Anda di halaman 1dari 3

Karir Sepak Bola Indonesia Terbuka Lebar di Luar Negeri, Apabila Mereka Mau

Prihatin

Solo – Krisis bibit pemain sepak bola Indonesia semakin hari semakin menipis,
bahkan stok pemain muda untuk Timnas Indonesia seperti mustahil tanpa pemain bintang.
Kalau zaman terdahulu pada era Timnas Primavera pada Timnas Indonesia sudah
menyiapkan bibit – bibit pemain muda yang berguru di negara Italy bahkan beberapa pemain
ada yang bermain diklub besar Italy Sampdoria tetapi zaman sekarang hampir musnah.
Pada zaman Timnas Indonesia Primavera seperti Bima Sakti, Kurniawan Dwi
Yulianto, Eko Purjianto, Haryanto Tomy Prasetyo, Bambang Pamungkas, Widodo Cahyono
Putro dkk berhasil menoreh prestasi dari Lolos Piala Asia, Juara Piala Tiger, menduduki
peringkat tinggi di Asia tenggara dan yang paling penting adalah paling ditakuti diwilayah
Asia Tenggara. Bahkan negara Vietnam sekalipun jauh tertinggal dengan Timnas Indonesia.
Berbeda dengan sekarang, betapa sulitnya Timnas kita untuk mengalahkan Timnas Vietnam.
Salah satu faktor yang mendukung adalah banyaknya pemain Indonesia yang berani
bermain diluar negeri seperti era terdahulu. Para pemain Amerika Latin, Afrika sekalipun
menyatakan kepada junior mereka bahwa kunci sukses suatu negara bisa berprestasi dikancah
Internaisonal adalah ketika banyak pemainnya yang berkarir diluar negeri seperti di Liga
Bergengsi. Hal ini akan mendorong skill dan mental para pemain akan terbiasa berkompetisi
di Liga yang berkelas seperti : Cara bermain bola, tekhnik dasar, Fair Play, Cara
memperlakukan Wasit, semangat juang, cara berlatih, kebiasaan makan sehari – hari dll
yanga kan terasah.
Hal ini tentu sangat berbeda jauh dengan Liga Indonesia kita sekarang ini dari Liga 1,
2 dan 3. Dari banyaknya masalah yang muncul dari Pengeroyokan wasit oleh pemain,
perkelahian pemain, perkelahian suporter, Wasit yang tidak Adil, cara berlatih, kompetesi
liga dll. Meskipun secara pelan – pelan beberapa pemain Timnas Indonesia sudah mulai
banyak berkarir diluar negeri seperti Egy Melgiansyah, Witan Sulaiman, Asnawi
Mangkualam tetapi hal itu dirasa seperti aji mumpung dikarenakan banyak sekali pemain
Indonesia yang tidak berani menyusul ke luar negeri karena banyak sekali aspek.
Selain faktor zona nyaman di Liga Indonesia yang bergaji tinggi, serta dekat dengan
keluarga membuat para pemain Indonesia terkesan ogah ke luar negeri. Bahkan Pelatih
“Kurniawan Yulianto” sudah menyatakan bahwa sebenarnya banyak sekali Agen dari luar
negeri salah satunya Agen dari negara Swiss yang membuka kesempatan para pemain
Indonesia bisa berkarir ke luar negeri. Hanya saja banyak para pemain Indonesia yang ogah
keluar dari zona nyaman. Hal ini dikarenakan diluar negeri para pemain Indonesia harus
berani bersaing, selain gaji yang diterima diluar negeri harus pas – pasan terlebih dahulu
sebelum mendapat kontrak resmi serta nasib yang belum pasti sukses, membuat para pemain
Indonesia memilih berkarir di Liga Indonesia.
Rank gaji diluar negeri yang hanya sekitar 1000 – 1500 euro atau apabila
dikonversikan menjadi Rupiah sekitar Rp.16.000.000,- membuat pemain para Indonesia was
was untuk berani keluar negeri. Selain itu para pemain Indonesia yang juga harus
menanggung terlebih dahulu biaya menginap, biaya hidup diluar negeri, makan sehari – hari
serta tiket Pesawat Pulang pergi selama diluar negeri membuat para pemain Indonesia takut.
Tentunya hal ini tidak akan terjadi apabila para pemain Indonesia memiliki mental yang
bagus untuk prestasi masa depan yang akan datang.
Rank umur karir pemain Indonesia yang berkisar antara usia 20 – 30 tahun seharusnya
menjadi pelecut para pemain Indonesia untuk maksimal dalam berkompetisi. Bahkan mereka
harus mempunyai impian yang setinggi – tingginya untuk berkiprah diliga Dunia. Gambling
Fifty fifty antara sukses dan tidaknya diluar negeri membuat Buah Simalakama bagi para
pemain Indonesia.
Solusi kedua selain mental adalah dimana pihak pemerintah Indonesia melalui
kemenpora bisa memfasilitasi membuat Unit kantor resmi dimana unit kantor tersebut khusus
menangani pemain potensial yang bisa dibawa keluar negeri. Selain mencarikan sponsor,
pemerintah melalui kemenpora juga bisa menganggarkan dana sendiri khusus peningkatan
bibit unggul ke luar negeri, tentunya mencari sponsor saat ini sangatlah mudah selain
mempunyai chanell yang bagus juga didukung oleh pemerintahan resmi.
Cabang Sepak Bola yang dicintai seluruh elemen masyarakat Indonesia dari level
terbawah hingga level teratas seharusnya bisa menjadi pelecut pemerintah Indonesia melalui
Kemenpora untuk mewujudkan ini semua. Jangan smapai kalah dengan negara – negara yang
dibawahnya Indonesia seperti negara Afrika, negara Amerika latin seperti Brazil, Chilli yang
tanpa menggunakan perantara pemerintah sudah bisa mengorbitkan pemain – pemain kelas
dunia ke Liga Dunia yang bergengsi dari Eropa sampai Amerika Latin. Selain itu hal yang
paling penting adalah organisasi federasi Sepak Bola yang sehat dimana kompetisi Internal
yang berjalan secara Sehat, mandiri dan Profesional.
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” memberikan solusi bahwa untuk
bisa mengorbitkan para bibit pemain muda potensial Indonesia bisa dimulai dengan
pembinaan pemain dari kecil hingga muda, bagaimana tekhnik dasar sudah diajarkan. Selain
itu dengan didirikannya Unit Khusus yang dibuat Kemenpora melalui pemerintah resmi yang
khusus menangani Abroad pemain muda Indonesia keluar negeri akan memudahkan pemain
muda berkarir diluar negeri. Persoalan dana bisa diatasi dengan sponsor yang melimpah yang
ada di Indonesia serta chanell Petinggi Indonesia seperti Erick Thohir yang mempunyai
saham di Klub di dunia, Ucap Prima Trisna Aji kepada wartawan Media Online
Indonesia.*Red

Anda mungkin juga menyukai