Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN TANDA TANDA VITAL SEBAGAI RESPON

KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIF

Irwanto1, Narmawan2, Diah Indriastuti3


1,2,3
Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan Kendari
Jl. Jend. A.H Nasution No. G 89 Anduonohu Telp/Fax:0401-3190775 Kota Kendari
1
Rumah Sakit Permata Bunda kendari
Jl. Syech Yusuf, No. 9 Korumba, Mandonga, Telp : 0401-3131188 Kota kendari

Email Korespondensi : narmawanfebson@gmail.com

ABSTRAK
Pasien preoperative yang menjalani operasi pertama akan merasa cemas
mengakibatkan respons tubuh terhadap peningkatan tekanan darah, denyut nadi
dan pernapasan. Jika berlebihan, dapat memengaruhi keberhasilan
operasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tanda-tanda vital
sebagai respon kecemasan pada pasien preoperasi. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif komparatif pada 44 pasien preoperative. Subjek diambil dari populasi
dengan cara accidental sampling, kemudian diukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan dua kali, sehari sebelum operasi, dan lima menit sebelum anestesi.
Analisis statistic menggunakan uji wilcoxon menunjukan nilai ρ < α (ρ < 0,05)
yang berarti terdapat perbedaan tekanan darah (Sistol-Diastol), frekuensi nadi, dan
pernafasan sehari sebelum operasi dan lima menit sebelum anastesi. Kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan tanda-tanda vital pada pasien preoperative sebagai
respon kecemasan sehari sebelum operasi dan lima menit sebelum anastesi.
Saranmeningkatkan kesadaran, pemahaman, wawasan mutu pelayanan
keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan
kepada pasien preoperative terutama pada persiapan psikologis.

Kata Kunci : Kecemasan, Preoperatif, Tanda-tanda vital

ABSCTRACT. Preoperative patients who will undergo the first surgery will feel
anxious which results in the body's response in the form of increased blood
pressure, pulse and breathing. If it's excessive, this can affect the outcome of
successful surgery. This study aims to determine the differences in vital signs as
an anxiety response in preoperative patients. This study is a comparative
descriptive study of 44 preoperative patients. Subjects were withdrawn from the
population by accidental sampling, then measured blood pressure, pulse and
breathing twice, the day before surgery, and five minutes before anesthesia.
Wilcoxom test results show the value of ρ <α (ρ <0.05) which means there are
differences in blood pressure (Sistol-Diastole), pulse frequency, and respiration
before surgery and five minutes before anesthesia. The conclusion that there are
differences in vital signs (Blood Pressure, Pulse frequency, and Respiration) in
preoperative patients as an anxiety response to the day before surgery and five
minutes before anesthesia.

Key Word : Anxiety, preoperative, vital signs.


PENDAHULUAN 13% ,usia18-54 tahun 16%,usia55
tahun danlansia11,4% (1).
Tindakan operasi atau Data Tabulasi Nasional
pembedahan, baik elektif maupun Departemen Kesehatan Republik
kedaruratan merupakan peristiwa Indonesia menunjukan tindakan
kompleks yang menegangkan, operasi di Indonesia pada tahun 2012
sehingga pasien terkadang belum tentu mencapai 1,2 juta jiwa (8). National
langsung dapat menerimanya secara Comordibity Studymelaporkan bahwa
positif (1). Hal ini perlu adanya satudari empat orang memenuhi
adaptasi dan penyesuaian diri, namun kriteria untuk sedikitnya satu
kemampuan adaptasi seseorang gangguan kecemasan sebesar 17,7%
berbeda-beda sehingga dapat diIndonesia sendiri telah dilakukan
menimbulkan kondisi stress atau survey terkait dengan prevalensi
kecemasan (2). Kecemasan merupakan gangguan kecemasan psikosomatik
kesulitan dan kesusahan yang timbul preoperatif mencapai 11,6% dari usia
sebagai konsekuensi yang normal > 15 tahun dan umumnya pada
terjadi dari proses pertumbuhan, masyarakat perkotaan (3).
perubahan, pengalaman baru, dan Beberapa studi mengatakan
proses penemuan identitas diri (3). bahwa pasien dengan indikasi bedah
Respon kecemasan umumnya terjadi umumnya mengalami kecemasan
pada saat ataupun sebelum dilakukan mulai dari gejala ringan, sedang, berat
operasi pembedahan (4). dan sangat berat (9). Penelitian
Keperawatan preoperatif Mulyadi (2018) menunjukan bahwa
merupakan tahapan awal dari dari58totalsampel pasienpreoperatif
keperawatan perioperative (5). didapati pasien yang mengalami
Tindakan keperawatan preoperative kecemasan dengan tingkat kecemasan
merupakan tindakan yang dilakukan ringan (22,4%) 13 orang, kecemasan
oleh perawat dalam rangka berat(22,7%) 13 orang, kecemasan
mempersiapkan pasien untuk sedang (37,9%) 22 orang, dan
dilakukan tindakan pembedahan kecemasan sangat berat (3,5%) 2
dengan tujuan untuk menjamin orang dan pada tahun tahun2015
keselamatan pasien intraopeatif (6). terdapat 50 dari 700 pasienyang batal
Keperawatan intraoperatif dimulai dioperasi dikarenakan faktor
ketika pasien masuk atau dipindah ke psikologis yakni kecemasan (10).
instalasi bedah dan berakhir saat Reaksi kecemasan baik ringan,
pasien dipindahkan ke ruang sedang, berat maupun sangat berat
pemulihan (4). oleh karena Trauma bedah yang akan
Jumlah pasien dengan tindakan direncanakan akan menimbulkan
operasi mencapai angka peningkatan rentang respon baik fisiologis dan
yang sangat signifikan, secara global psikologis pada klien (5). Respon
pada tahun 2011 terdapat 140 juta fisiologis kecemasan dapat berupa
pasien diseluruh rumah sakit di dunia, perubahan tanda-tanda vital seperti
dan pada tahun 2012 diperkirakan tekanan darah, denyut nadi, dan
meningkat menjadi 148 juta jiwa pernafasan (11). Sedangkan respon
(7). Angka kejadian kecemasan psikologis yang terekspresi dalam
preoperatifdi Amerika tahun 2007 berbagai bentuk seperti marah,
dengan rata-rata 28% 9-17 tahun menolak atau apatis (12).
Kecemasan akan direspon secara dan saat akan dilakukan pembedahan.
fisiologis dengan beberapa perubahan Olehnya itu penelitian ini akan
pada tubuh, terutama pada tanda- mencoba mencari perbedaan tanda-
tanda vital, umumya dapat berupa tanda vital sebagai respon dari
peningkatan tekanandarah, denyut kecemasan pada pasien preoperative.
nadi, dan pernapasan (2). Apabila
peningkatan yang terjadi terlalu besar, METODE PENELITIAN
kerja jantung dan kebutuhan oksigen
juga akan meningkat, tubuh mensiasati Jenis penelitian ini deskriptif
hal tersebut dengan terjadinya komparatif, Jumlah Sampel 44 pasien
peningkatan tekanan darah, berdebar- preoperasi di RSUD Kota Kendari.
debar,dan napas yang dangkal dan Tehnik pengambilan sampel Non
pendek (13). Studi yang dilakukan probability Sampling dengan kreteria
terkait pembedahan pencabutan gigi Seluruh pasien preoperative di RSUD
bahwa dari 30 total sample pasien Kota Kendari, Bersedia Menjadi
preoperative pembedahan pencabutan subjek penelitian, operasi pertama kali
gigi, didapati pasien yang mengalami dan Umur 20-50 tahun. Data uji uji
perubahan tanda-tanda vital sebagai nonparametik wilcoxon mengunakan
respon kecemasan sehari sebelum SPSS versi 16.00.Penelitian ini telah
pembedahan pencabutan gigi di usia dilaksanakan di Ruangan rawat inap
16-25 tahun hasil untuk pengukuran bedah melati dan Instalasi Bedah
tekanan darah sistole rata-rata 106,1 Sentral RSUD Kota Kendari pada
mmHg dan diastole 72,4 mmHg dan tanggal 11 Juli - 2Agustus 2019.
tekanan darah pasien preoperative
lima menit sebelum tindakan anastesi
rata-rata tekanan darah sistole 115,5
mmHg dan diastole 77,7 mmHg.
Denyut nadi preoperative sehari
sebelum pembedahan pencabutan gigi
rata-rata 65,9 (kali/menit) dan denyut
nadi pasien preoperative lima menit
sebelum tindakan anastesi rata-rata
73,3 (kali/menit), sedangkan
pernafasan pada pasien preoperative
sehari sebelum pembedahan
pencabutan gigi rata-rata 16,7
(kali/menit) dan lima menit sebelum
tindakan anastesi rata-rata 20,7
(kali/menit) (12).
Studi tersebut diatas menunjukan
bahwa pasien yang akan menjalani
pembedahan preoperative umumnya
mengalami perubahan tanda tanda HASIL DAN PEMBAHASAN
vital oleh karena respon dari
kecemasan. Sampai saat ini belum ada Karakteristik responden
penelitian yang melakukan studi
terkait apakah terdapat perbedaan
tanda-tanda vital sebelum pembedahan
Tabel 1 Distribusifrekuensi berdasarkan
Tanda Vital Mean ± SD
karakteristik responden di Rumah
Sakit Kota Kendari (n = 44) TD sistol (mmHg)
Jumlah Sehari sebelum operasi 118,64 ± 5,099
Variabel Lima menit sebelum 131,82 ± 6.203
f (%)
Umur (tahun) (mean 34,07 ± 7,602 anastesi
± SD) 10 (22,7) TD diastol (mmHg)
20-30 27 (61,4) Sehari sebelum operasi 79,55 ± 3,015
31-40 7 (15,9) Lima menit sebelum 84,32 ± 6,611
> 40 anastesi
Jenis Kelamin Denyut Nadi kali/menit
Laki-Laki 24 (54,5) Sehari sebelum operasi 76,32 ± 3,581
Perempuan 20 (45,5) Lima menit sebelum 82,45 ± 1,210
Pendidikan anastesi
SD 5 (11,4) Pernafasan
SMP 5 (11,4) Sehari sebelum operasi 19,18 ± 1,167
SMA 18 (40,9) Lima menit sebelum 22,05± 1,210
Sarjana 16 (36,4) anastesi
Pekerjaan
PNS 12 (27,3) Tabel diatas menunjukan bahwa
Swasta 6 (13,6) tekanan darah sistol dan distol
IRT 13 (29,5) responden lima menit sebelum
Petani 8 (18,2) anastesi lebih tinggi dibandingkan
Tidak ada 5 (11,2) dengan sehari sebelum operasi rata-
rata sistol 131,82 ± 6,203 dan diastol
Tabel tabel diatas rata-rata umur 84,32 ± 6,611, denyut nadi responden
responden adalah (34,07 ± 7,602), lima menit sebelum anastesi lebih
jenis kelamin didominasi oleh laki-laki tinggi dibandingkan dengan sehari
24 (54,5%), jenis pendidikan sebelum operasi rata-rata 82,45 ±
terbanyak SMA 18 (40,9%), dan 1,210, dan pernafasan responden lima
pekerjan IRT 13 (29,5%). menit sebelum anastesi lebih tinggi di
bandingkan dengan sehari sebelum
operasi dengan rata-rata 22,05 ± 1,210.

Tabel 3 Perbedaan tekanan darah sistol


sehari sebelum operasi dan
lima menit sebelum anastesi di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tabel 2 Distribusi Rata-Rata Hasil
Kota Kendari.
Pengukuran tanda-tanda vital
Median
responden sehari sebelum Nilai
Variabel (minimum-
operasi dan limamenit sebelum ρ
maksimum)
anastesi di Rumah Sakit Kota
Kendari (n = 44)
TDsistol sehari 120 (100- menit sebelum anastesi di
sebelum 130) Rumah Sakit Umum Daerah
operasi Kota Kendari.
0,000
TD sistol lima 130 (110- Median
menit sebelum 140) Nilai
Variabel (minimum-
ρ
anastesi maksimum)
Denyut Nadi 78 (72-82)
Tabel Uji Wilcoxon, 42 subjek tekanan sehari sebelum
darah sistol meningkat dan 2 subjek operasi
tetap.Setelah dilakukan uji Wilcoxon Denyut Nadi 82 (80-86) 0,000
dengan taraf signifikan yang lima menit
ditetapkan adalah α < 0,05 pada sebelum
pengukuran tekanan darah sistol sehari anastesi
sebelum operasi dan lima menit
sebelum anastesi didapatkan ρ : 0,000. Tabel Uji Wilcoxon, 42 subjek denyut
Nilai ini berarti bahwa terdapat nadi meningkat dan 2 subjek
perbedaan tekanan darah sistol sehari tetap.Setelah dilakukan uji Wilcoxon
sebelum operasi dan lima menit dengan taraf signifikan yang
setelah operasi. ditetapkan adalah α < 0,05 pada
Tabel 4 Perbedaan tekanan darah pengukuran denyut nadi sehari
distol sehari sebelum operasi sebelum operasi dan lima menit
dan lima menit sebelum sebelum anastesi didapatkan ρ : 0,000.
anastesi di Rumah Sakit Nilai ini berarti bahwa terdapat
Umum Daerah Kota Kendari perbedaan denyut nadi sehari sebelum
Median Nilai operasi dan lima menit sebelum
Variabel (minimum- ρ anastesi.
maksimum)
TD distol 80 (70-90)
sehari sebelum
operasi
0,001
TD distol lima 80 (70-100)
menit sebelum
anastesi

Tabel Uji Wilcoxon, 19 subjek tekanan


darah distol meningkat,1 menurun,
dan 24 tetap. Setelah dilakukan uji Tabel 6 Perbedaan pernafasan sehari
Wilcoxon dengan taraf signifikan yang sebelum operasi dan lima
ditetapkan adalah α < 0,05 pada menit sebelum anastesi di
pengukuran tekanan darah distol Rumah Sakit Umum Daerah
sehari sebelum operasi dan lima menit Kota Kendari.
sebelum anastesi didapatkan ρ : 0,001. Median
Nilai
Nilai ini berarti bahwa terdapat Variabel (minimum-
ρ
perbedaan tekanan darah distol sehari maksimum)
sebelum operasi dan lima menit Pernafasan 20 (18-22) 0,000
sebelum anastesi. sehari sebelum
operasi
Tabel 5 Perbedaan denyut nadi sehari Pernafasan 22 (20-24)
lima menit
sebelum operasi dan lima
sebelum Hormone (ACTH). ACTH selanjutnya
anastesi akan mengaktifkan zona fasikulata
korteks adrenal untuk mensekresikan
Tabel uji Wilcoxon dengan taraf kortisol. Hipotalamus juga dirangsang
signifikan yang ditetapkan adalah α < untuk melepaskan Thirotropic
0,05 pada pengukuran pernafasan Releasing Hormone (THR) dan
sehari sebelum operasi dan lima menit kelenjar hipofisis anterior melepaskan
sebelum anastesi didapatkan ρ : 0,000. Thirotropic Hormone (TTH).TTH ini
Nilai ini berarti bahwa terdapat yang nantinya menstimulasi kelenjar
perbedaan frekuensi pernafasan sehari tiroid untuk mensekresikan hormon
sebelum operasi dan lima menit tiroksin. Kortisol dan tiroksin berperan
sebelum anastesi. pada peningkatan tekanan darah
(14,15).
Perbedaan tekanan darah sebagai Penelitian oleh Arini (2018)
respon kecemasan pada pasien memperkuat hasil penelitian ini
preoperatif sehari sebelum operasi menjelaskan bahwa seseorang yang
dan lima menit sebelum anastesi mengalami kecemasan menyebabkan
Hasil Tekanan darah sistol pemompaan darah ke jantung lebih
pada tabel 3 dari 44 responden cepat sehingga jantung bekerja lebih
diketahui rata-rata pengukuran tekanan cepat dan mengakibatkan tekanan
darah sistole sehari sebelum operasi darah meningkat, kecemasan akan
adalah 118,4 mmHg dan lima menit menimbulkan respon “fight or flight”.
sebelum anastesi 131,82 mmHg, Flight merupakan reaksi isotonik
menunjukan bahwa terjadi perbedaan tubuh untuk melarikan diri, dimana
tekanan darah pada pasien yang akan terjadi peningkatan sekresi adrenalin
menjalani operasi sehari sebelum kedalam sirkulasi darah yang akan
operasi dan lima menit sebelum menyebabkan meningkatnya denyut
anastesi dan tekanan darah distol pada jantung dan tekanan darah sistolik,
tabel 4 dari 44 responden diketahui sedangkan fight merupakan reaksi
rata-rata pengukuran tekanan diastole agresif untuk menyerang yang akan
sehari sebelum operasi adalah 79,55 menyebabkan sekresi noradrenalin,
mmHg dan Lima Menit Sebelum rennin angiotensin sehingga tekanan
anastesi 84,32 mmHg, menunjukan darah meningkat baik sistolik maupun
bahwa terjadi perbedaan Tekanan diastolik (13).
darah pada pasien yang akan Penelitian ini menunjukan adanya
menjalani operasi sehari sebelum stressor yang mempengaruhi tekanan
operasi dan lima menit sebelum darah pada pasien preoperatif yang
anastesi. diakibatkan oleh rasa cemas dengan
Peningkatan tekanan darah proses tindakan operasi pertama kali.
terjadi karena pasien tersebut sudah
mulai merasa cemas dengan proses Perbedaan denyut nadi sebagai
tindakan operasi yang akan dilakukan respon kecemasan pada pasien
untuk pertama kali. Kecemasan yang preoperatif sehari sebelum operasi
dialami oleh pasien preoperatif dan lima menit sebelum anastesi.
dipengaruhi oleh sistem endokrin Pada tabel 5 dari 44 responden
diaktifkan oleh kecemasan dengan diketahui rata-rata pengukuran denyut
cara menstimulasi hipotalamus agar nadi sehari sebelum operasi adalah
mensekresikan Adreno Corticotropin 76,32 kali permenit dan lima menit
sebelum anastesi 82,45 kali permenit,
menunjukkan adanya perbedaan SD 11,4% dan SMP 11,4% hal
denyut nadi sehari sebelum operasi tersebut akan mempengaruhi
dan lima menit sebelum anastesi. pemahaman yang diberikan saat
Peningkatan denyut nadi terjadi karena informconsent.
pasien merasa cemas dengan resiko
dari operasi. Perbedaan pernafasan sebagai
Kecemasan yang terjadi akan respon kecemasan pada pasien
terus menstimulasi sistem endokrin preoperatif sehari sebelum operasi
dan saraf otonom, hiperaktivitas dan lima menit sebelum anastesi
terhadap stimulan pada saraf otonom Padatabel 6 dari 44 responden
akibat rasa cemas akan mempengaruhi diketahui rata-rata pengukuran
berbagai sistem organ dan pernafasan sehari sebelum operasi
mengakibatkan gejala lainnya, seperti adalah 19,18 kali permenit dan lima
peningkatan denyut nadi (16). menit sebelum anastesi 22,5 kali
Peningkatan denyut nadi yang dialami permenit, menunjukkan adanya
pasien preoperatif terjadi seiring perbedaan pernafasan pada pasien
dengan peningkatan tekanan darah yang akan menjalankan operasi sehari
dimana kerja jantung akan lebih cepat sebelum operasi dan lima menit
sehingga mengakibatkan kontraksi sebelum anastesi. Tabel 6
ventrikel kiri semakin cepat dan menunjukkan bahwa perbedaan
menyebabkan denyut nadi semakin terbesar terjadi lima menit sebelum
cepat (13). anastesi. Pasien mengalami
Hal ini sejalan dengan peningkatan pernafasan karena cemas
penelitian oleh Arini (2018) dan dan takut dengan pengalaman operasi
Kasenda (2018) menjelaskan dari keluarga mereka.
kecemasan menyebabkan tubuh Jaringan Kemoreseptor perifer
mensekresikan hormon adrenal yang pada badan karotis dan aorta merespon
mengakibatkan denyut nadi pada perubahan konsentrasi O2, CO2,
meningkat, hormon tiroksin yang juga dan ion hidrogen. Seseorang yang
disekresi akibat kecemasan dapat cemas akan mengalami peningkatan
mengakibatkan metabolisme tubuh kadar CO2 dalam darah. Hal ini akan
meningkat. Metabolisme tubuh yang langsung direspon oleh tubuh dengan
meningkat akan mengakibatkan aliran mengirimkan sinyal pada pusat
darah semakin besar dan kerja jantung pernafasan dan diteruskan pada otot-
meningkat. Darah yang dipompa otot pernafasan dan diafragma. Hal ini
jantung akan menimbulkan gelombang mengakibatkan frekuensi pernafasan
bertekanan di sepanjang arteri. meningkat (hiperventilasi) hingga
Gelombang bertekanan meregang di konsentrasi O2, CO2, dan ion
sepanjang arteri selama darah hidrogen kembali seimbang. Sistem
mengalir. Regangan tersebut dapat saraf yang diaktivasi kecemasan akan
diraba sebagai denyut nadi (13,17). menyebabkan terlepasnya asetilkolin
Penelitian ini menunjukan dari nervus vagus. Asetilkolin akan
adanya kecemasan yang berikatan dengan reseptor pada otot
mempengaruhi denyut nadi pada polos bronkus dan mengakibatkan
pasien preoperatif yang diakibatkan peningkatan frekuensi pernapasan
oleh rasa cemas dengan resiko dari (13). Penelitian Kholifah (2016),
operasi pertama kali sebagian besar memperkuat hasil penelitian ini Saat
responden berpendidikan rendah yaitu mengalami kecemasan, seseorang
akan mengalami napas pendek-pendek dan menurunkan kerja saraf simpatis
untuk merespon, hal ini dikarenakan sehingga denyut jantung melambat.
fungsi pernapasan terganggu sehingga Perlambatan ini mengakibatkan denyut
pertukaran oksigen tidak menyeluruh nadi juga melambat. Sirkulasi darah
pada semua bagian paru akibatnya yang sudah kembali pada keadaan
akan terjadi penumpukan optimal akan dapat mengantarkan
karbondioksida dalam darah, untuk kebutuhan oksigen ke seluruh sel yang
mengatasinya,tubuh memerlukan membutuhkan sehingga sistem
oksigen yang diwujudkan dengan pernapasan juga merespon dengan
melakukan pernapasan yang cepat menurunkan frekuensinya. Pengaturan
(18). pernapasan dan tekanan darah dapat
Penelitian ini menunjukan saling mempengaruhi.Apabila tekanan
adanya kecemasan yang darah meningkat, Seseorang dapat
mempengaruhi denyut nadi pada mengatur pernapasannya untuk upaya
pasien preoperatif yang diakibatkan menurunkan tekanan darah. Seluruh
oleh rasa cemas dengan pengalaman respon tubuh ini akan berlangsung
operasi dari keluarga mereka sebagian hingga kebutuhan oksigen terpenuhi,
responden berusia muda 20-25 tahun tekanan darah kembali normal, dan
maka hal ini akan berpengaruh pada denyut nadi juga kembali normal
koping individu, dimana umur (13,19).
semakin tua diharapkan koping
mengatasi stress akan semakin baik. PENUTUP
Tabel 3, 4, 5 dan 6 Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan rata- analisis dan pembahasan maka dapat
rata tanda vital (tekanan darah, denyut diambil kesimpulan bahwa terdapat
nadi, dan pernapasan) pada perbedaan tanda-tanda vital sebagai
pengukuran yang dilakukan sehari respon kecemasan pada pasien
sebelum operasi dan lima menit preoperative. Disarankan
sebelum anastesi. operasi dianggap meningkatkan kesadaran, pemahaman,
sebagai stressor bagi subjek penelitian. wawasanmutu pelayanan keperawatan
Serabut saraf membalik semua proses dalam menerapkan asuhan keperawatan
yang disebabkan oleh kecemasan dan dan pendidikan kesehatan kepada
mengembalikan tubuh pada kondisi pasien preoperative terutama pada
normal. Penelitian Arini menjelaskan persiapan psikologis.
bahwa hilangnya penyebab rasa cemas
akan mengembalikan fungsi organ KEPUSTAKAAN
seperti semula karena impuls akibat
kecemasan pada otak sudah 1. Vellyana D, Lestari A,
menghilang (13). Rahmawati A. Jurnal Kesehatan
Putra (2017) dan Arini (2018) STIKes Muhammadiyah
menjelaskan peningkatan tekanan Pringsewu Lampung. Fakt yang
darah akan direspon tubuh dengan Berhubungan dengan Tingkat
tujuan untuk mengembalikan tekanan Kecemasan pada Pasien
darah dalam keadaan semula. Untuk Preoperative di RS Mitra
menurunkan tekanannya, pembuluh Husada Pringsewu.
darah akan melakukan vasodilatasi. 2018;8(1):1–5.
Stimulus dikirim ke otak untuk 2. Kuraesin ND. Faktor-Faktor
meningkatkan kerja saraf parasimpatis Yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Pasien Yang Akan Keperawatan Fak Keperawatan
Menghadapi Operasi Di Rsup Univ Padjadjaran. 2018;5(2):1–
Fatmawati Tahun 2009. Skripsi 12.
Fakt Yang Mempengaruhi 8. Anggraeni R. Pengaruh
Tingkat Kecemasan Pasien. Penyuluhan Manfaat Mobilisasi
2017;1–125. Dini Terhadap Pelaksanaan
3. Kurnia WRFMRA. Tingkat Mobilisasi Dini Pada Pasien
Kecemasan Pasien Pre-Operasi Pasca Pembedahan Laparatomi.
Di Rsud Dr.Soekardjo Kota Syntax Lit J Ilm Indones –
Tasikmalaya. J Kesehat Bakti ISSN 2541-0849 e-ISSN
Tunas Husada J Ilmu Ilmu 2548-1398 Poltekes Yapkesbi
Keperawatan, Anal Kesehat dan Sukabumi. 2018;3:107–21.
Farm. 2019;19:1–6. 9. Kasana N. Hubungan antara
4. Kuraesin, Dewi N. Faktor- komunikasi terapeutik dengan
Faktor Yang Mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien
Tingkat Kecemasan Pasien pre operasi sectio caesarea di
Yang Akan Menghadapi ruang ponek rsud karanganyar.
Operasi Di Rsup Fatmawati. Skripsi Kesehat Komun Ter
Skripsi Tingkat Kecemasan dengan tingkat kecemasan
Univ Islam Negri Syarif STIKes Kusuma Husada.
Hidayatulah jakarta. 2018;1– 2018;17.
125. 10. Mulyadi FIEB, Malara R,
5. Sumbara WKRM. Perbedaan Program. Hubungan Pemberian
Tingkat Kecemasan Sebelum Informed Consent Dengan
Dan Sesudah Pelaksanaan Tingkat Kecemasan Pasien
Komunikasi Terapeutik Pada Preoperasi Kategori Status Fisik
Pasien Pre Operasi Mayor Di I-Ii Emergency American
Ruang Perawatan Bedah Rsu dr. Society Of Anesthesiologists
Slamet Garut. J Pros Semin Nas (Asa) Di Instalasi Gawat
dan Disem Penelit Kesehat Darurat Rsup Prof. Dr. R. D.
STIKes Bakti Tunas Husada Kandou Manado. ejournal
Tasikmalaya, 21 April 2018 Keperawatan Ilmu Keperawatan
ISBN978-602-72636-3-5. Fak Kedokt Univ Sam
2018;5(April):1–6. Ratulangi. 2018;3(2).
6. Aap Apipudin1, Heni Marliany 11. Rizky Ika Winda, Fathra Annis
2, Arif Nandang 3. Jurnal Nauli YH. Faktor-Faktor Yang
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Mempengaruhi Tingkat
Volume13, No. 1February Kecemasan Pasien Fraktur
2017. Penatalaksanaan Tulang Panjang Pra Operasi. J
Persiapan Pasien Preoperatif Di Kecemasan Pasien Pra Operasi
Rumah Sakit Umum Drh Progr Stud Ilmu Keperawatan
Kabupaten Ciamis. Univ Riau. 2018;7–9.
2017;13(1):2–7. 12. Arini FN. Perubahann Tanda
7. Ningrum T puspita, Mediani Vital Sebagai Gejala Rasa
HS. Faktor-Faktor yang Cemas Sebelum Melakukan
Berhubungan dengan Kejadian Tindakan Pencabutan Gigi Pada
Wound Dehiscence pada Pasien Mahasiswa Tingkat Profesi Di
Post Laparatomi. J Klinik Bedah Mulut Rsgm
Universitas. Skripsi Perubahan Rendah. J e-Biomedik
Tanda Vital Sebagai Gejala Perbandingan Denyut Nadi.
Rasa Cemas Univ Jember. 2017;2(1).
2017;1–61. 18. Kholifah N. Perbandingan
13. Arini FN, Adriatmoko W, Tingkat Kapasitas Vital Paru
Novita M. Jurnal Perubahan Siswa Yang Mengikuti
Tanda Vital sebagai Gejala Ekstrakurikuler Bulutangkis
Rasa Cemas. Perubahan Tanda Dan Ekstrakurikuler Bolavoli
Vital sebagai Gejala Rasa Di Sma Negeri 1 Sedayu.
Cemas sebelum Melakukan Skripsi Perbandingan Tingkat
Tindakan Pencabutan Gigi pada Kapasitas Vital Paru Fak Ilmu
Mhs Profesi Klin Bedah Mulut Keolahragaan Univ Negeri
RSGM Univ Jember. Yogyakarta. 2016;1–95.
2018;5(2):1–8. 19. Putra EK. Pengaruh Latihan
14. Permatasari R. Hubungan Napas Dalam Terhadap
Kecemasan Dental Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada
Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di
Pasien Ekstraksi Gigi Di Wilayah Kecamatan Karas
Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Kabupaten Magetan. Naskah
Pendidikan (Rsgmp) Hj. Publ Univ Muhammadiyah
Halimah Dg. Sikati Makassar. Surakarta. 2016;1(4):1–14.
Skripsi Hub Kecemasan Dent
Dengan Perubahan Tekanan
Darah Pasien Ekstraksi Gigi Di
Rumah Sakit Gigi Dan Mulut
Pendidik Univ Hasanuddin Fak
Kedokt Gigi. 2018;1–57.
15. Ary E. Kolerasi Tekanan Darah
Terhadap Kecemasan Pasien
Hipertensi. J Kolerasi Tekanan
Darah Terhadap Kecemasan
Pasien Hipertens Fak Kedokt
Univ Sumatera Utara Medan
2012. 2017;1–13.
16. Dinda Putri Amir, Detty Iryani
LI. Hubungan Tingkat
Kecemasan dalam Menghadapi
Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) dengan
Kelulusan OSCE pada
Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas
Andalas. J Kesehat Tingkat
Kecemasan. 2016;5(1):139–44.
17. Kasenda I, Wungouw SMH.
Perbandingan Denyut Nadi
Antara Penduduk Yang Tinggal
Di Dataran Tinggi Dan Dataran

Anda mungkin juga menyukai