0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan4 halaman
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil. Gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kematian jika terhirup dalam konsentrasi tinggi. Untuk mencegah paparan CO, perlu dilakukan pengendalian sumber emisi dan pengujian kadar gas secara berkala.
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil. Gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kematian jika terhirup dalam konsentrasi tinggi. Untuk mencegah paparan CO, perlu dilakukan pengendalian sumber emisi dan pengujian kadar gas secara berkala.
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil. Gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kematian jika terhirup dalam konsentrasi tinggi. Untuk mencegah paparan CO, perlu dilakukan pengendalian sumber emisi dan pengujian kadar gas secara berkala.
1. Definisi Gas Karbon Monoksida (CO) Menurut Suma’mur (2014) gas karbon monoksida (CO) merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -1920C, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa (Fardiaz, 2008). Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa dan juga tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar gas karbon monoksida (CO) tidak dapat dilihat oleh mata (Wardhana, 2004). 2. Sumber Gas Karbon Monoksida Sumber gas karbon monoksida (CO) yang paling besar berasal dari gas buang kendaraan yang menggunakan bahan bakar dari fosil. Secara alami, gas karbon monoksida (CO) berasal dari proses meletusnya gunung berapi, proses biologi, dan oksidasi hidrokarbon seperti metana yang berasal dari tanah basah dan kotoran makhluk hidup (Wardhana, 2004). Menurut Fardiaz (2008) gas karbon monoksida (CO) berasal dari hasil pembakaran sisa pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan dan sisa-sisa tanaman di perkebunan. Sumber gas karbon monoksida (CO) juga berasal dari proses-proses industri. Industri yang menghasilkan gas karbon monoksida (CO) adalah industri besi dan baja. Menurut WHO (2004), standar utama untuk udara ambient dari kandungan kadar gas karbonmonoksida (CO) adalah sebagai berikut: Tabel 3. Batas Paparan Gas Karbon Monoksida (CO) di Udara yang di Rekomendasikan WHO Paparan Gas CO Waktu Paparan No Mg/m3 ppm (Jam) 1. 100 87 0,25 2. 60 52 0,5 3. 30 26 1 4. 10 9 8 Sumber: WHO (2004) 3. Proses Terbentuknya Karbon Monoksida (CO) Menurut Wardhana (2004), secara umum terbentuknya gas karbon monoksida (CO) melalui proses berikut ini: a. Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stoikhiometris addalah pada harga ER > 1. b. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida (CO 2) dengan karbon (C) yang menghasilkan gas karbon monoksida (CO). c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida (CO2) dapat terurai kembali menjadi karbon monoksida (CO) dan oksigen (O). 4. Penyebaran Karbon Monoksida (CO) di Udara Menurut Fardiaz (2008), mekanisme alami karbon monoksida (CO) hilang dari udara dan pembersihan karbon monoksida (CO) dari udara kemungkinan terjadi karena beberapa proses sebagai berikut: a. Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah karbon monoksida (CO) yang hilang sangat sedikit. b. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan karbon monoksida (CO) dengan kecepatan relative tinggi dari udara. 5. Dampak Karbon Monoksida (CO) terhadap Kesehatan Kontak antara manusia dengan karbon monoksida (CO) pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Karbon monoksida (CO) dalam konsentrasi rendah yaitu 100 ppm atau kurang juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Fardiaz, 2008). Menurut Wardhana (2004), dalam konsentrasi tinggi gas karbon monoksida (CO) dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kematian bagi manusia. Apabila karbon monoksida (CO) terhisap ke dalam paru- paru akan ikut peedaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida (CO) bersifat racun metabolis, karbon monoksida (CO) dapat bereaksi secara metabolis dengan darah. Tabel 4. Hubungan Konsentrasi CO di Udara dengan Konsentrasi COHb di Dalam Darah dan Pengaruhnya pada Tubuh. Konsentrasi CO Konsentrasi COHb Gangguan pada Tubuh di Udara (ppm) dalam darah (%) 3 0.98 Tidak ada 5 1.3 Belum begitu terasa 10 2.1 Sistem syaraf sentral 20 3.7 Panca indra 40 6.9 Fungsi jantung 60 10.1 Sakit kepala 80 13.3 Sulit bernafas 100 26.5 Pingsan - kematian Sumber : Wardhana (2004) 6. Pengendalian Karbon Monoksida (CO) Menurut Depkes (2010) tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi karbon monoksida (CO) di udara antara lain: c. Sumber bergerak 1) Melakukan perawatan rutin pada mesin kendaraan bermotor agar tetap dalam kondisi yang baik. 2) Melakukan pengujian emisi gas buang dan KIR kendaraan secara berkala. 3) Memasang filter pada knalpot, serta membersihkan filter secara rutin. d. Sumber tidak bergerak 1) Memasang scruber pada cerobong asap. 2) Melakukan perawatan mesin industri secara rutin agar kondisi mesin tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala. 3) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar karbon monoksida (CO) rendah. e. Manusia Apabila kadar gas karbon monoksida (CO) dalam udara ambient telah melebihi baku mutu (10.000 ug/Nm3 atau setara dengan 9 ppm) udara dengan rata dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya, sebagai berikut: 1) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker gas. 2) Menutup atau menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung gas karbon monoksida (CO) seperti sumur tua, goa dan lain-lain.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Kandungan Zat Berbahaya dalam
Rokok. http://promkes.depkes.go.id (18 Desember 2017)
Fardiaz, Srikandi. 2008. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius