BAB I
PENDAHULUAN
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu (126/100.000 kelahiran
hidup)(WHO, 2015)
angka kematian ibu, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan anak
(KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun
jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan sebanyak 5019
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 100 per 100.000
KH dan AKB sebesar 9,1 per 1.000 KH, sehingga masih memerlukan kerja keras
Provinsi Aceh mencatat Jumlah Kematian Ibu yang dilaporkan adalah 163
orang dari perhitungan angka kematian ibu (AKI) tahun 2012 sebesar
2
158/100.000 LH. Jumlah kematian ibu paling banyak yaitu antara 12s/d20
energi, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. (Profil Kesehatan Aceh, 2012)
Kekurangan energi kronik (KEK) untuk tahun 2015 terdapat 168 kasus dari 13
Puskesmas, salah satu Puskesmas yang memiliki kasus terbanyak ada di wilayah
kerja Puskesmas Meureubo yaitu 36 kasus, dan paling sedikit ada diwilayah kerja
puskesmas Kuta Padang Layung yaitu 1 kasus. (Laporan Dinkes Kabupaten Aceh
Barat, 2015)
wilayah meureubo. Puskesmas Meureubo pada tahun 2015 mencatat adanya 252
ibu hamil dan 36 diantaranya mengalami kasus KEK. pada tahun 2016 terhitung
dari Januari sampai Agustus mencatat adanya 160 ibu hamil dan 28 orang
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS
(Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan asupan energi
bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan ditandai berat badan kurang dari
40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm(Depkes,
2008)
didapatkan bahwa 8 orang ibu hamil dengan jarak kelahiran terlalu dekat dan 7
ibu hamil yang tidak melakukan ANC minimal 4 kali dalam masa kehamilan.
3
Inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk memilih judul “Faktor-Faktor yang
Meureubo.
Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
2016
Tahun 2016
4
Tahun 2016
Tahun 2016
Tahun 2016
Care (ANC ) dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Tahun 2016
1. Hα: Ada hubungan paritas dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Wilayah
2. Hα: Ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
Barat
5
3. Hα: Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
Barat
4. Hα: Ada hubungan peran NAKES dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
Barat
5. Hα: Ada hubungan penyakit infeksi dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
Barat
6. Hα: Ada hubungan pemeriksaan ANC dengan kejadian KEK pada ibu hamil
Aceh Barat
1. Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang
mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada waktu terjadi
maupun mental. Walaupun demikian para calon ibu harus tetap berada di dalam
keadaan sehat optimal karena disini seorang ibu tidak hidup dengan sendiri tetapi
Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain Pengetahuan dan
Pola makan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah dan pola
makan tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu
hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang
tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan
dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi
yang terkandung dalam makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu
hamil harus mendapatkan gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi
janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang
biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan
energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil, ibu akan
mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang
dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40%, sedangkan yang 60% untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai
simarmata 2014)
sepanjang trisemeseter II dan III kebutuhan energy terus meningkat sampai akhir
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
berkembang daripada negara- negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan
oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu (Soetjiningsih,
2009)
Oleh karena itu, para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum
hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki zat gizi
yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan
juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan gizi selama
masa kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi.
Apabila hal ini berlangsung terus-menerus dan tidak segera diatasi maka bayi
akan lahir dengan berat rendah (dibawah 2500 gram), sedangkan untuk ibu yang
kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit (Sukarni,
2013).
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Sukarni, 2013).Gizi
10
ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami kenaikan berat
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang
masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu
besar, tetapi pada masa ini sering terjadi masalah-masalah “ngidam” dan muntah,
karena itu kebutuhan gizi harus diperhatikan. Triwulan II dan III, pada masa ini
gizinya. Kebutuhan kalori ibu hamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi
Tabel 2.1.
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam
berbagai zat gizi itu juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin yang ada dalam kandungan. Apabila kebutuhan gizi itu tidak dipenuhi
maka akan terjadi berbagai gangguan baik pada ibunya sendiri maupun pada
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi,
khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi
Pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil sebelum
kehamilan. Jika calon ibu memiliki asupan gizi yang cukup dan seimbang, maka
akan melahirkan anak dengan yang sehat . Pada umumnya, ibu hamil dengan
kondisi kesehatan yang baik, dengan system reproduksi yang normal, tidak sering
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra-hamil maupun pada
saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih besar dan lebih sehat daripada ibu-
ibu yang kondisinya tidak seperti itu. Kurang gizi yang kronis pada masa anak-
“stunting/kuntet” pada masa dewasa. Ibu-ibu yang kondisinya seperti ini sering
melahirkan bayi BBLR, kematian yang tinggi, lebih-lebih bila ibu tadi juga
2.2.1. Pengertian
asupan energy untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang berlangsung dalam waktu
gangguan kesehatan pada ibu hamil. KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS)
dan ibu hamil. Faktor penyebab KEK pada ibu hamil sangat kompleks
KEK pada ibu hamil juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
Bumil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA <23, 5 cm.
lengan atas dilakukan dengan mennggunakan pita LILA. Jumlah bumil KEK
tahun.
Cara menghitung :
(Depkes, 2008)
13
lingkar lengan atas atau disebut LILA. Menurut Depkes RI, pengukuran LILA
pada kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat
beresiko KEK. WUS yang beresiko KEK di Indonesia jika hasil pengukuran
LILA kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA,
apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak beresiko menderita KEK
(Supariasa, 2002)
Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian secara tidak langsung ada dua yaitu survei konsumsi makanan
dan statistik vital. Penilaian status gizi secara langsung ada empat penilaian
1. Tinggi Badan
Pada Ibu hamil Pengukuran status gizi dengan tinggi badan tidak dapat
dilakukan karena biasanya tinggi badan pada wanita hamil sudah tidak dapat
bertambah lagi. Tinggi badan pada wanita hamil dapat digunakan sebagai
pengukur status gizi sebelum terjadi kehamilan. Tinggi badan ibu hamil
14
minimal 145 cm yang dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu
2. Berat Badan
Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester
pertama kenaikanya kurang dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua kurang
lebih 3 kg, dan pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.
Kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada keadaan sosial ekonomi
keluarga, dalam hal ini tingkat kecukupan makanan pada ibu hamil Karena
makanan merupakan sumber gizi yang utama yang dibutuhkan oleh tubuh (Ibu
Hamil).
2.3.1. Paritas
Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu
gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh
(Arisman, 2004).
Jarak kelahiran adalah tiap berapa tahun seorang ibu melahirkan. Ibu
dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah dua tahun. Siswanto Aguswilopo 2004 (dalam halym
surasih 2005)
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
gizi bagi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. Yayuk Farida Baliwati
2.3.3. Pengetahuan
memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga
16
serta memberikan pelayanan imunisasi pada ibu hamil. Petugas kesehatan yang
hamil sehingga mampu menganjurkan makanan seperti apa yang baik dikonsumsi
dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya
hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat
memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah
infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare,
Hampir semua penyakit infeksi yang berat yang diderita pada waktu hamil
dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau Berat Badan Lahir Rendah
(Soetjiningsih, 2009).
Untuk memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan
dilakukan denagn teliti, jangan sampai wanita hamil menjadi terlalu gemuk
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2000). Ketika seorang ibu telah
hamil maka ibu hamil ini harus datang atau didatangi untuk dicatat dan dipantau
serta diperiksa selama masa kehamilannya selesai, sebagai individu yang beresiko,
dan melakukan intervensi segera, itu sedikit inti dari pencatatan kohor,
penjelasanya adalah:
1. Jika sang ibu hamil datang-didatangi pada smester pertama kehamilan maka ia
diperiksa dan dicatat pada kolom smester pertama dan selanjutnya disarankan
2. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester
diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register kohor, dan
karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan
3. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester
tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester ketiga buku register kohor, dan
dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang terakhir
kalinya. Ini juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah 7T pelayanan yang mencakup
minimal :
Tetanus Toxoid),
kebutuhan Fe atau zat besi. Jumlah Fe yang diperlukan ibu untuk mencegah
anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan,
seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang dari 1.000 mg. Berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998, seorang ibu hamil perlu
hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20-45 tahun)
kehamilan tersebut.
kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi
2. Jumlah tablet tambah darah yang diberikan adalah satu tablet setiap hari
sampai ibu melahirkan. Jadi setiap hari selama 3 bulan, ibu diwajibkan
20
Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil sebelum hamil wanita
usia subur (WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan
LILA kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari
BBLR.
Pemantauan kesehatan dan status gizi pada wanita usia subur merupakan
kesehatan ibu dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan
menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik dan akan mempunyai risiko yang
cara melihat status gizi WUS yang baik dengan melihat Indek Massa Tubuh-nya
belief model) yang didasarkan teori lapangan (field theory) dari lewin (1994).
Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan
kesehatan yaitu:
dibutuhkan)
yang dibutuhkan)
kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja) dan hal-hal yang dinilai
(tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurun diagnosis klinis dari
dokter)
mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah jumlah makanan, beban kerja,
tablet zat besi. KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil. Faktor
penyebab KEK pada ibu hamil sangat kompleks diantaranya, ketidak seimbangan
Adapun kerangka teori yang peneliti gunakan yaitu mengacu pada teori
Komponen predisposisi
Umur
Pengetahuan
Paritas
Jarak kelahiran
Sikap
pendidikan
Komponen enabling
Komponen need
Pemeriksaan ANC
Konsumsi Fe
kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.2
Paritas
Jarak kelahiran
Pengetahuan
KEK PADA IBU
Peran tenaga HAMIL
kesehatan
Penyakit infeksi
Pemeriksaan ANC
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Aceh Barat. Pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada
semua ibu hamil yang adadi Wilayah Kerja Puskesmas Meurebo Kabupaten Aceh
Sampel adalah sebagian diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
Rumus :
N
n ¿
1+ N (d 2)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah :
160
n=
1+ 160(0,1)²
160
n=
1+ 160 ( 0,01 )
27
160
n=
1+ 2,60
160
n=
3,60
responden.
¿
ni = N x n
Keterangan :
1 Langung 16/160*44 4
2 Ujong drien 8/160*44 2
3 Mesjid tuha 6/160*44 1
4 Meureubo 18/160*44 5
5 Pasi Aceh baroh 10/160*44 3
6 Peunaga baro 11/160*44 3
7 Peunaga cut ujong 14/160*44 4
28
Kriteria Inklusi :
4. Mau diwawancarai.
Kriteria Eksklusi :
2. Ibu hamil yang usia kehamilan lebih dari 36 minggu atau melahirkan
Data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan
kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
3.5.1 Paritas
aguswilopo, 2004)
3.5.3 Pengetahuan
3.5.7 KEK
2. Tidak KEK jika ukuran lingkar lengan atas (LILA) responden > 23,5 cm
3.6.1 Editing
3.6.2 Coding
32
merubah data berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk bilangan. Setelah data
kuesioner masuk maka diberikan kode pada kolom di setiap item agar lebih
tabulasi data dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item
Proses memasukan data, setelah pemberian kode dan skor lalu data
dalam tabel dan ditabulasi. Data diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data
(Chi-square), karena semua data diukur dalam skala katagorik (melihat hubungan
antara variabel katagorik dengan variabel katagorik). Jika ada sel yang
mempunyai nilai harapan lebih kecil dari (kurang dari 5) lebih dari 20 % dari
jumlah keseluruhan sel, maka uji yang digunakan ”Fisher’s Exact Test”.
Prinsip dasar uji kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang terjadi
untuk melihat suatu hubungan (jika ada) antara dua variabel sehingga diperoleh
(O−E)2
=∑
Rumus: χ2 E
df = (k-1) (b-1)
α = 0,05
Keterangan:
O = Frekuensi Observed
E = frekuensi Expected
k = Kolom
b = Baris
34
yang didapat dengan ”critical value” yang ditemukan pada tabel Chi-square.
critical value tersebut tergantung pada yang dipilih (dalam penelitian ini α = 0,05)
dan df nilai χ2 tersebut akan bermakna jika nilai χ2 yang diperoleh dari hasil
perhitungan melebihi nilai critical value dan nilai p value yang diperoleh lebih
berikut:
1. Jika tabel silang yang digunakan 2x2, maka nilai yang dipakai adalah
Contiunity Corection.
2. Jika tabel silang yang digunakan lebih dari tabel 2x2, maka nilai yang dipakai
3. Jika pada tabel 2x2, nilai cell tabel di bawah 1 atau di bawah 5 melebihi 20%,
Uji validitas bertujuan untuk mengukur apakah suatu instrumen layak atau
sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan. Uji validitas dan
P8(r=-0,176), P9(r= -0,093), yang nilainya lebih rendah dari r tabel (r=0,297).
Sehingga pertanyaan P4, P5, P8, P9 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.503 10
Sehingga pertanyaan P3, P4, P5, P7 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.606 10
3. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah -.090 Tidak valid
menderita Malaria
37
4. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah .000 Tidak valid
menderita diare
5. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah .784 Valid
menderita Hipertensi
6. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah .000 Tidak valid
menderita ISPA
pertanyaan P3, P4, P6 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P5,
dinyatakan valid
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.613 6
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,623 4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Muereubo. Berdiri pada tahun 1992 terletak di sebelah Barat Kota
Gampong Meureubo. Luas wilayah 112,87 km2 dengan persentase luas Kecamatan
Panjang dari 28 desa 20 desa kategori desa biasa dan 8 desa masuk dalam kategori
desa sangat terpencil , 2 gampong yaitu Peunaga Baro dan pasir putih merupakan
sebanyak 28.711 jiwa terdiri atas 14760 laki-laki dan 13951 perempuan dengan
jumlah rumah tangga 6629 rumah tangga dan rata-rata jiwa perumah tangga.
pencaharian sebagian besar adalah petani dan nelayan dan penyerapan tenaga
Muereubo.
40
1. Usia Kehamilan
5 6 Bulan 12 27.3
6 7 Bulan 4 9.1
7 8 Bulan 13 29.5
8 9 Bulan 5 11.4
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.1 dari 44 responden ibu hamil yang usia kehamilanya
2 bulan sebanyak 1 responden (2,3%), dan ibu hamil yang usia kehamilanya 8
pada pertanyaan Apakah manfaat makanan bernutrisi bagi ibu hamil yaitu untuk
terendah pada pertanyaan Apakah ibu tahu apa itu KEK sebanyak 18,2 %
bidan memberikan daftar makanan yang bergizi saat hamil sebanyak 34,1%
minimnya peran tenaga kesehatan dalam upaya memberikan edukasi pada ibu
hamil tentang daftar makanan yang harus diperhatikan oleh ibu hamil.
tertinggi pada ketiga pertanyaan yaitu Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu
44
pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
45
Berdasarkan tabel 4.6 Dari 44 responden ibu hamil yang KEK sebanyak 28
responden (63,6%), dan ibu hamil yang Tidak KEK sebanyak 16 responden
(36,4%).
5. Paritas
(paritas pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Berdasarkan tabel 4.7 Dari 44 responden ibu hamil dengan paritas Baik
sebanyak 29 responden (65,9 %), dan ibu hamil dengan paritas kurang baik
6. Jarak kelahiran
(paritas pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Berdasarkan tabel 4.8 Dari 44 responden ibu hamil dengan jarak kelahiran
baik sebanyak 15 responden (34,1 %), dan ibu hamil dengan jarak kelahiran
7. Pengetahuan
(pengetahuan pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
baik sebanyak 21 responden (47,7 %). dan ibu hamil yang berpengetahuan
tenaga kesehatan pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini
pelayanan baik dari tenaga kesehatan sebanyak 18 responden (40,9%). dan ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan kurang baik dari tenaga kesehatan sebanyak
26 responden (59,1%).
9. Penyakit Infeksi
dependent(penyakit infeksi pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut
dibawah ini:
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016
penyakit infeksi sebanyak 3 responden (6,8%). dan ibu hamil yang tidak
(pemeriksaan ANC pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini
pemeriksaan ANC sebanyak 6 responden (13,6 %). dan ibu hamil yang tidak
dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dimana ada hubungan yang
Tabel 4.13 Hubungan Faktor Paritas Dengan Kejadian KEK Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Pukesmas Meurebo Kabupaten Aceh
Barat
f % f % f %
Baik 17 58,6 12 41,4 29 100 0,528
Kurang Baik 11 73,3 4 26,7 15 100
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa ibu hamil dengan paritas baik
lebih banyak yang menderita KEK yaitu 17 responden (58,6 %) dibandingkan ibu
Sedangkan ibu hamil dengan paritas kurang baik lebih sedikit yang
menderita tidak KEK yaitu sebanyak 12 responden (41,4 % ) dibandingkan ibu
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,528 dan ini lebih
besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,528 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada
Tabel 4.14 Hubungan faktor Jarak Kelahiran dengan KEK Pada Ibu Hamil
Di Wilayah kerja pukesmas meurebo kabupaten aceh barat
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa ibu hamil dengan jarak kelahiran
Baik lebih banyak yang menderita tidak KEK yaitu 10 responden (66,7 %)
Sedangkan ibu hamil dengan jarak kelahiran kurang baik lebih banyak
yang menderita KEK yaitu 23 responden (79,3 %) dibandingkan ibu dengan jarak
kelahiran baik
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,007 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,007< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor jarak kelahiran dengan kejadian KEK di puskesmas
baik lebih banyak yang menderita tidak KEK yaitu sebanyak 14 responden (66,7
Sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan kurang baik lebih banyak yang
pengetahuan baik.
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,000 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,000< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
Tabel 4.16 Hubungan Faktor Peran Tenaga Kesehatan dengan KEK Pada
Ibu Hamil Di Wilayah kerja pukesmas meureubo kabupaten
aceh barat
peran tenaga kesehatan baik lebih banyak yang menderita tidak KEK yaitu
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,002 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,002< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor peran NAKES dengan kejadian KEK di puskesmas
NAKES kurang baik akan berpeluang sebanyak 11 kali untuk menderita KEK di
Tabel 4.17 Hubungan Faktor Penyakit Infeksi Dengan Kejadian KEK Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Pukesmas Meureubo Kabupaten
Aceh Barat
Penyakit Infeksi KEK Total
KEK Tidak KEK p(value) OR
f % f % f %
Ada 3 100 0 0 3 100 0,290 -
Tidak Ada 25 61,0 16 39 41 100
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016
53
Sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami penyakit infeksi lebih banyak
yang menderita KEK sebanyak 25 responden (61,0 % ) dibandingkan ibu hamil
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,290 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,290 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan kejadian KEK di
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa ibu hamil yang ada melakukan
responden (0%) dibandingkan ibu hamil yamg tidak ada melakukan pemeriksaan
ANC
Sedangkan ibu hamil yang tidak ada melakukan pemeriksaan ANC lebih
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,001 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
4.3 Pembahasan
berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
peran tenaga kesehatan, penyakit infeksi, dan pemeriksaan ANC. dengan variabel
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,528 dan ini lebih
besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,528 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada
Hasil penelitian ini adalah ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan paritas dengan kejadian KEK. Hal ini sejalan dengan penelitian Ria
KEK pada ibu hamildi desa Sukowono kecamatan sukowono kabupaten jember
yang menyatakan bahwa paritas tidak ada hubungan yang signifikan dengan
dampak bagi janin yang dikandung setelah nya jika ibu tidak memperhatikan gizi
saat hamil. Oleh karna itu, ibu hamil benar-benar memperhatikan jumlah paritas
hamil dengan paritas ≤ 3 kali juga mengalami kasus kekurangan energi kronik.
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,007 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,007 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor jarak kelahiran dengan kejadian KEK di puskesmas
berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena
jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk
yang pendek cenderung akan menguras nutrisi ibu dari kehamilan dan hilangnya
darah setelah melahirkan, juga selama laktasi yang dapat mengurangi nutrisi ibu
melalui pemberian Asi. Sehingga ibu hamil ini cenderung menderita status gizi
kurang sampai buruk yang dapat berkorelasi dengan berat lahir bayi, dan sering
rata-rata responden jarak kelahiran yang terlalu dekat yaitu ≤ 2 tahun akan
beresiko. Sedangkan responden yang Jarak kelahirannya > 2 tahun maka lebih
mempunyai kesiapan fisik akan nutrisi tubuhnya sehingga terhindar dari kejadian
KEK.
Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil dengan jarak kelahiran yang terlalu
dekat akan meberikan dampak psikologis yaitu kesiapan ibu dalam mengurus
anak selanjutnya jika jarak anak pertama dengan anak kedua jarak kelahirannya
sangat dekat. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik bagi fisik ibu dalam
memulihkan stamina dari kelahiran anak pertama dan dan megurus anak di
57
Jarak melahirkan yang terlalu dekat < 2 tahun akan menyebabkan kualitas
janin atau anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Jarak
2004)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri handayani (2011) dengan
penelitian analisis faktor yang mempengaruhi KEK pada ibu hamil yang
menyatakan bahwa ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di wilyah kerja wedi klaten dengan uji chi square nilai (p) = 0,047< (0,05).
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,000 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,000< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
tentang hubungan konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan
pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai
gizi baik dan berimbang bagi dirinya sendiri, janin dan keluarga. Pengetahuan gizi
diterima walaupun stimuli itu sama. Apabila perilaku melalui proses yang didasari
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
bertahan lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasarri pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012).
responden yang berpengetahuan kurang baik akan beresiko terkena KEK karena
proses kehamilan yaitu nutrisi ibu maupun janin yang dikandungnya. Sedangkan
serta mampu mempraktekkan hal-hal yang penting untuk dilakukan selama ibu
hamil, seperti meminum susu sebagai penambah asupan gizi bagi janin,
bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui apa itu KEK yaitu 81,8%
(2014) dengan penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
kejadian KEK di wilayah puskesmas pulau telo kuala kapuas yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,002 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor peran NAKES dengan kejadian KEK di puskesmas
makanan bergizi apa saja yang harus di konsumsi oleh ibu hamil dan harus di
kontrol lebih rutin ini terlihat dari jawaban kuisioner responden 65,9 % yang
tidak mendapatkan daftar makanan bergizi oleh bidan. pemberian daftar makanan
bergizi saat hamil digunakan ibu hamil agar lebih mudah memahami makanan
apa-apa saja yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil serta makanan tambahan apa
masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil. karna penyerapan zat besi dipengaruhi
60
oleh banyak faktor yaitu makanan yang mengandung protein hewani dan vitamin
giatmenjelaskan bahwa penting nya timbang berat badan perbulan nya sebagai
upaya mengontrol apakah terjadi penurunan berat badan, pemberian tablet Fe dan
harus diminum sebagai pencegah anemia, mengukur LILA agar jika terdeteksi
KEK maka dapat di tangani, Program bidan di desa/bidan PTT untuk daerah-
daerah pedalaman adalah kunci utama untuk menurunkan angka kelahiran bayi
BBLR dan kejadian KEK pada ibu hamil, dengan didukung oleh dana dari
khususnya manfaat tablet zat besi dan kesehatan ibu hamil yang akan berdampak
desa dalam deteksi KEK ibu hamil di kabupaten Pati yang menyatakan bahwa ada
hubungan motivasi kinerja bidan terhadap KEK Pada ibu hamil di mana hasil
chisquare ((p)=0,007<0,05).
Dan juga didukung oleh penelitian Fitrayeni bahwa ada 43,5% Peran bidan
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,290 dan ini lebih
besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,290> α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan kejadian KEK di
sebagian responden ibu hamil tidak menderita penyakit infeksi. Ibu hamil yang
terkena penyakit infeksi mempunyai resiko relatif sama untuk terkena KEK
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terkena penyakit infeksi. Riwayat
penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai
Hasil penelitian ini adalah ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan penyakit infeksi dengan kejadian KEK. Hal ini dikarenakan ibu
Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil sudah sangat baik dalam mengontrol
menaggulangi penyakit yang telah ada sebelum ibu megalami fase kehamilan.
Ibu sudah sangat paham bahwa penyakit sangat lah berdampak terhadap
bagi ibu pasca melahirkan. ibu hamil diberikan penanganan yang intensif
mengenai berbagai macam penyakit yang dapat memperburuk kondisi ibu yang
dapat menyebabkan kejadian yang fatal bagi bayi seperti ibu hamil yang
karna itu, ibu yang hamil sangatlah perlu memperhatikan kehamilan teutama
sering ditemui akibat makanan jajanan yang tidak hygiene yang dikonsumsi ibu,
makanan, selain itu faktor ibu hamil yang memang sudah terjangkit penyakit
seperti TBC atu hipertensi sebelum kehamilan dapat memperburuk kondisi ibu
dan janin.
Hal ini sejalan dengan penelitian Siti muliawati (2013) dengan penelitian
yaitu faktor penyebab ibu hamil KEKdi Puskesmas Sambi Kabupaten Sambi
kronis mayoritas tidak memiliki penyakit infeksi dengan jumlah persentase 86,7
Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,001 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga
dapat menurunkan angka kematian ibu danmemantau keadaan janin. Idealnya bila
kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik
responden yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap akan lebih sedini
timbang berat badan,pemberian tablet Fe, mengukur LILA, dan cakupan standar
7 T yang harus didapatkan oleh ibu hamil. Sedangkan responden yang tidak
melakukan kunjungan ANC secara lengkap akan berpotensi untuk menderita KEK
Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil sangat minim dan hanya sesekali
melakukan kunjugan ANC jika kehamilan nya sudah mengalami kelainan dan
dianggap darurat, bahkan hanya 2 kali saja melakukan kunjungan saat akan
masih belum penting, dan juga didukung oleh faktor kesibukan ibu hamil yang
tidak rutin melakukan kunjungan per tri semester kehamilannya.Dan ini terbukti
dari jawaban kuisioner responden 90,9% yang tidak melakukan kunjungan K4.
Antenatal care adalah upaya untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
64
dan memantau keadaan janin dimana kecil resiko ibu mengalami KEK.debby
triwidyastuti (2011)
penelitian nya yaitu gambaran antenatal care dan status gizi ibu hamil di pesisir
tallo kecamatan tallo kabupaten makassar yang menyatakan ibu yang melakukan
kunjungan ANC kurang dari standar minimal sebanyak 27 (34,1 %) ibu yang
BAB V
PENUTUP
65
5.1. Simpulan
3. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor peran tenaga kesehatan dengan
5. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan kejadian
6. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan
5.2 Saran
pentingnya mengetahui makanan yang bergizi bagi ibu dan janin melalui
pemanfaatan buku KIA yang mencantumkan daftar makanan bergizi bagi ibu
sehingga ibu hamil dapat mengetahui kunjungan ANC yang sangat penting
2. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Aceh Barat khususnya agar dapat lebih
sama dengan variabel yang lebih luas lagi dan dengan pengolahan data yang
kejadian KEK
DAFTAR PUSTAKA
67
Aminudin, Dkk. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil. Jurnal Medika
UNHAS, 2007.
Arisman,2004.GiziDalamDaurKehidupan.Jakarta:EGC
Arali, 2008. Cakupan ANC yang salah dan tak terkendali. Polewali mandar
Sulbar
Dainur, 1995.KegiatanKIAdiPuskesmas.Jakarta:EGC
Maharani, resky. Gambaran antenatal care dan status gizi ibu hamil di pesisir
tallo kecamatan tallo. Volume. 2 no. 3
Muliawati, sri. 2013. Faktor penyebab ibu hamil KEK di puskesmas sambi
kecamtan sambi kabupaten boyolali. Volume. 3. No.3
Novitasari, ria, 2016. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Resiko KEK pada
ibu hamil. Universitas jember. skripsi
Sarwono, 2005.PengkajianStatusGizi.Jakarta:UI
Sjahmie,Moehji.2003.IlmuGizi2.Jakarta:PapasSinarSinanti
WHO, 2015. Laporan Kasus AKB (Angka kematian bayi) Dan AKI(angka
kematian ibu) di Indonesia
Zulhaida, lubis.2003. Status izi ibu hamil serta pengaruh terhadap bayi yang
dilahirkan