Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH CDI DIGITAL POWER MAX HYPER BAND TERHADAP KONSUMSI BAHAN

BAKAR DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Oleh
Tomy Chandra, Drs. Martias, M.Pd, Toto Sugiarto, S.Pd, M.Si
S1 Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
tomychandra69@gmail.com

Abstrak
Alat transportasi khususnya sepeda motor mempunyai peranan penting dalam mendukung aktivitas manusia, akan
tetapi sumber bahan bakarnya yang terbatas serta emisi gas buang yang dihasilkan sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan. Berbagai upaya telah dilalukan untuk mendapatkan mesin yang mampu menghemat bahan bakar dan ramah
lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh CDI Digital Hyper Band Power Max Hyper Band
pada sistim pengapian Honda Tiger terhadap konsumsi bahan bakar dan kandungan emisi gas CO, HC di dalam gas buang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperiment design model posttest group design. Penelitian ini
dilakukan tanggal 1 September 2014 pada sepeda motor Honda Tiger. Pengujian konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang
CO, HC dilakukan pada putaran 1400, 2500 dan 3500 rpm, dengan menggunakan sistim pengapian CDI Standar dan CDI
Digital Power Max Hyper Band. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali pada setiap tingkatan putaran mesin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan CDI Digital Power Max Hyper Band dapat menurunkan konsumsi
bahan bakar sebesar 13.04155 %, emisi gas CO sebesar 54.91156 %, dan emisi gas HC sebesar 47.45658 %. Perhitungan t tes
didapat thitung konsumsi bahan bakar pada putaran mesin 1400, 2500 dan 3500 rpm sebesar 4.37132, 3.87326 dan 3.93340.
Untuk emisi gas buang CO sebesar 10.65689, 11.60204 dan 14.67181. Untuk emisi gas HC sebesar 5.96864, 9.14872 dan
10.15795. Angka-angka tersebut lebih besar dari angka ttabel yaitu 2,920, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
diterima pada taraf signifikasi 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan CDI
Digital Power Max Hyper Band pada sistem pengapian sepeda motor Honda Tiger ditinjau dari aspek konsumsi bahan bakar
dan emisi gas buang CO, HC.

Kata kunci: CDI Digital Hyper Band Power Max Hyper Band, konsumsi bahan bakar, emisi gas buang

1. PENDAHULUAN transportasi, dikarenakan selain harga yang terjangkau


1.1 Latar Belakang oleh semua kalangan masyarakat, sepeda motor juga
Sekarang ini dunia teknologi otomotif sangat lebih efisien bila dilihat dari biaya perawatan dan biaya
berkembang pesat, perkembangan teknologi otomotif operasionalnya.
membawa dampak besar pada perkembangan sektor Tingginya pertumbuhan sepeda motor yang beredar
transportasi yang mengalami peningkatan jumlah di jalan pada setiap tahunnya berdampak pada
kendaraan bermotor yang cukup besar, berdasarkan data meningkatnya konsumsi bahan bakar nasional.
dari Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Pertamina (2012) menyatakan “kebutuhan konsumsi
dan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia BBM dalam negeri telah mencapai 1,3 juta barrel per
(Gaikindo) untuk tahun ini total jumlah penjualan hari sedangkan produksinya hanya 950.000 barel
sepeda motor periode Januari-April 2014 mencapai perhari”. Dari data tersebut dapat bahwa pertumbuhan
angka 2.711.866 Unit, dan mobil sebesar 106.811 Unit. kendaraan bermotor sangat tinggi dan bertolak belakang
Dari data tersebut terlihat sepeda motor memiliki angka dengan produksi minyak nasional pada saat ini yang
pertumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan dengan berasal dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui.
mobil, ditambah dengan adanya pengurangan subsidi Konsumsi bahan bakar minyak yang tinggi
bahan bakar bensin (premium) yang dilakukan berdampak pada peningkatan jumlah gas buang
pemerintah pada tahun 2013 membuat banyak orang kendaraan yang dilepaskan ke udara bebas melalui
beralih pada kendaraan bermotor roda dua sebagai alat sistem pembuangan mesin. Gas buang kendaraan

1
2

memiliki beberapa unsur gas beracun yang akan tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang
membuat kualitas udara menjadi buruk dan tidak sehat. kendaraan bermotor. Emisi gas buang yang diuji yaitu
Adapun unsur gas beracun yang mencemari udara Karbonmonoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC), adapun
diantaranya berupa gas Karbonmonoksida (CO) yang metode pengujiannya yaitu dilakukan pada kondisi
dikategorikan berbahaya pada manusia karena bersifat tanpa beban (idle) dan pada saat temperatur mesin
racun, gas Karbonmonoksida (CO) jika bercampur normal. Untuk ambang batas emisi gas buang untuk
dengan Hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam darah kendaraan bermotor tipe L (sepeda motor) dapat dilihat
menjadi Carbon Oxida Hemoglobin (COHb). pada tabel berikut.
COHb jika berada dalam darah akan berakibat Tabel 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor
fungsi pengaliran Oksigen (O2) dalam darah akan
Parameter
Tahun Metode
terhalang, jika di dalam darah terdapat COHb sebesar Kategori CO (%) HC (ppm)
Pembuatan Uji
5% akan menimbulkan keracunan dalam darah, untuk Sepeda motor < 2010 5.5 12000 Idle
2 langkah
gas Hidrokarbon (HC) dikategorikan berbahaya karena Sepeda motor < 2010 4.5 2400 Idle
menyebabkan gangguan berupa iritasi pada mata dan 4 langkah
Sepeda motor ≥ 2010 4.5 2000 Idle
saluran pernafasan, jika di dalam tubuh terdapat gas CO 2 langkah dan
4 langkah
dan HC dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kematian. Adapun beberapa unsur dari gas buang Sumber: (Menteri Negara Lingkungan Hidup 2006)
kendaraan yang tidak berbahaya bagi lingkungan antara
Emisi gas buang yang tinggi, salah satunya
lain adalah uap Air (H2O), dan Karbondioksida (CO2)
disebabkan oleh proses pembakaran bahan bakar dan
digunakan oleh tumbuhan untuk memproduksi Oksigen
udara di dalam ruang bakar tidak terjadi secara
(O2).
sempurna, hal ini sejalan dengan pendapat Beni (2007)
Emisi gas buang kendaraan merupakan salah satu
menyatakan bahwa, "Emisi gas buang kendaraan
permasalahan utama bagi semua negara-negara di dunia
bermotor disebabkan oleh tidak sempurnanya proses
pada masa sekarang ini terutama emisi yang
pembakaran di dalam silinder motor sehingga dihasilkan
menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
gas dan partikel sisa pembakaran atau emisi gas buang
Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Lingkungan
yang mengandung unsur polutan yang berbahaya bagi
Hidup sesuai surat Menteri Lingkungan Hidup Nomor:
kesehatan." Salah satu faktor yang menyebabkan proses
B/38X/MENLH/PDAL/12/2013, telah terjadi penurunan
pembakaran tidak terjadi secara sempurna khususnya
kualitas udara perkotaan, dimana 90% diantaranya
pada motor bensin empat langkah diduga karena saat
merupakan kontribusi polusi udara dari sektor
pengapian yang tidak tepat, hal tersebut sesuai dengan
transportasi, khususnya dari emisi gas buang kendaraan
pendapat Gunadi (2010) menyatakan, "Waktu
bermotor. Terkait dengan emisi gas buang, Arief
pengapian yang tidak tepat mengakibatkan pembakaran
Aszhari (2013) menyatakan terhitung mulai 1 Agustus
yang tidak sempurna akan menyebabkan kecenderungan
2013, pemerintah menetapkan semua kendaraan
emisi gas buang yang dihasilkan menjadi tinggi."
produksi terbaru sudah memenuhi standar Euro 3.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan
Pemerintah telah berupaya mewujudkan lingkungan
berbagai upaya untuk menekan pencemaran udara yang
yang lebih bersih dan sehat dengan menetapkan standar
disebabkan oleh proses pembakaran yang tidak
baku mutu emisi gas buang kendaraan, berdasarkan
sempurna yang diakibatkan dari saat pengapian yang
peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 05
3

tidak tepat Pengapian motor bensin saat 20.000 rpm. CDI Digital Power Max Hyper Band juga
didukung fitur Fuzzi Logic yaitu algoritma sistem
pengapian diatur oleh sistem pengapian. Sistem
kendali pintar yang dirancang untuk mengendalikan
pengapian yang digunakan pada sepeda motor Honda
kurva pengapian sehingga kurva pengapian menjadi
Tiger merupakan sistem pengapian elektronik CDI
lebih presisi mengikuti perubahan putaran mesin hingga
(Capacitor Discharge Ignition) yang hanya
1 rpm sekalipun akibatnya mesin menjadi stabil,
mengunakan sensor pulsar yang dipicu oleh pic-up atau
bertenaga, hemat bahan bakar, dan mudah dalam
tonjolan yang terdapat pada magnet untuk menentukan
pemasanganya oleh karna itu kami menyebutnya
saat pengapian. Seiring dengan bertambahnya putaran
SMART CDI atau CDI pintar.(Huang 2013)
mesin, maka waktu pembakaran akan menjadi lebih
1.2 Metode penelitian.
singkat, untuk itu diperlukan pemajuan saat pengapian
1.2.1 Experimen dengan CDI Digtal Power Max Hyper
agar didapat tekanan maksimal pembakaran terjadi pada
Band.Mengganti CDI Standar dengan CDI Digtal
10° setelah piston melewati TMA. Pendapat tersebut
Power Max Hyper Band. Memanaskan Mesin
sesuai dengan pendapat Obert dalam Wardan
mencapai suhu 800 C
(1989:254) yang menyatakan bahwa, "daerah dimana
1.2.2. Pengujian
tekanan pembakaran maksimal adalah lima sampai
Pengujian konsumsi bahan bakar dan
sepuluh derajat setelah titik mati atas." Tekanan
emisi gas buang dengan menggunakan CDI
maksimal pembakaran ini diatur demikian agar tenaga
Standar dan CDI Digtal Power Max Hyper
yang dihasilkan mesin dari pembakaran ini betul- betul
Band pada putaran mesin 1400 Rpm, 2500
maksimal karna tekanan pembakaran digunakan untuk
Rpm, 3500 Rpm, Pengujian dilakukan secara
mendorong piston melakukan langkah usaha.
berulang sebanyak 3 kali yang dilakukan di
Untuk itu diperlukan CDI yang bisa mengatur saat
Workshop Teknik Otomotif, jurusan teknik
pengapian yang tepat berdasarkan kecepatan putaran
otomotif , Fakultas Teknik, Universitas Negeri
mesin agar di dapat pembakaran yang lebih sempurna,
Padang.
emisi gas buang lebih bersih, dan pemakaian bahan
bakar yang efisien. Peningkatan arus teknologi yang
2. KAJIAN TEORI
masuk ke Indonesia khususnya dalam pengembangan
2.1 Defenisi Konsumsi Bahan Bakar
sistem kendali elektonik kendaraan bermotor membuat
Menurut Jalius Jama dkk (2008:28)
banyaknya penawaran beberapa komponen pengendali
menyatakan, “Konsumsi bahan bakar adalah angka
elektonik yang memakai konsep digital, Huang (2013)
menunjukan berapa banyak kilometer yang dapat
mengatakan bahwa, "Dengan konsep Digital semua
ditempuh oleh motor dengan 1 liter bensin”,
perangkat yang dikendalikan akan lebih presisi."
Pulkrabrek (2004:65), “Untuk kendaraan transportasi
Adapun salah satu alat pengendali elektronik yang
umum konsumsi bahan bakar adalah dalam hal jarak
menggunakan konsep digital salah satunya adalah CDI
tempuh per unit bahan bakar, seperti mil per galon
Digital Power Max Hyper Band yang dikendalikan oleh
(mpg). Dalam unit SI adalah umum menggunakan
microchip canggih buatan NXP Founded by Philips
kebalikan dari ini, dengan (L/100km) menjadi suatu
Semi conduktor dari Belanda yang di dukung teknologi
unit umum”. Menurut Yesung (2011:3), "Pemakaian
Flash yaitu, komputer dengan akses memori super cepat
bahan bakar adalah jumlah bahan bakar yang
sehingga CDI dapat beroperasi hingga putaran mesin
dikonsumsi per satuan waktu". Pendapat yang sama
4

juga dikatakan Soemarsono (1999:34) menyatakan e) Mesin tidak menggunakan alat pemanas
bahwa “Konsumsi bahan bakar adalah banyaknya mesin seperti termostat
bahan bakar yang dipakai selama proses pembakaran sistem pendingin mesin dan tutup radiator,
berlangsung”. Berdasarkan kutipan para ahli di atas, padahal cuaca dingin.
dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar 2) Keadaan komponen mesin.
yaitu jarak yang dapat ditempuh oleh mesin dengan a) Pengapian tidak beres disebabkan oleh:
menggunakan 1 liter bahan bakar atau banyaknya (1) Pengaturan wakktu pengapian tidak
jumlah bahan bakar per satuan waktu, dan dapat tepat terutama waktu pengapian
diukur selama proses pembakaran berlangsung. terlambat.
(2) Koil pengapian lemah.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi
Bahan Bakar. (3) Jarak antara busi kurang baik atu
Menurut Barenschot (1980:17), "bahwa tidak tepat.

pemakaian bahan bakar pada motor yang masih b) Saringan udara dan karburator sebagian

dingin adalah lebih tinggi dari pada yang sudah terhalang atau tersumbat.

panas." Pendapat yang sama juga dinyatakan Marsudi c) Kompresi mesin rendah.

(2010:57), “kebutuhan campuran udara dan bensin di 3) Penyetelan karburator tidak tepat.

dalam motor tergantung pada temperatur. Untuk a) Permukaan pelampung terlalu tinggi.

putaran stasioner, beban berat, percepatan tinggi, b) Pelampung bocor dan sebagian terisi oleh

membutuhkan campuran kaya sedang untuk putaran bahan bakar.

engine normal dan beban ringan maka dibutuhkan c) Penyetelan pompa percepatan tidak baik.

campuran miskin. Menurut Pulkrabek (2004:57), d) Pada dasar pipa penyiram utama

“konsumsi bahan bakar meningkat dengan kecepatan tersumbat, kendur, atau paking rusak.

tinggi karena kerugian gesekan yang lebih besar." Hal Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan

yang sama juga dikatakan Toyota step 2 (1992: 8-33), bahwa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

“bila putaran mesin bertambah maka jumlah bahan konsumsi bahan bakar diantaranya adalah temperatur

bakar yang dipakai cenderung bertambah." Menururt mesin, putaran mesin, beban yang diberikan pada

Daryanto (2004:36), konsumsi bahan bakar mesin, cara pemakaian kendaraan, keadaan

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: komponen mesin, dan penyetelan karburator tidak

1) Pemakaian kendaraan: tepat.

a) Kendaraan digunakan dengan kecepatan 2.3 Emisi Gas Buang

tinggi terus-menerus. Menurut Harsema dalam Nurjazuli (2010:66),

b) Mesin dijalankan dengan kecepatan lambat “pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi

kemudian kencang secara abnormal. merupakan jumlah polutan atau pencemar yang

c) Kendaraan seringkali dihidupkan atau dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu”. Menurut

dimatikan secara mendadak di jalan karna Siswantoro, dkk (2012:77), “emisi gas buang

lalu lintas macet. merupakan polutan yang mengotori udara yang

d) Kendaraan hanya digunakan pada jarak dihasilkan oleh gas buang kendaraan." Hal senada

pendek saja. juga dikatakan oleh Beni (2007) bahwa, "emisi gas
5

buang merupakan polutan yang mengotori udara yang berwarna, tidak berbau, mudah terbakar, dan
dihasilkan oleh gas buang kendaraan". Berdasarkan sangat beracun. Menurut Wardan (1989:345),
kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa, emisi gas juga menyatakan, “Karbonmonoksida (CO)
buang merupakan gas beracun atau polutan yang tercipta dari bahan bakar yang terbakar sebagian
dilepaskan ke udara bebas bersamaan dengan gas akibat pembakaran yang tidak sempurna ataupun
buang kendaraan melalui sistem pembuangan mesin campuran bahan bakar dan udara yang terlalu
sehingga menurunkan kualitas udara menjadi tidak kaya/ gemuk (kekurangan oksigen)”. Pendapat
sehat bagi kesehatan dan lingkungan. yang sama juga diutarakan oleh Toyota Step 2
(1992: 2-11), “karbonmonoksida dihasilkan oleh
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gas pembakaran tidak sempurna, akibat pembakaran
Buang kurang oksigen”. Menurut Awal (2006:262)
Menurut Suriansyah (2011:21), “emisi gas mengatakan “bila karbon di dalam bahan bakar
buang merupakan racun hasil pembakaran motor terbakar dengan sempurna, akan terjadi reaksi
bakar yang tidak terjadi dengan sempurna”. Menurut yang menghasilkan CO2, sebagai berikut:
Daryanto (2013:66), "pembakaran dapat terjadi bila C + O2 CO2 … (Awal, 2006:262)
terdapat bahan bakar, udara, dan api (panas). Tetapi Apabila unsur oksigen udara tidak cukup,
tiga syarat tersebut, tidak menjamin terjadinya pembakaran tidak sempurna sehingga karbon di
pembakaran sempurna. Untuk itu harus diatur jumlah dalam bahan bakar terbakar dengan proses
bahan bakar dan udara yang akan dibakar dalam sebagai berikut:
perbandingan tertentu." Menurut Beni (2007), C + ½ O2 CO … (Awal, 2006:262)
"komposisi campuran bahan bakar-udara dan timing Menurut Berenschot (1980:73),
pengapian merupakan faktor dominan terhadap "Karbonmonoksida yang banyaknya 0.03% sudah
dihasilkannya emisi gas buang yang dihasilkan dari merupakan racun yang berbahaya untuk udara
proses pembakaran pada motor bensin." yang dihisap oleh manusia. Jumlah sebanyak
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan 0,3% selama setengah jam adalah mematikan."
bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Menurut Toyota Step 2 (1992:2-10) menyatakan,
emisi gas buang yaitu, pembakaran, komposisi "dampak dari gas karbon monoksida (CO) pada
campuran udara dan bahan bakar, timing pengapian. manusia adalah jika bercampur dengan
Hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam darah
2.5 Emisi Gas Buang Yang Diteliti. menjadi Carbon Oxida Hemoglobin (CO-Hb),
Adapun emisi gas buang yang diteliti dalam dengan bertambahnya CO-Hb, fungsi pengalir
penelitian ini adalah: Oksigen dalam darah akan terhalang, di dalam
1) Karbonmonoksida (CO). darah bila terdapat 5% (dalam udara CO 40 ppm)
Menurut Erjavec (2000:727), "gas CO akan menimbulkan keracunan darah."
mempunyai sifat tidak berwarna dan tidak berasa, 2) Hidrokarbon (HC).
namun dalam konsentrasi tinggi merupakan zat Menurut Toyota Step 2 (1992: 2-10),
yang beracun". Senada dengan pernyataan "Hidrokarbon (HC) merupakan sebutan zat
tersebut Dicky dkk (2009:199) juga mengatakan, yang merupakan ikatan kimia hanya dari
“Karbonmonoksida (CO) adalah gas yang tidak karbon (C) dan Hidrogen (H) saja". Setiap HC
6

yang didapat di gas buang kendaraan merusak sistem pernapasan manusia


menunjukkan adanya bensin yang tidak (tenggorokan).
terbakar dan terbuang bersama gas sisa Berdasarkan kutipan - kutipan di atas
pembakaran, bila suatu senyawa hidrokarbon dapat disimpulkan bahwa, gas Hidrokarbon
terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) (HC) merupakan gas yang terdiri dari unsur
maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah Karbon (C) dan Hidrogen (H) yang tidak
Karbondioksida (CO2) dan air (H2O). (Gunadi terbakar dilepaskan ke udara bebas melalui
2010). sistem pembuangan mesin bersama dengan
Sumber Emisi Hidrokarbon (HC) gas buang kendaraan. Tingginya kandungan
menurut Awal (2006:263) dapat dibagi gas Hidrokarbon (HC) pada gas buang
menjadi dua bagian, sebagai berikut : kendaraan karena kesalahan dalam sistem
a) Bahan bakar yang tidak terbakar dan pengapian (missfire), temperatur rendah di
keluar menjadi gas mentah. dalam ruang bakar, overlapping katup (kedua
b) Bahan bakar terpecah karena reaksi panas katup sama - sama terbuka). Adapun dampak
berubah menjadi gugusan HC lain yang gas HC pada kesehatan manusia yaitu, dapat
keluar bersama gas buang menyebabkan rasa mengantuk, iritasi pada
C8H1 H + C + H ... (Awal, 2006:262) mata, batuk, perubahan kode genetik, dan
Awal (2006:263) juga mengatakan bercak kulit. Bila terpapar gas HC dalam
bahwa, ada beberapa faktor utama penyebab konsentrasi tinggi akan merusak sistem
timbulnya emisi gas HC sebagai berikut: pernapasan manusia (tenggorokan).
a) Sekitar dinding - dinding ruang bakar
bertemperatur rendah, dimana temperatur 2.6 CDI Digital Power Max Hyper Band
itu tidak mampu melakukan pembakaran. Menurut Wahyu (2012:160),
b) Missing (missfire). "Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau
CDI (Capacitive Discharger Ignition)
c) Adanya overlapping katup (kedua katup
merupakan salah satu jenis sistem pengapian
sama-sama terbuka) sehingga merupakan pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan
arus pengosongan muatan (discarge current)
gas pembilas/ pembersih.
dari kondensator, guna untuk memacu
Mengenai dampak gas Hidrokarbon kumparan pengapian (ignition coil)".
(HC) terhadap kesehatan manusia, menurut
Selanjutnya Wahyu (2012:164) menambahkan,
Beni (2007) menyatakan, "senyawa HC akan
"bahwa timing dari pengapian ditentukan oleh
berdampak terasa pedih di mata,
penempatan posisi dari koil pulsar ini berarti bahwa
mengakibatkan tenggorokan sakit, penyakit
sistem CDI tidak memerlukan penyetelan timing dari
paru - paru dan kangker." Sedangkan menurut
pengapian." Menurut Huang (2013), "CDI Digital
Toyota Step 2 (1992:2-10) menyatakan, "gas
adalah sistem pengapian CDI yang dikendalikan oleh
Hidrokarbon (HC) dapat mengakibatkan iritasi
micro computer untuk mengatur Ignition Timing (waktu
pada mata, batuk, rasa mengantuk, bercak
pengapian) agar presisi dan stabil sampai RPM tinggi."
kulit dan perubahan kode genetik. Bila
Selanjutnya Huang (2013) juga menambahkan bahwa,
kepekaan HC-nya bertambah tinggi akan
"Dengan konsep Digital semua perangkat yang
7

dikendalikan akan lebih presisi agar pembakaran lebih sistem pengapian yang dapat mengatur saat pengapian
sempurna dan hemat bahan bakar, serta tenaga yang yang tepat agar proses dari pembakaran menghasilkan
dihasilkan akan sangat stabil dan besar mulai dari daya maksimal. Adapun sistem pengapian pada sepeda
putaran rendah sampai putaran tinggi." Dengan CDI motor Honda Tiger menggunakan sistem pengapian
Digital, emisi yang dihasilkan juga sangat rendah itu CDI (Capacitive Discharger Ignition) untuk membakar
sebabnya kami juga menyebut teknologi CDI Digital campuran bahan bakar di dalam ruang bakar.
kami dengan GREEN CDI (CDI Hijau = ramah Sistem pengapian CDI (Capacitive Discharger
lingkungan) (Huang 2013). Selain itu Huang (2013) Ignition) yang dipakai pada sepeda motor Honda Tiger
menyatakan bahwa, "CDI Digital Power Max Hyper hanya menggunakan sensor pulsar yang dipicu oleh pic-
Band merupakan pengembangan pertama yang berbasis up pada magnet untuk menentukan saat pengapian.
digital dengan kurva pengapian terprogram untuk Seiring dengan bertambahnya putaran mesin, dan
menghasilkan power band yang sangat lebar hingga singkatnya waktu pembakaran, maka diperlukan
mencapai lebih dari 20.000 rpm tanpa adanya batasan pemajuan saat pengapian agar di dapat tekanan terbesar
(limiter)." dari proses pembakaran campuran bahan bakar, yaitu
Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat pada 10° setelah piston melewati TMA. Sesuai dengan
disimpulkan bahwa CDI Digital Power Max Hyper pendapat Obert dalam Wardan (1989:254) menyatakan,
Band merupakan sistem pengapian elektronik yang "daerah tekanan pembakaran maksimum adalah sekitar
memanfaatkan arus pengosongan muatan (disharge lima sampai sepuluh derajat setelah titik mati atas."
current) dari kondensator, guna untuk memacu Agar didapat tekanan maksimal dari pembakaran
kumparan pengapian (ignition coil) yang dikendalikan campuran bahan bakar untuk menghasilkan tenaga
oleh micro computer agar menghasilkan Ignition Timing maksimal dari mesin. Untuk itu diperlukan CDI yang
(waktu pengapian) yang presisi, stabil, dan power band dapat mengendalikan saat pengapian sesuai dengan
sangat lebar hingga lebih dari 20.000 rpm tanpa adanya perubahan putaran mesin.
batasan (limiter). Seiring dengan majunya teknologi otomotif
2.7 Pengaruh CDI Digital Power Max Hyper Band terutama dalam bidang sistem kendali electronic pada
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar. saat ini membuat banyak inovasi dan pengembangan
Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi dalam sistem kontrol electronic. Salah satunya CDI
bahan bakar adalah sistem pengapian. Menurut Digital Power Max Hyper Band yang merupakan CDI
Daryanto (2004:36), "Pengapian tidak beres, yaitu Digital yang dikendalikan oleh microchip canggih
waktu pengapian yang tidak tepat, terutama waktu buatan NXP Founded by Philips Semi conduktor dari
pengapian terlambat." Menurut Boentarto (1993:51), Belanda yang di dukung teknologi Flash, yaitu
"Saat pengapian sangat menentukan kemampuan motor komputer dengan akses memori super cepat sehingga
karena pada saat itu terjadi loncatan bunga api pada CDI dapat beroperasi hingga putaran mesin 20.000 rpm.
elektroda busi sehingga terjadi pembakaran." Hal CDI Digital Power Max Hyper Band juga di dukung
senada juga dikatakan Berenshot (1980:69), "Saat fitur Fuzzi Logic yaitu algoritma sistem kendali pintar
pengapian harus diatur sedemikian rupa agar yang dirancang untuk mengendalikan kurva pengapian
mendapatkan daya terbesar dari proses pembakaran." sehingga kurva pengapian menjadi lebih presisi
Untuk mendapatkan daya maksimal dari proses mengikuti perubahan putaran mesin hingga 1 rpm
pembakaran campuran bahan bakar, diperlukan sebuah
8

sekalipun akibatnya mesin menjadi stabil, bertenaga, dapat mengatur ketepatan saat pengapian sesuai dengan
dan hemat bahan bakar. (Huang. 2013). perubahan putaran mesin. Pada sepeda motor Honda
Berdasarkan kutipan para ahli di atas dapat Tiger, saat pengapian diatur oleh sistem pengapian CDI
disimpulkan bahwa, penggunaan CDI Digital Power (Capacitive Discharger Ignition) hanya menggunakan
Max Hyper Band dapat menekan konsumsi bahan bakar, sensor pulsar yang di picu oleh pic-up pada magnet
karna CDI Digital Power Max Hyper Band di dukung untuk menentukan saat pengapian. Seiring dengan
oleh fitur canggih yaitu Fuzzi Logic yang merupakan bertambahnya putaran mesin, dan singkatnya waktu
algoritma sistem pengendali pintar yang dirancang pembakaran, maka diperlukan pemajuan saat pengapian
untuk mengendalikan saat pengapian sesuai dengan agar di dapat proses pembakaran sempurna, menurut
perubahan putaran mesin hingga 1 rpm untuk Toyota Step 2 (1992: 2-2) mengatakan, "mekanisme
mempertahankan terjadinya tekanan maksimal dari pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada
proses pembakaran sesuai dengan teori pada 10° setelah saat terjadinya loncatan bunga api pada busi.
piston melewati TMA, agar di dapat tenaga maksimal Selanjutnya api membakar bahan bakar yang berada di
mesin sehingga efisiensi pembakaran dapat di capa. sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian
sampai semua partikel bahan bakar terbakar habis."
2.8 Pengaruh CDI Digital Power Max Hyper Band Seiring dengan majunya teknologi otomotif
Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang terutama dalam bidang sistem kendali electronic pada

Tingginya emisi gas buang erat kaitanya dengan saat ini membuat banyak inovasi dan pengembangan

proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar. dalam sistem kontrol electronic, salah satunya CDI

Sesuai dengan pendapat Daryanto (2013:69) yang Digital Power Max Hyper Band yang merupakan sistem

menyatakan bahwa, "pembakaran motor tidak pernah pengapian CDI yang dikendalikan oleh micro computer

sempurna, maka pada gas hasil pembakaran selalu untuk mengatur waktu pengapian agar presisi dan stabil

terdapat sisa oksigen dan bahan bakar." Adapun salah sampai RPM tinggi. Dengan konsep Digital semua

satu faktor yang menyebabkan proses pembakaran tidak perangkat yang dikendalikan akan lebih presisi agar

sempurna. Menurut Marsudi (2010:131), menyatakan pembakaran lebih sempurna dan hemat bahan bakar,

bahwa, "pengapian yang tidak tepat mengakibatkan serta tenaga yang dihasilkan akan sangat stabil dan

proses pembakaran campuran bahan bakar menjadi besar mulai dari putaran rendah sampai putaran tinggi.

tidak sempurna." Secara teoritis reaksi kimia dari Dengan CDI Digital, emisi yang dihasilkan juga sangat

pembakaran sempurna campuran bahan bakar dan udara rendah itu sebabnya kami juga menyebut teknologi CDI

di dalam ruang bakar menurut Wardan (1989:250), Digital kami dengan GREEN CDI (CDI Hijau = ramah

"pembakaran sempurna dari C8H18 menghasilkan CO2 lingkungan) (Huang 2013).


dan H2O." Hal senada juga dinyatakan Toyota step 2 Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat
(1996:4) persamaan kimia dari C8H18 dengan O2 sebagai disimpulkan bahwa penggunan CDI Digital Power Max
berikut : Hyper Band yang menggunakan micro computer untuk
2C8H18 +25 O2 16CO2 +18H2O ... (Toyota step 2. mengatur waktu pengapian dapat membuat saat
1996:4) pengapian lebih presisi agar dihasilkan proses
Untuk mendapatkan proses pembakaran yang lebih pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam
sempurna agar emisi gas buang lebih bersih dan ramah ruang bakar menjadi lebih sempurna. Secara teoritis
lingkungan, maka diperlukan sistem pengapian yang pembakaran sempurna menghasilkan unsur gas buang
9

yang ramah lingkungan yaitu unsur Korbondioksida Berdasarkan dari grafik dapat dilihat kalau CDI
(CO2) dan Uap Air (H2O). Digital Power Max Hyper Band lebih baik dibandingkan
dengan CDI Standar dari seluruh putran mesin pada sepeda
3. Hasil Penelitian 4 langkah dalm mengetur saat pengapian sehingga di dapat
3.1 Data Hasil Pengukuran Konsumsi Bahan Bakar. saat pengapian yang tepat agar emisi gas buang lebih bersih
dan konsumsi bahan bakar yang irit.

4. Pembahasan
Setelah dilakukan t tes dan dibandingkan, didapatkan
hasil t tes yang signifikan pada taraf signifikan 5 % dengan
t hitung lebih besar dari t tabel, dimana t tabel didapatkan sebesar
Data Hasil Pengukuran Kandungan Emisi Gas 2,920.
Buang
Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar dengan
menggunakan uji t.

Data hasil pengujian emisi gas buang CO dengan


menggunakan uji t.
3.2 Grafik Hasil Penelitian

Data hasil pengujian emisi gas buang HC dengan


menggunakan uji t.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan hasil uji statistik


dengan rumus uji t konsumsi bahan bakar dan emisi gas
buang CO, HC, diketahui terdapat pengaruh yang signifikan
dalm penggunaan CDI Digital Power Max Hyper Band
terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang CO,
HC pada sepeda motor Honda Tiger, hal ini dilihat dari hasil
10

data penelitiann setelah dilakukan analisis data dengan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang CO, HC
diperoleh angka thitung konsumsi bahan bakar pada putaran yang signifikan. Diperoleh angka thitung konsumsi
mesin 1400, 2500 dan 3500 rpm sebesar 4.37132, 3.87326 bahan bakar pada putaran mesin 1400, 2500 dan
dan 3.93340. Untuk emisi gas buang CO sebesar 10.65689, 3500 rpm sebesar 4.37132, 3.87326 dan 3.93340.
11.60204 dan 14.67181. Untuk emisi gas HC sebesar Untuk emisi gas buang CO sebesar 10.65689,
5.96864, 9.14872 dan 10.15795. Angka-angka tersebut lebih 11.60204 dan 14.67181. Untuk emisi gas HC
besar dari angka ttabel yaitu 2,920, dan bahwa menggunakan sebesar 5.96864, 9.14872 dan 10.15795. Angka-
CDI Digital Power Max Hyper Band pada sistim pengapian angka tersebut lebih besar dari angka ttabel yaitu
sepeda motor Honda Tiger dapat menurunkan konsumsi 2,920, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
bahan bakar sebesar 13.04155 %, emisi gas CO sebesar diajukan diterima pada taraf signifikasi 5%
54.91156 %, dan emisi gas HC sebesar 47.45658 %.
Penurunan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang CO, DAFTAR PUSTAKA
HC ini dikarenakan CDI Digital Power Max Hyper Band
Al Hadi, Hafizh. 2007. Pengaruh Penggunaan CDI BRT
lebih baik dalam mengatur saat pengapian dibandingkan (Bintang Racing Team) Terhadap Komsumsi
Bahan Bakar (Premium) dan Emisi CO Gas
dengan CDI standar sehingga di dapat saat pengapian yang
Buang Honda Mega Pro Tahun 2006. Skripsi
lebih tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Huang (2013), tidak diterbitkan. Padang UNP.
"Dengan konsep Digital semua perangkat yang dikendalikan
Arief Aszhari. 2013. Agustus 2013 Indonesia Terapkan
akan lebih presisi agar pembakaran lebih sempurna dan Standar Euro3.
Pada:http://autos.okezone.com/read/2013/07/03/5
hemat bahan bakar." Huang (2013) juga menambahkan
2/831432/agustus-2013-indonesia-terapkan-
Dengan CDI Digital, emisi yang dihasilkan juga sangat standar-euro3. Diakses tanggal 16 April 2014.
rendah itu sebabnya kami juga menyebut teknologi CDI
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Digital kami dengan GREEN CDI (CDI Hijau = ramah Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
lingkungan)." Hal ini menunjukan bahwa penggunaan CDI
Beni Setya Nugraha. 2007. "Aplikasi Teknologi Injeksi
Digital Power Max Hyper Band dapat menurunkan Bahan Bakar Elektronik (EFI) Untuk Mengurangi
Emisi Gas Buang Sepeda Motor." Journal
konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yokyakarta. Vol 5. No 2.
Halaman 696-706.
5. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian Dicky Maryanto 2009. "Penurunan Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Mmonoksida (CO) Dengan Penambahan
yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dapat
Arang Aktif Pada Kendaraan Bermotor di
diambil kesimpulan sebagai berikut: Yokyakarta." Journal Kesehatan Masyarakat. Vol
3.No 3. Halaman 198-205.
1. Penggunaan CDI Digital Power Max Hyper Band
dapat mempengaruhi penurunan konsumsi bahan Berenschot. 1980. Motor Bensin. Jakarta: Erlangga.
bakar sebesar 13.04155 %, emisi gas CO sebesar
Daryanto. 2003. Dasar-dasar Teknik Mobil. Jakarta: Bumi
54.91156 %, dan emisi gas HC sebesar 47.45658 Aksara.
%.
. 2004. Sistem Pengapian Mobil. Jakarta: PT
2. Hasil penghitungan data menggunakan uji t Bumi Aksara.
membuktikan bahwa CDI Digital Power Max
. 2013. Perinsip Dasar Mesin Otomoif. cv
Hyper Band pada sistim pengapian sepeda motor Alfabeta.
Honda Tiger dapat mempengaruhi penurunan
11

David, K. Iynkaran & Tandy. J. 1993. Basic Sugiarti. 2009. “Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya
Thermodynamics Applications And Pollution Bagi Kesehatan Manusia”. Journal Chemica. Vol
Control. Singapore : Ngee Ann Polytechnic. 10, No. 1. Hlm. 50 - 58.

Erjavec, Jack. 2000. Automotive Technology, A System Suharsimi, Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta:
Approach. London: Thomson Learning. PT Rineka Cipta.

Gunadi. 2010. “Pengaruh Waktu Pengapian (Ignition .2006. Prosedur Penelitian Suatu
Timing) Terhadap Emisi Gas Buang pada Mobil Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka cipta
dengan Sistem Bahan Bakar Sistem Injeksi
(EFI)”. Laporan Penelitian FT UNY. Hlm. 1 – Suratman, M. 2001. Servis dan Teknik Reparasi Sepeda
19. Motor. Bandung: Pustaka Grafika.

Gusti Bagus Wijaya Kusuma 2002. "Alat Penurun Emisi Suriansyah. 2011. “Pengaruh Medan Elektromagnet
Gas Buang Pada Motor, Mobil, Motor Tempel terhadap Emisi Gas Buang pada Motor Bensin 4
Dan Mesin Pembakaran Tak Bergerak." Journal Tak 1 Silinder”. Journal PROTON. Vol. 3, No. 1.
Teknologi. Vol 6. No 3. Halaman 95-101. Hlm. 19 – 24.

Huang, Tomy. 2013. BRT Intelligent Book. Cibinong: Syahrani, Awal. 2006. “Analisa Kinerja Mesin Berdasarkan
PT.Trimentari Niaga 72 Hasil Uji Emisi”. Journal SMARTEK. Vol. 4, No.
Cibinong: PT.Trimentari Niaga 4. No. Hlm. 260 - 266.

Jalius Jama dan Wagino. 2008. Teknologi Sepeda Motor Toyota, Step 2. 1972. Materi Pelajaran Engine Group Step
Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembina SMK. 2. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Lipson, Carles & Sheth, Narendra. J. 1973. Stastistical Toyota 1992. Training Manual Emission Control System.
Design And Analysis Of Engineering Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.
Experiments. Tokyo Japan : McGraw – Hill
Kogakhusa, Ltd. Universitas Negeri Padang. 2008. Buku Panduan Penulisan
Tugas Akhir / Skripsi Universitas Negeri Padang.
Marsudi. 2010. Sepeda Motor 4 Langkah. Yogyakarta: Andi. Padang: UNP Press.

Ngatmin. 2005. "Perbandingan Komsumsi Bahan Bakar Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
dan Emisi CO Gas Buang Pada Sistem Pengapian Tahun 2006. Tentang Ambang Batas Emisi Gas
Konvensional dan CDI Pada Honda C 70." Buang Kendaraan Bermotor Lama
Skripsi tidak diterbitkan. Padang UNP.
Pulkrabek, Willard W. 2004. Engineering Fundamental of
Nurjazuli, Setiani & Fikri. 2010. “Analisis Perbedaan the Internal Combustion Engine second edition.
Kapasitas Fungsi Paru pada Pedagang Kaki New Jersey: Pearson Prentice-Hall.
Lima Berdasarkan Kadar Debu Tatal di Jalan
Nasional Kota Semarang”. Journal Kesehatan Wahyu Hidayat ST. 2012. Motor Bensin Moderen. Jakarta:
Masyarakat Indonesia. Vol. 6, No. 1. Hlm. 66 - PT. Asdi Mahasatya.
75.
Wardan Suyanto. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta:
Shoguner. 2010. "Apa keuntungan dan ruginya antara CDI Depdikbut, Dirjen Pendidikan Tinggi PPLPTK.
standar dengan
CDInonlimiter?".pada:https://id.answers.yahoo.co Yamaha Technical Academy. Jakarta: Yamaha Motor Co.
m/question/index?qid=20090405173757AATB0U Ltd.
. Yesung Allo Padang. 2011. “Uji Eksperimental Konsumsi
Bahan Bakar Mesin Berbahan Bakar Biodiesel
Siswantoro, Lagiyono & Siswiyanti. 2012. “Analisa Emisi Minyak Kelapa Hasil Metode Kering”. Vol 1. No
Gas Buang Kendaraan Bermotor 4 Tak Berbahan 2. Hal. 3
Bakar Campuran Premium dengan Variasi
Penambahan Zat Aditif”. Journal Enginering. http://setkab.go.id/nusantara-11706-mendagri-perintahkan-
Vol. 4, No. 1. Hlm. 75 - 84. gubernur-bupati wali kota-wajibkan-uji-emisi-
untuk-perpanjangan-stnk.html. Diakses 28 April
Srikandi Fardiaz. 1992. Polusi air & udara.Bogor. Kanisius. 2014.
12

http://otomotif.metrotvnews.com/read/2014/05/17/242751/d
ata-penjualan-mobil-dan-motor-domestik-april-
2014. Di akses tanggal 7 Mei 2014.

http://www2.pom.go.id/public/siker/desc/produk/racunkarm
on.pdf.Diakses tanggal 13 juni 2014.

http://dinarmas12.blogspot.com/2014/03/honda-akhirnya-
setop-produksi-tiger.html. Di akses tanggal 17 Juni
2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Honda_Tiger. Diakses tanggal


17 Juni 2014.

http://rahmattkr2.wordpress.com/2011/01/21/cara-kerja-
sistem-pengapian-cdi/. Diakses tanggal 17 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai