Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Kesehatan pada Pasien di Kamar operasi

Solo – Pada pasien di Rumah Sakit ketika akan menjalani tindakan operasi banyak
sekali ditemukan permasalahan yang terjadi. Seperti ketakutan yang berlebihan, kecemasan
akan tindakan operasi dan lain – lain. Menurut penelitian dari Prima Trisna Aji tahun 2020
bahwa pada pasien yang akan menjalani tindakan kateteriasi jantung mengalami tingkat
kecemasan yang tinggi dan berakibat pada peningkatan tanda – tanda vital terutama
peningkatan tekanan darah. Padahal pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi
jantung dikamar operasi harus memiliki tanda – tanda vital yang normal termasuk tekanan
darah, Heart rate, Respirasi, Saturasi Oksigen dan Keadaan Umum.

Tak jarang banyak pasien yang gagal dilakukan tindakan operasi dikarenakan kondisi
umum yang belum siap dilakukan tindakan operasi. Untuk itu pentingnya tenaga medis
memberikan pendidikan kesehatan pada pasien ketika akan ke kamar operasi sangatlah
penting. Tindakan operasi kepada pasien memerlukan edukasi supaya pasien dan keluarga
pasien tidak mengalami ketakutan yang berlebihan. Ketakutan yang berlebihan pada pasien
yang menjalani operasi akan memunculkan hormon yang merugikan tubuh. Sehingga akan
memicu peningkatan tanda – tanda vital pada pasien yang tidak wajar.

Pendidikan kesehatan dikamar operasi merupakan suatu bentuk tindakan mandiri


keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat
sebagai perawat pendidik kepada pasien yang sedang menjalani persiapan, pelaksanaan
hingga pasca dilakukan tindakan operasi. Hal ini penting dilaksanakan kepada pasien dan
keluarga pasien supaya tidak ketakutan ketika akan menjalani tindakan operasi.

Tujuan dilakukan pendidikan kesehatan dikamar operasi antara lain : menjelaskan


tindakan prosedur selama dikamar operasi, memudahkan pasien untuk beradaptasi selama
dikamar operasi, mengatasi kecemasan pasien, memberikan pengetahuan kepada pasien
tentang perawatan selama dikamar operasi, mengurangi resiko selama tindakan dikamar
operasi, memudahkan tindakan selama dikamar operasi dan membuat pasien menjadi
kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan dikamar operasi.

Sedangkan sasaran untuk pendidikan kesehatan dikamar operasi adalah pasien dan
keluarga pasien. Keluarga pasien dilibatkan dalam pendidikan kesehatan dikarenakan
keluarga pasien merupakan orang terdekat pasien yang akan mendampingi pasien selama
menjalani rawat inap di Rumah Sakit dan ketika menjalani operasi dikamar operasi.
Kedekatan pasien dan keluarga pasien akan mendorong percepatan waktu pemulihan
kesembuhan bagi pasien.

Pendidikan kesehatan dikamar operasi meliputi persiapan operasi seperti : persiapan


fisik, persiapan psikologis dan persiapan operasi. Pemeriksaan fisik pasien meliputi
pengukuran tekanan darah, suhu, heart rate, pernafasan, berat badan, tinggi badan, tingkat dan
lokasi nyeri, pencukuran rambut yang akan dioperasi. Pada operasi khusus dilakukan
persiapan kulit, dengan cara membersihkan kulit diarea yang akan dioperasi : bethadine 10%
dan alkohol 70%. Sedangkan kebersihan diri meliputi : Mencuci rambut, mandi H-1 sebelum
operasi, pemasangan kandung kemih dan tes Alergi obat.

Persiapan Psikologis pasien meliputi mendapat penjelasan tentang prosedur dan


perawatan selama operasi, paham tentang operasi hingga memberikan tanda tangan pada
lembar persetujuan operasi, keluarga memberikan suport kepada pasien, berdoa kepada
Tuhan, mengenal petugas operasi yang akan menangani dan mengenal kamar operasi dan
peralatannya.

Untuk persiapan operasi yang harus dipersiapkan antara lain : Persetujuan operasi
(Informed Consent) dan Biaya, Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan radiologi (Thorax,
EKG jantung, foto tulang, CT Scan dll), Pemeriksaan laboratorium dan Penandaan sisi lokasi
oleh petugas operasi dua sisi (bilateral), contoh : Lengan kanan, kaki kanan dll.

Sedangkan untuk perawatan pasien setelah operasi yang harus diperhatikan meliputi
melakukan Pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, frekuensi nafas dan nyeri. Melakukan
edukasi posisi tidur pasien pada Bius total tanpa bantal dan Bius Lokal menggunakan bantal
kepala ditinggikan 30’ – 45’ sampai 24 jam. Selanjutnya Tidur istirahat yang cukup, Minum
yang cukup dan makan makanan bergizi secara bertahap (tinggi protein dan vitamin C),
Minum obat sesuai jadwal, Jaga kebersihan luka operasi (Jangan kotor atau terkena air) dan
Kontrol sesuai jadwal.

Selain itu latihan juga harus dilakukan satu hari sebelum dilakukan operasi seperti
latihan miring, latihan tungkai, latihan batuk dan latihan diafragma. Kemudian perawat
melakukan penjadwalan pasien setelah dilakukan operasi seperti pada hari ke-0 belajar
latihan miring kiri dan kanan, latihan hari pertama dengan latihan miring kiri miring kanan
serta latihan berdiri dan berjalan disekitar tempat tidur. Sedangkan latihan pada hari ke-3
adalah latihan jalan disekitar ruangan.

Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” menyampaikan bahwa pada
pasien yang habis menjalani tindakan operasi ada indikator kapan diperbolehkan makan dan
minum. Pada pasien dengan pembiusan total boleh makan dan minum apabila sudah
ditemukan pemeriksaan bising usus yang sudah kembali seeprti normal kembali. Sedangkan
untuk pasien dengan pembiusan lokal maka diperbolehkan untuk langsung makan dan minum
kecuali dengan kondisi khusus, Ucap Prima kepada media online. *Red

Anda mungkin juga menyukai