Disusun Oleh:
AYU KOMALADEWI (NIM. 18012008)
LIONI HARSANTI (NIM. 18012027)
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman terutama dosen pengajar untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
Manusia ................................................................................................... 8
2.4 Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi ............................ 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kehidupan. Udara yang tercemar pada mulanya akan mengganggu saluran
pernafasan, namun ada pula yang dapat menyebabkan kematian. Bahan penting
yang mencemari udara antara lain Nitrogen Dioksida yang berasal dari kendaraan
bermotor dan industri, Karbon Monoksida terutama yang dikeluarkan kendaraan
bermotor (Daryanto, 2004). Oleh karena itu, pada makalah ini akan diuraikan
tentang komposisi udara ambien, ciri-ciri dan sumber pencemaran udara dan
akibat dari pencemaran udara tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Mengetahui Komposisi Udara Ambien dan Ciri-Ciri Udara Tercemar
b. Mengetahui Sumber Pencemaran Udara
c. Mengetahui akibat Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan dan
Kesehatan Manusia
d. Mengetahui Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
bahan -bahan atau zat-zat asing tersebut menyebabkan mutu udara turun sampai
ke tingkat dimana kehidupan manusia, hewan dan binatang terganggu atau
lingkungan tidak berfungsi sebagai mana mestinya (Wardana, 2001). Komposisi
udara kering yang bersih, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Udara Bersih
Konsentrasi dalam volume
Komponen
(ppm) (%)
Nitrogen (N2) 780,900 78,09
Oksigen (O2) 209,500 20,95
Argon (Ar) 9,300 0,93
Karbon dioksida (CO2) 320 0.032
Neon (Ne) 18 1,8 x 10-3
Helium (He) 5,2 5,2 x 10-4
Metana (CH4) 1,5 1,5 x 10-4
Krypton (Kr) 1,0 1,0 x 10-4
H2 0,5 5,0 x 10-5
H2O 0,2 2,0 x 10-5
CO 0,1 1,0 x 10-5
Xe 0,08 8,0 x 10-6
O3 0,02 2,0 x 10-6
NH3 0,006 6,0 x 10-7
NO2 0,001 1,0 x 10-7
NO 0,0006 6,0 x 10-8
SO2 0,0002 2,0 x 10-8
H2S 0,0002 2,0 x 10-8
(Sumber: Gidding, 1973)
4
kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara),
WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
1. Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
2. Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
3. Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada
faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
4. Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit
akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan (Lutfi,
2009).
Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):
1. Berdasarkan tempat
a. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga
udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit,
dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap
yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga
udara bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.
2. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan
a. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan
tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak
mampu melepas karbon dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S,
NH3, dan CH4.
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya
merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya: Formaldehide dan
Alkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat
penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.
3. Berdasarkan susunan kimia
5
a. Anorganik adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti
asbestos, ammonia, asam sulfat dan lain-lain.
b. Organik adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida.
4. Berdasarkan asalnya
a. Primer adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara
yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan.
Contohnya: CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal.
b. Sekunder adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi
antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy
Acetil Nitrat (PAN).
6
Sumber pencemar udara dapat juga dikelompokkan menjadi
sumber bergerak dan sumber tidak bergerak (Sarudji, 2010).
1. Sumber Bergerak
Sumber pencemar udara bergerak dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kendaraan bermotor
b. Pesawat terbang
c. Kereta api
d. Kapal (Sarudji, 2010).
Sarana transportasi sebagai sumber pencemar karena proses
pembakaran bahan bakar pada mesin yang digunakan sebagai penggerak
kendaraan tersebut. Dalam proses pembakaran bahan bakar maka timbul
gas buang dari masing-masing kendaraan, yang diemisikan ke udara
ambien menjadi pencemar. Hasil pembakaran tersebut diantaranya adalah
CO, CO2, SOx, NOx, Hidrokarbon, dan bahkan dengan penambahan
bahan aditif yang digunakan untuk menyempurnakan proses pembakaran
misalnya ditambahkan tetraethylead (TEL) pada bensin, akan menambah
jumlah polutan, yaitu partikel Pb ke udara. Dalam beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sepeda motor merupakan kendaraan yang
berkontribusi besar dalam pencemaran CO, SO2 dan Pb.
7
Kegiatan yang menghasilkan pencemar udara tidak bergerak:
a. Proses industri
b. Pembuangan sampah padat (Sarudji, 2010).
Menurut Agusnar (2007) sumber polusi utama berasal dari
transportasi, dimana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan dari karbon
monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon, sumber- sumber
polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah,
dan lain- lain.
8
a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora dan fauna.
b. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke
permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2
di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah
atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).
d. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat drai logam.
e. Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
f. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan
lalu lintas di darat, sungai maupun udara.
g. Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.
9
dibandingkan daya afinitas O2sehingga terjadi kekurangan gas oksigen di
dalam tubuh.
b. Efek lambat
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit Bronchitis
kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran udara, antara lain, Emfisema paru, Black lung disease,
Asbestosis, Silikosis,Bisinosis, dan pada anak-anak penyakit Asma
ekserma.
10
2.4. Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi
Menurut Srikandi Fardiaz (2010) untuk menghindari terjadinya
pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku mutu udara yang dapat
dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi. Baku
mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuh – tumbuhan dan atau benda. Baku mutu
udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehinga tidak
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
tahun1999 tentang pengendalian pencemaran udara, nilai ambang batas kadar
karbon monoksida (CO) yang diperbolehkan di udara sebesar 30.000 μg/ Nm 3
11
(Hidro Karbon) Ionizati Chroma
on togarfi
6. PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Partikel <10 um) etric Vol
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Partikel<2,5 um) 1 Thn 15 ug/Nm 3
etric Vol
7. TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3 etric Vol
8. Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravim Hi –
(Timbal Hitam) etric Vol
1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstrak AAS
tif
Pengab
uan
9. Dustfall (Debu 30 hari 10 Ton/ km / Gravimetric
2
Cannist
Jatuh) Bulan er
(Pemukiman)
20 Ton/ km2/
Bulan
(Industri)
10. Total Fluorides 24 jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
(as F) 90 hari 0.5 ug/Nm3 Electrode Countinous
Analyzer
11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 Colourimetric Limed Filter
cm2 dari Paper
kertas limed
filter
12. Khlorine & 24 jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Khlorine Electrode Countinous
Dioksida Analyzer
13. Sulphat Indeks 30 hari 1 mg SO3/ Colourimetric Lead Peroxida
100 cm3 Dari Candle
Lead
Peroksida
Catatan : Nomor 10 s/d 13 Hanya di berlakukan untuk daerah/kawasan Industri
Kimia Dasar
Contoh : - Industri Petro Kimia
- Industri Pembuatan Asam Sulfat
(Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran)
12
Kependudukan dan Lingkungan Hidup R.I No.
KEP-03/MENKLH/II/1991).
Tabel 3. Baku Mutu Udara Emisi Sumber Bergerak
Baku Mutu
Uji
CO gr/Km Hidrokarbon Rata-
Kategori Bahan tahap Maks
No gr/Km rata
Kendaraan Bakar Oper
Maks Maks
asi
Rata-rata Rata-rata
1. Mobil penumpang Bensin 10 28,2 24,6 4,2 3,6 3,7 3,1
dengan tempat
duduk Maksimal 9
orang
2. Mobil dengan berat Bensin 10 31,4 26,8 4,8 4,3 3,7 3,3
dari 2-3 ton
3. Kendaraan bermotor
disel*)
-Direct injection Solar 6 1.050 920 1.010 920
-Inderect injection Solar 6 1.050 920 680 590 1.010 920
4. Kendaraan roda 2*)
-Untuk 4 tak Bensin Idling 4,5 3.300
-Untuk 2 tak Bensin Idling
Keterangan : *) dalam ppm
(Sumber : Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor
Kep-02/MENKLH/I/1988)
BAB 3
KESIMPULAN
13
keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu
macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi
seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau
kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan
dan tumbuhtumbuhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 2010. Polusi Air & Udara. Cetakan Keempatbelas. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Giddings, J.S. 1973. Chemistry Man and Environmental Change. New York:
Canfield Press.
15