dapat menyebabkan perubahan susunan dan menurunkan

kualitas udara ke tingkat tertentu sehingga dapat menyebabkan terganggunya

kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Pencemaran udara yang terjadi

dewasa ini dapat berasal dari proses alamiah yang ada di bumi dan hasil dari

1
2

aktivitas yang dilakukan oleh manusia salah satunya yakni emisi gas buang

pada kendaraan bermotor. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya

dalam bidang industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan

bermotor yang menggunakan bahan bakar fossil (minyak) menyebabkan udara

yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil

pembakaran (Sastrawijaya, A. Tresna. 2009).

Emisi gas buang adalah polutan yang mengotori udara yang dihasilkan

oleh gas buang kendaraan. Gas buang kendaraan adalah gas sisa proses

pembakaran yang dibuang ke udara bebas melalui saluran buang kendaraan.

Emisi gas buang kendaraan bermotor pada umumnya disebabkan karena

terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna di dalam mesin kendaraan

bermotor (International Energy Agency, 2013).

Gas emisi kendaraan bermotor selain menyebabkan pemanasan global,

juga menimbulkan efek yang besar pada kesehatan masyarakat. Banyaknya

jumlah gas-gas buang kendaraan bermotor yang dihasilkan dapat

mengakibatkan banyak penyakit bagi masyarakat, baik penyakit akut atau

penyakit kronis. Paparan polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia

dalam berbagai cara, mulai dari biokimia halus dan perubahan fisiologis hingga

penyakit parah dan kematian (WHO, 2005).

Kendaraan bermotor dapat mengeluarkan emisi gas buang antara lain

karbon dioksida (CO2), sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx ), karbon

monoksida (CO), hidro karbon (HC), dan partikulat debu (Environmental

Protection Agency, 2013). Konsentrasi nitrogen oksida (NO x ), karbon


3

monoksida (CO) merupakan parameter pencemaran udara yang perlu

dikendalikan, apabila di atas standar baku mutu maka gas tersebut akan

berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Pada tahun 2012 polusi udara menyebabkan kematian sekitar 7 juta orang di

seluruh dunia, mayoritas kematian terkait polusi udara di sebabkan oleh

penyakit kardiovaskuler yaitu penyakit untuk polusi udara luar ruangan yang di

sebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor, 40% kematian

disebabkan oleh penyakit jantung iskemik, 40% disebabkan oleh stroke, 11%

disebabkan oleh penyakit paru abstruktif kronik dan 6% disebabkan oeleh

kanker paru-paru (WHO, 2012). Kendaraan bermotor berbahan bakar

premium merupakan sumber utama karbon monoksida (CO) dan nitrogen

oksida (NOx ) terutama pada kendaraan yang pembakaran pada mesinnya sudah

tidak berfungsi dengan baik atau kendaraan-kendaraan tua, sehingga

pembakaran pada mesin kendaraan tersebut tidak sempurna. Kepadatan lalu

lintas dapat mengakibatkan konsentrasi karbon monoksida (CO) dan nitrogen

oksida (NOx ) total yang ada di dalam atmosfer meningkat. Apabila masalah

pencemaran oleh emisi gas buang kendaraan ini tidak dihadapi dengan serius,

tentu akan mengakibatkan masalah yang lebih besar di masa mendatang

(Environmental Protection Agency,2013).

Kontribusi emisi kendaraan bermotor terhadap total emisi karbon

dioksida (CO2) di dunia adalah sebesar 22%, sedangkan dari sektor industri

sebesar 21%. Sektor listrik dan panas sebesar 44%, ini dikarenakan kebutuhan

listrik dan panas masih bergantung pada batubara yang menghasilkan karbon
4

dioksida (CO2) paling besar, sisanya dari pembakaran lain, seperti pelayanan

publik, rumah tangga, kehutanan dan lain-lain. Meskipun tidak memberikan

kontribusi emisi karbon dioksida (CO2) yang paling besar, namun emisi

kendaraan bermotor terus meningkat akibat jumlah kendaraan yang terus

bertambah setiap tahun (International Energy Agency, 2013).

Jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah telah menyebabkan

kuantitas emisi gas buang yang dikeluarkan juga semakin banyak. Data tahun

2012 menunjukkan bahwa di Indonesia sekarang ini telah terdapat 76 juta unit

sepeda motor dan 10 juta unit mobil (BPS, 2012). Data Kementerian

Lingkungan Hidup dari tahun 2009-2011 menyebutkan bahwa telah terjadi

peningkatan kuantitas emisi gas buang yang cukup signifikan, pada tahun 2009

kuantitas gas karbon dioksida (CO2) adalah sebesar 310.000 pPB, kemudian

terus meningkat tiap tahunnya ; 330.000 pPB pada tahun 2010 dan 345.000

pPB pada tahun 2011 (KLH, 2012).

Menurut data Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 10 Tahun 2012

tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori

L3 menyebutkan bahwa 1 kendaraan bermotor mengandung 2.0 gr/km karbon

monooksida (CO), 0.8 gr/km hidro karbon (HC), 0.15 gr/km nitrogen oksida

(NOx).

Mengantisipasi jumlah emisi kendaraan bermotor yang terus

meningkat, berbagai upaya seperti penetapan ambang batas emisi gas buang

kendaraan bermotor, memodifikasi mesin kendaraan bermotor, memodifikasi

saluran gas buang dengan pemasangan katalis pada knalpot kendaraan


5

bermotor dan penambahan zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor.

Pada penelitian ini penambahan zat aditif pada bahan bakar kendaraan

bermotor yang akan di pakai untuk mereduksi emisi gas buang kendaran

bermotor. Penelitian tentang penggunaan zat aditif yang dilakukan oleh

Siswantoro (2012) menyatakan bahwa Premium yang di campurkan dengan

TEL( Tetra Ethyl Lead ) dapat menurunkan jumlah emisi gas buang kendaraan

bermotor, komposisi Premium dan TEL( Tetra Ethyl Lead ) yang dapat

menurunkan gas karbon monooksida (CO), nitrogen oksida (NOx),

Hidrokarbon (HC) yaitu pada variasi dosis masing-masing 5 ml, 7 ml dan 9

ml. Akan tetapi TEL ini mengandung Timbal (PB) yang tidak bereaksi dengan

oksigen sehingga emisi pembakaran kendaraan yang menggunakan timbal (PB)

apabila terhirup oleh manusia dalam jangka lima tahun akan mengakibatkan

kerusakan permanen pada otak. Sehingga pada saat ini TEL( Tetra Ethyl Lead )

dilarang penggunaannya walaupun seyawa TEL( Tetra Ethyl Lead ) sangat di

andalkan sebagai aditif peningkat angka oktan ( Siswantoro ,2012)

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang

kendaraan bermotor adalah dengan menggunakan zat aditif yang ramah

lingkungan yakni dengan menggunakan methanol. Methanol memiliki fungsi

diantaranya dapat menambah nilai oktan bensin. Methanol yang merupakan

salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol (CnH2n+2O) dengan

gugus alkil hidroksil (-OH). Rumus umum methanol adalah CH 4O atau sering

ditulis CH3-OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana pada keadaan

atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna dan
6

mudah terbakar. Methanol atau spiritus selama ini masih terbatas

pemanfaatnya padahal methanol atau spritus memiliki kemampuan bakar

(angka oktan) yang lebih tinggi dibanding bahan bakar premium tetapi karena

sifat methanol yang menyerap air dan menyerap panas sehingga methanol tidak

bisa diaplikasikan secara lansung pada motor ( Arijanto ,2012).

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Analisis Emisi Gas Buang (CO dan NOX ) pada

Kendaraan Bermotor dengan Variasi Penambahan Zat Aditif Methanol ” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka akan dijadikan rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan kosentrasi emisi gas

buang (CO dan NOX) pada kendaraan bermotor dengan penambahan variasi

dosis methanol 5, 10, 15 ml?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui ada perbedaan kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada

kendaraan bermotor dengan penambahan variasi dosis methanol.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada kendaraan

bermotor menggunakan penambahan Methanol 5 ml untuk 1000 ml

premium.
7

b. Diketahui kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada kendaraan

bermotor menggunakan penambahan Methanol 10 ml untuk 1000 ml

premium.

c. Diketahui kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada kendaraan

bermotor menggunakan penambahan Methanol 15 ml untuk 1000 ml

premium.

d. Diketahui perbedaan kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada

kendaraan bermotor dengan penambahan variasi dosis 5, 10 dan 15 ml

methanol.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

menjadi acuan atau masukkan bagi mahasiswa jurusan Kesehatan

Lingkungan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut khususnya bidang

penyehatan udara.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi bagi masyarakat tentang tersedianya alternatif

untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor.

b. Memberikan pengetahuan tentang emisi gas buang dan analisis campuran

premium dengan variasi dosis penambahan methanol.

3. Manfaat Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam mengembangkan

penelitian lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan daya guna Methanol.


8

b. Memberikan wawasan secara luas kepada peneliti tentang

penyempurnaan komposisi premium terhadap emisi gas buang.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa pernah dilakukan sebelumnya oleh :

1. Mohammad Isa (2012) dengan judul “Pengaruh penggunaan Coil

Boister ,penambahan Methanol ke dalam Premium dan variasi putaran

mesin terhadap emisi gas buang (CO) dan (HC) pada yamaha Vega Zr tahun

2007”. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada penurunan kadar emisi gas

buang (CO) dan (HC) dengan penambahan Methanol pada kendaraan

bermotor, yaitu dengan variasi putran 1500 rpm ,2500 rpm dan 3500 rpm

dapat mempengaruhi emisi gas buang (CO) dan (HC) sehingga terjadi

penurunan konsentrasi (CO) sebesar 1,232 % dan (HC) berkurang menjadi

26,2 ppm.

2. Bambang Sugiarto (2012) dengan judul “Analisa kerja mesin otto berbahan

premium dengan penambahan zat aditi oksigenat dan aditif pasaran”.Hasil

penelitian didapatkan bahwa penambahan oksigenat 0,2% dengan 0,1%

premium dapat meningkatkan daya dan penghematan bahan bakar.

3. Siswantoro (2012) dengan judul “Analisa emisi gas buang kendaraan

bermotor 4 tak berbhan bakar campuran premium dengan variasi

penambahan zat aditif TEL( Tetra Ethyl Lead )”. Penelitian tersebut

didapatkan bahwa premium dan tel yang palingbaik untuk kadar CO dan HC

yakni pada1000 ml premium dan 9 ml tel karna dapat menurunkan

konsentrasi CO sebesar 1.378 %, , dan HC berkurang menjadi 35,2


9

ppm .Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti

mengambil judul “Analisa Emisi Gas Buang (CO dan NO X ) pada

Kendaraan bermotor dengan Variasi Penambahan Zat Aditif methanol”,

dengan variasi dosis methanol yang berbeda, yaitu 5 ml , 10 ml, dan 15 ml.

Anda mungkin juga menyukai