KOMUNIKASI KEPERAWATAN
ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KASUS KHUSUS
PASIEN PRE OPERASI
Disusun Oleh:
1. Asriani Putri (201702005)
2. Ditha Aryani (201702009)
3. Endah Sri A (201702012)
4. Ira Rahmawati D (201702020)
5. Ita Rahmawati D (201702021)
6. Lilis Setyowati (201702026)
7. Lingga Galih P (201702027)
8. Marika Septiana P (201702028)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Keperawatan perioperatif adalah fase penatalaksanaan pembedahan
yang merupakan pengalaman yang unik bagi pasien.
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif.
Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini.
Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan
tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat
fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi
fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu
operasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pre operasi?
2. Apa tujuan dari pre operasi?
3. Apa saja persiapan pasien di unit perawatan?
4. Apa saja jenis – jenis tindakan keperawatan pre operasi?
5. Bagaimana evaluasi pre operasi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pre operasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pre operasi.
3. Untuk mengetahui persiapan pasien di unit perawatan.
4. Untuk mengetahui jenis – jenis tindakan keperawatan pre operasi.
5. Untuk mengetahui evaluasi pre operasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pre operasi adalah dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan berakhir
ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. Pada fase ini ada beberapa persiapan yang
harus disiapkan oleh pasien sebelum dilakukan tindakan oporasi (Doorland, 1994).
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat
dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan
tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif.
B. TUJUAN
Persiapan yang baik selama periode operasi membantu menurunkan resiko operasi dan
meningkatkan pemulihan pasca bedah. Tujuan tindakan keperawatan preoperasi menurut
Luckman dan Sorensen ( 1993 ), dimaksudkan untuk kebaikan bagi pasien dan
keluarganya yang meliputi :
a. Menunjukkan rasa takut dan cemasnya hilang atau berkurang (baik ungkapan secara
verbal maupun ekspresi muka).
b. Dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan mobilisasi yang dilakukansetelah
tindakan operasi.
c. Terpelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi.
d. Tidak terjadi vomitus karena aspirasi selama pasien dalam pengaruh anestesi.
e. Tidak ada atau berkurangnya kemungkinan terjadi infeksi setelah tindakan operasi.
f. Mendapatkan istirahat yang cukup.
g. Menjelaskan tentang prosedur operasi , jadwal operasi serta menanda tangani inform
consent.
h. Kondisi fisiknya dapat dideteksi selama operasi berlangsung
E. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan pre operasi adalah:
1. Ansietas berkurang/ terkontrol
2. Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh
3. Pasien menunjukkan koping yang efektif
4. Pasien dan keluarga memahami perubahan dalam peran keluarga
5. Pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan
6. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas maksimal
BAB III
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Role Play Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Pre Operasi Apendiksistis (Usus Buntu)
Pemeran
1. Ayah Pasien diperankan oleh Lingga Galih P
2. Ibu Pasien diperankan oleh Ditha Aryani
3. Pasien diperankan oleh Ita Rahmawati D
4. Dokter diperankan oleh Lilis Setyowati
5. Perawat 1 diperankan oleh Marika Septiana P
6. Perawat 2 diperankan oleh Ira Rahmawati D
7. Perawat 3 diperankan oleh Asriani Putri
8. Perawat 4 diperankan oleh Endah Sri A
Pada suatu hari, dipagi hari yang cerah. Seperti biasa suasana pagi hari di RSUD dr.
Soedono Madiun para perawat yang sibuk merawat pasien yang sedang sakit. Disalah satu
ruangan, ada seorang pasien bernama Yulvida Dwi Melika Putri berumur 18 tahun menderita
apendiksitis dan harus segera dioperasi.
(Dua orang perawat pergi ke ruangan tersebut membawa termometer, alat tensi dan buku
dokumentasi).
Perawat 1 : Assalamualaikum.
Pasien : Waalaikumsalam.
Perawat 1 : Selamat sore, dek perkenalkan nama saya Marika Septiana, kebetulan hari ini saya
sedang dinas siang diruangan ini dari pukul 14.00 sampai pukul 21.00 dan bila
adek ada keluhan atau masalah kesehatan adek keluarga adek bisa menghubungi
saya atau perawat lain.
Pasien : Iya sus.
Perawat 1 : Dek boleh saya tau siapa nama adek? (perawat 2 menulis identitas pasien)
Pasien : Yulvida Dwi Melika Putri.
Perawat 1 : Wah nama yang cantik ya seperti orangnya.
Pasien : Ahh suster bisa aja.
Perawat 1 : Adek biasa dipanggil apa oleh keluarga?
Pasien : Saya biasa dipanggil adek upi.
Perawat 1 : Oh, baiklah adek Upi, berapa umur adek sekarang?
Pasien : Umur saya 18 tahun.
Perawat 1 : Adek dengan siapa disini?
Pasien : Sama ayah dan ibu saya sus.
Perawat 1 : Oh ini ya ayah sama ibumu. (sambil menunjuk kedua orang tua pasien yg sedang
berada didekatnya)
Pasien : Iya sus.
Perawat 2 : Baiklah, jadi bagaimana keadaan adek hari ini?
Pasien : Keadaan saya masih sama seperti kemarin sus.
Perawat 2 : Begitu ya dek?
Pasien : Iya sus.
Perawat 2 : Sebelumnya maaf dek apakah adek upi bisa menjelaskan lebih rinci bagaimana
keadaan adek saat ini?
Pasien : Semenjak saya masuk kemarin ke RS ini, saya sudah sangat merasa sakit dibagian
perut, lalu saya demam tinggi, bahkan saya juga mual muntah, semalaman saya
tidak bisa tidur.
Perawat 2 : Oh iya dek, itu karena penyakit usus buntu atau sakit dibagian perut, sakit usus
buntu itu karena infeksi di umbai cacing adek.
Perawat 1 : Adek kami akan melakukan pemeriksaan suhu dan tekanan darah, apakah adek
bersedia?
Pasien : Silahkan sus.
Perawat 1 : Adek, maaf ya ini thermometernya simpan di ketiak. (sambil memasang
thermometer)
Pasien : Iya sus.
Perawat 1 : Sekarang saya tensi dulu yah dek.
Pasien : Iya (perawat menensi pasien)
Perawat 1 : Tensi 110/80 mmHg.
Perawat 2 : Baik, lalu suhunya berapa? (Perawat menulis hasil pengkajiannya di sebuah buku
yang dibawanya).
Perawat 1 : Suhunya 36 derajat celcius.
Perawat 2 : Baik berarti keadaaan adek saat ini normal.
Pasien : Iya sus.
Perawat 2 : Kalau begitu kami tinggal dulu ya dek nanti tidak lama lagi dokter akan kesini
untuk memeriksa kembali keadaan adek.
Pasien : Iya sus, terimakasih.
Perawat 2 : Sama-sama.
Perawat 1, 2 : Kami permisi dulu ya pak bu.
Ayah dan ibu pasien: Silahkan sus.
Keesokan harinya pada pukul 07.00 Pagi, datang seorang perawat untuk memberitahukan operasi
akan dilakukan segera.
Perawat 4 : Assalamualaikum.
Pasien : Waalaikumsalam.
Perawat 4 : Adek, perkenalkan saya perawat Endah. Kebetulan sedang dinas pagi di ruang ini
dari jam 07.00 sampai jam 14.00, jika adek ada keluhan atau masalah kesehatan
adek bias menghubungi saya atau perawat lain”.
Pasien : Iya.
Perawat 4 : Adek dengan siapa disini?
Pasien : Saya sendiri, bapak dan ibu saya lagi pulang dulu kerumah.
Perawat 4 : Oh, begitu ya dek. Adek sebentar lagi akan dilakukan operasi usus buntu ya?
Apakah adek sudah siap?
Pasien : Saya agak takut sus.
Perawat 4 : Tenang saja dek, di rumah sakit ini sudah banyak pengalaman dalam melakukan
operasi usus buntu, dan setelah dilakukan operasi Alhamdulillah banyak yang
sembuh.
Pasien : Iya sus.
Perawat 4 : Sekarang sudah pukul 07.00 dek. Satu jam lagi adek akan dilakukan operasi usus
buntu. Persiapkan diri adek, dan semoga operasinya berjalan lancar.
Pasien : Terima kasih.
Perawat 4 : Sama-sama, saya tinggal dulu ya . Assalamualaikum.
Pasien : Waalaikumsalam.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun
pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan
suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan
selama tahap persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun
bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan
kerjasama yang baik antara masingmasing komponen yang berkompeten untuk
menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna(
Rothrock, 1999).
Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan
psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. Persiapan
pasien pre operasi meliputi: Status kesehatan fisik, status nutrisi, keseimbangan cairan
dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, personal
higiene, pengosongan kandung kemih, latihan pra operasi, pemeriksaan penunjang,
pemeriksaan status anstesi, informed concent, persiapan mental, dan obat-obatan
premedikasi. Dengan persiapan yang baik selama periode pre operasi diharapkan dapat
membantu menurunkan resiko operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Edisi 8 Vol 1. EGC.
Jakarta.
Dorland, (1994); Kamus Kedokteran; Buku Kedokteran EGC, Jakarta. H al 1477.
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta
Luckman dan Sorensen. 1993. Medical Surgical Nursing ( ed. ke-4). Philadelphia:W.B Saunders
Company.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Edisi 4 Vol 2. EGC.
Rothrock, JC.(1999). Perencanaan asuhan keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Taylor L, La Mone. (1997). Fundamentals of nursing: the art and science of nursing care B.
Third
Edition. Philadhelpia: Lippincott