Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN JIWA II

STRATEGI PELAKSANAAN ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Ditha Aryani (201702009)


Ira Rahmawati D (201702020)
Lingga Galih P (201702027)
Rahmawati Yesandra (201702037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
SP 1 Pasien:
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
Penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan

ORIENTASI (PERKENALAN):
“Selamat pagi bu”
“Perkenalkan saya perawat Rahma, yang akan merawat ibu pada beberapa hari nanti”.
“Siapa nama ibu? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu? kita bercakap-
cakap disini saja ya bu? 15 menit saja, apakah ibu setuju?”

KERJA:
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja yang ibu
kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya
tidak mampunyai teman apa ya ibu? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya ibu? belajar bergaul
dengan orang lain? Bagus.
“Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“Begini lho ibu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang dipanggil T. Asal
saya dari Madiun, hobi membaca”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal
yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya”.

TERMINASI:
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
”Ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain.
Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman saya,
perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien:
Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama,
seorang perawat)

ORIENTASI:
“Selamat pagi bu! Masih ingat dengan saya bu? siapa nama saya bu? Iya bagus sekali ibu masih
ingat dengan saya”.
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Apakah sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan? Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan perawat!”.
“Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak ibu mencoba
berkenalan dengan teman saya perawat T. Tidak lama kok, sekitar 10 menit”.
“Ayo kita temui perawat T disana”
KERJA:
(Bersama-sama klien saudara mendekati perawat T)
“Selamat pagi perawatT, ini ada ibu yang ingin berkenalan dengan anda”
“Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat T seperti yang kita praktekkan kemarin”
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat T: memberi salam, menyebutkan
nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
“Apakah ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat T? Coba ibu tanyakan tentang
keluarganya.
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat
janji bertemu lagi dengan perawat T, misalnya jam 1 siang nanti”.
“Baiklah perawat T, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan kembali ke ruangan
ibu. Selamat pagi”.
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat Rahma untuk melakukan terminasi
dengan klien di tempat lain)

TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat T?”
”Ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya ibu menanyakan keluarga, hobi, dan lain
sebagainya.
“Bagaimana, mau coba dengan perawat lain? Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa
kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali pukul 13.00 dan 15.00 WIB? Baik nanti ibu coba sendiriya
bu kalau sudah dicoba ibu bisa memberi tanda di jadwal harian ibu.
“Baiklah bu besok kita latihan lagi ya, besok saya akan kembali kesini jam 10.00 WIB. Permisi
ibu, sampai jumpa besok”.
SP 3 Pasien:
Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua, seorang
pasien)

ORIENTASI:
“Selamat pagi bu! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah ibu bercakap-cakap dengan perawat kemarin? coba saya lihat jadwalnya ibu”
”Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat T kemarin siang? Bagus sekali
ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu, apa ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O”
”Seperti biasa kira-kira 10 menit saja”
”Mari kita temui dia di ruang makan”

KERJA:
( Perawat dan ibu berjalan mendekati pasien)
“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan dengan anda”.
“Baiklah bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah ibu lakukan
sebelumnya”.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama)
“Apakah ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O?”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti untuk bercakap-cakap lebih banyak
lagi supaya lebih akrab”
(Ibu membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
“Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke ruangan ibu.
Selamat pagi”.
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di
tempat lain)
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan saudara O?”
”Dibandingkan kemarin pagi berkenalan dengan perawat T, ibu tampak lebih baik saat
berkenalan dengan O. Bagus ya bu, ibu pertahankan apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan
lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang dengan orang lain
sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, ibu bisa bertemu dengan T, dan
tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya ibu bisa berkenalan dengan orang lain lagi
secara bertahap. Bagaimana ibu, apa ibu setuju?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan latihan bicara sosial yang baru yaitu, cara
meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan. Kita bertemu lagi pada ada jam 11.00 WIB dan
ditempat ini ya bu. Sampai besok”.

SP 4 Pasien
Melatih cara bicara sosial: meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan

ORIENTASI:
“Selamat pagi bu! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah ibu sudah bercakap-cakap dengan orang lain kemarin? Coba saya lihat jadwalnya ibu”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya)
”Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan pasien lain kemarin?”
”Bagus sekali ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu, apa ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berbicara tentang membicarakan latihan bicara sosial yang baru
yaitu, cara meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan. Seperti biasa bu kita akan berbincang-
bincang selama 10 menit. Kita bicara disini saja ya bu”.
KERJA:
“Baiklah bu, ibu bisa menambah pertanyaan lagi saat berkenalan dengan pasien yaitu dengan
cara meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Saya akan memberikan
contoh bicara yang baik saat meminta sesuatu kepada lawan bicara dan menjawab pertanyaan
yang baik dan tidak membuat tersinggung lawan bicara. Contoh: permisi bolehkah saya meminta
sedikit makanan yang anda makan? dan untuk menjawab pertanyaan jika ibu setuju dengan
pertanyaanya ibu boleh menerima atau langsung menjawab pertanyaan tersebut sesuai yang ingin
ibu bicarakan dan jika tidak setuju ibu boleh menolaknya dengan contoh: maaf saya tidak mau
menjawab pertanyaan anda”.
“Apakah ibu bisa mempraktikannya sekarang? (pasien mempraktikan). Iya ibu bagus sekali”
“Selanjutnya jika ibu ingin meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan pada orang lain saat
berkenalan ibu bisa menggunakan kata-kata tersebut ya bu sekarang ibu bisa menambah teman
lagi, saat ibu nanti bertemu dengan orang lain ibu bisa mengajaknya berkenalan”.

TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbicara dengan saya tadi?”
”Dibandingkan kemarin pagi, T tampak lebih baik saat berkenalan dengan O” ”pertahankan apa
yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berkenalan dengan orang lain sebanyak
5 kali ya bu, jam 10 pagi, jam 1 siang, jam 3 sore, jam 5 sore dan jam 8 malam, ibu bisa
berintraksi dengan orang lain yang berbeda- beda ya bu, atau dengan pasien yang belum dikenal.
Sekarang ibu bisa memilih salah satu cara berkenalan yang saya ajarkan kepada psien atau
perawat? Ibu memilih yang mana bu?”
”Baiklah bu, pertemuan dengan saya sudah selesai sampai disini besok akan ada teman saya
yang menemui ibu untuk menggatikan saya, saya permisi bu.”
SP 1 Keluarga:

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi
social dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

ORIENTASI:

“Assalamu’alaikum Pak?”

“Perkenalkan saya perawat Y, saya yang merawat anak bapak”

“Siapa nama bapak? Bapak senang dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
Bagaimana keadaan anak bapak sekarang?”

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya?”

“Kita diskusi disini saja ya pak? Kurang lebih kita berbincang-bincang selama 15 menit”

KERJA:

“Kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak bapak? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
”Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”.
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang-orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi, yaitu
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada”.
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak bapak, keluarga perlu melakukan beberapa
hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan anak bapak yang caranya
adalah bersikap peduli dengan anak bapak dan jangan ingkar janji. Yang kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain. Contohnya dengan mengajari berkenalan kepada orang-orang
yang ada di sekitar bapak dan keluarga”.

TERMINASI:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbicara dan latihan
tadi?”
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial”
“Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial?” Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan
tersebut”.
“Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar
mereka juga melakukan hal yang sama”.
“Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk melanjutkan pembicaraan kita dalam merawat
anak bapak?”
“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam 10.00 WIB. Baiklah pak sampai jumpa”.

SP 2 Keluarga

Melatih keluarga kepada pasien cara melakukan kegiatan harian yang dapat melibatkan
pasien berbicara

ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak”
”Perkenalkan saya perawat Y, saya yang merawat, anak bapak”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak sekarang?”
”Bagaimana dengan latihan kemarin apakah sudah bapak praktikan kepada anak bapak? Bagus
sekali pak, apakah sudah mulai ada peningkatan yang terjadi pada adik S?
“Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan perbincangan kita dalam perawatan anak bapak?
Kita berbincang-bincang tentang masalah cara melakukan kegiatan harian yang dapat melibatkan
pasien berbicara”.
”Kita berbincang-bincang di sini saja ya pak? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana
kalau 15 menit?”.

KERJA:
“Untuk merawat anak bapak, kemarin kita sudah membahas tentang perkenalan yang melibatkan
keluargan dan orang lain selain itu keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan anak bapak yang caranya adalah bersikap
peduli dengan anak bapak dan jangan ingkar janji. Yang kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien”.
“Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan anak
bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama”.
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu?”
”Begini contoh komunikasinya, “anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-
cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat
di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersama keluarga atau di mushola kampong?.
Bagiamana anak bapak, kamu mau coba kan, nak?”.
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”.
”Sampai sini ada yang ingin ditanyakan Pak?”
TERMINASI:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?” Coba
Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial?”.
“Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial? Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan
tersebut”.
“Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan cara ini. Dan tolong ceritakan kepada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama ya pak!”.
“Sekarang kita masukkan ke dalam jadwal harian anak bapak ya pak”.
“Baiklah, pembicaraan kita sekarang sudah selesai pak, Bagaimana kalau kita betemu tiga hari
lagi untuk latihan langsung kepada S?”
“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama yaitu jam 10.00 WIB. Permisi pak, ampai
jumpa”.

SP 3 Keluarga
Melatih keluarga untuk mengajarkan cara melatih pasien kegiatan sosial seperti
berbelanja, meminta sesuatu

ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari yang
lalu?” Mari praktekkan langsung ke klien!
“Kita membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Dan kita lakukan diruangan anak bapak saja
ya? Baiklah sekarang mari kita temui anak bapak”.

KERJA:
(Pergi bersama-sama menuju ruangan S)
”Selamat pagi mba. Bagaimana perasaan mba hari ini?”
”Bpk/Ibu mba datang untuk besuk. Mba beri salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal
kegiatannya!”.
(Kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang dengan Orang tua mba?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
“Nah karena kita sudah mempraktikan cara yang sudah kita pelajari selain kemarin cara
selanjutnya ketika pasien dirumah tidak ada pekerjaan bapak bisa melatih pasien untuk
berbelanja selain itu bisa mengajari anak bapak untuk meminta sesuatu yang baik dan benar
contohnya ketika anak bapak menginginkan sesuatu harus meminta kepada bapak dengan cara
berbicara yang baik dan benar contohnya: ”pak saya menginginkan barang ini/pak saya ingin
membeli ini”. Apakah bapak mengerti pak?”
“Baiklah bapak bisa mempraktikan cara ini kepada anak bapak ”.

TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak sudah bagus”.
“Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak dan cara
yang saya ajarkan tadi bisa bapak masukkan ke dalam jadwal harian/mingguan anak bapak ya
pak”.
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Tempatnya sama seperti sekarang ya pak dan seperti biasa
juga pukul 10.00 WIB. Baiklah pak, sampai jumpa kembali.”

SP 4 Keluarga:
Menjelaskan perawatan lanjutan / follow up ke RSJ/PKM tanda kambuh, rujukan

ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah Bapak sudah mempraktikkan latihan kegiatan
sosial seperti berbelanja dan meminta sesuatu seperti yang kita pelajari berberapa hari yang lalu
kepada anak bapak? Bagus, bapak sudah mempraktikannya dengan baik.”
”Karena nanti rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di
rumah”.
”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini saja. Dan kita bicara
selama 20 menit ya pak? Apakah bapak bersedia?”.

KERJA:
”Bapak ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan
dirumah? Nanti dirumah Bapak yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”.
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak
selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa anak bapak ke rumah sakit”.

TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak bapak. Jangan lupa
kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Baiklah pak sudah
selesai pertemuan kita. Saya permisi pak”.

Anda mungkin juga menyukai