Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA

PENYULUHAN
PRE ANESTESI
DI RUANG KEMUNING RSUD
FATIMAH CILACAP
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Perawatan Pre Anestesi (Persiapan Sebelum Operasi)

Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang dimulai saat
klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan berakhir ketika klien berpindah
atau berada di ruang operasi. Pre anestesi merupakan langkah lanjut dari hasil Evaluasi pre operasi
khususnya anestesi untuk mempersiapkan pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan
optimal untuk menjalani prosedur anestesi dan diagnostik atau pembedahan yang akan direncanakan
( Puji Rizky Affandi, 2017 )
2. Jenis & Tujuan Tindakan Operasi

1) Diagnostik, yaitu jenis operasi yang dilakukan untuk memperoleh infomasi dalam
menegakkan diagnosis pasti dari suatu penyakit.
2) Paliatif, yaitu tindakan operasi yang dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi
nyeri atau gejala penyakit dan tidak menyembuhkan.
3) Ablatif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan
bagian tubuh yang berpenyakit untuk proses penyembuhan, contoh amputasi.
4) Konstruktif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi
atau penampilan yang telah hilang atau menurun, contoh implantasi payudara, dagu,
hidung, dll.
5) Transplantasi, yaitu tindakan pembedahan yang mengganti struktur tubuh yang tidak
berfungsi, contoh transplantasi ginjal.
3. Faktor Resiko
Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik.
Masalah kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor
penyebab ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi,
gangguan fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan penyakit
lain yang menjadi kontraindikasi tindakan operasi. (BARBARA 2010)

4. Persiapan sebelum Operasi


Sebelum melaksanakan operasi, harus ada persiapan. Diantaranya:
1) Formulir Persetujuan / Informed consent
Informed consent merupakan formulir persetujuan yang membuktikan bahwa klien
dan keluarga benar membutuhkan tindakan operasi, dan bersedia untuk dilakukan tindakan
operasi terhadap klien. Formulir ini disediakan oleh pihak rumah sakit, dan ditanda tangani
jika klien dan keluarga telah mendapat penjelasan yang jelas dari petugas (dokter atau
perawat) tentang tindakan operasi yang akan dilakukan.
2) Hasil Pemeriksaan Penunnjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi seperti pemeriksaan darah, urin,
dahak, dan lain lain harus menunjukkan hasil yang normal. Hasil pemeriksaan lain
sepert foto rontgen, USG, EKG, dan lain lain juga harus disiapkan sebelum
tindakan operasi dilakukan.

3) Persiapan Khusus
Pemeriksaan golongan darah anggota keluarga merupakan persiapan yang
sangat penting untuk mempersiapkan kebutuhan darah bagi klien jika klien
membutukan transfusi darah pasca tindakan.

5. Persiapan Psikologis
Empat dimensi tindakan perawatan sebelum operasi yang mampu mengatasi
kebutuhan psikologis klien adalah :
1) Informasi
Informasi yang jelas tentang persiapan operasi merupakan kebutuhan utama yang dapat
mengatasi kecemasan klien. Informasi yang dimaksud meliputi apa yang akan dialami klien,
berapa biaya yang dibutuhkan, kapan tindakannya dilakukan, siapa dokter penanggung jawab,
apa yang akan rasakan klien pasca tindakan, dan apa yang harus dilakukan klien dan keluarga.
(NASIR MURIDMAN 2019)

2) Dukungan psikosial
Keberadaan orang terdekat selama perawatan pra operasi sangat penting dalam upaya
mengatasi kecemasan klien. Keberadaan petugas kesehatan (perawat atau dokter) juga
merupakan dukungan sosial yang penting yang sangat dibutuhkan klien selama perawatan pra
operasi. (NASIR MURIDMAN 2019)

3) Peran klien dan keluarga


Peran klien dan keluarga meliputi melaksanakan semua peraturan pra operasi dan bertanya
kepada perawat atau dokter yang merawat jika mengalamai kesulitan dan membutuhkan bantuan
informasi. (NASIR MURIDMAN 2019)
4) Pelatihan keterampilan
Pelatihan keterampilan sangat penting dilakukan untuk mengatasi kecemasan klien pasca tindakan
operasi yang dialami.
Pelatihan keterampilan ini meliputi mobilisasi dini pasca operasi, latihan napas dalam, latihan batuk
efektif, cara menyokong luka operasi yang benar. (NASIR MURIDMAN 2019)

6. Persiapan Fisik
Adapun persiapan fisik yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan operasi:
1) Pembatasan Nutrisi dan Cairan
Program puasa merupakan program penting sebelum operasi dilakukan. Puasa dilakukan karena obat
obatan anastetik diyakini dapat menekan fungsi gastrointestinal dan akan berbahaya jika klien
mengalami muntah dan aspirasi selama pemberian anastetik umum.

2) Eliminasi ; Pengosongan Usus dan Kandung Kemih


Pengosongan isi perut dan kandung kemih dilakukan untuk mencegah cidera yang tidak perlu pada
kandung kemih dan mencegah penyebaran infeksi dari isi usus selama pembedahan.
3) Higiene (kebersihan diri)
Kebersihan diri sebelum tindakan operasi harus dilakukan untuk menurunkan resiko
infeksi luka.
• Mandi disore hari atau dipagi hari sebelum pembedahan dilakukan.
• Mencukur bulu atau rambut pada area yang akan dilakukan operasi jika ada.
• Menggunting kuku .
• Menggunakan kap kepala untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari rambut.
• Melepas semua perhiasan dan prostesis (bagian tubuh palsu) seperti gigi palsu, lensa
kontak, kacamata, wig, bulu mata palsu, dan lain lain.
• Mengenakan baju atau gown khusus untuk operasi.

4) Istirahat dan Tidur


Istrahat yang cukup harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembedahan. Istirahat yang
adekuat membantu klien mengatasi stres pemebdahan dan membantu penyembuhan.
5) Medikasi (obat-obatan)
Pastikan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan atau diresepkan harus sudah disiapkan dengan
lengkap sebelum klien berangkat keruang operasi.

7. Tekhnik Keterampilan Pasca Operasi


Ada beberapa tehnik keterampilan pasca operasi, diantaranya:
1) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan 2 atau 3 setelah kilen sadar dan berada diruangan perawatan.
Mobilisasi dini dilakukan dengan cara :
• Posisi klien terlentang atau semifowler.
• Kedua kaki ditekuk dengan posisi kedua telapak kaki rata. Hitung selama 1 – 3, kemudian kaki
diluruskan kembali.
• Gerakkan jari jari kaki mengahadap ke bagian tubuh atas atau ke arah kepala. Hitung selama 1 –
3, kemudian rilekaskan kembali.
• Tekukkan kaki kiri diatas tempat tidur, dan angkat kaki kanan secara rata (lutut tidak ditekuk),
hitung selama 1-3 dan rileks kembali. Lakukan pada kaki yang berlawanan.
2) Napas dalam
Napas dalam dilakukan saat klien mengalami rasa ketidaknyamanan seperti sesak atau
sulit bernapas, merasa tidak puas saat bernpas, atau merasa nyeri pasca tindakan operasi.
Napas dalam dilakukan dengan cara :
• Posisi klien setengah duduk ( semi fowler)
• Letakkan kedua telapak tangan diatas dada tepatnya dibawah batas tulang rusuk.
• Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang
penuh.
• Tahan napas selama 2 – 3 detik.
• Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut denga posisi
bibir seperti bersiul.

3) Batuk efektif
Batuk efektif dilakukan jika klien mengalami ketidaknyaman pada tenggorokkan.
Batuk yang tidak efektif dapat menimbulkan nyeri pada luka pembedahan teutama luka
operasi pada area dada dan perut.
Batuk efektif dilakukan dengan cara :
• Cuci tangan dengan langkah yang benar.
• Letakkan tangan pada dada, perut, atau pada area luka pasca operasi (dengan tekanan lembut)
• Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang penuh.
• Tahan napas selama 2 – 3 detik.
• Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut dengan posisi bibir seperti
bersiul.
• Ulangi tekhnik dapas dalam (c,d,e) selama 2 sampai 3 kali.
• Pada napas dalam yang ke 3, tahan napas 2-3 detik, dan batukkan secara perlahan.(KOZIER 2010)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai