Anda di halaman 1dari 12

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.

2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-13

Pembinaan Pemain Muda Melalui


Akademi Sepak Bola
Rengga Ryandah Zudha Prawira dan Tjahja Tribinuka
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: tjahja@arch.its.ac.id

Abstrak— Permainan sepak bola digemari oleh hampir Indonesia berupaya menjaga eksistensinya di dunia sepak
seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Indonesia berupaya
bola. Segala macam kompetisi pun diikuti agar
menjaga eksistensinya di dunia sepak bola. Segala macam
kompetisi pun diikuti agar persepak bolaan Indonesia bisa
persepakbolaan Indonesia bisa diakui di kancah internasional.
diakui di kancah internasional. Namun minimnya kualitas Namun minimnya kualitas sumber daya manusia
sumber daya manusia menghambat tim nasional (Timnas) menghambat tim nasional (Timnas) Indonesia untuk banyak
Indonesia untuk banyak menghasilkan prestasi di kancah menghasilkan prestasi di kancah internasional.
internasional. Dari fakta-fakta tersebut sebuah akademisepak Di saat sepak bola modern tengah berkembang
bola menjadi alternaltif dalam mencetak pemain-pemain yang Indonesia juga memiliki keinginan untuk menunjukan
memiliki bakat serta memiliki prilaku yang baik . Ide yang
eksistensinya di dunia sepak bola lokal maupun internasional.
konsep yang di tawarkan yaitu sebuah akademi pemain sepak
bola muda dengan konsep rancangan yang bisa merangsang Hal ini membuat saya berpikir bagaimana cara agar sepak bola
motivasi, jiwa kompetisi serta kebersamaan. Akademi ini Indonesia bisa di perhitungkan kualitasnya. Lalu bagaimana
diharapkan mampu berkontribusi terhadap persepak bolaan agar bisa membentuk sebuah tim nasional yang berkualitas
nasional dan menjadi harapan kita semua. demi menjawab harapan yang besar dari masyarakat
Indonesia yang loyalitasnya tidak perlu diragukan?
Kata Kunci— Akademi , Sepak bola, Prilaku. Ada beberapa macam tolak ukur dalam membentuk kualitas
persepakbolaan suatu negara. Faktor yang paling
I. PENDAHULUAN mempengaruhi adalah kualitas liga lokalnya. Dimana terbukti
negara yang memiliki tim nasional yang berkualitas
S AAT ini Sepak bola menjadi salah satu olahraga
yang diminati dan digemari oleh hampir semua orang di
bumi. Sepak bola juga bisa dinikmati oleh semua kalangan
memiliki liga yang berkualitas pula. Lalu bagaimana
membentuk sebuah liga yang berkualitas? Tentu saja tim
yang ikut memiliki kualitas pula. Lalu bagaimana cara
usia dan
membentuk tim yang berkualitas? Pembibitan usia muda
lapisan
masyarakat. merupakan jawaban yang paling tepat.
Hingga kini, tidak ada olahraga yang mendapatkan Jadi bisa disimpulkan bahwa dengan pembimbitan
sambutan paling meriah dan gegap gempita dari masyarakat di pemain usia muda di harapkan mampu memberi kontribusi
berbagai negara dunia selain sepak bola. Untuk itulah yang maksimal mulai dari tingkat lokal sampai internasional.
tidak sedikit analisa yang meyakini bahwa sepak bola bukan Sehigga dengan begitu sebuah AKADEMI SEPAKBOLA
sekedar olahraga, tapi sebuah olahraga yang menimbulkan modern diharapkan mampu menjadi solusi bagi
perang, revolusi, dan menjadi perhatian mafia dan para persepakbolaan Indonesia.
diktator. Sepak bola modern kini berkembang dari masa Saya mencoba mengangkat isyu tentang kontribusi klub
ke masa. Banyak sekali aspek yang di pengaruhi atau sepak bola Persebaya Surabaya terhadap perkembangan sepak
mempengaruhi dalam proses berkembangnya olah raga ini bola nasional. Yang diharapkan mampu menyuplai pemain-
diantarannya aspek sosial, ekonomi, politik dan hiburan. pemain muda yang berkualitas sehingga membuat timnas
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki Indonesia menjadi tim yang lebih kuat dan besar.
antusias yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Hampir Persebaya merupakan tim sepak bola yang telah 88 tahun
seluruh lapisan masyarakat menggemari olahraga ini. eksis di dunia sepak bola nasional. Sederet prestasi juga telah
Terbukti dengan menjamurnya klub-klub sepak bola di ditunjukan tim ini. melalui hal itu penulis melihat fenomena
berbagai daerah di Indonesia. ini sebagai suatu fenomena yang pantas di angkat. Selain itu
Sepak bola merupakan olahraga yang diminati dan basis supporter yang besar menjadi potensi tersendiri.
digemari banyak orang di berbagai belahan dunia. sepak bola Sebagai salah satu penggemar sepak bola tentunya saya juga
juga memiliki peran penting pada kehidupan. Sehingga setiap berharap PERSEBAYA mampu berkontribusi terhadap
perkembangan sepak bola menjadi pembahasan yang menarik persepak bolaan nasional dengan pembibitan pemain usia
untuk diikuti dan dibahas.
Permainan sepak bola di Indonesia juga berkembang pesat.
Dibawah naungan organisasi Persatuan Sepak Bola Indonesia
(PSSI) yang didirikan pada tahun 1930 di
Yogyakarta,
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-14

Gambar 1. Antusiasme sebuah pertandingan sepak bola

Gambar 5. Foto pemain sepak bola terkenal saat masih


kecil

Gambar 2. Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola

Gambar 6. Bibit pemain muda saat menjalani


pelatihan

Gambar 3. Timnas U-19 saat menjuarai piala AFF U-19

Gambar 7. Program
ruang

muda yang berkualitas. Sehingga tidak menutup kemungkinan


impian seluruh rakyat Indonesia dalam keikutsertaan pada
piala dunia bisa terwujud.
A. Permasalahan
desain
a. Kurangnya kualitas regenerasi dan upaya pembibitan
pemain muda
b. Tidak sedikit pemain yang memiliki prilaku buruk
Gambar 4. Akademi sepak bola yang didirikan oleh salah satu
merk sport di lapangan
c. Masa depan pemain tidak memiliki
kejelasan d. Rendanya loyalitas pemain
teradap klub
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-15
e. belum maksimalnya slogan sepak bola yang fair
play

Gambar 10. Desain interior

Gambar 11. Desain exterior

B. Kriteria desain
Gambar 8. Konsep rancangan
f. desain harus bisa mingkatkan motivasi pemain
binaan g. desain harus bisa menumbuhkan jiwa
kompetisi
h. desain harus bisa menumbuhkan rasa kebersamaan
dan ikatan emosional

II. METODA PERANCANGAN


Metode desain yang di gunakan yaitu metode olah ruang
berdasarkan fungsi dan kepentingan pengguna. Di adopsi dari
metode rem kolhass dalam merancang bangunan seattle
central library dengan konsep mix-use. Metode ini fokus
Gambar 9. Konsep rancangan
kepada penyusunan ruang dengan pertimbangan
karakteristik- karakteristik tertentu ruang. Dalam kasus ini
karakteristik yang di pertimbangkan adalah kepentingan dan
antusiasme yang tinggi berbanding terbalik dengan
prestasi yang diraih persepakbolaan Indonesia.
Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia dari segi
kepadatan penduduk. secara logika persediaan sumber daya
pemain sangat banyak namun mengapa sepak bola indonesia
sepertinya sangat sulit untuk berkembang. Yang sering kita
dengar malah pemberitaan sisi negatif dari sepak bola.
Sudah Saatnya sepak bola indonesia mengembangkan
diri mengikuti perkembangan sepak bola modern. Salah satu
faktor penting adalah pembibitan pemain muda sehingga
proses regenerasi pemain berkualitas tetap terjaga. Upaya
Pembibitan pemain muda dilakukan di level klub sehingga
kualitas liga Indonesia juka ikut meningkat dan kompetitif.
kontribusi klub sepak bola Persebaya Surabaya terhadap
perkembangan sepak bola nasional diharapkan mampu
menyuplai pemain-pemain muda yang berkualitas sehingga
membuat timnas Indonesia menjadi tim yang lebih kuat
dan besar.
Persebaya merupakan tim sepak bola yang telah 88 tahun
eksis di dunia sepak bola nasional. Sederet prestasi juga telah
ditunjukan tim ini. melalui hal itu penulis melihat fenomena
ini sebagai suatu fenomena yang pantas di angkat. Selain itu
Gambar 12. Tampak bangunan
basis supporter yang besar menjadi potensi tersendiri.
Sebagai salah satu penggemar sepak bola tentunya saya
aktifitas pengguna bangunan. Sehingga akan didapatkan
juga berharap PERSEBAYA mampu berkontribusi terhadap
sebuah susunan ruang khusus yang menitikberatkan kegiatan
persepak bolaan nasional dengan pembibitan pemain usia
dan aktifitas pengguna didalamnya.
muda yang berkualitas. Sehingga tidak menutup kemungkinan
impian seluruh rakyat Indonesia dalam keikutsertaan pada
III. HASIL DAN EKSPLORASI piala dunia bisa terwujud.
Dari kriteria yang telah ditentukan maka diteruskan
dengan melakukan eksplorasi konsep yang akan di wujudkan UCAPAN TERIMA KASIH
dalam obyek rancangan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ketua Jurusan
1) Motivasi
Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Segala sesuatu yang dilihat dan menimbulkan rangsangan
untuk mampu mencapai suatu tujuan. Teknologi Sepuluh Nopember, Ir. I Gusti Ngurah Antaryama.;
Pembimbing dan Pengarah: Tjahja Tribinuka, S.T., M.T
2) Jiwa
kompetisi selaku dosen pembimbing atas segala ilmu dan bimbingannya
Keinginan dan upaya untuk selalu menjadi yang terbaik selama ini, serta kepada seluruh pihak membantu dan
3) Kebersamaan mendukung dalam penyelesaian jurnal ini.
Sebuah pengkondisian sebagai upaya menimbulkan
ikatan emosional. DAFTAR PUSTAKA
[1] Laurens, Joyce Marcella, 2004, Arsitektur dan Perilaku
Manusia, Grasindo, Jakarta.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
[2] Ching, Francis D.K. (1979), Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan
Saat ini Sepak bola menjadi salah satu olahraga yang (terjemahan edisi ketiga), Jakarta: Erlangga.
diminati dan digemari oleh hampir semua orang di bumi. [3] Neufert, Ernest,Data Arsitek Jilid 1 (terjemahan), Jakarta :
Erlangga. [4] Neufert, Ernest,Data Arsitek Jilid 2 (terjemahan),
Sepak bola juga bisa dinikmati oleh semua kalangan usia dan Jakarta : Erlangga.
lapisan masyarakat. Sepak boleh modern kini seolah [5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kamus Besar Bahasa
berkembang dan mempengaruhi berbagai macam aspek di Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
[6] Guillem Balague Guardiola, Pep, Another Way of Winning: The
hidup manusia. Bahkan tidak sedikit orang yang bertaruh Biography (2012)
nyawa karena sepak bola. [7] Foer, Franklin, How Soccer Explains the World: An Unlikely Theory of
Indonesia terkenal dengan antusiasme yang tinggi terhadap Globalization (2004)
[8] Pattinasarany, Ronny, Dan, Saya Telah Menyelesaikan Pertandingan
dunia sepak sepak bola. Hampir sebagian besar masyarakat Ini(2009)
Indonesia menggemari olahraga ini. Namun [9] Pamungkas Bambang, Ketika Jemariku Menari (2011)
sayangnya
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

[10] S Scheunemann, Timo dkk. (2012). Kurikulum & Pedoman Dasar Sepak
Bola Indonesia. Jakarta : PSSI.
[11] Siahaan, Pangeran . (2014).The Big Pang Theory: Talking Nonsense
About Football (Indonesian Edition)
[12] Rhed, CONCEPTUAL and ACTIVITY DIAGRAMS
[13] SCHEUNEMANN, TIMO, Perbedaan Akademi dan
Sekolah Sepak Bola (SSB),
http://www.supersoccer.co.id/supersoccer-
tv/perbedaan-akademi- dan-sekolah-sepak-bola-ssb
[14]
http://www.novembre.it/architecture/casa-
milan-ac-milan-21/ [15]
http://www.acmilan.com/en/news/show/1519
47
[16] http://www.dezeen.com/2011/01/06/football-
training-centre-soweto-by- rufproject/
[17] http://rufproject.com/#/ftc-soweto/
[18] http://www.archdaily.com/96408/football-
training-centre-soweto- rufproject/

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEP-OR. 8


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

Studi Minat dan Bakat Anak Usia Dini Secara Ilmiah


Pada Suku Jawa di Kabupaten Banyuwangi
Arya T Candra1, Edi Irwanto2
1,2
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas PGRI Banyuwangi, Jl. Ikan Tongkol, No 1, Kota Banyuwangi
68416
E-mail: aryacandra0189@gmail.com

Abstrak – Untuk meraih prestasi yang optimal pada suatu cabang olahraga terdapat beberapa cara yang bisa
dilakukan. Salah satunya yaitu proses p e n g identifikasian minat dan bakat olahraga y a n g hendaknya
dilakukan sejak usai dini, hal tersebut bertujuan untuk menggali potensi atlit yang berprestasi dalam kompetisi
olahraga. Sebagai daerah dengan letak geografis serta keragaman suku dan budaya, Banyuwangi memiliki potensi
melahirkan berbagai macam bakat olahraga pada anak-anak usia dini sesuai dengan etnisnya masing-masing.
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi minat dan bakat olahraga anak usia dini pada
suku jawa yang ada di Banyuwangi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan sampel pengukuran
berjumlah 30 siswa yang merepresentasikan populasi seluruh siswa SD di Kabupaten Banyuwangi. Rentang usia
11– 14 tahun, memiliki latar belakang dari suku jawa. Pengukuran dilakukan dengan metode angket dan test
pengukuran pemanduan bakat sport search. Indikator bakat olahraga secara ilmiah ditinjau dari tinggi badan,
tinggi duduk, berat badan, rentang lengan, lempar tangkap bola tenis, lempar bola basket, loncat tegak, lari
kelincahan, lari cepat 40 meter, dan lari multitahap. Penelitian dilakukan dengan metode pengukuran
langsung di lapangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperiman dan dilakukan di tingkat sekolah dasar. .
Sampel pada penelitian ini menggunakan anak usia dini usia 11-
14 tahun yang bertempat tinggal di wilayah dataran rendah (suku jawa): kecamatan srono dan kecamatan genteng.
Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket untuk mengetahui minat dan metode sport
search
untuk mengetahui bakat pada anak-anak usia dini tersebut.Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas, dapat
disimpulkan bahwa data dari hasil tes dan pengukuran dengan menggunakan software sport search memiliki
kesesuaian pada beberapa indikator meskipun tidak secara langsung mengacu pada cabang olahraga yang
paling dominan diminati yaitu sepak bola (60%). Data dari sport search menunjukkan bahwa anak-anak usia dini
tersebut berbakat
dalam cabang olahraga atletik dengan kategori sangat potensial pada lari cepat, potensial pada lompat jangkit dan
cukup potensial pada lari gawang. Ketiga nomor atletik tersebut merupakan beberapa indikator kondisi fisik yang
penting dan dominan dalam cabang olahraga sepakbola. Karena ketiga nomor atletik tersebut membutuhkan
beberapa unsur yang baik seperti lari cepat 40 meter, kelincahan dan vertical jump.

Kata Kunci – Minat dan Bakat Olahraga, usia dini, Suku Jawa, Sport
Search.

I. PENDAHULUAN Seseorang dikatakan memiliki bakat dalam


Tahap awal pembangunan prestasi atlet yakni bidang olahraga apabila pada dirinya terdapat ciri-
dengan pembinaan olahraga yang dilakukan sejak ciri yang dapat dikembangkan dan dilatih menuju
usia dini atau usia pelajar [1]. Pencapaian prestasi kesuksesan untuk meraih prestasi yang gemilang
tidaklah mudah, tetapi harus melalui proses
pembinaan yang panjang dan didukung oleh calon
atlet yang berbakat. Meskipun dilakukan
pembinaan dan pelatihan terhadap calon atlet yang
tidak berbakat terhadap cabang olahraga tersebut,
maka hasil yang diraih tidak akan maksimal. Agar
dalam proes pembinaan olahraga dapat mencapai
prestasi yang optimal dan arah pembinaan lebih
efektif, sebaiknya lebih diarahkan ke cabang
olahraga tertentu [2]. Pembinaan olahraga prestasi
adalah pembinaan olahraga yang dilakukan dengan
tujuan untuk meraih suatu prestasi olahraga [3]. Hal
ini dikarenakan bakat merupakan salah satu
indikator dan syarat mutlak bagi para calon atlet
agar mampu berprestasi secara maksimal [4].
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEP-OR. 9
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
dalam olahraga [5]. Seseorang dikatakan berbakat
disuatu cabang olahraga tertentu apabila di
dirinya terdapat ciri-ciri yang dapat dikembangkan
untuk mencapai prestasi yang maksimal. Selain
potensi bakat seorang calon atlet, minat juga
merupakan indikator lain yang penting. Minat
merupakan faktor pendorong bagi seorang calon
atlet untuk menekuni dan mendalami cabang
olahraga yang dibakatinya. Karena apabila seorang
calon atlet memiliki bakat yang bagus dalam
cabang olahraga tertentu dan didukung oleh minat,
maka akan mampu menghasilkan prestasi yang
maksimal. Minat dan bakat seorang calon atlet juga
berbeda satu sama lain, begitupun di beberapa suku
yang pasti terdapat banyak anak usia dini yang
memiliki bakat berbeda-beda. Minat dan bakat
olahraga anak usia dini pada suku jawa di
Banyuwangi belum pernah teridentifikasi secara
rinci dan jelas.
Di kabupaten Banyuwangi terdapat beberapa
suku diantaranya suku jawa, osing dan madura.
Letak geografis beberapa suku tersebut mayoritas
juga berbeda, suku osing mayoritas bertempat
tinggal di daerah perbukitan (dataran tinggi)

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEP-OR. 10


sedangkan suku jawa bertempat tinggal di daerah instrument sport search yang diadopsi dari Australia
dataran sedang dan suku madura dominan [9].
bertempat tinggal di daerah tepi pantai. Ditinjau Dalam pembahasan tentang pemanduan bakat,
dari tempat tinggal beberapa suku yang letak tentunya tidak lepas dari proses pengidentifiksian
geografisnya berbeda-beda, maka hal tersebut bakat, identifikasi bakat adalah penjaringan
juga merupakan faktor pembeda dari minat dan terhadap anak dan remaja dengan menggunakan
bakat para calon atlet yang berasal dari suku tes-tes jasmani, fisiologis dan keterampilan tertentu
osing, jawa dan madura. Berdasarkan hal itu, untuk mengidentifikasi potensi-potensi yang
perbedaan suku yang ada di Banyuwangi berpotensi dimiliki, agar
dapat melahirkan bakat olahraga yang bervariasi berhasil dalam aktivitas olahraga yang dipilih [10].
dan teridentifikasi secara rinci di masing-masing Pemanduan bakat mampu menghasilkan para atlet
suku tertentu. Berdasarkan pembahasan diatas, dengan potensi untuk dikembangkan pada beberapa
peneliti tertarik untuk mengidentifikasi minat dan cabang olahraga yang dikembangkan bagi anak.
bakat anak usia dini pada suku jawa, karena di Jadi bakat adalah suatu kemampuan individu yang
Banyuwangi sendiri di dominasi oleh keberadaan tersimpan dalam proses pengidentifikasian yang
suku tersebut. dimana apabila dibina dengan benar maka akan
Pemanduan bakat sport search merupakan salah muncul potensi yang dimiliki oleh seseoarng
satu metode pengidentifikasian potensi bakat tersebut sehingga dapat mencapai prestasi yang
olahraga, yang bertujuan untuk membantu optimal. Sistem pembangunan olahraga yang
menentukan potensi anak dalam berolahraga yang digunakan di Indonesia adalah sistem piramida,
disesuaikan dengan karakteristik bakat anak yang meliputi 3 tahap, yaitu pemassalan,
tersebut [6]. Sport search memiliki potensi untuk pembibitan; dan peningkatan prestasi.
mempersiapkan siswa secara keseluruhan, tanpa
memperdulikan apa bentuk atau kecakapan fisik B. Tujuan Pemanduan Bakat
anak, dengan informasi dan data yang diberikan Tujuan utama mengidentifikasi bakat adalah
untuk memantau dalam menentukan pilihan-pilihan untuk mengidentifikasi dan memilih calon atlet
olahraga yang sesuai, dan diharapkan mampu yang memiliki berbagai kemampuan tertinggi untuk
mengarahkan calon atlet pada pengalaman yang cabang olahraga tertentu dalam hal ini merupakan
berkaitan dengan olahraga dengan cara yang lebih cermin atau tujuan yang harus dicapai oleh para
positif serta lebih menyenangkan [4]. calon atlet harus menyamai profil tersebut [11].
Penggunaan metode sport search yang belum Tujuan pemanduan bakat adalah untuk
memasyarakat di Banyuwangi, khususnya bagi memprediksi suatu derajat yang tinggi tentang
para pelatih dan guru merupakan salah satu faktor kemungkinan apakah calon atlet akan mampu dan
penghambat dalam upaya pencarian dan pembibitan berhasil menyelesaikan program latihan junior
bakat pada para atlet. Berdasarkan uraian latar dalam olahraga yang dipilih agar dapat mengukur
belakang di atas maka diperlukan penelitian Studi secara pasti dalam melakukan tahap latihan
minat dan bakat anak usia dini secara ilmiah (sport selanjutnya.
search) pada suku jawa di Kabupaten Banyuwangi. Program pemanduan bakat perlu dilakukan
Penelitian ini akan dilakukan dengan metode karena mengingat atlet merupakan faktor utama
eksperimen dengan menggunakan angket dan tes yang menentukan dalam upaya mencapai prestasi
maka memilih atlet usia dini diperlukan secara
pengukuran pemanduan bakat sport search.
sungguh-sungguh. Proses mencapai prestasi dapat
diefektifkan secara optimal apabila atlet yang dilatih
II. KAJIAN PUSTAKA merupakan atlet pilihan yang memiliki potensi yang
A. Pemanduan Bakat Olahraga sesuai dengan tuntutan spesifikasi cabang olahraga,
Pemanduan bakat dikatakan sebagai suatu usaha
waktu dan sumber daya yang digunakan untuk
yang dilakukan untuk memperkirakan dengan
proses pelatihan atlet yang berbakat lebih efisien
probabilitas yang tinggi peluang seseorang yang
[12]. Selain dilakukan proses pembinaan dalam
berbakat dalam olahraga prestasi untuk dapat
waktu yang panjang prestasi yang optimal mampu
berhasil dalam menjalani program latihan sehingga
tercapai jika didukung juga oleh atlet yang berbakat
mampu mencapai prestasi puncaknya [7].
[13]
Pemanduan bakat adalah usaha yang dilakukan
untuk memprediksi peluang atlet dalam
C. Manfaat Identifikasi Bakat
keterbakatan di sebuah cabang olahraga, agar dapat
Terdapat penelitian identifikasi bakat olahraga
berhasil dalam menjalani program latihan sehingga cabang bola basket dengan metode sport search
mampu mencapai prestasi yang optimal [8]. pada
Proses pemanduan bakat merupakan komponen siswa KU 11-15 tahun asrama Marsudirini
yang cukup penting ketika proses mempersiapkan kecamatan Muntilan kabupaten Magelang tahun
atlet dalam jangka panjang (10 tahun kedepan). 2014/2015 [14]. Perbandingan bakat olahraga usia
Instrumen yang digunakan dalam pemanduan 11-14 tahun ditinjau dari dataran rendah dan tinggi
bakat ini adalah
[15]. Penggunaan kriteria ilmiah dalam proses kehidupan anak dengan memberikan pengalaman-
pengidentifikasian bakat memiliki beberapa pengalaman olahraga yang berkualitas, yang
manfaat, yaitu : (1) Menurunkan waktu yang akan mampu menumbuhkan partisipasi seumur
diperlakukan untuk prestasi yang tinggi dengan hidup [4].
menyeleksi calon atlet berbakat dalam cabang
olahraga tertentu. (2) Mengeliminasi volume kerja, III. METODE
energi dan memisahkan bakat yang tinggi bagi Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperiman
pelatih [7]. Keefektifan latihan dapat dicapai, dan dilakukan di tingkat sekolah dasar. Penelitian
terutama bagi calon atlet yang memiliki ini menggunakan dua variable, yaitu minat dan
kemampuan tinggi. (3) Meningkatkan daya saing bakat. . Pengambilan sampel dilakukan dengan
dan jumlah atlet dalam mencapai tingkat prestasi metode purposive sampling. Kriteria sampel
yang tinggi. (4) Meningkatkan kepercayaan diri berdasarkan lokasi SD yang banyak ditempati suku
calon atlet, karena perkembangan prestasi jawa. Pada penelitian ini menggunakan anak usia
tampaki makin dinamis dibanding dengan atlet-atlet dini usia 11-
lain yang memiliki usia sama yang tidak 14 tahun yang bertempat tinggal di wilayah
mengalami seleksi. (5) Secara tidak langsung kecamatan srono dan kecamatan genteng. Teknik
mempermudah penerapan latihan. pengumpulan data menggunakan instrumen berupa
angket untuk mengetahui minat dan metode sport
D. Metode Identifikasi Bakat search untuk mengetahui bakat pada anak-anak usia
Pengidentifikasian bakat dapat dilakukan dini tersebut.
dengan
2 metode (Trianda, 2010) : IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Seleksi Alam (Cara Sederhana) Proses identifikasi bakat melalui tes dan
Seleksi alam merupakan pendekatan yang pengukuran sesuai dengan prosedur yang ada di
normal dan merupakan cara pengembangan sport search yaitu: tinggi badan, tinggi duduk, berat
alam dalam olahraga tertentu. Seleksi ini badan, rentang lengan, lempar tangkap bola tenis,
menganggap bahwa atlet mengikuti olahraga lempar bola basket, loncat tegak, lari kelincahan,
tertentu sebagai hasil dari pengaruh setempat, lari cepat 40 meter, dan lari multitahap. Hasil dari
misalnya tradisi sekolah, harapan orang tua, atau tes dan pengukuran terhadap 30 anak dengan
teman sebaya. rentang usia
2. Seleksi Ilmiah (Cara Canggih) 11-14 tahun tersebut kemudian di analisis
Seleksi ilmiah merupakan metode yang menggunakan software sport search dan di
digunakan untuk memilih calon atlet yang cantumkan pada grafik berikut:
memiliki potensi untuk dibina. Seleksi ilmiah
sedikit memerlukan waktu untuk mencapai Gambar 1. Grafik Bakat Cabang Olahraga
prestasi yang tinggi bila dibandingkan dengan
metode seleksi alam. Dengan pengujian ilmiah,
maka calon atlet yang berbakat secara ilmiah
diseleksi atau diarahkan pada cabang olahraga
yang sesuai [4].

E. Metode Sport Search


Sport Search adalah salah satu program yang
dikembangkan oleh komisi Olahraga Australia
(The Australian Sport Commision) sebagai bagian
dari AUSSIE SPORT, yakni suatu pendekatan
bangsa Australia secara menyeluruh terhadap
perkembangan olahraga junior. Sport search Keterangan:
: Sangat Potensial
merupakan metode untuk mengidentifikasi potensi : Potensial
bakat olahraga dengan tujuan membantu anak untuk : Cukup Potensial
menyesuaikan karakteristik dan potensi mereka [6].
Metode ini merupakan suatu inisiatif yang
memberikan sumbangan terhadap pendidikan dan Pada penelitian identifikasi bakat olahraga ini,
pengembangan anak dengan menekankan pada peneliti menggunakan 3 kategori pada cabang
kesenangan, permainan yang fair, pengembangan olahraga yang dimunculkan oleh software sport
keterampilan, pengajaran yang berkualitas, search dan sesuai dengan bakat pada anak usia dini
partisipasi secara maksimum, akses yang sebanding di suku jawa. Sesuai dengan data yang ada di tabel
serta peluang-peluang jiwa kepemimpinan di dalam tersebut, yang termasuk dalam kategori sangat
olahraga. Melalui berbagai program dan strategi, potensial yaitu: atletik dengan jumlah 15 anak
AUSSIE SPORT bertujuan untuk memperkaya (50%), selam 10 anak (33,3%), senam 4 anak
(13,3%), trampolin 0 (0%), akrobatik 0 (%), kungfu diberikan pada 30 responden. Dari proses
0 (0%), angkat beban 0 (0%) dan taekwondo 0 penyebaran angket tersebut kemudian di dapatkan
(0%). Untuk kategori potensial yaitu: atletik 14 hasil seperti yang di tunjukkan pada grafik berikut:
anak (46,6%), selam 5 anak (16,6%), senam 9 anak
(30%), trampolin 1 anak (3,3%), akrobatik 1 anak Gambar 2. Grafik Minat Cabang Olahraga
(3,3%), kungfu 0 (0%), angkat beban 0 (0%) dan
taekwondo 0 (0%). Sedangkan untuk kategori
cukup potensial yaitu: atletik 21 anak (70%), selam
0 (0%), senam 1 anak (3,3%), trampolin 4 anak
(13,3%), akrobatik 0 (0%), kungfu 2 anak
(6,6%), angkat beban 1 anak (3,3%) dan taekwondo
1 anak (3,3%).
Apabila ditinjau dari hasil analisis tersebut
terutama berdasarkan pada rangking 1 pada setiap
kategori, maka pada kategori sangat potensial yang
dimiliki oleh anak-anak usia dini tersebut adalah Grafik di atas menunjukkan bahwa minat anak-
pada cabang olahraga atletik (lari cepat). Lari cepat anak usia dini pada suku jawa adalah: sepak bola 18
sendiri memiliki karakteristik dimana indikator anak (60%), lari 4 anak (13,3%), tolak peluru 2 anak
kondisi fisik terutama unsur kecepatan sangat (6,6%), bulu tangkis 2 anak (6,6%), senam 2 anak
dominan. Hal tersebut sesuai dengan hasil yang di (6,6%), bola basket 1 anak (3,3%) dan parkour 1
dapatkan dalam item tes yang ada di sport search, anak (3,3%).
sekitar 50% dari responden memiliki nilai lari 40 Berdasarkan data di atas maka peneliti
meter dan lari kelincahan dengan kategori high. berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang
Pada indikator lari 40 meter dan kelincahan mempengaruhi para anak didik sehingga mereka
sangat di pengaruhi oleh unsur kecepatan, dimana memilih dan meminati cabang olahraga sepak bola.
kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan Analisis peneliti yaitu dari faktor eksternal,
seseorang ketika melakukan gerakan dalam waktu dikarenakan olahraga sepak bola merupakan salah
sesingkat mungkin. satu cabang olahraga yang paling populer di dunia
Untuk kategori potensial pada rangking pertama dan di Indonesia. Terkait dari hal itu, pertunjukkan
yaitu cabang olahraga atletik tetapi pada nomor piala dunia yang baru usai tentunya juga
long and triple jump (lompat jangkit). Lompat mempengaruhi faktor psikis seorang anak usia dini
jangkit merupakan nomor dalam atletik yang cukup sehingga membuat mereka cenderung lebih tertarik
menarik karena di dalamnya terdapat unsur pada cabang olahraga tersebut.
kompetitif yang sangat tinggi. Pada nomor atletik Uraian pembahasan hasil penelitian diatas
ini ditentukan oleh beberapa indikator kondisi fisik menunjukkan bahwa data dari hasil tes dan
diantaranya daya ledak otot tungkai, kecepatan, pengukuran dengan menggunakan software sport
kekuatan dan koordinasi yang cukup tinggi. Hal search memiliki kesesuaian pada beberapa indikator
tersebut sesuai dengan hasil yang di tunjukkan oleh meskipun tidak secara langsung mengacu pada
sport search dimana 14 anak (46,6%) memiliki nilai cabang olahraga yang paling dominan diminati
vertical jump dengan kategori menengah dan lari 40 yaitu sepak bola (60%). Data dari sport search
meter dengan kategori high. Dengan karakteristik menunjukkan bahwa anak-anak usia dini tersebut
tersebut maka lompat jangkit memiliki transfer skill berbakat dalam cabang olahraga atletik dengan
yang erat kaitannya dengan beberapa nomor dalam kategori sangat potensial pada lari cepat, potensial
atletik lainnya seperti lari sprint dan lari gawang. pada lompat jangkit dan cukup potensial pada lari
Sedangkan dalam kategori cukup potensial pada gawang. Ketiga nomor atletik tersebut merupakan
rangking pertama juga pada cabang olahraga atletik beberapa indikator kondisi fisik yang penting dan
nomor hurdles, high jump, long and triple jump dan dominan dalam cabang olahraga sepakbola. Karena
sprint running dengan jumlah keseluruhan 21 anak ketiga nomor atletik tersebut membutuhkan
(70%) dari 30 responden. Hurdles (lari gawang) beberapa unsur yang baik seperti lari cepat 40
merupakan nomor yang mendominasi dengan meter, kelincahan dan vertical jump. Lari cepat 40
jumlah 11 anak yang berpotensi pada cabang meter dapat dikaitkan pada lari sprint ketika
olahraga tersebut. Karakteristik lari gawang hampir seorang pemain sepakbola berlari dengan
sama dengan beberapa nomor atletik yang lainnya membawa bola maupun berlari tanpa bola.
seperti lari cepat dan lompat jangkit. Daya ledak Kelincahan erat kaitannya dengan tehnik dribbling,
otot tungkai (vertical jump) merupakan indikator dimana seorang pemain sepakbola membutuhkan
yang sangat berpengaruh pada nomor atletik ini. unsur kelincahan ketika menggiring bola dan
Langkah selanjutnya untuk mengetahui minat melewati hadangan dari lawan bermainnya.
cabang olahraga pada anak-anak usia dini tersebut, Kemudian vertical jump juga memiliki peran
peneliti menggunakan instrument angket yang penting dalam olahraga sepak bola,
terutama ketika seorang pemain sepak bola pada anak usia dini dengan menggunakan software
melakukan tehnik heading. sport search maka perlu diberikan latihan yang
Sedangkan pada cabang olahraga kedua yang sesuai dengan kebutuhan agar mampu mencapai
diminati adalah cabang olahraga lari (13,3%). prestasi yang maksimal. Hasil dari sport search
Cabang olahraga ini sesuai dengan dengan data menunjukkan bahwa anak-anak usia dini tersebut
yang diperoleh dari sport search pada kategori memiliki potensi yang tinggi untuk dibina dalam
sangat potensial. Hasil dari data tersebut cabang olahraga atletik khususnya lari cepat,
menunjukkan bahwa cabang olahraga yang lompat jangkit dan lari gawang. Maka para pelatih
sangat potensial
dan guru diharapkan mampu memberikan model
keterbakatannya dengan anak didik adalah lari cepat
latihan beserta porsi yang sesuai untuk menggali
dengan persentase 50 % (15 anak). Untuk cabang
dan meningkatkan potensi bakat yang ada pada
olahraga ketiga yang diminati adalah tolak peluru.
mereka.
Cabang olahraga tersebut membutuhkan vertical
jump yang cukup baik. Karena ketika melakukan
V. KESIMPULAN
gerakan menolak peluru, otot yang ikut serta salah
Kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian
satunya adalah otot kaki untuk menahan tumpuan
diatas adalah, pada anak usia dini di suku jawa
dan ketika melakukan awalan. Hal tersebut sesuai
tersebut berpotensi dan memiliki bakat pada cabang
dengan hasil dari tes dan pengukuran sport search
olahraga atletik pada beberapa nomor yaitu: 1. Lari
pada kategori potensial. Salah satu indikator di
cepat (sangat potensial), 2. Lompat jangkit
dalamnya menunjukkan bahwa nilai vertical jump
(potensial) dan 3. Lari gawang (cukup potensial).
masuk dalam kategori menengah sebanyak 46,6%
Sedangkan pada peringkat 3 besar cabang olahraga
(14 anak).
yang diminati anak-anak usia dini tersebut adalah:
Tentunya terdapat beberapa faktor yang
1. sepak bola 18 anak (60%), lari 4 anak (13,3%),
mempengaruhi kondisi fisik anak-anak tersebut
tolak peluru 2 anak (6,6%). Para pelatih dan guru
sehingga mereka memiliki keunggulan pada segi
dapat menggunakan data tersebut sebagai acuan
kekuatan otot tungkai, sehingga data dari hasil
ketika ingin meningkatkan kemampuan atau skill
sport search menunjukkan potensi dan
dan membangun prestasi pada beberapa cabang
keterbakatannya mendominasi pada cabang
olahraga sesuai dengan potensi yang dimiliki para
olahraga atletik pada beberapa nomor. Salah satu
anak didiknya. Berdasarkan data tersebut juga para
faktor yang berperan yaitu terkait dengan minat
pelatih dan guru juga dapat meningkatkan
cabang olahraga yang mereka sukai yaitu sepak
kemampuan atau skill dan membangun prestasi
bola. Karena ketika seseeorang atau anak-anak
pada beberapa cabang olahraga sesuai dengan
menyukai cabang olahraga tersebut, maka mereka
beberapa cabang olahraga yang diminati oleh para
akan sering memainkannya secara intensif. Hal
anak didiknya.
tersebut tentunya mempengaruhi kondisi fisik
Potensi keterbakatan pada cabang olahraga yang
mereka terutama pada segi kekuatan otot tungkai.
dimiliki oleh para anak usia dini tersebut secara
Faktor pendukung yang lainnya yaitu rata-rata
tidak langsung memang tidak sesuai dengan
dari para anak usia dini tersebut berangkat ke
beberapa cabang olahraga yang mereka minati.
sekolah dengan mengendarai sepeda. Aktivitas fisik
Tetapi terdapat beberapa kesesuaian dan keterkaitan
mengayuh sepeda secara terus menerus secara tidak
indikator kondisi fisik pada cabang olahraga yang
langsung merupakan salah satu cara untuk melatih
di munculkan oleh sport search, ketika dikaitkan
dan meningkatkan kekuatan otot kaki dan kekuatan
dengan beberapa cabang olahraga yang mereka
otot tungkai mereka. Meskipun aktivitas keseharian
minati.
tersebut tidak dilakukan secara sistematis dan
terstruktur layaknya program latihan yang sesuai
VI. SARAN
prosedur, tetapi secara tidak langsung hal tersebut
1. Upaya untuk mendapatkan calon atlet dengan
berpengaruh pada kondisi fisik mereka (kekuatan
melakukan proses identifikasi sejak dini dengan
otot tungkai). Oleh karena itu peneliti berasumsi
menggunakan metode sport search sangat
bahwa faktor utama yang membuat para anak didik
direkomendasikan karena sangat efektif untuk
di suku jawa berpotensi dan berbakat pada cabang
mengetahui potensi dan keterbakatan yang
olahraga atletik di beberapa nomor yaitu karena
belum diketahui.
kontribusi dari aktivitas fisik keseharian mereka
2. Lebih baik lagi apabila mendatangkan para
yang lebih dominan menggunakan kekuatan kaki
pelatih dari dalam maupun luar daerah yang
dan otot tungkai.
professional dalam hal pembinaan dan
Hasil penelitian beserta analisis pembahasan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak
tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
dan dasar bagi para pelatih serta para guru untuk usia dini terutama di suku jawa.
mengidentifikasi keterbakatan cabang olahraga
sejak dini. Setelah mendapatkan data identifikasi
UCAPAN TERIMA KASIH
Artikel ini merupakan bagian penelitian dari
kemenristekdikti skim Penelitian Dosen Pemula
tahun anggaran 2017-2018.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Permana, A. (2013). Bakat Olah Raga Suku Melayu di
Kalimantan Barat (Deskripsi Tentang Potensi Bakat Olahraga Usia 11-14
Tahun Suku Melayu di Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Olahraga, 2(2),
126-133.
[2] Sungkowono, Haryono S. (2013). Minat dan Bakat
Olahraga Siswa SD dan SMP di Kabupaten Demak Tahun
2014. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 2, 106-
113.
[3] Syafruddin. (2012). Ilmu Kepelatihan Olahraga. UNP Press: Padang
[4] Trianda, R. Y. (2010). Identifikasi Bakat Siswa Sekolah
Dasar Negeri se-Kecamatan Ngemplak Boyolali Tahun
2008,. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
[5] Zainal A, Ilham SF dan Putra S. (2017). Identifikasi Bakat Olahraga Siswa
Sekolah Dasar Di Pontianak Barat. Jurnal Pendidikan Olahraga, 6(2), 129-
139.
[6] Isfiani T, Soetardji, Dwikusworo EP. (2013). Potensi Bakat Olahraga Siswa
Sekolah Dasar Negeri 01 Kerangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten
Kendal, Journal of Sport Science and Fitness 2(2): p.35-38.
[7] Suntoro, F. E. (2013). Survey Pemanduan Bakat Atlet Cabang Olahraga
Sepakbola pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V Di SD Negeri
Karanganyar 01 Semarang Tahun 2012/2013. Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi .
[8] Jamalong, A. (2014). Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional secara
Dini Melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pusat
Pembinaan dan Laatihan Mahasiswa (PPLM). Jurnal Pendidikan Olahraga,
3(2),
156-168.
[9] Nuruddin, PBS. (2012). Pengembangan Instrumen
Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Anggar Menuju Atlet
2022. Jurnal Ilmiah SPIRIT, 12(3), 33-47.
[10] Maksum, A. (2008). Psikologi Olahraga, Teori dan
Aplikasi. Surabaya: Unesa University Press.
[11] Islahuzzman, N. (2010). Identifikasi Bakat Usia Dini Siswa
SD-SMP Surakarta, Paedagogia. Jurnal FKIP UNS, 13(1),
61-69.
[12] Kusnanik, M. W. (2014). Kusnanik MW, 2014, Model Pengukuran
Antropometrik, Fisiologis, dan Biomotorik Dalam Mengidentifikasi Bibit
Atlet Berbakat Cabang Olahraga Sepakbola, Prosiding, Pertemuan Ilmiah Ilmu
Keolahragaan Nasional 2014,. Penerapan Iptek dan Penguatan Ilmu
Keolahragaan Dalam Mendukung Prestasi Olahraga Nasional, (hal. 146-
157).
[13] Candra, AT (2016). Studi Tentang Kemampuan Lompat Tegak Siswa
Sekolah Dasar Negeri Berdasarkan Perbedaan Geografis Sebagai
Identifikasi Bakat Olahraga. Jurnal SPORTIF, 2(2), 1-14.
[14] Faizin, N. (2015). Identifikasi Bakat Olahraga Cabang
Bola Basket Dengan Metode Sport Search pada Siswa KU
11-15 Tahun Asrama Marsudirini Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang
Tahun 2014/2015,. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Kepelatihan.
[15] Suryadi, L. E. (2015). Identifikasi Bakat Olahraga di Pulau
Lombok ( Perbandingan Bakat Olahraga Usia 11-14 Tahun Ditinjau Dari
Dataran Rendah dan Tinggi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai