Oleh:
Pembimbing:
Lucky Riawan, drg., Sp.BM.(K)
PENDAHULUAN
1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Persiapan Pasien
Secara umum persiapan pasien sebelum pembedahan dapat dilakukan pada ruang perawatan dan
ruang operasi. Selain itu sebelum memasuki ruang operasi pasien berada diruangan khusus untuk
pemeriksaan ulang dan dimanfaatkan untuk pemeriksaan akhir sebelum masuk key meja operasi,
seperti pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, dan evaluasi dari dokter anastesi. Persiapan
pasien ini terdiri dari berbagai macam untuk mendapatkan proses dan hasil pembedahan yang
baik serta mengurangi resiko terjadinya komplikasi. Persiapan prabedah pada pasien tersebut
antara lain:
6
1.7 Persediaan darah
Pada persiapan ruangan juga ada pemeriksaan kelengkapan penunjang operasi, adanya
persediaan darah merupakan hal yang vital didalam ruangan operasi.Persediaan darah ini
dimaksudkan untuk menjadi cadangan apabila saat pembedahan terjadi komplikasi atau
perdarahan sekunder, sehingga dokter dapat menangani pasien dengan efektif dan efisien.
1.8 Puasa
Penderita yang akan dipersiapkan operasi dengan pembiusan umum membutuhkan puasa
beberapa jam sebelum operasi dijalankan. Lamanya puasa berkisar antara 6 sampai 8 jam
sebelum operasi dilakukan. Tujuan dari puasa ini adalah untuk pengosongan lambung dan
kolon agar terhindar dari aspirasi (masuknya cairan lambung key paru-paru) atau reflex
muntah disaat penderita tidak sadar, dan untuk menghindari kontaminasi feses ke area
pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Pada pembiusan
local masalah ini bisa diabaikan.
1.11 Premedikasi
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan diberikan obat-obatan premedikasi untuk
memberikan kesempatan kepada pasien untuk istirahat yang cukup. Obat-obatan premedikasi
ini juga berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan tubuh, mengurangi kecemasan dan
ketakutan, mengurangi mual dan muntah, mengurangi keasaman lambung, serta berfungsi
untuk memperkuat efek hipnotik pada penggunaan anastesi umum.Obat-obatan premedikasi
yang diberikan biasanya adalah Benzodiazepine, fenotiazin, analgetik, dan untuk operasi
yang cukup berat dapat diberikan valium.
Pemberian obat-obatan premedikasi dapat menginduksi obat-obat anastesi, memelihara, dan
memberikanpemulihan yang baik. Pemberian dosis dan jenis obat premedikasi ini
dipertimbangkan dengan usia, berat badan, keadaan fisik dan psikis, serta teknik anastesi dan
pembedahan yang akan dilakukan.
Dalam kasus pembedahan apabila selama praevaluasi pasien dianggap tidak layak untuk
melakukan operasi bedah, maka operasi harus ditunda sampai waktu key depan ketika pasien
dinilai layak untuk menjalani operasi bedah tersebut, kecuali pada kasus pembedahan yang
mengancam jiwa. Oleh karena itu, demi kelancaran kinerja operasi bedah maka persiapan
pasien secara menyeluruh sebelum operasi bedah harus benar-benar dilaksanakan dengan
baik.
8
2. Persiapan Tim Bedah / Surgical Team (Dokter dan Stafnya)
Tim bedah terdiri dari operator (dokter) dan asistennya, dokter anastesi /anesthetist, scrub
nurse dan circulating nurse. Operator bertindak sebagai kepala tim, dimana operator
memiliki tanggung jawab dan instruksinya dipatuhi oleh semua anggota tim bedah.
9
Gambar 1. Dressing operator dan asisten steril
10
Berikut ini merupakan urutan yang dilakukan dalam mempersiapkan tangan dan lengan :
Persiapan
Menempatkan topi untuk menutupi rambut selutuhnya, dan menempatkan masker
untuk menutupi hidung dan mulut. Gulung lengan sampai diatas siku. Lepaskan seluruh
perhiasan dan jam tangan. Kuku harus pendek dan halus.
Prosedur
Alirkan air dari wastafel sampai suhu yang diinginkan. Cuci tangan dan lengan
bawah dengan seksama, dan bersihkan kuku jari dengan orangewood stik.
Dimulai dengan menyikat telapak tangan.. Sikat telapak dalam tiga bagian, dari
kelingking ke ibu jari (sikat seluruh empat permukaan tiap jari), kemudian balik tangan
dan sikat buku-buku jari, kemudian sikat lengan dan siku, yakinkan untk
menggosok ruang interdigital secara seksama ketika menggosok punggung masing
masing jari, sampai ke pergelangan tangan. Setelah menggosok satu tangan dan lengan,
lakukan prosedur yang sama untuk tangan yang lain. Pembilasan tangan dan lengan,
secara seksama menguras mereka dari ujung jari sampai siku. Bilas sikat. Matikan
air dengan sikat dan singkirkan sikat. Berjalanlah ke ruang operasi, angkat tangan keatas,
dan perawat akan menyediakan handuk kering.
11
Gambar 1. Teknik Mencuci Tangan
12
Jubah (pakaian) dan sarung tangan,
Tangan dan lengan dikeringkan dengan handuk bersih, dan tiap anggota dari tim
bedah memakai jubah steril. Tangan iberikan bedak steril oleh suster sebelum
menggunakan sarung tangan steril. Teknik aseptik yang sempurna mengharuskan sarung
tangan dipasang tanpa menyentuh permukaan luar dengan tangan. Dari poin ini operator
dan semua personel steril harus peduli bahwa lingkungan dibawah bidang operasi
dipertimbangkan kontaminasinyadan tidak boleh disentuh.
13
14
Gambar 2a. Cara memakai jubah
15
Gambar 2b. Cara memakai sarung tangan
16
3.3 Triad barrier
Untuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staf dan pasiennya,maka
digunakan triad barrier yaitu masker, sarung tangan dan kacamata pelindung.Sarung
tangan uji disposable yang non steril bisa digunakan untuk kebanyakan prosedurbedah
mulut. Apabila sterilitas sangat diperlukan, misalnya pemasangan implan atau bahan
aloplastik untuk menambah linggir (ridge), dapat digunakan sarung tangan steril.
Kekurangan sarung tangan uji ialah bahwa hanya mempunyai satu ukuran saja
atau berukuran S, M, L yang membatasi akurasi pemakaian dengan tepat. Juga agak
sedikittebal dibandingkan sarung tangan bedah, sehinggamengurangi sensasi taktil pada
tangan. Meski demikian,keuntungan utamanya ialah harganya yang murah. Masker dapat
dengan mudah dibeli di toko. Masker dengan tali lebih mudah digunakan untuk jangka
panjang daripada yang menggunakan elastik. Keuntungan masker elastik ialah dapat
dilepas dengancepat dan mudah bila ingin dibuka sewaktu-waktu. Seperti halnya sarung
tangan masker harus digantisetiap kali ganti pasien.Kacamata pelindung yang terbuat dari
plastic dan ringan melengkapi triad barier tersebut. Perlindungan mata dari saliva,
mikroorganisme, aerosol, dan debrissangatdiperlukan untuk operator maupun asistennya
17
3.4 Imunisasi
Pelindung yang paling mudah digunakan dan yang paling jarang digunakansebagai
sumber perlindungan untuk dokter gigi dan staf adalah imunisasi, misalnyaHeptavax-B
untuk perlindungan terhadap hepatitis B
4.1 Ruangan
Dekontaminasi
Kebersihan saja tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kontaminasi silang.Dekontaminasi permukaan-permukaan yang tersentuh sekresi mulut
pasien, instrument atau tangan operator biasanya bisa diatasi dengan bahan kimia
antikuman. Semua permukaan kerja yang terkontaminasi, pertama-tama dilap dengan
handuk pengisap untuk menghilangkan bahan-bahan organic kemudian didesinfeksi
dengan larutan pemutih (Clorox diencerkan dalam perbandingan 1 : 10 sampai dengan 1 :
100 tergantung bahan organic yang ada). Hal tersebut dilakukan setiap hari.Pemutih
adalah salah satu bahan antikuman yang murah dan efektif, namun perlu diperhatikan
bahwa bahan ini bersifat korosig terhadap logam khususnya aluminium.
Pelindung permukaan
Kertas dengan lapisan kedap air, aluminium foil atau plastic yang jernih bisa
dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah terkontaminasi dengan darah atau
saliva, yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan lampu dan kepala unit
18
sinar X. penutup ini dibuka oleh personel yang menggunakan sarung tangan pada akhir
suatu tindakan pembedahan, kemudian diganti dengan yang bersih (sesudah melepas
sarung tangan atau mengganti sarung tangan). Selama prosedur pembedahan, permukaan
yang tidak terlindung misalnya pengontrol kursi atau lampu operasi bisa diatur atau
digunakan tanpa menimbulkan kontaminasi dengan menggunakan sponge bedah 4x4 dan
tangan yang memakai sarung tangan sebagai barier tambahan.Idealnya pengontrolan
dengan tangan sebaiknya dihindarkan atau dikurangi.Tempat kumur, dispencer untuk
sabun dan pengontrol kursi sebaiknya menggunakan peralatan yang bisa dioperasikan
dengan kaki.
Pearalatan yang tajam
Peralatan yang tajam yang biasanya digunakan didalam prosedur bedah mulut dan
sering terkontaminasi darah dan saliva misalnya, jarum suntik, jarum jahit, Man (blade)
skapel, elevator periosteal, dan elevator akar, dianggap berpotensi untuk menginfeksi dan
harus ditangani dengan cara khusus untuk mencegah luka yang tidak sengaja. Untuk
menghindari kontak yang tidak diperlukan, semua peralatan disposable ditempatkan
dalam wadah yang diletakkan sedekat mungkin dengan tempat penggunaannya. Jarum
yang kotor jangan dibengkokkan, dipatahkan/ ditutup, atau dengan kata lain jangan
dipegang dengan tangan. Untuk pengulangan suntikananastesi local, sebaiknya jarum
ditempatkan terbuka diatas tempat steril ketimbang harus melepas tutup jarum sekali
lagi.Kunci keberhasilan penanganan alat-alat tajam yang terkontaminasi adalah
mengurangi frekuensi pemakaiannya sehingga menurunkan kesempatan terjadinya
tusukan atau goresan yang tidak disengaja.Secara umum, semua alat yang disposable
diautoclaf dulu sebelum dibuang.Pada kasus perawatan pasien yang menular, peralatan
disposibel dibungkus rangkap dua sesegera mungkin sesudah digunakan.
19
4.2 Alat
Langkah persiapan alat adalah sebagai berikut :
Menghilangkan debris
Diperlukan ruangan atau tempat yang terpisah untuk mempersiapkan
peralatan.Bak yang dibuka untuk menyikat alat biasanya dianggap sudah terkontaminasi
dan tidak boleh digunakan untuk mencuci tangan.Apabila bak cuci tangan yang terpisah
tidak ada, maka bak tersebut harus diguyur dan didekontaminasi dahulu dengan
menggunakan desinfektan yang terdapat dalam EPA.Orang yang menyikat peralatan
harus memakai sarung tangan yang tebal.Semua saliva, darah, atau sisa jaringan
dibersihkan sebelum dilakukan sterilisasi dan desinfeksi.Dianjurkan memakai pembersih
ultrasonic.
Pengemasan peralatan
Membungkus peralatan yang benar, baik menggunakan kain yang bisa dipakai
ulang, atau menggunakan bungkus sekali pakai ialah dengan dua lapis.Semua peralatan
yang berengsel harus dalam keadaan terbuka.Pengemasan ini dilengkapi dengan pita
indicator yang peka panas atau uap yang dengan perubahan warnanya bisa menunjukkan
bahwa bungkusan tersebut sudah diautoklaf.Sebaiknya alat dibungkus dalam plastic
jernih yang diklip, diplester, atau direkat dengan pita indicator.Tanggal dilakukannya
autoklaf dicatat pada bagian luar setiap bungkusan.Peralatan yang dibungkus hanya satu
lapis harus di autoklaf lagi dalam 30 hari, sedangkan yang dibungkus rangkap dua dapat
bertahan sampai 6 bulan.
Peralatan siap pakai/disposable
Sterilitas dapat dengan mudah dipastikan pada keadaan kritis alat-alat siap pakai.
Yang paling penting adalah jarum suntik yang digunakan untuk anastesi local atau bahan
lain. Jarum tersebut terbungkus sendiri-sendiri dan disterilkan, sihingga dijamin
ketajaman dan sterilitasnya.Pemasangan jarum pada selubungnya jangan dilakukan
dengan tangan.Apabila tidak ada alternative lain untuk memasang selubung jarum, maka
bisa digunakan hemostat/ needle holder.
20
Benang dan jarum jahit juga tersedia dalam bentuk siap pakai. Ini ialah yang
disebut armed suture yaitu jarum yang disatukan dengan benang jahitnya. Bilah scalpel
dan kombinasi bilah tangkai juga tersedia dalam bentuk steril untuk sekali
pemakaian.Sarung tangan steril baik yang panjang maupun yang pendek menjamin
adanya asepsis dan dibungkus rangkap dua untuk menjamin bahwa pada waktu
pemakaian tidak terkontaminsai.Sebagian besar agen hemostatik, bahan pengganti tulang
alloplastik, dan material untuk implant tidak membutuhkan sterilisasi lagi.
Sponge dan bahan-bahan dressing biasanya tersedia dalam bungkusan steril yang
terpisah. Penutup yang steril, idealnya dengan pelindung plastic digunakan apabila
diperkirakan akan terjadi kontaminasi oleh darah atau saliva. Sebagian peralatan
dibungkus dengan system peel down. Dibungkus rangkap dua sehingga memungkinkan
orang yang tidak menggunakan sarung tangan membuka dan menyerahkan isinya kepada
orang lain yang sudah memakai sarung tangan atau menaruh isisnya diaatas tempat steril.
Apabila bungkusnya sobek, peralatantersebut sebaiknya jangan digunakan.Meskipun bisa
diautoklaf, tidak ada peralatan disposibel yang boleh digunakan ulang.
Meja tempat instrument steril
a. Meja instrument diatur oleh scrub nurse
b. Terdiri dari alat-alat yang steril dan semua instrument yang dapat digunakan dalam
bedah mulut.
c. Meja ini tidak boleh sampai terkontaminasi selama operasi sedang berjalan.
d. Meja instrument sebaiknya ditutup oleh kain steril
e. Peralatan yang dibutuhkan ditranfer key rak mayo dengan penjepit instrument yang
steril.
Untuk mendapatkan tingkat sterilisasi/desinfeksi yang layak, maka alat-alat digolongkan
sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya, yaitu:
1. Alat-alat kritis
Untuk menentukan tingkat sterilisasi/ desinfeksi yang layak, maka alat-alat
digolongkan sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya.Alat-alat kritis adalah alat yang
berkontak langsung dengan daerah steril pada tubuh yaitu semua struktur atau jaringan
21
yang tertutup kulit/mukosa, karena semua ini mudah terserang infeksi.Peralatan kritis
harus steril sebelum digunakan. Termasuk dalam kategori ini yaitu : jarum suntik,
scalpel, elevator, bur, tang, jarum jahit, dan peralatan untuk implantasi (mis: implant,
bahan alloplastik dan bahan hemostatik). Apabila memungkinkan sebaiknya peralatan
disterilisasi dengan autoklaf.
Apabila penggunaan autoklaf tidak memungkinkan, desinfeksi yang sangat baik dapat
dicapai dengan menggunakan bahan kimia yang terdaftar pada US EPA, waktu
pemaparan tergantung pada instruksi pabrik.Diikuti dengan pembasuhan menggunakan
air steril. Cara lain untuk mensterilkan ialah dengan merendam dalam air mendidih
selama paling sedikit 10 menit.
2. Pembungkusan.
Setelah instrument di cuci, maka di lakukan pembungkusan.
23
3. Proses sterilisasi.
Proses sterilisasi yang biasa digunakan di kedokteran gigi adalah :
a. Autoclave
Sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, merupakan metoda yang
paling efektif untuk membunuh spora yang resisten serta fungus.Alat-alat yang
disterilkan dengan menggunakan autoclave biasanya dibungkus dulu dalam kasa,
biasanya di sterilisasi dalam satu paket bedah.Pembungkusan denga kain kasa ini
gunanya untuk mempertahankan sterilitas alat atau bahan beberapa hari di luar
autoclave. Lama waktu sterilisasi dengan menggunakan autoclave adalah 30 menit
pada suhu 1210C (2500F), dengan tekanan 20 pon (10 Kg).
24
b. Panas kering (Dry Heat)
Teknik ini sering digunakan di kedokteran gigi, dapat mensterilkan instrument,
powder, minyak, bone wax dan bahan- bahan lain yang tidak tahan dengan
menggunakan sterilisasi dingin, autoclave dan lain-lain. Kelebihan dari cara ini
adalah tidak merusak kaca, tidak mengakibatkan alat berkarat. Kerugiannya adalah
membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan autoclave
.
c. Sterilisasi secara kimiawi
Sterilisasi dengan cara merendam semua instrument dalam cairan kimia, antara lain
klorin. Selama 10 jam, dan selama masa perendaman tidak boleh memasukkan alat-
alat baru lagi ke dalam tempat perendaman.
25
4. Penyimpanan aseptic.
Setelah di sterilkan, alat di simpan pada tempat penyimpanan yang steril.
26
B. Desinfeksi
Pada saat sterilisasi tidak memungkinkan, desinfeksi tingkat tinggi adalah satu-satunya
alternative yang dapat diterima untuk proses terakhir peralatan dan benda pakai ulang.
Desinfeksi tingkat tinggi membunuh semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora
penyebab penyakit, seperti tetanus.
1. Merebus semua instrument selama 20 menit.
2. Mengukus semua instrument selama 20 menit.
3. Merendam instrument dalam larutan klorin 0,1 % atau glurtaraldehid 2 % selama
20 menit.
Asepsis Laboratorium
Banyak praktisi dokter gigi secara teratur mengirimkan bahan klinis pada laboratorium: berupa bahan
hasil cetakan, protesa yang dikirim pada tekhniker laboratorium kedokteran gigi. Atau contoh mengenai
sample penyakit seperti spesimen biopsi atau abses. Dokter gigi dapat melakukan pengiriman semua bahan
tersebut. Untuk dapat menyingkirkan resiko terjadinya penyebaran penyakit selama pengangkutan atau dalam
laboratorium, saliva dan darah harus secara hati-hati dibersihkan dari bahan cetak dan protesa gigi dengan
pencucian pada air mengalir dan kemudian dilakukan desinfeksi kemudian menempatkan ke dalam tas plastik
sebelum dibawa ke laboratorium. Penggunaan desinfectan spray mungkin akan lebih bermanfaat dalam
menghindari decontaminasi mikroba pada permukaan bahan cetakan.
27
laboratorium kedokteran gigi harus memperhatikan kebersihan tempat dan area sekitarnya( tidak ada
kontaminasi ) dan juga prosedur untuk penyucihamaan bahan dan permukaan, seperti halnya penggunaan obat
pembasmi hama harus tepat waktu dan teratur. Merokok dan makan harus dilarang.
Spesimen mikrobiologi yang dikirim ke laboratorium harus terjamin dan tertutup rapat untuk menghindari
kontaminasi pada tangan yang membawanya.Bentuk pengiriman harus tertutup untuk mencegah terjadinya
kontaminasi.Specimen biopsi harus ditempatkan dalam suatu botol dengan penutup yang aman untuk
mencegah kebocoran selama pengangkutan.Perlu diperhatikan prosedur pada saat pengambilan spesimen
untuk menghindari kontaminasi permukaan eksternal dari botol.
28
KESIMPULAN
Persiapan bedah yang baik akan memberi pengaruh baik pulaterhadap kondisi pasca
operasi. Persiapan sebelum bedah sangat diperlukan untuk berbagai hal, diantaranya untuk
indikasi operasi, untuk evaluasi dan mengatasi kecemasan pasien, untuk kejelasan hokum dan
perjanjian, serta yang terpenting adalah untuk meminimalisir komplikasi pada pasien setelah
pembedahan dilaksanakan.Persiapan prabedah ini terdiri dari tiga persiapan, yaitu persiapan
pasien, persiapan operator staf, dan persiapan alat dan ruangan.
Persiapan pasien terdiri dari persiapan mental, persiapan fisik, riwayat penderita,
pemeriksaan penunjang dan skrining, konsultasi medis, keadaan gizi, persediaan darah, puasa,
kebutuhan cairan basal dan elektrolit, antibiotika propilaksis dan premedikasi
Persiapan dokter dan stafnya terdiri dari dressing operator dan asisten, persiapan tangan dan
lengan, triad barrier, dan imunisasi.
Persiapan alat dan ruangan terdiri dari dekontaminasi ruangan, pelindung permukaan,
peralatan yang tajam. Alat-alat disterilisasi dengan cara penghilangan debris, pengemasan alat
yang baik, alat yang siap pakai dan sekali pakai, serta mempersiapkan meja untuk alat-alat steril.
Alat-alat dalam pembedahan terdiri dari alat-alat kritis, alat-alat semi kritis, dan alat non
kritis yang berbeda-beda proses sterilisasinya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Pederson, Gordon W. 1996. Buku ajar praktis Bedah Mulut.Jakarta :penerbit buku kedokteran
EGC.
Archer W. H. 1975. Oral maxillofacial Surgery 5th ed. W.B. Saunders
Sabiston. 1992. Buku Ajar Bedah. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC
Pallasch TJ. 2003. Antibiotic Prophylaxis. Endodontic.
Walling ADs. 2005. Antimicrobial Prophylaxis for Surgical Site Infections. Am Fam Physician
30