Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

PARAMETER KUALITAS UDARA

Disusun Oleh:
AYU KOMALADEWI (NIM. 18012008)
LIONI HARSANTI (NIM. 18012027)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES HANGTUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah dengan judul “PARAMETER KUALITAS UDARA”.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis

kualitas lingkungan dan untuk mengetahui serta mempelajari tentang parameter

kualitas udara secara fisik, kimia dan biologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-

teman terutama dosen pengajar untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata

penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.

Pekanbaru, Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan...................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Komposisi Udara Ambien dan Ciri-Ciri Udara Tercemar ...................... 3

2.2 Sumber Pencemaran Udara ..................................................................... 6

2.3 Akibat Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Manusia ................................................................................................... 8

2.4 Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi ............................ 10

BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di
bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat
memberikan daya dukung bagi mahkluk hidup untuk hidup secara optimal
(Djuraidah, 2006).
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di
dunia pernah sesekali menghirup udara yang tidak sehat, sedangkan 10% lainnya
menghirup udara yang bersifat "marjinal". Studi oleh para peneliti di Universitas
Harvard menunjukkan bahwa kematian akibat pencemaran udara berjumlah antara
50.000 dan 100.000 per tahun (Balihristi, 2007). Pencemaran udara telah menjadi
salah satu topik yang seringkali menjadi bahan permasalahan lingkungan.
Pencemaran udara merupakan faktor penting dalam pencemaran
lingkungan, pencemaran udara yang terjadi meliputi pencemaran udara di luar
ruangan (outdoor air pollution) dan pencemaran udara dalam ruangan (indoor air
pollution). Pencemaran udara luar ruangan sumber utamanya adalah dari emisi
kendaraan bermotor dan asap industry (Mangkunegoro, 1996), sedangkan
pencemaran udara dalam ruangan menurut penelitian The National Institute of
Occupational Safety and Health (NIOSH) sumbernya antara lain dari kegiatan
penghuni (asap rokok dan bahan kimia untuk keperluan rumah tangga) dan
pencemar dari luar (gas buangan kendaraan bermotor, cerobong asap dapur, asap
buangan industri) (Kementerian Lingkungan Hidup, 2005).
Pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, yang meliputi Karbonmonoksida
(CO), Ozon (O3), Nitrogen Oksida (NO₂), Sulfur Dioksida (SO₂), benda
partikulat, hidrokarbon (HC), Ozon atau Asap kabut fotokimiawi, dan Pb (Timah
Hitam) (Balihristi, 2007). Pencemaran udara akan terjadi jika ke dalam udara itu
masuk sejumlah bahan pencemar seperti asap, gas, debu, dan sebagainya dalam
jumlah dan bentuk tertentu yang dapat menimbulkan gangguan terhadap

1
kehidupan. Udara yang tercemar pada mulanya akan mengganggu saluran
pernafasan, namun ada pula yang dapat menyebabkan kematian. Bahan penting
yang mencemari udara antara lain Nitrogen Dioksida yang berasal dari kendaraan
bermotor dan industri, Karbon Monoksida terutama yang dikeluarkan kendaraan
bermotor (Daryanto, 2004). Oleh karena itu, pada makalah ini akan diuraikan
tentang komposisi udara ambien, ciri-ciri dan sumber pencemaran udara dan
akibat dari pencemaran udara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana parameter kualitas udara?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Mengetahui Komposisi Udara Ambien dan Ciri-Ciri Udara Tercemar
b. Mengetahui Sumber Pencemaran Udara
c. Mengetahui akibat Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan dan
Kesehatan Manusia
d. Mengetahui Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi

2
BAB 2

PEMBAHASAN

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang


perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat oksigen (O2)
untuk bernapas, karbon dioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil
daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet (Wardhana, 2001).
Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini. Komponen
yang konsentrasinya paling bervariasi yaitu uap air dan CO. Kegiatan yang
berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah
tanaman, pembakaran, atau sekumpulan massa manusia di dalam ruangan
terbatas yaitu karena proses pernapasan. Konsentrasi yang relatif rendah
dapat dijumpai di daerah kebun atau hutan, konsentrasi yang relatif rendah
tersebut disebabkan oleh absorbsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis
dankarena kelarutan CO2 di dalam air (Sunu, 2001).
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam
memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan
oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-
bunyian, pendingin benda-benda yang panas, dan dapat menjadi media
penyebaran penyakit pada manusia (Chandra, 2006).

2.1. Komposisi Udara Ambien dan Ciri-Ciri Udara Tercemar


Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
troposfer yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup
dan unsur hidup lainnya. Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-
bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat
asing ke dalam udara selalu menyebabkan perubahan kualitas udara. Masuknya
bahan-bahan atau zat-zat asing tersebut tidak selalu menyebabkan pencemaran
udara. Mengacu pada defenisinya, pencemaran udara baru terjadi jika masuknya

3
bahan -bahan atau zat-zat asing tersebut menyebabkan mutu udara turun sampai
ke tingkat dimana kehidupan manusia, hewan dan binatang terganggu atau
lingkungan tidak berfungsi sebagai mana mestinya (Wardana, 2001). Komposisi
udara kering yang bersih, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Udara Bersih
Konsentrasi dalam volume
Komponen
(ppm) (%)
Nitrogen (N2) 780,900 78,09
Oksigen (O2) 209,500 20,95
Argon (Ar) 9,300 0,93
Karbon dioksida (CO2) 320 0.032
Neon (Ne) 18 1,8 x 10-3
Helium (He) 5,2 5,2 x 10-4
Metana (CH4) 1,5 1,5 x 10-4
Krypton (Kr) 1,0 1,0 x 10-4
H2 0,5 5,0 x 10-5
H2O 0,2 2,0 x 10-5
CO 0,1 1,0 x 10-5
Xe 0,08 8,0 x 10-6
O3 0,02 2,0 x 10-6
NH3 0,006 6,0 x 10-7
NO2 0,001 1,0 x 10-7
NO 0,0006 6,0 x 10-8
SO2 0,0002 2,0 x 10-8
H2S 0,0002 2,0 x 10-8
(Sumber: Gidding, 1973)

Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan


parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan
pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa
diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran
udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar
diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3,
gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat
tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. Adanya gas-gas
tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang
batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan
menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya

4
kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara),
WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
1. Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
2. Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
3. Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada
faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
4. Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit
akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan (Lutfi,
2009).
Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):
1. Berdasarkan tempat
a. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga
udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit,
dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap
yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga
udara bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.
2. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan
a. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan
tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak
mampu melepas karbon dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S,
NH3, dan CH4.
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya
merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya: Formaldehide dan
Alkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat
penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.
3. Berdasarkan susunan kimia

5
a. Anorganik adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti
asbestos, ammonia, asam sulfat dan lain-lain.
b. Organik adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida.
4. Berdasarkan asalnya
a. Primer adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara
yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan.
Contohnya: CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal.
b. Sekunder adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi
antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy
Acetil Nitrat (PAN).

2.2. Sumber Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas udara menurun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Keputusan Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup R.I No. KEP-03/MENKLH/II/1991).
Bahan pencemar di udara dapat berbentuk partikulat dan gas.
Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi: (1) golongan Belerang
(Sulfur Dioksida, Hidrogen Sulfida); (2) golongan Nitrogen (Nitrogen
Oksida, Nitrogen Monoksida, Amoniak, dan Nitrogen Dioksida); (3)
golongan Karbon (Karbon Dioksida, Karbon Monoksida, dan
Hirokarbon); (4) golongan gas yang berbahaya (Benzene, Vinil Klorida,
uap air raksa) (Nugrahani, 2012, h. 36).
Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami
dan aktivitas manusia atau disebut juga kegiatan antropogenik. Contoh
sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan dan sebagainya. Untuk kegiatan
antropogenik, sumber-sumber pencemaran dibagi dalam pencemaran
akibat aktivitas transportasi, industri, dari persampahan, baik akibat proses
dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tangga.

6
Sumber pencemar udara dapat juga dikelompokkan menjadi
sumber bergerak dan sumber tidak bergerak (Sarudji, 2010).

1. Sumber Bergerak
Sumber pencemar udara bergerak dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kendaraan bermotor
b. Pesawat terbang
c. Kereta api
d. Kapal (Sarudji, 2010).
Sarana transportasi sebagai sumber pencemar karena proses
pembakaran bahan bakar pada mesin yang digunakan sebagai penggerak
kendaraan tersebut. Dalam proses pembakaran bahan bakar maka timbul
gas buang dari masing-masing kendaraan, yang diemisikan ke udara
ambien menjadi pencemar. Hasil pembakaran tersebut diantaranya adalah
CO, CO2, SOx, NOx, Hidrokarbon, dan bahkan dengan penambahan
bahan aditif yang digunakan untuk menyempurnakan proses pembakaran
misalnya ditambahkan tetraethylead (TEL) pada bensin, akan menambah
jumlah polutan, yaitu partikel Pb ke udara. Dalam beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sepeda motor merupakan kendaraan yang
berkontribusi besar dalam pencemaran CO, SO2 dan Pb.

2. Sumber Tak Bergerak (menetap)


Menurut (Sarudji, 2010), yang termasuk sumber pencemar dari
bahan bakar bersumber menetap adalah pembakaran beberapa jenis bahan
bakar yang diemisikan pada suatu lokasi yang tetap. Bahan bakar tersebut
terdiri atas batu bara, minyak bakar, gas alam, dan kayu destilasi minyak.
Berbeda dengan sarana transportasi, sumber pencemar udara menetap
mengemisikan polutan pada udara ambien tetap, sehingga dalam
pengelolaan lingkungannya perlu perencanaan yang matang, misalnya
harus dipertimbangkan keadaan geografi dan tofografi, metereologi, serta
rencana tata ruang di wilayah tersebut.

7
Kegiatan yang menghasilkan pencemar udara tidak bergerak:
a. Proses industri
b. Pembuangan sampah padat (Sarudji, 2010).
Menurut Agusnar (2007) sumber polusi utama berasal dari
transportasi, dimana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan dari karbon
monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon, sumber- sumber
polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah,
dan lain- lain.

2.3. Akibat Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan dan Kesehatan


Manusia
Ada tiga cara masuknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh
manusia yaitu melalui inhalasi, ingestasi dan penetrasi kulit. Inhalasi
adalah masuknya bahan pencemar ke tubuh manusia melalui system
pernapasan. Bahan pencemar ini dapat mengakibatkan gangguan pada
paru – paru dan saluran pernapasan, selain itu bahan pencemar ini
kemudian masuk ke peredaran darah dan menimbulkan akibat pada alat
tubuh lain. Bahan pencemar udara yang berdiameter cukup besar tidak
jarang masuk ke saluran pencernaan (ingestasi) ketika makan atau minum.
Bahan pencemar yang masuk ke dalam pencernaan dapat
menimbulkan efek lokal dan dapat pula menyebar ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Permukaan kulit dapat juga menjadi pintu masuk
bahan pencemar dari udara, sebagian besar pencemar hanya menimbulkan
akibat buruk pada bagian permukaan kulit seperti dermatitis dan alergi
saja, tetapi sebagian lain khususnya pencemaran organik dapat melakukan
penetrasi kulit dan menimbulkan efek sistemik (Budiyono, 2001).
Menurut Chandra (2006) efek-efek pencemaran udara terhadap
kehidupan manusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap
ekosistem, efek terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan, efek terhadap cuaca dan iklim, dan efek terhadap sosial ekonomi.
1. Efek umum
Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupn manusia, antara lain:

8
a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora dan fauna.
b. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke
permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2
di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah
atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).
d. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat drai logam.
e. Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
f. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan
lalu lintas di darat, sungai maupun udara.
g. Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.

2. Efek terhadap ekosistem


Industri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya
akan melepaskan zat oksida sulfat ke dalam udara sebagai sisa
pembakaran batubara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan
membentuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam (acid rain).
Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada
ekosistem perairan danau. Akibatnya PH air danau akan menjadi asam,
produksi ikan menurun dan secara tidak langsung pendapatan rakyat
setempat pun menurun (Chandra, 2006).

3. Efek terhadap kesehatan


Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat
baik secaracepat maupun lambat, seperti berikut:
a. Efek cepat
Hasil studi epidemiologi menunjukan bahwa peningkatan mendadak kasus
pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan
kematian akibat penyakit saluran penapasan. Pada situasi tertentu, gas CO
dapat menyebabkan kematian mendadak karena daya afinitas gas CO
terhadap Hemoglobin darah (menjadi methemoglobin) yang lebih kuat

9
dibandingkan daya afinitas O2sehingga terjadi kekurangan gas oksigen di
dalam tubuh.

b. Efek lambat
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit Bronchitis
kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran udara, antara lain, Emfisema paru, Black lung disease,
Asbestosis, Silikosis,Bisinosis, dan pada anak-anak penyakit Asma
ekserma.

4. Efek terhadap tumbuhan dan hewan


Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif terhadap gas Sulfur dioksida,
Florin, Ozon, Hidrokarbon, dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara,
konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun
tumbuhan berlubang dan layu. Ternak akan menjadi sakit jika jika
memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung dan tercemar Florin
(Chandra, 2006).

5. Efek terhadap cuaca dan iklim


Gas Karbon dioksida memiliki kecendrungan untuk menahan
panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah
kaca (green house effect). Udara menjadi panas dan gerah, selain itu
partikel-partikel debu juga memiliki kecendrungan untuk memantulkan
kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke
permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin
(Chandra, 2006).

6. Efek terhadap sosial ekonomi


Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan
pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta
menyebabkan pengeluaran biaya ekstra untuk mengendalikan pencemaran
yang terjadi.

10
2.4. Baku Mutu Kualitas Udara Ambien dan Udara Emisi
Menurut Srikandi Fardiaz (2010) untuk menghindari terjadinya
pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku mutu udara yang dapat
dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi. Baku
mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuh – tumbuhan dan atau benda. Baku mutu
udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehinga tidak
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
tahun1999 tentang pengendalian pencemaran udara, nilai ambang batas kadar
karbon monoksida (CO) yang diperbolehkan di udara sebesar 30.000 μg/ Nm 3

dalam 1 jam pengukuran. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara dijelaskan
mengenai pengertian baku mutu udara ambien, yaitu ukuran batas atau kadar
zat, energi dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Baku
mutu kadar debu dalam udara ambien yang tercantum di dalam PP RI No. 41
tahun 1999 tersebut untuk PM10 (Partikel <10 μm) adalah 150 μg/m 3.
Tabel 2. Baku Mutu Udara Ambien Nasional
Waktu
No. Parameter Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
Pengukuran
1. SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararos Spektro
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm 3
anilin fotomet
1 Thn 60 ug/Nm3 er
2. CO 1 Jam 30.000 ug/ NDIR NDIR
(Karbon Nm 3
Analyze
Monoksida) 24 Jam 10.000 ug r
/Nm3
1 Thn -
3. NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzm Spektro
(Nitrogen 24 Jam 150 ug/Nm3 an fotomet
Dioksida) 1 Thn 100 ug/Nm3 er
4. O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemil Spektro
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm 3
umines fotomet
cent er
5. HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Gas

11
(Hidro Karbon) Ionizati Chroma
on togarfi
6. PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Partikel <10 um) etric Vol
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Partikel<2,5 um) 1 Thn 15 ug/Nm 3
etric Vol
7. TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravim Hi -
(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3 etric Vol
8. Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravim Hi –
(Timbal Hitam) etric Vol
1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstrak AAS
tif
Pengab
uan
9. Dustfall (Debu 30 hari 10 Ton/ km / Gravimetric
2
Cannist
Jatuh) Bulan er
(Pemukiman)
20 Ton/ km2/
Bulan
(Industri)
10. Total Fluorides 24 jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
(as F) 90 hari 0.5 ug/Nm3 Electrode Countinous
Analyzer
11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 Colourimetric Limed Filter
cm2 dari Paper
kertas limed
filter
12. Khlorine & 24 jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Khlorine Electrode Countinous
Dioksida Analyzer
13. Sulphat Indeks 30 hari 1 mg SO3/ Colourimetric Lead Peroxida
100 cm3 Dari Candle
Lead
Peroksida
Catatan : Nomor 10 s/d 13 Hanya di berlakukan untuk daerah/kawasan Industri
Kimia Dasar
Contoh : - Industri Petro Kimia
- Industri Pembuatan Asam Sulfat
(Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran)

Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang


mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik,
sumber tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik. Sumber
bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu
tempat yang berasal dari kendaraan bermotor (Keputusan Menteri Negara

12
Kependudukan dan Lingkungan Hidup R.I No.
KEP-03/MENKLH/II/1991).
Tabel 3. Baku Mutu Udara Emisi Sumber Bergerak
Baku Mutu
Uji
CO gr/Km Hidrokarbon Rata-
Kategori Bahan tahap Maks
No gr/Km rata
Kendaraan Bakar Oper
Maks Maks
asi
Rata-rata Rata-rata
1. Mobil penumpang Bensin 10 28,2 24,6 4,2 3,6 3,7 3,1
dengan tempat
duduk Maksimal 9
orang
2. Mobil dengan berat Bensin 10 31,4 26,8 4,8 4,3 3,7 3,3
dari 2-3 ton
3. Kendaraan bermotor
disel*)
-Direct injection Solar 6 1.050 920 1.010 920
-Inderect injection Solar 6 1.050 920 680 590 1.010 920
4. Kendaraan roda 2*)
-Untuk 4 tak Bensin Idling 4,5 3.300
-Untuk 2 tak Bensin Idling
Keterangan : *) dalam ppm
(Sumber : Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor
Kep-02/MENKLH/I/1988)

BAB 3

KESIMPULAN

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang


perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara dan lingkungan sekitarnya. Udara ambien adalah udara bebas di
permukaan bumi pada lapisan troposfer yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur hidup lainnya.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-
zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Apabila bahan pencemar
tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan
oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas
(konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam

13
keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu
macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi
seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau
kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan
dan tumbuhtumbuhan.

Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami


dan aktivitas manusia atau disebut juga kegiatan antropogenikm dan dapat
juga dikelompokkan menjadi sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.
Efek-efek pencemaran udara terhadap kehidupan manusia dapat dibagi
menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek terhadap kesehatan,
efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap cuaca dan
iklim, dan efek terhadap sosial ekonomi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H. 2007. Kimia Lingkungan. Medan: USU Press.

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Propinsi


Gorontalo. (2008). Profil Sungai Gorontalo. Gorontalo. Balihristi.

Budiyono. 2001. Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan. Jurnal imliah.


2(1): 21-27.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Djuraida, A. 2006. Optimasi Penetuan Lokasi Stasiun Pemantau Kualitas Udara


Ambien Di Kota Surabaya. Skripsi Jurusan Statistik Institut Teknologi 10
November, Surabaya.

Fardiaz, Srikandi. 2010. Polusi Air & Udara. Cetakan Keempatbelas. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta

Giddings, J.S. 1973. Chemistry Man and Environmental Change. New York:
Canfield Press.

Lutfi, A. 2009. Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan


Pengolahan Limbah. Diakses dari http://www.chem-is-try.org.

Pemerintah Republik Indoensia. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan


Lingkungan Hidup R.I No. KEP-03/MENKLH/II/1991 Tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan yang Sudah Beoperasi. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1988. Keputusan Menteri Negara Kependudukan


dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-02/MENKLH/I/1988 Tentang
Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta.

Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan, Cetakan Pertama. Bandung: Karya


Putra Darwati.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 1400. Jakarta:


PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Wardhana, A.W. 2001. Dampak pencemaran lingkungan.Yogyakarta: Andi.

15

Anda mungkin juga menyukai