KUALITAS UDARA
ALAMI ANTROPOGENIK
ALAMI ANTROPOGENIK
1. asap kebakaran hutan, 1. kegiatan transportasi,
2. letusan gunung berapi, 2. industri,
3. debu meteorit, 3. pembuangan sampah
4. pancaran garam dari (dekomposisi atau
laut pembakaran)
5. dekomposisi biotik, 4. pertanian, dll
6. debu,
7. spora, dll
PENCEMAR UDARA
PARTIKULAT:
PADAT : Debu (Dust), Asap (Smoke),
Abu Terbang (Fly ash), Uap asap (Fumes)
CAIR : Halimun (Mist), Percikan (Spray)
GAS:
ORGANIK : Hidrokarbon (hexane, benzene, etilen,
metana, butana), Formaldehid, Aseton, Chlorinated
Hydrocarbon
ANORGANIK : Oksida karbon (CO, CO2), oksida sulfur
(SOx), oksida nitrogen (NOx), H2S, HF, Ammonia
1. ANTROPOGENIK – TRANSPORTASI
ANTROPOGENIK
> SUMBER ALAMI
% Total Urutan
Sumber
1. Pembangkit Tenaga 16,9% 2
2. Industri 15,3 3
3. Transportasi 54,5 1
4. Kebakaran hutan 7,3 4
5. Sampah 4,2 5
6. Lain-lain 1,8 6
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
INDOOR:
Sick Building Syndrome
Asbestos
Asap Rokok
Senyawa Organik Volatil (VOC’s)
Formaldehyde
Pestisida
Mikroorganisme
Kenyamanan dalam Gedung
Dan lain-lain
Pengaruh Sick Building Syndrome
Sindrome Penyakit yang diakibatkan oleh kondisi gedung
Sumber mikroorganisme:
1. Sistem pemanas udara yg terkontaminasi
2. Kelembaban yang terkontaminasi
Kenyamanan dalam Gedung
Parameter :
Bau
Kondisi panas
Kelembaban relatif
Kecepatan udara
Turbulensi
Temperatur dan radiasi
Pakaian
Parameter lain
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
OUTDOOR:
Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)
Tidak berasa
Tidak berwarna
Bagi manusia
Sifat racun/ toksisitas gas NO2 4x lebih kuat daripada toksisitas gas
NO
Menyebabkan Peroxy Acetil Nitrates (PAN) → iritasi pada mata &
kabut foto kimia yg mengganggu lingkungan (bercampur dgn
senyawa kimia lain di udara)
Dampak pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Penyakit Asbestosis
Disebabkan oleh debu/serat asbes di udara → paru-paru
Gejala sesak nafas & batuk-batuk yg disertai dgn dahak.
Penyakit Bisinosis
Disebabkan o/ pencemaran debu kapas/serat kapas di
udara → paru2
Gejala penyakit pneumokoniosis
Gejala kronis: bronkitis kronis & disertai emphysema
PENYAKIT ANTRAKOSIS
Disebabkan o/ pencemaran debu batubara →
mengandng debu silikat → penyakit silikosis
Gejala penyakit saluran pernafasan → Rasa sesak
nafas → Penyakit silikoantrakosis
PENYAKIT BERILIOSIS
Disebabkan o/ pencemaran debu logam berilium
Gejala penyakit pernafasan (beriliosis) ex;
nasoparingitios, bronkitis & pneumonitis
Pencemaran Udara Lainnya
Dampak Kebisingan
Menggangu kenyamanan pendengaran
> 50dB → kebisingan
65-80 dB → kerusakan alat pendengaran, tuli, stress
1. Pemanasan Global
2. Lubang atau Penipisan Lapisan Ozon
3. Efek Rumah Kaca
4. Hujan Asam
5. Naiknya permukaan air laut
EFEK RUMAH KACA
Dampak:
1. H2SO4 berikatan dengan partikulat masuk ke sal.
Pernafasan gangguan paru-paru kronis hingga kanker.
2. Kematian tumbuhan dan hewan. Area jadi gersang.
3. Korosif thd material dan memudarkan warna akibat adanya
asam nitrat yang menjadi oksidator.
KEBAUAN (ODOUR)
Dampak:
1. NH3 iritasi pada sal. Pernafasan, batuk, muntah, dll
2. H2S iritan thd paru-paru, melumpuhkan sal. pernafasan,
hingga kematian karena tersumbatnya sal pernafasan.
KEBISINGAN & GETARAN
Bising (Noise) dan Getaran (Vibration) sering
dijelaskan perbedaannya dengan menyebut bahwa
bising adalah sesuatu fenomena yang dapat
didengar (Hearing) sedangkan getaran adalah
fenomena yang dapat dirasakan (Feeling).
MEDIA PENCEGAH
ALAT PENDENGARAN
DAMPAK NEGATIF KEBISINGAN
1. Gangguan psikologik, yang berupa:
- Sukar berkonsentrasi & Sukar tidur
- Mudah marah
- Kepala pusing & Cepat lelah
- Menurunkan daya kerja
- Menimbulkan stress
2. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.
3. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran daripada
kebisingan yang terputus-putus.
4. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal di sekitar kebisingan,
makin besar risiko untuk terjadinya gangguan
pendengaran.
6. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang
dengan bertambahnya umur.
7. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan
kebisingan pada kondisi yang sama akan mengalami
perubahan nilai ambang pendengaran yang sama pula.
Hal ini disebabkan karena respon tiap-tiap individu
pada kebisingan berlainan, tergantung dari kerentanan
tiap-tiap individu.
BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
1. TEKNOLOGI
Perubahan paradigma pengelolaan limbah:
End of Pipe Treatment minimisasi limbah
minimisasi limbah
1. TEKNOLOGI.
Contoh:
1. Dust Precipator/Collector
2. Filter
3. Catalitic Converter
4. Substitusi Bahan Baku
3. PENEMPATAN PENGHALANG
4. PERATURAN
5. MONITORING
PENGENDALIAN KEBISINGAN
PENGURANGAN KEBISINGAN PADA SUMBERNYA:
a. Mengurangi vibrasi sumber kebisingan, berarti mengurang
tingkat kebisingan yang dikeluarkan sumbernya.
b. Menutupi sumber suara.
c. Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap suara
atau peredam suara.
PENEMPATAN PENGHALANG:
d. Menghalangi merambatnya suara (penghalang).
e. Memperpanjang jarak antara sumber bising & manusia.
f. Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk lain
berada dari suara.
RUMUS:
Dimana:
L24 = nilai Leq selama 24 jam
Ls = nilai Leq sepanjang siang hari (16 jam)
dari jam 06.00 s/d 22.00.
Lm = nilai Leq sepanjang malam hari (8 jam)
dari jam 22.00 s/d 06.00
GETARAN
4. HOMOGENITAS SAMPEL
Sementara itu, roadside adalah tepi jalan raya yang secara langsung
memengaruhi pencemaran udara sumber bergerak yang disebabkan
oleh relatif tingginya kepadatan lalu lintas.
RUMAH
PENDUDUK
JL. RAYA KARANGWANGKAL
SUNG
AI
AIR
UU DINGI
N
UNIV. KHAIRUN
DRAINASE
KANTOR
MAHKAMAH
SYARIAH
SINABANG
LAHAN LAHAN
LAHAN KOSONG
KOSONG KOSONG
GIN
A N POINT SAMPLING UDARA
R AH
A LERENG HUTAN POINT SAMPLING
AIR PERMUKAAN
Pengambilan sampel
dilakukan pada bagian
cerobong yang berukuran
delapan kali diameter bawah
atau dua kali diameter atas
dan bebas dan gangguan
aliran seperti bengkokan,
ekspansi, atau penyusutan
aliran di dalam cerobong.
TEKNIK PENGUMPULAN & ANALISIS DATA
KUALITAS UDARA AMBIEN, NOISE & OPASITAS
PARAMETER ALAT SAMPLING METODE METODE ANALISIS
SAMPLING
HIDROCARBON CARBON TUBE & AIR DRY METHOD FLAME IONIZATION
PUMP
SULFUR DIOKSIDA IMPINGER & AIR WET METHOD PARAROSANILIN
PUMP
NITROGEN OKSIDA IMPINGER & AIR WET METHOD SALTZMAN
PUMP
OZON IMPINGER & AIR WET METHOD CHEMILUMINESCENT
PUMP
KARBON MONOKSIDA IMPINGER & AIR WET METHOD NDIR
PUMP
KARBON DIOKSIDA IMPINGER & AIR WET METHOD INFRA RED
PUMP
DEBU HVAS DRY METHOD GRAVIMETRIK
TIMBAL HVAS DRY METHOD AAS
KEBISINGAN SOUND LEVEL METER DIRECT READING MATHEMATIC
OPASITAS OPASIMETER DIRECT READING DIRECT READING
WAKTU SAMPLING
KUALITAS UDARA
1. Air Pump : Pompa udara (prinsip vakum)
2. HVAS – LVAS : Vakum penghisap udara untuk
sampling debu/partikulat
3. Impinger : Tabung larutan penyerap
4. Botol Sampel : Botol sampel untuk wet method
5. Anemometer : Ukur kecepatan angin
6. Hygrometer Sling : Ukur kelembaban
7. Opasimeter : Ukur kemampuan tembus cahaya
matahari
8. Sound Level Meter : Ukur kebisingan
9. Cool Box : Tempat sampel/pendingin
10. Kertas Label : Coding sample
11. Alat Tulis
12. GPS : Tentukan koordinat lokasi sampling
TERIMA KASIH