Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Diskriminasi

Disusun oleh:

Daffa Iqbal R.
(0216101397)
Sharmila a wijaya
(0216101108)
Niken Dwi O.
(0216101127)

Manajemen S1

Fakultas Bisnis dan Manajemen

Universitas Widyatama

Bandung

2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penyusun
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Diskriminasi tepat waktu.
Diskriminasi merupakan hal yang wajib dipahami karena sangat berpengaruh bagi kelangsungan
hidup perusahaan maupun etika yang dimiliki suatu perusahaan.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena
kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara
tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran
politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi..

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun
menerima segala saran dari pembaca. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, November 2017

penyusun

2
Daftar Isi

BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI .......................................................................................................................................... 6
DISKRIMINASI ...................................................................................................................................... 12
BAB III .......................................................................................................................................................... 14
KASUS .......................................................................................................................................................... 14
BAB IV.......................................................................................................................................................... 14
ANALISIS KASUS .......................................................................................................................................... 14
BAB V........................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 15
5.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 15
5.2 SARAN ............................................................................................................................................... 15
\ ................................................................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diskriminasi sudah tidak asing lagi di tiap-tiap negara, termasuk negara kita. Secara tidak sadar
kita sebenarnya telah melakukan tindakan tersebut. Misalnya saja untuk orang-orang cacat. Saat
ini di Indonesia khususnya sangat-sangat jarang kita temui bahkan tidak ada pekerja yang cacat.
Baik ityu cacat fisik maupun cacat mental.

Arti dasar dari diskriminasi itu sendiri adalah membedakan satu objek dari objek yang lainnya,
suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam
pengertian modern, istilah ini secara moral tidak netral: karena biasanya mengacu pada tindakan
membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun
berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela. Diskriminasi ini
dapat dibuktikan dengan 3 perbandingan yaitu :
(a) perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang
terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain;
(b) perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan
paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama; dan
(c) perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih
menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.

Menilai dan menangani tenaga kerja yang beragam adalah lebih dari tindakan yang benar secara
etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk dekade selanjutnya menunjukkan dengan jelas
bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan tugas merekrut, melatih, dan
mempromosikan kaum perempuan dan kaum minoritas tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
akan tenaga kerja.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.Apakah sudah terjadi keadilan dalam bisnis pada PT Dinuo Indonesia dan hukum apa yang
mengatur permasalahan tersebut?

2.Apakah PT Dinuo Indonesia menggunakan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengatahui permasalahan pada PT Dinuo Indonesia indonesia dan hukum apa yang mengatur
permasalahan tersebut.

2. Mengatahui PT Dinuo Indonesia menggunakan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Etika


Etika adalah suatu yang mendalami standar moral bermasyarakat. Oleh karena itu kita
wajib memepertahankan dan menerapkan standar-standar moral dalam bermasyarakat. Kita pun
wajib melihat dan menilai sikap dan prilaku seseorang dalam bermasyarakat untuk mengetahui
yang mana sikap buruk mau pun sikap baik. Moral dan prilaku seseorang akan menghasilkan
pendapat seseorang mengenai etika. Berdasarkan pandangannya moral dalam suatu masyarakat
berbeda tergantung dimana orang itu berbeda karena setiap lokasi dan tempat tata cara beretika
berbeda.
Indonesia memiliki berbagai macam suku, RAS, bahasa, dan adat istiadat yang dimana
seseorang dapat memahami perbedaan tersebut. Dalam suku dan budaya indonesia memiliki
pendapat yang berbeda oleh karena itu setiap suku memiliki etika yang berbeda sesuai dengan
budaya suku itu sendiri.

Pengertian dari Etika di bahas sebagai berikut:


1. Pada dasarnya moral adalah sesuatu yang berkaitan dengan persoalan yang kita hadapi, akan
tetapi ini semua akan merugikan secara serius bagi generasi muda indonesia, juga bisa
menguntungkan.
2. Moral bangsa indonesia ini bergantung pada perkembangan teknologi negara tersebut, bukan di
tetapkan oleh suatu otoritatif tertentu.
3. Suatu moral akan di tentukan oleh kosa kata yang di gunakan dan emosi yang dapat merubah
suatu sikap dan prilaku seseorang.
4. Standar moral adalah suatu pertimbangan yang benar benar di katakan tidak memihak atau
tidak berat sebelah.
5. Moral dan etika sebenarnya harus di perhatikan karena pada awalnya moral dan etika
seseorang lebih di utamakan di bandingkan kepentingan diri sendiri.

6
Banyak juga pengertian tentang etika, yang menurut para ahli berbeda-beda yang dimana
saya menggaris bawahi bahwa itu semua tertuju sama.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
 Menurut K. Bertens, Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
 Menurut W. J. S. Poerwadarminto, Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral).
 Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno, Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau
ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
 Menurut Ramali dan Pamuncak, Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar
dalam satu profesi.
 Menurut H. A. Mustafa, Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang
buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran.

2.1.1. Etika dan Moral


Adapun perbedaan dari Etika dan Moral yaitu dalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan
moral memiliki arti yang sangat sama sehingga saya pun sulit dibedakan anatara keduanya. Moral
adalah suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang dimana kita dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk. Moral sangat di pengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut masyarakat,
baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya. Pengertian moral lebih kepada
penilaian prilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, baik atau buruk.
Etika sendiri lebih menuju pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari bagaimana
hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk memberi penilaian kritis dan
rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada, benar atau salah.
Contoh sederhana untuk membedakannya, merokok di tempat umum adalah moral yang
sangat buruk dan hampir setiap tempat umum terdapat tulisan dilarang merokok, sesuai dengan
nilai yang di pahami oleh masyarakat tentang larangan merokok di tempat umum. Pelakunya
dikatakan bermoral buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan tentang di
larangnya merokok pada tempat umum, apa keputusan tersebut salah ataukah benar, dan

7
bagaimana penerapan aturan yang dipelajari dan diatur melalui etika. Seseorang yang merokok
tidak dapat dikatakan tidak bermoral jika merokok pada tempat yang di sediakan, akan tetapi
tempat untuk merokok di indonesia ini masih jarang di temui, meskipun sama-sama merokok,
tetapi yang tidak merokok di tempat umum di katakan lebih beretika karena tidak mengganggu
orang lain. Hal ini disebabkan adanya etika (aturan) yang membenarkan dan “mengizinkannya”
untuk melakukan hal itu.

2.1.2. Etika Organisasi


Organisasi adalah perkumpulan dimana orang-orang bebas mengluarkan pendapat untuk
mencari dan membagi informasi, dan berbicara tentang organisasi kita tidak akan lepas dari
pembahasan tentang integritas, Menurut Ghillyer (2014), budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai
nilai, keyakinan, dan norma yang dianut bersama oleh seluruh pegawai dalam organisasi. 4 Budaya ini mewakili
seluruh kebijakan dan prosedur setiap departemen fungsional dalam organisasi baik tertulis maupun informal, dan
juga mewakili kebijakan serta prosedur organisasi secara keseluruhan.

2.1.3. Kode Etika Organisasi Seprofesi


Organisasi seprofesi adalah perkumpulan dimana mahasiswa yang mengambil jurusan
yang sama atau orang-orang yang memiliki suatu tujuan dengan job atau pekerjaan yang sama,
organisasi ini bertujuan agar memiliki tujuan yang menghadap kemasa yang akan datang. Dan
merupakan prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi yang dimana akan
berbeda satu dengan lainnya seperti contohnya berbedah wilayah maka kita akan mendapatkan
banyak perbedaan seperti bahasa, adat, kebiasan, kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi
yang di definisikan dalam suatu kota yang tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dari
rumusan etika yang di tuangkan dalam kode etika profesi adalah:
 Starndar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien,
institusi, dan masyarakat pada umumnya
 Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus
mereka perbuat jika mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
 Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama baik profesinya dan
fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat untuk melawan tindakan-tindakan yang negatif dari
anggota-anggota tertentu
8
 Standar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan bahwa setiap profesi dapat
mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat

2.2.1 Teori Etika


Etika memberikan pegangan orientasi dalam menjalani kehidupan, berarti manusia selalu
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya.Ada arah dan sasaran dari tindakan atau hidup
manusia.Disini berhadapan dengan dua teori etika yang dikenal sebagai etika deontologi dan etika
teleologi.
a) Teori Deontologi
Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik, menurut
etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan
baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri.
Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral kareena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan
kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Atas
dasar itu, etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat dari
pelaku.
b) Teori Teleologi
Etika teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau
dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.Suatu
tindakan dinilai baik, apabila tujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang
ditimbulkannya baik dan berguna.
Etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat
tergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu, setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa
berlaku begitu saja dalam setiap situasi.
c) Teori Utilitarisme
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan
bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau
masyarakat.

Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi

9
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang
baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.

d) Teori Aristoteles mengenai paham keadilan tradisional


Atas pengaruh Aristoteles secara tradisional keadaan dibagi menjadi tiga:
a) Keadilan legal
Keadilan legal menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua orang atau kelompok diperlalukan secara sama oleh nega di hadapan dan berdasarkan
hukum yang berlaku. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan
hukum yang berlaku.
b) Keadilan komutatif
Keadilan ini mengatur hubungan yang adil atau fair antara orang yang satu dan yang lain
atau antara warga negara yang satu dan warga lainnya. Keadilan ini menuntut agar dalam interaksi
sosial antara warga yang satu dan warga yang lain, tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya. Berarti menuntut agar semua orang memberikan, menghargai hak dan menjamin apa
yang menjadi hak orang lain.
c) Keadilan distributif.
Keadilan distributif atau dikenal sebagai keadilan ekonomi, adalah distribusi ekonomi yang
merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dengan kata lain, keadilan distributif
menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil pembangunan.
Keadilan distributif tidak membernarkan prinsip sama rata dalam hal pembagian kekayaan
ekonomi. Prinsip sama rata hanya akan menimbulkan ketidakadilan karena mereka yang
menyumbang besar tidak dihargai semestinya, yang berarti diperlakukan secara tidak adil.
e) Teori keadilan Adam Smith
Adam Smith hanya menerima satu konsep aau teori keadilan, yaitu keadilan komulatif.
Alasannya, pertama menurut Adam Smith yang disebut keadilan sesungguhnya hanya punya arti satu
yaitu keadilan komutatif yang menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan
antara satu orang dengan orang lain. Itu berarti dalam interaksi sosial apapun tidak boleh ada pihak
yang dirugikan hak dan kepentingannya.

10
Ada tiga prinsip pokok keadilan komutatif menurut Adam Smith:
1 Prinsip no harm
Prinsip no harm atau tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan
kepentingan orang lain. Secara negatif prinsip ini menuntut agar dalam interaksi sosial apapun setiap
orang harus menahan dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain.
2 Prinsip non-Intervention
Atau prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar demi jaminan dan
penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang, tidak seorang pun diperkenankan untuk iku
campur tagan dalam kehidupan dan kegiatan orang lain. Campur tangan dalam bentuk apapun akaan
merupakan pelanggaran terhadap hak orang tertentu yang merupakan suatu harm(kerugian), dan itu
telah terjadi ketidakadilan. Prinsip ini berlaku bagi bagi hubungan antara pemerintah dan rakyat
sedemikian rupa sehingga pemerintah tidak diperkenankan untuk ikut campur tangan dalam
kehidupan pribadi setiap warga tanpa alasan yang dapat diterima.
3 Prinsip keadilan tukar
Prinsip keadilan tukar atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan
terungkap dalam mekanisme harga dalam pasar.Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan
harga pasar atau harga aktual.
f) Teori Keadilam Distributif John Rawls
Karena pasar memberikan kebebasan dan peluang yang sama bagi semua pelaku ekonomi.
Kebebasan adalah nilai dan salah satu hak asasi paling penting yang dimiliki oleh manusia, dan ini
dijamin oleh sistem ekonomi pasar.Pasar memberi peluang bagi penentuan diri manusia sebagai
makhluk yang bebas. Ekonomi pasar menjamin kebebasan yang sama dan kesempatan yang fair.
Prinsip-Prinsip Keadilan Distributif Rawls
1) Prinsip kebebasan yang sama, prinsip ini berbunyi: “setiap orang harus mempunyai hak yang sama
atas sistem kebebasan dasar yang sama yang paling luas sesuai dengan sistem kebebasan serupa bagi
semua.”
2) Prinsip perbedaan, yaitu bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa
sehingga ketidaksamaan tersebut menguntungkan mereka paling kurang beruntung dan sesuai dengan
tugas dan kedudukan yang terbuka bagi semua dibawah kondisi persamaan kesempatan yang sama

11
DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah suatu perlakuan yang membedakan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya yang secara moral hal tersebut tidak perlu dibedakan (netral) dan tidak salah.
Perbedaan perlakuan dalam hal :
 Ras
 Agama
 Jenis kelamin
 Status sosial
 Koneksi / nepotisme
Prinsip diskriminasi
 Jika menilai berdasarkan kelompok , tidak berdasarkan kemampuan
 Keputusan dibuat berdasarkan prasangka (prejudie)
 Diskriminasi ini merugikan bagi kedua belah pihak
Bentuk diskriminasi
1. Uninstitutionalized : tidak semua orang yang ada dalam organisasi tersebut bersikap
diskriminasi.
a. Isolated intentionaly : apabila seseorang dalam suatu organisasi bersikap diskriminatif
dengan sengaja atau sadar.
b. Isolated unintentionaly : seseorang bersikap diskriminatif tanpa disadari.
2. Instutionalised
Semua anggota organisasi melakukan tindakan diskriminatif
a. Internationaly : contoh : Klu Klux Klan , Nazi Hitler
b. Uninternationaly : contoh : syarat kerja yang hanya membutuhkan wanita / pria.
Suatu perusahaan dikatakan diskriminasi apabila para minoritas yang ada dalam jajaran
pekerjaan tidak seimbang jumlahnya dengan masyarakat. Contoh diskriminasi pada
perusahaan, perbedaan perbedaan pendapatan dengan pekerjaan.
Diskriminasi dan teori utilitarian
Menurut teori utilitarian masyarakat produktifitasnya dapat dioptimalkan kalau orang-
orang ditempatkan berdasarkan kemampuan masing-masing.
Setiap pekerjaan memerlukan keterampilan dan sumber daya yang berbeda dan setiap
orang memiliki kepribadian masing-masing,kita harus menggunakan prinsip “The rigth man on
the right place” agar pekerjaan ras,agama,jenis kelamin dan nepotisme yang tidak berhubungan
dengan kinerja seseorang akan menyebabkan inefesien.
Oleh karena itu harus dihindarkan :
1. Bila dihubungkan dengan teori utilitarian, maka landasan COB)

12
Teori utilitarian berdasarkan cost of benefit artinya suatu keputusan akan diambil apabila
memberikan suatu manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
2. Bila dihubungkan dengan teori Kantion (Immanuel Kant)
Teori ini,setiap individu mempunyai hak untuk diperlukan sebagai orang yang bebas dan
sama derajatnya dengan orang lain. Jadi, oleh karena itu diskriminasi harus dihindarkan.
Cara menghilangkan diskriminasi :
1. Kita harus merubah cara berfikir para anggota organisasi agar mereka tidak bersikap
diskriminatif.
2. Suku bangsa , jenis kelamin , agama dan kriteria lainnya yang tidak berhubungan dengan
kinerja seseorang harus dihindari/tidak boleh dijadikan standar penilaian.
3. Memberi kesempatan lebih banyak kepada pihak minoritas rtinya : Bila hasil tersebut
hampir sama , maka diberikan kesempatan lebih banyak kepada minoritas.
4. Untuk pegawai wanita, perusahaan hendaknya memberikan beberapa kelonggaran.
Misalnya : Membawa jadwal kerja yang lebih fleksibel.
Tanggung jawab perusahaan terhadap pekerja
1. Membayar gaji sesuai kemampuan dan hasl kerja pegawai harus memperhatikan beberapa
faktor dan membayar gaji.
a. Biaya hidup di suatu daerah
b. Kemampuan perusahaan
c. Serikat buruh
d. Peraturan pemerintah
e. Pasar upah di industri
2. Menyediakan pekerjaan yang aman dan sehat
3. Kepuasan kerja , artinya perusahaan harus menyediakan kondisi kerja yang dapat
memotivasi para pekerja untuk berkembang.
a. Variasi keterampilan adalah setiap pekerja dieri kesempatan untuk mengembangkan
berbagai keterampilan yang diperlukan oleh perusahaan.
b. Otonomi adalah setiap pekerja diberi kesempatan dalam menentukan jadwal kerja dan
cara mengerjakan tugasnya secara bebas.
c. Feed back adalah setiap pekerja berhak mendapat respon dari atasan sehubungan
dengan hasil kerja.
4. Memberi hak pribadi
Hak pegawai untuk menyimpan rahasia pribadi.
Misalnya : besarnya gaji tidak dibertahu orang lain.

13
BAB III
KASUS

Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek
diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka
yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga
perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Tak perlu dibicarakan, dia menerima email yang sangat
banyak dari para pelanggan yang kecewa dan marah. Dua hari kemudian, Steve Jobs menawarkan
$100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang
sudah membayar harga penuh. Apakah keputusan untuk mengurangi $200 dan sikap untuk
melakukannya tepat dari sudut pandang etika?
Seandainya pihak management Apple melakukan sniff test sebelum mengambil keputusan
mungkin mereka memiliki kesimpulan bahwa ibu mreka tidak akan bangga atau nyaman dengan
keputusan tersebut. Sama halnya, mungkin mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga
bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan Apple.
Jika Apple hanya melihat dari sisi pemegang saham dalam mengambil keputusan tersebut,
mereka akan sadar selain pelanggan awal yang terkena imbas, perusahaan Apple sendiri ternoda
dan itu bisa juga berimbas terhadap pelanggan lain yang mereka coba untuk dekati. Sebagai
tambahan, para pekerja Apple yang mana banyak diantara mereka sudah tergoda oleh reputasi
Apple yang kuat yang selalu menyediakan solusi yang inovatif dengan standar tinggi akan
dipertanyakan oleh company mothers, yang mana akan melemahkan komitmen dan kesetiaan
mereka.

BAB IV
ANALISIS KASUS

14
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN

15

Anda mungkin juga menyukai