Pokok Bahasan
: Persiapan Pre-operasi dan Perawatan Post-operasi
Sub Pokok Bahasan : 1. Persiapan pre-operasi.
2. Perawatan post-operasi.
Sasaran
: Keluarga dan Pasien di Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo
Hari/Tanggal
: Kamis, 01 Januari 2014
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang Persiapan Preoperasi dan Perawatan Post-operasi keluarga dan pasien di Ruang Merak
RSUD Dr. Soetomo mampu memahami tentang persiapan sebelum operasi
dan perawatan setelah operasi.
1.2 Tujuan Khusus:
1) Menjelaskan persiapan sebelum operasi
2) Menjelaskan perawatan setelah operasi
2. Materi
1)
2)
3)
4)
5)
3. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
4. Media/alat
1) Leaflet
2) LCD Proyektor
5. Pengorganisasian
1) Pembimbing
2)
3)
4)
5)
Moderator
Penyaji Materi
Observer dan Fasilitator
Notulen
6. Proses
No. Tahap
1
Pembukaan
Penyampaian
materi
penutup
Kegiatan Peserta
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan dan
menanggapi
Mendengarkan
dan
memperhatikan
1. Memperhatikan dan
mencatat
2. Memperhatikan dan
memahami
3. Menjawab salam
7. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo.
b. Penyuluhan dilaksanakan di ruang Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan saat
penyuluhan.
d. Kontrak waktu 1 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan.
c. Peserta antusias mengajukan pertanyaan.
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP.
e. Pengorganisasian sesuai dengan job discription
3) Evaluasi hasil
a. Peserta yang hadir saat penyuluhan berjumlah minimal 10 orang
b. Acara dimulai tepat waktu.
c. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan.
d. Peserta mampu menjawab dengan benar minimal 75% pertanyaan dari
penyuluh.
MATERI PENYULUHAN
A. PERSIAPAN PRE OPERATIF
1. Definisi
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer
and Bare, 2002). Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk
menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan
ke meja operasi ( Smeltzer and Bare, 2002 ). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa pre operatif yaitu fase sebelum dilakukannya operasi di mana diperlukan
persiapan untuk menghadapi operasi.
2. Faktor Risiko terhadap Pembedahan
a. Usia
Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut
mempunyai resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia
tua sudah sangat menurun, sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh
karena belum matur-nya semua fungsi organ.
b. Nutrisi
Kondisi malnutrisi dan obesitas/kegemukan lebih beresiko terhadap
pembedahan dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama pada
fase penyembuhan. Pada orang malnutrisi maka orang tersebut mengalami
defisiensi nutrisi yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Nutrisinutrisi tersebut antara lain adalah protein, kalori, air, vitamin C, vitamin B
kompleks, vitamin A, Vitamin K, zat besi dan seng (diperlukan untuk sintesis
protein).
Pada pasien yang mengalami obesitas. Selama pembedahan jaringan
lemak, sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, obesitas meningkatkan
permasalahan teknik dan mekanik. Oleh karenanya defisiensi dan infeksi luka,
umum terjadi. Pasien obes sering sulit dirawat karena tambahan berat badan;
pasien bernafas tidak optimal saat berbaring miring dan karenanya mudah
mengalami hipoventilasi dan komplikasi pulmonari pasca operatif. Selain itu,
distensi abdomen, flebitis dan kardiovaskuler, endokrin, hepatik dan penyakit
biliari terjadi lebih sering pada pasien obesitas.
c. Penyakit Kronis
Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM
( Penyakit Paru Obstruksi Menahun), dan insufisiensi ginjal menjadi lebih sukar
terkait dengan pemakaian energi kalori untuk penyembuhan primer. Dan juga
pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu sehingga
komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi.
d. Merokok
Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan
vaskuler,
terutama
terjadi
arterosklerosis
pembuluh
darah,
yang
akan
pasien dapat
mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya perubahanperubahan fisik seperti: meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakangerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih.
Namun, persiapan yang baik selama periode operasi membantu menurunkan
risiko operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah.
5. Persiapan Pasien di Unit Perawatan
a. Persiapan Fisik
Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2
tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi.
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi
menurut Smeltzer & Bare ( 2002 ), antara lain :
1) Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status
kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap,
dapat
menjadi
tempat
bersembunyi
kuman
dan
juga
anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan
benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Latihan nafas dalam dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut : Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah
duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan
tangan di atas perut, hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik)
kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui
mulut. Lakukan hal ini berulang kali (15 kali). Lakukan latihan dua kali sehari
praopeartif.
b) Latihan Batuk Efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien
yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami
pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranestesi. Sehingga ketika
sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa
banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi
pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Pasien
dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara pasien condong ke depan
dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang di atas
incisi sebagai bebat ketika batuk. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas
dalam (3-5 kali).
Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan
tidak hanya batuk dengan mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan,
namun tidak berbahaya terhadap incisi. Ulangi lagi sesuai kebutuhan. Jika selama
batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan
menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan
daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat
batuk.
c) Latihan Gerak Sendi
Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang
pasien dan keluarga tentang prosedur (pre, intra, post operasi), Pengetahuan
tentang latihan-latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan harus dijalankan
setalah operasi, seperti : latihan nafas dalam, batuk efektif, ROM, dll.
Persiapan
mental
yang
kurang
memadai
dapat
mempengaruhi
2)
3)
4)
5)
luka.
Perawat mempertahankan kebersihan klien
Perawat mencegah agar set drainase tidak mengalir terlalu deras.
Perawat mempertahankan lingkungan yang menyenangkan
Perawat member kesempatan klien mendiskusikan penampilannya
bersama-sama.
6) Perawat member kesempatan keluarga mendiskusikan cara menjaga
konsep diri klien.
e. Meningkatkan eliminasi urine
Tindakan berikut dapat meningkatkan eliminasi normal urine :
1) Perawat membantu klien pada posisi normal selama berkemih
2) Perawat memeriksa klien secara sering untuk mengetahui adanya
kebutuhan klien untuk berkemih
3) Perawat mengkaji adanya distensi kandung kemih
4) Perawat memantau asupan dan haluaran cairan.
f. Meningkatkan eliminasi fekal
Tindakan berikut mempercepat kembalinya eliminasi normal:
1) Perawat mengkaji peristaltic usus setiap 4 sampai 8 jam.
2) Perawat mempertahankan asupan nutrisi dan meningkatkannya secara
bertahap.
3) Perawat meningkatkan ambulasi dan latihan.
4) Perawat mempertahankan asupan cairan yang adekuat.
5) Perawat memberikan enema, supositori, reektal, dan selang rectal sesuai
instruksi.
g. Meningkatkan nutrisi yang adekuat
Dalam proses penyembuhan luka, diperlukan makanan yng bergizi. Makanan
yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C.
Selain itu, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
sehingga mencegah terjadinya infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A. 2002. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, Jakarta : EGC
Muchtar. 2005. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC
Nurjannah Intansari. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC &NIC.
Yogyakarta : mocaMedia
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of Nursing Buku 2. 7th ed..
Jakarta: Salemba Medika.
Sarwono Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001
:
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Pelaksanaan :
1. Organisasi
Moderator
Penyaji Materi
Notulen
2. Waktu
Mulai
:
...
Selesai
:
...
Keterangan :
...
.
3. Peserta
Hadir
Ya
Tidak
Jumlah
:
...
Laki-laki
:
...
Perempuan
:
.......
4. Penyajian
No
1
Kegiatan
Pembukaan
a. Mengucapkan salam pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
Keterangan
Dilakukan
Tidak dilakukan
d. Kontrak waktu
e. Menyebutkan materi penyuluhan
f. Menggali pengalaman peserta
penyuluhan dengan topik yang
akan disampaikan
Isi Kegiatan
Menjelaskan tentang :
a. Definisi pre-post operasi
b. Faktor risiko terhadap pembedahan
c. Gambaran pasien pre-post operasi
d. Persiapan pasien di unit perawatan
Evaluasi
a. Memberikan kesempatan bagi para
peserta untuk bertanya tentang
materi yang diberikan.
b. Memberikan jawaban atau
penjelasan dari pertanyaan yang
diajukan.
c. Evaluasi pengetahuan peserta
Penutup
a. Menyimpulkan materi yang telah
diberikan
b. Memberi salam penutup
c. Membagikan leaflet
5. Diskusi
Proses Diskusi : Lancar
Tidak lancar
Kendala
:
...
.....
Surabaya, 01 Januari 2015
Observer
ALAMAT
DAFTAR PERTANYAN
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
TANDA TANGAN
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban:
Nama :
Pertanyaan:
Jawaban: