Anda di halaman 1dari 9

KASUS DUGAAN PENGATURAN SKOR DAN PERMAINAN MAFIA LIGA

1 SEPAKBOLA INDONESIA YANG TERBONGKAR. PSSI BISA APA?

Dr. Agustinus W. Dewantoro, S.S., M.Hum

Oleh :

Nandy Wahyu Permadi (51416047)

UNIVERSITAS KATHOLIK WIDYA MANDALA

MADIUN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN 2018
Abstrak

Tagar PSSI bisa apa dan pengaturan skor sedang menjadi suatu
perbincangan hangat di negeri Indonesia. Pengaturan skor yang bertujuan untuk
memudahkan sebuah langkah klub sepakbola dalam mencapai gelar juara di Liga
1 indonesia demi sebuah penghargaan yaitu sang juara atau pemeang atau tim
yang hebat dibanding tim lainya karena dapat merebut gelar diantara persaingan
18 tim dari seluruh Indonesia. Pengurus PSSI ikut menjadi sorotan dalam kasus
ini karena terdapat pengakuan-pengakuan tim yang berlaga yang mendapat
tawaran untuk mengalah dari rim lawan yang akan dihadapi. Pengaturan skor
yang melibatkan para pengurus PSSI dan para mafia bola telah membuat banyak
penikmat bola kecewa terutama suporter yang rela datang ke stadion dengan
semangat untuk mendukung tim kesayanganya, namun harus menerima pil pahit
karena tim yang mereka dukung terlibat dalam pengaturan skor. Jika pengurusan
sepakbola atau Liga 1 saja masih banyak permasalahan maka prestasi timnas yang
diharap-harapkan para rakyat dan penikmat bola hanyalah sebuah angan belaka
tanpa ada terang didalamnya karena bobroknya para pengurus.

Kata Kunci : PSSI bisa apa, pengaturan skor, mafia bola


Bab I

Latar Belakang

Dimasa sekarang ini banyak cara dapat dilakukan untuk mendapatkan


sesuatu yang diinginkan. Segala cara dilakukan dan diupayakan agar keinginan
seseorang atau sekelompok dapat terwujud demi kepuasan diri mereka sendiri
walaupun nantinya yang dikorbankan adalah uang, keringat dan harga diri.
Semuanya dilakukan hanya untuk kebutuhan kelompok atau pribadi semata. Sifat
manusia yang selalu rakus akan segala hal menjadi akar dari banyaknya masalah
yang terjadi pada masa sekarang ini. Manusia pada dasarnya harusnya adalah
mampu bersyukur dan menerima apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya
karena Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu dengan kekurangan. Pada tiap
manusia yang walaupun dilahirkan dengan beberapa kekurangan, namun
disamping itu Tuhan selalu memberikan sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang
lainnya.

Indonesia sebagai negara dengan kepulauan dan keberagaman suku,


budaya, bahasa dan keberagaman lainnya memiliki banyak sekali cara untuk
mempersatukan rakyatnya. Salah satunya adalah olahraga sepakbola. Sepak bola
yang sudah ada sejak lama di Indonesia dan menjadi salah satu olahraga terbesar
yang paling diminati menjadi sebuah hiburan tersendiri dan menjadi wadah untuk
berteman dengan orang dari kebudayaan yang lain. Banyak orang Indonesia
gemar bermain sepak bola sehingga banyak muncul klub-klub profesional dan
kejuaraan di Indonesia. Klub yang ada di Indonesia punberagam dari banyak
wilayah dan banyak pemain dari klub terdiri dari beragam orang dari Indonesia.
Kejuaraan atau kompetisi tertinggi di Indonesia adalah Liga 1. Liga 1 merupakan
tontonan yang paling banyak menarik minat orang Indonesia karena sepakbola
sudah menjadi hiburan sendiri.

Dengan reputasi Liga 1 yang merupakan kejuaraan tertinggi Indonesia


maka menjadikan klub-klub di Liga 1 sebagai salah satu peluang bisnis yang
menjanjikan oleh para orang kaya untuk menanamkan modalnya. Namun banyak
dari pemilik saham atau orang tertentu di dalam klub yang menyeleweng hanya
karena ingin melihat klubnya menjadi yang terbaik. Salah satu cara yang sekarang
ini sedang ramai diperbincang adalah pengaturan skor dan permainan para mafia
sepakbola Indonesia. Walaupun sudah menjadi cerita lama, tapi banyak kasus
dalam realitanya hanya mengambang dan tanpa penyelesaian. PSSI sebagai
pimpinan federasi tertinggi menjadi sorotan dalam kasus ini karena dalam
pengaturan skor tidak hanya melibatkan para pemilik klub atau orang dalam klub,
tapi juga ada dalam tubuh organisasi PSSI sendiri. Beberapa nama pengurus
eksekutif PSSI ikut mencuat dalamkasus ini. Mereka mengorbankan harga diri
mereka sebagai pengurus PSSI hanya demi keuntungan mereka sendiri.

Dalam kasusnya, pengaturan skor disini beberapa oknum akan


menyiapkan sejumlah uang yang kemudian akan di tawarkan dan di berikan
kepada klub agar mereka mau bermain sesuai dengan permintaan si pemberi uang.
Hal ini tentu saja mengecewakan banyak penikmat bola terutama superter yang
dengan semangat datang mendukung ke stadion demi klub kebanggan mereka
namun harus kecewa karena klub lebih mementingkan bisnis dibantung dengan
profesionalitasnya demi keuntungan finansial. Cinta para suporter bola di
Indonesia sangatlah mendalam, namun jika Liga yang dijalankan PSSI merupakan
suatu permainan bisnis saja maka apa kenikmatan yang disajikan di lapangan
hanyalah sebuah guyonan semata.

Ketua PSSI sebagai pimpinan tertinggi organisasi hanya memimpin dari


kejauhan karena merangkap jabatan. Apakah ini yang namanya jaman milenial
dimana seseorang mampu melakukan 2 pekerjaan sekaligus atau multitasking?
Dengan memimpin dari kejauhan dan kinerja pengurus yang buram pun
menjadikan prestasi Indonesia sendiri terutama Timnas hanyalah sebuah angan
belaka. Hampir tidak ada sinar terang di dalam sepak bola Indonesia jika Liga 1
sendiri tidak profesional dan berkualitas sehingga apa yang didapatkan oleh sang
juara hanyalah sebuah seperti sebuah perayaan ulang tahun yang didatangi oleh
anak-anak kecil.

Di dalam ilmu filsafat moral setiap orang harus lah mengetahui nilai
moral. Nilai moral haruslah disadari dan dapat dilakukan dengan baik. Setiap
manusia wajib melakukan tindakan yang baik dan menghindari setiap perbuatan
buruk. Jika setiap manusia mampu untukbertindak baik maka perilaku, sikap dan
perbuatan yang dilakukan akan baik, tapi jika manusia hanya melakukan
kejelekan dan keburukan maka perilaku, sikap dan perbuatannya hanya akan
mengarah kepada keburukan. Maka sebagai manusia haruslah mampu untuk sadar
dan melakukan sesuatu yang baik dengan tujuan kebaikan sendiri dan kebaikan
bersama
BAB II

LANDASAN TEORI

Setiap manusia haruslah mampu dan mau untuk mengetahui setiap hukum
dari tindakan baik dan buruk. Setiap tindakan yang dilakukan akan menceriman
sifat dari seseorang dan bersikap dan berperilaku. Oleh karena itu setiap manusia
haruslah mampu untuk bertindak dengan benar dan dari dalam hati mereka. Jika
manusia melakukan sesuatu yang hanya mengarah pada kejelekan maka bisa
dikatan kesadaran mereka dan pengetahuan mereka kurang. Namun jika mereka
sadar bahwa apa yang di aukan salah dan mengetahui hukumnya maka mungkin
hati mereka bermasalah. Setiap orang memiliki hati mereka sendiri dan setiap
orang memiliki kesadaran dan pemikiran sendiri.

Dalam tatana moral subjektif dimana merupakan penilaian baik dan buruk
dari suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia. Tatanan moral subjektif
memaksudkan langsung pada subjek dari suatu perbuatan. Pada setiap tindakan
manusia didasarkan atas pertimbangan dalam hidup mereka dimana setiap
pertimbangan atas keputusan yang diambil akan melibatkan hati nurani manusia.
Hati nurani menyentuh dari pengetahuan atau kesadaran dari manusia. Manusia
haruslah mengetahui dan sadar akan balasan atau hukum dari setiap tindakannya
karena hati nurani langsung dengan perintah Tuhan dalam setiap hidup manusia.

Hati nurani memiliki beberapa karakteristik yang diantaranya adalah hati


nurani sesat, hati nurani bimbang. Hati nurani sesat disini adalah kesesatan dari
suatu hal yang mestinya dia ketahui kebenaranya dan kelalaian akan suatu hal
yang menyangkut secara pribadi. Sedangkan hati nurani bimbang menyangkut
pada pengetahuan akan suatu hal yang tidak pasti. Bimbang dapat berarti ragu-
ragu atau tidak mampu mengetahui pastiakan tindakannya boleh atau tidak.

Dalam setiap perbuatan nilai manusia pasti memiliki suatu nilai dan nilai
sendiri berkaitan dengan segala perbuatan manusia. Artinya setiap perbuatan
manusia baik itu berpikir, mempertimbangkan, memutuskan, mempraktikkan dan
menindaklanjuti suatu hal langsung berususan dengan nilai. Nilai terbagi menjadi
2 yaitu baik dan buruk, namun dalam nilai baik dan buruk tidak semuanya
bersepakat tentang pengertian yang sama yang kemudian memunculkan
keberagaman nilai. Pada masa sekarang ini banyak orang berbicara tentang krisis
nilai yang dikaitkan dengan merosotnya nilai-nilai moral kehidupan. Salah satu
contohnya adalah korupsi, pengaturan skor dan mafia para oknum yang
menggunakan Liga sebagai ladang bisnis untuk mencari keuntungan dalam
sepakbola Indonesia. Setiap kehendak haruslah mencakup kebaikan.

Baik sebagai nilai atau itulah yang menggerakkan kehendak atau itulah
yang kita kehendaki. Baik sebagai tujuan yaitu baik adalah sasaran tindakan atau
aktivitas yang dilakukan.

Nilai moral dalam prinsip bonum faciendum et malum vitandum atau


kebaikan harus dilakukan dan keburukan harus dihindari merupakan penegasan
dari reealitas jika hidup manusia menyentuh kewajiban moral. Kebaikan harus di
lakukan disini maksudnya adalah kebaikan wajib, mutlak untuk dilakukan karena
menurut aristoteles menjanjikan kebahagiaan.

Nilai moral memiliki esensi nilai yang dimaksud juga dengan hakikat,
kodrat. Dalam pendeketan teoritis dalam memahami nilai ada 2 yaitu moralitas
ekstrinsik dan intrinsik. Moralitas ekstrinsik adalah penilaian baik buruk atas
suatu tindakan manusia yang didasarkan pada hukum positif atau perintah.
Moralitas intrinsik menegaskan jika tatanan moral manusia baik atau buruk tidak
ditentukan oleh manusia atau instansi yang berkuasa, tapi dari kesadaran sendiri
dari dalam dirinya.

Etika, sebagai ilmu praktis berhubungan dengan ilmu filsafat lain yang
memiliki karakter praktis seperti politik dan hukum. Menurut Aristoteles etika dan
politik berhubungan satu sama lain yang letak hubungannya disimak dari cara
mengembangkan teori politiknya dengan berangkat dari prinsip etikanya. Etika
Aristoteles adalah etika kebaikan yang artinya dia menggariskan jika setiap
aktivitas bertujuan untuk mendapatkan kebaikan.
BAB III

PEMBAHASAN

PSSI yang merupakan federasi tertinggi dalam sepak bola Indonesia dan
bertindak selaku operator liga indonesia menjadi perbincangan akhir-akhir ini
karena kasus pengaturan skor dalam sepakbola indonesia. Sepakbola yang
merupakan tontonan yang paling diminati menjadi sebuah sarang bisnis para
oknum yang ingin mencari keuntungan materi. Gelar juara yang dibanggakan
hanya menjadi sebuah piala kecil karena hasil yang didapat merupakan sebuah
hasil jadi yang sudah ditentukan.

Pada kasus ini terdapat beberapa para pengurus PSSI yang ikut terlibat
didalamnya. Semua pihak menyoroti kinerja PSSI sebagai pengurus tertinggi
harusnya mampu menghilangkan pengaturan skor dalam sepakbola dan setiap laga
yang dimainkan merupakan totalitas yang dimainkan oleh pemain dan bukan
merupakan hiburan settingan seperti sinetron.

Sebagai pengurus PSSI yang tentunya merupakan seseorang yang sudah


memiliki pendidikan yang dapat di bilang tinggi dan memiliki pengalaman yang
banyak, namun jika kerja nyatanya hanyalah sebagai oknum pemain pengaturan
skor untuk keuntungan pribadi sama saja mereka sedang memperlihatkan
permainan topeng atau sebuah pencitraan saat menghadapi tekanan dari media.

Sebagai seorang manusia khususnya jika memiliki suatu pekerjaan dengan


tanggung jawab yang tinggi mestinya seseorang tersebut haruslah mengetahui
suatu tanggung jawabnya dan menghendaki setiap tindakan yang dilakukannya.
Dengan menjadi seorang pengurus dari PSSI maka hendaknya setiap pengurus ini
dapat mengetahui perbuatan yang dilakukannya merupakan tindakan yang benar
dan tidak melanggar suatu hukum tentang pekerjaannya.

Pengurus PSSI disini bisa dibilang mereka memegang tanggung jawab


besar namun mereka seakan hanya tutup mata tentang setiap permasalahan yang
ada. Walaupun banyak tudingan kepada PSSI bahawa pengurusnya ikut berperan
dalam pengaturan skor, namun banyak dari mereka hanya hanya membantah dan
mengelah saat di wawancarai. Dapat dikatakan sebenarnya merekamengetahi
perbuatan mereka adalah suatu kesalahan karena tidak semestinya sebagai seorang
pengurus mereka menyalahgunaakan wewenang mereka hanya untuk kepentingan
pribadi.

Dengan keadaan para pengurus PSSI yang mengetahui setiap tindakanya


dan menghendakinya namun mereka melakukan tindakan yang bisa dibiliang
salah sehingga setiap tindakanya mereka tidak mengetahui pasti tindakannya
boleh dilakukan atau tidak dan benar atau tidak. Karena jika mereka mengetahui
pasti tindakanya maka mereka tidak akan melakukan tindakan yang salah tadi dan
meneruskan tradisinya secara terus menerus.

Teori lain yang dapat digunakan untuk meninjau kasus tersebut adalah
nilai ektrinsik moral. Nilai ektrinsik moral harus mengetahui dan menjalankan apa
yabg dikatakabn baik. Dalam kasus pnegaturan skor liga 1, pengurus PSSI telibat
pengaturan skor. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan tersebut tidak sesuai
dengan moral ektrinsik, dimana seharusnya pengurus pssi atau onum lain yang
terlibat tidak melakukannya karena pengaturan skor bukanlah suatu kebaikan.
Penggurus PSSI mengathui bahwa pengaturan skor itu dilarang dalam persepak
bolaan, maka dari itu tindakan tersebut tidak sesuai dengan nilai moral ektrinsik.
Perlu adanya tindakan yang tegas agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Mirisnya, pengaturan skor tersebut meloibatkan pengurus PSSI yang seharusnya
mengawasi dan menjaga netralitas liga 1 justru ikut merusak melalui internal
kepengurusan. Kejadian tersebut tentunya menambah daftar buruk sepak bola di
indonesia, selain itu kepercayaan masyarakat akan semakin menurun. Padahal
masyarakat mengharapkan kepengurusan yang benar – benar bersih, agar sepak
bola indonesia semakin maju.

Anda mungkin juga menyukai